Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PELESTARIAN ANGKLUNG SERED BALANDONGAN MELALUI

PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Seni Budaya dan Kearifan Lokal

oleh,

Nama: Aisya Soparina Azasi

NIM: 2101020076

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERJUANGAN

2021
LEMBAR PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari……….tanggal………..

Oleh :

Dosen Mata Kuliah Seni Budaya dan Kearifan Lokal

H. Agus Ahmad Wakih, M.Sn.

NIDN 8870070018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Upaya Pelestarian

Angklung Sered Balandongan Melalui Pendidikan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Seni Budaya dan Kearifan Lokal. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang upaya Pendidikan dalam melestarikan Angklung Sered

Balandongan bagi para pembaca juga penulis.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak H. Agus Ahmad Wakih, M.Sn. selaku

dosen Mata Kuliah Seni Budaya dan Kearifan Lokal yang telah memberikan tugas ini

sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang

penulis tekuni.

Penulis ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari,makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan

makalah ini.

Tasikmalaya,27 Desember 2021

Aisya Soparina Azasi


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan yang tidak lepas dari kehidupan

manusia. Hal ini terjadi karena kesenian itu lahir, tumbuh dan berkembang dalam

lingkungan masyarakat. Begitu pula kesenian sebagai kreativitas dari jiwa

manusia yang mengandung nilai-nilai keindahan. Menurut Sumardjo (2000:45)

bahwa “Kesenian merupakan suatu wujud yang terindera dan karya seni yang

merupakan sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar (visual, audio,

dan audio-visual), seperti lukisan, musik dan teater.

Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek

moyang, sejak dulu kesenian sudah membudaya kebiasaan turun temurun yang

diwariskan kepada generasi muda sampai sekarang. Di era globalisasi saat ini,

teknologi terus berkembang semakin berubah, tidak hanya pengembangan dari

bidang teknologi tetapi juga pengembangan dari bidang budaya. Oleh sebab itu,

penting bagi kita bersama-sama untuk mempertahankan dan menjaga serta

memelihara kebudayaan yang telah di wariskan oleh para leluhur agar kebudayaan

tetap ada sampai saat ini.

Kebudayaan yang berada di Indonesia mempunyai kebudayaan masing-

masing dan ciri khas tersendiri diantaranya seperti rumah adat, pakaian adat,

upacara adat, seni tari tradisional, seni rupa tradisional, suku bangsa, bahasa

Daerah dan yang lainnya. Keanekaragaman budaya yang ada merupakan bukti

bahwa Indonesia kaya akan budayanya, salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat

merupakan Provinsi yang memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan

budaya masyarakatnya, mulai dari adat istidat, kesenian, acara ritual dan lain-lain.
Semua itu membuktikan bahwa Jawa Barat merupakan Provinsi yang sangat

mengedepankan budaya. Salah satu budaya yang masih tetap dilestarikan adalah

kesenian tradisional.

Tasikmalaya adalah Daerah yang mempunyai beragam kebudayaan dan seni

yang sangat kuat, hal itu karena dilihat dari peradaban yang penuh warna dengan

pencampuran bahasa, adat istiadat, dan keyakinan. Tasikmalaya memiliki

beragam warisan kesenian tradisional, keberagaman warisan seni dan budaya ini

yang harus kita lestarikan kepada lingkungan masyarakat agar mengerti dan

memahami warisan leluhur. Salah satu kesenian tradisional yang masih ada dan

berkembang di Daerah Tasikmalaya dan dilestarikan kepada masyarakatnya yaitu

kesenian Angklung Sered Balandongan. Hal ini bisa berkembang dan dilestarikan

karena adanya pewarisan yang sangat di junjung tinggi oleh grup kesenian

tersebut.

Kesenian Angklung Sered Balandongan dapat tumbuh dan berkembang karena

adanya pelaku-pelaku seni yang kreatif, mau selalu berkarya untuk melestarikan

serta mempertahankan keberlangsungan kesenian tersebut. Selain itu, Pendidikan

juga turut serta dalam menjembatani pelestarian kesenian tradisional ini. Hal itu

bertujuan sebagai pengenalan serta penanaman nilai dan norma bagi generasi

muda agar mereka paham tentang pentingnya pelestarian kesenian tradisional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan di atas, maka

akan timbul beberapa masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini.

Untuk mempermudah pembaca, penulis membaginya dalam peratanyaan sebagai

berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan Angklung Sered Balandongan?


2. Bagaimana terbentuknya kesenian Angklung Sered Balandongan?

3. Bagaimana upaya Pendidikan dalam melestarikan kesenian Angklung

Sered Balandongan?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan

untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pengertian Angklung Sered Balandongan beserta sejarah terbentuknya.

2. Mengetahui upaya Pendidikan dalam melestarikan kesenian Angklung

Sered Balandongan.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan banyak kegunaan, baik

secara teoritis maupun secara praktis.

Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep dari upaya

Pendidikan dalam melestarikan kesenian tradisional.

Secara praktis makalah makalah ini bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai bentuk upaya untuk menambah wawasan dan

pengetahuan serta memperkenalkan kesenian Angklung Sered

Balandongan kepada masyarakat umum.

2. Pembaca, sebagai bahan pengetahuan kesenian tradisional, serta

pelestarian bagi upaya menanamkan seni bagi para pembaca, dan

diharapkan akan meningkatkan kecintaan terhadap kesenian tradoisional.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan

menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif.


Data teoritis dalam makalah ini digunakan dengan menggunakan teknik studi

pustaka,artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca dari berbagai

literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik

analisis melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data

tersebut dalam konteks tema makalah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Angklung Sered Balandongan

Angklung Sered adalah kesenian dari kebiasaan kaum pria di

Kampung Balandongan yang menjadikan jogol, gelut ataupun adu

burung(berkelahi) sebagai kebiasaan yang merupakan musik ensambel

yang diiringi oleh 4 dog-dog dan Angklungg 22 di tambah dengan

kendang dan goong setelah menjadi hiburan. Dalam permainan ini terdapat

dua kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 atau lebih. Sebelum

mereka berkelahi, biasanya mereka memainkan Angklung sambil menari

dengan pola lantai yang unik bertujuan untuk mengetahui kekuatan lawan,

para pemimpin masingmasing kelompok akan maju ke tengah, dan mereka

akan terus saling mendorong sampai salah satu diantara mereka ada yang

kalah. Seperti yang di ungkapkan oleh Wakih (2018:17-18) :

“Angklung Sered adalah pertunjukan kesenian mengadu kekuatan fisik

dengan menggunakan waditra angklung dengan cara saling dorong (silih

sered). Fisik yang diadukan adalah betis, lengan, dan bahu. Asal mulanya

Angklung Sered ini hanya dijadikan sebagai tengara, kemudian berubah

menjadi kalangenan, dan berubah lagi menjadi ajang kekuatan. Fungsi

awalnya adalah sebagai ajang adu jajaten, kemudian berubah menjadi

hiburan, dan kini dijadikan sebagai media pendidikan yang dikembangkan

dalam mata pelajaran seni budaya pada ekstrakulikuler dilembaga formal”.

B. Sejarah Terbentuknya Angklung Sered Balandongan

Angklung Sered adalah kesenian yang berada di Kampung

Balandongan Desa Sukaluyu Kecamatan Mangunreja Kabupaten


Tasikmalaya. Angklung Sered dikenal pada masa penjajahan tepatnya di

tahun 1907, pada awalnya inti dari kesenian Angklung Sered ini sebagai

tengara untuk menginformasi akan adanya tamu atau musuh yang datang

menjajah, caranya dengan membunyikan Angklung oleh salah satu

penduduk masyarakat di Kampung

Balandongan untuk memberitahukan masyarakatnya, selanjutnya

Angklung Sered ini dijadikan adu jajaten (adu kekuatan) oleh setiap

Daerah untuk menentukan siapa yang paling sakti dan memiliki ilmu bela

diri yang paling baik, kemudian Angklung Sered ini berubah menjadi

hiburan dikarenakan Angklung yang pada saat itu berfungsi sebagai

angklung adu, Ketika sudah merdeka tidak digunakan lagi. Karena sudah

tidak ada lagi musuh ataupun penjajah. Sehingga yang awalnya dinamakan

angklung adu berubah menjadi angklung sered, yaitu yang awalnya

permainan dilakukan dengan saling adu menjadi saling sered. Karena takut

akan menimbulkan peperangan atau permusuhan jika diteruskan.

Seiring dengan perkembangan zaman, kesenian Angklung Sered

memiliki pengaruh yang cukup signitifikan dalam perkembangan

kebudayaan khususnya di kampung Balandongan. Pengaruh tersebut

ditentukan oleh hubungan dinamis dan selaras antara pelaku seni yang

mewarisi dengan usahanya dalam melakukan perkembangan, perawatan,

serta melestarikan kesenian yang sudah ada sebelumnya.

C. Upaya Pelestarian Kesenian Angklung Sered Balandongan melalui

Pendidikan

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Tasikmalaya

dalam menjaga kesenian tradisional agar tidak punah seiring dengan


perkembangan zaman yaitu melalui sektor Pendidikan, selain karena

adanya system pewarisan yang dijunjung tinggi oleh grup kesenian

tersebut.

Adanya perubahan fungsi Angklung Adu menjadi Angklung Sered,

sehingga dijadikan sebagai materi ajar dan dimasukkan ke dalam

ekstrakulikuler oleh beberapa sekolah di daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Selain itu di jenjang perkuliahan, salah satunya Universitas Perjuangan

Tasikmalaya yang menjadikan Angklung Sered Balandongan sebagai

kajian dalam Mata Kuliah Seni Budaya dan Kearifan Lokal. Yang

bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan sekaligus merupakan salah

satu bentuk pewarisan kesenian tradisional tersebut. Selain dapat

menambah wawasan serta pengetahuan juga dapat meningkatkan

kecintaan generasi muda terhadap kesenian Angklung Sered Balandongan

ini.

Seperti contoh dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar di Universitas Perjuangan Tasikmalaya terdapat materi untuk

mempelajari kesenian tradisional ini, yang nantinya setelah para

mahasiswa lulus dalam pendidikannya kesenian ini bisa diajarkan kepada

anak didiknya kelak. Sehingga terus menerus akan terjadi pewarisan

kesenian tradisional ini, dan akan meminimalisir kemungkinan

kepunahannya.

Oleh karena itu sektor pendidikan harus terus mengembangkan

pembelajaran mengenai kesenian tradisional, agar warisan budaya dari

nenek moyang tidak akan mengalami kepunahan meskipun arus globalisasi

terus berkembang.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Keanekaragaman budaya yang ada merupakan bukti bahwa Indonesia

kaya akan budayanya, salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat

merupakan Provinsi yang memiliki keunikan tersendiri yang

mencerminkan budaya masyarakatnya, mulai dari adat istidat, kesenian,

acara ritual dan lain-lain. Semua itu membuktikan bahwa Jawa Barat

merupakan Provinsi yang sangat mengedepankan budaya. Salah satu

budaya yang masih tetap dilestarikan adalah kesenian tradisional.

Tasikmalaya memiliki beragam warisan kesenian tradisional,

keberagaman warisan seni dan budaya ini yang harus kita lestarikan

kepada lingkungan masyarakat agar mengerti dan memahami warisan

leluhur. Salah satu kesenian tradisional yang masih ada dan berkembang di

Daerah Tasikmalaya dan dilestarikan kepada masyarakatnya yaitu

kesenian Angklung Sered Balandongan.

Angklung Sered Balandongan merupakan kesenian tradisional yang

kesenian dari kebiasaan kaum pria di Kampung Balandongan yang

menjadikan jogol, gelut ataupun adu barung (berkelahi) sebagai kebiasaan

atau budaya. Hal ini bisa berkembang dan dilestarikan karena adanya

pewarisan yang sangat di junjung tinggi oleh grup kesenian tersebut.

Selain dari peran pendidikan yang sekarang juga turut melestarikan

kesenian tradisional saat ini.

Anda mungkin juga menyukai