Anda di halaman 1dari 14

Sawer Panganten.....

(Aam Masduki) 431

SAWER PANGANTEN
TUNTUNAN HIDUP BERUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BANDUNG
SAWERPANGANTEN AS FAMILY LIFE GUIDANCE
IN BANDUNG REGENCY

Aam Masduki
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung – Bandung 40294
e-mail: Masduki.aam@ gmail.com

Abstrak
Suku bangsa Sunda menghuni hampir seluruh daerah Jawa Barat, satu suku bangsa yang
jumlahnya besar. Sebagai satu suku bangsa yang jumlahnya besar, suku bangsa Sunda mempunyai
tata cara hidup, adat kebiasaan, dan budaya. Memang terdapat akulturasi dan integrasi dengan
kebudayaan lain yang datang dari luar, tetapi masih terdapat hal-hal asli seperti yang kita dapatkan
dalam berbagai upacara adat. Upacara adat pernikahan misalnya, upacara ini merupakan warisan
adat budaya lama yang masih dilaksanakan di berbagai tempat di Jawa Barat. Sawer (nyawer)
adalah salah satu adat kebiasaan pada orang Sunda, yang termasuk ke dalam tata cara upacara adat
pernikahan. Kata-kata dalam sawer umumnya mempergunakan bahasa yang sudah biasa dipakai
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga isi, tema dan amanat mudah dipahami. Sawer perlu diteliti,
selain karena merupakan warisan budaya yang mempunyai nilai kerohanian, juga karena puisi
sawer merupakan bagian dari khasanah sastra Sunda, yang salah satunya dapat berfungsi sebagai
alat pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yakni mendeskripsikan
data dan menganalisis data yang dikumpulkan. Hasil pengumpulan data disusun, dianalisis,
ditafsirkan, dan dideskripsikan.
Kata kunci: sawer panganten, tuntunan hidup, rumah tangga.

Abstract
Sundanese ethnic groups inhabit almost the entire area of West Java, a large number of
ethnic groups. As a large number of ethnic groups, Sunda has the way of life, customs, and
culture. Indeed, there are acculturation and integration with other cultures that come from
outside, but there are original things like we get from various ceremonies. Customary marriage
ceremony, for example, this ceremony is a legacy of the old cultural customs that are still held in
various places in West Java. Sawer (nyawer) is one of the customs of the Sundanese people, who
belong to the procedures for wedding ceremonies. The words used insawer generally use theterms
that are already commonly used in everyday life, so the contents, themes and messages are easy to
understand. Sawer need to be investigated, as well as a cultural heritage that has spiritual value,
as well as Sawerpoetryis a part of the repertoire of Sundaliterary, one of which can serve as an
educational tool. This research uses descriptive method of analysis which describes the data and
analyze the collected data. The results of data collectionare compiled, analyzed, interpreted and
described.
Keywords: sawerpanganten, life guidance, house hold
432 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 431 - 444

A. PENDAHULUAN Mungkin sudah saatnya kita kembali


Dalam khazanah budaya bangsa, di pada kearifan-kearifan lokal yang terdapat
berbagai daerah banyak tersebar bentuk dalam cerita rakyat yang merupakan
sastra lisan,yang antara lain dapat berupa produk budaya yang luhur.Tidak ada
mite, legenda, dongeng, termasuk juga salahnya kalau kita kembali menggali nilai
pantun. Cerita-cerita tersebut menurut Yus karakter yang ada dalam kearifan lokal itu.
Rusyana (1981:1) termasuk bentuk sastra Puisi sawer panganten merupakan
lisan karena penyebarannya dalam bentuk salah satu bentuk tradisi lisan dan masuk
tidak tertulis, bersifat anonim, dan padawilayah folklore.Istilah folklore di Ind
disampaikan dengan bahasa mulut. Selain onesiapertama kali dikemukakan oleh
itu, cerita rakyat tidak mempunyai bentuk James Danandjaja, definisinya adalah
yang tetap dan memiliki banyak variasi sebagai berikut:
bergantung kepada keahlian bercerita “Folklore yaitu sebagian ke-
penuturnya. budayaan suatu kolektif, yang tersebar dan
Keberadaan cerita bentuk sastra diwariskan secara turun-temurun, di antara
lisan dalam kurun waktu sekarang ini ada kolektif macam apa saja, secara tradisional
yang sudah dipublikasikan dan dikenal dalam versi yang berbeda, baik dalam
oleh masyarakat luas, ada pula yang belum bentuk lisan maupun contoh yang disertai
dikenal, atau bahkan terdapat di antaranya dengan gerak isyarat atau alat pembantu
sastra lisan yang hampir punah.Kondisi pengingat” (Danandjaja, 1997:2).
demikian memunculkan kekhawatiran
putusnya mata rantai kebudayaan di Menurut pendapat Yus Rusyana
Nusantara.Begitu pula halnya dengan (1978:1),folklore adalah merupakan bagian
sastra lisan yang berkembang di tatar dari persendian cerita yang telah lama
Sunda yang konon memiliki banyak sastra hidup dalam tradisi suatu masyarakat.
lisan. Puisi sawer panganten termasuk ke
Salah satu bentuk sastra lisan yang dalam folklorelisan. Menurut pendapat Yus
berkembang di tatar Sunda adalah jenis Rusyana (1976),foklore lisan atau sastra
sawer.Sastra lisan bentuk sawer ini lisan mempunyai kemungkinan untuk
sebenarnya sudah banyak dikenal oleh berperan sebagai kekayaan budaya
penduduk atau masyarakat pada umumnya. khususnya kekayaan sastra; sebagai modal
sedangkan isi cerita sawer kadang kurang apresiasi sastra sebab sastra lisan telah
dipahami, apalagi bagi anak-anak usia membimbing anggota masyarakat ke arah
sekolah masih sulit memahaminya.Padahal apresiasi dan pemahaman gagasan dan
dalam tembang sawer ini penuh dengan peristiwa puitik berdasarkan praktik yang
nasihat sebagai bentuk kepedulian dalam telah menjadi tradisi selama berabad-abad;
membangun karakter, khususnya dalam sebagai dasar komunikasi antara pencipta
berumah tangga. dan masyarakat dalam arti ciptaan yang
Kondisi masyarakat dewasa ini berdasarkan sastra lisan akan lebih mudah
sangat memprihatinkan. Perkelahian, digauli sebab ada unsurnya yang sudah
pembunuhan, kesenjangan sosial, keti- dikenal oleh masyarakat.
dakadilan, perampokan, korupsi, pele- Adapun tujuan yang ingin dicapai
cehan seksual, penipuan, fitnah terjadi di melalui penelitian ini di antaranya:(1)
mana-mana. Hal itu dapat diketahui lewat Mengetahui struktur teks dari puisi sawer
berbagai media cetak atau elektronik, panganten,(2) Mengetahui konteks
seperti surat kabar, televisi atau internet. penuturan puisi sawer panganten,(3)
Bahkan, tidak jarang kondisi seperti itu Mengetahui fungsi dan isi dari puisi sawer
dapat disaksikan secara langsung di tengah panganten.
masyarakat. Penelitian Sawer Panganten adat
Sunda ini dilakukan sebagai upaya untuk
Sawer Panganten..... (Aam Masduki) 433

mewariskan karya-karya para leluhur Sastra Sunda, sawer berarti petuah untuk
kepada generasi muda sehingga dapat pengantin dalam bentuk syair, diiringi
melestarikan dan mengembangkan dengan tembang berisi nasihat orang tua
khazanah kehidupan sastra Sunda di (Yetty Kusmiaty Hadish,1986:11).
tengah-tengah persaingan budaya-budaya Sawer merupakan suatu tradisi dari
lain. Sebab sastra klasik adalah merupakan nenek moyang orang Sunda secara turun
akar budaya bangsa, cermin jati diri bangsa temurun ketika seseorang memiliki hajatan
dan sekaligus merupakan aset pernikahan anaknya. Isi sawer merupakan
bangsa.Bangsa yang tinggi adalah bangsa pepatah dari orang tua kepada anaknya
yang menghargai karya-karya leluhur yang yang akan menjalani kehidupan baru,
diwariskan kepadanya. Sebagai wujud atas yakni berumah tangga. Pepatah sawer
penghargaan tersebut yaitu dengan cara tersebut biasanya disampaikan atau
melestarikannya. Banyak cara yang dapat dituturkan oleh juru sawer. Isi sawer
dilakukan untuk melestarikan warisan itu, berupa tuntunan berumah tangga, ajaran
di antaranya adalah dengan cara keagamaan, dan ajaran sopan santun antara
mengajarkannya kepada generasi-generasi suami istri.
baru. Bahan dan alat-alat yang digunakan
dalam upacara saweran adalah sebagai
B. METODE PENELITIAN berikut :
Adapun metode yang dipergunakan 1. Beras putih, simbol atau maknanya
dalam penelitian ini adalah metode adalah:
deskriptif analisis. Teknik yang
dipergunakan dalam pengumpulan data Ketentraman dalam sebuah keluarga
ialah: (1) studi kepustakaan, untuk salah satu syaratnya adalah cadangan
memeroleh data tentang dasar teoritis yang pangan yang aman. Untuk masyarakat
berhubungan dengan pokok penelitian; (2) Sunda cadangan pangan yang pertama
wawancara dilaksanakan dengan informan dan utama adalah padi atau beras. Bila
yang dapat memberikan penjelasan tentang telah meraih itu semua, keluarga Sunda
sawer; (3) penutur sawer dengan tersebut dengan sendirinya akan
mengutamakan para ahli yang biasa merasakan seperti apa yang terungkap
mempergelarkan sawer pada upacara dalam peribahasa sapapait samamanis,
pernikahan. dan akhirnya akan tercipta ketenangan
dalam rumah tangga.
C. HASIL DAN BAHASAN
2. Leupit, simbol atau maknanya adalah :
Upacara sawer panganten
mempergunakan bahasa sebagai alatnya. Leupit adalah sirih yang dilipat segi
Menurut R. Satjadibrata dalam Kamus tiga, di dalamnya berisi seperti kapur
Umum Basa Sunda (1954) istilah sawer itu sirih, gambir, pinang, kapol, saga, dan
mempunyai dua arti yaitu: tembakau. Leupit mempunyai makna
1. Sawer artinya air hujan yang masuk ke kehidupan dalam rumah tangga harus
rumah karena terhembus angin terbuka baik suami terhadap isteri
(tempias); kasaweran, kena tempias; maupun sebaliknya, Maksud terbuka di
panyaweran, tempat jatuhnya air dari sini adalah penghasilan dari hasil
bubungan (taweuran). pekerjaan masing-masing harus saling
2. Sawer (nyawer), menabur (pengantin) diketahui. Sedang rasa leupit kalau
dengan beras dicampur uang tektek dikunyah ada rasa pahit, manis,
(lipatan sirih), dan irisan kunir. melambangkan bahwa menjalani rumah
Menurut Kamus Umum Basa Sunda tangga tidak selalu manis dan pahit.
yang dikeluarkan oleh Lembaga Basa dan
434 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 431 - 444

3. Kunyit, simbol atau maknanya adalah:

Kunyit adalah bumbu dapur yang


berwarna kuning. Kuning adalah
lambang dari emas. Maksudnya, supaya
rumah tangga calon pengantin dihargai
oleh orang lain. Seperti kita yang
menghargai mahalnya nilai emas.

4. Uang logam, makna atau simbol dari


uang logam adalah : Gambar 1. Panganten sedang Dipayungi
Sumber: Aam Masduki, 2015.
Uang logam (uang receh) adalah
lambang dunia atau kekayaan. Hidup di Payung ini berwarna kuning disebut
dunia harus mempunyai semangat. Oleh payung agung dan mempunyai makna.
karena itu, mencari kekayaan dalam Maknanya adalah kedua pengantin
wujud materi seperti kita akan hidup di diharapkan dapat menjadi pengayom atau
dunia untuk selamanya, serta jadi pelindung bagi orang lain.
menyiapkan bekal akhirat seperti kita Selanjutnya juru sawer menyiapkan
akan mati hari esok. bahan-bahan dan alat-alat saweran.
5. Permen simbol atau maknanya adalah: Kemudian mempersilahkan pengantin
untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan
Umumnya rasa permen adalah manis. dan disaksikan oleh kedua belah pihak
Oleh karena itu dalam rumah tangga orang tuanya. Juru sawer menerangkan
harus diwarnai oleh memanis atau makna dan tujuan dari pelaksanaan
didasari keharmonisan keluarga yang upacara saweran. Sebelum upacara nyawer
luwes, tidak monoton, penuh inovasi, dimulai terlebih dahulu juru sawer
dan fungsi keluarga sesuai dengan memanjatkan doa agar mendapat ridho dari
harapan, yaitu menggapai kebahagian. Tuhan Yang Maha Esa.
Caranya antara suami dan istri saling Naskah sawer panganten di Desa
menyayangi, tidak gampang tersulut Hegarmanah, Kecamatan Cikancung,
nafsu. Bahkan, bila perlu lebih baik Kabupaten Bandung pada umumnya terdiri
mengalah ketimbang menyemai bibit atas tiga bagian: (1) pembuka, (2) isi, dan
pertikaian. (3) penutup. Apabila kita kaji, di setiap
Sebelum upacara nyawer dilak- bagian naskah sawer panganten, kita dapat
sanakan, terlebih dahulu disiapkan kursi menemukan berbagai macam nilai yang
untuk duduk kedua pengantin, dan satu bisa kita aplikasikan dalam hidup. Setiap
orang ditugaskan untuk memegang bagian dari sawer panganten memiliki
payung. Payung digunakan untuk penuturan yang khas sesuai dengan nilai
melindungi kepala kedua pengantin dari yang terkandungnya seperti kutipan
barang-barang saweran yang bertaburan. dibawah ini.
Sawer Panganten..... (Aam Masduki) 435

Prung anaking geura manggung


Segeralah anakku laksanakan

Didoakeun beurang peuting


Didoakan siang dan malam

Geus tandang cumarita


Sudah tiba saatnya
Gambar 2. Juru Sawer
Neneda ka Maha Suci
Sumber: Aam Masduki, 2015.
Memohonlah kepada yang Maha Suci
a. Nilai Ketuhanan/Keagamaan
Ginanjar kawilujengan
1) Pembuka : Agar mendapat keselamatan
Bismillah ngawitan ngidung
Bismillah memulai nyanyian Amin ya robbal allamin
Amin ya robbal allamin
Nyebat asma Maha Suci
Menyebut nama Maha Suci Mugi Gusti nangtayungan
Semoga Allah melindunginya.
Maha Welas, Maha Asih
Maha Pengasih, Maha Penyayang 2) Isi :
(a) Ya Allah Nu Maha Agung
Cunduk waktu nurhayu Neda welas asih Gusti
Tiba saatnya kebahagiaan Dilelerkeun ka pun anak
Nu kiwari nitih wanci
Niti wanci nu mastari Dahup bada diakadan
Meniti waktu yang pasti jadi laki rabi

Hidep nalikeun duriat Terjemahan:


Kalian mengikat cinta kasih Ya Allah yang Maha Agung
Mohon pengasih dari-Mu
Ngaitkeun asih birahi Tercurah pada anakku
Menyatukan kasih sayang Yang sekarang memasuki
Bersatu resmi menikah
Tumut parentah Pangeran Menjadi suami istri
Mengikuti perintah Allah
Neneda ka Maha Agug
Gusti nu Maha Kawasa Muntang ngeumbing ka Yang Widi
Allah yang Maha Kuasa Hirup sing gede bagjana
Sing soleh sarta walagri
Nu munajat siang wengi Jauh tina panaca bahla
Tempat meminta siang malam Hirup hurip nu utami

Sangkan kang putra waluya Terjemahan:


Agar sang putra mendapat kemuliaan Memohon pada Yang Agung
Berpegang pada Yang Widi
Siang pinareng wengi Semoga saleh dan selamat
Siang dan malam Dijauhkan dari bahaya
436 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 431 - 444

Hidup senang sepantasnya


(c) Silih hormat ka sasama
Ganjaran ti Maha Suci
Sing nyaah ka ibu rama
Enggal atuh geura tampi
Lakonan parentah agama
Ayeuna eulis ngahiji
Tangtuna hirup sugema
Sakapeurih sakanyeri.
Terjemahan : Terjemahan :
Pahala dari Tuhan Yang Maha Suci Saling hormat kepada sesama
Cepatlah segera terima Supaya kasih sayang kepada orangtua
Sekarang kamu bersatu Lakukan perintah agama
Seia sekata dalam suka dan duka Niscaya hidup bahagia

Pertikahan eta sumpah Anyaran mah sarareungit


Ditalian ku sahadat Lila-lila bau hagit
Ulah rek di mumurah Rabig jadi enggon reungit
Ulah nikah ngumbar napsu Anyaran madep satia
Lamun geus mimiti layu Lila-lila bet sulaya
Oncomeos cala-culu Ka caroge sua-sia
Terjemahan :
Pernikahan itu sumpah Terjemahan:
Terikat dengan sahadat Pada mulanya serba harum
Janganlah dianggap murah Lama kelamaan berbau angit
Menikah karena nafsu Rambut dan pakaian
Jika sudah dimulai Merupakan sarang nyamuk
Bersenang-senang tak menentu Pada mulanya patuh setia
Lama kelamaan berubah
Ulah nyaah sabot geulis Terhadap suami tak sopan
Diilo dieulis-eulis
Jadi murag bulu bitis Anyaran mah engkang agan
Ulah melang sabot monyas Lila-lila bet ogoan
Lamun geus pias koneas Ka caroge nyanggerengan
Sigana sagala luas Tetenjrag jeung molototan
Tutunjuk bari nyarekan
Terjemahan: Nyingsat jeung abret-abretan
Jangan sayang saat cantik
Disanjung dengan sebutan eulis Terjemahan :
Lalu tak senang di rumah Pada mulanya engkang
Jangan sudah pucat pasi Agak lama kelamaan menjadi
Tampaknya serba berani Tinggi hati, terhadap suami melawan
Kasar dan berani buka mata, main
(b) Lugina dunya aherat Tunjuk memarahi, marah berperilaku
Gusti maparinan rahmat tidak wajar.
Kana waktu ulah elat Urang cukupkeun sakieu
Disarengan silih hormat Geura pek geura sayagi
Beber layar jait jangkar
Terjemahan : Ngambah samudra rarabi
Bahagia dunia akhirat Bapa jeung ema gugupay
Tuhan memberikan rahmat Ngadua sisi basisir
Pada waktu jangan lupa
Diikuti saling menghormati Terjemahan:
Sawer Panganten..... (Aam Masduki) 437

Kita cukupkan sekian Kepada suami jangan menentang


Kini kau bersedialah Nanti suami mendapat celaka
Untuk kau pergi berlayar Harus dapat saling membela
Mengarungi samudra kehidupan
Jodona sing panjang punjung
Ayah bundamu melambai
Silih asah silih asih
Di tepi pantai mendoa
Bagja mulya rumah tangga
Siloka sawer karuhun Ti lahir dugi ka batin
Koneng diawur ku koneng pinareng kasalametan
Beas diawur ku beas parek rizki jauh balai
Duit diawur ku duit
Terjemahan :
Moal kurang sandang pangan
Jodohmu semoga panjang
Pibekeleun hirup hurip
Saling asuh saling mengasihi
Terjemahan: Bahagia rumah tangga
Seloka sawer leluhur Dari lahir hingga batin
Kunir tabur dengan kunir Jauh dari godaan dan banyak rezeki
Beras ditabur dengan beras
Poma ulah rek adigung
Uang ditabur dengan uang
Ka sasama hiri dengki
Takkan kurang sandang pangan
Tinangtu engke ahirna
Untuk bekal hidup makmur
Berewit lampahing ati
Dibeakkeun ku sasama
Dari tiga bait isi di atas terungkap
Hirup tinggal nu mandiri
gagasan-gagasan pokok yang berkaitan
dengan tema ketuhanan/keagamaan. Bait Terjemahan :
(1) mengungkap persoalan bahwa segala Janganlah kalian sombong
perbuatan yang dilakukan manusia di Berhati jahat dan dengki
dunia ini niscaya akan mendapatkan Sebab pasti akan berakhir
ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Dengan sangat merugi
Bait (2) mengungkap persoalan bahwa Ditinggalkan kawan-kawan
dalam kehidupan di dunia manusia jangan Akhirnya hidup sendiri
melupakan kewajiban salat agar hidupnya
mendapatkan rahmat. Demikian juga pada 2) Jodona sing lambat lambut
bait (3) yang mengungkap persoalan Soleh ati luhung budi
bahwa agar hidup di dunia sempurna, kita Sing jadi warga masarakat
jangan lupa menjalankan perintah agama Anu asih ka nu miskin
dan selalu hormat kepada orangtua serta Anu nyaah ka sasama
sesama insan. Persoalan-persoalan tersebut Nu bakti ka kadang warga
berkaitan dengan aspek-aspek ajaran Terjemahan :
keagamaan/ketuhanan dan menjadi Selamat perjodohanmu
gagasan pokok yang dibicarakan dalam Hidup berbudi tinggi
bait sawer tersebut. Menjadi warga masyarakat
Yang mengasihi si miskin
b. Nilai Budi Pekerti/Moral
Dan sesama manusia
1) Tigin eulis kumawula
Berbakti pada yang lain
Ka raka ulah baha
Bisi raka meunang bahla
Mugi-mugi panjang punjung
Kudu bisa silih bela
Panjang suka panjang asih
Panjang jodo duriatna
Terjemahan:
Rapih sakulah sakolih
Setia kamu meladeni/mengurus
Runtut raut saaleutan
438 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 431 - 444

Jatnika lahir tur batin Mugi kersa nangtayungan


Ka panganten jaler istri
Terjemahan:
Terjemahan:
Semoga rumah tanggamu
Semoga kepada Yang Agung
Abadi hingga akhir hayat
Kepada Tuhan Yang Maha Suci
Hidup seiring sejalan
Kepada yang sukma jati mulya
Bahagia lahir batin
Yang bersifat rakhman rakhim
Semoga melindungi
3) Mun akur ka sadayana
Kepada pengantin suami istri
Tembongkeun budi basana
Nu bener tingkah polahna
Ginanjar kawilujengan
Supaya hirup sampurna
Panjang punjung sinugengan
Terjemahan: Lulus taya kakurangan
Kalau rukun kepada semuanya Rakhmat Gusti pinarengan
Perlihatkan budi bahasanya Panjang pujung panjang yuswa
Yang benar tingkah lakunya
Supaya hidup sempurna Amin Ya Robbal Alamin
Mugi Gusti nangtayungan
Mungguh rumah tangga tangtu
Lir kapal jero jaladri Terjemahan :
Garwa minangka layarna Diberi keselamatan
Carogé lir juru mudi Sejahtera selamanya
Di lautan satujuan Baik tanpa kekurangan
Sapapait samamanis Disertai rakhmat Tuhan
Guguru ka lauk laut Selamat dan panjang umur
Sanajan caina asin Amin Ya Robbal Alamin
Awakna teu katépaan Semoga Tuhan melindungi kita semua.
Mandiri dina pribadi
Mangpaat keur nu lian Dari bait-bait di atas terungkap
Jadi pamungpungan asih gagasan-gagasan pokok tentang budi
pekerti/moral. Bait (1) mengungkap
persoalan bahwa dalam berumah tangga
Artinya:
keduanya (istri dan suami) harus setia
Rumah tangga yang sebenarnya
terhadap janji dan juga harus saling
Seperti kapal dalam samudra
membela jika berada dalam kesulitan. Bait
Istri sebagai layarnya
(2) mengungkap persoalan bahwa dalam
Suami seperti nakhoda
kehidupan sehari-hari di rumah tangga
Di lautan satu tujuan
harus selalu menunjukkan budi pekerti
Sepahit semanis (harmonis dalam hidup))
yang luhur. Demikian juga pada bait (3)
yang mengungkap persoalan bahwa agar
Berguru kepada ikan di laut
hidup di dunia sempurna kita harus selalu
Walau airnya asin
menunjukkan tingkah laku dan berbahasa
Badannya tidak tertular (asin)
yang sopan agar hidup tentram dan
Mandiri dalam pribadi
nyaman. Persoalan-persoalan tersebut
Manfaat untuk yang lain
berkaitan dengan aspek-aspek ajaran budi
Jadi tempat berkasih sayang
pekerti/moral dan menjadi gagasan pokok
Mugi-mugi Yang Agung yang dibicarakan dalam bait sawer
Ka Gusti Nu Maha Suci tersebut.
Ka Yang Sukma Jati Mulya
Anu sipat Rohman Rahim
Sawer Panganten..... (Aam Masduki) 439

c. Nilai Kecerdasan berkaitan dengan aspek kecerdasan, yaitu


Nilai kecerdasan dapat diartikan nilai-nilai yang berkaitan dengan
sebagai ukuran tingkah laku manusia bagaimana ukuran tingkah laku manusia
tentang kepandaian dan ketajaman pikiran dalam menggunakan kepandaian dan
yang harus dipertahankan dalam pola ketajaman pikiran dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat. Berikut ini bait- kehidupan di masyarakat.
bait sawer yang mengandung nilai didaktis
aspek kecerdasan : d. Nilai Ilmiah
Nilai ilmiah dapat diartikan sebagai
1) Gusti Allah nu kawasa ukuran tingkah laku manusia tentang
Ngayakeun dunya tiasa berpikir yang didasarkan ilmu pe-
Pepek eusi dunya rosa ngetahuan yang harus dipertahankan dalam
Sayagi pikeun manusa kehidupan di masyarakat. Sebagai
Terjemahan : gambaran nilai-nilai ilmiah dalam naskah
Gusti Allah yang berkuasa Sawer Penganten dapat dilihat pada bait
Mengadakan dunia bisa sawer berikut ini.
Dengan segala isi dunia
1) Mun catur sing seueur bukur
Disediakan buat manusia
Ulah ngan kalah ka saur
2) Manusa mahluk punjulna Napsuna ulah takabur
Pinter pangabisana Hirup resep loba batur
Ngakalan eusi dunyana
Terjemahan :
Nu kantun tumarimana
Kalau bicara banyak nyata
Terjemahan : Jangan hanya bicara saja
Manusia makhluk tertinggi Nafsunya jangan sombong
Pintar ilmu pengetahuan Hidup suka banyak teman
Memikirkan isi dunia
Laki rabi teh mandiri
Yang tinggal hanya berterimanya
Sagala kuma sorangan
Hidep teh masing rancage
Dari dua bait sawer di atas dapat
Sadar sabar jeung tawekal
terungkap nilai-nilai didaktis yang
Ihtiar keur modalna
berkaitan dengan aspek kecerdasan. Pada
Repeh rapih reujeung batur
bait (1) terungkap bahwa Allah yang Maha
Sok komo urang jeung urang
Kuasa menciptakan alam dunia ini dengan
segala isinya yang diperuntukkan bagi Terjemahan:
umat manusia. Untuk memanfaatkannya Berumah tangga itu mandiri
maka manusia harus mampu mengolah dan Tergantung diri pribadi
memanfaatkan dengan kecerdasan dan Hendaklah kau berusaha
ilmu pengetahuan yang dianugrahkan Sadar sabar bertawakal
Allah kepada manusia. Demikian juga Berikhtiar untuk modal
pada bait (2) terungkap sebuah nilai Seia dengan sesama
kecerdasan yaitu bahwa manusia diberi Apalagi dengan kawan
akal pikiran yang lebih jika dibandingkan Ngambah jagat pawenangan
dengan makhluk lainnya di dunia ini. Oleh Kudu nambahan pangarti
karena itulah manusia harus mampu Lengkah keur nambahan luang
menggunakan akal kelebihannya itu untuk Ajirna diri pribadi
kehidupan di dunia. Sangkan kuat lahir batin
Berdasarkan analisis tersebut dapat Hirup ajeg laur tangtung
disimpulkan bahwa dalam naskah sawer Kitu kuduna manusa
pengantin terdapat nilai-nilai didaktis yang Kudu ngarti jeung kaharti
440 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 431 - 444

Sangkan bisa nepungkeun Selain keempat nilai yang terkandung


Aing jeung urang dalam naskah Sawer Panganten di atas,
masih terdapat nilai-nilai lain yang bisa
Terjemahan:
kita kaji dan diaplikasikan dalam
Hidup di alam dunia
pendidikan karakter. Hanya kemauan
Hendaknya menambah ilmu
kitalah yang biasanya menjadi tantangan
Yang dicari pengalaman
terbesar dalam menggali nilai-nilai
Tandanya diri pribadi
tersebut.
Agar kuat lahir batin
Puisi sawerpanganten ditembangkan
Teguh tegak pendirian
oleh dua orang penembang laki-laki dan
Demikian hendaknya manusia
perempuan, disebut juga dengan juru
Harus paham dan dipahami
sawer. Dalam acara tersebut juru sawer
Agar bisa mempertemukan aku
panganten ditemani juru rias pengantin
dan dirinya
dan orang tua dari kedua mempelai yang
2) Boga rasa kudu ngarti biasanya hanya diwakili olah para ibunya.
Tata titi surti ati Pada saat itu, juru rias terkadang
Kudu silih beuli ati ikut nyawer dengan menembangkan
Pikiran dadamelan gusti puisi sawer panganten. Pada saat acara,
Terjemahan : penembang membawa catatan yang
Punya rasa harus mengerti digunakan hanya sebagai pengingat kalau-
Prilaku mawas diri kalau penembang lupa. Hal tersebut
Harus saling menyenangkan hati terjadi, karena penembang atau juru sawer
Ingatkan ciptaan Tuhan sudah hafal teks tembang puisi sawer
panganten, disebabkan telah sering
Dari dua bait sawer di atas menembangkan.
terungkap nilai-nilai didaktis yang Peran penembang atau juru sawer
berkaitan dengan aspek ilmiah, yaitu puisi sawer panganten adalah sebagai
bagaimana manusia bisa berpikir tentang pencipta juga pemilik, artinya selain
kehidupan bermasyarakat yang didasarkan memiliki teks turunan, juga sebagai
pada konsep ilmu pengetahuan. Pada bait pencipta teks yang baru. Akan tetapi,
(1) terungkap sebuah nilai keilmuan yaitu dalam menciptakan teks yang baru,
bahwa dalam kehidupan bermasyarakat biasanya hal itu dilakukan hanya untuk
jangan hanya pintar berbicara tetapi harus kepentingan dirinya sendiri.
dibuktikan dengan hasil pekerjaan yang Fungsi dan tugas juru sawer dalam
tentu saja memerlukan ilmu pengetahuan. acara saweran adalah berperan sebagai
Demikian pula halnya, pada bait (2) orang tua pengantin. Kesan yang
terungkap sebuah nilai keilmuan yaitu ditimbulkan ketika juru sawer
bahwa manusia sebagai ciptaan Tuhan menembangkan puisi sawer
harus mampu menggunakan ilmu panganten pada saat acara saweran, seakan
pengetahuannya untuk mengolah segala menjadi orang tua yang sedang
sesuatu di sekeliling kehidupannya. memberikan nasihat kepada anaknya yang
Berdasarkan bait sawer di atas dapat hendak menjalani kehidupan baru atau
disimpulkan bahwa dalam naskah Sawer berumah tangga. Setelah selesai, selesai
Panganten terdapat nilai-nilai didaktis pula tugas dan fungsi penembang. Tugas
yang berkaitan dengan aspek keilmuan, tersebut ditentukan dari selesainya suatu
yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan teks ditembangkan.
bagaimana ukuran tingkah laku manusia Orang yang hadir dalam acara sawer
dalam berpikir yang didasarkan ilmu panganten atau saweran, cukup beragam,
pengetahuan yang harus dipertahankan mulai dari anak-anak sampai orang tua.
dalam kehidupan di masyarakat. Rata-rata mereka yang hadir berasal dari
Sawer Panganten..... (Aam Masduki) 441

daerah setempat yang merupakan tetangga hadirin yaitu kata wuur...wuur...wuur....


dekat dari penyelenggara hajatan. wuuurr.
Pada acara tersebut, khalayak berdiri Kata “wuur” dapat menunjukkan
di depan penembang yang pada awal sebagai salah satu bentuk interaksi karena
penembangan mereka diam tidak bersuara. dari kata tersebut, juru sawer mengetahui
Namun, ketika tembang sawer panganten apabila para hadirin sudah mulai jenuh
sudah dimulai mereka terdengar ribut atau bosan dan menginginkan supaya juru
kembali apalagi setelah tembang sawer mengakhiri puisi sawer
berlangsung beberapa menit, mereka panganten yang ditembangkannya.
sudah mulai kesal yang ditandai dengan Interaksi tersebut bukan merupakan
adanya ungkapan wuur...wuur...wuur.... suatu interaksi yang akan memacu juru
Kata tersebut, ditujukan sebagi salah satu sawer lebih semangat dalam menembang.
cara yang dipakai supaya penembang Oleh karena bagi juru sawer yang mudah
segera menyawerkan uang yang dari awal terpengaruhi oleh suasana, hal ini malahan
telah dipegang oleh penyelenggara hajatan. akan mengurangi semangat dalam
Kata itu juga implisit mengandung makna menembang. Hal itu juga dapat membuat
supaya penembang segera mengakhiri penembang asal-asalan dalam menem-
tembangannya. bangkan puisi sawer panganten.
Anak-anak yang hadir dalam acara Sebaliknya, bagi seorang penembang yang
tersebut bercampur antara laki-laki dan tidak mudah terpengaruhi dengan keadaan
perempuan. Sementara untuk para orang di sekitarnya, kejadian ini akan dijadikan
tua biasanya didominasi oleh para ibu. sebuah tantangan.Tantangan yang harus
Dalam acara itu mereka seakan menjadi dilayani dengan mencari cara bagaimana
satu, tidak ada anak-anak ataupun orang supaya khalayak dapat kembali
tua, mereka bersaing untuk mendapatkan memerhatikan tembangannya. Salah satu
saweran. Ketika saweran dilemparkan cara yang dilakukan penembang yaitu
mereka saling berebut. Akan halnya untuk dengan berpindah lagu atau pupuh. Selain
pemahaman terhadap isi uraian dari itu melakukan guyonan yang melibatkan
tembang puisi sawer panganten yang khalayak.
disajikan, sama sekali tidak terlihat apabila Waktu pelaksanaan puisi sawer
mereka memerhatikan uraiannya. Motifasi panganten biasanya pada pagi hari sekitar
mereka berada di tempat tersebut yaitu pukul 10.00 WIB. Waktu tersebut tidak
untuk mendapatkan saweran yang berupa mutlak karena sangat bergantung
uang maupun permen. Seiring dengan selesainya acara serah terima dan akad
perkembangan zaman yang sudah semakin nikah. Sesuai dengan kebiasaan, saweran
maju, kini saweran ada yang berupa memang dilaksanakan setelah acara inti
sebuah undian yang dapat ditukar dengan dari sebuah pernikahan. Acara inti yang
barang-barang elekrtonik atau barang- dimaksud, yakni serah terima pengantin
barang lainnya. laki-laki dan akad nikah. Lamanya tidak
Dengan demikian acara saweran dapat ditentukan dengan pasti. Namun,
sesugguhnya hanya dianggap sebagai secara umum acara sawer tidak akan lebih
bahan hiburan saja.Apabila diamati secara dari satu jam. Hal tersebut sangat
cermat rasanya hanya sebagian orang tua ditentukan oleh penembang atau juru
yang memperhatikan pada isi uraian dari sawer. Penembang juga dipengaruhi oleh
tembang puisi sawer panganten tersebut. khalayak yang hadir pada waktu itu. Oleh
Interaksi yang terjadi antara karena ketika penembang/juru sawer sudah
penembang dengan para hadirin dalam melihat reaksi khalayak yang ribut dan
penembangan tembang puisi sawer tidak lagi memerhatikan penembang, maka
panganten salah satunya dapat diketahui pada saat itu sangat diperlukan kreativitas
melalui tuturan yang dilontarkan oleh para penembang.
442 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 431 - 444

Tempat menembangkan puisi sawer diselengggarakan. Apabila tidak sesuai


panganten dilakukan di depan atau di dengan acara, penciptaan teks baru akan
halaman rumah. Pada acara tersebut, terjadi, terjadi secara spontan ketika
penembang berada tepat di lawang panto penembang/juru sawer sedang
(pintu) atau selain itu di golodog (tangga menembangkan puisi sawer panganten.
yang menghubungkan antara teras rumah Tembang mengalir dengan sendirinya. Hal
dengan dalam rumah). Pada saat itu, tersebut terjadi karena penembang sudah
penembang berdiri menghadap pasangan menguasai formula dari aturan
pengantin dan khalayak. Pengantin tembang puisi sawer panganten. Hal
membelakangi khalayak atau khalayak tersebut sama halnya dengan tembang
berada di belakang pengantin. Jadi, antara lainnya, yaitu penguasaan aturan tersebut
penembang, pengantin dan khalayak bukan hasil dari proses penghafalan. Hal
berhadap-hadapan. itu terjadi dari pengulangan yang terus-
Jarak antara penembang/juru sawer, menerus.
pengantin dan para hadirin tidak jauh kira- Kemungkinan yang kedua,
kira 2-3 meter. Dari jarak tersebut, terjadi penciptaan dengan terlebih dahulu ditulis.
kesan seakan-akan penembang/juru sawer, Hal tersebut terjadi dalam situasi
pengantin dan para hadirin sangat akrab, penembang diundang dengan
apalagi antara pengantin dengan para pemberitahuan terlebih dahulu.
hadirin, seakan menjadi satu bagian. Pemberitahuan tersebut terjadi seminggu
Cara penyampaian puisi sawer atau tiga hari sebelum acara dilaksanakan.
panganten dilakukan secara langsung. Penciptaan pada situasi tersebut dilakukan
Dengan cara, seorang penembang untuk menyesuaikan teks dengan acara
melagukan atau menembangkan dan para yang akan dilaksanakan.
pendengar atau khalayak Dalam puisi sawer panganten,
menyimak/mendengarkan. Secara seorang pencipta pasti juga merupakan
keseluruhan, tembang puisi sawer penembang. Akan tetapi, seorang
panganten yang disampaikan oleh juru penembang belum tentu dia
sawer berisi tentang ajaran Islam. Ajaran menciptakan puisi sawer panganten. Oleh
yang disampaikan bertemakan tauhid, karena mungkin saja seseorang hanya
akhlak, menguraikan tentang suatu mampu menembangkan tanpa bisa
hadist/wahyu. Dalam proses penciptaan, menciptakan.
untuk menyesuaikan dengan tujuan awal Puisi sawer panganten merupakan
puisi sawer panganten, seorang pencipta sebuah nasihat atau petuah dari orang tua
setidaknya mengetahui atau menguasai kepada anaknya yang menikah. Tujuan
ilmu agama Islam. menasihati dalam puisi sawer pangan-
Penciptaan dilakukan dalam dua ten dapat dikatakan sebagai fungsi
kemungkinan, yaitu: (1) Terjadi secara pendidikan. Fungsi pendidikan dalam teks
spontan; (2) Dilakukan dengan cara ditulis puisi sawer panganten yang dijadikan
terlebih dahulu. Kemungkinan yang objek penelitian ini, berkaitan dengan
pertama, pada situasi spontan, secara masalah keagamaan. Untuk dapat
mendadak seorang penembang tanpa ada mengetahui kebenarannya dapat diketahui
pemberitahuan terlebih dahulu diminta dari bagian isi yang diuraikan penembang
tampil. Teks yang dipakai ada dua dalam puisi sawer panganten.
kemungkinan, teks yang telah ada dalam Secara keseluruhan bagian isi yang
ingatan penembang (teks turunan pada diuraikan penembang dalam puisi sawer
umumnya) hasil ciptaan dari leluhur ahli panganten, merupakan ajaran yang
dan teks baru yang terjadi secara spontan. bersumber dari Al-Quran dan hadist.
Namun, apabila memakai teks turunan Sebuah hadist yang membicarakan
harus disesuaikan dengan tema acara yang pernikahan yang merupakan salah satu
Sawer Panganten..... (Aam Masduki) 443

cara untuk menyempurnakan agama. dengan pendidikan karakter: ketuhanan


Alasan pernikahan disebut sebagai cara (agama), moral, sosial, dan budi pekerti.
menyempurnakan agama, karena dengan Sawer panganten merupakan sebuah
menikah, seseorang berarti menjaga tradisi budaya masyarakat Sunda yang
agamanya, jiwanya, akalnya, keturun- kental dan sarat akan nasihat dan
annya, dan hartanya. doa. Sawer panganten atau yang biasa
Dalam teks puisi sawer panganten, disebut dengan nyawer adalah upacara
secara jelas disebutkan bahwa tembang memberi nasihat kepada kedua mempelai
tersebut ditujukan bagi kedua pengantin. pasangan pengantin, dilaksanakan setelah
Akan tetapi, secara implisit, tujuan acara akad nikah. Nasihat terutama
pencipta menciptakan teks tersebut yaitu mengamanatkan agar manusia (pengantin)
untuk semua orang yang mendengarkan. berperilaku baik dalam hubungan
Yang hadir dalam acara tersebut tentu saja kekeluargaan, suami istri, hubungan sosial,
beragam, para ibu (istri), bapak (suami), teguh pendirian, dan takwa kepada Tuhan
dan remaja putri. Jadi, secara tidak Yang Maha Esa.
langsung tembang tersebut ditujukan untuk Puisi sawer umumnya tersusun
masyarakat luas. menjadi tiga bagian yaitu pembukaan, inti,
Selain fungsi pendidikan, dalam dan penutup. Pembukaan umumnya
sawer panganten terdapat juga fungsi permohonan maaf kepada Tuhan Yang
hiburan. Dalam teks puisi sawer Maha Esa, Nabi, Wali, leluhur, hadirin
panganten, terdapat nada-nada dan irama untuk melaksanakan acara sawer
yang tercipta dari tembang panganten. Adapun bagian penutup berupa
tersebut. Dengan mendengar alunan doa untuk keluarga dan hadirin agar
tembang tersebut, pendengar sudah merasa mendapatkan keselamatan dan rakhmat
terhibur. Akan tetapi fungsi hiburan yang dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kedua
diperoleh dari teks puisi sawer mempelai duduk berdampingan dengan
panganten ini pun tidak berbeda dengan dinaungi payung, seiring kidung nasihat
fungsi pendidikan. Fungsi tersebut berlaku dilantunkan, sesekali isi bokor di tabur,
hanya untuk mereka yang benar-benar hadirin yang menyaksikan berebut
menyimak tembang puisi sawer memunguti uang receh dan permen.
panganten dan menikmati nada-nadanya. Dari hasil kajian yang dilakukan
Namun demikian, secara umum, selain oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa
prosesi adat, saweran juga merupakan upacara-upacara, baik sebelum acara
suatu hiburan. pernikahan (ngalamar, ngeuyeuk seureuh
seserahan) maupun setelah pernikahan
D. PENUTUP (sawer, nincak endog, buka pintu, munduh
Sawer panganten merupakan warisan mantu) masih tetap dilaksanakan oleh
tradisi budaya Sunda ciptaan masyarakat masyarakat di Kabupaten Bandung.
Sunda secara turun-temurun. Sawer Kemudian upacara-upacara tersebut masih
panganten merupakan tradisi pengantar mempunyai peranan dalam lingkaran hidup
bagi kedua insan yang dipersatukan dalam masyarakat Sunda, walaupun mungkin
ikatan pernikahan. Dalam masyarakat sikap anggota masyarakat terhadap
Sunda, sawer panganten selalu pelaksanaan sawer sendiri telah berubah.
dilaksanakan dalam seremonial Begitu banyak khazanah budaya
pernikahan. Sawer panganten berisi yang ada di Indonesia ini, khususnya di
petatah-petitih (wejangan) kepada kedua Jawa Barat, di antaranya yaitu khazanah
mempelai untuk memulai kehidupan dalam sastra Sunda. Sayangnya khasanah budaya
rumah tangga sebagai suami istri. Tata tersebut sedikit demi sedikit mengalami
nilai dari tradisi sawer panganten sarat persaingan yang diakibatkan masuknya
budaya asing ke negara kita. Untuk itu
444 Patanjala Vol. 7 No. 3 September 2015: 431 - 444

sudah selayaknyalah sebagai warga negara Soekanto, S. 1998.


harus mencintai kebudayaan dan kesenian Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
tanah airnya, baik yang berupa tradisi Rajawali.
lisan/bukan tulisan dan tradisi tulis,
Rusyana,Yus.1981.
khususnya tradisi lisan yang ada di Jawa Sastra Lisan Nusantara. Bandung:
Barat. CV.Dipenogoro.
Kemudian diadakannya penelitian-
penelitian lain terhadap suatu kesenian -----------------.1978.
Sastra Lisan Sunda. Jakarta : Pusat
tradisional seperti di atas sebagai upaya
Pembinaan Pengembangan Bahasa
untuk mewariskan karya-karya para Indonesia.
leluhur kepada para generasi baru sehingga
dapat melestarikan dan mengembangkan Rusyana, Yus dkk.1988/1989.
khazanah kehidupan sastra Sunda di Pandangan Hidup Orang Sunda (Seperti
Tercermin dalam Kehidupan
tengah-tengah persaingan budaya-budaya
Masyarakat Dewasa Ini) Tahap III.
lain. Sastra klasik merupakan akar budaya Bandung: Depdikbud.
bangsa, cermin jati diri bangsa sekaligus
merupakan aset bangsa. Sukatman. 2009.
Puisi sawer bahasa Sunda yang Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia
(Pengantar Teori dan
mengandung nilai budaya perlu
Pembelajarannya).Yogyakarta :
dilestarikan dan dikembangkan. Dalam LaksBang PRESSindo Yogyakarta.
pelestarian dan pengembangannya
ditunjang oleh usaha yang sungguh- Supendi, Usman. 2006.
sungguh, bukan saja oleh anggota Folklore Sunda. Makalah perkuliahan.
masyarakat, tetapi juga oleh pemerintah. Universitas Islam Nusantara Bandung.

Taufiq Hidayat, Rachmat dkk. 2007.


DAFTAR SUMBER Peperenian Urang Sunda. Bandung:
1. Buku Kiblat Buku Utama.
Azis, H. A. 2011. Pendidikan Karakter
Berpusat pada Hati, Akhlak Mulia Warnaen,S.et.al.1987.
Fondasi Membangun Karakter Bangsa. Pandangan Hidup Orang Sunda Seperti
Jakarta: Al-Mawardi. Tercermin dalam Tradisi Lisan dan
Sastra Sunda. Jakarta: Depdikbud.
Danandjaja, James. 2007.
Folklor Indonesia. Jakarta : Graffiti Press. 2. Internet
http://pragmatikwacana.blogspot.co.id/2011
Lembaga Basa & Sastra Sunda.1975. /10/berguru-karakter-pada-sawer-
Kamus Umum Basa Sunda. panganten.html, diakse 14 Agustus
Bandung:Tarate. 2015 pukul 11.00 WIB
Rusyana, Yus. 1981. http://www.kabarpriangan.com/news/detail/
Sastra Lisan Nusantara. Bandung: CV. 12570,diakses tanggal10 Agustus
Dipenogoro. 2015 pukul 10.00 WIB.
Rusyana, Yus. 1978.
Sastra Lisan Sunda. Jakarta : Pusat 3. Sumber Lisan/Informan
Pembinaan Pengembangan Bahasa Cucun (53 tahun). 2015.
Indonesia. Seniman Juru Sawer perempuan.
Rusyana.Yus. 1984. Wawancara, Cicalengka 14 Juni 2015.
Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Ujang (48 tahun). 2015.
Gunung Larang. Seniman Juru Sawer Laki-laki
Semi, M. Atar. 1990. Wawancara, Cicalengka 14 Juni 2015.
Metode Penelitian Sastra, Bandung:
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai