Anda di halaman 1dari 11

Sub tema : Kesadaran akan pergeseran Nilai- Nilai Sosial di Kalangan Pemuda

Wayang Wong Cilik Dalam Upaya Menanamkan Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa di Desa Tegalalang Gianyar

Disusun Oleh:
Anak Agung Sri Adnyani Paramita (11761)
SMA NEGERI 1 GIANYAR

SMA NEGERI 1 GIANYAR


Jl. Ratna No. 1, Telp. (0361)943034, Fax.(0361)944073
Website: http://www.dosmangianyar.com E-mail: sman1_gianyar@yahoo.com

PROVINSI BALI
TAHUN 2017
LEMBAR PERNYATAAN
ORIGINALITAS KARYA

Judul Esai :Wayang Wong Cilik Dalam Upaya Menanamkan Nilai Budaya
dan Karakter Bangsa di Desa Tegalalang Gianyar

Nama Penulis : Anak Agung Sri Adnyani Paramita

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar
karya dengan judul tersebut diatas merupakan karya original (hasil karya sendiri) dan
belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan di luar kegiatan “Lomba Esai
Generasi Milenial Educate and Connect (EdConex) 2017” yang diselenggarakan
oleh EdConex.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila terbukti
terdapat pelanggaran di dalamnya, maka saya bersedia untuk didiskualifikasi dari
perlombaan ini sebagai bentuk tanggung jawab saya.

Gianyar, 8 Juli 2017


Yang Membuat Pernyataan

(Anak Agung Sri Adnyani Paramita)

i
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat, Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat rahmat-Nyalah maka karya ilmiah yang berjudul “Wayang Wong Cilik Dalam
Upaya Menanamkan Nilai Budaya dan Karakter Bangsa di Desa Tegalalang
Gianyar” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya tulis ini
dibuat dalam rangka mengikuti lomba esai ilmiah popular yang dilaksanakan oleh
Education and Connect (Edconex).
Dalam membuat karya ilmiah ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak
yang berkontribusi dalam penyelesaiannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada:
1. Bapak selaku Kepala SMA Negeri 1 Gianyar I Wayan Sudra Astra,
S.Pd.,M.Pd. yang telah mengijinkan untuk mengikuti Lomba Esai Generasi
Milenial EdConex 2017
2. Ibu Nyoman Ari Cahyani Damawati, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing ekstra
KIR (Karya Ilmiah Remaja) di SMA Negeri 1 Gianyar yang telah
memberikan berbagai materi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
3. Anggota ekstra KIR (Karya Ilmiah Remaja) yang telah banyak membantu
dalam pembuatan karya ilmiah ini.
4. Teman-teman SMA Negeri 1 Gianyar yang telah banyak membantu dalam
pembuatan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari akan kekurangan karya ilmiah ini. Untuk itu penulis
mohon kritik dan saran demi kelengkapan dan kesempurnaan karya ilmiah ini.
Sebagai akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
”Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

Gianyar, 8 Juli 2017

ii
Penulis

iii
Sub Tema : Kesadaran akan pergeseran Nilai- Nilai Sosial di Kalangan Pemuda
Wayang Wong Cilik Dalam Upaya Menanamkan Nilai Budaya dan
Karakter Bangsa di Desa Tegalalang Gianyar

Seni merupakan bagian penting dari kebudayaan dan menjadi ciri khas dari
hubungan masyarakat dalam lingkungan sosial. Seni adalah hasil atau proses kerja
dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan
indera, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan
indah, selaras, bernilai seni, dan lainnya Sumanto (2006:5). Kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kebudayaan adalah seluruh sistem
gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar (Koentjaraningrat, 1996).
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut,
diperoleh pengertian kebudayaan merupakan pengetahuan yang meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia yang bersifat abstrak namun, dapat
diwujudkan melalui perilaku, pola pikir, bahasa, tata cara berorganisasi, seni, dan
lain-lain dalam kehidupan sosial. Setiap daerah memiliki kebudayaannya masing-
masing, salah satunya kesenian yang dimiliki Pulau Bali.
Dewasa ini terdapat berbagai macam kesenian yang dilestarikan oleh
masyarakat Bali, salah satunya seni klasik dan kesenian tersebut belum tersentuh oleh
generasi muda bahkan, hanya sebagian kecil dari kaum muda Bali yang mau
melestarikan kebudayaan yang ada di Bali. Hal ini disebabkan oleh orang dewasa
yang mendominasi dalam pelaksanaannya selain itu, perkembangan teknologi dan
informasi yang cepat berdampak pada penurunan nilai budaya dan karakter bangsa di
kalangan generasi muda seperti: aksi ugal- ugalan oleh kaum muda, mabuk- mabukan

1
atau foya-foya, aksi kebut-kebutan di jalan raya tanpa izin dan penggunaan alat
keselataman berkendara, penyalahgunaan narkotika, melakukan aksi bolos saat jam
pelajaran serta penyimpangan lainnya. Oleh karena itu salah satu langkah untuk
menumbuhkan kembali nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa pada generasi
muda dapat dilakukan melakukan kegiatan seni tari Wayang Wong.
Seni tari Wayang Wong merupakan salah satu kesenian klasik Bali. Wayang
Wong dalam pementasannya menggunakan norma-norma serta pembakuan dalam
geraknya. Kata Wayang Wong dipisahkan menjadi dua kata yaitu Wayang dan
Wong. Wayang berarti bayang-bayang atau bayangan, sedangkan Wong berarti
orang. Jadi Wayang Wong merupakan seni tari yang pelaku dalam pementasannya
berwujud manusia dengan membawakan cerita pewayangan. Dalam pementasan
kesenian ini penari berbuasana dan berperan sesuai karakter dalam cerita Wayang
Wong.
Sejarah perseni tari Wayang Wong di Bali diperkirakan sejak abad ke XVI
saat pemerintahan Dalem Waturenggong (1460-1550) di Gelgel (Klungkung) yaitu
jaman keemasan Bali Klasik (Middle Balinese Period). Dari catatan I Ketut Rinda
menyatakan bahwa pembinaan kehidupan Wayang Wong diteruskan oleh I Dewa
Agung Gede , dari Puri Kusamba (Klungkung), dan mulai disebarluaskan ke seluruh
pelosok Bali tahun 1884. Kesenian ini termasuk ke dalam tari bebali (ceremonial
dance) dan tari bebalih (secular dance), karena dipertunjukkan sebagai pengiring
upacara keagamaan di Pura serta ada pula untuk hiburan (Sudarsono 1972:23). Di
Bali ada dua jenis Wayang Wong, yaitu Wayang Wong Parwa dan Wayang Wong
Ramayana. Perbedaannya terletak dua hal, yaitu: Wayang Wong Parwa mengambil
cerita dari epos Mahabharata, sedangkan Wayang Wong Ramayana mengambil cerita
dari epos Ramayana. Semua pemegang peran dalam Wayang Wong Parwa tidak
memakai topeng (tapel), sedangkan pelaku Wayang Wong Ramayana memakai
topeng (tapel). Kesenian ini merupakan perpaduan antara tari, drama dan musik.
Seiring dengan perkembangannya seni tari Wayang Wong tidak hanya dimainkan saat
upacara melainkan dalam pementasan kesenian maupun untuk hiburan salah satunya
mengembangkan sanggar seni tari Wayang Wong Cilik. Perlu dikaji bahwa seni

2
Wayang Wong Cilik sangat berperan dalam pelestarian seni tari Wayang Wong dan
penanaman nilai- nilai budaya dan karakter bangsa.
Desa Tegalalang hingga saat ini masih tetap melestarikan seni tari Wayang
Wong, namun pelimpahan kesenian tarian Wayang Wong tidak hanya dilaksanakan
oleh orang dewasa saja, tetapi lebih banyak diharapkan untuk dilestarikan oleh
generasi muda. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan nilai-
nilai karakter bangsa yaitu dengan membentuk Sanggar Tari Wayang Wong Cilik,
yang bernama Sanggar Seni Yowana Taksu yan terletak di Desa Sebatu, Kecamatan
Tegalalang, Gianyar. Sanggar itu merupakan sanggar yang dibentuk khusus untuk
memperkenalkan kebudayaan seni Wayang Wong Cilik, yaitu dimulai dari tingkatan
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama.
Berdasarkan hasil wawancara bersama tokoh Wayang Wong yaitu Jero Gede
Kubayan menyatakan bahwa tokoh didalam Wayang Wong Cilik memiliki kesamaan
dengan tari Wayang Wong dewasa, hanya saja dalam ukuran kostum dan topeng yang
digunakan dibuat lebih ringan dibandingkan dengan kosum Wayang Wong dewasa,
selain itu juga dalam beberapa pementasannya dikreasikan dengan cerita rakyat dan
dibuatlah topeng sesuai karakter tokoh masing-masing dalam cerita. Sanggar Seni
Yowana Taksu yang berdiri tahun 2015 adalah sanggar Wayang Wong Cilik yang
berada di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Tujuan dari
pendirian sanggar ini adalah untuk mempertahankan keberadaan tradisi Tarian
Wayang Wong baik yang dilakuakan oleh orang dewasa maupun anak- anak. Adanya
Wayang Wong Cilik di Desa Tegalalang menambah nuansa baru dalam
perkembangan kesenian dan pelestarian budaya di Bali.
Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa penari serta pelatih Wayang
Wong yaitu Jero Gede Kubayan menyatakan bahwa kesulitan di dalam melatih
Wayang Wong Cilik yang didominasi oleh pelajar tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama cenderung yaitu di dalam mengatur jadwal pembelajaran di
sekolah dan pelatihan tari Wayang Wong, berbeda dengan pelatihan pada Wayang
Wong dewasa yang didominasi oleh orang-orang yang berusia lanjut untuk
menangkap dan memahami tata cara pementasan Wayang Wong selain itu,

3
dibutuhkan proses yang cukup lama dalam memberikan pembelajaran Wayang Wong
Cilik pada anak-anak, khususnya dalam penggunaan bahasa Jawa Kuno serta gerakan
setiap tokoh mengikuti tokoh pewayangan.Pada proses pembelajaran Wayang Wong
tertanam beberapa nilai pendidikan budaya serta karakter bangsa.
Pendidikan karakter merupakan proses pengembangan dan pembelajaran
tingkah laku, watak, maupun karakter pada seseorang yang dapat membentuk
kepribadian baik serta menghasilkan tingkah laku yang diterapkan menjadi lebih baik.
Pada proses pembelajaran hingga pementasan Wayang Wong Cilik terkandung nilai-
nilai pendidikan karakter. Nilai religius seperti melakukan persembahyangan baik
saat latihan maupun sebelum pementasan. Nilai toleransi dan kedisiplinan dapat
dipelajari dalam proses pembelajaran Wayang Wong Cilik dari segi waktu,
kebersihan tempat latihan serta ketelitian dalam setiap gerak tokoh yang diperanan
oleh anak-anak pada kegiatan Wayang Wong Cilik. Nilai kebangsaan dan cinta tanah
air yang sangat erat dirasakan di dalam pementasan Wayang Wong Cilik, karena
secara tidak langsung anak-anak yang ingin dan mau mempelajari seni dan budaya
daerah berarti telah mencintai hasil budaya Indonesia serta turut andil dalam
pelestarian kebudayaan yang ada di Indonesia. Keberadaan Wayang Wong Cilik dapat
dikatakan cukup berperan dalam meningkatkan pendidikan karakter pada anak-anak.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan
sanggar yang melestarikan Wayang Wong Cilik, sangat berperan sebagai sarana
dalam menanamkan nilai- nilai karakter bangsa seperti nilai toleransi, tanggung
jawab, disiplin, jujur, menghargai, kebangsaan dan cinta tanah air, serta keberadaan
seni tari Wayang Wong Cilik sangat berperan dalam menanamkan nilai-nilai budaya.
Bagi pemerintah hendaknya melestarikan tarian yang bersifat klasik dan tradisional.
Oleh karena itu sebagai generasi muda hendaknya kita melestarikan budaya warisan
leluhur, serta menanamkan nilai budaya dan karakter bangsa.

4
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1996.Kebudayaan Di Masyarakat. Bandung. Angkasa.


Nurfatoni, Septian. 2013. Kajian Gambar Ekspresi Siswa Tingkat Sekolah Dasar.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudarsono. 1972. Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional
di Indonesia. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Yulaelawati, Ella. 2011. Pendidikan Kepemudaan dalam Membangun Karakter
Bangsa. Makassar: Balai Pustaka.
Team Survey ASTI. 2015. Sejarah Tari Wayang Wong.
http://www.babadbali.com/seni/wayang/wayang-wong.htm. Diakses pada
tanggal 8 Juni 2017.

No Pertanyaan Jawaban Responden


Jero Gede Kubayan (Tokoh penari Wayang Wong dan
    pemilik Sanggar Wayang Wong)
1 Apa itu Wayang Wong? Wayang Wong merupakan cerita pewayangan yang
awalnya diambil dari cerita wayang kulit namun, dibuat
dan ditarikan oleh manusia dengan tapel (topeng)
sebagai alatnya sehingga disebut Wayang Wong.

2 Sejarah berkembangnya kesenian Sejarah perkembangannya berasal dari daerah Jawa dan
Wayang Wong? Bali, namun kini di masing-masing daerah memiliki ciri
khas dan style masing-masing dari kesenian wayang,
salah satunya Wayang Wong seperti di Desa Tejakula,
Batuan, serta Tegalalang. Kesenian ini berfungsi sebagai
sarana penutup suatu upacara agama.

3 Sejarah berdirinya Sanggar Wayang Berawal dari permintaan event festival di daerah Ubud
Wong Cilik? tahun 2015 dikarenakan pada umumnya kesenian
Wayang Wong hanya ditarikan oleh orang dewasa, lalu
mulailah dibentuk kesenian Wayang Wong yang
ditarikan oleh anak-anak, tetapi sebelumnya memang
sudah ada ide untuk membentuk kesenian Wayang
Wong Cilik. Sanggar Wayang Wong sudah sejak lama,
sedangkan untuk pendirian Sanggar tari Wayang Wong
Cilik baru berusia 2 tahun
4 Apa saja kendala dalam Anak- anak terkadang sulit menangkap karena
pembelajaran kesenian ini? menggunakan bahasa Jawa Kuno, sehingga perlu proses
lama dalam pembelajaran serta gerakan tiap tokoh
karena memiliki karakter berbeda-beda.
5 Bagaimana hubungan kesenian ini Wayang Wong Cilik dapat melestarikan,
dengan pelestarian budaya? mengembangkan dan menggali potensi yang ada
6 Bagaimana hubungan kesenian ini Unsur pendidikan pasti ada, seperti pembentukan
dengan pendidikan budaya dan karakter dan kreatifitas anak-anak dan mereka mendapat
karakter bangsa? banyak pengetahuan dari seni Wayang Wong.

LAMPIRAN
1. HASIL WAWANCARA

No Pertanyaan Jawaban Responden


Komang Panji
1 Kenapa ikut menari Wayang Karena suka menari Karena orang tua dan di
Wong? dan senang bernyanyi desa juga kesenian ini paling
dan disaranakan untuk populer.
ikut Wayang Wong
Cilik
2 Apa keistimewaan tari Wayang Lebih banyak Lebih menarik disbanding
Wong? tantangan karena lebih kesenian lain karena
rumit baik bahasa Wayang Wong Cilik baru
maupun ada di daerah ini saja.
menggunakkan topeng
3 Sejak kapan mengikuti 3 bulan 1 bulan
pelatihan Wayang Wong Cilik?

2. HASIL DOKUMENTASI

Peralatan Tari Wayang Peralatan Tari Wayang Proses wawancara dengan


Wong Cilik Wong Cilik narasumber

Pementasan Tari Wayang Pementasan Tari Wayang Proses wawancara dengan


Wong Cilik dalam acara Wong Cilik dalam acara narasumber
Pesta Kesenian Bali 2017 Pesta Kesenian Bali 2017

Anda mungkin juga menyukai