Oleh Kelompok 3 :
1. Amanda budiyanti (03636)
2. Khoirunnisa. Nailin (03637)
3. Mufidatus Sa’adah 03628
4. Evita Nur Ardhia (03646)
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
Institut Teknologi Adhitama Surabaya
2024
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kota, kota adalah permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan. Penampilan wajah kota merupakan elemen
penting pembentuk khas karakter kota karena wajah kota adalah yang pertama kali melekat
dalam benak pengamatnya. Elemen bangunan-bangunan, taman-taman, jalan-jalan maupun
rekaman suasana yang tercipta dari paduan elemen-elemen tersebut. Dimana Paduan tersebut
akan membentuk karakter yang khas.
Kota Malang merupakan kota bentukan kolonial Belanda yang terencana dengan baik pada
awal pembentukannya. Seiring pembangunan dan perkembangan kota, terjadi banyak perubahan
dan pergeseran dari wujud fisik kota, sehingga karateristik kota pun mulai terkikis. Keberadaan
bangunan bersejarah di Indonesia sering kali tidak mendapat perhatian khusus. Kondisi bangunan
bersejarah cenderung sangat memprihatinkan, baik secara fisik maupun fungsional.
Mengembalikan kesan kolonial dan ciri khas Kota Malang perlu dilakukan saat ini, sebab
Kota Malang merupakan salah satu kota dengan perencanaan terbaik pada masa lalu. Salah satu
lokasi atau titik dengan ciri khas kolonial paling terasa yaitu kawasan Jalan Kayutangan. Jalan ini
merupakan sumbu utama arah utaraselatan yang sejak awal pembangunannya telah memegang
peranan penting sebagai kawasan pusat perdagangan dan jalur lalu lintas utama yang
menghubungkan Malang dengan luar kota. Koridor Jalan Kayutangan merupakan salah satu
koridor jalan bersejarah yang membentuk karakter khas Kota Malang, yang secara visual
dibentuk oleh deretan fasade bangunan di sepanjang Jalan Kayutangan.
Koridor jalan Kayutangan, termasuk bentuk dan deretan bangunannya merupakan bangunan
yang dipengaruhi oleh sejarah, fungsi, dan arsitektur bangunan, mudah diingat oleh masyarakat.
Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi penilaian masyarakat adalah faktor
pencahayaan. Penglihatan manusia digunakan untuk menangkap keindahan visual mengarah
persepsi dan informasi dari suatu objek melalui cahaya yang dipantulkan untuk menilai kualitas
visual, terutama di gedung-gedung bersejarah. Pengabaian dan perubahan dalam bangunan dapat
mempengaruhi fasad bangunan, secara otomatis menghasilkan kesan negatif atau hanya
menguntungkan beberapa organisasi tertentu yang melihatnya.
. Bangunan – bangunan lain yang masih khas dengan corak kolonialnya adalah bangunan
permukiman yang ada di sekitar Kampung Kayutangan. Tak semua rumah masih bertahan
dengan corak jadulnya, namun beberapa rumah masih mempertahankan bahkan masih merawat
keaslian bangunan khas kolonial tersebut. Kampung Kayutangan ini menawarkan wisata budaya
yang bermuatan edukasi sejarah dengan memperlihatkan arsitektur rumah peninggalan kolonial
Belanda yang masih terjaga hingga saat ini. Tidak hanya arsitektur bangunan, peralatan atau
barang-barang kuno juga tersedia seperti sepeda ontel, peralatan masak, lampu, jendela, kamera,
telepon dan perabotan rumah lainnya.
Kampung Kayutangan juga masih menyimpan banyak sisa peradaban masa lalu berupa
bangunan pertokoan, makam Eyang Honggo Kusumo, kuburan Tandak, Pasar Krempyeng, irigasi
Belanda, saluran air, tangga seribu dan titik lainnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi di
Kota Malang. Kampung Heritage Kajoetangan Malang terletak di sekitar pusat Kota Malang
yaitu di Jalan Jend Basuki Rachmat Gg. VI, Kauman, Klojen. Sejak ini resmi dibuka pada 22
April 2018, Kampung Kayutangan ini ditetapkan sebagai kawasan budaya (heritage) oleh
pemerintah Kota Malang (Radar Malang, 2018).
1.2 PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan permasalahan yang timbul pada
Kawasan Kampung Kayutangan, sebagai berikut:
1. Kurangnya sosialisasi atau pengenalan pada sosial media
2. Kurangnya perawatan yang baik terhadap kawasan Kayutangan Heritage
3. Kurangnya penataan terhadap pedagang kaki lima disekitar area Kawasan Kayutangan
Heritage
4. Kurangnya petunjuk peta yang jelas di Kawasan Kayutangan Heritage
5. Tidak adanya ‘juru bicara’ dan ‘pemandu wisata’
6. Tidak disediakan tempat parkir yang dikelola pihak Kawasan Kayutangan Heritage
Dikisahkan dalam kitab sastra berbentuk gancaran, yakni Kitab Pararaton. Menceritakan
petualangan Ken Arok tatkala menjadi target operasi Tunggul Ametung selaku akuwu wilayah
Tumapel di bawah Kerajaan Kadiri tahun 1100 akhir menjelang tahun 1200. Ken Arok
menghindar dengan berpindah lokasi dari desa satu ke desa lain. Di antara tempat Angrok
(sebutan lain dari Ken Arok) melakukan persembunyiannya, adalah di dalam hutan. Di Kitab
Pararaton, hutan tersebut bernama Patangtangan,” Dwi menceritakan. Patangtangan sendiri
sebenarnya merupakan repetisi kata dasar 'tangan' yang mendapatkan imbuhan 'pa' dan 'an' atau
pa-tangan-tangan-an dan dipersingkat menjadi Patangtangan. Di dalam hutan ini terdapat pohon
tangan yang memiliki daun berbentuk jari-jari tangan.“Pohon ini banyak tumbuh di area hutan
yang ada di seberang selatan aliran Brantas, membentang timur-barat mulai dari selatan Jembatan
RSUD ke selatan. Koridor Kayutangan menurut Kitab Pararaton, semula adalah area Hutan
Patangtangan,”. Jalan yang dikenal sebagai Koridor Kayutangan semula hanya jalan setapak
tepian hutan dan tidak terlalu lebar. Pada 1767 hingga awal 1800, Belanda hanya berani
membangun hunian di area benteng yang saat ini menjadi RSUD, sebab perlawanan terhadap
Belanda masih kuat di Malang. Mulai 1800 awal Belanda berani membuat rumah di luar benteng,
akhirnya isolasi terbuka dan dibangun jembatan kayu yang cukup besar untuk dilewati kereta
seperti cikar atau dokar. Dari situ dirintis jalan ke arah selatan, dan dibangun alun-alun pada
1822. Jalan setapak kemudian diperlebar dan diperkuat, tersambung dengan jalanan Koridor
Celaket yang sudah ada lebih dahulu. Hadirnya alun-alun turut membuat Koridor Kayutangan
menjadi semakin ramai, juga ketika Belanda membuka perumahan di tiga blok yakni Kauman,
Tongan, dan Sawahan. Berkembanglah Koridor Kayutangan pada akhir 1800an dengan diisi oleh
banyak bangunan. Memasuki tahun 1900an, bangunan sudah mulai rapat dengan perkantoran
swasta, pertokoan, tempat makan dan terdapat kantor usaha dagang yang sekarang popular
dengan nama Rajabally, milik orang Pakistan.
Link Sumber
• https://ketik.co.id/berita/cerita-awal-mula-hadirnya-kampung-kayutangan-heritage
• https://malangkota.go.id/2021/08/05/pesona-dan-cerita-bangunan-tua-kampung-
kayutangan-malang/
1.4 BATAS WILAYAH (FISIK MAUPUN ADMINISTRASI) (dilengkapi dengan peta,
foto)
A. Karakteristik elemen fisik pembentuk kawasan Guna lahan studi
didominasi oleh permukiman pada perkampungan Kayutanganserta perdagangan dan
jasa pada koridor Jalan Basuki Rahmat.
Bentuk dan tampilan bangunan pada koridor Jalan Basuki Rahmat didominasi oleh
bangunan deret dengan bentuk persegi beratap datar, sedangkan pada
perkampungandidominasi bangunan rumah dengan bentuk persegi beratap perisai,
pelana,gevel, dan perpaduan atap perisai dan pelana (Gambar 6). Koridor Jalan Basuki
Rahmat memilik façade bangunan bergaya kolonial, akan tetapi terdapat beberapa
bangunan modern yang kontras dengan bangunan sekitar. Memiliki intensitas bangunan,
yakni KDB berkisar antara 30 – 100% dan KLB berkisar antara 1 – 6.
Menurut RDTRK
Baru-baru ini, Pemerintah Kota Malang berencana menerapkan skema arus lalu lintas
satu arah di kawasan tersebut. Niatan Pemerintah Kota Malang itu, salah astunya
dilatarbelakangi keinginan untuk semakin menghidupkan kawasan Kayutanyan Heritage.
Berdasarkan rencana penerapan arus lalu lintas satu arah yang akan diterapkan di
Kayutangan Heritage, arus kendaraan dari arah utara atau dari Surabaya, hanya bisa
melintasi kawasan Kayutangan hingga Simpang Empat Rajabali.
Namun, rencana untuk menerapkan arus lalu lintas satu arah di kawasan Kayutangan
Heritage masih belum final. Pemerintah Kota Malang dalam waktu dekat masih akan
melakukan uji coba rencana tersebut, yang kemudian akan dilanjutkan dengan tahapan
evaluasi. Jika hasil dari uji coba penerapan satu arah itu menimbulkan titik kemacetan baru
dan tidak efektif, sudah seharusnya rencana tersebut dikaji ulang. Namun, jika memang
kebijakan itu membawa dampak positif, bisa dilanjutkan untuk kepentingan masyarakat.
Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat MM menegaskan, berdasarkan
perda tidak diperbolehkan adanya PKL di Kayutangan. Dimana pihaknya sudah melakukan
koordinasi, termasuk dengan Pokdarwis Kayutangan hingga Forkopimda.Hal ini dilakukan
untuk mendukung pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di
dalam kampung. Konsep ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk menjelajahi
keindahan kampung Kayutangan Heritage.
“Kami akan berikan edukasi dulu kepada PKL. Kami akan berikan pemahaman pada
mereka, tidak diperbolehkan berjualan di sepanjang Kayutangan. Ini akan bertahap, edukasi
dulu dan akan ada tindakan lebih lanjut,” seru Wahyu, secara terpisah.
“Setiap sore, akan selalu ada anggota yang berjaga di lokasi. Karena Kawasan Kayutangan
ini merupakan wisata Heritage. Jadi kami ingin masyarakat bisa mengunjunginya dengan
nyaman, sambil tetap menjaga kebersihan dan ketertiban,” tutur Anton.
Tak hanya PKL, Wahyu menyebutkan, sosialisasi juga diberikan kepada para pemilik
usaha, terutama kafe yang menyediakan kursi dan meja hingga trotoar. “Kami lakukan
karena adanya masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak. Beberapa hal lain yang
menjadi keluhan masyarakat, termasuk parkir, PKL, lalu lintas, kebersihan, kebisingan. Dan
itu kita sudah ada aturannya semua,” tegasnya.
Pemerintah Kota Malanag melaksanakan pembangunan Kayutanga Heritage Zona III,
pada akhir bulan Mei dan ditargetkan rampung pada akhir November 2022. Pekerjaan yang
akan dilakukan mencakup penataan pedestrian, saluran, andesit dan aspal. Pemkot Malang
melakukan pelebaran jalan secara bervariasi dengan lebar ruang manfaat jalan 12 meter,
lengkap dengan jalur pemandu disabilitas, inlet drainase dan sumur resapan, sistem ducting
kabel bawah tanah, dan street furniture.
Link sumber :
https://seru.co.id/153599-pemkot-malang-tertibkan-kawasan-kayutangan-heritage-
bebas-pkl-dan-parkir-liar
https://jatim.antaranews.com/berita/680982/mencermati-rencana-kebijakan-arus-
lalu-lintas-satu-arah-di-kayutangan
https://malangkota.go.id/2023/07/05/ciptakan-kenyamanan-di-kayutangan-
heritage-ini-langkah-yang-dilakukan/
https://www.infopublik.id/kategori/nusantara/632947/pemkot-malang-
sosialisasikan-penataan-zona-iii-kayutangan?show=
2.3.1.3 pariwisata
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan
atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi
semata-mata untuk menikmati kegiatan rekreasi. Pariwisata juga dapat diartikan
sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari satu tempat
ke tempat lain (Yoeti,1983). Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu bisnis yang
berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut
setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan dalam perjalanannya (Kusmayadi
dan Endar, 2000).
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah. Menurut WTO (1999), yang dimaksud dengan pariwisata
adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah
tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Menurut Kodhyat (1998). Selanjutnya
Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang
untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ketujuan- tujuan di luar tempat di
mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatankegiatan mereka selama
tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Wahab (2003:6) menyatakan pariwisata budaya adalah perjalanan untuk
memperkaya wawasan dan ilmu serta untuk memuaskan kebutuhan hiburan tentang
negara lain atau menghadiri pameran-pameran, perayaan-perayaan adat, tempat-
tempat cagar alam, cagar purbakala, dan lain-lain.
2.3.1.4 Jenis dan Bentuk Pariwisata
Menurut Yoeti (1996) jenis dan bentuk pariwisata diklasifikasikan
berdasarkan pada
a) Berdasarkan letak geografis dimana kegiatan berkembang, pariwisata
dibedakan menjadi :
1. Pariwisata Lokal (Local Tourism)
Pariwisata setempat, yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit
dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya,
kepariwisataan Kota Bandung.
2. Pariwisata Regional (Regional Tourism)
Kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau
daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan
National Tourism. Misalnya kepariwisataan Bali.
3. Pariwisata Nasional (National Toruism)
Dalam darti sempit yaitu kegiatan kepariwisatan yang berkembang
dalam wilayah suatu negara (pariwisata dalam negeri). Sedangkan
dalam arti luas yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang
dalam suatu wilayah negara, selain kegiatan dominic tourism,
foreign tourism, in bound tourism dan out going tourism.
b) Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran:
1. Pariwisata Aktif (In Tourism)
Kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala masuknya
wisatawan asing ke suatu negara tertentu.
2. Pariwisata Pasif (Out-going Tourism)
Kegiatan yang ditandai dengan gejala keluarnya warga negara
sendiri
berpergian ke luar negeri sebagai wisatawan.
1. Pengertian kota
2. Sejarah Kota Lama
3. Potensi Budaya
a. Bangunan
b. Seni
c. Kuliner
Pengembangan Wisata
Kota Lama
Link sumber :
https://kertamulya-padalarang.desa.id/potensi/read/potensi-wisata-desa-
3217082001/0#:~:text=Sedangkan%20pengertian%20potensi%20wisata
%20menurut,industri%20pariwisata%20di%20daerah%20tersebut.
https://ketik.co.id/berita/cerita-awal-mula-hadirnya-kampung-kayutangan-
heritage
https://core.ac.uk/download/pdf/287322012.pdf
https://lib.unnes.ac.id/38328/1/3211414045.pdf
BAB III
ASPEK FISIK KAWASAN
Elemen Urban Desain – Hamid Sirvani)
(Dilengkapi dng gambar, foto, peta)
3.1 Lokasi
Gambar 1
(https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/kampoeng_heritage_kajoetangan)
(https://tatakota.ub.ac.id/index.php/tatakota/article/download/95/94)
3.2 Prasarana
Kampung Kayutangan menjadi sebuah destinasi wisata ditengah Kota Malang dengan
mengusung konsep “heritage” yang banyak mengangkat unsur budaya, sejarah dan ekonomi.
Kampung Kayutangan menjadi sebuah destinasi wisata ditengah Kota Malang dengan
mengusung konsep “heritage” yang banyak mengangkat unsur budaya, sejarah dan ekonomi.
Kampung yang banyak berdiri rumah-rumah lama dan masih terawat kemudian di”sulap”
menjadi spot/tempat jujugan wisatawan. Kawasan yang sudah dikenal sejak 1920 itulah yang
mendasari kemudian dibranding menjadi “Kawasan Heritage Kajoetangan. Kemudian,
terdapat jalanan setapak yang sudah dipaving dan trotoar yang menghubungkan setiap
kawasan wisata Kampung Kayutanagan. Namun, menurut Sorotan lain, beberapa
pengunjung mengkritisi soal sarana dan prasarana yang tersedia, seperti halnya toilet.
Menurutnya, pemerintah harus menyiapkan sarana tersebut dan tidak harus dipikir
ulang setelah kini telah terbangun. Berikutnya, soal penataan parkir yang memang juga
menjadi gonjang ganjing hingga saat ini. Apalagi, kawasan Kayutangan Heritage saat ini
sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan. Menurut salah satu pengunjung mengatakan bahwa
Pemkot Malang baru memikirkan penataan parkir setelah kawasan tersebut ramai dikunjungi.
Seharusnya, sebelum dilakukan pembangunan, penataan tersebut sudah harus terpikirkan
hingga masuk dalam desain struktur penataan Kayutangan Heritage.
(https://timesindonesia.co.id/wisata/392896/kayutangan-heritage-persiapan-
pembangunan-wisata-sejarah)
(https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/kampoeng_heritage_kajoetangan)
(https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fbinus.ac.id%2Fmalang%2Fpublic-
relations%2F2022%2F12%2F14%2Fkonsep-visual-branding-tematik-kayutangan-heritage-i
%2F&psig=AOvVaw2P7qb5iaS8uNZeJojQ7W9G&ust=1711471999315000&source=images&c
d=vfe&opi=89978449&ved=0CBIQjRxqFwoTCNj2x5fwj4UDFQAAAAAdAAAAABAE
3.3 Sarana
Kawasan Kayutangan Heritage dinilai menjadi area yang cocok untuk fasilitas
peminjaman sepeda listrik. Peggunaan sepeda listrik dengan kecepatan rendah dapat
memenjakan wisatawan untuk berkeliling melihat-lihat bangunan tua dikawasan
tersebut. Selain lebih efisien juga mengurangi emisi karbon yang disebabkan oleh
kendaraan
(https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/04/160626278/kota-malang-sediakan-
sepeda-listrik-di-kayutangan-heritage-dan-kampus)
3.4 Lingkungan
Potensi Kampung Kayutangan ada 5, pertama yakni wisata bangunan tua dan
bersejarah. Kedua, situs religi. Ketiga, kuliner dan kegiatan perdagangan. Keempat,
eksplor sungai serta yang kelima event dan kegiatan. Sehingga optimalisasi seluruh
potensi lokal atau sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada dibidang
pariwisata dan ekonomi kreatif Wisata bangunan tua dan bersejarah menjadi salah
satu kekhasan untuk menguatkan label heritage yang diusungnya. Saat ini Kampung
Kayutangan memiliki 23 spot rumah yang bernuansa heritage. Selain menghadirkan
visual yang memanjakan mata melalui desain arsitektur yang sebagian besar
dipertahankan keasliannya, ada cerita-cerita khusus di sana. Cerita dari masing-
masing bangunan tersebut kian menarik diulik saat berkeliling mengeksplore ke
dalam area kampung.
Bangunan tertua di kampung ini dibangun pada tahun 1870. Arsitektur bangunan yang
banyak adalah tipe jengki dan rumah limas. Sebagian besar bangunan masih berupa
rumah asli sejak awal dibangun, hanya beberapa saja yang mengalami sedikit
perbaikan dan penambahan. Rumah-rumah tersebut merupakan keunggulan bagi
kampung kayutangan yang tidak dimiliki oleh kampung tematik lainnya. Tidak semua
rumah lawas mengijinkan pengunjung untuk masuk ke dalam rumah, hal ini berkaitan
dengan privasi pemilik rumah.
BAB IV
ASPEK NON FISIK KAWASAN
(Dilengkapi dg table monografi 2010, 2015,2020)
4.1 Aspek Ekonomi
Ekonomi adalah aspek yang menjadi landasan utama pengembangan kampung
heritage kajoetangan. Dengan demikian bisa dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomis yang
diharapkan dapat menambah value pendapatan bagi masyarakat sekitar kawasan dan
menyumbang anggaran daerah. Berikut beberapa potensi pariwisata dan ekonomi kreatif
objek wisata di kajoetangan:
a. Wisata bangunan tua dan bersejarah (Rumah Namsin, Rumah 1870, Gubuk
ningrat)
b. Situs religi (Makam mbah Honggo, Makam Tandak)
c. Wisata eksplorasi Sungai
d. Sentra kuliner dan pertokohan (Sentra Kue khas Oenbitjkoek, Pasar Krempyeng,
Pasar Talun)
e. Event dan kegiatan publik
Dengan adanya potensi pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut menimbulkan perubahan
pendapatan daerah yang mengalami peningkatan dalam kurun waktu satu dekade. Berikut
data dan nilai pendapatan daerah yang didapatkan:
Tabel 1. Data Pendapatan Daerah