http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis
p-ISSN 2549-7332 | e-ISSN 2614-1167
Vol. X, No. Y, Month 20XX, Hal. XX-YY
—————————— ——————————
1
2 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. X, No. Y, Desember 2022, Hal. XX-YY
menyulitkan kapal-kapal untuk masuk ke dalam dengan penelitian sejarah yaitu heuristik
(Mary Somers, 2008, hal. 1). (pengumpulan sumber), kritik sumber dengna
Sjamsuddin (2013, hal. 33) menyebutkan bahwa melakukan uji keotentikan dan kebenaran sumber-
daerah aliran Sungai Kapuas dikategorikan 3 bagian sumber, interpretasi, lalu tahap akhir adalah
yang terdiri paling atas adalah sungai (Gunung historiografi (penulisan sejarah) (Gottschalk, 1986).
Cemaru) sampai Kota Putus Sibau disebut hulu. Lalu
dari Putus Sibau ke arah hilir sampai Kota Tayan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana terdapat delta disebut bagian tengah. Dan 1. Kerajaan Sintang
terakhir sampai ke laut disebut dengan bagian Pada awalnya Sintang merupakan wilayah
bawah atau hilir. Pada bagian muara Sungai Kapuas, kerajaan Islam yang terletak di Kalimantan Barat
terdapat Sungai Landak yang airnya bertemu di yang wilayahnya terdiri atas Kabupaten Sintang
Kuala Pontianak. Akibat dari pertemuan tersebut dan Kabupaten Melawi. Kerajaan ini pada
membentuk endapan pasir yang membuat kapal mulanya bernama Kerajaan Sepauk karena pusat
sulit masuk daerah tersebut. Kedalaman di daerah dari kerajaan ini diperkirakan terletak di hulu
muara ini biasanya sekitar 7 sampai 9 kaki. Sungai Sepauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten
Meskipun begitu ada juga yang kedalamannya Sintang, Kalimantan Barat. Sejarah berdirinya
mencapai 17 meter. Sungai Kapuas ini membawa air Kerajaan Sepauk dapat ditelusuri dari penemuan
tawar yang sangat banyak sebagai akibat dari Patung menyerupai Siwa yang ditemukan di Desa
keberadaan hutan hujan yang lebat dan curah hujan Temian Empakan, Kecamatan Sepauk. Batu
tinggi. Sehingga sekitar 5 kilometer dari garis pantai Lingga dan Yoni bergambar Mahadewa di Desa
merasa terasa tawar (Veth, 2012b). Tebelian Nanga Sepauk, serta beberapa kapak
Sungai mempunyai fungsi penting bagi kehidupan dan makam Aji Melayu. Aji Melayu adalah raja
masyarakat Kalimantan Barat. Sungai menjadi pertama kerajaan Sepauk dan nenek moyang raja-
sasaran perhubungan yang memungkinkan agar bisa raja Kerajaan Sintang. Pada abad ke-XIII, Demong
berpindah dari tempat yang lain. Persebaran Irawan atau Jubair Irawan 1 memindahkan pusat
peradaban masyarakat Kalimantan Barat di tepian kerajaan ke pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai
sungai nampak dari banyaknya peninggaan yang ada Melawi (Menyumbung).
di sekitar tepian sungai (Kusnoto & Purmintasari, Persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai
2018). Akibat dari peranan Sungai Kapuas yang Melawi merupakan titik lokasi arus sungai
digunakan untuk jalur transportasi inilah membuat Kapuas dan Melawi bertemu sehingga terlihat
masyarakat Kalimantan Barat lebih memilih tinggal seperti bertentangan. Fadli (dalam Purba et al.,
dan bermukim pada tepian sungai. Pada masa 2020) Alasan Jubair Irawan 1 memilih tempat
kolonial Belanda Sungai Kapuas banyak digunakan tersebut adalah untuk pemekaran wilayah dan
untuk jalur perdagangan dari hulu ke hilir sehingga mempersiapkan dibangunnya pemerintahan baru
banyak kapal-kapal melewatinya (Rahmayani et al., di tepi Sungai Kapuas; agar dibangun dan
2018). diperkuat pertahanan dan keamanan sehingga
memudahkan untuk mengawasi lalu lintas di
B. METODE PENELITIAN kedua sungai; letaknya sangat strategis sehingga
Penelitian ini adalah jenis penelitian sejarah sangat mendukung kelancaran komunikasi
yaitu tentang sejarah Kota Sintang. Pendekatan antardaerah di sepanjang aliran sungai dengan
menggunakan pendekatan ekonomi dan geografi pusat pemerintahan di istana. Pemindahan pusat
untuk menganalisis letak dan posisi dari pusat-pusat Kerajaan Sepauk ke persimpangan Sungai Kapuas
pemukiman. Dengan begitu penulis dapat dan Sungai Melawi membuat kerajaan Sepauk
mendeskripsikan bagaimana keberadaan sungai berganti nama menjadi Kerajaan “Senentang”.
mempengaruhi masyarakat di Sintang. Sumber data Lama-lama nama Senentang terpeleset menjadi
dalam penelitian ini menggunakan arsip dan buku Sintang. Nama Sintang (Senentang) awalnya
sejarah yang disesuaikan dengan tema penelitian. resmi digunakan pada pemerintahan Demang
Metode penelitian mengacu kepada tahapan sesuai Irawan, Pada masa beliau wilayah Kerajaan Islam
Andang Firmansyah, Sejarah Kota Sintang... 3
Sintang meliputi Sepauk dan Tempunak. Jarak atau lebih dikenal dengan nama pasar Impres
Kerajaan Sintang kira-kira 500 km dari Kerajaan (halaman Apotik Karitas), sementara makam
Pontianak. Sersyaf di sebelah utara kota yaitu Teluk
Ketika pusat Kerajaan Berada di Menyurai, tidak jauh dari markas Korem
persimpangan Sungai Kapuas dan Melawi wilayah Alambanawanawai Sintang dan makam Haji
Kerajaan Sintang dibagi atas tiga bagian (saka Ismail di Kampung Masuka.
tiga), yang pertama ibu kota Sintang dan Masuknya agama islam membawa
sekitarnya pada aliran Sungai Kapuas, kedua perubahan pada kehidupan masyarakat kerjaan
daerah aliran Sungai Melawi dan sekitarnya dan Sintang, mulai dari kerohanian dan tata
yang ketiga daerah aliran Sungai Pinoh bawah kehidupan, adat istiadat, serta seni budaya. Gelar
dan sekitarnya. Sungai Kapuas membelah wilayah Raja bagi penguasa Sintang berubah menjadi
kerajaan Sintang atas dua bagian yaitu bagian Sultan, Sultan Nata adalah penguasa Sintang
Utara (tepi kiri) dan bagian Selatan (tepi kanan), pertama yang menggunakan gelar Sultan. Sultan
termasuk cabang cabang sungai besarnya seperti Nata Muhammad Syamsuddin Sa’adul Khairi
Sungai Ketungau (sebelah kiri) dan Sungai Waddin adalah nama lengkap dari Sultan Nata,
Melawi, Sungai Sepauk dan Sungai Tempunak beliau membawa kemajuan di Kerajaan Sintang.
(sebelah Kanan) (Sjamsuddin, 2013). Pada masa- Sultan Nata menyempurnakan tatanan
masa kejayaannya wilayah kerajaan Sintang pemerintahan Kerajaan Sintang, pembangunan
termasuk yang terluas di Kalimantan Barat. Masjid di sebelah keraton (Masjid Jami’ Sultan
Berikut adalah batas wilayah Kerajaan Nata), memperluas daerah kekuasaan kabupaten
Sintang yaitu bagian Utara berbatasan dengan Sintang ke daerah Ketungau Hilir dan Ketungau
Sarawak, bagian Selatan berbatasan dengan Hulu hingga ke perbatasan Sarawak serta
Tanah Gubernemen Semitau, bagian Timur menjadikan ajaran islam menjadi pedoman dalam
berbatasan dengan Kerajaan Selimbau dan kehidupan masyarakat (Dewi, 2021).
Kerajaan Silat, bagian Barat berbatasan dengan 2. Sintang Pada Masa Kolonial Belanda dan
Kerajaan Sanggau dan Kerajaan Sekadau. Jepang
Animisme (kepercayaan nenek moyang) dan a. Masa Kolonial Belanda di Sintang
Kedatangan Belanda ke Kalimantan Barat
Agama Hindu merupakan agama yang dianut
didasarkan atas potensi sumber daya alam
masyarakat kerajaan Sintang yang berlangsung yang ada. Hal ini juga sama dengan Bangsa
beberapa abad. Namun pada abad ke 18 agama Eropa yang lain seperti Bangsa Portugis yang
islam mulai menyebar di Sintang dari Brunei dan datang di wilayah Nusa Tenggara Timur
Serawak. Agama islam dibawa oleh para dengan tujuan berdagang kayu cendana (Tomi
pedagang yang masuk ke sintang melalui jalur Roe & Samingan, 2021). Rombongan asal
darat dan sungai. Barter menjadi sistem jual beli Belanda pertama kali datang ke Sintang pada
bulan Juli 1822 pada masa pemerintahan
yang digunakan pada masa itu. Jenis barang yang
Pangeran Ratu Adi Muhammad Qomaruddin.
dibawa para pedagang adalah porselen, piring, Rombongan tersebut dipimpin oleh Mr. J.H.
mangkuk, tempayan, dan kain sutra (cindai) dari Tobias, C. Hartmann dan E. Francis (Komisaris
Cina yang masuk ke Sarawak dibawa ke dari Kust Van Borneo). Kedatangan mereka
Kalimantan Barat. Syahzaman (dalam Purba et al., disambut baik oleh raja karena mereka ingin
2020) Barang-barang itu akan ditukarkan dengan berteman dan memberikan hadiah kepada
emas, lada, kulit buaya, dan minuman yang dibuat raja. Pihak Belanda meminta sebidang tanah
untuk mendirikan rumah dan raja pun
dari beras ketan atau arak Dari rombongan
memperbolehkan mereka memilih tempat
pedagang, terdapat dua ulama yang bernama yang mereka suka. Pihak Belanda sering
Johar dan Sersyaf. Selain mereka berdua, terdapat melakukan kunjungan ke istana dan
seorang ulama asli sintang yang sudah pernah melancarkan politik adu domba. Hal ini
melaksanakan ibadah haji ke Mekkah yaitu Haji menyebabkan terjadi konflik di internal
Ismail. Ketiga ulama ini dimakamkan di Sintang, kerajaan. Pada bulan November tahun 1822
Makam Johar berada di Jalan Pembangunan rombongan Belanda datang lagi ke Sintang
untuk kedua kalinya. Rombongan kedua ini
No.103, Tj. Puri, Kec. Sintang, Kabupaten Sintang
pimpinan oleh dua pejabat tinggi yaitu Dj. Van
4 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. X, No. Y, Desember 2022, Hal. XX-YY
Dungen Gronovius dan Cf. Golman, serta benteng diabaikan sampai dengan 1827.
Pangeran Bendahara Pontianak, Syarif Ahmad Benteng tersebut dibakar oleh Pangeran
Alkadrie yang bertugas sebagai juru bicara. Kuning. Sewaktu pemerintahan Belanda
Misi Belanda tersebut berhasil menyetujui (sekitar tahun 1936), daerah Sintang adalah
sebuah perjanjian mengenai perdagangan daerah landschaap di bawah kekuasaan
yang tertulis dalam sebuah Voorlooping pemerintahan atau gouvernement. Daerah
Contract (Kontrak Sementara). Kontrak ini landschaap ini terbagi menjadi 4 (empat)
dilakukan tanda tangan pada tanggal 2 onder-afdeling yang dipimpin oleh seorang
Desember 1822 M dan setelah itu pada 1823, controleur atau pejabat kolonial yang tugasnya
1832, 1847, dan 1855 perjanjian lainnya juga untuk mengawasi suatu wilayah, empat
disepakati. Perjanjian tersebut ternyata wilayah ini yaitu (1) Onder-afdeling Melawi
banyak membawa keuntungan di pihak berkedudukan di Nanga Pinoh; (2) Onder-
Belanda untuk melakukan campur tangan afdeling Sintang berkedudukan di Sintang; (3)
terhadap pemerintahan dalam negeri Onder-afdeling Boven Kapuas berkedudukan di
Kesultanan Sintang yang memiliki dampak Putussibau; (4) Onder-afdeling Semitau
negatif untuk masa depan kesultanan Sintang. berkedudukan di Semitau (Enthoven, 2013;
Di antara tahun 1822-1942, Belanda Veth, 2012a).
berhasil menundukkan pemerintah Selain keempat wilayah tersebut, daerah
Kesultanan Sintang sehingga Belanda memiliki Kerajaan Sintang yang didirikan oleh Demang
kontrol penuh atas sistem pemerintahan Irawan (Jubair I) menjadi daerah swapraja
Kesultanan Sintang, Belanda menempatkan Sintang dan Kerajaan Tanah Pinoh dijadikan
Sintang di bawah administrasi kolonial. neo swapraja Tanah Pinoh (Purba et al., 2020).
Sintang menjadi sebuah afdeling yang disebut Masa pendudukan Belanda berakhir pada
afdeling Sintang di bawah seorang asisten tahun 1942 dan kekuasaan berpindah ke
residen Belanda, kemudian afdeling ini dibagi tangah Jepang.
dua menjadi sub afdeling Sintang dan sub b. Masa Pendudukan Jepang di Sintang
afdeling Melawi, masing-masing di bawah Jepang menguasai wilayah Indonesia
seorang pejabat Belanda setingkat controleur dalam rangkat Perang Pasifik yang merupakan
(Enthoven, 2013; Sjamsuddin, 2013). Selain bagian dari Perang Dunia II yang juga
itu apabila terjadi konflik, konflik harus berkecamuk di Eropa (Ojong, 2001;
diatasi oleh Residen Borneo Barat dan Poesponegoro & Notosusanto, 2011). Jepang
Kesultanan Sintang dilarang menjalin sendiri mulai memasukki Kota Pontianak
hubungan dengan bangsa lain, sebagai imbalan tanggal 2 Februai 1942 dan disambut oleh
Sintang mendapat perlindungan dari Belanda. rakyat Pontianak. Mereka menggangap bahwa
Pada masa kolonial Belanda wilayah Jepang mampu membebaskan dari Penjajahan
kesultanan Sintang terbagi atas Ibu kota yang Belanda yang lebih dahulu ada di Kalimantan
terletak pada kedua tepi sungai, pada tepi kiri Barat. Jepang mengerahkan pasukan Angkatan
Sungai Kapuas terletak Keraton Al. Laut dan Angkata Udaranya untuk mengambil
Mukaromah (pembesar Sintang dan penduduk alih kekuasaan Belanda. Setelah berhasil
Melayu), tepi kiri sungai melawi menjadi menguasai Pontianak dengan cepat Jepang
pemukiman Eropa (Belanda), dan tepi kanan masuk ke setiap daerah untuk mendudukinya.
Sungai Melawi menjadi pemukiman Cina. Selain itu Jepang juga menyebarkan berita-
Schwaner pada tahun 1848 menyebutkan berita tentang kemenangannya dalam Perang
keberadaan masjid yang sudah ada sejak Asia Pasifik berupa propaganda-proganda agar
dahulu dan tidak pernah pindah kecuali Jepang mendapatkan dukungan dari
mengalami renovasi. Pada tahun 1823 ketua masyarakat Kalimantan Barat (Firmansyah et
komisi CI Hartman melakukan pembentukkan al., 2021).
sebuah regimen yang beranggotakan 40 Perang yang sangat hebat terjadi di
tentara dan mulai membangun Benteng di Sanggau, dalam waktu 4 hari pasukan KNIL
Sintang, serta menunjuk De Strurrel sebagai dan pasukan Inggris harus segera
komandan pos. Sturler mengalami kendala di meninggalkan Sanggau. Sintang menjadi
Sintang. Benteng dalam kondisi yang tempat pilihan mereka untuk
mengkhawatirkan, begitu juga dengan para mempertahankan diri, oleh sebab itu 4
pasukan tentaranya sehingga Dia brigadir dikirim ke Sintang, namun hal ini
meninggalkan benteng tanpa izin 1825 dan dibatalkan karena pimpinan perang membuat
Andang Firmansyah, Sejarah Kota Sintang... 5
keputusan lain. Pimpinan mereka merasa Gambar 1. Peta Sintang Tahun 1900
Sintang kurang cocok dijadikan lokasi Sumber: Perpusnas
pertahanan, sehingga pada awal bulan
Februari 1942 mereka berjalan keselatan. Belanda berusaha memperbaiki sistem
Perang ini menyebabkan sebagian besar pajak di Sintang namun malah menimbulkan
orang Eropa mulai pergi keluar dari Sintang konflik. Kampung-kampung Dayak sudah
dan pergi ke Pulau Jawa tetapi para biarawati tidak dipimpin oleh pihak kerajaan karena
di rumah sakit tinggal di Sintang. Selanjutnya sudah dijalankan oleh kepala kampung
mereka pun ditangkap oleh Jepang. Letnan setempat. Pada awalnya pemilihan kepala
Roukens dan David J diperintahkan untuk kampung adalah hak istimewa raja, kepala
memulihkan kekuatan pada akhir Februari kampung biasanya adalah anak dari kepala
tetapi mereka terlambat. Penyerahan kampung sebelumnya namun lambat-laun
kedaulatan ditandatangani pada tanggal 8 Kepala kampung ini dipilih oleh penduduk
Maret 1942, lebih dahulu dibandingkan setempat. Tetapi tidak sembarang orang
kedatangan mereka di Sintang. Namun dapat menjadi kepala kampung, calon kepala
demikian David J mencoba memenuhi kampung harus memenuhi beberapa
tugasnya, beliau datang terlambat di Sintang persyaratan seperti harus yang
tetapi masih selamat tinggal dan berlatarbelakang kaya raya, lancar berbicara
menggulingkan kekuasaan Belanda di dan mempunyai wawasan tentang adat atau
Putussibau. Penarikan mundur KNIL hukum masyarakat Dayak. Masyarakat Dayak
menyebabkan tidak ada informasi dari tinggal di rumah Betang yang didalamnya
Sintang. terdiri atas 5 sampai 30 keluarga. Rumah
3. Kehidupan Sintang Pada Abad ke-19 betang sendiri terdiri dari satu ruang umum
Pada abad ke-19 Kabupaten Sintang yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari,
memiliki 85 kampung (10 kampung Melayu pertemuan resmi, dan sosialisasi. Bagian
dan 75 kampung Dayak). Menurut hasil kedua dari rumah betang adalah tempat
sensus dari Gronovius pada tahun 1832 total terbuka untuk mengeringkan padi. Bagian
keseluruhan penduduk Sintang adalah depan rumah yaitu digunakan untuk tempat
73.566, 16.900 masyarakat bermukim di laki-laki, empat pada bagian dalam atau bilik
daerah perkotaan yaitu 16.000 orang Melayu digunakan oleh para wanita tinggal sepanjang
dan 900 orang Tionghoa. Diprediksi orang- waktu. Masyarakat dari suku Melayu tidak
orang Dayak dalam masyarakat dipimpin oleh dikenakan pajak, namun ketika terjadi perang
penambahan atau raja yang menjalankan atau bencana mereka harus memberikan
kekuasaan bersama dengan keluarga kerajaan pelayanan kepada pihak kerajaan.
umumnya seperti saudara lelaki atau paman Masyarakat Melayu terbagi ke dalam dua
mereka. Masyarakat Dayak dikenakan pajak, jenis yaitu orang bebas dan orang kerajaan.
pajak adalah sumber pemasukan utama Masyarakat Tionghoa adalah penduduk bebas
mereka. Ada seperti berbagai bentuk pajak, yang dibebani pajak yang tinggi. Orang Eropa
misalnya dagang paksa. Dimana petani harus menempati posisi paling atas berdasarkan
menjual beras kepada kerajaan dan ditukar perjanjian tahun 1822 tetapi mereka tidak
dengan garam dan besi. Harga jual beli benar-benar berkuasa. Orang-orang Eropa
ditentukan oleh pihak kerajaan yang hanya memberikan perhatian pada pelantikan
menyebabkan pihak kerajaan selalu raja atau panembahan dan perdagangan.
mendapatkan keuntungan. Jumlah mereka di Sintang tidak lebih dari 45
orang saja.
4. Kehidupan Sintang Pada Abad ke-20
Pada awal abad ke-20 Kabupaten Sintang
terbagi menjadi empat bagian yaitu Sintang
dan sekitarnya, Semitau Melawi, dan Kapuas
Hulu. Penduduk Sintang dan sekitarnya
dikelompokan menjadi etnis Dayak bukan
Dayak dan penduduk Asia lainnya. Pendataan
penduduk di Sintang dilaksanakan berturut-
turut pada tahun 1920 total penduduk
133.804, tahun 1930 total penduduk 160.013,
tahun 1944 total penduduk 199.220, tahun
1947 total penduduk 202.434.
6 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. X, No. Y, Desember 2022, Hal. XX-YY
pemerintahan Kolonial Belanda ini Sintang dibagi Kalimantan Barat, Kerajaan Sintang 1822-1942.
menjadi tiga wilayah yaitu pada tepi kiri Sungai Ombak.
Veth, P. J. (2012a). Borneo’s Westerafdeeling Geographisch,
Kapuas terletak Keraton Al. Mukaromah (pembesar Statistisch, Historisch Jilid 1. Institut Dayakologi.
Sintang dan penduduk Melayu), tepi kiri Sungai Veth, P. J. (2012b). Borneo’s Westerafdeling Geographisch,
Melawi menjadi pemukiman Eropa (Belanda), dan Statistisch, Historisch Jilid 2. Institut Dayakologi.
tepi kanan Sungai Melawi menjadi pemukiman Cina.
Jurnal
Sintang memasukki awal abad 19 memiliki
Firmansyah, A., Mirzachaerulsyah, E., & Yafi, R. A. (2021).
penduduk yang beragam etnisnya. Pembagian Propaganda Jepang Dalam Surat Kabar Borneo Barat
pemukiman ke dalam tiga wilayah masih ada dan Shinbun Edisi Tahun 1942. Istoria: Jurnal Pendidikan
dipelihara oleh Pemerintah Kolonial Belanda. dan Sejarah, 17(2).
Perekonomian di Sintang ditopang oleh adanya https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/
view/42980/17124
potensi sumber daya hutan yang melimpah. Hal ini Kusnoto, Y., & Purmintasari, Y. D. (2018). Pemukiman
dimanfaatkan oleh para pedagang Tionghoa untuk Awal Sungai Kapuas. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial,
ikut andil dalam jual beli dengan memanfaatkan 15(1), 71–78.
Sungai Kapuas yang menghubungkan dari hulu ke https://doi.org/10.21831/socia.v15i1.22013
Tomi Roe, Y., & Samingan. (2021). Kedatangan Bangsa
hilir. Potensi hasil hutan tersebut antara lain karet, Portugis: Berdagang Dan Menyebarkan Agama
rotan, kayu, damar yang dikirim ke luar Kalimantan Katolik Di Nusa Tenggara Timur. HISTORIS : Jurnal
ataupun sampai di ekspor melalui Singapura. Akibat Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan
Sejarah, 6(1), 18–24.
dari adanya jalur sungai tersebut, persebaran
penduduk dan pemukiman masyarakat banyak yang
tinggal dan menetap di tepi Sungai Kapuas sampai
saat ini.
REFERENSI
Buku
Dewi, R. S. (2021). Kerajaan Islam Sintang. Literasi
Khatulistiwa.
Enthoven, J. J. K. (2013). Bijdragen tot de Geographie van
Borneo’s Wester-Afdeeling. Institut Dayakologi.
Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Yayasan Penerbit
UI.
Mary Somers, H. (2008). Penambang Emas, Petani dan
Pedagang di Distrik Tionghoa Kalimantan Barat.
Yayasan Nabil.
Ojong, P. K. (2001). Perang Pasifik. Kompas Media
Nusantara.
Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (2011). Sejarah
Nasional Indonesia Jilid 3: Zaman Pertumbuhan &
Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Balai
Pustaka.
Purba, J., Johansen, P., & BESP, D. (2020). Budaya Sungai
pada Masyarakat Kota Sintang, Provinsi Kalimantan
Barat. Media Jaya Abadi.
Rahmayani, A., Yusri, D., & Andang, F. (2018). Dari Hulu ke
Hilir: Integrasi Ekonomi Di Sungai Kapuas pada
1900-1942 (Nomor 9). Diva Press.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.32855.42403
Sjamsuddin, H. (2013). Perlawanan dan Perubahan di