Anda di halaman 1dari 7

HISTORIS : Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah

http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis
p-ISSN 2549-7332 | e-ISSN 2614-1167
Vol. X, No. Y, Month 20XX, Hal. XX-YY

Sejarah Kota Sintang dari 1822 – 1900an


1
Andang Firmansyah
1
Prodi Pendidikan Sejarah, Universitas Tanjungpura, Indonesia
andang.firmansyah@fkip.untan.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Penelitian ini bertujuan membahas sejarah Sintang dari tahun 1822 – 1900-an yang dibagi
dalam empat periode yaitu Kerajaan Sintang, Sintang pada masa Kolonial Belanda dan Jepang,
Diterima: …-…-… Sintang pada Abad 19, dan Sintang pada Abad 20. Metode penelitiannya menggunakan metode
Disetujui: …-…-… sejarah yang terdiri dari pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber, interpretasi, dan
historiografi atau penulisan sejarah. Hasil dari penelitian ini adalah Sintang merupakan bagian dari
wilayah Kalimantan Barat yang terletak di bagian hulu Sungai Kapuas. Sejak masa Kerajaan
Kata Kunci:
Sintang sampai masuknya Belanda dan Jepang, Sintang memiliki sejarah yang panjang.
Pemukiman
Pemerintahan, perekonomian, serta pemukiman di Sintang tidak lepas dari peran penting Sungai
Sintang
Kapuas dan Sungai Melawi. Tempat pertemuan antara kedua sungai tersebut menjadi pusat
Sungai Kapuas
pemerintahan dan perekonomian berkembang karena letaknya yang strategis. Selain itu juga
Sungai Melawi
sebagai pusat pertahanan karena dapat memantau kapal keluar masuk dari dari daerah hulu.
Kerajaan Sintang, Pemerintahan Belanda, dan kawasan perekonomian etnis Tionghoa berkembang
di daerah tersebut. Perkembangan perekonomian dan pemerintahan inilah yang membuat
masyarakat memilih untuk menetap dan membuka pemukiman tidak jauh dari tempat tersebut serta
Keywords:
mempengaruhi pada periode-periode selanjutnya.
Settlement
Sintang
Kapuas River
Melawi River Abstract: This study aims to discuss the history of Sintang from 1822-the 1900s, which is divided
into four periods, namely the Sintang Kingdom, Sintang during the Dutch and Japanese Colonial
times, Sintang in the 19th Century, and Sintang in the 20th Century. The research method uses
historical methods consisting of collecting sources (heuristics), source criticism, interpretation,
and historiography or historical writing. The results of this study are that Sintang is part of the
West Kalimantan region, which is located in the upper part of the Kapuas River. From the time of
the Sintang Kingdom until the entry of the Netherlands and Japan, Sintang has a long history. The
government, economy, and settlements in Sintang cannot be separated from the vital role of the
Kapuas River and Melawi River. The meeting place between the two rivers becomes the centre of
government and the growing economy because of its strategic location. In addition, it is also a
defence centre because it can monitor ships in and out of the upstream area. The Sintang Kingdom,
the Dutch Government, and the ethnic Chinese economic zone developed in the area. The
development of the economy and government made people choose to settle and open settlements not
far from the place and affected the following periods.

https://doi.org/10.31764/historis.vXiY.ZZZ This is an open access article under the CC–BY-SA license

——————————  ——————————

A. LATAR BELAKANG mentah (lamantan). Hal ini dikarenakan di Pulau


Pada tahun 2013 Kalimantan Barat secara resmi Kalimantan banyak tumbuh tanaman ini dengan
memiliki 2 Kotamadya yaitu Pontianak dan lebat di tanah-tanah berawa. Sebelum abad 19, Pulau
Singkawang, serta 12 kabupaten yang terdiri dari Kalimantan termasuk pulau yang sulit mendapatkan
Sambas, Mempawah, Kubu Raya, Landak, pengaruh dari luar. Hal ini karena sulitnya akses
Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu, Sanggau, masuk, sungai-sungai di Pulau Kalimantan memiliki
Sekadau, Ketapang dan Kayong Utara (Sjamsuddin, arus yang kuat di musim hujan, dan akan menjadi
2013, hal. 1). Sesuai dengan penamaannya, Pulau surut ketika musim kemarau tiba. Di bagian muara
Kalimantan artinya adalah sungai intan, tetapi ada sungai biasa terjadi penumpukan pasir yang mana
juga yang menamakannya dengan tanah sagu

1
2 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. X, No. Y, Desember 2022, Hal. XX-YY

menyulitkan kapal-kapal untuk masuk ke dalam dengan penelitian sejarah yaitu heuristik
(Mary Somers, 2008, hal. 1). (pengumpulan sumber), kritik sumber dengna
Sjamsuddin (2013, hal. 33) menyebutkan bahwa melakukan uji keotentikan dan kebenaran sumber-
daerah aliran Sungai Kapuas dikategorikan 3 bagian sumber, interpretasi, lalu tahap akhir adalah
yang terdiri paling atas adalah sungai (Gunung historiografi (penulisan sejarah) (Gottschalk, 1986).
Cemaru) sampai Kota Putus Sibau disebut hulu. Lalu
dari Putus Sibau ke arah hilir sampai Kota Tayan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana terdapat delta disebut bagian tengah. Dan 1. Kerajaan Sintang
terakhir sampai ke laut disebut dengan bagian Pada awalnya Sintang merupakan wilayah
bawah atau hilir. Pada bagian muara Sungai Kapuas, kerajaan Islam yang terletak di Kalimantan Barat
terdapat Sungai Landak yang airnya bertemu di yang wilayahnya terdiri atas Kabupaten Sintang
Kuala Pontianak. Akibat dari pertemuan tersebut dan Kabupaten Melawi. Kerajaan ini pada
membentuk endapan pasir yang membuat kapal mulanya bernama Kerajaan Sepauk karena pusat
sulit masuk daerah tersebut. Kedalaman di daerah dari kerajaan ini diperkirakan terletak di hulu
muara ini biasanya sekitar 7 sampai 9 kaki. Sungai Sepauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten
Meskipun begitu ada juga yang kedalamannya Sintang, Kalimantan Barat. Sejarah berdirinya
mencapai 17 meter. Sungai Kapuas ini membawa air Kerajaan Sepauk dapat ditelusuri dari penemuan
tawar yang sangat banyak sebagai akibat dari Patung menyerupai Siwa yang ditemukan di Desa
keberadaan hutan hujan yang lebat dan curah hujan Temian Empakan, Kecamatan Sepauk. Batu
tinggi. Sehingga sekitar 5 kilometer dari garis pantai Lingga dan Yoni bergambar Mahadewa di Desa
merasa terasa tawar (Veth, 2012b). Tebelian Nanga Sepauk, serta beberapa kapak
Sungai mempunyai fungsi penting bagi kehidupan dan makam Aji Melayu. Aji Melayu adalah raja
masyarakat Kalimantan Barat. Sungai menjadi pertama kerajaan Sepauk dan nenek moyang raja-
sasaran perhubungan yang memungkinkan agar bisa raja Kerajaan Sintang. Pada abad ke-XIII, Demong
berpindah dari tempat yang lain. Persebaran Irawan atau Jubair Irawan 1 memindahkan pusat
peradaban masyarakat Kalimantan Barat di tepian kerajaan ke pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai
sungai nampak dari banyaknya peninggaan yang ada Melawi (Menyumbung).
di sekitar tepian sungai (Kusnoto & Purmintasari, Persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai
2018). Akibat dari peranan Sungai Kapuas yang Melawi merupakan titik lokasi arus sungai
digunakan untuk jalur transportasi inilah membuat Kapuas dan Melawi bertemu sehingga terlihat
masyarakat Kalimantan Barat lebih memilih tinggal seperti bertentangan. Fadli (dalam Purba et al.,
dan bermukim pada tepian sungai. Pada masa 2020) Alasan Jubair Irawan 1 memilih tempat
kolonial Belanda Sungai Kapuas banyak digunakan tersebut adalah untuk pemekaran wilayah dan
untuk jalur perdagangan dari hulu ke hilir sehingga mempersiapkan dibangunnya pemerintahan baru
banyak kapal-kapal melewatinya (Rahmayani et al., di tepi Sungai Kapuas; agar dibangun dan
2018). diperkuat pertahanan dan keamanan sehingga
memudahkan untuk mengawasi lalu lintas di
B. METODE PENELITIAN kedua sungai; letaknya sangat strategis sehingga
Penelitian ini adalah jenis penelitian sejarah sangat mendukung kelancaran komunikasi
yaitu tentang sejarah Kota Sintang. Pendekatan antardaerah di sepanjang aliran sungai dengan
menggunakan pendekatan ekonomi dan geografi pusat pemerintahan di istana. Pemindahan pusat
untuk menganalisis letak dan posisi dari pusat-pusat Kerajaan Sepauk ke persimpangan Sungai Kapuas
pemukiman. Dengan begitu penulis dapat dan Sungai Melawi membuat kerajaan Sepauk
mendeskripsikan bagaimana keberadaan sungai berganti nama menjadi Kerajaan “Senentang”.
mempengaruhi masyarakat di Sintang. Sumber data Lama-lama nama Senentang terpeleset menjadi
dalam penelitian ini menggunakan arsip dan buku Sintang. Nama Sintang (Senentang) awalnya
sejarah yang disesuaikan dengan tema penelitian. resmi digunakan pada pemerintahan Demang
Metode penelitian mengacu kepada tahapan sesuai Irawan, Pada masa beliau wilayah Kerajaan Islam
Andang Firmansyah, Sejarah Kota Sintang... 3

Sintang meliputi Sepauk dan Tempunak. Jarak atau lebih dikenal dengan nama pasar Impres
Kerajaan Sintang kira-kira 500 km dari Kerajaan (halaman Apotik Karitas), sementara makam
Pontianak. Sersyaf di sebelah utara kota yaitu Teluk
Ketika pusat Kerajaan Berada di Menyurai, tidak jauh dari markas Korem
persimpangan Sungai Kapuas dan Melawi wilayah Alambanawanawai Sintang dan makam Haji
Kerajaan Sintang dibagi atas tiga bagian (saka Ismail di Kampung Masuka.
tiga), yang pertama ibu kota Sintang dan Masuknya agama islam membawa
sekitarnya pada aliran Sungai Kapuas, kedua perubahan pada kehidupan masyarakat kerjaan
daerah aliran Sungai Melawi dan sekitarnya dan Sintang, mulai dari kerohanian dan tata
yang ketiga daerah aliran Sungai Pinoh bawah kehidupan, adat istiadat, serta seni budaya. Gelar
dan sekitarnya. Sungai Kapuas membelah wilayah Raja bagi penguasa Sintang berubah menjadi
kerajaan Sintang atas dua bagian yaitu bagian Sultan, Sultan Nata adalah penguasa Sintang
Utara (tepi kiri) dan bagian Selatan (tepi kanan), pertama yang menggunakan gelar Sultan. Sultan
termasuk cabang cabang sungai besarnya seperti Nata Muhammad Syamsuddin Sa’adul Khairi
Sungai Ketungau (sebelah kiri) dan Sungai Waddin adalah nama lengkap dari Sultan Nata,
Melawi, Sungai Sepauk dan Sungai Tempunak beliau membawa kemajuan di Kerajaan Sintang.
(sebelah Kanan) (Sjamsuddin, 2013). Pada masa- Sultan Nata menyempurnakan tatanan
masa kejayaannya wilayah kerajaan Sintang pemerintahan Kerajaan Sintang, pembangunan
termasuk yang terluas di Kalimantan Barat. Masjid di sebelah keraton (Masjid Jami’ Sultan
Berikut adalah batas wilayah Kerajaan Nata), memperluas daerah kekuasaan kabupaten
Sintang yaitu bagian Utara berbatasan dengan Sintang ke daerah Ketungau Hilir dan Ketungau
Sarawak, bagian Selatan berbatasan dengan Hulu hingga ke perbatasan Sarawak serta
Tanah Gubernemen Semitau, bagian Timur menjadikan ajaran islam menjadi pedoman dalam
berbatasan dengan Kerajaan Selimbau dan kehidupan masyarakat (Dewi, 2021).
Kerajaan Silat, bagian Barat berbatasan dengan 2. Sintang Pada Masa Kolonial Belanda dan
Kerajaan Sanggau dan Kerajaan Sekadau. Jepang
Animisme (kepercayaan nenek moyang) dan a. Masa Kolonial Belanda di Sintang
Kedatangan Belanda ke Kalimantan Barat
Agama Hindu merupakan agama yang dianut
didasarkan atas potensi sumber daya alam
masyarakat kerajaan Sintang yang berlangsung yang ada. Hal ini juga sama dengan Bangsa
beberapa abad. Namun pada abad ke 18 agama Eropa yang lain seperti Bangsa Portugis yang
islam mulai menyebar di Sintang dari Brunei dan datang di wilayah Nusa Tenggara Timur
Serawak. Agama islam dibawa oleh para dengan tujuan berdagang kayu cendana (Tomi
pedagang yang masuk ke sintang melalui jalur Roe & Samingan, 2021). Rombongan asal
darat dan sungai. Barter menjadi sistem jual beli Belanda pertama kali datang ke Sintang pada
bulan Juli 1822 pada masa pemerintahan
yang digunakan pada masa itu. Jenis barang yang
Pangeran Ratu Adi Muhammad Qomaruddin.
dibawa para pedagang adalah porselen, piring, Rombongan tersebut dipimpin oleh Mr. J.H.
mangkuk, tempayan, dan kain sutra (cindai) dari Tobias, C. Hartmann dan E. Francis (Komisaris
Cina yang masuk ke Sarawak dibawa ke dari Kust Van Borneo). Kedatangan mereka
Kalimantan Barat. Syahzaman (dalam Purba et al., disambut baik oleh raja karena mereka ingin
2020) Barang-barang itu akan ditukarkan dengan berteman dan memberikan hadiah kepada
emas, lada, kulit buaya, dan minuman yang dibuat raja. Pihak Belanda meminta sebidang tanah
untuk mendirikan rumah dan raja pun
dari beras ketan atau arak Dari rombongan
memperbolehkan mereka memilih tempat
pedagang, terdapat dua ulama yang bernama yang mereka suka. Pihak Belanda sering
Johar dan Sersyaf. Selain mereka berdua, terdapat melakukan kunjungan ke istana dan
seorang ulama asli sintang yang sudah pernah melancarkan politik adu domba. Hal ini
melaksanakan ibadah haji ke Mekkah yaitu Haji menyebabkan terjadi konflik di internal
Ismail. Ketiga ulama ini dimakamkan di Sintang, kerajaan. Pada bulan November tahun 1822
Makam Johar berada di Jalan Pembangunan rombongan Belanda datang lagi ke Sintang
untuk kedua kalinya. Rombongan kedua ini
No.103, Tj. Puri, Kec. Sintang, Kabupaten Sintang
pimpinan oleh dua pejabat tinggi yaitu Dj. Van
4 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. X, No. Y, Desember 2022, Hal. XX-YY

Dungen Gronovius dan Cf. Golman, serta benteng diabaikan sampai dengan 1827.
Pangeran Bendahara Pontianak, Syarif Ahmad Benteng tersebut dibakar oleh Pangeran
Alkadrie yang bertugas sebagai juru bicara. Kuning. Sewaktu pemerintahan Belanda
Misi Belanda tersebut berhasil menyetujui (sekitar tahun 1936), daerah Sintang adalah
sebuah perjanjian mengenai perdagangan daerah landschaap di bawah kekuasaan
yang tertulis dalam sebuah Voorlooping pemerintahan atau gouvernement. Daerah
Contract (Kontrak Sementara). Kontrak ini landschaap ini terbagi menjadi 4 (empat)
dilakukan tanda tangan pada tanggal 2 onder-afdeling yang dipimpin oleh seorang
Desember 1822 M dan setelah itu pada 1823, controleur atau pejabat kolonial yang tugasnya
1832, 1847, dan 1855 perjanjian lainnya juga untuk mengawasi suatu wilayah, empat
disepakati. Perjanjian tersebut ternyata wilayah ini yaitu (1) Onder-afdeling Melawi
banyak membawa keuntungan di pihak berkedudukan di Nanga Pinoh; (2) Onder-
Belanda untuk melakukan campur tangan afdeling Sintang berkedudukan di Sintang; (3)
terhadap pemerintahan dalam negeri Onder-afdeling Boven Kapuas berkedudukan di
Kesultanan Sintang yang memiliki dampak Putussibau; (4) Onder-afdeling Semitau
negatif untuk masa depan kesultanan Sintang. berkedudukan di Semitau (Enthoven, 2013;
Di antara tahun 1822-1942, Belanda Veth, 2012a).
berhasil menundukkan pemerintah Selain keempat wilayah tersebut, daerah
Kesultanan Sintang sehingga Belanda memiliki Kerajaan Sintang yang didirikan oleh Demang
kontrol penuh atas sistem pemerintahan Irawan (Jubair I) menjadi daerah swapraja
Kesultanan Sintang, Belanda menempatkan Sintang dan Kerajaan Tanah Pinoh dijadikan
Sintang di bawah administrasi kolonial. neo swapraja Tanah Pinoh (Purba et al., 2020).
Sintang menjadi sebuah afdeling yang disebut Masa pendudukan Belanda berakhir pada
afdeling Sintang di bawah seorang asisten tahun 1942 dan kekuasaan berpindah ke
residen Belanda, kemudian afdeling ini dibagi tangah Jepang.
dua menjadi sub afdeling Sintang dan sub b. Masa Pendudukan Jepang di Sintang
afdeling Melawi, masing-masing di bawah Jepang menguasai wilayah Indonesia
seorang pejabat Belanda setingkat controleur dalam rangkat Perang Pasifik yang merupakan
(Enthoven, 2013; Sjamsuddin, 2013). Selain bagian dari Perang Dunia II yang juga
itu apabila terjadi konflik, konflik harus berkecamuk di Eropa (Ojong, 2001;
diatasi oleh Residen Borneo Barat dan Poesponegoro & Notosusanto, 2011). Jepang
Kesultanan Sintang dilarang menjalin sendiri mulai memasukki Kota Pontianak
hubungan dengan bangsa lain, sebagai imbalan tanggal 2 Februai 1942 dan disambut oleh
Sintang mendapat perlindungan dari Belanda. rakyat Pontianak. Mereka menggangap bahwa
Pada masa kolonial Belanda wilayah Jepang mampu membebaskan dari Penjajahan
kesultanan Sintang terbagi atas Ibu kota yang Belanda yang lebih dahulu ada di Kalimantan
terletak pada kedua tepi sungai, pada tepi kiri Barat. Jepang mengerahkan pasukan Angkatan
Sungai Kapuas terletak Keraton Al. Laut dan Angkata Udaranya untuk mengambil
Mukaromah (pembesar Sintang dan penduduk alih kekuasaan Belanda. Setelah berhasil
Melayu), tepi kiri sungai melawi menjadi menguasai Pontianak dengan cepat Jepang
pemukiman Eropa (Belanda), dan tepi kanan masuk ke setiap daerah untuk mendudukinya.
Sungai Melawi menjadi pemukiman Cina. Selain itu Jepang juga menyebarkan berita-
Schwaner pada tahun 1848 menyebutkan berita tentang kemenangannya dalam Perang
keberadaan masjid yang sudah ada sejak Asia Pasifik berupa propaganda-proganda agar
dahulu dan tidak pernah pindah kecuali Jepang mendapatkan dukungan dari
mengalami renovasi. Pada tahun 1823 ketua masyarakat Kalimantan Barat (Firmansyah et
komisi CI Hartman melakukan pembentukkan al., 2021).
sebuah regimen yang beranggotakan 40 Perang yang sangat hebat terjadi di
tentara dan mulai membangun Benteng di Sanggau, dalam waktu 4 hari pasukan KNIL
Sintang, serta menunjuk De Strurrel sebagai dan pasukan Inggris harus segera
komandan pos. Sturler mengalami kendala di meninggalkan Sanggau. Sintang menjadi
Sintang. Benteng dalam kondisi yang tempat pilihan mereka untuk
mengkhawatirkan, begitu juga dengan para mempertahankan diri, oleh sebab itu 4
pasukan tentaranya sehingga Dia brigadir dikirim ke Sintang, namun hal ini
meninggalkan benteng tanpa izin 1825 dan dibatalkan karena pimpinan perang membuat
Andang Firmansyah, Sejarah Kota Sintang... 5

keputusan lain. Pimpinan mereka merasa Gambar 1. Peta Sintang Tahun 1900
Sintang kurang cocok dijadikan lokasi Sumber: Perpusnas
pertahanan, sehingga pada awal bulan
Februari 1942 mereka berjalan keselatan. Belanda berusaha memperbaiki sistem
Perang ini menyebabkan sebagian besar pajak di Sintang namun malah menimbulkan
orang Eropa mulai pergi keluar dari Sintang konflik. Kampung-kampung Dayak sudah
dan pergi ke Pulau Jawa tetapi para biarawati tidak dipimpin oleh pihak kerajaan karena
di rumah sakit tinggal di Sintang. Selanjutnya sudah dijalankan oleh kepala kampung
mereka pun ditangkap oleh Jepang. Letnan setempat. Pada awalnya pemilihan kepala
Roukens dan David J diperintahkan untuk kampung adalah hak istimewa raja, kepala
memulihkan kekuatan pada akhir Februari kampung biasanya adalah anak dari kepala
tetapi mereka terlambat. Penyerahan kampung sebelumnya namun lambat-laun
kedaulatan ditandatangani pada tanggal 8 Kepala kampung ini dipilih oleh penduduk
Maret 1942, lebih dahulu dibandingkan setempat. Tetapi tidak sembarang orang
kedatangan mereka di Sintang. Namun dapat menjadi kepala kampung, calon kepala
demikian David J mencoba memenuhi kampung harus memenuhi beberapa
tugasnya, beliau datang terlambat di Sintang persyaratan seperti harus yang
tetapi masih selamat tinggal dan berlatarbelakang kaya raya, lancar berbicara
menggulingkan kekuasaan Belanda di dan mempunyai wawasan tentang adat atau
Putussibau. Penarikan mundur KNIL hukum masyarakat Dayak. Masyarakat Dayak
menyebabkan tidak ada informasi dari tinggal di rumah Betang yang didalamnya
Sintang. terdiri atas 5 sampai 30 keluarga. Rumah
3. Kehidupan Sintang Pada Abad ke-19 betang sendiri terdiri dari satu ruang umum
Pada abad ke-19 Kabupaten Sintang yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari,
memiliki 85 kampung (10 kampung Melayu pertemuan resmi, dan sosialisasi. Bagian
dan 75 kampung Dayak). Menurut hasil kedua dari rumah betang adalah tempat
sensus dari Gronovius pada tahun 1832 total terbuka untuk mengeringkan padi. Bagian
keseluruhan penduduk Sintang adalah depan rumah yaitu digunakan untuk tempat
73.566, 16.900 masyarakat bermukim di laki-laki, empat pada bagian dalam atau bilik
daerah perkotaan yaitu 16.000 orang Melayu digunakan oleh para wanita tinggal sepanjang
dan 900 orang Tionghoa. Diprediksi orang- waktu. Masyarakat dari suku Melayu tidak
orang Dayak dalam masyarakat dipimpin oleh dikenakan pajak, namun ketika terjadi perang
penambahan atau raja yang menjalankan atau bencana mereka harus memberikan
kekuasaan bersama dengan keluarga kerajaan pelayanan kepada pihak kerajaan.
umumnya seperti saudara lelaki atau paman Masyarakat Melayu terbagi ke dalam dua
mereka. Masyarakat Dayak dikenakan pajak, jenis yaitu orang bebas dan orang kerajaan.
pajak adalah sumber pemasukan utama Masyarakat Tionghoa adalah penduduk bebas
mereka. Ada seperti berbagai bentuk pajak, yang dibebani pajak yang tinggi. Orang Eropa
misalnya dagang paksa. Dimana petani harus menempati posisi paling atas berdasarkan
menjual beras kepada kerajaan dan ditukar perjanjian tahun 1822 tetapi mereka tidak
dengan garam dan besi. Harga jual beli benar-benar berkuasa. Orang-orang Eropa
ditentukan oleh pihak kerajaan yang hanya memberikan perhatian pada pelantikan
menyebabkan pihak kerajaan selalu raja atau panembahan dan perdagangan.
mendapatkan keuntungan. Jumlah mereka di Sintang tidak lebih dari 45
orang saja.
4. Kehidupan Sintang Pada Abad ke-20
Pada awal abad ke-20 Kabupaten Sintang
terbagi menjadi empat bagian yaitu Sintang
dan sekitarnya, Semitau Melawi, dan Kapuas
Hulu. Penduduk Sintang dan sekitarnya
dikelompokan menjadi etnis Dayak bukan
Dayak dan penduduk Asia lainnya. Pendataan
penduduk di Sintang dilaksanakan berturut-
turut pada tahun 1920 total penduduk
133.804, tahun 1930 total penduduk 160.013,
tahun 1944 total penduduk 199.220, tahun
1947 total penduduk 202.434.
6 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. X, No. Y, Desember 2022, Hal. XX-YY

dibangun juga rumah sakit terapung yang


diurusi oleh biarawati. Pendidikan
berlangsung di sekolah pedalaman Belanda
tapi kemudian digantikan dengan sekolah
yang terdiri dari 6 kelas. Sekolah mewajibkan
seluruh siswa untuk mempelajari bahasa
Belanda. Anak orang Dayak banyak yang
bersekolah di sini namun disaat yang sama
orang tua siswa membutuhkan mereka untuk
membantu di ladang. Hal ini menyebabkan
banyak anak-anak tidak mendapatkan
kesempatan untuk bersekolah. Oleh sebab itu
pengajaran dilakukan dengan cara berkeliling
ke kampung-kampung. Pada tahun 1936, 92
Gambar 2. Kondisi Sungai Kapuas dan Sungai Melawi anak yang mendapatkan pendidikan dasar
ketika Surut sekitar tahun 1900 terdiri atas 78 laki-laki dan 14 perempuan.
Sumber: Perpusnas Mereka yang ingin melanjutkan pendidikan
dapat masuk ke sekolah menengah yang pada
Kondisi kehidupan pada abad ke-20 ini masa itu sudah ada juga. Pada tahun 1936
untuk sebagian besar masyarakat tidak jauh jumlah siswa sekolah menengah sebanyak 32
berbeda dengan abad sebelumnya namun orang, Kantor pos dan pengadilan sudah
modernisasi mulai dilakukan. Petani tetap dibangun juga, pengadilan dilakukan dua kali
menjadi mata pencaharian utama masyarakat setahun akan tetapi dikhusukan untuk kasus
dayak dan terdapat beberapa perindustrian kriminalitas yang berat. Kasus kriminalitas
skala kecil. Pada tahun 1930 sekitar 2,5 juta ringan akan diserahkan kepada pemimpin
pohon karet ditanam karena perkebunan kampung atau raja saja.
karet menjadi sumber pendapatan baru yang
cukup menjanjikan pada masa itu. Sebagian
besar perkebunan adalah milik orang Melayu D. SIMPULAN DAN SARAN
dan orang Jawa, tetapi perkebunan karet Sintang merupakan sebuah wilayah kerajaan
milik orang Jawa lebih kecil. Masyarakat Islam yang terletak di bagian hulu Sungai Kapuas.
Tionghoa bermata pencaharian sebagai
Kerajaan Sintang ini sekarang menjadi dua wilayah
pedagang. Pada masa ini pertambangan emas
sudah tidak produktif dan berkembang pesat yaitu Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi.
lagi sehingga mereka membutuhkan sumber Lokasi pusat Kerajaan Sintang ini adalah di
pemasukan lainnya. Meskipun masyarakat persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi.
memiliki sumber pendapatan namun kondisi Alasan pembangunan pusat pemerintahan di tempat
ekonomi masyarakat tidak terlalu baik, hal ini ini adalah karena letaknya yang strategis dan
diakibatkan banjir sering melanda Sintang. memudahkan mengontrol kapal yang keluar masuk
Banjir ini mengakibatkan gagal panen dan
ke daerah Kapuas Hulu ataupun dari dari Melawi.
Sintang kehilangan fungsinya sebagai pusat
pada produk-produk hasil hutan. Belanda Selain itu letaknya yang berada di pinggir Sungai
mencoba beberapa kali mengenalkan Kapuas ini mendukung untuk kelancaran
berbagai jenis tanaman baru akan tetapi komunikasi antar daerah baik itu ke daerah hulu
gagal. maupun ke daerah hilir.
Perjalanan dari Pontianak dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda memilih
dengan menggunakan kapal menyusuri
persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi
sungai kapuas. Perjalanan tersebut memakan
waktu selama 2 hari, tetapi pada tahun 1926 sebagai tempat pusat pemerintahan di Sintang,
kapal cepat atau speed boat mulai letaknya ada di seberang pusat Kerajaan Sintang. Di
diperkenalkan. Penggunaan speed boat pojokan pertemuan sungai tersebut Belanda
menyebabkan perjalanan dari Pontianak ke membuat sebuah benteng dengan dipasang
Sintang menjadi lebih pendek yaitu sekitar 12 beberapa meriam untuk memantau dan mengawasi
jam saja. Pembangunan jalan Nanga Pinoh pergerakan kapal-kapal yang akan masuk dan keluar
dan Sanggau mulai dilakukan. Pada masa ini
Sungai Kapuas ataupun Sungai Melawi. Pada masa
Andang Firmansyah, Sejarah Kota Sintang... 7

pemerintahan Kolonial Belanda ini Sintang dibagi Kalimantan Barat, Kerajaan Sintang 1822-1942.
menjadi tiga wilayah yaitu pada tepi kiri Sungai Ombak.
Veth, P. J. (2012a). Borneo’s Westerafdeeling Geographisch,
Kapuas terletak Keraton Al. Mukaromah (pembesar Statistisch, Historisch Jilid 1. Institut Dayakologi.
Sintang dan penduduk Melayu), tepi kiri Sungai Veth, P. J. (2012b). Borneo’s Westerafdeling Geographisch,
Melawi menjadi pemukiman Eropa (Belanda), dan Statistisch, Historisch Jilid 2. Institut Dayakologi.
tepi kanan Sungai Melawi menjadi pemukiman Cina.
Jurnal
Sintang memasukki awal abad 19 memiliki
Firmansyah, A., Mirzachaerulsyah, E., & Yafi, R. A. (2021).
penduduk yang beragam etnisnya. Pembagian Propaganda Jepang Dalam Surat Kabar Borneo Barat
pemukiman ke dalam tiga wilayah masih ada dan Shinbun Edisi Tahun 1942. Istoria: Jurnal Pendidikan
dipelihara oleh Pemerintah Kolonial Belanda. dan Sejarah, 17(2).
Perekonomian di Sintang ditopang oleh adanya https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/
view/42980/17124
potensi sumber daya hutan yang melimpah. Hal ini Kusnoto, Y., & Purmintasari, Y. D. (2018). Pemukiman
dimanfaatkan oleh para pedagang Tionghoa untuk Awal Sungai Kapuas. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial,
ikut andil dalam jual beli dengan memanfaatkan 15(1), 71–78.
Sungai Kapuas yang menghubungkan dari hulu ke https://doi.org/10.21831/socia.v15i1.22013
Tomi Roe, Y., & Samingan. (2021). Kedatangan Bangsa
hilir. Potensi hasil hutan tersebut antara lain karet, Portugis: Berdagang Dan Menyebarkan Agama
rotan, kayu, damar yang dikirim ke luar Kalimantan Katolik Di Nusa Tenggara Timur. HISTORIS : Jurnal
ataupun sampai di ekspor melalui Singapura. Akibat Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan
Sejarah, 6(1), 18–24.
dari adanya jalur sungai tersebut, persebaran
penduduk dan pemukiman masyarakat banyak yang
tinggal dan menetap di tepi Sungai Kapuas sampai
saat ini.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami mengucapkan terima kasih kepada FKIP
Universitas Tanjungpura dan semua pihak yang
membantu mulai dari tahap pencarian sumber
sampai pada penulisan akhir penelitian ini.

REFERENSI
Buku
Dewi, R. S. (2021). Kerajaan Islam Sintang. Literasi
Khatulistiwa.
Enthoven, J. J. K. (2013). Bijdragen tot de Geographie van
Borneo’s Wester-Afdeeling. Institut Dayakologi.
Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Yayasan Penerbit
UI.
Mary Somers, H. (2008). Penambang Emas, Petani dan
Pedagang di Distrik Tionghoa Kalimantan Barat.
Yayasan Nabil.
Ojong, P. K. (2001). Perang Pasifik. Kompas Media
Nusantara.
Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (2011). Sejarah
Nasional Indonesia Jilid 3: Zaman Pertumbuhan &
Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Balai
Pustaka.
Purba, J., Johansen, P., & BESP, D. (2020). Budaya Sungai
pada Masyarakat Kota Sintang, Provinsi Kalimantan
Barat. Media Jaya Abadi.
Rahmayani, A., Yusri, D., & Andang, F. (2018). Dari Hulu ke
Hilir: Integrasi Ekonomi Di Sungai Kapuas pada
1900-1942 (Nomor 9). Diva Press.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.32855.42403
Sjamsuddin, H. (2013). Perlawanan dan Perubahan di

Anda mungkin juga menyukai