KELAS : MBI 3
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sustainable
Manufacturing.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantarii
Daftar Isiiii
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang2
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan Penulisan2
BAB II PEMBAHASAN3
A. Mengembangkan wayang topeng malangan di daerah malang 3
B. Mempertahankan tradisi kebudayaan tarian topeng malangan 4
BAB III PENUTUPAN9
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 11
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep kebudayaan diperluas dan makin cepat otomatis membawa dampak berupa
perubahan. Orang dahulu memandang kebudayaan itu dimiliki oleh sekelompok kecil saja,
sedangkan oleh masyarakat secara umum menganggap bahwa kebudayaan itu dialami
semacam takdir yang tidak dapat dihindari seperti hujan atau cuaca terang. Kebudayaan
akan berkembang selama masyarakat pendukungnya masih ada. Perkembangan
kebudayaan disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa
adanya pergantian generasi dan pertambahan penduduk. Adapun faktor eksternal adalah
faktor yang mempengaruhi kebudayaan seperti adanya kebudayaan dari luar.
5
perkembangannya masyarakat seing menerima kebudayaan-kebudayaan yang tidak
sesuai dengan budaya dasar yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana mengembangan wayang topeng malangan di daerah Malang?
2. Bagaimana mempertahankan tradisi kebudayaan wayang topeng malangan?
C. Tujuan Penulisan
Dari uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengembangan wayang topeng malangan di daerah Malang.
2. Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan tradisi kebudayaan wayang
topeng malangan.
3. Untuk memenuhi nilai pada mata kuliah Sustainable Manufacturing.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
budaya leluhur. Sedangkan Djoko Rendy, seniman asal Kota Malang yang sudah
punya jam terbang tinggi dalam pengenalan Topeng Malangan pada masyarakat luas
menilai, bahwa tujuan pelaksaan ritual adalah demi Nguri-uri Budhoyo, istilah bahasa
Jawa yang memiliki arti menjaga dan melestarikan kebudayaan nenek moyang
(leluhur) yang adiluhung, dengan tetap menerapkan edukasi pada masyarakat.
Djoko juga mengungkapkan bahwa pelaksaan ritual ini punya nilai penting
untuk sarana hiburan, pertunjukan bagi masyarakat, sekaligus menjadi tuntunan. Di
lain sisi, ritual tidak hanya dilakukan pada saat pertunjukan saja, melainkan juga
dilakukan pada saat pembuatan Topeng Malangan sendiri. Dalam proses penciptaan
sebuah Topeng Malangan, ada syarat ritual yang wajib untuk dilakukan. Tujuan dari
ritual ini sendiri selain untuk menghormati para leluhur pendahulu, ternyata juga
bertujuan agar setiap topeng yang diciptakan kelak dapat memiliki Yoni (karisma).
Ritual tersebut merupakan tahapan-tahapan yang tidak lepas dari hal mistik karena
sudah menjadi tradisi turun-menurun.
Ritual dalam membuat Topeng Malangan hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang tertentu saja seperti pewaris kelima Mbah Karimun yaitu Tri Handoyo. Hingga
saat ini, ialah satu-satunya yang dapat menjalani ritual pembuatan Topeng Malangan.
Diperlukan beberapa tahapan-tahapan khusus yang harus dilalui. Tahapan yang harus
dilalui diantaranya adalah pemilihan hari, pemilihan bahan, dan yang terakhir adalah
pengerjaan. Lalu apa saja yang harus dipersiapkan sebelum ritual ini dimulai?
Pertama yaitu sesaji atau sajen, pada sajen tersebut terdapat pisang setangkep atau
pisang dua sisir, lalu kelapa, beras, bumbu kinangan, bumbu dapur, dan sebagainya.
Adanya sajen ini sebagai salah satu tanda penghormatan pada leluhur yang telah
memberikan kesenian sehingga dapat menyenangkan orang banyak.
Media selanjutnya yang dipersiapkan untuk ritual Topeng Malangan yaitu dupa,
kemenyan, dan juga topeng itu sendiri. Selain itu persiapan yang harus dilakukan pada
pelaku ritual adalah bersuci layaknya orang yang akan melakukan ibadah shalat. Raga
yang dibutuhkan haruslah bersih yang dilakukan dengan kegiatan mandi dan mencuci
rambut, begitu juga dengan pakaian dalam yang dikenakan harus bersih. Ritual yang
dilakukan dalam proses pembuatan Topeng Malangan ini, memerlukan bahan utama
kayu yang usianya hampir 50 tahun. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut tentu
tidak diambil dari sembarang tempat, kayu itu diperoleh dari punden yang merupakan
tempat spiritual tinggi.
B. Mempertahankan tradisi kebudayaan tarian topeng malangan
Di era modern seperti saat ini besaran minat masyarakat khususnya generasi
muda pada Topeng Malangan tidak akan muncul dalam jumlah besar. Karena dewasa
ini generasi muda banyak yang terpengaruh dengan budaya asing seperti budaya
8
barat dan budaya Asia Timur. Namun, pengaruh minat masyarakat pada Topeng
Malangan dapat terjadi melalui berbagai cara baik berbentuk metafisik maupun nalar.
Jadi, selain pengenalan lewat ritual, hal-hal seperti pengembangan juga harus
dilakukan. Misal dengan bentuk sajian berupa tumpeng atau bentuk aroma
wewangian.
Berbicara tentang ritual maka tidak akan terlepas dari suatu ilmu yang
digunakan. Sebagian besar masyarakat mempercayai bahwa hal tersebut pasti
memiliki keterkaitan. Seperti yang diungkapkan oleh Fatqiah Arinda yang merupakan
warga asli Malang yang mana ia menyatakan bahwa sangat wajar ketika pembuatan
topeng dilakukan dengan ritual, karena pada zaman dahulu pembuatan karya seni
seperti itu pasti tidak jauh dari sebuah ritual. Dalam masyarakat Jawa sendiri, terdapat
beberapa ilmu yang banyak ditemukan dalam ritual seni budaya di antaranya adalah
ilmu Islam, ilmu Jawa, dan juga campuran antara kedua ilmu tersebut. Dalam konteks
ritual sebelum pembuatan Topeng Malangan, ilmu yang digunakan adalah ilmu
Kejawen atau ilmu Jawa, di mana ilmu tersebut merupakan ilmu yang diwariskan dari
para leluhur.
Pengertian kejawen sendiri, dijelaskan oleh Sulkhan Chakim dalam Jurnal
Dakwah dan Komunikasi di mana bagi orang Jawa yang dalam hal ini disebut dengan
kejawen, adalah masyarakat yang memiliki pendekatan kebatinan atau rasa dalam diri
manusia untuk mencapai eksistensi yang tinggi sebagai manusia. Tentunya,
mencakup pandangan orang Jawa terhadap dunia Jawa, laku, dan olah batin bagi
kejawen. Ilmu tersebut ternyata sangat berpengaruh pada hasil karya Topeng
Malangan. Uniknya, topeng yang dihasilkan melalui proses ritual akan semakin
menarik dan memiliki hasil yang memuaskan. Berbeda dengan topeng yang dibuat
tanpa ritual, di mana hasil karya topeng akan terlihat aneh. Keanehan tersebut bahkan
tak jarang bersangkutan dengan hal-hal di luar nalar manusia. Maka bisa dikatakan
bahwa pelaksanaan ritual sebelum membuat Topeng Malangan sangatlah penting.
Selain sebagai bentuk penghormatan, ritual dipercaya mampu memperlancar proses
pembuatan Topeng Malangan dengan hasil yang memuaskan.
Adanya ritual dalam pembuatan Topeng Malangan telah memberikan dampak
tersendiri. Bahkan dari segenap ritual yang dilaksanakan berhasil memicu pengaruh
pada pelaku kesenian dan juga masyarakat. Contohnya pada kesejahteraan pelaku
kesenian yang ekonominya terbantu lewat Topeng Malangan. Lantas bukan hanya itu,
pengaruh besaran minat pada kesenian Topeng Malangan juga timbul di masyarakat
berkat serangkaian ritual. Terlepas dari hal mistik dan klenik, keunikan dari Topeng
Malangan harus tetap dilestarikan. Hal tersebut dikarenakan tiap-tiap tokoh dari
Topeng Malangan sendiri bisa memberikan pelajaran yang berharga bagi para
9
penerusnya. Untuk itu kesenian asli Malang ini harus tetap diwariskan kepada para
pemuda khususnya bagi Arek Malang sendiri.
Mungkin menjadi hal yang wajar jika wayang dan topeng memiliki banyak
kesamaan, akan tetapi di sisi lain ada pula beberapa perbedaan yang dimilki. Salah
satunya adalah wayang pada umumnya sering dipertunjukkan dengan tangan dan
bahan yang berasal dari kulit, sedangkan topeng sendiri ditempelkan atau dipakai ke
wajah seseorang untuk diperagakan. Penjelasan Wayang Topeng Malangan juga
diutarakan oleh Rihadi (2002) dalam Jurnal Seni Budaya milik Arining Wibowo dan
kawan-kawan bahwa seni Wayang Topeng Malangan dapat dipersepsikan sebagai
pertunjukan drama atau tari Wayang Topeng Malangan dan kreasi pembuatan Topeng
Malangan. Perubahan pada pertunjukan dan kreasi pembuatan topeng saling
berkaitan, karena tidak hanya pertunjukan Wayang Topeng Malangan yang
mensyaratkan penggunaan topeng, khususnya hasil kreasi dari pengrajin atau
seniman tertentu.
10
Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian yang Akan
Dilakukan
11
Hasil Review Jurnal :
Budaya Indonesia merupakan jati diri yang dimiliki oleh Indonesia yang membedakan
negara Indonesia dengan negara yang lain serta membuat suatu ciri khas tersendiri yang
hanya dimiliki oleh Indonesia. Di zaman sekarang, arus dari globalisasi sudah merambat
masuk ke Indonesia. Ini dikhawatirkan dapat menggeserkan dan memundurkan kebudayaan-
kebudayaan lokal nusantara. Untuk itu kita sebagai kaum muda bangsa sudah sepatutnya
dapat melestarikan budaya kita serta mampu membuat sesuatu yang dapat menjaga
keutuhan kebudayaan yang ada di Indonesia ini.
Kemudian eksistensi nilai kearifan budaya lokal nusantara ditengah arus globalisasi
melalui pelestarian tradisi Gawai Dayak Sintang akan sangat tergantung pada upaya ketiga
pihak yakni pemerintah, sekolah dan masyarakat. Jika ketiga komponen terkait saling
bersinergi dalam mempertahankan kebudayaan maka masuknya arus globalisasi tidak
menjadi ancaman bagi kebudayaan Indonesia. Pihak-pihak yang berperan dalam
mengimplementasikan pelestarian budaya lokal nusantara ini diharapkan mampu untuk
menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap kebudayaan-kebudayaan lokal yang ada di
Indonesia serta menjadikan kebudayaan lokal bagian yang sangat penting yang dimiliki oleh
semua lapisan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Suku Dayak Sintang.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
Adanya ritual dalam pembuatan Topeng Malangan telah memberikan dampak
tersendiri. Bahkan dari segenap ritual yang dilaksanakan berhasil memicu pengaruh pada
pelaku kesenian dan juga masyarakat. Contohnya pada kesejahteraan pelaku kesenian yang
ekonominya terbantu lewat Topeng Malangan. Lantas bukan hanya itu, pengaruh besaran
minat pada kesenian Topeng Malangan juga timbul di masyarakat berkat serangkaian ritual.
Terlepas dari hal mistik dan klenik, keunikan dari Topeng Malangan harus tetap dilestarikan.
Hal tersebut dikarenakan tiap-tiap tokoh dari Topeng Malangan sendiri bisa memberikan
pelajaran yang berharga bagi para penerusnya. Untuk itu kesenian asli Malang ini harus tetap
diwariskan kepada para pemuda khususnya bagi Arek Malang sendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/jurnal-wayang-topeng-malangan
ioramalang.com/2020/10/18/topeng-malangan-seni-budaya-menarik-namun-mistik/
15