Anda di halaman 1dari 2

TUGAS DISKUSI KASUS

Topik: Akuntansi Transaksi Salam

Instruksi Kerja
Silakan Anda membaca berita dengan judul Petani Singkong dan Pengusaha Tape berikut ini
yang dimodifikasi dari artikel penelitian yang berjudul Model Pembiayaan Salam pada Petani
Singkong dan Usaha Kecil Berbahan Singkong Di Kabupaten Jember, Roziq dkk (2014), Jurnal
Akuntansi Universitas Jember Vol 12 No. 2, Desember 2014.

PETANI SINGKONG DAN PENGUSAHA TAPE


Kendala yang dihadapi oleh petani singkong di dalam pengelolaan tanaman singkong antara lain
adalah hama cacing. Hama cacing atau yang dikenal oleh petani sebagai gejes sering
menggerogoti tanaman singkong sehingga menyebabkan tanaman menjadi rusak dan harga
jual menjadi turun. Selama melakukan penanaman singkong petani masih membutuhkan dana
dari pihak luar. Dalam hal pemasaran atau penjualan hasil panen singkong, petani sering
mengalami kesulitan. Dalam periode penanaman singkong, petani pernah dan sering
melakukanpenjualan hasil pertaniannya sebelum waktu panen. Mereka umumnya menjual
alam sistem tebasan, dimana untuk 1 pohon singkong dihargai Rp. 1000,-. Menurut petani,
sistem ini lebih menguntungkan karena mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk
pemeliharaan ataupun biaya panen. Biasanya dalam penjualan sistem tebasan, biaya pemanenan
sudah ditanggung oleh penebas. Usaha tani singkong masih membutuhkan bantuan dana dari
kredit/pembiayaan bank dengan asumsi bahwa bunga yang diberikan dalam pembiayaan tidak
memberatkan bagi petani. Pinjaman diperlukan oleh petani disebabkan karena bagi petani biaya
menanam singkong dianggap besar. Apalagi untuk petani singkong yang lahannya harus
menyewa. Perinciannya, untuk sewa lahan 1 ha selama satu tahun adalah Rp 4.000.000,
sedangkan biaya buruh tani dan pestisida selama masa tanam mencapai Rp 3.000.000. Sebenarnya
menurut petani singkong, usaha menanam singkong masih menguntungkan. Untuk lahan 1
ha, sekali panen (kurang lebih satu tahun) petani dapat memperoleh laba sebesar Rp.
8.000.000,- tetapi oleh petani biaya ini akan dipakai sebagai modal untuk menanam kembali.
Total biaya produksi yang diperlukan menurut petani, untuk menanam singkong per Ha per
panen sekitar Rp.7.000.000. Jumlah penjualan singkong per Ha per Panen adalah Rp 1.000
perpohon dan untuk 1 Ha tanah dapat dapat digunakan untuk menanam 15.000 pohon.
Pada sisi yang lain, pengusaha tape sering mengalami kesulitan bahan baku, terutama di
musim hujan. Pada saat musim hujan kualitas bahan baku tape cenderung berbeda dengan
pada saat musim kemarau. Kualitas bahan baku tape menurun, akibatnya rasa tape yang
dihasilkan menjadi kurang begitu manis. Selain itu, bahan baku singkong, besek(tempat tape)
cepat menjamur pada saat musim hujan jadi tidak bisa menyimpan dalam jumlah banyak.
Kesulitan bahan baku juga disebabkan karena jangka waktu panen singkong yang hanya setahun
sekali. Pengusaha tape terkadang juga melakukan pembelian singkong dengan sistem tebas.
Dimana satu pohon singkong biasanya akan dihargai Rp. 1000. Biaya itu belum termasuk biaya
tambahan untuk buruh yang memanen singkong. Sehingga pengusaha tape juga menyewa lahan.
untuk menanam singkong sendiri karena dengan menanam singkong sendiri dengan
menyewa lahan, diharapkan nantinya pengusaha tape tidak lagi mengalami kesulitan dalam
memperoleh bahan baku. Selain itu harga bahan baku yang diperoleh bisa lebih murah.

Metode Kerja
Bersama dengan kelompok Anda, maka diskusikan terkait rangkuman hasil penelitian tersebut
dengan akuntansi transaksi salam dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aspek kesesuaian syariah dari sistem tebasan yang dipraktekan petani
singkong dan pengusaha tempe yang tersebut dalam ringkasan artikel di atas? Berikan
argumentasi Anda
2. Berdasarkan ringkasan artikel tersebut di atas, rancanglah skema mekanisme pembiayaan
salam sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh petani singkong dan penguasah
tape dengan melibatkan lembaga keuangan syariah. Silakan gunakan asumsi asumsi yang
relevan dan diperlukan sebagai dasar perancangan skema mekanisme pembiayaan salam
untuk petani singkong dan penguasaha tape tsb !
3. Berdasarkan skema mekanisme pembiayaan salam yang Anda rancang, bagaimanakah
prosedur pencatatan akuntansi pada setiap tahapan yang ada dan pada setiap para pihak
yang terlibat dalam mekanisme yang Anda buat (petani singkong, pengusaha tape, dan
lembaga keuangan syariah)? Anda dapat menggunakan data data yang ada dalam ringkasan
artikel di atas sebagai dasar asumsi
4. Susunlah penyajian atas transaksi pembiayaan salam di laporan keuangan para pihak yang
terlibat (petani singkong, pengusaha tape, dan lembaga keuangan syariah)
5. Identifikasi pengungkapan apa saja yang harus disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan para pihak yang terlibat dalam skema pembiayaan salam yang Anda rancang tsb!
6. Identifikasi resiko resiko apa saja yang terjadi dari skema pembiayaan salam tersebut! Dan
identifikasi pihak pihak yang akan menanggung resiko yang terjadi
7. Berdasarkan hasil identifikasi resiko, bagaimanakah prosedur akuntansi dalam mencatat
dan menginformasikan resiko resiko tersebut pada setiap para pihak yang menanggung
resiko? Gunakan asumsi yang relevan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan jawaban
Anda

Anda mungkin juga menyukai