Anda di halaman 1dari 21

Pengetahuan Perkotaan

Kajian Kawasan Kota Lama


Jl. Jenderal Basuki Rahmat No.69-79, Kauman, Kec.
Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119

Oleh Kelompok 3 :
1. Amanda budiyanti (03636)
2. Khoirunnisa. Nailin (03637)
3. Mufidatus Sa’adah 03628
4. Evita Nur Ardhia (03646)

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan
Institut Teknologi Adhitama Surabaya
2024
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kota, kota adalah permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan. Penampilan wajah kota merupakan elemen
penting pembentuk khas karakter kota karena wajah kota adalah yang pertama kali melekat
dalam benak pengamatnya. Elemen bangunan-bangunan, taman-taman, jalan-jalan maupun
rekaman suasana yang tercipta dari paduan elemen-elemen tersebut. Dimana Paduan tersebut
akan membentuk karakter yang khas.
Kota Malang merupakan kota bentukan kolonial Belanda yang terencana dengan baik pada
awal pembentukannya. Seiring pembangunan dan perkembangan kota, terjadi banyak perubahan
dan pergeseran dari wujud fisik kota, sehingga karateristik kota pun mulai terkikis. Keberadaan
bangunan bersejarah di Indonesia sering kali tidak mendapat perhatian khusus. Kondisi bangunan
bersejarah cenderung sangat memprihatinkan, baik secara fisik maupun fungsional.
Mengembalikan kesan kolonial dan ciri khas Kota Malang perlu dilakukan saat ini, sebab
Kota Malang merupakan salah satu kota dengan perencanaan terbaik pada masa lalu. Salah satu
lokasi atau titik dengan ciri khas kolonial paling terasa yaitu kawasan Jalan Kayutangan. Jalan ini
merupakan sumbu utama arah utaraselatan yang sejak awal pembangunannya telah memegang
peranan penting sebagai kawasan pusat perdagangan dan jalur lalu lintas utama yang
menghubungkan Malang dengan luar kota. Koridor Jalan Kayutangan merupakan salah satu
koridor jalan bersejarah yang membentuk karakter khas Kota Malang, yang secara visual
dibentuk oleh deretan fasade bangunan di sepanjang Jalan Kayutangan.
Koridor jalan Kayutangan, termasuk bentuk dan deretan bangunannya merupakan bangunan
yang dipengaruhi oleh sejarah, fungsi, dan arsitektur bangunan, mudah diingat oleh masyarakat.
Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi penilaian masyarakat adalah faktor
pencahayaan. Penglihatan manusia digunakan untuk menangkap keindahan visual mengarah
persepsi dan informasi dari suatu objek melalui cahaya yang dipantulkan untuk menilai kualitas
visual, terutama di gedung-gedung bersejarah. Pengabaian dan perubahan dalam bangunan dapat
mempengaruhi fasad bangunan, secara otomatis menghasilkan kesan negatif atau hanya
menguntungkan beberapa organisasi tertentu yang melihatnya.
. Bangunan – bangunan lain yang masih khas dengan corak kolonialnya adalah bangunan
permukiman yang ada di sekitar Kampung Kayutangan. Tak semua rumah masih bertahan
dengan corak jadulnya, namun beberapa rumah masih mempertahankan bahkan masih merawat
keaslian bangunan khas kolonial tersebut. Kampung Kayutangan ini menawarkan wisata budaya
yang bermuatan edukasi sejarah dengan memperlihatkan arsitektur rumah peninggalan kolonial
Belanda yang masih terjaga hingga saat ini. Tidak hanya arsitektur bangunan, peralatan atau
barang-barang kuno juga tersedia seperti sepeda ontel, peralatan masak, lampu, jendela, kamera,
telepon dan perabotan rumah lainnya.
Kampung Kayutangan juga masih menyimpan banyak sisa peradaban masa lalu berupa
bangunan pertokoan, makam Eyang Honggo Kusumo, kuburan Tandak, Pasar Krempyeng, irigasi
Belanda, saluran air, tangga seribu dan titik lainnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi di
Kota Malang. Kampung Heritage Kajoetangan Malang terletak di sekitar pusat Kota Malang
yaitu di Jalan Jend Basuki Rachmat Gg. VI, Kauman, Klojen. Sejak ini resmi dibuka pada 22
April 2018, Kampung Kayutangan ini ditetapkan sebagai kawasan budaya (heritage) oleh
pemerintah Kota Malang (Radar Malang, 2018).
1.2 PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan permasalahan yang timbul pada
Kawasan Kampung Kayutangan, sebagai berikut:
1. Kurangnya sosialisasi atau pengenalan pada sosial media
2. Kurangnya perawatan yang baik terhadap kawasan Kayutangan Heritage
3. Kurangnya penataan terhadap pedagang kaki lima disekitar area Kawasan Kayutangan
Heritage
4. Kurangnya petunjuk peta yang jelas di Kawasan Kayutangan Heritage
5. Tidak adanya ‘juru bicara’ dan ‘pemandu wisata’
6. Tidak disediakan tempat parkir yang dikelola pihak Kawasan Kayutangan Heritage

1.3 SEJARAH SINGKAT WILAYAH (dilengkapi dengan sumbernya)


Kampung Kayutangan Heritage dulunya adalah perkampungan kecil yang berada di tepi hutan
bernama Hutan Patangtangan. Perkampungan tersebut semula bernama Kampung Talun yang
sudah ada jauh sebelum Koridor Kayutangan dibangun. Seperti diketahui Kayutangan adalah
nama sebuah kawasan pada koridor jalan protokol di Kota Malang yang terkenal sejak jaman
kolonial hingga sekarang. Kata talun itu istilah Jawa Kuno, artinya kebun baru yang berada di
tepian hutan. Di kampung itu ada kebun baru yang lokasinya di tepi hutan.

Dikisahkan dalam kitab sastra berbentuk gancaran, yakni Kitab Pararaton. Menceritakan
petualangan Ken Arok tatkala menjadi target operasi Tunggul Ametung selaku akuwu wilayah
Tumapel di bawah Kerajaan Kadiri tahun 1100 akhir menjelang tahun 1200. Ken Arok
menghindar dengan berpindah lokasi dari desa satu ke desa lain. Di antara tempat Angrok
(sebutan lain dari Ken Arok) melakukan persembunyiannya, adalah di dalam hutan. Di Kitab
Pararaton, hutan tersebut bernama Patangtangan,” Dwi menceritakan. Patangtangan sendiri
sebenarnya merupakan repetisi kata dasar 'tangan' yang mendapatkan imbuhan 'pa' dan 'an' atau
pa-tangan-tangan-an dan dipersingkat menjadi Patangtangan. Di dalam hutan ini terdapat pohon
tangan yang memiliki daun berbentuk jari-jari tangan.“Pohon ini banyak tumbuh di area hutan
yang ada di seberang selatan aliran Brantas, membentang timur-barat mulai dari selatan Jembatan
RSUD ke selatan. Koridor Kayutangan menurut Kitab Pararaton, semula adalah area Hutan
Patangtangan,”. Jalan yang dikenal sebagai Koridor Kayutangan semula hanya jalan setapak
tepian hutan dan tidak terlalu lebar. Pada 1767 hingga awal 1800, Belanda hanya berani
membangun hunian di area benteng yang saat ini menjadi RSUD, sebab perlawanan terhadap
Belanda masih kuat di Malang. Mulai 1800 awal Belanda berani membuat rumah di luar benteng,
akhirnya isolasi terbuka dan dibangun jembatan kayu yang cukup besar untuk dilewati kereta
seperti cikar atau dokar. Dari situ dirintis jalan ke arah selatan, dan dibangun alun-alun pada
1822. Jalan setapak kemudian diperlebar dan diperkuat, tersambung dengan jalanan Koridor
Celaket yang sudah ada lebih dahulu. Hadirnya alun-alun turut membuat Koridor Kayutangan
menjadi semakin ramai, juga ketika Belanda membuka perumahan di tiga blok yakni Kauman,
Tongan, dan Sawahan. Berkembanglah Koridor Kayutangan pada akhir 1800an dengan diisi oleh
banyak bangunan. Memasuki tahun 1900an, bangunan sudah mulai rapat dengan perkantoran
swasta, pertokoan, tempat makan dan terdapat kantor usaha dagang yang sekarang popular
dengan nama Rajabally, milik orang Pakistan.

Link Sumber
• https://ketik.co.id/berita/cerita-awal-mula-hadirnya-kampung-kayutangan-heritage
• https://malangkota.go.id/2021/08/05/pesona-dan-cerita-bangunan-tua-kampung-
kayutangan-malang/
1.4 BATAS WILAYAH (FISIK MAUPUN ADMINISTRASI) (dilengkapi dengan peta,
foto)
A. Karakteristik elemen fisik pembentuk kawasan Guna lahan studi
didominasi oleh permukiman pada perkampungan Kayutanganserta perdagangan dan
jasa pada koridor Jalan Basuki Rahmat.

Bentuk dan tampilan bangunan pada koridor Jalan Basuki Rahmat didominasi oleh
bangunan deret dengan bentuk persegi beratap datar, sedangkan pada
perkampungandidominasi bangunan rumah dengan bentuk persegi beratap perisai,
pelana,gevel, dan perpaduan atap perisai dan pelana (Gambar 6). Koridor Jalan Basuki
Rahmat memilik façade bangunan bergaya kolonial, akan tetapi terdapat beberapa
bangunan modern yang kontras dengan bangunan sekitar. Memiliki intensitas bangunan,
yakni KDB berkisar antara 30 – 100% dan KLB berkisar antara 1 – 6.

B . Karakteristik kawasan berdasarkan pemetaan kognitif


Berdasarkan persepsi masyarakat, gereja Hati Kudus Yesus, toko Oen, bangunan
kembar (Commonwealth Bank & Pit Stop Café), Toko Avia, dan kantor PLN
merupakan penanda utama kawasan yang terekam di memori mereka. Keberadaan dan
kebertahanan fungsi elemen-elemen tersebut merupakan informasi yang membentuk
familiar pattern pada memori mereka dalam mengidentifikasikan Kawasan.
C. Tinjauan historis kawasan
Sejarah Kawasan Kayutangan dibedakan menjadi beberapa periode berdasarkan
perkembangan kawasan. Pada periode pra-Indische (sebelum tahun 1800), Kawasan
Kayutangan merupakan kampung-kampung yang dihubungkan oleh jalan setapak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
(Dilengkspi dngn sumber)
2.1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMERINTAH (RTRW, RDTRK)
 Menurut RT RW
Kampung yang terletak di Jalan Basuki Rachmat Gang VI, Kauman, Klojen ini menjadi
salah satu destinasi warisan budaya (heritage) di kota Malang. Pada perkembangannya
wilayah Kajoetangan Heritage ini dulu masih berupa kampung biasa dengan bentuk
bangunan kuno kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat setempat menjadi Kawasan wisata.
Setelah kawasan ini menjadi salah satu area heritage, perkembangan Kajoetangan semakin
pesat ditambah dengan terbentuknya Kelompok Sadar Wisata Kajoetangan yang terdiri dari
warga RW 9, RW 10, RW 1 dan RW 2 yang bergabung saat Pokdarwis mengalami
pergantian kepengurusan. Dari awal awal Kampung Kajoetangan hingga munculnya
kelompok sadar wisata, dibantu dengan para akademisi hingga pada tahun 2022 kampung
ini mengalami peningkatan yang pesat.
Namun ketika terjadinya pandemi Covid-19 munculnya kebijakan PPKM membawa
dampak yang signifikan terhadap pengembangan Kampung Heritage Kajoetangan. Mulai
dari menurunnya jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Kampung
Kajoetangan, berkurangnya perekonomian masyarakat ini akibat dari tidak ada pemasukan
baik dari UMKM sekitar maupun dari Pokdarwis dan masih banyak dampak lainnya.
Namun berdasarkan hasil observasi peneliti, terdapat kendala lain yang dialami yakni ada
sebagian masyarakat yang skeptis terhadap rencana karena pembangunan wisata baik yang
datangnya dari pemerintah atau yang diinisiasi oleh Pokdarwis Kajoetangan.
Setelah Covid-19 reda strategi kampung Kayutangan Heritage upaya yang dilakukan
agar Kawasan tersebut lebih ramai dari selumnya . Mereka melakukan Digital Creative
Promotion melalui pembuatan video pendek sebagai strategi promosi Kampung Sejarah
“Kayutangan Heritage” Kota Malang. Metode pelaksanaan kegiatan berupa pembuatan
video yang memuat tutur sejarah dari warga lokal sebagai salah satu strategi dalam
menguatkan tourism destination, terutama konsep wisata sejarah dan tayangan beberapa spot
unggulan di KHK. Video pendek The History of Kayutangan Heritage kemudian diunggah
melalui YouTube dan media sosial dengan target capaian dari video ini yaitu
mempromosikan kembali KHK sebagai destinasi wisata yang tidak hanya kekinian, namun
juga memiliki nilai historis terkait perubahan sosial di Kota Malang. Selain itu, video
pendek ini juga dapat digunakan sebagai sarana promosi wisata sejarah di Kota Malang.
Link Sumber
• https://bjss.ub.ac.id/index.php/bjss/article/view/35
• https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/abdimas/article/view/1686

 Menurut RDTRK
Baru-baru ini, Pemerintah Kota Malang berencana menerapkan skema arus lalu lintas
satu arah di kawasan tersebut. Niatan Pemerintah Kota Malang itu, salah astunya
dilatarbelakangi keinginan untuk semakin menghidupkan kawasan Kayutanyan Heritage.
Berdasarkan rencana penerapan arus lalu lintas satu arah yang akan diterapkan di
Kayutangan Heritage, arus kendaraan dari arah utara atau dari Surabaya, hanya bisa
melintasi kawasan Kayutangan hingga Simpang Empat Rajabali.
Namun, rencana untuk menerapkan arus lalu lintas satu arah di kawasan Kayutangan
Heritage masih belum final. Pemerintah Kota Malang dalam waktu dekat masih akan
melakukan uji coba rencana tersebut, yang kemudian akan dilanjutkan dengan tahapan
evaluasi. Jika hasil dari uji coba penerapan satu arah itu menimbulkan titik kemacetan baru
dan tidak efektif, sudah seharusnya rencana tersebut dikaji ulang. Namun, jika memang
kebijakan itu membawa dampak positif, bisa dilanjutkan untuk kepentingan masyarakat.
Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat MM menegaskan, berdasarkan
perda tidak diperbolehkan adanya PKL di Kayutangan. Dimana pihaknya sudah melakukan
koordinasi, termasuk dengan Pokdarwis Kayutangan hingga Forkopimda.Hal ini dilakukan
untuk mendukung pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di
dalam kampung. Konsep ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk menjelajahi
keindahan kampung Kayutangan Heritage.
“Kami akan berikan edukasi dulu kepada PKL. Kami akan berikan pemahaman pada
mereka, tidak diperbolehkan berjualan di sepanjang Kayutangan. Ini akan bertahap, edukasi
dulu dan akan ada tindakan lebih lanjut,” seru Wahyu, secara terpisah.
“Setiap sore, akan selalu ada anggota yang berjaga di lokasi. Karena Kawasan Kayutangan
ini merupakan wisata Heritage. Jadi kami ingin masyarakat bisa mengunjunginya dengan
nyaman, sambil tetap menjaga kebersihan dan ketertiban,” tutur Anton.
Tak hanya PKL, Wahyu menyebutkan, sosialisasi juga diberikan kepada para pemilik
usaha, terutama kafe yang menyediakan kursi dan meja hingga trotoar. “Kami lakukan
karena adanya masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak. Beberapa hal lain yang
menjadi keluhan masyarakat, termasuk parkir, PKL, lalu lintas, kebersihan, kebisingan. Dan
itu kita sudah ada aturannya semua,” tegasnya.
Pemerintah Kota Malanag melaksanakan pembangunan Kayutanga Heritage Zona III,
pada akhir bulan Mei dan ditargetkan rampung pada akhir November 2022. Pekerjaan yang
akan dilakukan mencakup penataan pedestrian, saluran, andesit dan aspal. Pemkot Malang
melakukan pelebaran jalan secara bervariasi dengan lebar ruang manfaat jalan 12 meter,
lengkap dengan jalur pemandu disabilitas, inlet drainase dan sumur resapan, sistem ducting
kabel bawah tanah, dan street furniture.

Link sumber :
 https://seru.co.id/153599-pemkot-malang-tertibkan-kawasan-kayutangan-heritage-
bebas-pkl-dan-parkir-liar
 https://jatim.antaranews.com/berita/680982/mencermati-rencana-kebijakan-arus-
lalu-lintas-satu-arah-di-kayutangan
 https://malangkota.go.id/2023/07/05/ciptakan-kenyamanan-di-kayutangan-
heritage-ini-langkah-yang-dilakukan/
 https://www.infopublik.id/kategori/nusantara/632947/pemkot-malang-
sosialisasikan-penataan-zona-iii-kayutangan?show=

2.2 KUMPULAN JURNAL NASIONAL (2 ARTIKEL) DAN JURNAL


INTERNASIONAL (2 ARTIKEL)
 Jurnal Nasional
Kampung Kayutangan memiliki peninggalan rumah-rumah klasik yang memiliki
potensi destinasi pariwisata yang sudah diresmikan sebagai Kampung Heritage
Kajoetangan sejak April tahun 2018. Pengelolaannya sayangnya masih belum terlalu
jelas sehingga kampung ini bahkan belum diketahui oleh warganya sebagai destinasi
pariwisata. Fasilitas yang ditawarkan oleh pihak manajemen berupa wahana-wahana
foto, papan informasi mengenai sekilas info beberapa rumah tertentu, pasar krempyeng
sebagai tempat penyedia makanan dan minuman, juga denah untuk menunjukkan arah.
Fasilitas-fasilitas tersebut memang dapat diakses dengan mudah oleh pengunjung, namun
pengunjung baru akan menikmati wisata dari Kampung Kayutangan apabila telah
memesan terlebih dahulu kepada pihak manajemen beberapa hari sebelumnya sehingga
objek wisata ini lebih mirip galeri barang-barang antik yang bahkan pengunjung tidak
mengetahui bagaimana seharusnya kampung wisata ini berjalan selain.
(https://core.ac.uk/download/pdf/287322012.pdf )
Perubahan yang terjadi pada elemen citra kawasan, yakni penambahan jumlah, jenis
dan kondisi bentuk elemen citra kawasan dari periode ke periode. Pada wilayah studi,
bangunan kuno yang tidak mengalami perubahan sebanyak 36 bangunan (40,00%),
bangunan kuno dengan tingkat perubahan kecil sebanyak 42 (46,67%), bangunan kuno
dengan tingkat perubahan sedang sebanyak 12 bangunan (13,33%). Faktor yang
mempengaruhi lingkungan adalah faktor ekonomi dan politik. Faktor yang
mempengaruhi perubahan bangunan pada koridor Jalan Basuki Rahmat antara lain status
kepemilikan, ekonomi, dan perangkat hukum (faktor I) serta ketidakselarasan desain dan
sosial budaya (faktor II). Faktor yang mempengaruhi perubahan bangunan pada
perkampungan Kayutangan, yaitu sosial budaya, bahan bangunan tidak tahan lama, dan
selera pemilik (faktor I), serta usia bangunan, ketidakselarasan desain, dan perangkat
hukum (faktor II). (https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/33675936/Tito_Luthfi-
libre.pdf?1399856113=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DPelestarian_Lingkungan_dan_Bangunan_Kuno.pdf&Expires=1711290249&Signatu
re=QsoOo1HV3gLHrw2vgRFCPwUWxniwEvQo2cQN~aNYXVE6iqcoU4pFvQQqBgn
28PoxGFW796c46rKzfttVs0JZ9IL5i2LFTGzW5z3c8c9arCEydw5DcO29a9i4KMcqSkf
ADx1~oXEPxo0-R78sDVGCz95VkoX-
P0HSGb6hrBavBdFWelT8LbrkLFdKp1iEbWG3dOsCi5HoeBHUi-
haK8U2ype18drWD4twFtU8UzR2-
Udmr9cPLsXxg9rVO0K1GlYSiLN1WGdhFA~1CwW7bli2A0pNN5mRuY~6p1U6wbQ
rcwCDhr6FVuKu3YpsG4OE4YEmuOhfPEADw47BxzENMCgTFA__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA )
 Jurnal Internasional
This study explores four conceptual strategies for public engagement: virtual trade
transactions inside buildings, changing exterior building colors, moving histori buildings,
and replacing new buildings. There are six leading indicators for metaverse development,
such as the High level of complexity of building mass in street corridors, immersive 3D
visual quality in 3D interactive simulations, 3D technical simulations, use of public
engagement in interactive simulations (virtual purchases inside buildings, building colors
appearance change, historical building time travel, new building replacement), these six
key indicators make the development of the Kayutangan Metaverse prototype more
worthwhile based on the comparison of previous studies. Users evaluate the Metaverse
development using Heuristics and Features and then assess and provide criticism and
suggestions as reference material to continue improving the quality of the Kayutangan
Metaverse prototype. (https://www.atlantis-press.com/proceedings/bic-22/125986192 )
Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan objek wisata Kampung
Heritage Kayutangan memerlukan penataan kembali dan pengelolaan lebih lanjut agar
menjadi salah satu objek wisata yang akan diperhitungkan nantinya. Tak hanya sebagai
wisata yang memiliki spot foto dengan atmosfer ―tempo dulu‖ harapannya sejarah –
sejarah serta informasi mengenai bangunan – bangunan lawas juga menjadi daya tariik
utama wisatawan datang berkunjung ke destinasi Kampung Heritage Kayu Tangan ini.
Tentunya dengan mempertimbangkan beberapa penataan dan pengelolaan kembali
terhadap obbjek wisata ini. (https://eprints.itn.ac.id/54/1/15_%20pelestarian
%20bangunan%20cagar%20%20budaya.pdf )

2.3 KAJIAN TEORI


2.3.1 Landasan Teori
2.3.1.1 Kota Lama Kayutangan Heritage Malang
a. Pengertian kota
Citra kota adalah gambaran mental yang terbentuk dari ritme biologis tempat dan ruang
tertentu yang mencerminkan waktu (sense of time), yang ditumbuhkan dari dalam
secara
mengakar oleh aktivitas sosial-ekonomi-budaya masyarakat kota itu sendiri”
(Lynch,1960).
Dari gambaran tersebut diperoleh tiga komponen yang sangat mempengaruhi gambaran
mental orang terhadap suatu kawasan yaitu:
a) Identitas sebagai potensi yang dibacakan artinya orang dapat memahami gambaran
perkotaan (identifikasi objek-objek, perbedaan antar objek, perihal yang dapat
diketahui).
b) Struktur sebagai potensi yang disusun artinya orang dapat melihat pola perkotaan
(hubungan objek-objek, hubungan subjek-objek, pola yang dapat dilihat).
c) Makna sebagai potensi yang dibayangkan artinya orang dapat memahami ruang
perkotaan (arti objek-objek, arti subjek-objek, rasa yang dapat dialami).
b. Pengertian Kota lama
Kota Lama merupakan kawasan yang terdiri dari bangunan berupa gedung, area
bersejarah yang perlu dilindungi dan dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi ilmu pengetahuan dan sosail budaya (Ika Dewi, 2012). Cagar budaya
adalah warisan budaya yang bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan
cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya di
darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai yang
sangat penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan. Kawasan Cagar Budaya hanya dapat dimiliki dan/atau
dikuasai oleh Negara, kecuali yang secara turun-temurun dimiliki oleh masyarakat
hukum adat (UU Nomor 11 Tahun 2010). Ciri khas Kota Lama atau Kota Tua yang ada
di Indonesia dapat dikenali dari bentuk bangunan yang idominasi oleh gara arsiterktur
Eropa.

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Cagar Budaya, sejalan dengan


Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan perinsip hak
ekonomi. Sebuah cagar budaya dapat diambil manfaatnya salah satunya adalah dengan
menjadikan cagar budaya menjadi objek memperoleh keuntungan oleh pemiliknya atau
pemegang hak cipta tersebut. Dalam hal ini pemanfaatan hak ekonomi ini dapat
menunjang perekonomian pemilik ciptaan dan digunakan untuk perawatan ciptaan.

2.3.1.2 Sejarah kota lama kayutangan heritage Malang


Daerah Kayutangan telah ditetapkan sebagi kawasan wisata budaya (heritage) oleh
Pemerintah Kota Malang. Asal-usul nama Kayutangan menurut kesaksian warga asli
Malang yaitu Oei Hiem Hwie dan A. V. B. Irawan, di sepanjang jalan Kayutangan dulu
setiap kanan-kiri ditanami pohon-pohon yang daunnya berbentuk telapak tangan yang
mengembang. Pohon jenis ini juga ditanam di Taman Indrakila tapi kini sudah tidak ada
lagi (Widodo dkk, 2006:220). Walaupun pohon legendaris itu sudah tidak bisa ditemui
lagi, Kampung Heritage Kajoetangan ini masih menyimpan cagar purbakala atau
bangunan bersejarah di Kota Malang. Bangunan-bangunan atau rumah warga ini kental
dengan arsitektur kolonial (Belanda). Sepanjang jalan Kayutangan juga merupakan poros
ekonomi Kota Malang sejak zaman Belanda sampai sekitar era tahun 1990an. Dalam
kampung Kayutangan masih banyak menyisakan kejayaan masa lalu berupa bangunan
toko, Makam Eyang Honggo Kusumo, Kuburan Tandak, pasar krempyeng, irigasi
Belanda, saluran air, tangga 1000, rumah jaman kolonial dan beberapa spot menarik
lainnya. Hal tersebut mempunyai cerita tersendiri dan bisa menjadi komoditi dalam
menghadirkan wisata di tengah Kota Malang. ( MNL Khakim dkk, 2019)
Kampung Kayutangan Heritage dulunya adalah perkampungan kecil yang berada di
tepi hutan bernama Hutan Patangtangan. Perkampungan tersebut semula bernama
Kampung Talun yang sudah ada jauh sebelum Koridor Kayutangan dibangun. Butuh
waktu lama untuk Kampung Talun dapat berkembang dan beralih nama menjadi Kampung
Kayutangan Heritage seperti sekarang. Hal ini masih berkaitan dengan pembabatan Hutan
Patangtangan pada masa pendudukan Belanda ke Kota Malang. Dikisahkan dalam kitab
sastra berbentuk gancaran, yakni Kitab Pararaton. Menceritakan petualangan Ken Arok
tatkala menjadi target operasi Tunggul Ametung selaku akuwu wilayah Tumapel di bawah
Kerajaan Kadiri tahun 1100 akhir menjelang tahun 1200. Patantangan sendiri sebenarnya
merupakan repetisi kata dasar 'tangan' yang mendapatkan imbuhan 'pa' dan 'an' atau pa-
tangan-tangan-an dan dipersingkat menjadi Patangtangan. Di dalam hutan ini terdapat
pohon tangan yang memiliki daun berbentuk jari-jari tangan. ( Dwi, 2023)

2.3.1.3 pariwisata
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan
atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi
semata-mata untuk menikmati kegiatan rekreasi. Pariwisata juga dapat diartikan
sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari satu tempat
ke tempat lain (Yoeti,1983). Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu bisnis yang
berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut
setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan dalam perjalanannya (Kusmayadi
dan Endar, 2000).
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah. Menurut WTO (1999), yang dimaksud dengan pariwisata
adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah
tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Menurut Kodhyat (1998). Selanjutnya
Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang
untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ketujuan- tujuan di luar tempat di
mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatankegiatan mereka selama
tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Wahab (2003:6) menyatakan pariwisata budaya adalah perjalanan untuk
memperkaya wawasan dan ilmu serta untuk memuaskan kebutuhan hiburan tentang
negara lain atau menghadiri pameran-pameran, perayaan-perayaan adat, tempat-
tempat cagar alam, cagar purbakala, dan lain-lain.
2.3.1.4 Jenis dan Bentuk Pariwisata
Menurut Yoeti (1996) jenis dan bentuk pariwisata diklasifikasikan
berdasarkan pada
a) Berdasarkan letak geografis dimana kegiatan berkembang, pariwisata
dibedakan menjadi :
1. Pariwisata Lokal (Local Tourism)
Pariwisata setempat, yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit
dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya,
kepariwisataan Kota Bandung.
2. Pariwisata Regional (Regional Tourism)
Kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau
daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan
National Tourism. Misalnya kepariwisataan Bali.
3. Pariwisata Nasional (National Toruism)
Dalam darti sempit yaitu kegiatan kepariwisatan yang berkembang
dalam wilayah suatu negara (pariwisata dalam negeri). Sedangkan
dalam arti luas yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang
dalam suatu wilayah negara, selain kegiatan dominic tourism,
foreign tourism, in bound tourism dan out going tourism.
b) Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran:
1. Pariwisata Aktif (In Tourism)
Kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala masuknya
wisatawan asing ke suatu negara tertentu.
2. Pariwisata Pasif (Out-going Tourism)
Kegiatan yang ditandai dengan gejala keluarnya warga negara
sendiri
berpergian ke luar negeri sebagai wisatawan.

2.3.1.5 Daya dukung pariwisata


Secara umum, pengertian daya dukung pariwisata adalah kemampuan suatu objek
wisata untuk dapat menampung jumlah wisatawan pada luas dan satuan waktu tertentu
tanpa menimbulkan penurunan kualitas, baik kualitas lingkungan maupun kualitas wisata.
Daya dukung adalah alat untuk analisis penggunaan tanah dan data populasi (McCall,1995
dalam Muta’ali, 2012). Daya dukung wilayah adalah daya tampung maksimum lingkungan
untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain populasi yang dapat didukung secara
tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa merusak ekosistem itu.
Daya dukung wisata ditentukan oleh faktor biogeofisik, sosial ekonomi dan sosial
budaya dari suatu lokasi dalam menunjang kegiatan pariwisata tanpa menimbulkan
penurunan kualitas lingkungan dan kepuasan wisatawan dalam menikmati lokasi dan tapak
wisata. Faktor biogeofisik merupakan salah satu faktor dalam menentukan daya dukung
wisata terutama pada ketersediaan lahan dan sarana prasarana. Ketersediaan lahan sangat
dibutuhkan dalam menampung jumlah wisatawan yang datang dan juga kendaraan pribadi
yang digunakan wisatawan untuk datang. Jumlah wisatawan yang melebihi kapasitas dapat
menyebabkan penurunan kualitas dan kerusakan pada lingkungan wisata yang dapat
mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan. Selain lahan, sarana dan prasarana juga
memiliki peran yang penting dalam mendukung daya dukung wisata. Sarana dan prasarana
yang memadai dalam menunjang kegiatan wisata dan infrastruktur dapat memberikan
pelayanan bagi wisatawan yang datang. Sarana dan prasarana mencakup pada sarana
ibadah, kebersihan, sistem perbankan dan fasilitas. (Clara,2019)
2.3.1.6 Potensi Pariwisata
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, dan
merupajan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut .
Sedangkan pengertian potensi wisata menurut Sukardi (1998:67), potensi wisata adalah
segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu daerah untuk daya tarik wisata dan berguna untuk
mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.
Sementara itu, Sujali (dalam Amdani, 2008) menyebutkan bahwa potensi wisata
sebagai kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan, seperti alam, manusia serta hasil karya manusia itu sendiri.
Menurut Yoeti (1982) potensi pariwisata dibagi menjadi tiga macam berikut.
a. Potensi Alam
Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang
alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dan lain-lain (keadaan fisik suatu
daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika dikembangkan
dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik
wisatawan untuk berkunjung ke objek tersebut.
b. Potensi Kebudayaan
Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa
adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang
berupa bangunan, monument.
c. Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai dayatarik wisata,
lewat pementasan tarian/pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah.

2.3.1.7 Pengembangan Pariwisata


Pengembangan pariwisata merupakan salah satu usaha untuk mempromosikan daya
tarik suatu objek wisata agar menjadi berkembang sesuai dengan visi dan misi.
Pengembangan pariwisata tidak terlepas dari arah pengembangan Kebudayaan Nasional
Indonesia.(e-journal adpub,2020)
Pengembangan adalah kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau daerah yang
dianggap perlu ditata sedemikian rupa baik dengan cara memelihara yang sudah
berkembang atau menciptakan yang baru. Pengembangan tersebut perlu adanya analisis
seberapa besar potensi yang bisa dikembangkan untuk obyek wisata tersebut dan tindakan
selanjutnya adalah untuk pengembangan. Pariwisata dapat menjadi suatu tuntutan hasrat
seseorang untuk mengenal kebudayaan dan pola hidup bangsa lain dan sebagai suatu
upaya untuk mengerti mengapa bangsa lain itu berbeda. Pariwisata menjadi suatu sarana
untuk memulihkan kesehatan moral seseorang dan untuk memantapkan kembali
keseimbangan emosi seseorang. (Clara, 2019)

2.3.1.8 Obyek dan Daya Tarik


Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan/atau aktifitas dan
fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau
pengunjung untuk datang kesuatu daerah atau tempat tertentu (Happy Marpaung,
2002:78).
Menurut Undang-undang Kepariwisataan no. 9 tahun 1990 obyek dan daya
tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Obyek dan daya
tarik wisata tersebut terdiri atas :
a)Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud
keadaan alam, serta flora dan fauna, dan b) Obyek dan daya tarik wisata hasil
karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan
alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Daya tarik wisata yang ditonjolkan di Kampung Heritage Kajoetangan adalah
wahana berfoto dan bangunan tua. Utama (2017:141) daya tarik wisata adalah
segala sesuatu di 18 Khakim, dkk, Urgensi pengelolaan pariwisata suatu tempat
yang memiliki keunikan, keindahan, kemudahan dan nilai yang berwujud
keanekaragaman kekayaan alam maupun buatan manusia yang menarik dan
mempunyai nilai untuk dikunjungi dan dilihat wisatawan. Salah satunya pada saat
memasuki gang yang terdapat di Jalan Kawi terdapat gambar peta dari Kampoeng
Wisata Heritage Kojoetangan. Sepanjang jalan gang yang lurus terdapat Rumah
Foto Galeri Antik, Rumah Jamu, Galeri Pak Eko Antik, Galeri Pak Udin, lalu ada
Masjid Tua dan Rumah Punden. Di depan rumah Punden ada pertigaan kemudian
belok kanan, di situ terdapat Gubug Ningrat, Rumah Jacoeb, Rumah Kaca Mata
dan Galeri Abbas Akub.
2.3.2 Kerangka Berpikir

Kota Lama Heritage


Kayutangan Malang

Landasan Teori Daya Dukung Wisata

1. Pengertian kota
2. Sejarah Kota Lama
3. Potensi Budaya
a. Bangunan
b. Seni
c. Kuliner

Pengembangan Wisata
Kota Lama
Link sumber :
 https://kertamulya-padalarang.desa.id/potensi/read/potensi-wisata-desa-
3217082001/0#:~:text=Sedangkan%20pengertian%20potensi%20wisata
%20menurut,industri%20pariwisata%20di%20daerah%20tersebut.
 https://ketik.co.id/berita/cerita-awal-mula-hadirnya-kampung-kayutangan-
heritage
 https://core.ac.uk/download/pdf/287322012.pdf
 https://lib.unnes.ac.id/38328/1/3211414045.pdf
BAB III
ASPEK FISIK KAWASAN
Elemen Urban Desain – Hamid Sirvani)
(Dilengkapi dng gambar, foto, peta)
3.1 Lokasi

 Kampoeng Heritage Kajoetangan tepatnya berada di Jalan Basuki Rachmat dengan


pan jang korido koridor ± 0,622 Km. Letaknya tidak jauh dari Balaikota dan alun
alun Kota Malang. Kawasan ini termasuk dalam wilayah adsministratif Kelurahan
Kauman, Kecamatan Klojen dan kelurahan Oro-oro Dowo,Kota Malang. Kampung
ini merupakan kampung tua di Kota Malang, kampung ini sudah ada sejak abad ke-
13M.
 Adapun tinjauan ekonominya adalah dengan melihat letak Kampung Kayutangan yang
berada di tengah Kota Malang yang memiliki tiga atau lebih akses masuk diantaranya
Jalan Basuki Rahmad, Jalan Semeru dan Talun, maka diharapkan akan memunculkan
giat ekonomi di dalamnya. Letak Kampung Kayutangan yang dikelilingi oleh belasan
hotel ini juga merupakan “Selling Point” sebagai destinasi kuliner dan jujugan para
wisatawan sejak 2018.

Gambar 1

 (https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/kampoeng_heritage_kajoetangan)
 (https://tatakota.ub.ac.id/index.php/tatakota/article/download/95/94)
3.2 Prasarana
 Kampung Kayutangan menjadi sebuah destinasi wisata ditengah Kota Malang dengan
mengusung konsep “heritage” yang banyak mengangkat unsur budaya, sejarah dan ekonomi.
Kampung Kayutangan menjadi sebuah destinasi wisata ditengah Kota Malang dengan
mengusung konsep “heritage” yang banyak mengangkat unsur budaya, sejarah dan ekonomi.
Kampung yang banyak berdiri rumah-rumah lama dan masih terawat kemudian di”sulap”
menjadi spot/tempat jujugan wisatawan. Kawasan yang sudah dikenal sejak 1920 itulah yang
mendasari kemudian dibranding menjadi “Kawasan Heritage Kajoetangan. Kemudian,
terdapat jalanan setapak yang sudah dipaving dan trotoar yang menghubungkan setiap
kawasan wisata Kampung Kayutanagan. Namun, menurut Sorotan lain, beberapa
pengunjung mengkritisi soal sarana dan prasarana yang tersedia, seperti halnya toilet.
Menurutnya, pemerintah harus menyiapkan sarana tersebut dan tidak harus dipikir
ulang setelah kini telah terbangun. Berikutnya, soal penataan parkir yang memang juga
menjadi gonjang ganjing hingga saat ini. Apalagi, kawasan Kayutangan Heritage saat ini
sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan. Menurut salah satu pengunjung mengatakan bahwa
Pemkot Malang baru memikirkan penataan parkir setelah kawasan tersebut ramai dikunjungi.
Seharusnya, sebelum dilakukan pembangunan, penataan tersebut sudah harus terpikirkan
hingga masuk dalam desain struktur penataan Kayutangan Heritage.
 (https://timesindonesia.co.id/wisata/392896/kayutangan-heritage-persiapan-
pembangunan-wisata-sejarah)
 (https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/kampoeng_heritage_kajoetangan)
(https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fbinus.ac.id%2Fmalang%2Fpublic-
relations%2F2022%2F12%2F14%2Fkonsep-visual-branding-tematik-kayutangan-heritage-i
%2F&psig=AOvVaw2P7qb5iaS8uNZeJojQ7W9G&ust=1711471999315000&source=images&c
d=vfe&opi=89978449&ved=0CBIQjRxqFwoTCNj2x5fwj4UDFQAAAAAdAAAAABAE

3.3 Sarana
 Kawasan Kayutangan Heritage dinilai menjadi area yang cocok untuk fasilitas
peminjaman sepeda listrik. Peggunaan sepeda listrik dengan kecepatan rendah dapat
memenjakan wisatawan untuk berkeliling melihat-lihat bangunan tua dikawasan
tersebut. Selain lebih efisien juga mengurangi emisi karbon yang disebabkan oleh
kendaraan
 (https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/04/160626278/kota-malang-sediakan-
sepeda-listrik-di-kayutangan-heritage-dan-kampus)
3.4 Lingkungan
 Potensi Kampung Kayutangan ada 5, pertama yakni wisata bangunan tua dan
bersejarah. Kedua, situs religi. Ketiga, kuliner dan kegiatan perdagangan. Keempat,
eksplor sungai serta yang kelima event dan kegiatan. Sehingga optimalisasi seluruh
potensi lokal atau sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada dibidang
pariwisata dan ekonomi kreatif Wisata bangunan tua dan bersejarah menjadi salah
satu kekhasan untuk menguatkan label heritage yang diusungnya. Saat ini Kampung
Kayutangan memiliki 23 spot rumah yang bernuansa heritage. Selain menghadirkan
visual yang memanjakan mata melalui desain arsitektur yang sebagian besar
dipertahankan keasliannya, ada cerita-cerita khusus di sana. Cerita dari masing-
masing bangunan tersebut kian menarik diulik saat berkeliling mengeksplore ke
dalam area kampung.

 Bangunan tertua di kampung ini dibangun pada tahun 1870. Arsitektur bangunan yang
banyak adalah tipe jengki dan rumah limas. Sebagian besar bangunan masih berupa
rumah asli sejak awal dibangun, hanya beberapa saja yang mengalami sedikit
perbaikan dan penambahan. Rumah-rumah tersebut merupakan keunggulan bagi
kampung kayutangan yang tidak dimiliki oleh kampung tematik lainnya. Tidak semua
rumah lawas mengijinkan pengunjung untuk masuk ke dalam rumah, hal ini berkaitan
dengan privasi pemilik rumah.

 Bangunan-bangunan berikut ini merupakan beberapa karya keindahan nuansa tempo


dulu yang mewakili jenis atau ragam bangunan pada jamannya. Cerita di balik setiap
ikonik gaya arsitektur dengan bentuk, struktur dan ornamen yang natural membingkai
estetika bangunan tua yang masih terawat keasliannya tersebut. Pesona bangunan tua
berpadu dengan cerita dibalik tiap rumah tua ini tentunya juga dapat menambah
khasanah tentang arsitektur khas.
Bangunan tertua di kampung ini dibangun pada tahun 1870. Arsitektur bangunan yang
banyak adalah tipe jengki dan rumah limas. Sebagian besar bangunan masih berupa rumah
asli sejak awal dibangun, hanya beberapa saja yang mengalami sedikit perbaikan dan
penambahan. Rumah-rumah tersebut merupakan keunggulan bagi kampung kayutangan yang
tidak dimiliki oleh kampung tematik lainnya. Tidak semua rumah lawas mengijinkan
pengunjung untuk masuk ke dalam rumah, hal ini berkaitan dengan privasi pemilik rumah.
Bangunan-bangunan berikut ini merupakan beberapa karya keindahan nuansa tempo dulu
yang mewakili jenis atau ragam bangunan pada jamannya. Cerita di balik setiap ikonik gaya
arsitektur dengan bentuk, struktur dan ornamen yang natural membingkai estetika bangunan
tua yang masih terawat keasliannya tersebut. Pesona bangunan tua berpadu dengan cerita
dibalik tiap rumah tua ini tentunya juga dapat menambah khasanah tentang arsitektur khas.
(https://malangkota.go.id/2021/08/05/pesona-dan-cerita-bangunan-tua-kampung-
kayutangan-malang/)

BAB IV
ASPEK NON FISIK KAWASAN
(Dilengkapi dg table monografi 2010, 2015,2020)
4.1 Aspek Ekonomi
Ekonomi adalah aspek yang menjadi landasan utama pengembangan kampung
heritage kajoetangan. Dengan demikian bisa dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomis yang
diharapkan dapat menambah value pendapatan bagi masyarakat sekitar kawasan dan
menyumbang anggaran daerah. Berikut beberapa potensi pariwisata dan ekonomi kreatif
objek wisata di kajoetangan:
a. Wisata bangunan tua dan bersejarah (Rumah Namsin, Rumah 1870, Gubuk
ningrat)
b. Situs religi (Makam mbah Honggo, Makam Tandak)
c. Wisata eksplorasi Sungai
d. Sentra kuliner dan pertokohan (Sentra Kue khas Oenbitjkoek, Pasar Krempyeng,
Pasar Talun)
e. Event dan kegiatan publik
Dengan adanya potensi pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut menimbulkan perubahan
pendapatan daerah yang mengalami peningkatan dalam kurun waktu satu dekade. Berikut
data dan nilai pendapatan daerah yang didapatkan:
Tabel 1. Data Pendapatan Daerah

Tabel 2. PDRB lapangan usaha

4.2 Aspek Sosial


Aspek sosial pada sebuah permukiman adalah salah satu faktor penting melibatkan
manusia dengan sesamanya dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Aspek sosial dapat
mendukung keberlanjutan proses pengembangan pola hidup masyarakat di kawasan kampung
heritage kajoetangan, bersumber dari azas kerukunan, keramahan masyarakat dan juga nilai
moral masyarakat. Aspek tersebut bersinggungan dengan adanya kebutuhan dalam keamanan
dengan problema tingkat kriminalitas, kenyamanan bertoleransi dalam keberagaman agama
dan kesejahteraan lingkungan hidup dengan adanya penyediaan fasilitas sarana dan prasarana
pendukung.
Meskipun peran masyarakat kecil sangat berpengaruh dalam pengembangan kampung
kajoetangan, dalam kepentingan lebih luas kampung kajoetangan juga melibatkan pihak
pemerintahan maupun kelompok berpengaruh daerah dalam membantu pengelolaan dan
koordinasi penciptaan dan pengembangan atraksi wisata di kampung heritage kajoetangan.
Tabel 3. Skor Pengaruh Individu dan Kelompok dalam
Pembangunan Kampung Heritage Kajoetangan.

Tabel 4. Angka Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Daerah

4.3 Aspek Budaya


Kampung heritage kajoetangan merupakan objek pariwisata bernilai sejarah dengan
visi misi menjunjung tinggi budaya setempat. Aspek Budaya sebagai salah satu sumber
tatanan perilaku yang cukup penting diharapkan terus dilestarikan dan melekat di hati
masyarkat. Misalknya hukum adat dan kebiasaan, aturan mengenai sopan santun dan warisan
kesenian.

Anda mungkin juga menyukai