Anda di halaman 1dari 11

Makalah Field Study

Situs Majapahit Trowulan Mojokerto

Disusun Oleh :

Kelompok 10 PDB A78

1. Arfandi Qurrata’ain (163221039)


2. Doni Rahma Raga Pratama (175221051)
3. Eiffel Syachti Badelwair (146221156)
4. Fransisca Zagita Elsa (421221007)
5. Inayah Maula (182221081)
6. Kafi Rijal Handoko (123221195)
7. Muhammad Nabil Fawwaz Zakie (131221310)
8. Rahmad Fitri Abdulloh (144221205)
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, maka pada hari ini makalah yang berjudul “MAKALAH FIELD STUDY SITUS
MAJAPAHIT TROWULAN MOJOKERTO” dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah
ini berisi tentang hal yang berhubungan dengan salah satu situs-situs trowulan yang masih ada
sampai sekarang.

Secara garis besar lingkup makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu : Bab 1 tentang
pendahuluan, Bab 2 tentang Pembahasan dan Bab 3 adalah penutup. Penulis Menyadari bahwa
tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
kemajuan selanjutnya.

Surabaya, 28 Oktober 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii
BAB 1 ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Laporan ........................................................................................................................ 1
1.5 Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................................................. 2
1.6 Metode Penelitian ................................................................................................................... 2
BAB 2 ............................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
2.1 Majapahit dan Warisannya ...................................................................................................... 3
2.2 Kearifan Lokal Majapahit......................................................................................................... 3
2.3 Kearifan Lokal Majapahit di Trowulan yang Masih Tersisa Sampai Sekarang ............................. 5
2.4 Pola Kearifan Lokal yang Membuatnya Terjaga Sampai Sekarang ............................................. 6
BAB 3 ............................................................................................................................................... 7
PENUTUP........................................................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 7
LAMPIRAN ........................................................................................................................................ 8

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman. Dari Sabang sampai
Merauke terdapat keanekaragaman yang menjadi kearifan lokal daerah masing-masing.
Menurut Wibowo (2015) Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah
bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan
yang berasal dari luar atau bangsa menjadi watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga
menekankan letak dan lokalitas kearifan itu, sehingga belum tentu kearifan itu diwariskan
secara turun-temurun. Kearifan lokal bisa disebut juga kebijakan lokal atau kebijakan setempat.
Menurut Pak Hari selaku koordinator Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa timur menjelaskan
bahwa kearifan lokal adalah nilai bijaksana yang tumbuh dalam suatu masyarakat sebagai buah
interaksi atas pemahamannya dengan alam daerah sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan
hidup maupun lingkungannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kearifan lokal pada zaman Majapahit?


2. Bagaimana bentuk kearifan lokal yang masih ada di zaman sekarang?
3. Bagaimana pola kearifan lokal di situs Trowulan dapat terjaga sampai sekarang?

1.3 Tujuan Laporan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui pengertian kearifan lokal
2. Mengetahui kearifan lokal yang masih tersisa di situs majapahit
3. Mengetahui cara masyarakat lokal menjaga warisan situs majapahit

1.4 Manfaat

Pembuatan makalah bermanfaat untuk:


1. Bagi kelompok kami makalah ini menambah pengalaman dalam melakukan penelitian
mengenai situs Majapahit. Hasil field study ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran maupun sebagai masukan bagi orang lain.
2. Bagi pembaca makalah ini dapat memberi wawasan bagi pembaca tentang kearifan
lokal yang masih terjaga di situs Majapahit dan bagaimana mereka merawatnya
hingga terjaga sampai sekarang.

1
1.5 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada:


Hari dan tanggal : Rabu, 05 Oktober 2022
Alamat : Jl. Pendopo Agung, Ngelinguk, Trowulan, Kec. Trowulan,
Kab. Mojokerto, Jawa Timur 61362
Waktu : Pukul 09.00 WIB - Selesai
Narasumber : Petugas museum majapahit

1.6 Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah wawancara langsung. Peneliti mendatangi
Situs Majapahit Trowulan dan bertanya langsung kepada petugas yang menjaga situs Majapahit
Trowulan.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Majapahit dan Warisannya

Majapahit dalam berbagai sumber dikatakan sebagai kerajaan atau negara yang wilayah
kekuasaannya membentang di penjuru nusantara, bahkan ada yang mengatakan sampai ke
wilayah yang menjadi bagian dari negara Thailand saat ini.

Peradaban merupakan kemajuan ilmu pengetahuan, seni, kebudayaan di suatu


masyarakat. Maka dari itu mengapa peradaban sangat penting dikarenakan peradaban dapat
membuktikan bahwa manusia yang pernah hidup pada masa itu pernah memperlihatkan
kemajuan kebudayaan pada daerah tersebut pada masanya. Sebuah peradaban peninggalan
sejarahnya akan menjadi cikal-bakal dari kemajuan-kemajuan di masa sekarang ini. Yang dapat
membuat peradaban maju adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tata kelola
yang bijaksana dari pemimpin dan warganya.

Majapahit sendiri pasti mempunyai banyak sekali peninggalan sejarah yang menjadi
bukti peradaban di masa lalu misalnya, peninggalan sejarah pusat kerajaan majapahit dipercaya
ada pada daerah dimana sekarang dinamakan situs trowulan. Dalam situs trowulan ini terdapat
diantaranya pemukiman segaran, kolam segaran, candi brahu, candi tikus, gapura bajang ratu,
gapura wringin lawang, dan masih banyak lagi. Dari warisan peninggalan sejarah tersebut
beberapa tempat yang masih dipakai masyarakat setempat contohnya candi brahu dan gapura
wringin lawang yang masih digunakan tempat pemujaan bagi orang-orang tertentu. Tempat
tersebut masih dipakai karena pada dahulunya tempat tersebut pernah terbengkalai lalu
masyarakat lambat laun mulai mengetahui dan menyadari bahwa tempat tersebut merupakan
bagian dari kerajaan yang dinamakan majapahit dan tempat itu dulunya sangat kramat, maka
dari itu tempat tersebut bagi masyarakat sekitar adalah tempat yang memang penting dan
menjadi bukti sejarah dan warisan dari peradaban kerajaan majapahit sebagai leluhur mereka.
Akhirnya trowulan selain menjadi tempat wisata untuk masyarakat umum mengenal sejarah,
juga sebagai tempat pemujaan dan berdoa bagi kepercayaan tertentu

Dalam makna patung Lingga Yoni, unsur feminis dan maskulin. Itu berbeda, katakanlah
feminim, lemah lembut. Linggah, itu sosok laki-laki. Kalo menyatu dengan feminim, jiwa2
tegas, pelindung, harus menyesuaikan, melebur. Laki-laki sebagai Arjuna, harus memiliki
jiwa2 maskulin.

Selain contoh-contoh warisan yang bersifat materialistis tersebut, Majapahit juga


memberikan pengaruh dalam bentuk-bentuk pemikiran dan kebijaksanaan dalam menjalani
kehiduan bermasyarakat, lebih-lebih diadopsi sebagai komponen-komponen pembentuk
bangsa.

2.2 Kearifan Lokal Majapahit

Kearifan lokal merujuk pada nilai-nilai kebudayaan dan norma-norma dalam masyarakat.
Kearifan lokal juga diartikan sebagai unsur gagasan yang berhubungan dengan teknologi,
estetika, dan hasil kebudayaan materialnya.

3
1. Batu bata merah

Leluhur pembuat bangunan-bangunan bersejarah yang saat ini kita kenal seperti candi-
candi, gapura, maupun kolam pemandian dalam pembuatanya mereka memiliki ke kearifan
tersendiri saat memilih bahan. Misalnya di Jawa Tengah, candi-candi terbuat dari batu andesit
karena bahan di sana banyak ditemukanya batu andesit . Sedangkan di Jawa Timur, orang-
orang terdahulu membuat candi menggunakan batu bata karena sumber dayanya tanah sebagai
bahan baku batu bata ini banyak dan lebih berkualitas daripada tanah di jawa tengah namun
lebih jarang ditemukan sumberdaya batu andesit. Hal ini oleh narasumber kami Pak Bud selaku
pemandu informasi pada saat kami melakukan study lapangan disebutkan bahwa pembuatan
batu bata merah yang kualitasnya terbukti terjaga hingga ratusan tahun merupakan salah satu
kearifan lokal pada masa itu. Kearifan tersebut terus diturunkan pada generasi ke generasi
sampai sekarang, namun di zaman sekarang, batu bata itu konteksnya berada di wilayah-
wilayah yang mengandung situs-situs cagar budaya. Proses Pembuatan batu bata merah di
zaman dahulu syarat akan pertimbangan, nilai-nilai spiritualitas, dan pengerjaan yang banyak
berbeda dari pembuatan konvensional zaman sekarang, sehingga pada saat itu pembuatan
membuatan waktu yang lebih lama dan rumit

2. Kepunden

Kepunden merupakan suatu objek yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Objek
tersebut biasanya berupa makam leluhur penting, petilasan salah seorang tokoh, maupun dapat
berupa pohon-pohon yang dipercaya mempunyai atau membawa kekhususan pada kekuatan
metafisik, dan pada akhirnya kepercayaan-kepercayaan tersebut menimbulkan aturan-aturan
yang melestarikan objek kepunden dengan berbagai pantangan dan perlakuan istimewa lainya.

3. Pluralisme

Berbeda dengan kebanyakan kerajaan-kerajaan Nusantara masa lampau, Majapahit


memberi perlindungan kepada agama diluar agama hindu sebagai agama resmi. Dari temuan
65 situs, setidaknya ada dua situs yang dianggap temuan penting salah satunya candi Brahu.

4
Candi Brahu ini sampai sekarang menjadi 1 dari 2 bukti candi yang bercorak budha di antara
candi-candi yang ditemukan lainya. Ini menguatkan dugaan adanya 2 agama besar hindu dan
budha yang berkembang di masa itu. Meski dimayoritasi pemeluk hindu dan budha, komunitas
muslim diberi fasilitas dan dibiarkan berkembang, ini dibuktikan dengan ditemukannya situs
tujuh makam islam dengan dua sisi nisan, yang satu terdapat lambang surya Majapahit dan sisi
yang lain terdapat tulisan-tulisan arab dan terdapat angka bertarikh 1349 di Troloyo, Trowulan.
Dari segi sosial budaya peradaban majapahit bisa jadi wajah Indonesia di masa lampau.
Pluralisme Indonesia sudah menjadi nafas sejak zaman Majapahit, meski perang saudara kerap
terjadi namun sangat jarang terdengar dan sulit ditemukan bukti sejarah yang mencatat
mengenai perang maupun invasi yang berhubungan dengan agama.

2.3 Kearifan Lokal Majapahit di Trowulan yang Masih Tersisa Sampai Sekarang

1. Batu Bata

Kearifan lokal Majapahit bukan hanya dijadikan sebagai budaya semata, tetapi
Kearifan lokal tersebut bisa menjadi pegangan bagi masyarakat zaman sekarang. Pemukiman
warga di Trowulan masih menggunakan arsitektur bangunan lama, yaitu menggunakan batu
bata sebagai bahan baku utama. Batu bata yang dipakai merupakan hasil buatan warga lokal,
yang berarti kearifan lokal pada era Majapahit masih diteruskan sampai sekarang. Namun, nilai
yang terkandung dalam pembuatan batu bata tersebut sudah bergeser sesuai pergantian zaman.
Pada zaman Majapahit nilai pembuatan batu bata adalah nilai religius karena mereka membuat
batu bata dengan hati, kesabaran yang tinggi, waktu yang lama dan juga pemilihan bahan yang
berkualitas, sehingga batu bata tersebut masih kokoh dan bisa bertahan sampai ratusan tahun.
Sedangkan pembuatan batu bata zaman sekarang memiliki kualitas yang kurang dibandingkan
dengan zaman Majapahit. Produksinya juga sudah dialih fungsikan menjadi nilai ekonomis
yang lebih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas walau kami melihat bahwa kualitas
batu bata di trowulan memang lebih baik dan enak dipandang daripada batu bata selain di
kawasan atau sekitar trowulan.

1. Pluralisme dan Toleransi yang Indah

Kearifan lokal majapahit tidak hanya berbentuk fisik, melainkan ada juga yang
berbentuk non fisik, seperti nilai-nilai budaya yang masih ada sampai sekarang. Warisan
kebudayaan majapahit, dengan sikap toleransi dan saling menghargai antar sesama, masih
berkembang hingga masa sekarang. Nilai-nilai budaya ini memiliki sumber daya kearifan, yang
mana dijadikan sebagai sumber kehidupan.

Masyarakat Indonesia tak pernah lepas dari rasa persatuan dan kesatuan. Persatuan dan
kesatuan Indonesia menjadi hal yang arif dan sudah ada sejak zaman majapahit. Perbedaan
budaya antara bangsa satu dengan yang lainnya, menjadi hal yang menimbulkan adanya rasa
toleransi yang tinggi. Toleransi ini lah yang menjadi salah satu nilai kearifan lokal yang masih
ada sampai sekarang.

5
2.4 Pola Kearifan Lokal yang Membuatnya Terjaga Sampai Sekarang

Keseharian masyarakat sekarang menjadi penanda bahwa ada keterkaitan kearifan


zaman dulu dengan sekarang. Mengaitkan dengan keseharian masyarakat Majapahit, tak jauh
beda dengan keseharian masyarakat Indonesia di masa modern ini. Pemikiran yang matang
orang-orang berpengaruh pada masa Majapahit terdahulu seperti telah dapat melihat kedepanya
apa yang diperlukan negeri ini agar tetap lestari.

Sama dengan warisan sejarah umumnya di nusantara, bahwa di Nusantara sejarah tidak
banyak tercatat lewat tulisan mengingat dahulu mayoritas kepercayaan adalah hindu budha dan
yang berpendidikan dan dapat menulis hanya kalangan tertentu. Catatan tertulis didapatkan
melalui prasasti prasasti yang informasinya terbatas dan catatan-catatan para penjelajah seperti
marcopolo dan penjelajah dari china. catatan tertulis juga mulai mudah ditemukan namun baru
ada semenjak banyak berdirinya kesultanan islam di indonesia. Namun ada juga kitab-kitab
kuno karya sastrawan ternama seperti Mpu tantular yang mengarang kitab Sutasoma.

Pola pelestarian nilai-nilai masyarakat khususnya disini kita membahas Majapahit


bahwa menurut pak Bud selaku pemandu wisata saat kami berada di Museum Majapahit bahwa
nilai-nilai itu telah diwariskan melalui simbol-simbol yang tim arkeolog teliti dari apapun
peninggalan yang mereka temukan. Selain itu diturunkan secara turun-temurun juga nilai-nilai
mulia serta falsafah hidup itu dari tuturan lisan dari generasi ke generasi layaknya cerita-cerita
rakyat maupun dongeng-dongeng yang sekarang kita kenal namun tak tau asal muasal siapa
yang mengawalinya. fenomena ini dapat dibuktikan mengingat bahwa masyarakat muslim kita
khususnya di jawa masih banyak yang menggunakan sesajen untuk arwah nenek moyang walau
oleh walisongo dijadikan sesuatu yang berbeda seperti syukuran, dan kalau wewangian seperti
kemenyan untuk memanggil roh leluhur kini hanya dapat sebagai wewangian biasa yang masih
sering digunakan saat zaman hindia belanda.No

6
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Trowulan telah membuka cakrawala kita tentang kerajaan besar yang pernah berjaya di
masanya yang bernama Majapahit, lewat peninggalan arkeologis, simbol-simbol yang
disematkan dan tersiratkan maupun tersurat seperti kitab sutasoma oleh mpu Tantular. Dari
sana bahwa kita bisa tahu bagaimana kearifan lokal yang terjadi pada zaman keemasan itu,
walaupun data-data tersebut kami rasa kurang untuk menjelaskan terutama kehidupan
masyarakat pada pusat pemerintahan Majapahit sehingga Majapahit dapat sejaya itu pada
masanya dengan waktu yang terbilang cepat, namun Majapahit dengan prestasi besar oleh
patihnya Gadjah mada dan rajanya R.Wijaya ternyata tidak dapat bertahan lebih dari dua
setengah abad karena perselisihan politik dan perang saudara. Apa yang dipahami sebagai suatu
kebijaksanaan pada zaman dahulu, belum tentu bijaksana pada masa sekarang.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai