Anda di halaman 1dari 8

LEKSIKON BUDAYA DALAM TRADISI ANTAR AJONG

PADA MASYARAKAT MELAYU SAMBAS

Sri Kurnia, Sisilya Saman, Agus Syahrani


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UntanPontianak
surel: srikurnia896@gmail.com

Abstract
The antar ajong tradition found in Sambas Malay society is one among the richness
of the Sambas community in a culture. The purpose of cultural lexicon research in
inter ajong tradition is to know the form, the lexical meaning, the cultural meaning,
and the supplement of the text of Indonesian language learning Curriculum 2013.
The method used in this research is descriptive method and using ethnolinguistic
approach. Sources of data studied in the form of speech from informants containing
cultural lexicon contained in antar ajong tradition in the form of words and phrases.
Techniques used in this study, namely interviews, proficient, and record. Data
collection tool in the form of recorder, camera, and stationery. Based on the research
conducted, the data collected was gathered by 106 cultural lexicons in antar ajong
tradition in Sambas Malay society. Cultural lexicon in inter ajong tradition in this
research consists of three forms, the word in the form of monomorfemis and
polymorphism and phrase. The lingual unit of monomorphism is 80 words. The
lingual unit in the form of polymorphism is 7 words. The lingual unit of the phrase is
25 words. The term has a lexical meaning totaling 82 words and which has a cultural
meaning amounting to 106, while the cultural meaning in the form of spells is 4,
prohibited abstinence is 7, oral literature and cultural lexicon data contained in the
tradition of antar ajong total 106.

Keywords: lexicon, antar ajong tradition, Malay Sambas

PENDAHULUAN
Tradisi merupakan suatu gambaran Antar ajong adalah salah satu upacara
sikap dan perilaku manusia yang telah adat tradisional yang secara turun temurun
berproses dalam waktu lama dan dilakukan dilaksanakan oleh masyarakat Melayu
secara turun-temurun dimulai dari nenek Sambas di Kabupaten Sambas tepatnya di
moyang. Tradisi yang telah membudaya Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran,
akan menjadi sumber dalam berakhlak dan dan Kecamatan Teluk Keramat untuk
berbudi pekerti seseorang. Tradisi atau menanam padi yang dilaksanakan setiap
kebiasaan, dalam pengertian yang paling tahun pada masa bercocok tanamn tiba.
sederhana adalah sesuatu yang telah Ritual antar ajong merupakan kegiatan
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi yang masih dilakukan dengan cara
bagian dari kehidupan suatu kelompok tradisional yang di dalamnya terkandung
masyarakat, biasanya dari suatu negara, unsur-unsur tradisi yang mengikutinya
kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. yaitu dengan menghanyutkan sebuah ajong
Hal yang paling mendasar dari tradisi ke laut yang di dalamnya terdapat sesajen
adalah adanya informasi yang diteruskan untuk memberikan persembahan kepada
dari generasi ke generasi baik tertulis hantu laut. Ritual ini bertujuan agar hasil
maupun lisan, karena tanpa adanya ini, panen mereka bagus, terhindar dari
suatu tradisi dapat punah. serangan-serangan hama yang biasanya

1
merusak tanaman padi mereka, dan hasil banyak mengenai tradisi antar ajong yang
panen yang melimpah. masih sedikit diketahui oleh masyarakat
Ritual dalam tradisi antar ajong tentang makna diadakannya acara ini,
diawali dengan musyawarah dan karena masyarakat hanya mengetahui
permohonan doa, dilanjutkan dengan secara umum saja. Kedua, men-
upacara “besiak” dimalam yang dipimpin dokumentasikan dan menginventarisasikan
oleh seorang pawang dan didampingi oleh tahapan-tahapan dalam prosesi antar ajong
peradi (asisten dukun yang menjembatani dari prapelaksanaan, pelaksanaan dan
komunikasi dengan roh). Saat pemanggilan pascapelaksanaan. Ketiga, peneliti ingin
roh-roh jahat dilakukan, peradi dan pawang mengenalkan kepada masyarakat luar yang
melantunkan syair yang bersahut-sahutan bukan masyarakat Melayu Sambas agar
yang diiringi lagu-lagu khusus dan pukulan mereka juga mengetahui tentang seni
gendang-gendang. Apabila pawang sudah budaya masyarakat Melayu Sambas selain
dirasuki oleh roh-roh tersebut, maka peradi radat, tari jepin, syair.
mulai berkomunikasi dengan pawang dan Alasan peneliti memilih tempat
menyatakan maksud pemanggilnya. penelitian di Desa Tanah Hitam,
Terkadang pawang bertingkah aneh-aneh, Kecamatan Paloh karena di daerah ini
ada kalanya memanjat di atas atap rumah, merupakan daerah pertama kalinya
dan pohon. Setelah itu, ia akan mengelilingi diadakan antar ajong dan masih dilakukan
ajong sambil menaburkan ratteh atau sampai sekarang oleh masyarakat Melayu
mengipasinya dengan mayang pinang. Sambas khususnya di daerah Paloh. Antar
Biasanya ia juga minta dihibur dulu dengan ajong juga dilakukan di Desa Kalimantan
nyanyian dan tarian. Tak heran dalam dan Desa Matang Danau. Tetapi tradisi
prosesi ini, beberapa penari radat sudah yang dilakukan itu sama, waktu dan tempat
disiapkan. Apabila acara hiburan sudah yang berbeda.
selesai dan setelah mendapat aba-aba dari Masalah umum dalam penelitian ini
pawang, lalu mereka memanggul ajong adalah berkaitan dengan inventarisasi dan
tersebut. Aba-aba yang diberikan berupa deskripsi “Leksikon Budaya dalam Tradisi
shalawat nabi, kemudian mereka berlari Antar Ajong pada Masyarakat Melayu
sejadi-jadinya menuju laut. Penonton Sambas?”. Masalah khusus dalam
bersorak sorai melihatnya. Ajong di dorong penelitian ini adalah sebagai berikut:
ke tengah melawan ombak. Mereka baru Pertama, bagaimana bentuk leksikon
akan kembali ke daratan setelah ajong budaya dalam tradisi antar ajong pada
dinilai aman berlayar. masyarakat Melayu Sambas? Kedua,
Leksikon adalah kekayaan kata yang bagaimana arti leksikon budaya dalam
dimiliki suatu bahasa; komponen bahasa tradisi antar ajong pada masyarakat Melayu
yang memuat semua informasi tentang Sambas? Ketiga, bagaimana makna kultural
makna dan pemakaian kata dalam bahasa. dalam leksikon budaya tradisi antar ajong
Kalau leksikon disamakan dengan kosakata pada masyarakat Melayu Sambas
atau perbendaharaan kata, maka leksem berdasarkan mantra, pantang larang, mitos,
dapat disamakan dengan kata. Penelitian ini dan sastra lisan? Keempat, bagaimana
meneliti leksikon budaya yang terdapat bentuk suplemen bahan teks pembelajaran
dalam tradisi antar ajong pada masyarakat bahasa Indonesia Kurikulum 2013
Melayu Sambas. Leksikon tersebut berdasarkan tradisi antar ajong pada
mencakup benda-benda budaya, proses, masyarakat Melayu Sambas?
alat, waktu, pelaku, hewan, dan sanksi. Tujuan umum penelitian ini
Ada beberapa alasan mengenai menginventarisasi dan mendeskripsikan
leksikon budaya dalam tradisi antar ajong tentang “Leksikon Budaya dalam Tradisi
pada masyarakat Melayu Sambas adalah Antar Ajong pada Masyarakat Melayu
sebagai berikut. Pertama, mengetahui lebih Sambas”. Tujuan khusus dalam penelitian

2
ini terbagi menjadi empat bagian. Pertama, misteri atau ilusif (tidak mudah ditangkap
pendeskripsian bentuk satuan lingual atau dipegang. Maksudnya arti itu benar-
leksikon budaya dalam tradisi antar ajong benar ada atau diyakini ada, namun sulit
pada masyarakat Melayu Sambas. Kedua, diungkapkan. Istilah makna (sense)
pendeskripsian arti leksikon budaya dalam memang juga berkaitan dengan istilah
tradisi antar ajong pada masyarakat Melayu “arti”, namun sifatkhasnya berbeda.
Sambas. Ketiga, pendeskripsian makna Menurut Kreidler (dalam Subroto, 2011:
kultural dalam leksikon budaya tradisi antar 23—24) bahwa arti (makna) sebuah kata
ajong pada masyarakat Melayu Sambas bergantung pada hubungan atau relasinya
berdasarkan mantra, pantang larang, mitos, dengan kata-kata lain dalam sebuah tuturan.
dan sastra lisan. Keempat, menghasilkan Leksem-leksem dalam sebuah tuturan tidak
suplemen bahan teks pembelajaran bahasa hanya mempunyai arti tetapi juga memberi
Indonesia Kurikulum 2013 berdasarkan sumbangan pada arti tuturan itu.
tradisi antar ajong pada masyarakat Melayu Semantik ialah telaah makna atau ilmu
Sambas. yang membahas tentang makna. Semantik
Objek sasaran penelitian linguistik mempelajari tentang lambang-lambang atau
adalah bahasa. Bahasa yang dimaksud tanda-tanda yang menyatakan sebuah
adalah bahasa manusia (Pateda, 2010:2). makna, hubungan antara makna yang satu
Bahasa manusia yang dimaksudkan adalah dengan yang lainnya, serta hubungannya
bahasa keseharian biasa yang digunakan dengan manusia dan masyarakat. Oleh
manusia yang berkelompok-kelompok karena itu, semantik mencakup makna-
membentuk berbagai masyarakat penutur makna kata, perkembangan serta perubahan
yang ada tersebar di seluruh dunia yang terjadi. Tarigan (2010:7)
(Sudaryanto, 1995:2). Bahasa yang diteliti Menurut Subroto (2011:31—32)
oleh linguistik adalah bahasa manusia mengatakan bahwa arti leksikal adalah arti
(human language). Bentuk satuan lingual yang terkandung dalam kata-kata sebuah
yang akan digunakan dalam penelitian ini bahasa yang lebih kurang bersifat tetap.
adalah kata dan frasa. Menurut Ramlan Selanjutnya Subroto menjelaskan bahwa
mengatakan bahwa “Kata adalah satuan arti leksikal di sini biasanya berkaitan
paling kecil yang bebas dengan kata lain, dengan arti leksikal kata-kata tunggal
setiap satu satuan bebas merupakan kata.” (monomorphemic, word). Arti leksikal itu
Kata yang paling mendasar (asli dan belum sifatnya masih umum, generik, sebagai
mengalami perubahan bentuk) disebut ancar-ancar. Arti yang sifatnya spesifik
dengan kata dasar. (makna diketahui dalam hubungan konteks
Menurut Ramlan (2012:151) “Frasa kalimat. Arti kultural sebuah bahasa adalah
adalah satuan gramatikal yang terdiri dari arti yang secara khas aspek kebudayaannya.
dua kata atau lebih yang tidak melampaui Pendapat juga menuturkan bahwa arti
batas fungsi unsur klausa. Chaer kultural itu begitu khasnya sehingga hampir
berpendapat bahwa pengertian frasa ialah tidal mungkin diterjemahkan ke dalam
saatuan gramatik yang berupa gabungan bahasa lain (Subroto, 2011:36). Arti
kata yang memiliki sifat nonpredikatif, kultural dalam suatu masyarakat pada
Chaer juga mengungkapkan macam frasa umumnya dikaitkan dengan siklus
ada tiga yakni ialah (1) frasa endosentrik kehidupan mulai dari saat lahir sampai
yang sering disebut dengan frasa dengan kematian. Banyak juga dikaitkan
subordinatif atau modifikatif, (2) frasa dengan upacara-upacara mencari
eksosentris, (3) frasa koordinatif, dan (4) kehidupan.
frasa apositif. (Chaer, 2015:222-225).” Makna kultural adalah makna bahasa
Pemahaman arti dan makna adalah yang dimiliki masyarakat dalam hubungan
sebagai berikut. Menurut Subroto (2011: antara budaya tertentu. Memahami suatu
12) “Arti bahasa atau arti lingual bersifat buaya berarti menentukan dan menafsirkan

3
sistem tanda budaya tersebut, tanda tidak yang ada, sehingga data yang dihasilkan
mempunyai makna atau konsep tertentu sifatnya potret atau paparan seperti apa
akan tetapu simbol merupakan petunjuk adanya. Penelitian ini menggunakan metode
yang semata-mata menghasilkan makna deskriptif untuk memberikan gambaran
melalui interprestasi. tentang bentuk leksikon, arti leksikon,
Kridalaksana (2009:14) menyatakan makna kultural, dan bentuk suplemen bahan
bahwa analisis komponen makna teks pembelajaran bahasa Indonesia
merupakan penyelidikan makna dengan Kurikulum 2013 dalam leksikon budaya
memecahnya menjadi beberapa komponen. dalam tradisi antar ajong pada masyarakat
Dengan membagi-bagi makna tersebut Melayu Sambas.
menjadi komponen-komponen, dimungkin- Bentuk penelitian yang digunakan
kan ditemukan kandungan atau komposisi dalam penelitian ini adalah bentuk
makna secara jelas dan rinci. penelitian kualitatif. Bentuk penelitian
Definisi folklor secara keseluruhan: kualitatif merupakan kata-kata tertulis atau
folklor adalah sebagian kebudayaan suatu lisan dari orang-orang atau pelaku yang
kolektif,yang tersebar dan diwariskan diamati. Bentuk penelitian kualitatif
turun-temurun, di antara kolektif macam merupakan bentuk penelitian yang
apa saja, secara tradisional dalam versi menjelaskan setiap unsur atau data dan
yang berbeda, baik dalam bentuk lisan disertai penjelasan yang rinci bukan
maupun contoh yang disertai dengan gerak dengan bentuk angka-angka, data yang
isyarat atau pembantu pengingat (mucmonic dikumpulkan sesuai dengan masalah yang
device). (Danandjaya, 2002: 1—2)” dibicarakan.
Kajian etnolinguistik yang sering Sumber data dalam penelitian ini
dikenal dengan antropolinguistik adalah ketua adat, peradi dukun dan tokoh
merupakan cabang linguistik yang masyarakat yang benar-benar mengatahui
mempelajari variasi dan penggunaan bahasa tentang tradisi antar ajong yang merupakan
dalam hubungannya dengan perkembangan penutur asli bahasa Melayu Sambas. Data
waktu, perbedaan tempat komunikasi, dalam penelitian ini adalah leksikon budaya
sistem kekerabatan, pengaruh kebiasaan dalam tradisi antar ajong pada masyarakat
etnik, kepercayaan, etika berbahasa, adat- Melayu Sambas. Data leksikon budaya
istiadat dan pola-pola kebudayaan lain dari dalam tradisi antar ajong tersebut yang
suatu suku bangsa (Sibarani, 2004:50). dimaksud adalah benda-benda budaya,
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada proses, alat, waktu, pelaku, mantra, mitos,
hakikatnya adalah membelajarkan peserta pantang larang, dan sastra lisan.
didik tentang keterampilan berbahasa Teknik yang dilakukan peneliti dalam
Indonesia yang baik dan benar sesuai tujuan mendapatkan data di lapangan yakni teknik
dan fungsinya. Untuk mengimplementasi- wawancara, teknik capak semuka, teknik
kan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia catat, dan teknik rekam. Teknik wawancara
tersebut, maka pembelajaran Bahasa yang digunakan peneliti untuk mengetahui
Indonesia dalam Kurikulum 2013 disajikan kebenaran masalah yang diteliti dengan
dengan menggunakan pendekatan berbasis melakukan percakapan langsung terhadap
teks. Teks dapat berwujud teks tertulis informan. Teknik cakap semuka ini
maupun teks lisan. maksudnya seorang peneliti langsung
medatangi setiap daerah pengamatan dan
METODE PENELITIAN melakukan percakapan terhadap informan.
Metode yang digunakan dalam Apapun hal yang dibicarakan bersumber
penelitian ini adalah metode deskriptif. dari pancingan yang berupa daftar
Metode penelitian deskriptif merupakan pertanyaan (Mahsun, 201: 128). Teknik
metode yang memberikan gambaran catat ini merupakan teknik yang penting
tentang objek penelitian berdasarkan fakta untuk dilakukan seorang peneliti. Teknik

4
ini dilakukan karena dikhawatir-kan menafsirkan data yang memanfaatkan
rekaman tidak memberikan hasil yang baik. sesuatu yang lain di luar data untuk
Teknik ini hanya dapat digunakan pada saat keperluan pengecekan atau sebagai banding
penerapan teknik cakap semuka. Status terhadap data itu.
teknik ini bersifat melengkapi kegiatan Teknik analisis data yang digunakan
penyediaan data dengan teknik catat. dalam penelitian ini adalah teknik analisis
Adanya teknik ini, teknik yang dicatat dapat data kualitatif. Teknik analisis data
dicek kembali dengan rekaman yang kualitatif ialah peneliti menyajikan data
dihasilkan (Mahsun, 2012: 132). yang dimulai dengan menelaah seluruh data
Alat yang digunakan dalam yang tersedia dari beberapa informan. Data
pengumpulan data dalam penelitian ini yang telah diperoleh dikelompokkan atau
meliputi pedoman wawancara, buku diklasifikasikan dan dianalisis sesuai
catatan, kamera, dan alat perekam suara. dengan masalah-masalah penelitian.
Pedoman wawancara memiliki fungsi
menjadi acuan bagi peneliti untuk HASIL PENELITIAN DAN
mengajukan pertanyaan kepada informan, PEMBAHASAN
supaya data yang dihasilkan dalam Berdasarkan masalah yang terdapat
wawancara tersebut sesuai dengan masalah dalam penelitian ini, pembahasan pada bab
penelitian. Daftar pertanyaan yang ini dibagi menjadi empat bagian.
digunakan sebagai acuan untuk Pembahasan tersebut meliputi bentuk
mendapatkan data. Lembar catatan satuan lingual, arti leksikon, makna kultural
digunakan untuk mencatat hal-hal penting dan bentuk suplemen bahan teks
yang berhubungan dengan penelitian. pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kamera digunakan peneliti untuk Berdasarkan analisis bentuk satuan
mendokumentasikan segala proses lingual dalam penelitian ini ditemukan dua
pelaksanaan dalam tradisi antar ajong jenis bentuk satuan lingual yakni kata dan
mulai dari prapelaksanaan, pelaksanaan, frasa. Bentuk satuan lingual kata ditemukan
hingga pascapelaksanaan, dan segala dua jenis yakni monomorfemis dan
sesuatu yang berhubungan dengan polimorfemis.
penelitian. Alat rekam digunakan untuk Jenis monomorfemis terbagi lagi
merekam pembicaraan penutur tentang menjadi 8 jenisnya yaitu leksikon yang
leksikon budaya dalam tradisi antar ajong menunjukkan benda-benda budaya, proses,
pada masyarakat Melayu Sambas. alat-alat, bahan, pelaku, waktu, hewan, dan
Peneliti melakukan uji keabsahan data sanksi sebanyak 80. Adapun jenis
dengan cara ketekunan pengamatan dan monomorfemis berupa benda-benda budaya
triangulasi. Meningkatkan ketekunan ditemukan leksikon [ayunan] merupakan
berarti melakukan pengamatan secara lebih kata yang memiliki satu morfem.
cermat dan berkesinambungan. Dengan Berdasarkan distribusinya, leksikon ayunan
meningkatkan ketekunan, peneliti dapat digolongkan sebagai morfem bebas, karena
melakukan pengecekan kembali apakah leksikon ayunan ini bisa berdiri sendiri
data yang telah didapatkan valid atau tidak. sebagai kata tanpa harus dibantu oleh
Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti morfem lain dan tanpa morfem lain pun
dapat memberikan deskripsi data yang berdasarkan referennya kata ayunan ini
akurat dan sistematis (Sugiyono, 2015: memiliki arti tersendiri. Ditinjau dari satuan
370). Ketekunan pengamatan ini juga akan gramatikalnya, bentuk ini tergolong ke
membuat peneliti lebih teliti dalam leksikon dalam bentuk monomorfemis atau kata
budaya dalam tradisi antar ajong pada tunggal, karena terdiri dari satu morfem.
masyarakat Melayu Sambas. Menurut Jenis polimorfemis ditemukan 6 jenis
Moleong (2006:330) “Triangulasi adalah afiksasi dan reduplikasi. Satu di antara
teknik pemeriksaan keabsahan data yang afiksasi nasal-m adalah leksikon [mahat]

5
‘memahat’ tergolong bentuk polimorfemis buaian: Ibu menidurkan adik di ~ Ayunan
karena mahat berasal dari nomina pahat dan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mendapatkan imbuhan nasal m-, sehingga perkakas yang bergantung berbahan dasar
bentuk nomina pahat akan berubah menjadi rotan yang digunakan dalam ritual besiak
verba ketika sudah mendapatkan imbuhan pada tradisi antar ajong karena sudah
nasal. Sedangkan polimorfemis jenis digunakan sejak zaman kerajaan
reduplikasi ditemukan 1 jenis yaitu kesultanan, dan tetap digunakan sampai
leksikon [urang-urangan] ‘orang-orangan’ sekarang. Ayunan ini biasanya ada di dalam
tergolong bentuk polimorfemis karena rumah untuk menidurkan bayi, tetapi
urang-urangan berasal dari nomina orang ayunan yang dimaksud di sini adalah
dan mendapatkan pengulangan kata, ayunan yang digunakan oleh pawang
sehingga bentuk nomina orang akan tetap (dukun) dalam suatu ritual tradisi antar
menjadi bentuk nomina ketika sudah ajong dengan tujuan untuk mengundang
mendapat pengulangan kata. makhluk gaib agar datang menyaksikan
Berdasarkan bentuk satuan lingual ritual yang telah dilaksanakan baik yang di
ditemukan 25 bentuk satuan lingual frasa kayangan, di laut, di teluk-teluk, dan di
arti leksikon yang menunjukkan benda- darat. Ayunan ini hanya dibentangkan pada
benda budaya, proses, alat-alat, bahan, saat akan melakukan ritual besiak sebelum
pelaku, waktu, hewan, dan sanksi. Satu di antar ajong dilaksanakan. Ayunan harus
antaranya adalah leksikon joddoh merah digunakan pada saat ritual besiak dalam
merupakan sesajen yang digunakan untuk antar ajong karena pada saat ritual besiak
ritual besiak dalam tradisi antar ajong yang dilakukan sampai menghanyutkan perahu
diletakkan dalam ceper dan dalam ajong. ajong ke laut artinya menandakan adanya
Joddoh merah termasuk endosentrik. Kata pesta untuk menyambut kedatangan
joddoh berkategori nomina dan menjadi inti seseorang dan semua orang dengan suka ria
frasa, sedangkan kata merah berkategori menantikan kehadiran orang (makhluk
adjektiva yang menjadi atribut joddoh. gaib) tersebut. Selain itu, ayunan sangat
Penggabungan dua kata tersebut disukai oleh makhluk gaib, ayunan
menghasilkan bentuk baru yang berupa disiapkan agar mereka bisa berayun-ayun
frasa nominal dan bertipe endosentrik. sambil menyaksikan ritual yang telah di
persembahkan. Ayunan dibentangkan di
teras rumah ketua adat dengan posisi
melengkung menyerupai huruf abjad ‘u’.
Tidak hanya itu, tenda juga sudah ada
disiapkan, di setiap pinggir tali ayunan itu
diberi macam-macam kue, pisang, dan tebu
masing-masing satu butir. Panjang ayunan
kira-kira tiga meter, dan tali untuk mengikat
rotan kira-kira satu meter, dan kayu rotan
Gambar 1 yang berukuran kecil sebanyak dua batang.
Joddoh Merah
Kue ini digunakan dalam ritual besiak
Berdasarkan arti leksikal yang
menunjukkan benda-benda budaya, proses,
alat-alat, bahan, pelaku, waktu, hewan, dan
sanksi ditemukan 82. Satu di antaranya
adalah leksikon [ayunan]. Menurut KBBI
kata [ayunan] merupakan perkakas yang
bergantung untuk menidurkan anak, terbuat Gambar 2
dari rotan, kain panjang, dan sebagainya; Ayunan

6
Ayunan digunakan untuk ritual besiak pada berbeda yang diberikan dari kedua desa
malam hari yang ada di Kecamatan Paloh, tepatnya di
Berdasarkan makna kultural leksikon Desa Tanah Hitam dan Desa Kalimantan
budaya ditemukan 3 mantra dalam tradisi karena kalau dari Desa Matang Danau
antar ajong. Satu di antaranya adalah kurang mengetahui tentang cerita adanya
mantra ketika melaksanakan ritual besiak. mengenai antar ajong.
Berdasarkan makna kultural ditemukan 7 Berdasarkan bentuk suplemen bahan teks
jenis pantang larang. Satu di antaranya pembelajaran Bahasa Indonesia kurikulum
adalah ketika berada di desa lain tidak 2013 kelas VII menghasilkan 1 teks
boleh tidur di rumahnya. Setelah antar deksripsi yang dilengkapi dengan
ajong dilaksanakan, perahu ajong (lancang pembahasan struktur dalam teks deskripsi
kuning) sudah dihanyutkan ke laut sekitar dan 1 teks prosedur dalam tradisi antar
pukul 13.00 siang maka pantang larang pun ajong. Adapun teks deskripsi yang
sudah diberlakukan oleh pawang (dukun) dihasilkan adalah mengenai ritual
dari waktu yang sudah ditentukan dan pemberitahuan kepada makhluk gain
sudah disepakati bersama. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan ritual besiak di Batu
apabila masyarakat Desa Kalimantan Bejamban. Ritual pemberitahuan kepada
berada di desa lain sewaktu pantang sudah makhluk gaib maksudnya adalah sebagai
ditentukan pukul 18.00 sore, maka tidak tanda penghormatan masyarakat kepada
diperbolehkan untuk tidur di rumahnya dan makhluk gaib untuk meminta izin kepada
harus tidur di desa lain. Masyarakat jin dan setan yang berkuasa di seluruh
meyakini bahwa jika orang Desa tempat seperti darat, sungai, laut, gunung,
Kalimantan pergi ke desa lain, kemudian teluk-teluk, dan keraton-keraton. Karena di
pulang lagi ke rumahnya, maka setiap daerah yang ada di dunia ini pasti ada
dikhawatirkan ia pulang akan diikuti oleh yang menguasainya yaitu jin dan setan. Kita
makhluk gaib yang ada di desa lain datang tidak boleh sembarangan menebang pohon
lagi ke kampung. Jadi pawang (dukun) dan membakar hutan karena dikhawatirkan
tidak ingin hal tersebut terjadi, sebab akan mengganggu makhluk gaib yang ada
makhluk gaib yang ada di Desa Kalimantan meninggali pohon-pohon tersebut.
sudah dibuang dan dihanyutkan ke laut Sedangkan teks pembelajaran Bahasa
melalui antar ajong tadi. Indonesia tingkat SMP kelas VII teks yang
Berdasarkan sastra lisan yang dihasilkan adalah 1 teks prosedur yang
ditemukan oleh peneliti dari tiga desa yaitu terdapat dalam tradisi antar ajong yaitu
Desa Tanah Hitam, Desa Kalimantan, dan mengenai cara pembuatan kue cucur yang
Desa Matang Danau terdapat sedikit disertai dengan struktur dalam prosedur.
perbedaan tentang adanya tradisi antar
ajong. Akan tetapi, walaupun demikian
tidak mengubah makna mengenai
diadakannya tradisi antar ajong ini. Satu di
antaranya adalah sastra lisan dari Desa
kalimantan sebagi berikut. Berdasarkan
sastra lisan di atas mengenai asal adanya
antar ajong, karena dulunya sebuah
kampung Desa Kalimantan adalah hutan
belantara. Setelah dibuka, pohon-pohon di
tebang dan rumput-rumput yang panjang di Gambar 3
tebas jadilah sebuah kampung walaupun Ritual Pemberitahuan
penduduknya tidak ramai dan rumah Ritual ini dilakukan sebelum melakukan
mereka pun hanya pondok-pondok kecil. ritual besiak
Cerita tentang adanya antar ajong ini saling

7
KESIMPULAN DAN SARAN yaitu bidang ilmu pragmatik tentang tindak
Simpulan tutur. Keempat, penelitian budaya dalam
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tradisi antar ajong dapat dilanjutkan pada
data yang berhasil dihimpun berjumalh 106 penelitian sastra yaitu mengenai sastra
leksikon budaya dalam tradisi antar ajong lisan terdapat dalam folklor yang ada pada
pada masyarakat Melayu Sambas. Leksikon masyarakat pemakai bahasa itu sendiri, dan
budaya dalam tradisi antar ajong dalam penelitian ini berkaitan dalam mantra,
penelitian ini terdiri dari tiga bentuk yaitu sejarah sastra,dan tuturan lisan yang ada
kata yang berupa monomorfemis dan pada masyarakat Melayu Sambas.
polimorfemis serta frasa. Satuan lingual
berupa monomorfemis berjumlah 80 kata. DAFTAR RUJUKAN
Satuan lingual yang berupa polimorfemis Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik
berjumlah 7 kata. Satuan lingual berupa Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
frasa berjumlah 25 kata. Istilah yang Cipta.
memiliki arti leksikal berjumlah 82 kata Danandjaya, James. 2002. Folklor
dan yang memiliki arti kultural berjumlah Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama
24, sedangkan makna kultural berupa Grafiti.
mantra berjumlah 4, pantang larang Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kelas Kata
berjumlah 7, sastra lisan dan data leksikon dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua.
budaya yang terdapat dalam tradisi antar Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
ajong berjumlah 106. Sedangkan bentuk Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu
suplemen bahan teks pembelajaran Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
kurikulum 2013 dapat diimplementasikan Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa,
sebagai bahan pembelajaran bahasa Tahapan, Strategi, Metode, dan
Indonesia di sekolah pada kurikulum 2013 Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo
kelas VII dengan model teks deskripsi dan Persada.
teks prosedur. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Saran Persada.Moleong, Lexy. 2006.
Ada beberapa saran yang terdapat Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, PT Remaja Rosdakarya.
Pemerintah harus berperan penting dalam Pateda, Masnoer. 2010. Semantik Leksikal.
menjaga dan melestarikan tradisi dan Jakarta: Rineka Cipta.
budaya yang menjadi bagian terpenting Pateda, Masnoer. 2010. Semantik Leksikal
dalam kehidupan masyarakat Melayu Edisi Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Sambas, dengan cara pendokumentasian Ramlan. 2012. Morfologi Suatu Tinjauan
budaya dalam tradisi antar ajong dalam Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.
bentuk buku teks pembelajaran khususnya Sibarani, Robert. 2004. Antropologi
bahasa Indonesia. Kedua, hasil penelitian Linguistik, Linguistik Antropologi.
berupa suplemen teks pembelajaran dapat Medan: Poda.
diujicobakan pada penelitian pembelajaran Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
bahasa Indonesia di sekolah pada Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif,
kurikulum 2013 SMP kelas VII. Ketiga, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
penelitian budaya dalam tradisi antar ajong Alfabeta.
dapat dilanjutkan pada penelitian linguistik

Anda mungkin juga menyukai