Anda di halaman 1dari 3

Sistem drainase Kota Semarang, terbagi atas dua karakteristik wilayah yaitu penanganan

daerah atas dan penanganan daerah bawah. Penanganan daerah atas terbagi ke dalam
beberapa pelayanan DAS, yaitu DAS Babon, DAS Banjir Kanal Timur, DAS Banjir Kanal
Barat, DAS Silandak/Siangker, DAS Bringin, DAS Plumbon. Sementara bagian bawah
drainase Kota Semarang dibagi dalam 4 wilayah yaitu :
1. Semarang Tugu.
Wilayah ini terletak diantara Kali Blorong dan Kali Silandak. Saluran drainase utama
yang ada dalam wilayah ini antara lain Kali Mangkang, Kali Tapak, Kali Boom
Anyar, Kali Tugu dan Kali Jumbleng.
2. Semarang Barat.
Wilayah ini terletak diantara Kali Silandak dan Banjir Kanal Barat. Saluran drainase
utama yang ada dalam wilayah ini antara lain Kali Siangker, Kali Ronggalawe, Kali
karang Ayu dan Kali Tawang Sari, ketiga saluran tersebut disalurkan ke Banjir Kanal
Barat.
3. Semarang Tengah
Wilayah ini terletak diantara Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur. Saluran
drainase utama yang ada dalam wilayah ini antara lain Saluran Bulu, Kali Semarang,
Kali Baru dan Kali Banger. Kali Baru Saat ini berfungsi sebagai pelabuhan
tradisional, beberapa saluran drainase kota seperti Saluran Bandarharjo dan
Ronggowarsito bermuara ke Kali Baru. Pada bagian selatan terdapat Saluran
Sriwijaya yang berfungsi untuk menyalurkan air dari daerah atas (Candi Baru)
menuju Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat.
4. Semarang Timur.
Wilayah ini terletak diantara Banjir Kanal Timur dan Kali Babon. Saluran drainase
utama yang ada dalam wilayah ini antara lain Kali Tenggang dan Kali Sringin.
Kali Semarang merupakan bagian utama dari penanganan drainase Kota Semarang bagian
tengah yang memiliki panjang sungai 8,25 km dan luas daerah aliran sungai (DAS) seluas
12,835 km2 termasuk juga DAS Kali Asin seluas 4,430 km2 dimana lahan yang ada di
daerah sekitar pengaliran sungainya adalah berupa bangunan perumahan dan perkantoran.
Kondisi saluran drainase Kali Semarang yang lebih kecil (sekunder, tersier, dan seterusnya)
seperti Saluran Erlangga, Saluran Simpang Lima dan Saluran Kartini saat ini sangat
memprihatinkan. Hal ini disebabkan kapasitas saluran makin hari makin menurun akibat land
use, land subsidence, erosi, sedimentasi, sampah dan pemeliharaan yang minim.
Ada 2 wilayah besar di Kota Semarang yang seringkali terkena dampak yang besar jika terjadi
banjir yaitu kawasan Semarang Utara dan Semarang Timur. Sistem Drainase di Kecamatan
Semarang Utara termasuk dalam Sistem Drainase Semarang Tengah. Sistem drainase utama
diwilayah ini adalah sistem drainase Bulu, Kali Semarang, Kali Baru, dan Kali Banger.
Berdasarkan DAS Semarang Tengah terbagi dalam beberapa sub sistem, yaitu seperti tabel
berikut:
beberapa permasalahan utama yang muncul sebagai penyebab dari banjir yang sering terjadi
di Kota Semarang khususnya wilayah Semarang Utara. Kondisi saluran drainase yang lebih
kecil (sekunder, tersier, dan seterusnya) juga tidak kalah memprihatinkan. Kapasitas saluran
makin hari makin menurun akibat sedimentasi, sampah, dan pemeliharaan yang kurang.
Tidak mengherankan jika sampai saat ini masalah banjir kiriman dan banjir pasang
merupakan masalah yang belum terpecahkan. Genangan banjir masih selalu terjadi, terutama
pada saat musim hujan. Bahkan di beberapa daerah terjadi genangan permanen akibat rob.
Permasalahan utama drainase kota Semarang diantaranya,

(1) Topografi wilayah Semarang yang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi;

(2) Alih fungsi lahan (khususnya di kawasan hulu) yang tidak terkontrol (diperkirakan 10 tahun
kedepan daerah banjir semakin meluas) menyebabkan meningkatkan limpasan permukaan (beban
drainase) dan meningkatkan laju erosi, sedimentasi saluran sehingga menurunkan kapasitas
saluran/sistem drainase;

(3) Penambangan galian C yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan, dan tidak dilakukan
dengan benar menimbulkan longsor, erosi, banjir lumpur, sedimentasi saluran dan sungai, polusi, dll;

(4) Penurunan muka tanah atau land subsidence karena pengambilan air bawah tanah yang
berlebihan, konsolidasi lapisan tanah lunak atau tanah hasil urugan, atau penyebab lain;

(5) Sampah menjadi salah satu permasalahan drainase karena anggapan masyarakat bahwa badan
air merupakan tempat pembuangan sampah;

(6) Penyerobotan lahan umum, bantaran sungai, saluran drainase jalan raya, dll.

Anda mungkin juga menyukai