Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Gambar x. Koningsplein
Sumber: perpusnas.go.id
Dalam rangka mencegah tertularnya penyakit pes, Deandles membuka
sebidang tanah yang diberi nama Koningsplein atau ruang terbuka di bagian barat
sejauh 500 meter dari Sungai Ciliwung. Koningsplein diperuntukan untuk para
pejabat pemerintah dan masyarakat kalangan kelas atas. Sehingga didalam
koningsplein diberikan fasilitas-fasilitas penunjang seperti pembangunan Pasar
Gambir, rel kereta api dan kantor administrasi. Di daerah koningsplein, bentuk
kota terlihat teratur karena pembentukannya direncanakan. Sedangkan, untuk
kehidupan di sepanjang sungai ciliwung masih terus berlanjut dan bentuknya
terus berkembang mengikuti bentuk sungai dan bersifat tidak teratur.
2.3.6. Periode tahun 1942-1970
Pada masa ini ditandai oleh kedatangan jepang. Untuk menarik simpati
masyarakat, Jepang membuka Koningsplein untuk semua kalangan sehingga
semua orang dapat mengakses kereta api di stasiun Gambir serta pasar gambir
dan fasiltas lainnya yang di tutup pada jaman Belanda. Pembukaan akses tersebut
menyebabkan bentuk kota menjadi tidak teratur diakibatkan karena mulai
munculnya permukiman.disekitar koningsplein.
2.3.7. Periode 1970
Periode ini dimulai melakukan pembangunan Taman Ismail Marzuki,
Museum Fatahillah, Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian
Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, Kota Satelit Pluit, dan
pelestarian budaya Betawi di Condet. Pembangunan ini menyebabkan
bermunculannya permukiman-permukiman baru di sekitar proyek pembangunan.
Pada masa ini Poros Medan Merdeka- Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan
sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-
Jatinegara.