JAKARTA.
disusun oleh:
ABDURRAHMAN FAIZ
60800118068
Abstract
JUDUL BUKU
KATA PENGANTAR………………………………………......i
DAFTAR PUSTAKA….101
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fatahillah
diatas permukaan lautdiukur dari titik nol Tanjung
Priok. Sedangkan dari banjir kanal sampai batas
paling Selatan dari wilayah DKI antara 5 m samapai
50m di ataspermukaan laut di Daerah
pantai merupakan daerah rawa atau daerah yang
selalu tergenang air pada musim hujan. Di
daerah bagian Selatan
banjir kanal terdapat perbukitanrendah dengan keting
gian antara 50 m sampai 75 m.Sungai-sungai yang
ada di wilayah DKI Jakarta antara lain S. Grogol, S.
Krukut, S. Angke, S Pesanggrahandan S. Sunter.
Formasi Geologis dan TanahSeluruh dataran wilayah
DKI Jakarta
terdiri dari endapan alluvial pada jamanPleistocentset
ebal 50 m.Bagian Selatan terdiri dari lapisan aluvial
yang memanjang dari Timur ke Barat pada Jarak 10
km sebelah Selatan
pantai. Dibawahnya terdapat lapisanendapan yang
lebih tua.Kekuatan tanah di wilayah DKI Jakarta
mengikuti pola yang
samadengan pencapaian lapiasan keras di
wilayah bagian utara pada kedalaman 10 m - 25 m.
Makin ke Selatan
permukaan keras semakin dangkal yaitu antara 8 m -
15 m Kondisi Jakarta pada saat dahulu masih sangat
bersih dan terawat, maka dari itu orang orang dulu
banyak yang menggunakan mata pencahariaannya
seperti bertani dan berkebun. Karena kondisi jakarta
pada saat itu jakarta dipenuhi dengan rawa-rawa.
Wilayah DKI Jakarta termasuk tipe iklim c dan D
menurut klasifikasi iklim Schmit Ferguson dengan
curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2000 mm.
Wilayah Dki Jakarta termasuk daerah tropis beriklim
panas dengan suhu rata-rata per tahun 27 C dengan
kelembaban antara 80 sampai 90 . Temperatur
tahunan maksimum 32 C dan minimum 22 C.
Kecepatan angin rata-rata 11,2 km/jam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. pusat kota,
1. Teori Hidraulic
Karakteristik utama dari ‘masyarakat hidraulik’ yaitu:
Intensifikasi pertanian
2. Teori Ekonomi
3. Teori Militer
4. Teori Religius
5. Teori Konsesus
BAB III
PEMBAHASAN
Jayakarta (1527–1619)
Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama
yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-
16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan
Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan
benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari
kemungkinan serangan Cirebon yang akan
memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya
permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di
Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam
cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, di
mana Surawisesa diselokakan dengan nama
gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum
pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang
dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan
tersebut. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22
Juni oleh Sudiro, wali kota Jakarta, pada
tahun 1956 adalah berdasarkan pendudukan
Pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada
tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut
menjadi Jayakarta (aksara Dewanagari: जयकृत) yang
berarti "kota kemenangan", Jayakarta berasal dari
dua kata Sansekerta yaitu Jaya (जय) yang berarti
"kemenangan"[11] dan Karta (कृत) yang berarti
"dicapai".[12] Selanjutnya Sunan Gunung
Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan
pemerintahan di Jayakarta kepada putranya
yaitu Maulana Hasanuddin dari Banten yang menjadi
sultan di Kesultanan Banten.
Batavia (1619–1942)
Pasukan Pangeran Jayakarta menyerahkan tawanan
Belanda kepada Pangeran Jayakarta.
Ekonomi
Transportasi
Kereta listrik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: KRL Jabotabek
KRL Jabotabek.
Infrastruktur
Populasi historis
Jumlah
Tahun ±%
Pend.
Agama
Etnis
Tahun Tahun
Etnis [34] [30]
Tahun 2000[35]
1930 1961
Jawa 11,01% 25,4% * 35,16%
Tiongho
14,67% 10,1% 5,53%
a
Minangk
0,60% 2,1% 3,18%
abau
Banten -- -- 0,25
Minahas
0,70% 0,70 --
a
Lingkungan
Taman kota
Kedutaan Besar
Pendidikan
Kebudayaan
Makanan
Olahraga
BAB IV
KESIMPULAN
Ringkasan Sejarah
Pengetahuan awal mengenai Jakarta terkumpul
sedikit melalui berbagai prasasti yang ditemukan di
kawasan bandar tersebut. Keterangan mengenai kota
Jakarta sampai dengan awal kedatangan para
penjelajah Eropa dapat dikatakan sangat sedikit.
Sejarah Jakarta
Masa Prasejarah
Di beberapa tempat di Jakarta seperti Pasar Minggu,
Pasar Rebo, Jatinegara, Karet, Kebayoran, Kebon
Sirih, Kebon Nanas, Cawang, Kebon Pala, Rawa
Belong, Rawa Lefe, Rawa Bangke, ditemukan benda-
benda pra sejarah seperti kapak, beliung, gurdi, dan
pahat dari batu. Alat-alat tersebut berasal dari zaman
batu atau zaman neolitikum antara tahun 1000 SM.
Jadi, pada masa itu sudah ada kehidupan manusia di
Jakarta.
“Dan seperti daerah latnnya, di Jakarta juga
ditemukan prasasti. Prasasti Tugu ditemukan di
Cilineing. Prasasti itu sarat informasi tentang
Kerajaan Tarumanegara dengan Raja Purnawarman.
Menurut prasasti itu, Jakarta merupakan wilayah
Kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Puiau
Jawa, di samping Bogor, Banten, Bekasi sampai
Citarum di sebelah timur dan Giaruten,” kata
Muhammad isa AnsyariSS.
kronologissuatuperistiwa
Pada 686 Masehi. Kerajaan Tarumanegara hancur
akibat serangan balatentara Kerajaan Sriwijaya. Abad
ke-14, Jakarta masuk ke wilayah Kerajaan Pakuan
Pajajaran yang sering disebtit Kerajaan Pajajaran,
atau Kerajaan Sunda. Kerajaan Pajajaran memiiiki
enam petabuhan, diantaranya pelabuhan Sunda
Kalapa. Kota pelabuhan ini terletak di Teluk Jakarta –
di muara sungai Citiwung – yang merupakan pusat
perdagangan paling penting seiak abad ke-12 hingga
ke-16.
Senin, 21 Agustus 1522. Begitu pentingnya, Sunda
Kalapa tak luput dari incaran orang-orana Portugis
yang sejak tahun 1511 sudah bercokol di daratan
Malaka. Keinginan mereka mendapatkan sambutan
baik dari Raja Pajajaran. Selain berkepentingan soal
perdagangan, Raja Pajajaran juga bermaksud
meminta bantuan orang-orang Portugis dalam
menghadapi orang-orang Islam, yang sudah banyak
pengikutnya di Banten dan Cirebon. Demak, kala itu,
sudah menjadi pusat kekuatan dan penyebaran
agama Islam.
library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2010-2-00091-
AR...
http://dkijakarta.blogspot.com/2009/01/sejarah-jakarta.html
Sumber : Perda No.1 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2007-2012