Anda di halaman 1dari 12

SEBERAPA MINAT REMAJA UNTUK

MEMPELAJARI KESENIAN
TRADISIONAL

DISUSUN OLEH:

Nama : Anityo Hastadirangga (12030114140203)

Merkurius Oka S.D (12030114120099)

Dosen : Prof. H. Imam Ghozali, Mcom., Akt., Ph.D

JURUSAN S-1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

1
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015

Daftar isi

Halaman
judul..1

Daftar
isi..
.2

Bab I Pendahaluan

1. Latar
belakang
..3
2. Rumusan
masalah.4
3. Maksud dan
tujuan...4

Bab II Pembahasan

1. Pengertian Seni Tradisional dan


contoh...4
2. Seni tradisional perlu
dibela.8
3. Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap kesenian
tradisional...9

Bab III Penutup

1. Kesimpulan
...10
2. Saran

10

2
Daftar
pustaka.
..11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman sekarang remaja kurang peduli terhadap kebudayaan tradisional
atau kebudayaan sendiri. Mereka lebih memilih untuk berbudaya ke barat-baratan.
Padahal kebudayaan adalah ciri khas tersendiri dari daerah atau Negara itu sendiri.
Jika kita mengembangkan serta melestarikannya kita akan menjadi bangsa yang
penuh warna. Kita sudah memiliki ragam budaya,bahasa,dll. Tetapi mengapa kita
tidak sadar akan itu semua.
Kebudayaan dan gaya hidup tradisional dianggap sebagai penghalang besar
bagi pembangunan sosio-ekonomi. Karena itu dalam perencanaa pembangunan, salah
satu hal yang diusahakan adalah mengutuk dan mengubah bahkan menyingkirkan
kebudayaan tradisional itu. Pandangan tersebut sangat keliru dan dengan sendirinya

3
bertentangan dengan pembangunan bangsa. Kami berpendapat bahwa kebudayaan
tradisional bersifat dinamis, selalu mengalami perubahan. Tinggal bagaimana sikap
kita menerima atau membuang perubahan tersebut.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang peduli akan budayanya sendiri.
Contohlah Negara Jepang. Negara yang berpenduduk 127,3 juta (2013) ini memiliki
banyak keistimewaan dalam budaya dan masyarakatnya. Mereka tidak hanya peduli
dengan kebudayaannya, tetapi juga sangat berniat untuk melestarikan budaya yang
sejak dari dulu sudah ada. Sudah bukan rahasia lagi kalau Jepang merupakan Negara
besar yang budayanya sangat kental.
Oleh karena itu, mari kita bangun Bangsa kita tercinta demi kemajuan yang
lebih baik, sebelum terlambat atau kita hanya menjadi saksi kepunahaan tanpa bekas
dan hanya jadi cerita legenda belaka yang nantinya juga akan terhapus dari memori
anak cucu kita nanti atas nama modernitas dan kemajuan zaman.

1.2 Rumusan Masalah


Apa yang dimaksud dengan Seni Tradisional dan contoh nya ?
Mengapa kita harus mempelajari Kesenian Tradisional ?
Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap Kesenian Tradisional Indonesia ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Berdasarkan latar belakang yang telah kami kemukakan kami membuat
makalah mengenai Seberapa Minat Remaja Untuk Mempelajari Kesenian
Tradisional karena kami ingin memberi tahu bahwa remaja kita memang kurang
akan kesadaran budayanya sendiri, serta ilmu dan pengetahuan agar remaja Indonesia

4
lebih mengenal kesenian tradisional Indonesia. Selain itu kita juga dapat membantu
pemerintah untuk mendorong dan memotivasi remaja untuk mulai mengenal budaya
bangsa sendiri,karena remaja merupakan generasi penerus dan aset bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seni Tradisional


Seni Tradisional adalah Unsur kesenian yang menjadi bagian hidup
masyarakat dalam suatu kaum /suku /puah/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi
dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang
terdahulu. Tradisi adalah bagian dari Tradisional namun bisa musnah karena ketidak
adanya ingin tahu untuk mengikuti tradisi tersebut.
Seni Tradisional Indonesia
Seni Tradisional di Sumatera
o Seni Tradisional Aceh
o Seni Tradisional Gayo
o Seni Tradisional Melayu
Seni Tradisional Melayu-Sumatera Timur
Seni Tradisional Melayu-Riau
Seni Tradisional Melayu-Jambi
o Seni Tradisional Karo

o Seni Tradisional Batak


Seni Tradisional Batak-Simalungun
Seni Tradisional Batak-Tapanuli Utara
Seni Tradisional Batak-Tapanuli Selatan

5
o Seni Tradisional Minangkabau
o Seni Tradisional Mentawai
o Seni Tradisional Anak Kubu
o Seni Tradisional Bengkulu
o Seni Tradisional Palembang
o Seni Tradisional Bangka-Belitung
o Seni Tradisional Lampung
Seni Tradisional di Jawa
o Seni Tradisional Banten
o Seni Tradisional Betawi
o Seni Tradisional Sunda
o Seni Tradisional Banyumasan
o Seni Tradisional Jawa
o Seni Tradisional Madura
o Seni Tradisional Osing

Seni Tradisional di Kalimantan


o Seni Tradisional Melayu-Kalimantan
o Seni Tradisional Banjar
o Seni Tradisional Dayak
o Seni Tradisional Tidung
Seni Tradisional di Sulawesi
o Seni Tradisional Bugis
o Seni Tradisional Buton
o Seni Tradisional Gorontalo
o Seni Tradisional Minahasa
o Seni Tradisional Toraja

6
o Seni Tradisional Kulawi
Seni Tradisional di Nusa Tenggara
o Seni Tradisional Bali
o Seni Tradisional Sasak
o Seni Tradisional Bima
o Seni Tradisional Flores
o Seni Tradisional Sumba
o Seni Tradisional Timor

Seni Tradisional di Maluku


o Seni Tradisional Ambon
o Seni Tradisional Maluku Utara
o Seni Tradisional Kei dan Tanimbar
Seni Tradisional di Papua
o Seni Tradisional Asmat
Jenis Seni Tradisional
Alat Tabuh
o Gamelan
o Gendang/Kandang
o Marwas
Alat Tiup
o Serunai
o Suling
Alat Gesek
o Rebab
Alat Petik
o Sitar/siter
Drama dan Seni Tari

7
o Bangsawan
o Ketoprak
o Lenong
o Ludruk
o Makyong
o Menora
o Wayang
Olahraga dan Permainan
o Gasing
o Garapan Sapi
o Kateda
o Main Hadang
o Patok Lele
o Pencak Silat
o Perisaran
o Sepak Takraw
o Zawo-zawo
o Talak Babi

8
Seni tari tradisional Jawa

2.2 Seni Tradisional Perlu di Bela


Kesenian daerah masih sangat rentan posisinya untuk bersaing dengan
kesenian asing sehingga perlu suatu pembelaan untuk melindungi eksistensinya di
tengah arus globalisasi yang semakin mempersempit ruang gerak kesenian daerah
kesenian tersebut. Meskipun bukan usaha yang mudah, namun kata seorang peneliti
budaya, Edi Sedyawati, Kesenian daerah memang sangat membutuhkan pembelaan
dari pihak-pihak terkait . Hal itu juga harus di letakan dalam target utama setiap
program yang akan di lakukan. Kesenian daerah perlu di beri ruang gerak yang
luas dalam penyajianagar dapat leluasa dalam berekspresi dalam menciptakan
keindahan seni demi menarik perhatian konsumen.Katanya dalam saresahan dan
curah pendapat pelestarian seni tradisional Menkokesra,Jakarta,Selasa (21/7).
Menurutnya, kesenian daerah semakin jauh diminati konsumen, jika di
banding dengan kesenian-kesenian asing. Ia mencontohkan banyaknya sinetron serta
tayangan-tayangan lain di media yang jauh dari budaya masyarakat Indonesia.
Ia mengatakan, Industri budaya perlu di arahkan secara tegas dan serius untuk
menangani proyek-proyek kesenian daerah agar mampu menjual seni tradisional
dan semakin di gemari masyarakat. Hal yang tidak kalah penting lanjutnya, adalah
yang berkaitan dengan penyebaran informasi tentang kelebihan kesenian daerah
terhadap konsumen. Pengenalan terhadap berbagai ragam seni daerah harus di
sebarluaskan jangan hanya di satu tempat yaitu asal kesenian itu muncul, tetapi juga
di seluruh penjuru tanah air agar masyarakat dapat lebih mengenal seni-seni budaya
yang ada di seluruh negeri. tuturnya.

9
2.3 Bagaimana Sikap Remaja Saat Ini Terhadap Kesenian Tradisional?
Menurut kami pasti yang hidup di Jakarta, Semarang atau di kota besar
lainnya di pulau Jawa akan beda persoalannya jika hidup di Bali. Besar atau kecil
pasti ada pengaruh dari budaya luar, tapi terbukti sampai detik ini kesenian tradisional
Bali masih tetap lestari.
Yang seharusnya menjadi bahan renungan adalah mengapa remaja yang di
salahkan jika tidak tertarik pada kesenian tradisional jika Bali saja bisa
mempertahankan keseniannya, tentu remaja pun ada saja yang tertarik mempelajari
kesenian tradisional. Apapun motivasinya.
Menurut Hidayato mengatakan, para remaja saat ini cenderung menyukai
sampai meniru kebudayaan luar. Adanya fasilitas seperti internet, televisi, radio,
majalah yang banyak menampilkan kebudayaan luar, membuat para remaja tidak
dapat membendung rasa keingintahuan mereka untuk mencoba dan meniru
kebudayaan asing tersebut. Sehingga kebudayaan lokal menjadi tidak mereka sukai,
dan mereka cenderung menganggap kebudayaan lokal sebagai kebudayaan kuno atau
ketinggalan zaman, sedangkan kebudayaan luar mereka anggap sebagai kebudayaan
yang modern & maju.
Kebudayaan luar itu seharusnya di sikapi dengan cermat, apakah kebudayaan
asing ini bertentangan dengan kebudayaan lokal atau tidak, bukan langsung diterima
begitu saja. Jika tidak bertentangan dengan lokal kita bisa mengolah kebudayaan
asing tersebut dengan kebudayaan lokal, dan menciptakan suatu perpaduan yang unik
sehingga para remaja tidak merasa bosan dengan kebudayaan lokal.
Menurut IR, M. MUNANDAR SOELAEMAN dalam bukunya yang berjudul
Ilmu Budaya Dasar ada tiga corak reaksi dalam menyikapi kebudayaan luar
Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan
Barat. Corak ini menganggap kebudayaan Timur sudah tidak relevan
lagi untuk menghadapi kondisi sekarang; hanya kebudayaan Barat
yang unggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas.

10
Corak reaksi yang sama sekali antikebudayaan Barat. Corak ini
menganggap kebudayaan Barat hanya melahirkan manusia buas dan
kejam, dan budaya timur lebih unggul.
Corak reaksi berusaha melihat perbenturan kebudayaan Timur dengan
Barat secara realistis dan kritis. Krisis yang mengguncangkan tidak
menyebabkan hilang nya keseimbangan atau hanya memilih salah satu
kebudayaan seperti yang digambarkan dalam pola reaksinya. Corak
reaksi ini berusaha mengambil jarak dan menilai secara jujur
keunggulan kebudayaan Barat dan kelemahan kebudayaan Timur,
sekaligus mempertahankan relevansi nilai nilai kebudayaanya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan daerah merupakan kesenian tradisional yang di miliki oleh setiap
daerah, maupun suku yang ada di Indonesia. Kebudayaan daerah yang di miliki
Indonesia merupakan sebuah aset mahal dan berharga nilainya, karena kebuyaan
lokal yang di miliki Indonesia memiliki ciri dan identitas yang berfungsi sebagai
pemerkaya dan pemersatu keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Namun dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa banyak sekali tantangan
zaman dan pencegahan pencurian-pencurian hasil kebudayaan oleh negara lain, serta
pemberian motivasi terhadap para pemuda untuk ikut dalam memperkokoh ketahanan
bangsa melalui kebudayaan daerah.

3.2 Saran
Dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa Indonesia dengan kebudayaan
daerah. Para warga masyarakat terutama para pemudanya di wajibkan untuk ikut

11
berperan serta dalam pelestarian kebudayaan daerah, namun bukan hanya masyarakat
saja yang di beban dalam hal ini para pemerintah pun di harapkan dapat tanggap dan
ikut berperan serta dalam pelestarian budaya daerah agar tidak di klaim oleh negara
lain.
Mempromosikan kebudayaan lokal yang di miliki Indonesia melalui media
cetak, maupun elektronik ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia maupun ke
berbagai negara luar di dunia sangat di harapkan untuk ikut dan berperan serta
membantu pemerintah untuk memperkokoh ketahanan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Darma, Budi. 1982. Pedoman Perkuliahan Ilmu Budaya Dasar: Kumpulan


Pedoman Umum, Jakarta.
Seolaeman, Munandar. 1988. Ilmu Budaya Dasar, PT Eresco, Bandung.
Dove, Michael. Peranan Kebudayaan tradiosional Indonesia Dalam
Modernisasi, PT Midas Surya Grafindo, 1985

12

Anda mungkin juga menyukai