Anda di halaman 1dari 35

BAB 1 PENDEKATAN DAN METODE

1. PENDEKATAN
Pendekatan penyusunan Review Kajian, Naskah Akademis Dan Raperda Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kota Semarang menggunakan pendekatan potensi pariwisata yang
terdiri dari :
1) Tanggalan masa lalu atau Perspektif sejarah (ragawi dan non ragawi)
2) Alam, terdiri dari bukit, dataran rendah dan laut
3) Pengembangan Budaya
Pandekatan ini dimaksudkan untuk penjaringan daya tarik wisata dan pendukung daya tarik wisata,
Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

Perspektif sejarah – Overview mengenai kota Semarang Lama (kolonial), tahapan penting pada abad
ke-17, 18, 19, dan paruh pertama abad ke-20. Peta van Bemellen (1949) dapat dipakai sebagai
patokan dasar.
Abad ke-17 dan sebelumnya – Garis pantai masih jauh di pedalaman sekarang. Ada pusat
pemerintahan yang semula dirintis oleh Kiai Ageng Pandanaran. Semarang bagian dari Mataram. Akhir
abad ke-17 VOC mendapatkan ganti rugi dari Mataram berupa penguasaan tanah dan segera
mempersiapkan mengalihkan kegiatan perdagangan ke Semarang.
Tinggalan zaman tersebut:
1) Situs Terboyo
2) Makam Ki Ageng Pandanaran II
3) Situs Dampo Awang
4) ...... dll

Perubahan Keruangan pada tiap periode abad ke 14 sampai ke 20 dapat dilihat di gambar berikut :

I-1
Gambar 1.1.
Perubahan Keruangan Kota Semarang

Sumber : Profil Kota Pusaka, Widya Wijayanti, 2013

Abad ke-18 – VOC telah memperoleh tanah untuk dikuasai dan mendirikan benteng de Vijfhoek, serta
memanfaatkan pelabuhan lama (Boom Lama). Pecinan menjadi kamp dan semua pendatang dan
pemukim Cina dan peranakannya harus tinggal di kamp tersebut  VOC mengatur zonasi
berdasarkan suku/bangsa. Dibangun jalan penghubung langsung Pecinan dengan kawasan Benteng,
yaitu Pekojan – Kerkstraat (Suari sekarang). Kali Semarang juga jadi jalur angkutan air sampai ke
Pecinan.
Tinggalan zaman tersebut :
1) kawasan benteng de Vijfhoek
2) kawasan Kanjengan dan Kauman
3) kawasan Pecinan
4) beberapa kampung tua
5) rumah tua Kelengan Besar

Abad ke-19 – VOC dibubarkan dan kendali dipegang pemerintah Kolonial. Semarang pusat
perdagangan bagian tengah Hindia Belanda menjadi kota modern: 1) benteng dirobohkan dan kota
meluas sepanjang jalur Bojong; 2) prasarana dibangun (jalan pos, kemudian pelabuhan dan kereta
api), dan mulai perluasan ke luar benteng; 3) pelabuhan baru digeser ke arah timur dari Kampung

I-2
Melayu; 4) dirintis Candi Baru, menyusul Candi Lama yang sudah menjadi pusat militer; 5) kawasan
benteng de Vijfhoek semakin penuh terisi akibat majunya investasi perkebunan dan ikutannya.
Tinggalan zaman tersebut :
1) Bangunan-bangunan di Kota Lama, Pecinan, dan Kauman/masjid Besar
2) Kampung Melayu
3) Sepanjang Jl Pemuda sampai ke S Parman
4) Sampung-kampung tua: Kulitan, Gandekan, Deresan, Pomasan, Bleduk, Gendong
5) Candi Lama dan daerah militer di Jatingaleh
6) Stasiun-bangunan KA

Paruh pertama abad ke-20 – Perdagangan semakin ramai dan Semarang berkembang. Pecinan dan
Kanjengan-Kauman semakin sibuk sehingga pasar perlu ditingkatkan  dibangun Pasar Johar yang
menghubungkan kawasan Kanjengan-Kauman dengan Pecinan. Kawasan benteng menjadi perluasan
usaha warga Pecinan juga, dan tidak lagi eksklusif Belanda/Eropa. Perspektif sejarah dipakai sebagai
dasar dalam menentukan delineasi.

Tinggalan :
1) #1, 2, 3 di atas
2) Kawasan Candi Baru
3) Arsitektur Modern = Tropis Indies
4) Kampung Senjoyo dan Mlaten
5) Sompok, Halmahera, dll

Simpulan:
 Urban core meliputi Kota Lama, Pecinan, Kauman (Kanjengan) dan merupakan tritunggal.
 Sumbu historik menghubungkan Pecinan dengan Gereja Blenduk atau Jl.Pekojan – Jl. Suari (d.h.
Kerkstraat).
 Kali Semarang penghubung Kota Lama (Benteng de Vijfhoek) dengan Pecinan dan berujung pada
Lawang Sewu. Jalur transportasi ini perlu menjadi bahan pertimbangan.
 Johar tidak dapat dipisahkan dengan Kauman (Masjid Kanjengan) dan merupakan ruang
pertemuan komunitas Pecinan – Kauman – daerah belakang Semarang.
 Peningkatan pelabuhan dan perkeretaapian merupakan titi wanci Semarang moderen
 Kampung Karangdara meliputi Pomasan, Kp. Bedug dll.
 Mlaten digabungkan dengan Kampung Senjoyo (Citarum). Taman di Kp. Senjoyo merupakan lokasi
Pertempuran 5 Hari.
 Kawasan perumahan Sompok seharusnya ditambah Halmahera dan Senjoyo (Karsten).
Semuanya itu perlu distrukturkan menjadi zona inti dan penyangga.

Gambaran lebih rinci tiap periode dari abad ke 14 hingga abad ke 20 dapat dilihat pada ilustrasi berikut
:

I-3
I-4
I-5
Alam – Kota Semarang secara topografis terdiri dari 3 bagian dengan masing masing karakter
perkembangan yang akan berbeda, dari kondisi tersebut juga didapatkan spot-spot pemandangan baik
dari arah dataran ke perbukitan dan sebaliknya, gambaran masing-masing topografi dapat dilihat pada
peta berikut:

I-6
Gambar 1.2.
Gambaran Topografi Kota Semarang

Sumber : omahkampoeng.blogspot.com

Pengembangan Budaya – berkembang kawasan budaya dengan hunian-hunian etnik sebagaimana


pada gambar berikut :

I-7
Gambar 1.3.
Peta Empat Kawasan Permukiman Etnis Kota Semarang
Sumber : Profil Kota Pusaka, Widya Wijayanti 2013

Pendekatan Industri Kreatif Berbasis Seni dan Budaya sebagai objek atau pendukung wisata
Definisi : Ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas
sumberdaya manusia sebagai asset utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi berdasarkan 14
subsektor ekonomi Mengacu pada Inpres No. 6 Tahun 2009 tentang Ekonomi Kreatif. Ekonomi kreatif
Indonesia dikelompokkan menjadi:
1. Arsitektur;
2. Desain
3. Fesyen (Mode);
4. Film, Video, dan Fotografi;
5. Kerajinan
6. Musik;
7. Pasar Seni dan Barang Antik;
8. Penerbitan dan Percetakan;
9. Periklanan:
10. Permainan Interaktif;
11. Penelitian dan Pengembangan
12. Seni Pertunjukan;
13. Teknologi Infomasi dan Piranti Lunak; dan
14. Televisi dan Radio

I-8
15. Sektor ke- 15, kuliner, merupakan sektor tambahan yang akan dikembangkan oleh
Kemenparekraf
mempertimbangkan kekayaan kreativitas dan kearifan lokal di dalamnya, serta kaitannya yang erat
dengan kepariwisataan

Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya


Ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya, meliputi :

1. Film, video, dan fotografi


2. Musik
3. SeniPertunjukan
4. Pasarbarangseni
5. Kuliner
6. Fashion

Tujuan Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Tujuan pelaksanaan
program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, adalah:

1. Peningkatan kontstribusi PDB Ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya


2. Peningkatan kontribusi ekspor ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya
3. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja ekonomi Kreatif berbasis seni dan budaya
4. Peningkatan aktivitas usaha sektor ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya
5. Peningkatan perlindungan terhadap hak atas kekayaan Intelektual
6. Peningkatan apresiasi terhadap pelaku dan karya kreatif berbasis seni dan budaya

Tujuan Program Pengembangan Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya


Tujuan pelaksanaan program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, adalah:

1. Pengembangan jejaring dan pemasaran bagi pelaku di sektor ekonomi kreatif berbasis seni dan
budaya
2. Pengembangan kreasi dan produksi atas produk dan jasa sektor ekonomi kreatif berbasis seni
dan budaya
3. Peningkatan kualitas kinerja organisasi Ditjen EKSB;
4. Peningkatan kualitas SDM Ditjen EKSB;

Bagaimana Kota Pusaka mendukung pencapaian Tujuan pengembangan EKSB

Peran Kota Pusaka


Kota Pusaka merupakan sumber daya penting EKSB dan memberikan kontribusi/dukungan penting
bagi pengembangan EKSB, termasuk arsitektur penerusan tradisi yang membuka peluang untuk
dikembangkan:
1. Musik Seni Pertunjukan Pasar barang seni, Kuliner, juga Arsitektur

I-9
2. Setting untuk kegiatan: Film, video, dan fotografi, Musik Seni Pertunjukan;
3. Pasar barang seni; Kuliner; dan Fashion.
Paradigma Pembangunan Kepariwisataan sebagai Pendekatan Cita-cita Pengelolaan Potensi
Pariwisata Kota Semarang.
Paradigma Pembangunan Kepariwisataan meliputi :
 Sustainable Tourism Development (Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan)
 Green economy and tourism (Pariwisata Berorientasi Kelestarian Lingkungan)
 Responsible Marketing (Strategi pemasaran yang responsif)
 Community-Based Tourism Development (Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat)
 Triple Track Strategies (Mengurangi Kemiskinan dan Pengangguran)
 Good Tourism Governance (Kelembagaan Pariwisata yang Baik)
 Public-Private Partnership (Kemitraan Masyarakat dan Swasta)
 Growth and Equity Oriented Models (Berorientasi Pada Pertumbuhan dan Investasi)
Selain paradigma pembangunan kepariwisataan di atas juga terdapat Kerangka Output RIPPARKOT
sebagai acuan pembangunan komponen kepariwisataan yang harus tersentuh

Kerangka Output RIPPARKOT

PARADIGMA STRATEGIS RENCANA INDUK ACUAN PEMBANGUNAN


PEMBANGUNAN UU Pemerintahan Daerah
KEPARIWISATAAN KOTA UU Tentang Kepariwisataan
ANALISIS SOLUSI RIPPARKOT 2013-2028 UU Tentang Penataan
Ruang
RPJP
RPJMD
VISI dan MISI
Renstra
PP
PERDA
TUJUAN dan SASARAN DLL

ARAH KEBIJAKAN
STRATEGI & INDIKASI PROGRAM

KOMPONEN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

DESTINASI PEMASARAN INDUSTRI KELEMBAGAAN


PARIWISATA PARIWISATA PARIWISATA KEPARIWISATAAN

I - 10
2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metodologi merupakan rangkaian tahapan yang akan diterapkan oleh Konsultan dalam keseluruhan
proses penyusunan pekerjaan. Rangkaian tahapan sekaligus merupakan rangkaian langkah kerja dari
proses persiapan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan proses pembangunan dan pengendalian
pelaksanaan program. Secara keseluruhan, proses penyusunan pekerjaan dibagi dalam tahapan atau
langkah kerja sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan
Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil dan peralatan,
pengumpulan data tahap awal, persiapan survey literatur dan survey lapangan.
a. Penyelesaian administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi kontrak dan legalitas
personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan, baik di lingkungan intern konsultan
maupun untuk berhubungan dengan pihak lain terutama pemberi Pekerjaan serta stakeholder di
Kota Semarang.
b. Mobilisasi personil dan peralatan
Bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan mobilisasi personil dan
peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini. Kemudian setelah semua personil dimobilisasikan,
dilakukan rapat koordinasi untuk menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan ini
agar didapatkan hasil kerja yang maksimal. Langkah persiapan pelaksanaan ini dituangkan dalam
rencana kerja pelaksanaan, rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan, rencana jadwal penugasan
personil.
c. Persiapan Survey
Pekerjaan persiapan survey dilakukan dengan mempersiapkan peralatan survey, check-list
penyiapan surat-surat ijin dan jadwal penugasan petugas survey dan tenaga ahli yang akan
melakukan survey.
d. Pengumpulan data
Untuk keperluan pekerjaan ini diperlukan pengumpulan data baik berupa data sekunder berupa
data statistik, data pariwisata setempat maupun data yang berupa Kebijakan di tingkat Kota
Semarang, Provinsi Jawa Tengah dan Pusat berkenaan dengan pengembangan kepariwisataan di
Kota Semarang, maupun data studi-studi terdahulu yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan
kepariwisataan Kota Semarang. Pengumpulan data ini termasuk juga mengumpulkan literature-
literatur dasar hokum yang akan dijadikan bahan untuk melakukan review RIPP dan penyusunan
RIPPARKOT, naskah Akademis RIPPARKOT, dan draft Raperda RIPPARKOT Kota Semarang,
berupa:
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

I - 11
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS Tahun 2010-2025;
5. Perda Provinsi Jateng Nomor 10 Tahun 2012 tentang RIPPARPROV Jawa Tengah Tahun
2012-2027;
6. Perda Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Perda Kota Semarang 3 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan;
8. Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-
2025;
9. Perda Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-
2015;
10. Perda Kota Semarang Nomor 14 tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031.
Data primer dilakukan dengan cara melakukan dokumentasi kondisi eksisting masing-masing
destinasi wisata, penggalian permasalahan dan kendala-kendala pengembangannya.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan penjaringan aspirasi masyarakat stakeholder
kepariwisataan di Kota Semarang melalui Focus Group Discussion (FGD) dan Workshop yang
melibatkan stakeholder kepariwisataan kota Semarang, meliputi: Association of The Indonesia
Tour and Travel Agencies (ASITA), Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), Paguyuban
Pelaku Wisata (PPW), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Asosiasi Wisata Agro Indonesia
(AWAI), budayawan, SKPD terkait.

B. Tahap Pengumpulan Data dan Analisis


a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akan dilakukan konsultan adalah data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Studi kepustakaan (Literatur)
Bahan yang akan dikumpulkan berasal dari dokumen-dokumen, buku-buku literature, diktat,
peraturan penyusunan perda, perundangan dan kebijakan tata ruang dan pariwisata,
pedoman terkait dengan penyelenggaraan pariwisata di Kota Semarang, termasuk didalamnya
standar-standar yang sudah ada, maupun yang terdapat di instansi terkait dengan
pengembangan kepariwisataan.
Dalam studi kepustakaan ini secara terpilih akan dilakukan komparasi dengan konsep yang
sudah ada di kabupaten/kota lain di Indonesia yang kondisinya sama. Secara lebih terinci studi
kepustakaan (literatur) dapat dijabarkan sebagai berikut :

I - 12
Tabel 1.1.
Data Studi Literatur
Jenis Survey Sumber Data Jenis data Kegunaan data
Publikasi - Undang-Undang Nomor 10 Acuan dan Bahan
Pemerintah / Internet Tahun 2009 tentang review
Kepariwisataan
(.go.id) - Perda Kota Semarang 3
Tahun 2010 tentang
Kepariwisataan
- Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2011 tentang
RIPPARNAS Tahun 2010-
2025
- Perda Provinsi Jateng Nomor
10 Tahun 2012 tentang
RIPPARPROV Jawa Tengah
Tahun 2012-2027
- Perda Kota Semarang Nomor
Studi literatur 14 tahun 2011 tentang
RTRW Kota Semarang tahun
2011-2031.
- Perda Kota Semarang Nomor
6 Tahun 2010 tentang
RPJPD Kota Semarang
Tahun 2005-2025
- Konvensi-konvensi terkait
kepariwisataan
- Dll.
Pustaka buku, studi - Gambaran umum wilayah - Tinjauan pustaka,
terdahulu, internet studi Dasar acuan
dan media cetak - Teori tentang pariwisata pengembangan
(koran) - Teori tentang paket wisata paket wisata
- Teori tentang pengembangan berdasarkan
paket wisata karakteristik wisata
- Jumlah wisatawan di Kota Semarang
- Penelitian terdahulu - Acuan Penyusunan
- Rencana Pengembangan Naskah Akademis
Ekonomi Kreatif Indonesia dan PERDA
- Community Tourism Ass
Handbook
- Pedoman dan Metode
Penyusunan Naskah
Akademis
- Panduan Perancangan
PERDA
- Dll.

 Survey
Dimulai dari perencanaan waktu pengumpulan data, persiapan kebutuhan data, penentuan
sumber data, alat pengumpulan data, dan metode pengumpulan data. Survey dilakukan
dengan cara pengamatan lapangan, dokumentasi kondisi eksisiting dan pengumpulan data

I - 13
instansional.
Pengamatan kondisi eksisting masing-masing destinasi pariwisata, permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dan kendala pengembangannya. Survei kondisi eksisiting juga
mencakup aspek peruntukan lahan makro, fasilitas pendukung yang ada, wujud bangunan
yang ada, ruang terbuka, fasilitas umum dan parkir, jalan dan pedestrian dan utilitas
lingkungan yang sudah ada.
Secara rinci pengumpulan data survei dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2.
Data Survei

Jenis Survai Sumber Data Jenis data Kegunaan data


Sebagai dasar kebijakan
Instansional
RTRW Kota dalam
Semarang 2011-2031 melakukan perencanaan
Bappeda Kota pariwisata
Semarang Gambaran umum
RIPP Kota Semarang Objek penyempurnaan
Tahun 2008 - 2017 dan Bahan review
Dinas Kebudayaan - Profil Wisata Kota - Untuk mengetahui
dan Pariwisata Kota Semarang potensi wisata di Kota
Semarang - Profil Dinas Semarang
Kebudayaan dan - Untuk mengetahui
Pariwisata aspek kelebagaan
- Data kunjungan Kepariwisataan Kota
pariwisata tahun Semarang
2008-2012 - Untuk mengetahui
- Persebaran daya persebaran daya tarik
tarik wisata Kota wisata di Kota
Semarang Semarang sebagai
- Renstra, RPJM, dasar dalam
RPJP menentukan paket
wisata
- Rencana even
Budaya/pariwisata
baik di Kota Semarang
atau di Luar Kota
Semarang
- Dasar untuk analisis
karakteristik potensi
wisata di Kota
Semarang
Dinas Kebudayaan - Renstra, RPJM, - Dasar analisis
dan Pariwisata RPJP Karakteristik dan
Provinsi Jawa - RIPPARPROV Pengembangan
Tengah Jawa Tengah Pariwisata Kota
Semarang.
- Sinkronisasi
Pengembangan

I - 14
Jenis Survai Sumber Data Jenis data Kegunaan data
Periwisata Kota
Semarang dengan
Kebijakan Tingkat
Provinsi
Dinas Binamarga - Renstra, RPJM dan - Rencana
Kota Semarang RPJP Pengembangan
Jaringan Jalan
sebagai pendukung
aksesibilitas daya tarik
Wisata
Kantor Lingkungan - Renstra, RPJM dan - Rencana
Hidup Kota RPJP Pengembangan
Semarang Koservasi Lahan
Dinas Tata Kota dan - Renstra, RPJM dan - Rencana Konservasi
Permukiman Kota RPJP Bangunan dan
Semarang Kawasan Bersejarah
Kota Semarang
BBWS Pemali-Juana - Rencana - Analisis Potensi
Pengelolaan Wisata Kaligarang-
Kaligarang- Banjrkanal Barat dan
Banjirkanal Barat Waduk Jatibarang
dan Waduk
Jatibarang
Disperindakop Kota - Renstra, RPJM dan - Analisis
Semarang RPJP Pengembangan
Industri Kecil dan
Kerajinan sebagai
Pendukung daya tarik
Wisata
Kondisi di Lapangan - Inventory Daya - Analisis : lokasi,
Tarik Wisata Kota deskripsi daya tarik
Semarang dan, aksesibilitas,
kegiatan, fasilitas,
kelembagaan, potensi
Data Primer / dan dokumentasi
Data Lapangan - Inventory - Analisis : lokasi,
Pendukung Daya deskripsi daya tarik
Tarik Wisata dan kegiatan, fasilitas,
pengelola, potensi dan
dokumentasi

Hasil survey ini disajikan dalam narasi maupun tabel serta sketsa yang merupakan hasil
identifikasi permasalahan-permasalahan, inventarisasi data primer dan sekunder, dan
identifikasi potensi berkaitan dengan pengembangan destinasi tersebut diantaranya adalah:
 Identifikasi potensi dan permasalahan kondisi Daya Tarik Wisata
 Identifikasi potensi dan kondisi event-event pariwisata Kota Semarang.
 Identifikasi segmen pasar wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang.
 Identifikasi industri-industri yang terkait erat dengan kepariwisataan di Kota Semarang.

I - 15
 Identifikasi kelembagaan dan SDM yang terlibat aktif dalam pembangunan kepariwisataan
Kota Semarang.
 Identifikasi dan kajian literatur/pustaka dan dokumen/kajian terdahulu yang berkaitan
dengan Kepariwisataan Kota Semarang.
 Identifikasi dan kajian peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan studi
Kepariwisataan Kota Semarang (UU Nomor 10Tahun 2009, PP Nomor 50 Tahun 2011,
PERDA JATENG Nomor 10 Tahun 2012, Perda Kota Semarang Nomor 14 tahun 2011
tentang RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031).

b. Analisis
Pada tahap analisis ini akan dilakukan dua tahap pekerjaan yaitu:
 Tahap pertama adalah sebagai review, melakukan telaah RIPP Kota Semarang tahun 2008-
2017 yang sudah disusun dengan peraturan perundangan yang sudah ada, yaitu dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2011 Tentang RIPPARNAS tahun 2010-2025, Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 13 Tahun 2012 tentang RIPPARPROV tahun 2012-2027, Peraturan Daerah
Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan, Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031. Review
juga dilakukan terhadap perkembangan daya tarik wisata baru serta kondisi pendukung daya
tarik wisata (aksesibilitas, akomodasi, dan informasi)
 Tahap II adalah melakukan studi banding ke kota yang sudah mempunyai Perda RIPPARKOT.

Analisis analisis yang dilakukan diantaranya yaitu:


 Melakukan analisis terhadap 4A ( Attraction, Accessibility, Ammenity, dan Activity) terhadap
masing-masing destinasi wisata yang ada di kota Semarang
 Melakukan analisis terhadap pemasaran pariwisata (Konsep STP/ Segmenting, Targetting,
Positioning)
 Melakukan analisis terhadap industri pariwisata
 Melakukan analisis terhadap kelembagaan pariwisata di kota Semarang.
 Melakukan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran, arah pembangunan, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan kepariwisataan Kota Semarang.

C. Tahap penyusunan Review RIPP, Naskah Akademis RIPPARKOT, dan Draft Perda RIPPARKOT.
Tahap penyusunan rencana ini akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rumusan kebijaksanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kota Semarang:
1. Perwilayahan Destinasi Pariwisata Kota Semarang termasuk di dalamnya Pembagian
kewilayahan – Destinasi KSPP dan DTW;
2. Pembangunan Daya Tarik Wisata;
3. Pembangunan fasilitas umum dan Pariwisata;

I - 16
4. Pembangunan aksesibilitas dan/atau transportasi;
5. Pemberdayaan masyarakat melalui Kepariwisataan;
b. Rumusan Kebijasanaan Perencanaan Pembangunan Pemasaran Pariwisata :
1. Pemetaan, analisis peluang pasar dan perintisan pemasaran ke pasar potensial baik secara
internal maupun eksternal;
2. Pemantapan segmen pasar Wisatawan massal dan pengembangan segmen ceruk pasar
dalam mengoptimalkan pengembangan Destinasi Pariwisata dan dinamika pasar global;
3. Pemantapan segmen pasar Wisatawan massal, dengan fokus pengembangan segmen
keluarga dan komunitas/tradisi budaya dan pengembangan segmen ceruk pasar dengan fokus
pengembangan segmen MICE;
4. Pengembangan dan pemantapan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
5. Pengembangan citra Kepariwisataan Daerah sebagai Destinasi Pariwisata yang aman,
nyaman dan berdaya saing;
6. Peningkatan peran media komunikasi pemasaran dalam memasarkan dan mempromosikan
Wisata;
7. Pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu, sinergis, berkesinambungan dan
berkelanjutan;
8. Pendukungan kebijakan promosi penggerak Wisatawan;
9. Pengembangan Badan Promosi Pariwisata Daerah.
c. Perumusan Perencanaan Pembangunan industri pariwisata:
1. Peningkatan kualitas dan keragaman produk-produk usaha Pariwisata;
2. Peningkatan fasilitasi, regulasi, dan insentif untuk pengembangan usaha Pariwisata;
3. Penguatan struktur usaha Pariwisata;
4. Penguatan kemitraan usaha Pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam
mendukung usaha Kepariwisataan.
5. Pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan
d. Merumuskan Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:
1. Pengembangan organisasi kepariwisataan
2. Pembangunan Sumber Daya Manusia Pariwisata
3. Pengkajian, penelitian dan pengembangan Pariwisata.

I - 17
Penjelasan review RIPP Kota Semarang 2008-2017 menjadi RIPPARKOT Semarang adalah sebagai
berikut :

1. Sudah tersusun RIPP Kota Semarang 2008 – 2017 yang berpijak pada Undang-Undang No 9
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
2. Terbit Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang diikuti :
2a. Tersusunnya RIPPARNAS diikuti terbitnya PP No 50 Tahun 2011 Tentang RIPPARNAS
Tahun 2010 – 2025.
2b. Tersusunnya RIPPARPROV diikuti dengan terbitnya Perda Provinsi Jawa Tengah No. 10
Tahun 2012 tentang RIPPARPROV Tahun 2012 – 2027.
3. Perlu diadakan Review RIPP Kota Semarang 2008 – 2017 sebagai langkah penyesuaian
berkenaan dengan terbitnya Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
4. Proses Penyusunan Review Kajian, Naskah Akademis Dan Raperda RIPP Kota Semarang
menjadi RIPPRKOT Semarang 2013 – 2028.
4a. Laporan Pendahuluan Review RIPP, memuat Rencana kerja dan Metode pelaksanaan
Pekerjaan yang akan digunakan
4b. Laporan Antara Review RIPP, memuat hasil review RIPP, potret Desinasi Wisata, pemasaran,
Kelembagaan, rencana visi dan misi, analisis 4A, Analisis hasil aspirasi dari FGD, studi
banding, dll.
4c. Laporan Akhir Review RIPP, memuat review RIPP, potret Destinasi Wisata dan penetapan
Destinasi Paiwisata Kota (DPK) Semarang, pemasaran, Kelembagaan, Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran, Arah Pembangunan, Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan

I - 18
Kepariwisataan Kota Semarang (jangka menengah dan panjang), Album Peta dan Gambar,
Buku Ringkasan (Executive Summarry)
5. RIPPARKOT Semarang 2013 -2028, adalah dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan
Kota Semarang yang merupakan jabaran rencana pembangunan kepariwisataan berdimensi
jangka menengah dan jangka panjang dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan untuk masa
2013 – 2028, didalam dokumen ini juga dimuat penjelasan objek wisata mana yang termasuk
Wisata Unggulan, Wisata Andalan dan Wisata Potensial.
6. Naskah Akademis RIPPARKOT Semarang, Naskah Akademik RIPPARKOT Semarang ini
merupakan penjelasan teoritis dan empiris mengenai maksud dan tujuan pembentukan Perda
RIPPARKOT Semarang nantinya, Naskah Akademis RIPPARKOT juga mencantumkan semua hal
yang perlu dimuat dalam Raperda, dengan berbagai alasan dan dasarnya secara empiris dan yang
dasar bersumber dari analisis serta masukan dari ahli serta berbagai pemegang kepentingan
kepariwisataan.
7. Draft Rapperda RIPPARKOT, dokumen yang memuat draft rancangan Peraturan Daerah
RIPPARKOT Semarang yang menjelaskan secara rinci pasal demi pasal dalam kaidah hukum
yang menjadi arah kebijakan RIPPARKOT Semarang, Raperda RIPPARKOT setelah di sahkan
menjadi PERDA akan djadikan pegangan bagi Pemerintah Kota Semarang dalam pelaksanaan
pembangunan di sektor kepariwisataan serta sektor yang mendukung lainnya (SKPD di luar bidang
Kepariwisataan) serta penganggaran biayanya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

I - 19
Gambar 1.4.
Pola Pikir Review RIPP Kota Semarang 2008-2017 Menjadi RIPPARKOT Semarang

Sumber : Tim Penyusun, 2013

I - 20
Sedangkan tahapan review RIPP Kota Semarang 2008-2017 menjadi Raperda RIPPARKOT
Semarang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. RIPP Kota Semarang VS UU No 10 Th 2009, PP RIPPARNAS dan Perda RIPPARPROV,


Merupakan pokok permasalahan, dengan munculnya Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan dan diikuti Peraturan Pemerinah No 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS
kemudian Perda Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2012 tentang RIPPARPROV, sedangkan
pada tahun 2008 telah diterbitkan dokumen RIPP Kota Semarang 2008 – 2017 dengan mengacu
UU No 9 tahun 1990. Dengan demikian RIPP tersebut kurang sesuai lagi dengan UU No 10 Th
2009 tentang kepariwisataan beserta ikutannya.
Pemecahan masalah tersebut dengan penyusunan review RIPP Kota Semarang 2008 – 2017 yang
diharapkan menjadi dokumen RIPPARKOT Semarang 2013 – 2028.

2. Hasil Review : Lebih dan Kurang RIPP Kota Semarang 2008 – 2017, merupakan kesebandingan
dokumen RIPP Kota Semarang 2008 – 2017 dengan UU No 10 tahun 2009, dimana letak
kekurangannya dan mana yang sudah sesuai. Review juga dilakukan terhadap perkembangan
daya tarik wisata baru serta kondisi pendukung daya tarik wisata (aksesibilitas, akomodasi, dan
informasi)
3. Analisis 4A, Analisis Substansi RIPPAR dan Aspirasi. Analisis-analisis terebut dilkukan untuk
melengkapi review RIPP Kota Semarang 2008 – 2017 (butir 2) meliputi :
 Analisis 4A (Attraction, Accessibility, Ammenity, dan Activity) terhadap masing-masing
destinasi wisata yang ada di kota Semarang.
 Analisis Substansi RIPPAR : analisis Mengenai Destinasi Wisata, Pemasaran Wisata, Industri
Pendukung Wisata dan Kelembagaan Wisata.
 Aspirasi merupakan masukan dan kehendak berbagai pemangku kepentingan sektor
kepariwisataan.

4. RIPPARKOT Semarang 2013-2028, adalah dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan


Kota Semarang yang merupakan jabaran rencana pembangunan kepariwisataan berdimensi
jangka menengah dan jangka panjang dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan untuk masa
2013 – 2028, didalam dokumen ini juga dimuat penjelasan objek wisata mana yang termasuk
Wisata Unggulan, Wisata Andalan dan Wisata Potensial
5. Wisata Unggulan, andalan dan Potensial, merupakan penetapan criteria Destinasi Wisata untuk
pembangunan dan pengembangan lebih lanjut sesuai dengan skala prioritas yang sudah
ditetapkan, criteria ini tercantum dalam Dokumen RIPPARKOT Semarang 2013 – 2028.

6. Naskah Akademis RIPPARKOT Semarang, Naskah Akademik RIPPARKOT Semarang ini


merupakan penjelasan teoritis dan empiris mengenai maksud dan tujuan pembentukan Perda

I - 21
RIPPARKOT Semarang nantinya, Naskah Akademis RIPPARKOT juga mencantumkan semua hal
yang perlu dimuat dalam Raperda, dengan berbagai alasan dan dasarnya secara empiris dan yang
dasar bersumber dari analisis serta masukan dari ahli serta berbagai pemegang kepentingan
kepariwisataan.

7. Rapperda RIPPARKOT, dokumen yang memuat draft rancangan Peraturan Daerah RIPPARKOT
Semarang yang menjelaskan secara rinci pasal demi pasal dalam kaidah hukum yang menjadi
arah kebijakan RIPPARKOT Semarang, Raperda RIPPARKOT setelah disahkan menjadi PERDA
akan djadikan pegangan bagi Pemerintah Kota Semarang dalam pelaksanaan pembangunan di
sektor kepariwisataan serta sektor yang mendukung lainnya (SKPD di luar bidang Kepariwisataan)
serta penganggaran biayanya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

I - 22
I - 23
Gambar 1.5.
Pola Pikir Review RIPP Kota Semarang 2008-2017 Menjadi Raperda RIPPARKOT Semarang
Sumber : Tim Penyusun, 2013

I - 24
3 PROSES PENYUSUNAN
P1 - Penyusunan Laporan Pendahuluan
Masukan
Dalam penyusunan laporan pendahuluan masukan yang dibutuhkan adalah KAK, UU dan peraturan
yang berlaku terkait pariwisata, RIPP Provinsi Jawa Tengah, RIPP Kota Semarang, kondisi eksisting
wilayah Kota Semarang, kondisi eksisting kepariwisataan Kota Semarang, serta kebijakan penataan
ruang dan ekonomi.
Pelaksanaan
Pada tahap ini, dilakukan perumusan draft laporan pendahuluan dan rencana kerja. Perumusan
laporan pendahuluan membutuhkan beberapa data sekunder, antara lain adalah data UU dan
peraturan tentang kepariwisataan yang berlaku, RIPP Provinsi Jawa Tengah, RIPP Kota Semarang,
RPJMD Kota Semarang, RPJPD Kota Semarang dan RTRW Kota Semarang.
Data-data sekunder tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan metode studi kepustakaan, yakni
data yang akan dikumpulkan berasal dari dokumen-dokumen, buku-buku literature, diktat, peraturan
penyusunan perda, perundangan dan kebijakan tata ruang dan pariwisata, pedoman terkait dengan
penyelenggaraan pariwisata di Kota Semarang, termasuk didalamnya standar-standar yang sudah
ada, maupun yang terdapat di instansi terkait dengan pengembangan kepariwisataan, yang didapatkan
dengan cara mengunduh dari situs tertentu maupun mengambil dari lembaga-lembaga terkait.

Keluaran
Terdapat 3 keluaran yang diperoleh dari proses pertama (P1), yang kemudian akan dibawa sebagai
masukan bagi proses berikutnya (P2). Hasil dari P1 adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman atau impresi awal terhadap kondisi kepariwisataan Kota Semarang berdasarkan data
sekunder.
2. Draft laporan pendahuluan.
3. Rencana Kerja.

P2 - Diskusi 1
Masukan
Pada proses kedua (P2) ini, masukan yang akan digunakan adalah keluaran dari proses sebelumnya
yakni proses pertama (P1), adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman atau impresi awal terhadap kondisi kepariwisataan Kota Semarang berdasarkan data
sekunder.
2. Draft laporan pendahuluan.
3. Rencana Kerja.

I - 25
Pelaksanaan
Diskusi 1 merupakan diskusi yang dilakukan antara PPKom, tim teknis dan konsultan untuk membahas
draft laporan pendahuluan yang telah dibuat, sehingga tercapai kesepakatan-kesepakatan terhadap
lingkup dan kedalaman studi, metodologi yang dipakai dan suplai data.

Keluaran
Kesepakatan mengenai perbaikan dokumen dan kesep rencana kerja

P3 1 - Studi Banding Dan Kajian Pustaka


Masukan
Pada proses studi banding dan kajan pustaka (P31) ini, masukan yang akan digunakan adalah
Kesepakatan Rencana Studi Banding yang akan dijadikan sebagai panduan melaksanakan studi
banding dan kajian pustaka.
Pelaksanaan
Studi banding adalah sebuah konsep belajar di lokasi dan lingkungan berbeda yang merupakan
kegiatan yang lazim dilakukan untuk maksud peningkatan mutu, perluasan usaha, perbaikan sistem,
penentuan kebijakan baru, perbaikan peraturan perundangan, dan lain-lain. Proses studi banding
adalah proses membandingkan kondisi objek studi di tempat lain dengan kondisi yang ada di tempat
sendiri. Hasilnya berupa pengumpulan data dan informasi sebagai bahan acuan dalam perumusan
konsep yang diinginkan.
Tujuan:
1. Ada dokumen RIPP
Ketersediaan dokumen RIPP wilayah tujuan studi banding merupakan prasyarat dalam
melakukaan Studi banding.

2. Best Practice dalam penyelenggaraan pariwisata dan pembuatan industri kreatif


Melihat dan membandingkan pariwisata dan menajemen industri kreatif Kota Semarang dan
wilayah tujuan studi banding.

P3 2 - Telaah Dokumen Lama


Masukan
Pada proses telaah dokumen lama (P32) ini, masukan yang akan digunakan adalah data sekunder
terkait UU dan peraturan tentang kepariwisataan (UU Nomor 10 Tahun 2009), RIPPAR Nasional,
RIPPAR Provinsi Jawa Tengah, RIPP Kota Semarang.

I - 26
Pelaksanaan
Telaah dokumen lama merupakan studi arsip dengan menggunakan sumber-sumber dokumen dari
terbitan berkala atau laporan-laporan terdahulu. Dalam hal ini dokumen yang digunakan adalah
dokumen RIPP Kota Semarang yang lama. Fokusnya dari proses telaah dokumen ini adalah:
1. Kesesuaian dokumen RIPP Kota Semarang dengan UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.
2. Inventori daya tarik wisata.
3. Rencana bisnis (business plan)
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari proses P32 (Telaah Dokumen Lama) adalah pemahaman terhadap
kesesuaian dokumen RIPP Kota Semarang dengan UU Nomor 10 Tahun 2009, serta kondisi daya tarik
wisata dan rencana bisnis pariwisata Kota Semarang.

P3 3 - Pengumpulan Data Setempat


Masukan
Pada proses P33 ini, masukan yang akan digunakan adalah Rencana Kerja yang akan digunakan
sebagai panduan observasi.

Pelaksanaan
Pada tahap ini, pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan metode observasi lapangan.
Observasi lapangan berfungsi untuk mengetahui kondisi real kepariwisataan Kota Semarang.
Observasi lapangan dilakukan terhadap beberapa hal, antara lain:
 potensi dan permasalahan kondisi Daya Tarik Wisata
 potensi dan kondisi event-event pariwisata Kota Semarang.
 Identifikasi segmen pasar wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang.
 Identifikasi industri-industri yang terkait erat dengan kepariwisataan di Kota Semarang.
 Identifikasi kelembagaan dan SDM yang terlibat aktif dalam pembangunan kepariwisataan Kota
Semarang.
 Identifikasi kondisi rencana bisnis ( business plan) industri kreatif Kota Semarang.
 Identifikasi dan kajian literatur/pustaka dan dokumen/kajian terdahulu yang berkaitan dengan
Kepariwisataan Kota Semarang.
 Identifikasi dan kajian peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan studi
Kepariwisataan Kota Semarang ( UU Nomor 10Tahun 2009, PP Nomor 50 Tahun 2011, PERDA
JATENG Nomor 10 Tahun 2012, Perda Kota Semarang Nomor 14 tahun 2011 tentang RTRW
Kota Semarang tahun 2011-2031).

I - 27
Pengumpulan data setempat, dilakukan oleh pihak penyedia jasa (konsultan) Instrumen/alat yang
digunakan dalam melakukan observasi lapangan tersebut adalah panduan observasi.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari proses P33 (Pengumpulan Data Setempat) adalah isu utama
kepariwisataan Kota Semarang serta gambaran aspek sosial, budaya, ekonomi serta aspek fisik
termasuk kondisi sarana dan prasarana pendukung.

P4 - Penyusunan Naskah Akademik


Masukan
Masukan yang digunakan dalam proses keempat (P4) adalah keluaran yang dihasilkan dari proses
ketiga (P3), yakni isu utama kepariwisataan Kota Semarang serta gambaran aspek sosial, budaya,
ekonomi serta aspek fisik termasuk kondisi sarana dan prasarana pendukung.
Pelaksanaan
Penyusunan ancangan naskah akademis dilakukan setelah melakukan studi banding ke wilayah
kabupaten/kota lain yang sudah memiliki perda RIPPARKOT. Naskah akademik RIPP Kota Semarang
merupakan dokumen yang memuat tentang gagasan pengaturan suatu materi perundang-undangan
tentang kepariwisataan Kota Semarang.
Penyusunan naskah akademik RIPP Kota Semarang ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni:
1. Bagian Pertama adalah penyusunan laporan pengkajian untuk RIPP (Materi yang di Raperda
kan).
2. Bagian Kedua adalah penyusunan konsep awal Raperda yang terdiri dari pasal-pasal yang
diusulkan dan sudah memuat saran-saran yang konkret.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari proses penyusunan Naskah Akademik adalah ancangan Naskah
Akademik.

P5 - Diskusi 2
Masukan
Masukan yang digunakan dalam proses kelima (P5) adalah KELUARAN yang dihasilkan dari proses
keempat (P4), yakni ancangan naskah akademik.
Pelaksanaan
Diskusi dua merupakan diksusi yang dilaksanakan oleh PPKom, tim teknis dan penyedia jasa
(konsultan), dimana pihak penyedia jasa (Konsultan) melaporkan progress pekerjaan yang dilakukan.
Sedangkan tim teknis dan PPkom mereview Naskah Akademik tersebut dengan melakukan
penyesuaian isi Naskah Akademik dengan produk-produk hukum terkait (UU Nomor 10 Tahun 2009,

I - 28
PP Nomor 50 Tahun 2011, Perda Jateng Nomor 10 Tahun 2012, Perda Kota Semarang Nomor 14
Tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031) serta kondisi terkini dari kepariwisataan
global, nasional dan regional.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari proses kelima (P5) atau diskusi 2, adalah kesepakatan hasil Naskah
Akademik.

P6 - Penyusunan KAK FGD


Masukan
Dalam penyusunan KAK FGD masukan yang dibutuhkan adalah Naskah Akademik RIPP Kota
Semarang.
Pelaksanaan
KAK FGD berfungsi sebagai alat pengontrol kondusifitas jalannya diskusi FGD. KAK FGD berisi
mengenai:
 Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang, maksud, dan tujuan, lokasi
kegiatan, sumber pendanaan, serta jumlah tenaga yang diperlukan dalam diskusi FGD tersebut; 
 Waktu yang diperlukan dalam melaksanakan FGD tersebut;
 Spesifikasi topik bahasan dalam FGD terkait dengan kepariwisataan Kota Semarang sesuai
dengan naskah akademis yang telah dibuat.
KAK FGD disusun oleh penyedia jasa (konsultan) terkait.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari proses keenam (P6) adalah KAK FGD.

P7 - Diskusi 3 (FGD)

Masukan
Dalam melakukan diskusi FGD masukan yang dibutuhkan adalah KAK FGD, dimana KAK FGD ini
berfungsi sebagai alat pengontrol jalannya rapat FGD.
Pelaksanaan
Focus Group Discussion (FGD) merupakan diskusi yang dilakukan terhadap pemangku kepentingan
untuk melakukan pengumpulan data dan penjaringan aspirasi. FGD memiliki sejumlah keunggulan
yang dimilikinya, yaitu:

I - 29
 Merupakan teknik pengumpulan data kualitatif (dan aspirasi masyarakat) yang sangat
efisien. Dengan cara konvensional mendatangi setiap stakeholder pembangunan, tidak
terbayangkan untuk dapat mengumpulkan data dari sekian tujuan wisata dalam waktu sehari.
 Kelompok peserta dapat melakukan kendali mutu data dan saling melakukan cek,
sehingga dapat dihindarkan adanya pendapat ekstrim dan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
 Dinamika kelompok yang terbangun dapat memusatkan pada masalah dan isu utama
sehingga secara otomatis dapat diketahui seberapa jauh terdapat konsistensi dan kesamaan
pandangan di antara peserta.
 Sekaligus merupakan bentuk partisipasi stakeholder dalam proses perencanaan dalam
suasana yang menyenangkan.
Alat yang digunakan adalah penduan topik, yaitu:
 potensi dan permasalahan pariwisata Kota Semarang
 potensi dan kondisi event-event pariwisata Kota Semarang.
 Identifikasi segmen pasar wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang.
 Identifikasi industri-industri yang terkait erat dengan kepariwisataan di Kota Semarang.
 Identifikasi kelembagaan dan SDM yang terlibat aktif dalam pembangunan kepariwisataan Kota
Semarang.
FGD dilaksanakan antara PPKom, tim teknis, dan penyedia jasa (konsultan) dengan para stakeholder
(ASITA, PHRI, PPW, HPI dan AWAI), dewan kesenian Semarang, AEOC (Asosiation of Event
Organizer Company), kopisemawis, BPK2L (Badan Pengelola Kawasan Kota Lama), APPMI dan
pelaku industri kreatif.
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari proses ketujuh (P7) ini adalah aspirasi dan data yang diperoleh dari para
pemangku kepentingan.
P8 - Penyusunan RIPP
Masukan
Terdapat 2 masukan yang digunakan dalam proses penyusunan RIPP Kota Semarang adalah sebagai
berikut:
1. Naskah Akademik Telah Disepakati
2. Aspirasi Stakeholder
Pelaksanaan
Penyusunan RIPP mengacu kepada Naskah Akademik yang telah disepakati.
Mengurai dan mengkaji fakta yang diperoleh, guna penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Kota Semarang yang mengacu terhadap Naskah akademik yang telah disepakati dengan
melihat segala potret dan analisis.

I - 30
Berikut merupakan potret-potret yang dikaji dan dirumuskan dalam penyusunan RIPP :
a. Destinasi pariwisata
Potret destinasi pariwisata daerah mengkaji dan merumuskan akan perwilayahan destinasi
pariwisata kota Semarang serta pembangunan investasi di bidang pariwisata.
b. Analisis 4A (attraction, accessibility, amenity dan activity)
Analisis terhadap kondisi daya tarik wisata; aksesibilitas (transportasi dan informasi); kelengkapan
fasilitas dan aktivitas khususnya yang terkait dengan Pariwisata Kota Semarang.
c. Pemasaran pariwisata
Aspek yang dikaji dan dirumuskan dalam pembangunan pemasaran pariwisata yaitu pemetaan,
dengan menganalisis peluang pasar dan perintisan pemasaran ke pasar potensial; pemantapan
segmen pasar wisatawan massal dan pengembangan segmen ceruk pasar dalam
mengoptimalkan pengembangan destinasi pariwisata dan dinamikak global; Pemantapan segmen
pasar Wisatawan missal dengan fokus pengembangan segmen keluarga dan komunitas/tradisi
budaya dan pengembangan segmen ceruk pasar dengan fokus pengembangan segmen MICE;
pengembangan dan pemantapan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata; pengembangan citra
Kepariwisataan Daerah sebagai Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman dan berdaya saing;
Peningkatan peran media komunikasi pemasaran dalam memasarkan dan mempromosikan
Wisata; Pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu, berkesinambungan dan
berkelanjutan; Pendukungan kebijakan promosi penggerak Wisatawan; Pengembangan Badan
Promosi Pariwisata Daerah.
d. Industri pariwisata
Industri pariwisata mengkaji dan merumuskan tentang peningkatan kualitas dan keragaman
produk-produk usaha Pariwisata; Peningkatan fasilitasi, regulasi, dan insentif untuk
pengembangan usaha pariwisata; Penguatan struktur usaha Pariwisata; Penguatan kemitraan
usaha Pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam mendukung usaha
Kepariwisataan; dan Pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
e. Kelembagaan pariwisata
Dalam kelembagaan pariwisata mengkaji dan merumuskan pengembangan organisasi
kepariwisataan; pembangunan Sumber Daya Manusia Pariwisata; serta pengkajian, penelitian
dan pengembangan Pariwisata.
Keluaran
Hasil Analisis (hasilnya rencana pemasaran pariwisata, hasilnya rencana struktur industri pariwisata
dan Indikasi Program) serta Ancangan RIPP.

I - 31
P9 - Diskusi 4
Masukan
Masukan yang digunakan dalam diskusi 4 adalah Ancangan RIPP yang telah dibuat pada proses
sebelumnya.
Pelaksanaan
Kesepahaman profil Kepariwisataan Kota Semarang antara pemangku Kepentingan Yang Terlibat.
Diskusi 4 merupakan diskusi antara Tim Teknis dengan stakeholder terkait guna menciptakan
kesepemahaman potret-potret kepariwisataan yang juga dilihat dengan mempertimbangkan aspirasi
stakeholder lain. Dalam diskusi ini terjadi kegiatan FGD ( Focus Group Discussion) yang membahas 4
unsur utama pembangunan kepariwisataan yang dihadiri PPKom dan Tim Teknis dengan penyedia
jasa (konsultan). Dalam diskusi ini diharapkan tercapai kesepahaman potret Destinasi Pariwisata
guna menetapkan DPK (Destinasi Pariwisata Kota dan menganalisa analisis 4 A ( Attraction,
Accessibility, Amenity dan Activity) terhadap lokasi tempat wisata di Kota Semarang, Pemasaran
Pariwisata, Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Kota Semarang.
Para stakeholder yang terlibat dalam penyusunan RIPP Kota Semarang ini adalah terutama pelaku
kepariwisataaan dan kebudayaan PPKom, serta tim teknis penyedia jasa (Konsultan).
Keluaran
1. Kesepakatan Potret : profil destinasi, 4A masing-masing destinasi, pemasaran, dan industri
pariwisata.
2. Masukan Untuk Ancangan RIPP

P 10 - Penyesuaian Ancangan RIPP


Masukan
Masukan yang digunakan pada tahap penyesuaian ancangan RIPP Kota Semarang ini adalah
masukan untuk Ancangan RIPP yang dihasilkan dari review Ancangan RIPP yang dilakukan pada
proses sebelumnya.
Pelaksanaan
Kegiatan ini merupakan tahapan untuk merumuskan tujuan dan strategi bagi pengembangan
kepariwisataan di Kota Semarang berdasarkan hasil analisis terhadap potret serta berbagai harapan
stakeholder yang ada. Penyesuaian Ancangan RIPP ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya
Diskusi empat selama tiga hari kerja.
Keluaran
Rancangan tujuan yang logis dan strategi yang memadai yang tertuang dalam Laporan Antara, Draft
Naskah Akademis, dan Draft RAPERDA.

I - 32
P 11 - Konsultasi Kementerian
Masukan
Masukan yang digunakan untuk proses konsultasi ini adalah Penyesuaian Ancangan RIPP Kota
Semarang.
Pelaksanaan
Dalam proses ini dilakukan konsultasi ke Kementerian Pariwisata di Jakarta agar sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu juga sebagai upaya koreksi
atau pemberian masukan terhadap KELUARAN yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini
dilakukan setelah melakukan Diskusi ke empat dan kegiatan penyesuaian ancangan RIPP.
Keluaran
Hasil Konsultasi Kementerian

P 12 - Diskusi 5 Atau Lokakarya RIPP


Masukan
Terdapat 2 masukan yang digunakan dalam diskusi 5 atau lokakarya RIPP Kota Semarang, yaitu:
1. Ancangan RIPP
2. Masukan Dari Kementerian
Pelaksanaaan
Diskusi ini dilakukan setelah pelaksanaan Konsultasi ke Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Pada
tahapan diskusi ini akan membahas tentang penyelanggaraan workshop yang akan menghadirkan 4
narasumber yakni Budayawan dan akademisi (Agus Maladi), wartawan (Aditya A.), Pemasaran Kuliner
Semarang (Pengusaha kuliner semarang, seperti pengusaha bandeng, wingko, lumpia dan lain-lain),
dan Pelaku pariwisata tematik (Andrew Mulyanto).
Adapun agenda workshop pada tahapan ini adalah menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah
Pembangunan, kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan Kepariwisataan Kota Semarang.
Keluaran
1. Kesepakatan Penyesuaian RIPP Kota Semarang
2. Aspirasi Pemangku Kepentingan

P 13 - PENYESUAIAN ATAU PENYELESAIAN RIPP


Masukan
1. Kesepakatan Penyesuaian RIPP Kota Semarang
2. Aspirasi Pemangku Kepentingan

I - 33
Pelaksanaan
Dalam kegiatan ini strategi dan program dijelaskan secara lebih terperinci dan lebih lanjut. Strategi dan
program tersebut antara lain adalah rencana pembangunan destinasi pariwisata, rencana
pembangunan pemasaran pariwisata, rencana pembangunan industri pariwisata, dan rencana
pembangunan kelembagaan pariwisata. Kegiatan ini mulai dilakukan selama 37 hari kerja.
Keluaran
1. RIPP Final
2. Ancangan RAPERDA

P 14 - Diskusi 6
Masukan
Masukan yang digunakan dalam diskusi 6 adalah Ancangan RAPERDA yang dihasilkan dari proses
sebelumnya.
Pelaksanaan
Diskusi tahap ini membahas draft Raperda RIPPARKOT Kota Semarang. Diskusi ini merupakan tindak
lanjut dari workshop pada tahap sebelumnya (diskusi 5), dimana hasil diskusi tersebut akan dituangkan
dalam Bab, Pasal dan Ayat -Draf Raperda RIPPARKOT. Selain draft Raperda RIPPARKOT, juga
dibahas matrik program dan kegiatan 4 unsur utama pembangunan kepariwisataan (komponen matrik :
program-kegiatan-indikator capaian dan stakeholder terkait), peta destinasi pariwisata kota semarang,
sasaran pembangunan kepariwisatan Kota Semarang.

Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari diskusi 6 ini, adalah masukan untuk finalisasi RAPERDA .

P 15 - Proses Finalisasi
Masukan
Masukan yang digunakan pada proses finalisasi RIPP Kota Semarang adalah masukan untuk finalisasi
RAPERDA yang dihasilkan dari diskusi 6.
Pelaksanaan
Merupakan penyusunan dokumen final, yang berisikan kegiatan perbaikan Draft Final dari
RIPPARKOT Semarang, Draft Naskah akademis dan Draft Raperda.
Keluaran
1. Penyusunan Review Kajian RIIP 2008-2017 Kota Semarang yang disempurnakan dengan
Dokumen RIPPARKOT Semarang 2013-2028, memuat hal-hal sebagai berikut:

I - 34
 Review atas hasil kajian RIPP Kota Semarang 2008-2017 menjadi RIPPARKOT Semarang
2013-2028 Potret Destinasi Pariwisata dan Penetapan DPK (Destinasi Pariwisata Kota
Semarang)
 Pemasaran Pariwisata Kota Semarang
 Industri Pariwisata Kota Semarang
 Kelembagaan Kepariwisataan Kota Semarang
 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Pembangunan, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Pembangunan Kepariwisataan Kota Semarang
2. Penyusunan Naskah Akademis RIIPARKOT Semarang 2013-2028
3. Dokumen Draft Raperda RIIPARKOT Semarang 2013-2028
Diagram Input Output dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

I - 35

Anda mungkin juga menyukai