TUGAS 1
TEORI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KOTA
A. Deskripsi Kota
Yogyakarta atau yang dikenal dengan nama Kota Jogja atau Kota Yogya adalah ibu kota dan
pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta terletak di bagian
selatan pulau jawa, Yogyakarta sendiri berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah dan Samudra
Hindia. Kota ini memiliki populasi lebih dari 400 ribu jiwa. Pusat kota Yogyakarta terletak di
Kota Baru, dari segi fisik arsitekturnya Kota Baru sendiri menciptakan hunian kolonial yang
berusaha berakomodasi dengan lingkungan setempat, sehingga mempertahankan konsep
tradisional dan budaya Jawa. Gaya dari bangunan Kota Baru memiliki gaya percampuran antara
gaya Eropa dan gaya setempat.
Batas wilayah yang termasuk kedalam kawasan kotabaru yaitu meliputi wilayah:
a. Batas sisi Utara : Jl Jend. Sudirman
b. Batas sisi Selatan : Rel Kereta Api – Stasiun Lempuyangan
c. Batas sisi Timur : Jl Dr Wahidin d. Batas sisi Barat : Sungai Code
C. Ekspresi Ruang Kekotaan
Ekspresi keruangan kekotaan mempunyai bentuk yang terserak memanjang dengan tugu pusat
kota yogyakarta
Pola berwarna merah yaitu jalan pada wilayah Yogyakarta, memiliki pola yang bersiku atau
sistem grid karena jalanan pada kota ini memiliki blok-blok yang dibagi menjadi persegi panjang
yang membentuk sudut siku-siku
Morfologi kota Yogyakarta dibentuk karena ekspresi keruangan yang terjadi dari kegiatan
ekonomi, sosial, ataupun budaya. Ekspresi keruangan yang terbentuk di kota Yogyakarta
berbentuk bujur sangkar yang mempunyai potensi untuk mengembangkan wilayah perkotaan ke
berbagai arah disesuaikan dengan kebutuhan ruangnya.
E. Sejarah
Townscape di Pusat Kota Yogyakarta
1. Kota Baru
Kotabaru atau yang dulu dikenal sebagai Nieuwe Wijk merupakan sebuah kawasan yang
berkembang pada tahun 1920. Adanya kemajuan industri gula, perkebunan dan meningkatnya
perkembangan pendidikan dan kesehatan menyebabkan meningkatnya jumlah orang belanda
yang menetap di Yogyakarta. Kotabaru menjadi alternatif kawasan hunian yang memiliki
fasilitas lengkap, seperti kawasan Menteng di Jakarta.
Perbedaan Kotabaru ini terlihat dari rancangan kawasannya yang mengikuti pola radial seperti
kota - kota di Belanda pada umumnya. Sedangkan pada kawasan kota Yogyakarta lainya bentuk
kawasanya mengikuti arah mata angin. Pada kawasan Kota baru terdapat banyak pohon - pohon
besar, tanaman berbunga, dan tanaman buah. Dan kawasan ini juga dilengkapi dengan boulevard
dan memiliki ruas jalan yang cukup lebar.
Setiap sudut kotabaru tidak hanya indah, namun juga menyimpan banyak cerita di dalam
kawasan tersebut. Seperti jalan Kewek yang menjadi gerbang selatan untuk kawasan ini.
Terdapat jalan berupa jembatan sebagai penghubung untuk sisi timur ke sisi barat sungai Code
jalan tersebut diberi nama jalan kerkweg. Namun karena pelafalan yang sulit untuk diucapkan
maka berganti menjadi jalan Kewek. Pada sisi utara jalan tersebut terdapat Gereja Santo
Antonius Kotabaru. Ciri khas bangunan eropa tampak pada menara tinggi di bagian depan
gereja, serta tiang tiang besar yang dicor sebanyak 16 buah, serta bentuk sungkup pada plafon
gereja tersebut.
Pada relung Kotabaru terdapat sejumlah gedung bersejarah. Terdapat sebuah bangunan yang
menonjol secara arsitektur yaitu Gedung Bimo. gedung ini dirancang dengan konsep art deco,
Yang merupakan sebuah rancangan bangunan yang berkembang pesat pada tahun 1920 -1930an.
Bangunan ini mengutamakan unsur tradisional setempat serta terbuka pada hal baru yang
berbeda dari bangunan umum yang sudah ada. Bentuk bangunan Gedung Bimo memanjang
seperti bangunan khas Eropa lainnya. Dan pada bagian depan bangunan ini memiliki bentuk
melengkung.
Salah satu identitas bagi pusat - pusat kota lama di Pulau Jawa adalah adanya alun - alun pada
pusat kota. Alun - alun di pulau Jawa sendiri berupa sebuah lapangan luas yang dikelilingi oleh
pohon beringin pada bagian tengahnya. Salah satunya alun - alun yang berada di Yogyakarta.
Dalam tata arsitektur tradisional jawa ( catur gatra tunggal ) yang artinya empat elemen dalam
satu kesatuan hal ini dapat dilihat dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang menjadi tempat
berdirinya keraton, alun - alun, masjid, dan pasar.
Kawasan ini menjadi pusat kekuasaan kegiatan rakyat, tempat ibadah, dan ekonomi. Yogyakarta
mempunyai dua alun- alun satu pada bagian selatan ( alun- alun kidul ) keraton dan alun - alun
bagian utara ( alun - alun lor ). Keraton Yogyakarta terletak pada garis imajiner yang
menghubungkan keraton, gunung merapi, dan pantai parangtritis. Pada masa kerajaan Mataram,
Alun-alun Kidul berfungsi sebagai tempat untuk menyiapkan suatu kondisi yang menunjang
kelancaran hubungan antara keraton dengan dunia luar. Alun-alun Kidul juga melambangkan
kesatuan dan kekuasaan yang sakral antara raja dengan para bangsawan yang tinggal di sekitar
alun-alun. Sedangkan Alun-alun Lor berfungsi untuk menyediakan persyaratan bagi
berlangsungnya kekuasaan raja. Alun- alun kidul sendiri dibuat untuk mengubah suasana pada
bagian belakang keraton menjadi seperti bagian depan gunung merapi. Hal ini bertujuan untuk
mengubah posisi keraton Yogyakarta agar tidak membelakangi laut selatan. Pada kompleks Alun
- alun kidul terdapat bangunan sasana hinggil yang berfungsi sebagai tempat bagi raja untuk
menyaksikan adu manusia dengan harimau. Namun saat ini tempat ini telah berubah menjadi
tempat pertunjukan seni.
3. Tugu Jogja
Tugu Yogyakarta merupakan sebuah tugu atau monumen yang sering digunakan sebagai
lambang dari kota Yogyakarta. Tugu yogyakarta ini memiliki nilai simbol yang berupa garis
magis yang menghubungkan pantai parangtritis, gunung merapi, keraton Yogyakarta dan
panggung krapyak. Tugu ini memiliki bentuk bulat panjang dengan bola kecil dan pada bagian
atas nya memiliki ujung yang runcing.
Monumen ini dibangun pada tahun 1755 oleh dan dikenal sebagai tugu golong - gilig dan
dibangun dengan semangat persatuan rakyat. Monumen ini memiliki ketinggian 25 meter, dan
puncak tugu ini berbentuk bulat ( golong ) dan memiliki tiang yang silindris ( gilig ). Tugu ini
dibangun diatas garis imajiner Yogyakarta yang menghubungkan keraton, gunung merapi dan
laut selatan. Monumen ini pernah mengalami renovasi akibat dari gempa bumi besar yang akhir
nya monumen ini jadi berbentuk persegi dan pada bagian atasnya berbentuk kerucut dengan bola
kecil di ujungnya. Sedangkan akibat dari renovasi tersebut tinggi dari monumen ini berkurang
menjadi 15 meter.
PALEMBANG, INDONESIA
A. SEJARAH KOTA
Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air
(data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang
kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata
tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah,
lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan
menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang
adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.
Kota Palembang pada masa pemerintahan Belanda merupakan suatu kota Sungai yang
mulai bertransisi menjadi kota darat. Dengan permukiman yang memanjang sepanjang
Sungai Musi, dengan diiringi oleh proses pembangunan Jalan darat yang makin masif ke arah
barat laut. Jalan-jalan darat yang dibangun oleh pemerintah Belanda bertujuan untuk
menghubungkan area-area Industri dengan permukiman baru.
B. KARAKTERISTIK
Untuk Kota Palembang sendiri, pusat kotanya terdapat di bundaran air mancur, hal itu juga
berdekatan dengan landmark dari Kota Palembang yaitu Jembatan Ampera. Kota Palembang itu
sendiri memiliki keunikan tersendiri dimana dipisah oleh sungai Musi.
C. PERKEMBANGAN KAWASAN :
Seperti pada umumnya manusia akan memulai
pemungkiman dari sumber air contohnya sungai. Dan
dengan perkembangan zaman, kawasan pemungkiman
meluas dari sisi sungai dan terus menjauhi sungai.
Past.
<< Central
Now
Central >>
Perencanaan kota Osaka dapat dilihat dari Istana Osaka sendiri yang awal perencanaan
kotanya tidak berada di posisi ditengah-tengah kota atau berada di posisi ujung dan terdalam
menjauhi garis pantai menjadi dikelilingi oleh banyaknya bangunan dengan fungsi bervariasi.
Kota Osaka jika diperhatikan mengambil unsur duality, yaitu Edge and Landmark, dan berada di
tahap repletive, di mana kota ini sudah cukup penuh dengan gedung tetapi masih memungkinkan
untuk dibangun beberapa gedung lainnya.
C. Perkembangan Kawasan
Pertumbuhan kota Osaka dapat dilihat dari
melebarnya wilayah kawasan dari tahun ke tahun,
yang semakin lama kota semakin menjauhi garis
pantai. Pembangunannya sendiri jika mengambil titik
tengah dari Istana Osaka maka dapat dilihat
pembangunan kawasan menggunakan model grid atau
dibentuk dengan perencanaan cluster dengan
memisahkan setiap fungsi ruangnya masing-masing
seperti wilayah istana, tourist, dan housing lalu di
integrasikan dengan sambungan-sambungan berupa jalan utama dan transportasi publik seperti
kereta, dan kereta cepat.
Osaka Castle
MUNICH, JERMAN
A. Deskripsi Kota
Ekspresi keruangan
kekotaan memiliki
bentuk konstelasi
terserak dengan
alun-alun dan gedung
balai kota sebagai
pusatnya.
Meskipun Jerman
merupakan negara
maju, tetapi pola jalan
di kota Munich bisa
dibilang tidak teratur
(irregular system). Hal
ini terlihat dari
ketidakteraturan sistem
jalan yang ditinjau baik
dari segi lebar maupun
arahnya. Pola seperti ini menunjukkan belum adanya peraturan untuk menertibkan morfologi
kota, meskipun terdapat beberapa pola jalan radial konsentris dan juga pola bersiku atau
sistem grid di sekeliling pusat kota.
D. Pengaruh Perkembangan Transportasi terhadap Morfologi Kota
Jerman didominasi oleh kereta api antar kota yang dapat dilihat
melalui jaringan kereta berkecepatan tinggi polisentrik dengan
jenis kereta InterCityExpress atau ICE yang melayani perjalanan
ke kota-kota besar di Jerman, termasuk ke negara-negara tetangga.
E. Perbandingan Bentuk Arsitektur Kota
Melalui foto dari satelit yang menunjukkan Munich 1984 (atas) dan Munich 2020 (bawah),
terlihat jelas bahwa seiring berjalannya waktu area hijau semakin menipis. Di sisi lain,
pertumbuhan kota khususnya perembetan konsentris tidak mengalami perubahan yang
signifikan.
F. Townscape di Pusat Kota Munich
1. Neues Rathaus
G. Pembentukan
1158: Didirikan oleh Heinrich der Löwe.
1255: Kekaisaran Bayern dibagi menjadi dua, dan München menjadi residen Bayern Hulu.
1327: Mengalami kebakaran dan berhasil dibangun kembali beberapa tahun kemudian oleh
Ludwig IV.
1705: Direbut dari Gustav II Adolf dan berada di bawah kepemimpinan Kerajaan Habsburg.
1759: Institusi akademik pertama dibangun dengan nama Akademi Ilmiah Bayern.
H. Perkembangan
Sektor pendidikan di kawasan Munich berkembang pesat dengan belasan universitas
yang diincar oleh mahasiswa mancanegara. Oleh karena itu, penduduk Munich lebih banyak
berasal dari WNA daripada penduduk lokal. Banyaknya jalur pendidikan diimbangi dengan
banyaknya lapangan pekerjaan menjanjikan dari perusahaan-perusahaan besar seperti BMW,
Allianz, Siemens AG, dan lain-lain. Hal ini menjadikan Munich sebagai kota dengan jumlah
pengangguran hanya sebesar 4%.
I. Pembenahan
Munich melakukan pembenahan dalam hal kualitas hidup kawasan, di mana pada
tahun 2018 Munich berhasil menggeser Jepang dalam survei kualitas hidup yang dilakukan
oleh majalah Monocle. Munich dianggap sebagai kota yang nyaman untuk bersantai dan
ditinggali sekaligus berbisnis. Hal ini didukung dengan sistem transportasi kereta api yang
terencana dan bersih, jalan raya, jalur sepeda, dan jalur pejalan kaki yang aman, serta
Bandara Internasional Franz Josef Strauss yang menjadi bandara terbaik ke-6 di dunia.
KESIMPULAN
Dakira. (2022) Peta kota yogyakarta lengkap gambar hd dan keteranganya. Retrieved from
https://peta-hd.com/peta-kota-yogyakarta/
Khaerani, I. (2018). Munich, kota terbaik untuk hidup dan bekerja. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/indahk98/5b3b30a4caf7db7b1e2f88c5/kota-terbaik-untuk-
hidup-dan-bekerja
Sekti. (2009). Perubahan fisik dan fungsi bangunan di kawasan kota baru. Retrieved from
https://sektiadi.staff.ugm.ac.id/2009/07/perubahan-fisik-dan-fungsi-bangunan-di-kawasan
-kotabaru/
Yasinta, V. (2018). Muenchen raih peringkat pertama kota paling layak huni di dunia. Retrieved
from
https://internasional.kompas.com/read/2018/07/03/10114471/muenchen-raih-peringkat-p
ertama-kota-paling-layak-huni-di-dunia?page=all