Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEJARAH PERKOTAAN

SEJARAH KOTA KARAWANG

Makalah Ini Dibuat Untuk


Memenuhi Ulangan Tengah
Semester Mata Kuliah
Sejarah Perkotaan

Dosen Pembimbing : Diana Trisnawaty, M.Pd. & Alifi Nur Prasetya N, M.Pd

Disusun Oleh :

Sri Andini ( 17406241033 ) Pendidikan Sejarah 2017/B

PROGRAM STUDI PENDIDKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat, taufik dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas
Ulangan Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Sejarah Perkotaan, yakni berupa
makalah dengan judul “Sejarah Kota Karawang”, serta dapat mengumpulkan
tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Makalah ini diharapkan dapat membantu
berbagai pihak sesuai dengan pembahasan yang telah terkandung di dalamnya.
Semoga makalah sederhana ini bermanfaat untuk para pembaca sekaligus
kami selaku penulis. Walaupun banyak kekurangan serta minimnya pengalaman
yang kami miliki, sehingga berpengaruh terhadap kurang sempurnanya
kandungan isi serta susunan di dalamnya.
Penulis menyadari jika masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
yang kami susun, oleh sebab itu, kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan demi sempurnanya makalah ini.

Yogyakarta, Novemberr 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Sejarah Berdirinya Kota Karawang..............................................................3
B. Pengaruh Kota Karawang Bagi Kota di Sekelilingnya.................................8
C. Eksistensi Kota Karawang Pada Masa Kini................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
Kesimpulan.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak kota dari
Sabang sampai Merauke. Pada setiap kota-kota di Indonesia tersebut sudah
pasti masing-masing memiliki sejarah ketika awal didirikan sampai memiliki
eksistensi pada masa kini serta memiliki pengaruh bagi kota-kota yang lain.
Kota selalu mengalami perubahan menyesuaikan perkembangan zaman baik
dari segi fungsi, sistem pemerintahan, sistem tata kota, peranan serta
pengaruhnya.

Terdapat banyak faktor yang mewarnai sejarah serta perkembangan suatu


wilayah dapat dinamakan sebagai sebuah kota. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kota diartikan sebagai daerah pemukiman yang terdiri atas
bangunanan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai
lapisan masyarakat. Kota juga merupakan pusat tempat tinggal suatu
penduduk dengan tingkat kepadatan tinggi serta sudah memiliki fasilitas dan
infrastruktur yang modern dengan sebagian besar penduduk bekerja di luar
sektor pertanian, seperti industri, perkantoran, dan lain sebagainya.

Menurut Purnawan Basundoro dalam buku Pengantar Sejarah Kota,


dalam mengkaji sejarah perkotaan dapat dibagi menjadi 3 pembabagan yaitu
sejarah kota pada masa klasik (pra kolonial), sejarah kota pada masa kolonial,
dan sejarah kota pada masa pasca kolonial. Dalam mengkaji sejarah
perkotaan, di Indonesia sendiri khususnya di Pulau Jawa, kota-kota memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan suatu kelompok
masyarakat. Kota seperti Batavia (Jakarta), Yogyakarta, Semaran, Surabaya
adalah contoh kota yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh besar sejak
1
zaman klasik (pra kolonial), zaman kolonial, bahkan sampai sekarang. Selain
kota-kta tersebut masih banyak kota-kota lain yang dapat dijadikan bahan
kajian. Salah satu kota yang juga terkenal di Indonesia adalah Kota
Karawang. Sebagaimana yang telah diketahui saat ini bahwa Kota Karawang
adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Karawang pernah dikenal
sebagai kota lumbung padi Indonesia, sudah pasti tidak terlepas dari sejarah
panjang dari masa berdirinya sampai sekarang. Selain itu Karawang jga
dikenal sebagai salah satu kota industri terbesar di Indonesia. Makalah ini
akan mencoba mengkaji dan membahas lebih lanjut mengenai Kota
Karawang. Pembahasan akan mencakup 3 subab yakni mengenai sejarah,
pengaruh bagi kota lain dan eksistensinya pada masa sekarang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Kota Karawang ?

2. Bagaimana pengaruh Kota Karawang Bagi Kota di Sekelilingnya ?

3. Bagaimana eksistensi Kota Karawang masa kini ?

C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah Kota Karawang.

2. Mengetahui pengaruh Kota Karawang bagi kota di sekelilingnya.

3. Mengetahui eksistensi Kota Karawang pada masa kini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kota Karawang

Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang secara
geografis terletak antara 107002’ - 107040’ BT dan 5056’ - 6034’ LS, termasuk
daerah daratan yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah antara
0-1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0-20, 2-150, 15-
400, dan diatas 400 dengan temperatur udara rata-rata 270C, tekanan rata-rata
0,01 milibar, penyinaran matahari 66% serta kelembaban nisbi 80%. Curah hujan
tahunan berkisar 1.100-3.200 mm/tahun. Topografi di Kabupaten Karawang
sebagian besar berbentuk dataran yang relatif rendah (25 m dpl) terletak pada
bagian utara mencakup Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes,
Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran, Cilamaya, Rawamerta, Telagasari,
Lemahabang, Jatisari, Klari, Karawang, Tirtamulya, sebagian Telukjambe,
Jayakerta, Majalaya, sebagian Cikampek dan sebagian Ciampel. Hanya sebagian
kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit di bagian selatan dengan
ketinggian antara 26 – 1.200 dpl. Daerah perbukitan tersebut antara lain : Gunung
Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking, Gadung, Kuta,
Tonjong, Seureuh, Sinalonggong, Lanjung dan Gunung Sanggabuana. Terdapat
pula Pasir Gabus, Cielus, Tonjong dengan ketinggian bervariasi antara 300-1.200
m dpl dan tersebar di Kecamatan Tegalwaru, sebagian kecil Kecamatan Pangkalan
dan Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang terutama di Pantai Utara tertutup
pasir pantai yang merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan– bahan
lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati
oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedangkan dibagian
selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m dpl, yang
mengandung endapan vulkanik. Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa
3
sungai yang bermuara di Laut Jawa. Sungai Citarum merupakan pemisah antara
Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sungai Cilamaya merupakan
batas wilayah dengan Kabupaten Subang, sedangkan Sungai Cibeet yang menyatu
dengan Sungai Citarum di Kecamatan Telukjambe Barat merupakan batas
pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi dan Bogor di
wilayah selatan. Selain sungai, terdapat tiga buah saluran irigasi yang besar,
yaitu : Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum Tengah, dan Saluran
Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan
pembangkit tenaga listrik. Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau
175.327 Ha, luas tersebut merupakan 4,72 % dari luas Provinsi Jawa Barat
(37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4 Mil x 84,23 Km, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Subang
c. Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta
d. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur
e. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi1

Karawang sudah ada sejak kekuasaan Kerajaan Padjadjaran dengan pusat


pemerintahan di daerah Bogor. Orang-orang Portugis menyebutnya dengan
sebutan “Caravan”. Daerah Karawang saat itu hanya meliputi daerah Bekasi,
Subang dan Purwakarta.2 Karawang merupakan pemukiman yang sudah ada sejak
masa klasik dan berkembang pesat pada awal abad 20.3Berbicara mengenai
sejarah Kota Karawang, maka kita akan melihat jauh ke belakang yakni pada
masa Kerajaan Tarumanegara (375-618), Kerajaan Sunda (sekitar abad VIII-
XVI), Kerajaan Galuh, Kerajaan Sumedanglarang (1580-1608), Kesultanan

1
Gambaran Umum Kabupaten Karawang, diakses dari
https://www.karawangkab.go.id/dokumen/gambaran-
umum&ved=2ahUKEwjj2qXs9tjfAhXJQ48KHf2gCa0QFjAAegQlBBAB&usg=AOvVaw3FnWi
YS89eeS-n-eduEKBM pada 10 November 2018.
2
Ibid. 4

3
Nanang Saputro.2016. Pengaruh Keberadaan Prasarana Perekonomian Terhadap Perkembangan
Kota-Kota di Karawang Pada Awal Abad XX.Purbawidya. Balai Arkeologi Jawa Barat, Volume 5
Nomor 1. Halaman 49.
Cirebon (1482 M) dan Kesultanan Banten (abad XV-XIX M). 4 Islam masuk ke
Karawang dibawa oleh Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi dari Campa sekitar abad
ke-15 M. Pada saat itu Karawang adalah daerah yang masih berbentuk hutan
belantara dan rawa-rawa. Maka dari itu nama Karawang diambil dari bahasa
Sunda Kerawaan yang berari tempat berawa-rawa.

Setelah Kerajaan Pajajaran runtuh tahun 1579 M, kemudian tahun 1580 M


berdiri Kerajaan Sumedanglarang sebagai penerus Kerajaan Pajajaran dengan
Rajanya Prabu Geusan Ulun. Kerajaan Islam Sumedanglarang, pusat
pemerintahannya di Dayeuhluhur dengan membawahi Sumedang, Galuh,
Limbangan,Sukakerta dan Karawang. Pada tahun 1608 Prabu Geusan Ulun wafat
dan digantikan oleh putranya Ranggagempol Kusumahdinata. Ranggagempol
Kusumahdinata sebagai Raja Sumendanglarang masih mempunyai hubungan
keluarga dengan Sultan Agung dan mengakui kekuasaan Mataram. Maka pada
Tahun 1620, Ranggagempol Kusumahdinata menghadap ke Mataram dan
menyerahkan kerajaan Sumedanglarang di bawah naungan Kerajaan Mataram.
Ranggagempol Kusumahdinata oleh Sultan Agung diangkat menjadi Bupati
(Wadana) untuk tanah Sunda dengan batas-batas wilayah disebelah Timur Kali
Cipamali, disebelah Barat Kali Cisadane, disebelah Utara Laut Jawa, dan
disebelah Selatan Laut Kidul.5

Pada Tahun 1624 Raja Ranggagempol Kusumahdinata wafat, sebagai


penggantinya Sultan Agung mengangkat Ranggagede, Putra Prabu Geusan Ulun.
Ranggagempol II, putra Ranggagempol Kusumahdinata yang semestinya
menerima tahta kerajaan, merasa tersisih dan sakit hati. Kemudian beliau
berangkat ke Banten untuk meminta bantuan Sultan Banten agar dapat
menaklukkan Kerajaan Sumedanglarang dengan imbalan apabila berhasil, maka
seluruh wilayah kekuasaan Sumedang larang akan diserahkan kepada Banten.
Sejak itu banyak tentara Banten yang dikirim ke Karawang terutama di
5
4
Catatan Sejarah Karawang dari Masa ke Masa. Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten
Karawang. Halaman 1.diakses dari https://www.karawangkab.go.id/sekilas/sejarah-karawang
5
Ibid.
sepanjang Sungai Citarum, di bawah Pimpinan Sultan Banten bukan saja untuk
memenuhi permintaan Ranggagempol II. Tetapi merupakan awal usaha Banten
untuk menguasai Karawang sebagai persiapan merebut kembali pelabuhan Banten
yang telah dikuasai oleh Kompeni (Belanda), yaitu pelabuhan Sunda Kelapa.
Masuknya tentara Banten ke Karawang beritanya telah sampai ke Mataram. Pada
Tahun 1624, Sultan Agung mengutus Surengrono (Aria Wirasaba) dari Mojo
Agung, Jawa Timur untuk berangkat ke Karawang dengan membawa 1000
Prajurit dengan keluarganya, dari Mataram melalui Banyumas dengan tujuan
untuk membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik
dengan membangun gudang-gudang beras dan meneliti rute penyerangan
Mataram ke Batavia.6
Langkah awal yang dilakukan Aria Surengrono adalah dengan mendirikan 3
esa yaitu Waringinpitu, Desa Parakansapi (di Kecamatan Pangkalan yang
sekarang telah terendam Waduk Jatiluhur) dan Desa Adiarsa, dengan pusat
kekuatan ditempatkan di Desa Waringinpitu. Karena jauh dan sulitnya hubungan
antara Karawang dengan Mataram, Aria Wirasaba belum sempat melaporkan
tugas yang sedang dilaksanakan kepada Sultan Agung. Keadaan ini menjadikan
Sultan Agung mempunyai angqapan bahwa tuqas yang diberikan kepada Aria
Wirasaba gagal dilaksanakan. Demi menjaga keselamatan Wilayah Kerajaan
Mataram sebelah barat, pada tahun 1628 dan 1629, bala tentara Kerajaan Mataram
diperintahkan Sultan Agung untuk melakukan penyerangan terhadap VOC
(Belanda) di Batavia. Namun serangan ini gagal disebabkan keadaan medan yang
sangat berat. Sultan Agung kemudian menetapkan Daerah Karawang sebagai
pusat logistik yang harus mempunyai pemerintahan sendiri dan langsung berada
dibawah pengawasan Mataram serta harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang
cakap dan ahli perang sehingga mampu menggerakkan masyarakat untuk
membangun pesawahan guna mendukung pengadaan logistik dalam rencana
penyerangan kembali terhadap VOC (Belanda) di
Batavia.7 6

Pada tahun 1632, Sultan Agung mengutus kembali Wiraperbangsa Sari Galuh
6
Catatan Sejarah Karawang dari Masa ke Masa. Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten
Karawang. Halaman 1.diakses dari https://www.karawangkab.go.id/sekilas/sejarah-karawang
dengan membawa 1.000 prajurit dengan keluarganya menuju Karawang. Tujuan
pasukan yang dipimpin oleh Wiraperbangsa adalah membebaskan Karawang dari
pengaruh Banten, mempersiapkan logistik sebagai bahan persiapan melakukan
penyerangan terhadap VOC (Belanda) di Batavia, sebagaimana halnya tugas yang
diberikan kepada Aria Wirasaba yang dianggap gagal. Tugas yang diberikan
kepada Wiraperbangsa dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya langsung
dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas keberhasilannya Wiraperbangsa oleh
Sultan Agung dianugrahi jabatan Wedana (Setingkat Bupati) di Karawang dan
diberi gelar Adipati Kertabumi III serta diberi hadiah sebilah keris yang bernama
"Karosinjang". Setelah penganugrahan gelar tersebut yang dilakukan di Mataram,
Wiraperbangsa bermaksud akan segera kembali ke Karawang, namun sebelumnya
beliau singgah dahulu ke Galuh untuk menjenguk keluarganya.Atas takdir IIlahi
Beliau kemudian wafat saat berada di Galuh. Setelah Wiraperbangsa Wafat,
Jabatan Bupati di Karawang dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden
Singaperbangsa dengan gelar Adipati Kertabumi IV yang memerintah pada tahun
1633-1677. Pada abad XVII kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Mataram,
dengan raja yang terkenal yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. la tidak
menginginkan wilayah Nusantara diduduki atau dijajah oleh bangsa lain dan ingin
mempersatukan Nusantara. Dalam upaya mengusir VOC yang telah menanamkan
kekuasaan di Batavia, Sultan Agung mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu
menguasai daerah Karawang, untuk dijadikan sebagai basis atau pangkal
perjuangan dalam menyerang VOC. Ranggagede diperintahnya untuk
mempersiapkan bala tentara/prajurit dan logistik dengan membuka lahan-Iahan
pertanian, yang kemudian berkembang menjadi lumbung padi. Tanggal 14
September 1633 Masehi, bertepatan dengan tanggal 10 Maulud 1043 Hijriah,
Sultan Agung melantik Singaperbangsa sebagai Bupati Karawang yang pertama,
sehingga secara tradisi setiap tanggal 10 Maulud diperingati sebagai Hari Jadi
Kabupaten Karawang. Berawal dari sejarah tersebut dan perjuangan persiapan
7
7
Catatan Sejarah Karawang dari Masa ke Masa. Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten
Karawang. Halaman 2.diakses dari https://www.karawangkab.go.id/sekilas/sejarah-karawang
proklamasi kemerdekaan RI, Karawang lebih dikenal dengan julukan sebagai kota
pangkal perjuangan dan daerah lumbung padi Jawa Barat .8
Asal usul, sejarah dan makna di balik kata ‘Karawang’ telah dikaji oleh
beberapa tokoh maupun sejarawan dengan memberikan gambaran yang cukup
komprehensif. Menurut Prof. A Sobana Hardjasaputra seorang guru besar di
Universitas Padjajaran, dalam buku Sejarah Purwakarta (Penelitian bersama
Pemerintah Daerah Kabupaten. Purwakarta), disebutkan bahwa Karawang
merupakan salah satu dari wilayah Tatar Ukur yaitu Ukur Karawang. Tatar Ukur
merupakan suatu wilayah kerajaan kecil di bawah Kerajaan Sunda/Pajajaran, yaitu
Timbanganten, yang pada tahun 1450 merupakan wilayah kekuasaan Prabu
Pandaan Ukur sehingga disebut Tatar Ukur atau Bumi Ukur. Prabu Pandaan Ukur
kemudian digantikan oleh Dipati Agung dimana pada masa pemerintahannya
terdapat delapan ukur, dimana Karawang disebut sebagai Ukur Karawang, dengan
tujuh wilayah lainnya yaitu Ukur Maraja, Ukur Pasirpanjang, Ukur Biru (dua
daerah), Ukur Curug Agung Kuripan, Ukur Manabaya, Ukur Sagaraherang. 9

B. Pengaruh Kota Karawang Bagi Kota-Kota di Sekelilingnya

Karawang merupakan salah satu daerah di Jawa Barat. Keberadaannya sudah


ada sejak zaman Kerajaan Sunda. Dahulu Karawang dikenal sebagai lumbung
padi. Akan tetapi pergeseran fungsi lahan dari pertanian menajdi industri merubah
peranan Karawang sebagai lumbung padi yang dahulu kegiatan banyak yang
berpusat di sektor pertanian menajdi kota industri.

Kondisi geografis kawasan Karawang sebagian besar adalah daratan rendah.


Sebagian kecil di wilayah selatan berupa dataran tinggi. Wilayah Karawang
sebagian besar tertutup daratan pantai yang luas, yang terhampar di bagian pantai
utara dan merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan-bahan lepas

8
Catatan Sejarah Karawang dari 8 Masa ke Masa. Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten
Karawang..diakses dari https://www.karawangkab.go.id/sekilas/sejarah-karawang
9
Faizal Arifin, Menelusuri Kata ‘Karawang’ dalam Lembaran Catatan Sejarah, Universitas
Singaperbangsa Karawang, 2018, halaman 1.
terutama endapan laut dan aluvium vulkanik.10

Pada masa Kolonial Hindia Belanda Karawang sangat dikenal sebagai


lumbung padi. Untuk mempertahankan perannya sebagai lumbung padi, maka
dibangunlah Bendungan Walahar dan Bendungan Leuweung untuk kepentingan
irigasi. Di Karawang juga dilalui jalur kereta api Batavia-Purwakarta dan jalur rel
kereta api lokal. Jejak jaringan rel kereta api di Karawang hanya berupa lahan
memanjang yang sekarang sudah dipenuhi pemukiman penduduk.11 Kawasan
Utara Karawang yang merupakan lahan pertanian, terdapat beberapa kota. Kota
dalam kajian ini diartikan sebagai suatu wilayah permukiman tempat aktivitas
industri, perdagangan, pemerintahan, pendidikan dan aktivitas lainnya yang
bersifat heterogen. Kota-kota di sekitar Karawang merupakan wilayah penyangga
bagi kota Karawang sendiri sebagai kota induk.12 Dengan kondisi geomorfologi
yang demikian masyarakat beradaptasi melakukan pola mata pencaharian agraris.
Berkaitan dengan adanya sistem jaringan air dan jalur transportasi kereta api maka
di Karawang terdapat beberapa kota pentig seperti Rengasdengklok, Lemahabang,
da Cilamaya serta beberapa pemukiman kecil penyangga kota dan kota induk.

Rengasdengklok merupakan kota penting di Karawang Utara bagian barat. Di


Rengasdengklok terdapat rumah dan bangunan-bangunan lama dengan arsitektur
bergaya Cina. Beberapa bangunan pernah difungsikan sebagai markas Koramil
Rengasdengklok tetai sekarang sudag tidak ada lagi. Lemahabang juga merupakan
kecamatan di Karawang. Dahulu di Lemahabang terdapat stasiun kereta api
Wadas dimana menghubungkan Karawang dan Cikampek. Lemahabang sampai
saat ini banyak mengalami perkembangaan, jejak-jejak bangunan lama sudah
tidak lagi ditemukan. Satu-satunya bangunan lama yang masih tersisa yakni
rumah dinas kepala Stasiun Wadas. Cilamaya juga merupakan salah satu
kecamatan di Karawang. Cilamaya adalah ujung saluran irigasi TUT dan ujung
10
Nanang Saptono, 2016, Pengaruh Keberaaan Prasarana Perekonomian Terhadap Perkembangan
Kota-Kota di Kawarang Pada Abad XX, PURBAWIDYA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016: 49-65,
halaman 53. 9

11
Ibid, halaman 56.
12
Ibid, halaman 58.
jalur rel kereta api Cikampek-Jatisari-Cilamaya. Sekarang bangunan stasiun
dijadikan pertokoan kelontong. Cilamaya banyak mengalami perkembangan
mengikuti pola aliran sungai.

C. Eksistensi Kota Karawang Pada Masa Kini

Karawang sebagai salah satu kota di Jawa Barat mempunyai potensi yang
sangat banyak yaitu sebagai penyangga kota metropolis yang memiliki adat
dan kebudayaan yang cukup kental.13 Akan tetapi eksistensi Karawang
seringkali masih kalah dengan kota-kota metropolitan lain di sekitarnya seperti
Jakarta yang merupakan kota metropolitan sekaligus ibukota negara. Banyak
orang serta wisatawan yang pada akhirnya lebih memilih Jakarta sebagai
tempat untuk dikunjungi dengan beragam alasan seperti karena Jakarta
dianggap lebih menarik.

Pada masa kini, banyak kota yang akhirnya berlomba-lomba membuat


city branding. City branding adalah identitas, simbol, logo atau merk yang
melekat pada suatu daerah. City branding dapat dikatakan sebagai strategi dari
suatu negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat di dalam benak
target pasar mereka, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa. 14
Kota Atlas adalah salah satu city branding yang pernah digunakan Karawang
sebelum era otonomi daerah. Julukan tersebut pernah melekat pada Karawang
sebagai suatu identitas guna meraih penghargaan Adipura dari pemerintah
pusat. Namun seiring berjalannya waktu branding tersebut ternyata semakin
luntur.

Beberapa city branding memang hanya digunakan untuk tujuan


pengembangan pariwisata. Padahal sebenarnya city branding dapat juga
13
Fajar Ramadhan, Ajat Sudrajat. 2017. Role of UNSIKA in Building City Branding in Karawang
Regency. IJBE : Integrated Journal of Business and Economics. Halaman 56. diakses dari
https://zenodo.org/record/1166234/files/54-170-1-PB.pdf pada 10 November 2018.
10
14
Rahmad Puji Sarjono. 2017. Skripsi : Media Sosial dan City Branding (City Branding
Pekalongan Green City Melalui Media Sosial Instagram). Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Halaman 8 diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/57193/3/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf pada 10 November 2018.
digunkan sebagai langkah mendatangkan investasi dan pengembangan
ekonomi khususnya perdagangan. Dahulu Karawang pernah dikenal sebagai
kota lumbung padi. Hal ini memang didukung dengan keadaan Karawang pada
saat itu dimana mayoritas Suku Sunda di daerah ini dipenuhi dengan lahan
hijau (lahan pertanian) yang banyak ditanami tanaman padi. Maka dari itu
penduduk Karawang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani dan sektor
pertanian menajdi fokus terbesar pada saat itu.

Selain sebagai kota penghasil padi terbesar, Karawang juga pernah


menjadi daerah distributor padi, sayuran serta buah-buahan bagi beberapa
pasar tradisional di Indonesia. Akan tetapi saat ini telah terjadi pergeseran
fungsi lahan dari yang semula sektor pertanian menjadi sektor industri. Saat ini
Karawang telah menjadi salah satu kota industri terbesar di Indonesia.15
Julukannya pun berubah dari yang semula Kota Lumbung Padi menjadi Kota
Industri. Karawang saat ini hadir sebagai kota industri dimana banyak berdiri
perusahaan-perusahaan baik domestik maupun asing yang mendirikan usaha
serta bisnisnya di Karawang. Bahkan pada saat ini perkembangan yang dialami
Karawang sebagai kota industri telah mampu menyaingi kota-kota di
sekitarnya dan menjadi kota dengan gaji UMR terbesar di Indonesia. 16 Maka
saat ini, di Karawang banyak sekali berdiri berbagai macam perusahaan seperti
perusahaan industri otomotif, IT, elektronik, serta bentuk usaha industri
lainnya17 sehingga saat ini Karawang lebih berkembang dan maju sebagai kota
industri.

Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan kawasan


industri khususnya di Karawang, Jawa Barat (Jabar) dan sekitarnya yang
ditopang berbagai infrastruktur strategis. Pengembangan Karawang New
Industry City (KNIC) dapat menjadi momentum untuk pembangunan kawasan
15
Fajar Ramadhan, Ajat Sudrajat. 2017. Role of UNSIKA in Building City Branding in Karawang
Regency. IJBE : Integrated Journal of Business and Economics. Halaman 60. diakses dari
11
https://zenodo.org/record/1166234/files/54-170-1-PB.pdf pada 10 November 2018.
16
Ibid.
17
Ibid.
industri baru berkelas dunia yang mampu mendorong inovasi dan
pertumbuhan di Karawang.18 Dalam konsep KNIC, kawasan industri
merupakan salah satu bahian dari pengembangan kota industri terintegrasi
kelas dunia.19 Keberadaan Karawang sebagai kota industri diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

18
Surya Lesmana,Berita Satu, Karawang
12 Didorong Jadi Kota Industri Kelas Dunia, diakses dari
https://www.beritasatu.com/bisnis/467524-karawang-didorong-jadi-kota-industri-kelas-dunia.html
pada 6 Januari 2019.
19
Ibid.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Karawang adalah salah satu kota yang terdapat di Karawang sudah ada sejak
kekuasaan Kerajaan Padjadjaran dengan pusat pemerintahan di daerah Bogor.
Orang-orang Portugis menyebutnya dengan sebutan “Caravan”. Asal usul,
sejarah dan makna di balik kata ‘Karawang’ telah dikaji oleh beberapa tokoh
maupun sejarawan dengan memberikan gambaran yang cukup komprehensif.

Karawang merupakan salah satu daerah di Jawa Barat. Keberadaannya sudah


ada sejak zaman Kerajaan Sunda. Dahulu Karawang dikenal sebagai lumbung
padi. Akan tetapi pergeseran fungsi lahan dari pertanian menajdi industri merubah
peranan Karawang sebagai lumbung padi yang dahulu kegiatan banyak yang
berpusat di sektor pertanian menajdi kota industri.

Saat ini pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan


kawasan industri khususnya di Karawang, Jawa Barat (Jabar) dan sekitarnya yang
ditopang berbagai infrastruktur strategis. Pengembangan Karawang New Industry
City (KNIC) dapat menjadi momentum untuk pembangunan kawasan industri
baru berkelas dunia yang mampu mendorong inovasi dan pertumbuhan di
Karawang. Dalam konsep KNIC, kawasan industri merupakan salah satu bahian
dari pengembangan kota industri terintegrasi kelas dunia. Keberadaan Karawang
sebagai kota industri diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Fajar Ramadhan, Ajat Sudrajat. 2017. Role of UNSIKA in Building City


Branding in Karawang Regency. IJBE : Integrated Journal of Business and
Economics. diakses dari https://zenodo.org/record/1166234/files/54-170-1-
PB.pdf pada 10 November 2018.

Gambaran Umum Kabupaten Karawang, diakses dari


https://www.karawangkab.go.id/dokumen/gambaran-
umum&ved=2ahUKEwjj2qXs9tjfAhXJQ48KHf2gCa0QFjAAegQlBBAB&u
sg=AOvVaw3FnWiYS89eeS-n-eduEKBM pada 10 November 2018.

Nanang Saptono, 2016, Pengaruh Keberaaan Prasarana Perekonomian Terhadap


Perkembangan Kota-Kota di Kawarang Pada Abad XX, PURBAWIDYA,
Volume 5 Nomor 1, Juni 2016: 49-65.

Rahmad Puji Sarjono. 2017. Skripsi : Media Sosial dan City Branding (City
Branding Pekalongan Green City Melalui Media Sosial Instagram). Ilmu
Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halaman 8 diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/57193/3/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf pada
10 November 2018.

Surya Lesmana,Berita Satu, Karawang Didorong Jadi Kota Industri Kelas Dunia,
diakses dari https://www.beritasatu.com/bisnis/467524-karawang-didorong-
jadi-kota-industri-kelas-dunia.html pada 6 Januari 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai