PEMBIMBING PROJEK ;
1. ROULINA PURBA. S.PD
2. RAHMAWATI SAKINAH ISNAENI. S.PD.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………
Latar Belakang…………………………………………………………………………………..1a
Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………………2b
Tujuan Kegiatan………………………………………………………………………………………………………………………..2c
Manfaat Kegiatan……………………………………………………………………………………………………………………… 3d
Identitas Kegiatan…………………………………………………………………………………………………………………….4a
Sejarah Kegiatan……………………………………………………………………………………………………………………….4b
…………………………………………………………………………………………………………………….. 8
1. LATAR BELAKANG
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek
yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan
profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pada awalnya.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajaran yang baru dimunculkan
pada sekolah penggerak namun pada tahun pelajaran 2022/2023 mulai berlaku Kurikulum
Merdeka yang juga menerapkan P5.
Tujuan diperkenalkannya P5 pada kurikulum merdeka untuk memberikan kebebasan dan
kemandirian pada siswa dalam menentukan pendidikan sesuai dengan minat dan bakat untuk
mencapai visi Indonesia maju dan unggul salah satu tujuan diimplementasikannya proyek
penguatan profil pelajar pancasila adalah demi mewujudkan pelajar yang memiliki karakter
berwawasan dan mengenal kearifan lokal budaya. Indonesia merupakan negara yang beragam
yang terdiri dari berbagai suku, ras, agama,adat-istiadat yang ada pada setiap penduduknya hal
ini yang menyebabkan indonesia memiliki keanekaragaman kearifan lokal budaya yang khas
yang di miliki oleh setiap suku bangsa di indoensia. Kearifan lokal adalah
pengetahua,praktik,dan nilai nilau yang ditemukan dalam budaya atau masyarakat tertentu
Upaya untuk mempertahankan kearifan lokal budaya di indonesia, generasi sebelumnya telah
mewariskan kepada generasi yang akan datang melalui berbagai macam upaya.Mengingat
kearifan lokal adalah pemikiran yang sudah lama dan berusia puluhan tahun maka kearifan lokal
perlu kita jaga dan diteruskan kepada generasi yang akan datang. Akan tetapi banyak generasi
muda sekarang justru menganggap kearifan lokal dan pandangan hidup rasional sudah turun
temurun dari nenek moyang adalah pandangan dan pemikiran kuno yang sudah tidak lagi relevan
dengan zaman modern saat ini, para generasi muda penerus bangsa justru meninggalkan
kebudayaan lokal dan beralih ke kebudayaan luar. Untuk mengatasi permasalahn tersebut di
perlukan beberapa upaya dalam melestarikan kearifan lokal hal ini sejalan dengan
diimplementasikannya kurikulum merdeka pada satuan pendidikan untuk memperkenalkan
kearifan lokal yang ada di indonesia yaitu dengan memperkenalkan budaya di masing masing
daerah nya salah satu nya pelajar yang berada di satuan dinas pendidikan dki jakarta harus
mengetahui kearifan lokal budaya betawi dalam rangka melestarikan kebudayaan betawi agar
tidak hilang dan tergantikan dengan kebudayaan luar.
Suku betawi memiliki berbagai macan kearifan lokal mulai dari : makanan minuman,adat
istiadat,lagu daerah, musik daerah, cerita daerah dan berbagai macam kesenian tarian daerah.
Kesenian tarian daerah betawi ini sudah cukup terkenal bahkan di berbagai acara seperti :
pernikahan adat betawi ,khitanan, serta hari hari besar di provinsi jakarta seperti hari ulang tahun
jakarta sehingga tarian betawi sudah tidak menjadi asing lagi bagi masyarakat umum,kesenian
tarian betawi terdiri dari berbagai macam tarian seperti : tari sirih kuning, tari zapin, tari
lenggang nyai, tari nandak ganjen dan tari ondel-ondel.
Akan tetapi dengan keberagaman tarian suku betawi yang sangat beragam tersebut, masih
banyak masyarakat yang belum mengetahui salah satu tarian dari daerah betawi, yang lebih
sangat mengecewakannya lagi justru beberapa masyarakat yang tinggal di jakarta tidak cukup
mengenal beberapa tarian suku betawi. Padahal seharusnya kearifan lokal seni tari betawi yang
sangat bagus serta beragam ini seharusnya dapat di kenal oleh seluruh masyarakat bahkan hingga
internasional. Menghadapi permasalahan tersebut kelompok kami akan menampilkan tarian
betawi yaitu salah satunya tari ondel-omdel,melalaui penampilan yang nanti akan diadakan di
sekolah kami sehingga tarian ondel-ondel dari betawi dapat diketahui oleh generasi penerus dan
dapat terlestarikan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mengenalkan seni tari Betawi?
C. Tujuan Kegiatan
1. Melestarikan kesenian budaya Betawi bagi generasi penerus yang sudah mulai
meninggalkan kesenian daerah
1. Menumbuhkembangkan kreativitas siswa atau siswi dalam berkarya dan berkesenian
terutama dalam melakukan pagelaran tarian ondel-ondel
2. Memotivasi masyarakat di sekitar dalam hal menumbuhkembangkan rasa cinta
terhadap kesenian budaya Betawi
3. Media apresiasi atau kegiatan yang menggugah masyarakat untuk melakukan
kegiatan apresiasi terhadap kesenian Betawi terutama pada kesenian tari ondel-ondel
4. Menyalurkan minat dan bakat generasi penerus terhadap kesenian Betawi terutama
kesenian tarian ondel-ondel
D. Manfaat kegiatan
1. Bagi penulis
Bagi kami , kami dapat berkontribusi dalam melestarikan serta meningkatkan rasa cinta terhadap
kesenian budaya betawi secara mendalam dan juga dapat lebih menghargai budaya lokal dengan
adanya pertunjukan budaya betawi yaitu kesenian tari ondel ondel. kita sebagai penulis juga
dapat mengetahui keberagaman kesenian budaya betawi sehingga kita dapat ikut serta dalam
melestrikan kesenian budaya betawi supaya masyarakat umum dapat mengenal kesenian betawi
salah satu nya kesenian tarian ondel ondel.
2. Bagi masyarkat
Bagi Masyarakat dengan ada nya kegiatan pengenalan keraifan lokal daerah salah satu nya
daerah dki jakarta yaitu kesenian betawi agar masyarakat lebih mencintai budaya kesenian
daerah suku betawi masyarakat dapat lebih mengetahui budaya betawi melalui pertunjukan
tarian ondel-ondel .serta masyarakat dapat menjadikan kegiatan menonton kesenian betawi yaitu
kesenian tarian brletawi dapat menjadi media hiburan bagi masyarakat di kala penat serta dapat
dijadikan media pembelajaran dan edukasi Masyarakat dapat menumbuhkembangkan minat dan
bakat pada kesenian budaya betawi
BAB II
TINJAU PUSTAKA
A . identitas kegiatan :
menampilkan kesenian tarian ondel ondel sebagai bentuk pelestrain kesenian budaya betawi
salah satu nya kesenian tarian ondel ondel agar tarian ondel ondel dapat dikenal bagi masyarakat
umum serta memiliki tujuan lainya yaitu dapat di jadikan sumber pembelajaran kebudayaan bagi
peserta didik selain untuk pertunjukan tarian ondel ondel dapat di jadikan sebagai media hiburan
bagi masyarakat.
B . Sejarah kegiatan
Tarian Tradisional adalah tarian yang diwariskan secara turun temurun yang disesuaikan dengan
kebutuhan tema masing masing daerah. Salah satu diantaranya adalah Tarian Betawi. Sebagai
warga Jakarta, ada beberapa tari tradisional Betawi yang wajib Kita ketahui. Karna pada
dasarnya, tari tradisional merupakan tradisi budaya Indonesia yang sudah seharusnya
dilestarikan. Seni tari tradisional Betawi sangat erat dengan alunan irama musik tradisional.
Tarian Betawi juga mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu penggunaan suara musik pengiring
yang riang serta gerakan-gerakan tari yang dinamis. Berikut ini beberapa tarian tradisional yang
patut Kita ketahui.
Salah satu kebudayaan yang hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat dan pemerintah
adalah kesenian berwujud Tari Betawi. Sama halnya dengan kesenian dari suku-suku etnis lain
yang menyebar di wilayah Indonesia, Tari Betawi pun masih eksis diperagakan oleh masyarakat
sekitar terutama untuk tujuan belajar dan pertunjukan seni
Berikut ini beberapa sejarah tarian tradisional betawi :
- Tari sirih kuning :
Menurut catatan sejarah, awal kemunculan tarian ini diadopsi dari Tari Cokek. Secara khusus,
Tari Cokek ini dibuat dan sering dipentaskan oleh Tan Sio Kek. Ia adalah seorang bangsawan
Tionghoa. Karena tarian ini sering dipentaskan, maka banyak masyarakat Tionghoa di Betawi
yang mulai mementaskannya. Lambat laun, tarian ini terus berkembang dan mulai berganti
menjadi Tarian Sirih Kuning. Pemilihan nama Sirih Kuning ini dikarenakan penari akan
menyerahkan sirih kepada penari wanita selama pertunjukannya.
Jumlah sirih yang dipakai ini juga sudah ditentukan karena secara konseptual sirih ini memiliki
makna tersendiri. Meski berkembang dari Tari Cokek, namun Tarian Sirih Kuning ini juga
memiliki keunikan dan perbedaan tersendiri. Oleh sebab itu, tarian ini tidak sepenuhnya
mengadopsi Tari Cokek. Selain itu, di dalamnya juga akan penggabungan budaya Betawi serat
Tionghoa itu sendiri sehingga menambah kesan unik di dalamnya.
- Tari zapin :
Sejarah Tari Zapin
Tari zapin ini muncul pada 1811, namun baru dipopulerkan pada 1919. Tari zapin dibawa oleh
pedagang-pedagang Arab dari Gujarat dalam perdagangan rempah sekaligus sebagai media
dakwah penyebaran agama Islam ke daerah Kepulauan Riau.
Kemudian, tarian ini menyebar keluar kawasan Riau, sejalan dengan perkembangan kerajaan-
kerajaan Melayu. Dalam pembaurannya dengan budaya setempat, lahirlah berbagai macam
ragam variasi pada tiap-tiap daerah termasuk namun pola dasarnya tetap sama. Yaitu sebagai
simbol dan makna penghormatan serta hiburan untuk disajikan kepada raja-raja yang sedang
menjabat. Saat itu, tarian ini hanya boleh dibawakan oleh penari laki-laki saja. Namun, seiring
perkembangan zaman dan perubahan pola pikir masyarakat, tarian ini jadi memiliki simbol dan
makna luas. Saat ini tari zapin disimbolkan sebagai makna kehidupan sosial, pendidikan, adat
istiadat Melayu, dan tidak lepas dengan simbol dan makna yang berkaitan dengan ketuhanan
(religi). Hingga hari ini, tari zapin semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.
- Tari lenggang nyai
Merujuk laman Good News From Indonesia, tarian khas Betawi sebenarnya terbentuk dari
proses asimilasi kebudayaan seperti Melayu, Arab, Cina, Portugis, India, dan sebagainya.
Mengusung musik pengiring yang riang dan gerakan tari dinamis, Tari Lenggang Nyai menjadi
salah satu tari yang terkenal. Nama Tari Lenggang Nyai sendiri diambil dari kata lenggang yang
berarti melenggak-lenggok, dan kata nyai yang diambil dari cerita tentang cerita rakyat Nyai
Darsinah. Tari Lenggang Nyai yang juga disebut Tari Lenggang Betawi ini diciptakan oleh
seniman asal Yogyakarta, Wiwik Widiastuti pada tahun 1998 silam.
Konon, dahulu kala Nyai Darsinah adalah seorang perempuan berparas ayu dari tanah Betawi.
Nyai Darsinah saat itu dilanda kebingungan memilih pasangan hidup. Pada masanya, Nyai
dihadapkan oleh dua pilihan yang berbeda kewarganegaraan yaitu pria Indonesia dan Belanda.
Lama berpikir, Nyai Darsinah akhirnya memilih pria Belanda bernama Edward William sebagai
pendamping hidupnya. Siapa sangka, setelah menikah kehidupan Nyai berubah drastis. Bukan
kebahagiaan, Nyai justru mendapat banyak sekali aturan dari suaminya yang membuat dirinya
terkekang. Ia sampai pada momentum haknya sebagai perempuan terampas. Nyai Darsinah
lantas memutuskan memberontak untuk memperjuangkan kebebasannya. Kisah ini mendorong
Wiwik Widiastuti menciptakan kreasi tari sebagai penanda perjuangan Nyai Darsinah dalam
memperjuangkan hak dan kebebasannya sebagai seorang wanita. Dilihat dari kisahnya, cerita
Nyai Darsinah mengingatkan pada perjuangan Raden Ajeng Kartini yang memperjuangkan
emansipasi perempuan. Benang merah ingin ditampilkan tari satu ini dengan gerakan indah dan
kaya makna.
Tarian yang diciptakan pada tahun 2000 ini ternyata terinspirasi dari sebuah pantun Betawi yang
berbunyi “Buah cempedak buah durian, sambil nandak cari perhatian”, dan dari pantun itulah
tarian ini kemudian di namai dengan tari Nandak Ganjen. Dalam bahasa Betawi sendiri kata
Nandak artinya menari sedangkan Ganjen artinya genit atau centil yang juga dimaknai sebagai
sikap menggoda. Nandak Ganjen awalnya ciptakan untuk memenuhi permintaan Dewan
Kesenian Jakarta pada tahun 1996 untuk menyelenggarakan acara Apresiasi Seni Pertunjukan.
Namun, tarian ini kemudian mengalami pengembangan sekitar 12 tahun yang dikerjakan di
Sanggar Ratna Sari, yaitu Sanggar miliki Orang tua Entong Kisam yang berlokasi di Ciracas,
Pasar Rebo. Sejak mengalami pengembangan itu, tari Nandak Ganjen akhirnya masih digunakan
sebagai bagian dari Kesenian Betawi hingga sekarang. Dalam setiap pertunjukkannya, yang
membawakan tari Nandak Ganjen adalah penari dewasa, maka biasanya para penari akan
menampilkan tarian tersebut sambil bernyanyi. Oleh sebab itu, dalam tarian ini para penari tidak
hanya dituntut untuk mampu melakukan olah gerak tubuh saja, melainkan mereka juga harus
mampu dalam melakukan olah pernafasan dengan baik sehingga dapat menghasilkan suara yang
bulat, utuh, dan keras ketika bernyanyi.
Pada penampilan P5 kelompok kami akan menampilkan tarian ondel ondel sebagai perwujudan
pelestarian kebudayaan betawi berupa tarian.
Berikut untuk sejarah tarian ondel-ondel :
Sejarah Tari ondel ondel
Tari ondel-ondel berasal dari suku Betawi di Provinsi DKI Jakarta, yang merupakan kesenian
tari boneka yang sudah ada sejak zaman pra Islam di Pulau Jawa. Tentunya terdapat sejarah,
makna serta arti dalam gerakan tariannya, sehingga kita bisa mengerti kenapa tarian ini
dinamakan tari ondel-ondel. Ondel-ondel adalah tari pertunjukkan yang sering ditarikan rakyat
suku Betawi untuk memeriahkan berbagai kegiatan pesta rakyat. Dalam tarian ondel-ondel
terlihat seperti menggambarkan sosok leluhur yang senantiasa memelihara keamanan, ketertiban,
keberanian, ketegasan kejujuran dan anti manipulasi.
Sejarah tari ondel ondel betawi sudah melewati rentetan sejarah yang amat panjang yang awal
kemunculannya pada abad ke 16 di Batavia (nama Kota Jakarta di masa penjajahan Belanda). Di
awal kemunculannya itu tarian ini belum bernama ondel-ondel seperti sekarang, namun
masyarakat Betawi menyebutnya boneka raksasa. Tari ondel-ondel berasal dari daerah suku
Betawi Provinsi DKI Jakarta. Sejarah ondel-ondel diabadikan di dalam buku W Scott yang
menuliskan bahwa tarian ini di tarikan sembari diarak mengelilingi perkampungan.
Pada tahun 1900, kemudian masyarakat luas mulai mengenal tarian ini dengan sebutan barongan
bukan ondel-ondel. Keunikan barongan terletak pada kumisnya yang melintang dan terlihat
tampak seram, sehingga membuat ketakutan anak-anak kecil pada saat itu.Ketika almarhum
Benyamin merilis lagu ciptaan nya yang berjudul ondel-ondel, nama ondel-ondel mulai terkenal
di kalangan Masyarakat luas di Indonesia. Kemudian pada tahun 1966-1977 di masa Gubernur
DKI Jakarta Ali Sadikin, wajah ondel-ondel mulai diubah dari yang awalnya nampak
menyeramkan menjadi tampak lebih bersahabat.
Hal itu dilakukan dengan tujuan supaya kesenian ondel-ondel bisa dinikmati oleh berbagai
kalangan masyarakat luas, yang awalnya dewasa kini anak-anak juga bisa ikut menikmati tanpa
ada ketakutan. Fungsi tari ondel-ondel yang diyakini masyarakat Betawi zaman dulu, sebagai
perantara dalam mengusir roh jahat yang gentayangan serta penolak bala. Sehingga tidak terasa
heran apabila kesenian tradisional ini kerap dikaitkan dengan adanya perihal yang berunsur
mistis. Di Dalam tarian ondel-ondel, ada makna dan nilai-nilai estetik kearifan lokal di
dalamnya. Salah satu nilai estetik itu adalah dengan mengajak para masyarakat untuk melakukan
hidup yang bersih dari perihal yang mampu merusak struktur kehidupan di masyarakat.
BAB III
PELAKSANAA KEGIATA