Anda di halaman 1dari 3

Eksistensi Wayang Wong Cilik Dalam Menanamkan Nilai Budaya dan

Karakter Bangsa di Desa Tegalalang Gianyar

Oleh:

Anak Agung Sri Adnyani Paramita

Seni merupakan salah satu bagian penting dari kebudayaan yang menjadi ciri khas dari
hubungan masyarakat dalam lingkungan sosial. Seni adalah hasil atau proses kerja dan gagasan
manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikir
untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni, dan lainnya
Sumanto (2006:5). Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kebudayaan adalah seluruh sistem
gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar (Koentjaraningrat, 1996). Sedangkan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut, diperoleh pengertian kebudayaan
merupakan pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia yang bersifat abstrak namun, dapat diwujudkan melalui perilaku, pola pikir, bahasa, tata
cara berorganisasi, seni, dan lain-lain dalam kehidupan sosial. Setiap daerah memiliki
kebudayaannya masing- masing, salah satunya kesenian yang dimiliki Pulau Bali.

Dewasa ini banyak terdapat kesenian yang dilestarikan oleh masyarakat Bali, dari sekian
banyak seni klasik tersebut ada beberapa kesenian yang belum tersentuh oleh tangan generasi
muda bahkan, hanya ada sebagian kecil dari kaum muda Bali yang mau melestarikan kesenian
dan kebudayaan yang ada di Bali. Enggannya generasi muda turut campur dalam suatu kegiatan
seperti seni dan kebudayaan disebabkan oleh orang dewasa yang mendominasi dalam
pelaksanaannya selain itu, adanya perkembangan teknologi dan informasi yang cepat.
Berkembangnya teknologi berdampak pada penurunan nilai budaya dan karakter bangsa di
kalangan generasi muda seperti: aksi ugal- ugalan oleh kaum muda, mabuk- mabukan atau foya-
foya, aksi kebut-kebutan di jalan raya tanpa izin dan penggunaan alat keselataman berkendara,
penyalahgunaan narkotika, melakukan aksi bolos saat jam pelajaran serta penyimpangan lainnya.
Oleh karena itu salah satu langkah untuk menumbuhkan kembali nilai pendidikan budaya dan
karakter bangsa pada generasi muda dapat dilakukan melakukan kegiatan seni tari Wayang
Wong.

Seni tari Wayang Wong merupakan salah satu kesenian klasik Bali dalam pementasannya
menggunakan norma-norma serta pembakuan dalam geraknya. Kata Wayang Wong dipisahkan
menjadi dua kata yaitu Wayang dan Wong. Wayang berarti bayang-bayang atau bayangan,
sedangkan Wong berarti orang. Jadi Wayang Wong merupakan seni tari yang pelaku dalam
pementasannya berwujud manusia dengan membawakan cerita pewayangan. Dalam pementasan
kesenian ini penari berbuasana dan berperan sebagai karakter wayang. Setiap karakter wayang
punya kostum khusus untuk tari Wayang Wong.

Sejarah perseni tari Wayang Wong di Bali diperkirakan sejak abad ke XVI saat
pemerintahan Dalem Waturenggong (1460-1550) di gelgel (Klungkung) yaitu jaman yang
disebut jaman keemasan Bali Klasik (Middle Balinese Period). Dari catatan I Ketut Rinda
menyatakan bahwa pembinaan kehidupan Wayang Wong diteruskan oleh I Dewa Agung Gede ,
dari Puri Kusamba (Klungkung), dan mulai disebarluaskan ke seluruh pelosok Bali. Di Bali ada
dua jenis Wayang Wong, yaitu Wayang Wong Parwa dan Wayang Wong Ramayana.
Perbedaannya terletak dua hal, yaitu: Wayang Wong Parwa mengambil cerita dari epos
Mahabharata, sedangkan Wayang Wong Ramayana mengambil cerita dari epos Ramayana.
Semua pemegang peran dalam Wayang Wong Parwa tidak memakai topeng (tapel), sedangkan
pelaku Wayang Wong Ramayana memakai topeng (tapel). Kesenian ini merupakan perpaduan
antara tari, drama dan musik. Seiring dengan perkembangannya seni tari Wayang Wong tidak
hanya dimainkan saat upacara melainkan dalam pementasan kesenian maupun untuk hiburan
salah satunya mengembangkan sanggar seni tari Wayang Wong Cilik. Perlu dikaji bahwa seni
Wayang Wong Cilik sangat berperan di dalam pelestarian seni tari Wayang Wong dan penanaman
nilai- nilai budaya dan karakter bangsa.

Desa Tegalalang hingga saat ini masih tetap melestarikan seni tari Wayang Wong, namun
pelimpahan kesenian tarian Wayang Wong tidak hanya dilaksanakan oleh orang dewasa saja,
tetapi lebih banyak diharapkan untuk dilestarikan oleh generasi muda. Salah satu bentuk upaya
yang dilakukan untuk menumbuhkan nilai- nilai karakter bangsa yaitu dengan membentuk
Sanggar Tari Wayang Wong Cilik, yang bernama Sanggar Seni Yowana Taksu yan terletak di
Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Gianyar. Sanggar itu merupakan sanggar yang dibentuk
khusus untuk memperkenalkan kebudayaan seni Wayang Wong Cilik, yaitu dimulai dari
tingkatan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama.

Berdasarkan hasil wawancara bersama tokoh Wayang Wong yaitu Jero Gede Kubayan
menyatakan bahwa tokoh didalam Wayang Wong Cilik memiliki kesamaan dengan tari Wayang
Wong dewasa, hanya saja dalam ukuran kostum dan topeng yang digunakan dibuat lebih ringan
dibandingkan dengan kosum Wayang Wong dewasa, selain itu juga dalam beberapa
pementasannya dikreasikan dengan cerita rakyat dan dibuatlah topeng sesuai karakter tokoh
masing-masing dalam cerita. Sanggar Seni Yowana Taksu yang berdiri tahun 2007 adalah
sanggar Wayang Wong Cilik yang berada di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten
Gianyar. Tujuan dari pendirian sanggar ini adalah untuk mempertahankan keberadaan tradisi
Tarian Wayang Wong baik yang dilakuakan oleh orang dewasa maupun anak- anak. Adanya
Wayang Wong Cilik di Desa Tegalalang menambah nuansa baru dalam perkembangan kesenian
dan pelestarian budaya di Bali.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pelatih sekaligus seorang tokoh penari Wayang
Wong yaitu Jero Gede Kubayan menyatakan bahwa kesulitan didalam melatih Wayang Wong
Cilik yang didominasi oleh pelajar tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
cenderung yaitu didalam mengatur jadwal pembelajaran di sekolah dan pelatihan tari

Anda mungkin juga menyukai