Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AURA MIFTAH

NIM : I1A119019

MATA KULIAH : SEJARAH MARITIM

TUGAS : REVIEW SEJARAH MARITIM (JAMBI)

“SUNGAI BATANGHARI SEBAGAI JALUR STRATEGIS EKONOMI MASA LAMPAU”

Indonesia merupakan sebuah kawasan yang memiliki banyak daerah perairan yang hal
tersebut tidak dapat dipisahkan dari narasi kemaritiman. Seluruh peristiwa dan kegiatan
masyarakatnya hampir seluruhnya berhubungan dengan air, baik itu terkait dalam konteks
kelautan ataupun cakupan perairan yang ada di tiap daerah di wilayah Indonesia itu sendiri.
Menurut Susanto Zuhdi, ia mengatakan bahwa di Negara Indonesia itu terdapat dua pola karakter
peranan air bagi kehidupan masyarakatnya, yakni “Negara laut – persungaian” dan “Negara
persawahan dataran rendah”.

Heather Sutherland melalui tulisannya mengatakan bahwa air itu memiliki peran dalam
proses sejarah, dan factor geografi turut memengaruhi jalannya suatu peristiwa di masa lampau.
Air dalam konteks ini tidak hanya dalam bagian kelautan saja namun juga termasuk wilayah
persungaian. Terlebih Indonesia yang memiliki mayoritas daerah perairan dalam konteks
historis, yang mengartikan bahwa air memiliki pengaruh yang signifikan.

Sejarah maritim itu erat sekali kaitannya dengan peristiwa yang terjadi di lautan.
Peristiwa yang terjadi di lautan itu cenderung menggambarkan peristiwa besar yang memiliki
pengaruh dalam skala luas. Namun selain laut kawasan yang air yang memiliki peran penting
yakni persungaian, ambil contoh sejak zaman periode Hindu – Buddha di Nusantara, sungai
menempati posisi strategis yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai penunjang aktivitas
pelayaran dan perdagangan.

Kerajaan Sriwijaya memanfaatkan sungai dalam pendistribusian komoditas dagangnya


seperti lada, kapur barus, dammar, dan emas yang berada di wilayah hulu ke wilayah pesisir
hingga kemudian ke pelabuhan di segala penjuru Asia Tenggara.
Kemudian oleh Didik Pradjoko dan Singgih Tri Sulistiyono mengangkat Jambi dan Riau
sebagai bahan kajian. Hal tersebut dikarenakan dua wilayah ini terletak di daerah Sumatra yang
memiliki daerah topografi yang sama, yakni sama – sama dialiri oleh sungai – sungai besar.

Keberadaan sungai ini dalam aktivitas dan peristiwa pelayaran dan perdagangan sudah
mulai aktif sejak zaman klasik, saat dua kerajaan yakni Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu
aktif menjalankan roda pemerintahan. Jambi dapat begitu mudah dikenal dan dimasuki oleh
berbagai pengaruh yang datang dari luar karena sungai – sungai yang ada dapat dilayari dari
kawasan pesisir hingga kawasan pedalaman. Simpul – simpul penghubung daerah pantai timur
dengan pedalaman atau hulu di Jambi adalah keberadaan sungai – sungai.

Sungai – sungai yang berada di wilayah kawasan Jambi yaitu Sungai Batanghari, Sungai
Tungkal – Mendahara, Sungai Air Hitam Laut, Sungai Banyulincir dan Sungai Air Dikit. Sungai
– sungai tersebut mempunyai anak sungai yang menghubungkan daerah pedalaman ke daerah
sungai besar hingga pesisir. Posisi sungai di Jambi sangat strategis karena berada di wilayah
yang merupakan jalur penting pelayaran dan perdagangan Internasional yakni Selat Malaka.

Jalur perhubungan air di Jambi merupakan perhubungan yang vital karena di tepi-tepi
sungai banyak terdapat perkampungan penduduk dan sebagian besar penghasilan penduduk dari
pedalaman pun di bawa melalui sungai ke pasar di Jambi. Di samping itu sungai tersebut
merupakan pula sumber alam yang kaya akan hasil ikannya yang ban yak dan sum ber pengairan
abadi daerah dataran rendah pasang surut yang sangat subur untuk pertanian.

Kota Jambi yang dikenal dengan Kerajaan Melayu Jam bi, keadaan alamnya yang dialiri
oleh Sungai Batang Hari sangat menguntungkan bagi sarana lalu lintas sungai. Pada zaman
keemasan Kerajaan Melayu abad ke-14, Jambi terkenal sebagai bandar niaga Melayu Jambi yang
merupakan pelabuhan pengekspor hasil rempah-rempah, lada, cengkih karet dan hasil bumi
lainnya.

Letak Pelabuhan Melayu secara geografis sangat ideal dan memegang posisi kunci dalam
perhubungan Laut Cina dan India yakni sebagai mata rantai dari jalan laut perniagaan Asia pada
masa itu. Suatu catatan sejarah membuktikan, dari karya-karya I Tsing berasal dari Negeri Cina
yang mengadakan perlawatannya ke India, pernah menetap di Melayu selama dua bulan dan
sekembalinya dari India tahun 685 juga singgah di Melayu, dengan jelas ditunjukkan rute utama
pelayaran Cina - India yang mau tak mau melalui kerajaan Melayu. Pelabuhan Melayu
merupakan tempat berlabuh kapal-kapal dari Selat Malaka yang akan menuju Cina sambil
menunggu datangnya angin barat daya.

Begitupun juga perahu – perahu dari Negeri Cina yang akan melalui Selat Malaka
menuju India. Karena memiliki posisi penting sebagai pelabuhan intemasional, yang dapat
membawa pengaruh terhadap kehidupan di Nusantara khususnya dan Asia Tenggara pada
umumnya, baik dalam bidang perekonomian kebudayaan maupun politik.

Kemudian dengan adanya pelabuhan – pelabuhan yang ada membuat bangsa – bangsa
lain itu tertarik melakukan perdagangan di wilayah Jambi, pelabuhan Melayu Jambi berfungsi
sebagai pelabuhan transit yang sangat ramai, ia merupakan pusat pertukaran barang-barang dari
dalam negeri dengan barang-barang dagangan dari luar seperti dari Cina, India, Arab, Persia dan
lain-lain.

Dalam bidang kebudayaan. pemah disebut-sebut dalam pemberitaan Arab dan Cina
bahwa keterampilan dan tehnologi pelayaran suku Melayu sudah terkenal sejak dahulu, sehingga
dengan ketrampilan dalam bidang pelayaran ini telah membawa bangsa Melayu mengenal negeri
– negeri lain. Dan kota-kota disepanjang sungai Batang Hari tumbuh sebagai kota-kota yang
ramai dan kaya di Asia Tenggara.

Sungai Batang Hari yang bermuara ke Selat Berhala, merupakan sarana yang
menghubungkan daerah pedalaman Jambi dengan pusat-pusat ekonomi politik dan kebudayaan
di Asia bahkan Afrika. Lada, cengkih, karet dan jenis barang niaga lainnya adalah daya penarik
bagi pedagang-pedagang dari negara tetangga untuk betah bermukim di daerah ini.

Terdapat tiga pelabuhan dagang di daerah Jambi. yaitu Pelabuhan Tungkal di Kuala
Tungkal, Pelabuhan Sabak di Muara Sabak dan Pelabuhan Jambi yang terletak di pusat Kota
Jambi. Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Sabak merupakan dua pelabuhan sebagai pin tu masuk
ke daerah Jambi melalui Sungai Batang Hari.

Di Pelabuhan Tungkal dan Sabak ini banyak barang-barang mewah, barang-barang


elektronik yang datang dari Singapura. Karena dekatnya daerah tersebut tetapi juga karena
kurang ketatnya pengawasan arus barang masuk yang datang dari luar negeri. Pelabuhan Jambi
yang terletak di pusat kota merupakan unsur vital bagi perekonomian daerah Jambi, semua arus
ekspor ke luar negeri diangkut dengan kapal melalui pelabuhan ini, bahkan barang ke luar daerah
di dalam negeri pun sebagian besar melalui kapal lewat pelabuhan ini.

Sejak awal abad ke-20, pemerintah Hindia Belanda mewajibkan agar semua penduduk
menanam karet di beberapa afdeeling dan onder-afdeeling di residensi Jambi, dan seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat Eropa akan karet. Ramainya aktivitas pelayaran dan
perdagangan serta aktivitas ekonomi lain di pelabuhan Jambi juga menjadi penghubung dengan
daerah sebrangnya Jambi yakni kota Seberang. Pemerintah Hindia-Belanda membangun
pelabuhan Jambi secara permanen pada tahun 1926 dengan cara menimbun daerah rawa-rawa di
sekitar pelabuhan yang selalu di genangi air.

Pelabuhan ini dikenal dengan nama Boom Batu pada saat itu dan mulai beroperasi pada
tanggal 1 April 1929 lokasi pelabuhan ini terletak disekitar pasar Angso Duo, pada saat ini tidak
ada lagi bekas-bekas pelabuhannya dikarenakan telah di bangun Mall WTC.

Hingga saat ini pelabuhan Jambi tetap menjadi pusat aktivitas perekonomian penduduk
tetapi telah di pindahkan ke Talang duku Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 1995. Tetapi pada
saat ini pelabuhan pertama di Jambi tersebut tidak lagi beroperasi sebagai pelabuhan seperti
dahulu melainkan sudah menjadi pasar dan menjadi seperti dermaga kecil yang dimana tempat
perahu-perahu mengangkut barang, manusia, hewan dan lain-lain.

Jambi sebagai salah satu wilayah yang ada di Nusantara yang memiliki Sungai
Batanghari sebagai bagian dari jalur penghidupan masyarakatnya, dimana dalam konteks sejarah
kemaritiman wilayah aliran sungai Batanghari memiliki peran penting dalam perkembangan
peristiwa – peristiwa yang terjadi di Nusantara terlebih wilayah Jambi. Sebut saja dalam
perkembangan penyebaran agama – agama yang tersebar di Nusantara, dibuktikan dengan Candi
Muaro Jambi yang di bangun di daerah pinggiran sungai Batanghari. Juga bagaimana Jambi
sebagai wilayah strategis untuk persinggahan kapal – kapal yang datang dari berbagai wilayah.

Anda mungkin juga menyukai