Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Busana
Daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat”. Namun penulis menyadari makalah ini belum
dapat dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Busana Daerah,
dalam makalah ini penulis membahas mengenai “Busana Daerah DKI Jakarta dan
Jawa Barat”.Dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem
pembelajaran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 21
B. SARAN ..................................................................................................... 21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Busana daerah adalah yaitu suatu busana daerah yang telah dipakai secara
turun temurun,yang merupakan salah satu identitas dan dapat dibanggakan oleh
sebagian besar pendukung kebudayaam tertentu. (CY Thambun Auyang,1990:2).
Indonesia memiliki berbagai ragam suku bangsa adat dan agama, oleh karena itu
busana daerah di Indonesia banyak sekali ,tersebar dari Indonesia bagian Barat
sampai ke Indonesia bagian Timur,dengan ciri khas masing-masing daerah.
Salah satu busana daerah dari pulau Jawa yang memiliki ciri khas unik
yaitu busana dari daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat.Secara umum busana
penganten pada setiap daerah memiliki lambang dan makna yang sama, yang
membedakan hanya nama saja untuk tiap-tiap daerah.Simbol-simbol yang ada
pada busana adat pengantin diantaranya :
a. Pelengkap kepala
Sunting untuk pengantin wanita ,dan destar untuk pengantin laki-laki.
Mempunyai makna bahwa kehidupan pengantin setelah menikah harus
bisa menjunjung tinggi adat istiadat kebudayaan setempat.
b. Selendang,tokah,kalung besar
Mempunyai makna bahwa seorang wanita yang telah menikah harus
memiliki hati yang sabar ,tidak gegabah didalam mengambil keputusan.
c. Gelang
Melambangkan bahwa seorang wanita harus bisa membawa diri
d. Selop
Melambangkan bahwa pengantin tersebut harus melangkah penuh dengan
kehati-hatian.
4
Kebudayaan DKI Jakarta sangat beragam.Sejak jaman dulu,Jakarta
memang telah menjadi wadah pertemuan antar budaya (melting pot). Demikian
pula sukubangsa Betawi yang merupakan “penduduk asli” Jakarta, hidup dan
berkembang dengan menerima pengaruh berbagai kebudayaan lainya.Di antara
banyak keunikan yang dimiliki,busana dan tata rias pengantin Betawi sangat
kaya akan pengaruh budaya lain, baik budaya asing maupun beberapa
sukubangsa yang ada di indonesia. Pengaruh budaya asing yang cukup kental
terlihat adalah Arab (Islam), Cina , India ,dan Barat (Belanda). Adapun
pengaruh kebudayaan sukubangsa lain yang cukup menonjol adalah Sumatera
atau Melayu, Jawa, Sunda, dan Bali. Oleh karena itu , masyarakat Betawi
mengenal tidak kurang dari 6 (enam) pakaiaan adat pengantin Betawi, yaitu: (1)
Cara dandanan Haji ( Arab); (2) Cara model India; (3) Cara model Barat
(Belanda); (4) Cara model Jawa; (5) Cara model Sunda (Srimpi) dan (6) cara
model Melayu (Sumatera).
Lain halnya dengan busana DKI Jakarta,busana adat Jawa Barat memilki
ciri khas tersendiri,berada pada dataran tinggi dengan suku asli sunda membuat
masyarakat Jawa Barat hidup bercocok tanam ,kegiatan bercocok tanam ini
kebanyakan dilakukan oleh wanita . Pakaian yang digunakan saat bercocok
tanam adalah pakaian yang longgar serta nyaman saat dikenakan ,dari sinilah
inspirasi busana adat Jawa Barat dimana busana pengantin asli Jawa Barat
terkesan sederhana dengan kebaya yang membentuk tubuh .
5
Dengan mempelajar busana daerah ,khususnya busana daerah dari DKI
Jakarta dan Jawa Barat kita bisa menggali keunikan-keunikan yang ada pada
busana pengantin sehingga bisa menginspirasi banyak orang untuk melestarikan
dan mengembangkan busana daerah tersebut menjadi busana modifikasi yang
dapat dipakai oleh generasi muda dan banyak diminati.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu busana Daerah ?
2. Bagaimana sejarah dari busana pengantin DKI Jakarta dan Jawa Barat ?
3. Apa saja detail/simbol/makna yang ada pada busana DKI Jakarta dan
Jawa Barat
4. Apa saja bentuk busana daerah pengantin dari dari setiap provinsi
,kabupaten,kota madya ?
C. TUJUAN
1. Menggali nilai-nilai sejarah pada busana daerah
2. Menemukan keunikan-keunikan yang ada pada busana daerah
3. Melestarikan kebudayaan daerah khususnya daerah DKI Jakarta dan Jawa
barat
4. Mengajak generasi muda menjadi tonggak penerus warisan leluhur
D. MANFAAT
1. Menambah wawasan generasi muda akan kebudayaan indonesia khusunya
daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat
2. Dapat memodifikasi busana daerah menjadi busana modren yang dapat
dinikmati berbagain kalangan
3. Memperkenalkan kekayaan busana daerah Indonesia kepada Masyarakat
umum
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. DKI JAKARTA
A. SEJARAH PROVINSI DKI JAKARTA
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara
Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki
status setingkat provinsi. Jakarta terletak di Tatar Pasundan, bagian barat laut
Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527),
Jayakarta (15271619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta
Tokubetsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972). Di dunia internasional
Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town,[7] atau lebih populer lagi The
Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di
Indonesia.[1][8]
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan
penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011).[9] Wilayah metropolitan Jakarta
(Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[6] merupakan metropolitan
terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.
7
a. Cara dandanan Haji ( Arab);
b. Cara model India;
c. Cara model Barat (Belanda);
d. Cara model Jawa;
e. Cara model Sunda (Srimpi) dan
f. cara model Melayu (Sumatera).
8
abad ke 19.Namun masih ada pengantin yang mengenakan selop atau
terompah.
Pengantin wanita
Keterpaduan berbagai unsur budaya muncul dalam kekayaan busana
pengantin wanita Betawi yang terkesan meriah.Nama baju pengantin
wanitanya adalah Tuaki,syarat utama dari tuaki ini adalah bahanya yang
polos
Tuaki
Adalah baju bagian atas (blus) yang dikenal memiliki 2 (dua) model ,
yaitu :
a) Model shianghai (cina)
Cirinya yaitu krahnya yang tertutup,lengan panjangnya diberi
benang karet pada pergelangan,model yang mengikuti bentuk badan
si pemakai,panjang baju sebatas panggul,biasanya di beri pemanis
dengan tambahan kain pada pinggiran bawah tuaki yang dirimpel
keliling.
b) Tuaki berbentuk baju kurung
Modelnya seperti baju kurung melayu pada umumnya.Panjang
lenganya agak longgar.Padanan Tuaki adalah kun yaitu rok yang
melebar kebawah dengan panjang sampai ke mata kaki.Kun juga
diberi hiasan benang tebar dengan kombinasi sesuai tatanan motif
pada tuaki. Warna yang terbuat dari bahan polos disesuaikan dengan
warna tuaki. Biasanya menggunakan warna-warna yang cerah baik
dari bahan satin ataupun beludru ,serta gemerlapan hiasan tuaki dan
kun melambangkan suka cita dan keceriaan keceriaan kedua
pengantin dan seluruh keluarganya.
Model busana yang sangat sederhana pada busana adat pengantin
wanita Betawi ini ,tampil begitu meriah dengan perlengkapan yang
serba unik.
Teratai yaitu perhiasan penutup dada dan bahu adalah ciri yang sangat
khas. Hiasab ini terbuat dari bahan beludru bertahtakan hiasan logam
9
pada permungkaanya dengan motif bunga tanjung .Aslinya adalah
emas ,namun saat ini umumnya menggunakan mute.Teratai ini
berjumlah 8 (delapan) lembar kecil, yang kemudian dirangkai menjadi
delapan daun teratai yang simetris .
Keunikan lainya terdapat pada tata rias di bagian kepala.Rambut
disanggul dengan model buatun atau konde cepol tanpa sasakan
.Caranya adalah dengan melilitkan secara berputar, sehingga
membentuk 3 (tiga) tingkat lingkaran,yang kemudian dipadatkan
dengan tusuk konde . Ketiga tingkat lingkaran ini melambangkan
siklus kehidupan yang dimulai dari kelahiran ,kehidupan,dan kematian
. Letak sanggul ditengah-tengah agak ke atas memperlihatkan tengkuk
pengantin. Bersih atau tidaknya tengkuk yang tampak, merupakan
pertanda apakah pengantin wanita mampu menjadi ibu rumah tangga
yang mampu memelihara kebersihan fisik dan rohani dalam
kehidupan berumah tangga atau tidak.
Hiasan kepala yang digunakan cukup kompleks ,Salah satunya yang
unik adalah siangko bercadar yang melambangkan kesucian
seseorang gadis. Siangko bercadar selalu bewarna emas,karena aslinya
terbuat dari emas,atau bahan perak. Biasanya dihiasi batu-batu
permata bahkan yang bertahtakan intan berlian. Panjang cadarnya
30cm ,terbuat dari manik-manik. Saat ini banyak digunakan mate
pasir dengan gumpalan benang wol merah di ujungmya . Selain yang
bercadar ,siangko lainya dengan jumlah 3 buah ,dipakai dibelakang
sanggul sebagai penutup ikatan siangko bercadar . Siangko bercadar
yang berfungsi menutupi wajah pengantin wanita merupakan lambang
kesucianya ,yang disimbolkan dengan tidak boleh dilihatnya
mempelai putri oleh orang lain. Diatas siangko bercadar ini diletakkan
siagar atau mahkota dengan dengan motif bunga-bunga yang di
penuhi permata. Hiasan rambut lainya adalah tusuk paku atau
kembang paku yang berjumlah 10 buah atau lebih yang dimaksudkan
sebagai penolak bala . Tusuk bunga atau kembang lancep berjumlah 5
10
buah yang melambangkan rukun islam,kewajiban yang harus
dijalankan oleh pengantin sebagai seorang muslim.
Kembang goyang yang berjmlah 20 buah ,juga dikarenakan sebagai
hiasan rambut bersama dengan 2-4 buah kembang kelapa yang
dipasang pada bagian sisi kiri dan kanan sanggul. Kembang goyang
melambangkan pengakuan terhadap 20 sifat kebesaran Allah swt.yang
wajib diturunkan dan diajarkan pada anak keturunanya kelak. Maka
kembang kelapa merupakan simbol pengharapan agar perkawinan
yang dilakukan tetap kokoh,kuat seperti pohon kelapa.Sehingga akan
menjadi perkawinan yang langgeng,sejahtera dan bahagia.
Hiasan burung Hong atau dikenal dengan kembang besar atau
kembang gede adalah hiasan lain yang tidak boleh ketinggalan .
Jumlahnya yang 4 buah melambangkan 4 sahabat Rasulullah . Nabi
besar Muhammad SAW. Sementara burung Hong dianggap sebagai
simbol burung surga yang melambangkan kebahagiaan kedua
pengantin. Letak burung hong juga memiliki tersendiri yaitu yang
berkaitan dengan kecocokan antara pihak keluarga kedua pengantin.
Dari berbagai macam hiasan kepala pengantin wanita ,ada satu bentuk
perhiasan yang dipercaya memiliki kekuatan magis ,yaitu sunting atau
sumping telinga. Apabila sunting ini dipakai oleh seorang pengantin
yang tidak perawan atau gadis lagi,maka si pemakai akan pusing-
pusing atau bahkan pingsan. Selain sunting,sebagai pelengkap yang
menunjang keserasian ,biasanya telinga pengantin dihias dengan
sepasang kerabu .
Kerabu merupakan perpaduan anting dan giwang yang dijadikan satu.
Tusuk konde berupa pasak berbentuk huruf lim (huruf arab)
merupakan simbol pengakuan akan keesaan Allah Swt,tusuk konde
ditusukkan diatas siangko kecil penutup simpul tali cadar . Sebelum
rerurub atau ruruban ,yaitu sebuah kerudung dari kain halus dan
tipis,ditutupkan ke seluruh riasan wajah pengantin wanita .
Dibeberapa daerah di atas dahi pengantin di beri tanda berbentuk
11
bulan sabit . Tanda bulan sabit bewarna merah ini merupakan
perlambang bahwa gadis tersebut telah menjadi pengantin.Sementara
ruruban merupakan tanda kesucianya.
Selain perhiasan untuk kepala ,pengantin wanita juga menggunakan
perhiasan berupa kalung tebar yang dipakai melingkar pada leher
diatas teratai Betawi. Gelang listring dan gelang selendang
mayang.Serta cincin emas yang berhiaskan permata menjadi hiasan
lengan,pergelangan tangan dan jari pengantin wanita.
Keunikan juga tampak pada alas kaki yang digunakan . Mempelai
wanita menggunakan selop perahu kolek , dengan ujung melengkung
keatas dan dihias dengan tatahan emas dan manik-manik ,atau mute.
Adapun pakaian yang kini dikenal dengan busana “Abang dan None
Jakarta” merupakan kombinasi dari busana pengantin rias bakal untuk pria,dengan
busana wanita Betawi sehari-hari. Busana pengantin rias bakal,bagi mempelai pria
terdiri dari jas tutup,celana panjang ,ikat pinggang dan liskol motif
lokcan.Perlengkapan busana ini adalah kuku macan,gelang bahar, pisau raut ,bros
dan untaian melati.
12
C. BENTUK BUSANA ADAT DKI JAKARTA DARI BERBAGAI KOTA
13
14
15
16
2. PROVINSI JAWA BARAT
Sebagai salah satu provinsi di Indonesia Jawa Barat dengan luas sekitar
44.176 m² menyimpan banyak kekayaan budaya yang tersebar diberbagai daerah
wilayahnya. Keanekaragaman daerah yang adan di Jawa Barat melahirkan nilai
tradisi yang berbeda satu dengan yang lain. Hampir setiap daerah Jawa Barat
memiliki tradisi berbusana yang berkaitan erat dengan adat istiadat
setempat.Daerah dataran dan pinggiran secara tidak langsung membentuk budaya
berbusana yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya.
Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut
dengan JAS TAKWA.
Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif
bebas.
Celana panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA
17
Penutup kepala / BENDO
Kalung
Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang
Alas kaki atau selop
Rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA
18
Pakaian adat Jawa khususnya pakaian adat Jawa Barat mempunyai ciri khas
yaitu penggunaan kebaya sebagai tanda kentalnya unsur budaya
tradisional.Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia
yang mempunyai beragam pakaian tradisional atau pakaian adat.
Pakaian adat jawa barat di bagi menjadi beberapa golongan, seperti pakaian
rakyat biasa, pakaian golongan menengah, dan pakaian adat bangsawan yang
hanya dikenakan oleh kaum bangsawan.
Pakaian Mojang dan Jajaka. Pakaian tradisional daerah Jawa Barat yang sudah
dijadikan pakaian standar/baku dan sering dipakai pada acara resepsi oleh para
mojang (gadis) dan jajaka (jejaka) adalah :
Pria : menggunakan jas tutup atau jas takwa dengan warna bebas, celana
panjang, kain dodot motif bebas, bendo sebagai penutup kepala, alas kaki
sepatu atau selop dan rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan
pada jas tutup.
Wanita : menggunakan kebaya polos dihiasi sulaman atau manik- manik,
kain kebat dilepe, kutang (kamisol), beubeur (ikat pinggang) untuk
mengencangkan kain, alas kaki memakai selop yang sewarna dengan
kebaya, karembong (selendang) sebagai pemanis. Sebagai pelengkap
rambut disanggul rapi memakai hiasan bunga dan tusuk konde, perhiasan
gelang kalung, cincin, dan bros.
Pakaian Pengantin.
Pakaian Pengantin Sukapura :
Pria : menggunakan kain rereng, baju jas tutup warna putih dengan ikat
pingga warna putih, tutup kepala bendo motif rereng, dan selop warna
putih. Sebagai hiasan kalung panjang, kalung bunga dan memakai keris.
Wanita: menggunakan kain rereng eneng, kebaya brukat putih dengan
memakai ikat pinggang atau benten warna emas, dan selop warna putih,
sedangkan rambut disanggul memakai siger subadra, tujuh buah kembang
19
goyang, lima untaian mangle (bunga sedap malam). Sebagai pelengkap
perhiasan, lengan memakai kilat bahu, gelang, kalung panjang, bros,
giwang dan cincin.
20
C. BENTUK BUSANA ADAT PENGANTIN JAWA BARAT
21
22
23
24
25
26
27
28
29
BAB III
30
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Busana daerah adalah yaitu suatu busana daerah yang telah dipakai secara
turun temurun,yang merupakan salah satu identitas dan dapat dibanggakan oleh
sebagian besar pendukung kebudayaam tertentu.
31
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan sehingga kami
membutuhkan saran dari pembaca.Dari makalah yang telah dibuat, diharapkan
pembaca mampu menyerap informasi dan isi dari makalah ini. Apabila pembaca
menemukan kesalahandankekurangan,makakamisarankanuntukmencari referensi
yang lain yang relevan dengan materi sebagai pembanding.
32
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Tien. 2010. Tata Rias dan Busana Pengantin Seluruh Indonesia.Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
33