Anda di halaman 1dari 8

UNSUR KEBUDAYAAN MASYARAKAT

MANDAILING DALAM LAGU SIPAINGOT

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Akhir Matakuliah

Antropologi Seni

Oleh:

MAHDA RENI LUBIS

NIM: 207037002

PROGRAM PASCASARJANA PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim, Alhamdulillahirobil”alamin, segala Puji dan Syukur


penulis panjatkan kepada Allah Subhana Waa Ta’ala, yang dengan atas izin-Nya makalah ini
dapat diselesaikan dengan judul “Analisis unsur kebudayaan masyarakat mandailing dalam
lagu sipaingot” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir matakuliah antropologi seni
yang diampu oleh Drs Setia Dermawan Purba M.Si.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari berbagai
pihak,akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan oleh karena itu penulis berharap kepada dosen pengampu untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 29 Januari 2021

Pemakalah

Mahda Reni Lubis


BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya etnis agama maupun linguistik yang


dapat di temukan di Negara ini. Budaya tersebut sangat bervariasi dengan berbagai
karakteristik. Karakteristik tersebut meliputi ras, suku, bangsa, letak geografis, profesi
dan lain-lain. Kebudayaan bukan hal asing di telinga orang Indonesia. Orang asing
mengenal Indonesia sebagai negara dengan beragam kebudayaan. Kebudayaan memiliki akar
kata budaya. Budaya sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti akala tau budi (Soekamto, 2012). Kebudayaan
kemudian diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akala tau budi (Soekamto,
2012). Kebudayaan ini dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu, khususnya dari rumpun sosial
humaniora, misalnya antropologi, sosiologi, sejarah, dan arkeologi. Sebenarnya juga ada
displin ilmu yang benar-benar mempelajari kebudayaan, yaitu ilmu budaya (cultural studies).
Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau
disebut dengan kultural universal. 7 unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa, sistem
pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi
dan mata pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian.

Kebudayaan pada masyarakat mandailing merupakan salah satu contoh kecil yang ada di
indoneisa. Masyarakat Tapanuli Selatan merupakan masyarakat yang masih menjalankan
upcara adat untuk berbagai keperluan, dalam upacara adat perkawinan misalnya, selalu
digunakan perangkat adat yang diungkapkan melaui media bahasa. Biasanya bahasa didalam
upacara adat menggunakan bahasa setempat yang konvensional bagi komunitasnya.
Menurut Sapir (1921), Bahasa adalah murni kemanusiaan (purely humane) dan merupakan
jalur non-instingtif (non instinctive network) untuk mengkomunikasi ide, emosi, kehendak,
harapan dan cita-cita dengan memanfaatkan secara sistem yang dihasilkan oleh isyarat-
isyarat bahasa dan kebahasaan. Didalam upacara adat pernikahan di masyakat mandailing ada
lagu sipaingot yang dinyanyikan khusus oleh muda-mudi setempat (naposo naulibulung)
untuk memberi pesan kepada kedua mempelai terkhususnya pesan kepada mempelai wanita.
Tradisi ini digunakan diacara adat, yang merupakan kearifan lokal karena berfungsi mengatur
nilai, sistem kepercayaan dan nasehat di dalam masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam lagu sipaingot yang ada dalam kebudayaan masyarakat mandailing terdapat 4
unsur kebudayaan. Dan masing-masing unsur tersebut terdapat dalam lirik lagu tersebut.

1. Sistem Religi
Jika dilihat dari aspek kebudayaan masyarakat mandailing mayoritas menganut agama
islam. Hal ini terlihat pada kebudayaan atau pun syair/ lirik lagu yang ada pada setiap lagu
contoh nya lagu dalam upacara pernikahan yang berjudul sipaingot atau bisa diartikan
“pengingat”. Dalam lagu tersebut ada syair/ lirik yang mengandung unsur religi.
Contohnya :

Kehe maho da inang (berangkatlah engkau nak)


Kehe langka matobang (melangkah ke rumah tangga)
Na mangihutkon suru inang (mengikut suruh nak)
Sunnah ni rasulullah (sunnah Rasulullah)

Arti dari syair diatas merupakan bentuk nasehat untuk mempelai wanita yang akan
melangkah kerumah tangga sesuai ajaran agama islam yang di sunnahkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu menikah dan unsur religi yang terdapat dalam syair
Sunnah ni rasulullah (sunnah Rasulullah).

2. Kesenian
Tradisi musik yang cukup terkenal dari Mandailing adalah seni pertunjukan gordang
sambilan dan gondang boru yang dimainkan pada berbagai upacara adat dan ritual. Di dalam
kehidupan sosial-budaya masyarakat Mandailing terdapat suatu tradisi berkencan antara
pemuda dan anak gadis yang disebut markusip.
Kesenian di masyarakat mandailing masih terjaga sampai dengan sekarang, adat turun
temurun yang biasa dilakukan masyarakat adalah memberi naseihat berupa syair dalam
onang-onang atau sipaingot dalam upacara pernikahan atau acara lainnya. Pada lagu
sipaingot hanya di nyanyikan dalam upcara pernikahan. Ritual ini merupakan simbol untuk
memberi nasihat kepada mempelai wanita yang akan menikah.
Acara pada upcara pernikahan mandailing ini biasanya dilakukan setelah selesai
acara upa-upa. Biasanya setelah acara upa-upa selesai pengantin perempuan duduk disebelah
kiri pengantin pria dan salah seorang (naposonauli bulung) muda-mudi , akan mulai memberi
nasihat yang dinyanyikan. Iringan dalam lagu sipaingot ini umumnya tidak sama dengan
onnag-onang, biasanya onang-onang dimainkan dengan alat musik sedangkan lagu sipaingot
ini hanya dinaynyikan dengan senandung-senandung.

3. Bahasa
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa
disebut ilmu linguistik. Kebudayaan pada masyarakat mandailing masih terbilang tinggi
dikarenakan dalam komunikasi seahri-hari/ interaksi masyarakat masih memakai bahasa
daerah setempat.Contoh daalam upacara adat dan sebagainya bahasa yang dipakai bahasa
daerah tersebut.
Lirik lagu Siapingot
Penciptaan : NN

Kehe maho da inang (berangkatlah engkau nak)


Kehe langka matobang (melangkah ke rumah tangga)
Na mangihutkon suru inang (mengikut suruh nak)
Sunnah ni rasulullah (sunnah Rasulullah)

Sadari on ma inang (hari inilah sayang)


Resepsi ni parnikahan mu (pesta pernikahanmu)
Bulus do roha nami inang (hati kami rela nak)
Napabuatkon ho... (untuk melepaskanmu)

Kehe maho da inang (berangkatlah engkau nak)


Kehe langka matobang (melangkah ke rumah tangga)
Na mangihutkon suru inang (mengikut suruh nak)
Sunnah ni rasulullah (sunnah Rasulullah)

Tutur hata sipaingot sian damang dohot dainang (segala nasehat dari ayah dan ibu)
Madung cukup inang sipaingot (sudah cukup sayang nasehat)
Ima tu badan si manaremu (untuk dirimu)

Tutur hata sipaingot sian natobang natoras nihuta (segala nasehat dari orang tua –tua
sekampung)
Ima inang paingot – ingot (itulah nak kau ingat – ingat)
Baen holohon di ngolumu (jadi panduan dalam hidupmu)

Langka ho inang boru haholongan (berangkatlah sayang puteri kesayangan)


Maroban sangap dohot tua (membawa kebaikan dan tuah)
Ima tu bagas ni namborumu (ke rumah ibu mertuamu)

Langka ho inang na langka matobang (berangkatlah sayang berumah tangga)


Mudah – mudahan keluargamu keluarga sakinah

4. Sistem Kemasyarakatan
Dalam mengatur sistem kehidupan, masyarakat Mandailing Natal menggunakan
sistem Dalian Na Tolu (tiga tumpuan). Artinya, mereka terdiri dari kelompok kekerabatan
Mora (kelompok kerabat pemberi anak dara), Kahanggi (kelompok kerabat yang satu marga)
dan Anak Boru (kelompok kerabat penerima anak dara). Yang menjadi pimpinan kelompok
tersebut biasanya adalah anggota keluarga dekat dari Raja yang menjadi kepala pemerintahan
di Negeri atau Huta asal mereka.
Dalam upcara pernikahan masyarakat mandailing juga sistem kemasyarakatan
sangat terjaga sampai saat ini. Terlihat pada upacara pernikahan selalu diadakannya
marpege-pege. Marpege-pege adalah suatu ritual turun temurun (tradisi mengumpulkan uang
dan bisa juga diartikan dengan kegiatan saling tolong-menolong bagi keluarga calon
mempelai pria baik secara materil maupun non-materil) merupakan suatu bahagian dari
tradisi lokal Tapanuli Selatan.
BAB III

KESIMPULAN

Pernikahan dalam adat Mandailing Natal berbeda dengan daerah atau etnis lain karena
karakterristik setiap masyarakat di indoenesia memang sangat beranekaragam, salah satunya
masyarakat pada masyarakat mandailing. Menurut Kluckhon membagi sistem kebudayaan
menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. 7 unsur
kebudayaan tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem
peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi,
serta kesenian. Dalam upacara pernikahan juga banyak menggunakan kesenian yang
dilakukan secara turun temurun. Dalam lagu yang ada didalam upcara pernikahan
masyarakat mandailing yang berjudul sipaingot ada 4 unsur kebudayaan.

1. Religi
2. Bahasa
3. Kesenian
4. Sistem kemasyarakatan
DAFTAR PUSTAKA

Krisma jayanti dkk 2018, Analisis 7 unsur kebudayaan masyarakat kecamatan cigalontang
kabupaten tasikmakaya.Jurnal Pendidikan seni Vol. 1 No.2.

R. Arifin, 2019 “Lirik Lagu Sipaingot “ https://www.aekbila.com/2019/07/lirik-lagu-tapsel-


mandailing-kehe-maho.html.” Diakses pada tanggal 5 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai