Anda di halaman 1dari 25

LAMPIRAN

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA SEJARAH TERPADU


DI KOTA PALEMBANG

Disusun Oleh : Kelompok II

Ketua : Nova Rahmawati – 2020280008


Anggota :
1. Yessica L. Claudya 2020280004 4. M. Adi Syaputra 2020280031
2. M. Baruna Rizqillah 2020280013 5. Raden Ayu Nabila 2020280043
3. Dwi Putri Maharani 2020280025 6. Rizky Saputra 2020280049

Dosen Pengampu :

1. Zenal Mutaqin, S.T., M.Si

2. Dr. Endy Agustian, S.T., M. Eng

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
PALEMBANG
2023
ABSTRAK

Keberadaan beberapa tempat wisata berupa bangunan bersejarah dalam satu


kawasan terpadu pada pusat Kota Palembang tepatnya di tepian sungai Musi menjadi
potensi daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Keterpaduan didukung dari adanya
moda transportasi darat, air/laut, udara sebagai transportasi utama menuju kawasan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan wisata
sejarah terpadu di Kota Palembang guna meningkatkan daya tarik wisatawan sehingga
berdampak pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat serta mengurangi
tingkat pengangguran di Kota Palembang. Tujuan tersebut dicapai dengan
menggunakan metode penelitian mixed method (kualitatif dan kuantitatif) dan
pendekatan naturalistik, serta teknik pengumpulan data melalui observasi dan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tempat-tempat wisata
sejarah memberikan dampak pada perekonomian masyarakat lokal di kawasan
tersebut. Antusias wisatawan dengan adanya keterpaduan atraksi-atraksi berupa
festival/event tahunan, keagamaan, kebudayaan, nasional, internasional ataupun objek
daya tarik yang dapat meningkatkan kunjungan sangat menguntungkan bagi
masyarakat, karena jasa masyarakat akan diperdayakan untuk mendukung aktivitas
berwisata. Namun keterpaduan belum terdapat pada sarana layanan seperti akomodasi
dan perbankan serta tingkat kenyamanan dan waktu kunjungan belum relatif lama
akibat permasalahan dan ancaman yang ada pada lokasi tersebut.

1
PENDAHULUAN

Sungai Musi yang mengaliri Kota Palembang merupakan lokasi pusat


pemerintahan pada awal Kerajaan Sriwijaya sampai dengan runtuhnya Keraton
Kesultanan Palembang Darusaalam. Fungsi dan kekayaan sejarah yang tersimpan dari
Sungai Musi dan sepanjang tepiannya sangatlah besar. Keberadaan Sungai Musi
sebagai transportasi utama perekonomian masyarakat untuk mengangkut hasil
pertanian atau perkebunan memberikan kesan yang unik dan khas. Berdasarkan
sejumlah julukan, Kota Palembang memiliki dan menyimpan sejumlah kekayaan dan
khasanah lansekap artefak budaya dan sejarah, utamanya dengan eksistensi Sungai
Musi yang membelah Kota ini, sehingga Kota Palembang dapat menjadi salah satu
model Waterfront City di Indonesia (RTRW Kota Palembang Tahun 2012-2032).

Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 15 tahun 2012 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palembang Tahun 2012-2032 disebutkan bahwa
kawasan tepian Sungai Musi diarahkan untuk pengembangan pariwisata budaya,
pariwisata sejarah dan pengembangan waterfront city. Adanya beberapa objek wisata
disertai dengan eksistensi Sungai Musi yang berada dalam satu kawasan tentunya
akan menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Di
sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera,
Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar
16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus
Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.

Dari beberapa objek wisata tersebut ada satu hal yang menarik perhatian
peneliti dalam melatarbelakangi penelitian ini, yaitu kumpulan objek wisata dan
bangunan bersejarah pada satu kawasan terpadu yang kawasannya sudah diatur dalam
RTRW 2012-2032 pasal 55 sebagai kawasan peruntukan pariwisata yaitu kawasan
Ampera-Benteng Kuto Besak. Adapun objek wisata yang terdapat dalam kawasan
tersebut antara lain, Benteng Kuto Besak, Monumen Perjuangan Rakyat, Museum
Sultan Mahmud Badaruddin II, dan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo
Wikramo. Objek wisata dan bangunan bersejarah ini terletak pada Kelurahan yang
sama, yaitu Kelurahan 19 Ilir sehingga mempermudah peneliti untuk mengakses
antarlokasi dengan waktu yang singkat dikarenakan lokasi yang strategis di pusat
Kota dan jarak antarlokasi yang berdekatan.

2
Benteng Kuto Besak merupakan titik temu wisatawan karena dari tempat itu
wisatawan dapat menjangkau seluruh tempat wisata lainnya. Wisatawan akan
merasakan suasana yang unik atau tidak biasa ketika mengunjungi wisata kuliner
Terapung yang berada di tepian Sungai Musi atau tepian Benteng Kuto Besak.
Terapung merupakan tempat makan yang disajikan didalam perahu dan wisatawan
akan mendapatkan view Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang dikenal sebagai
ikon Kota Palembang. Benteng Kuto Besak juga terdapat dermaga yang bisa
menghantarkan wisatawan mengelilingi Sungai Musi dengan perahu atau berkunjung
ke kampung-kampung yang penuh dengan sejarah dan budaya yang ada di tepian
Sungai Musi seperti Kampung Kapitan, Kampung Al-Munawar, Kampung Baba
Boenjit ataupun ke Pulau Kemaro yang memiliki legenda yang sangat terkenal
tentang kisah cinta putri raja Kerajaan Sriwijaya dengan saudagar kaya dari Tionghoa.

Pada kawasan yang sama juga, terdapat Monumen Perjuangan Rakyat atau
biasa disebut dengan Monpera yang saat ini keadaannya sudah jauh lebih baik dari
sebelumnya. Seiring dengan perubahan tersebut dimana para wisatawan boleh masuk
kedalam bangunan tersebut dengan membayar tiket masuk yang terjangkau dari
berbagai kalangan. Bangunan Monpera terdiri dari bangunan berlantai 8 dengan
ketinggian kurang lebih 17 meter, selain itu wisatawan dapat mengabadikan momen-
momen dan sekaligus dapat menikmati Kota Palembang dari atas bangunan tersebut.
Monpera diapit oleh 2 bangunan bersejarah lainnya yaitu, sebelah utara tempat ibadah
bersejarah yaitu Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo yang
menempati lahan seluas 15.400 m² dan sebelah selatan Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II.

Keberadaan tempat-tempat wisata bersejarah yang berada dalam satu kawasan


berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata sejarah terpadu di Kota
Palembang. Keberadaan bangunan bersejarah tersebut yang sekaligus menjadi saksi
bisu dalam kemerdekaan dan yang menarik perhatiannya adalah terhubung dengan
Sungai Musi. Hal ini tentunya berdampak pada aktivitas pariwisata yang dapat
mengangkat kehidupan masyarakat serta mampu menggerakkan roda di segala lapisan
masyarakat. Sekaligus mendorong pertumbuhan pembangunan dan pengembangan
wilayah.

Pengembangan kawasan wisata terpadu dapat mendorong pertumbuhan


ekonomi secara langsung terutama penyediaan lapangan pekerjaan baru yang

3
berdampak pada pengurangan angka pengangguran masyarakat Kota Palembang.
Dengan adanya unsur pengembangan wisata sejarah terpadu tentu membutuhkan
tenaga dari masyarakat, seperti parkir, jasa transportasi darat maupun air untuk
mempermudah akses menuju objek wisata, rumah makan yang menyediakan makanan
khas Kota Palembang, penginapan dan lain sebagainya. Pengembangan wisata sejarah
terpadu juga akan menjadi terobosan untuk masyarakat lokal agar lebih berdaya dan
menjadikan peluang memperbaiki ekonomi masyarakat maupun ekonomi daerah.
Dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke spot-spot wisata ini, maka wisatawan
akan memakai jasa-jasa masyarakat yang berada di kawasan tersebut. Berikut ini data
jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancangera Kota Palembang tahun
2019-2022 yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Diagram 1Jumlah Kunjungan Wisatawan Kota Palembang Tahun 2019-2022

Sumber: Wawancara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan 2023

Berdasarkan diagram diatas jumlah wisatawan mengalami penurunan yang


sangat signifikan pada tahun 2020-2021. Hal ini dikarenakan terjadinya wabah
pandemi covid-19 yang membatasi bahkan melarang wisatawan mancanegara
memasuki Indonesia. Tahun 2022 menjadi babak baru bagi Indonesia dengan
dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang
disampaikan oleh Pemerintah Pusat pada akhir Desember 2022 lalu. Hal tersebut
menjadi momentum untuk kebangkitan perekonomian di Indonesia dari berbagai
sektor salah satunya termasuk sektor pariwisata. Sektor pariwisata pada tahun 2022
mulai bangkit terkhususnya di Kota Palembang, sektor industri pariwisata seperti
restoran, hotel, hiburan, dan berbagai industri lainnya mulai pulih dan bermunculan
kembali. Berbagai jenis event pada saat pandemi diselenggarakan secara hybrid kini
mulai diselenggarakan secara offline dan berskala besar.

4
METODOE PENELITIAN

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Strategi Pengembangan Kawasan


Wisata Sejarah Terpadu di Kota Palembang” penelitian ini menggunakan mixed
method yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif ini
menggunakan pendekatan induktif dan naturalistik, sedangkan penelitian kuantitatif
menggunakan alur penarikan kesimpulan berproses secara deduktif, yaitu konsep,
variabel ke data. Metode kuantitatif digunakan untuk menguji data yang sudah ada
dan menyimpulkan serta turut dirumuskan tujuan jangka panjang yang berkelanjutan,
strategi alternatif serta strategi khusus untuk mencapai tujuan.

Pengumpulan data dilakukan dengan 2 (dua) cara disesuaikan dengan sasaran


penelitian. Pengumpulan data primer kualitatif dilakukan dengan Observasi.
Observasi untuk mengidentifikasi sasaran I yaitu kondisi dari variabel komponen
pariwisata yang kemudian akan didapatkan sasaran II yaitu faktor internal dan
eksternal sebagai proses terbentuknya potensi dan masalah. Dalam pengumpulan data
primer kuantitatif dilakukan dengan mengunakan Kuesioner/wawancara tidak
terstruktur. Kuesioner untuk mencari sasaran III yaitu faktor-faktor daya tarik
wisatawan berdasarkan variabel komponen pariwisata dan penilaian informan. Data
akan diolah menggunakan teknik analisis SWOT kuantatitatif dan perumusan strategi
indikasi program prioritas akan menggunakan anlisis CSFs sebagai sasaran IV.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik nonprobability.


Teknik nonprobability dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Informan
ditetapkan dengan snowball sampling. Dikarenakan jumlah populasi tidak didektahui,
maka dari itu peneliti menggunakan sampel berdasarkan pendapat Lameshow et al.,
1997, yang mengatakan bahwa minimal sampel yang bisa digunakan atau mewakili
sejumlah 96 atau dibulatkan menjadi 100. Berikut rumus Lemeshow digunakan
untukmenghitung sampel dalam keadaan populasi tidak diketahui :

Z . P (1 - P) 1,64 x 0,5 (1 – 0,5)


N = N = = 96 Sampel
d² 0,05²
Dimana:

n = Jumlah Sampel P = probabilitas maksimal estimasi

Z = nilai distribusi z pada CI 5% d = alpha

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi Eksisting

Berikut tabel yang berisikan kesimpulan apakah komponen pariwisata yang


terdiri dari aspek fisik dan aspek non fisik sudah tersedia dan terlayani secara
maksimal/optimal, sebagai berikut :

Tabel Skoring Ketersediaan dan Pelayanan Aspek Fisik

Ketersediaan Pelayanan
No Aspek Fisik Ada Tidak Memadai Tidak
ada Total memadai Total
(1) (0) (1) (0)
Moda
1 - 1 1 - 1
transportasi
1 Aksesbilitas
Rute
1 - 1 1 - 1
perjalanan
Jarak atraksi 1 - 1 1 - 1
Festival
2 Atraksi 1 - 1 1 - 1
khusus
Atraksi sosial 1 - 1 1 - 1
Sarana
1 - 1 1 - 1
akomodasi
Fasilitas Sarana
3 1 - 1 1 - 1
Layanan perdagangan
Sarana
1 - 1 - 0 0
perbankan
Jaringan air
1 - 1 1 - 1
bersih
4 Infrastruktur
Jaringan listrik 1 - 1 1 - 1
Jaringan
1 - 1 1 - 1
telekomunikasi
Sumber: Observasi 2023

Keterangan :

 1 : Tersedia/memadai
 0 : Belum tersedia/belum memadai

6
Tabel Skoring Ketersediaan dan Pelayanan Aspek Non Fisik
Ketersediaan Pelayanan
No Aspek Non Fisik Ada Tidak Optimal Kurang
ada Total optimal Total
(1) (0) (1) (0)
Antusias
1 - 1 - 0 0
wisatawan
Penggerak
1 Wisatawan 1 - 1 - 0 0
ekonomi
Tingkat
1 - 1 - 0 0
kemananan

Kerjasama
1 - 1 - 0 0
stakeholder
2 Kelembagaan
Unit
1 - 1 - 0 0
pemasaran
Sumber: Observasi 2023

Keterangan :

 1 : Tersedia/memadai
 0 : Belum tersedia/belum optimal

Berdasarkan temuan di lapangan pada saat peneliti melakukan observasi,


menyatakan bahwa terdapat komponen pariwisata yang belum memadai dari aspek
fisik pelayanan dan zonasi nya yaitu, fasilitas layanan meliputi sarana perbankan.
Selanjutnya dari aspek non fisik komponen kelembagaan meliputi kerjasama
stakeholder (pengelolaan) dan unit pemasaran (promosi) yang belum optimal, antusias
wisatawan yang besar tetapi pelayanan/konsep yang belum optimal mengakibatkan
pergerakkan ekonomi belum maksimal dan yang terakhir minimnya tingkat
kemananan akibat ulah oknum-oknum pengamen yang melakukan pemalakan serta
peran petugas keamanan yang belum maksimal karena belum dapat menciptakan rasa
aman bagi wisatawan.

7
2. Potensi dan Masalah
Tabel Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Peluang
1. Antusias wisatawan
2. Festival/event tahunan
3. Perkembangan teknologi
1. Eksistensi Sungai Musi
4. Keterpaduan moda transportasi
2. Lokasi dipusat Kota Palembang
5. Pengembangan sektor industri
3. Terdapat 4objek bangunan
pariwisata pada tepian sungai
bersejarah dalam satu kawasan
berdasarkan RTRW Kota Palembang
4. Pengelolaan pariwisata
Tahun 2012-2032
5. Masih luas lahan untuk daya
6. Pengembangan atraksi berupa taman
dukung dan daya tamping
rekreasi, ruang terbuka hijau, dan jalur
6. Kearifan lokal
jalan tepian sungai berdasarkan
RTRW Kota Palembang Tahun 2012-
2032
Kelemahan Ancaman
1. Unit pemasaran yang rendah
2. Kawasan belum tertata atau belum 1. Penurunan wisatawan
sesuai dengan fungsi 2. Pemalakan
3. Tingkat keamanan yang rendah 3. Kunjungan yang sebentar
4. Sarana perbankan yang belum 4. Berpaling ke tempat wisata lainnya
tersedia
Sumber : Observasi dan Literatur 2023

A. Potensi
Tabel Potensi

No Aspek Fisik No Aspek Non Fisik

Berbagai macam aktivitas


Kumpulan bangunan bersejarah kebudayaan berupa festival/event
yang jaraknya berdekatan dapat tahunan akan meningkatkan
1 dikembangkan sebagai wisata 1 wisatawan sehingga berpotensi
sejarah terpadu berdasarkan dikembangkan sebagai wisata
keterpaduan jarak antar atraksi sejarah terpadu berdasarkan
keterpaduan festival khusus
Eksistensi sungai musi sebagai Antusias wisatawan dalam event-
daya tarik wisata transportasi air event secara tidak langsung dapat
2 2
“waterfront” dan keunikan berdampak pada perekonomian
bangunan-bangunan wisata masyarakat lokal yang berpotensi

8
sejarah pada tepian sungai dikembangkan sebagai wisata
sejarah terpadu berdasarkan atraksi
sosial
Terdapat jenis-jenis moda
transportasi (darat dan air) yang Ada banyak aktivitas ekonomi yang
memilki rute perjalanan melintasi digerakkan oleh masyarakat lokal
3 kawasan tersebut dapat 3 dalam mendukung kegiatan
dikembangan sebagai wisata pariwisata berupa perdagangan dan
terpadu berdasarkan keterpaduan jasa.
aksesbilitas

Sumber : Observasi dan Literastur 2023

B. Masalah
Tabel Masalah

No Aspek Fisik No Aspek Non Fisik

Unit pemasaran promosi melalui


aplikasi yang disediakan pemerintah
Sarana perbankan pada kawasan
seperti Giwang dan Palembang
ini belum mendukung
1 1 Virtual 360 saat ini tidak aktif
keterpaduan sarana fasilitas
sehingga tidak menciptakan
layanan
keterpaduan berdasarkan
kelembagaan.
Tindak kejahatan seperti pemalakan
Penataan kawasan belum tertata
yang dilakukan oleh pengamen
karena terdapat aktivitas atau
2 2 membuat rendahnya tingkat
kegiatan yang tidak sesuai dengan
keamanan dan kenyamanan
fungsi ruang
pengunjung menjadi rendah

Sumber : Observasi dan Literastur 2023

9
3. Daya Tarik Wisatawan

Pengisian kuesioner dilakukan oleh 100 orang informan (sampel) yang sedang
atau pernah berwisata ke kawasan wisata sejarah terpadu di Kota Palembang.
Kuesioner berisikan mengenai atraksi, aksesbilitas, amenitas, ansilari. dan keamanan
Jawaban dari pengisian kuesioner ini untuk menentukan apa saja yang menjadi
pengaruh daya tarik wisatawan. Berikut hasil persepsi 100 sampel wisatawan :

Tabel Hasil Interpretasi informan


Interpretasi
No Pertanyaan Total
(%)
Apakah eksistensi keberadaan sungai Musi akan
1 mempengaruhi daya tarik wisata sejarah terpadu di 446 89,2
Kota Palembang
Apakah keberadaan 4 bangunan sejarah dalam satu
2 kawasan akan mempengaruhi daya tarik wisata 453 90,6
sejarah terpadu di Kota Palembang
Apakah kemudahan aksesbilitas dari rute perjalanan
3 akan mempengaruhi daya tarik wisata sejarah terpadu 472 94,4
di Kota Palembang
Apakah ketersediaan moda transportasi yang
4 bervariasi akan mempengaruhi daya tarik wisata 464 92,8
sejarah terpadu di Kota Palembang
Apakah waktu tempuh dan jarak yang berdekatan
5 antar atraksi akan mempengaruhi daya tarik wisata 471 94,2
sejarah terpadu di Kota Palembang
Apakah keberagaman festival khusus dan atraksi
6 sosial akan mempengaruhi daya tarik wisata sejarah 451 90,2
terpadu di Kota Palembang
Apakah kawasan yang tertata sesuai fungsi akan
7 mempengaruhi daya tarik wisata sejarah terpadu di 423 84,6
Kota Palembang
Apakah ketersediaan fasilitas layanan (sarana
8 439 87,8
perdagangan, akomodasi dan perbankan) akan

10
Interpretasi
No Pertanyaan Total
(%)
mempengaruhi daya tarik wisata sejarah terpadu di
Kota Palembang
Apakah kebijakan kelembagaan dalam promosi dan
9 pengelolaan atraksi akan mempengaruhi daya tarik 428 85,6
wisata sejarah terpadu di Kota Palembang

Apakah infrastruktur yang memadai (jaringan


telekomunikasi, listrik dan air bersih) akan
10 444 88,8
memperngaruhi daya tarik wisata sejarah terpadu di
Kota Palembang

Apakah peningkatan keamanan dari ulah pengamen


11 akan mempengaruhi daya tarik wisata sejarah terpadu 486 97,2
di Kota Palembang

Sumber : Analisis Peneliti 2023

Persepsi:

 0% - 19,99% : Sangat Tidak Setuju


 20% - 39,99% : Tidak Setuju
 40% - 59,99% : Cukup Setuju
 60% - 79,99% : Setuju
 80% - 100% : Sangat Setuju

Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner menggunakan skala likert, diketahui


bahwa jawaban dari informan berada di angka 84,6% - 97,2% yang diinterpretasikan
menjadi Sangat Setuju (80% - 100%). Informan sangat setuju jika adanya
ketersediaan dan keterpaduan antara atraksi, aksesbilitas, amenitas, ansilari, serta
terjaminnya keamanan sebagai faktor daya tarik untuk berwisata di kawasan wisata
sejarah terpadu Kota Palembang.

11
4. Analisis SWOT
Tabel Matrik kekuatan dan kelemahan

Skor Bobot Total Bobot


Faktor Internal
Si Bi Si x Bi

Kekuatan, Strenght (S)

1 Eksistensi Sungai Musi 4 0,15 0,60

2 Lokasi dipusat Kota Palembang 3 0,15 0,45

Terdapat 4objek bangunan bersejarah dalam satu


3 4 0,15 0,60
kawasan

4 Pengelolaan pariwisata 3 0,10 0,30

Masih luas lahan untuk daya dukung dan daya


5 3 0,10 0,30
tamping

6 Kearifan lokal 3 0,10 0,30

Total 0,75 2,55

Kelemahan, Weakness (W)

1 Unit pemasaran yang rendah 1 0,05 0,05

Kawasan belum tertata atau belum sesuai dengan


2 1 0,05 0,05
fungsi

3 Tingkat keamanan yang rendah 1 0,05 0,05

4 Sarana perbankan yang belum tersedia 2 0,10 0,20

Total 0,25 0,35

Sumbu X (Total S – W) 1,00 2,90 (+)

Sumber: Analisis Peneliti 2023

12
Tabel Matrik peluang dan ancaman

Skor Bobot Total Bobot


Faktor Internal
Si Bi Si x Bi

Peluang, Opportunities (O)

1 Antusias wisatawan 4 0,15 0,60

2 Festival/event tahunan 4 0,10 0,40

3 Perkembangan teknologi 3 0,10 0,30

4 Keterpaduan moda transportasi 4 0,20 0,80

Pengembangan sektor industri pariwisata pada


5 tepian sungai berdasarkan RTRW Kota Palembang 3 0,10 0,30
Tahun 2012-2032

Pengembangan atraksi berupa taman rekreasi,


ruang terbuka hijau, dan jalur jalan tepian sungai 3 0,10 0,30
6
berdasarkan RTRW Kota Palembang Tahun 2012-
2032

Total 0,75 2,70

Ancaman, Threats (T)

1 Penurunan wisatawan 1 0,05 0,05

2 Pemalakan 1 0,05 0,05

3 Kunjungan yang sebentar 1 0,05 0,05

4 Berpaling ke tempat wisata lainnya 2 0,10 0,20

Total 0,25 0,35

Sumbu Y (Total O – T) 1,00 3,05 (+)

Sumber: Analisis Peneliti 2023

13
Keterangan:

 Skor  Bobot
 4 : Kekuatan/ Peluang utama  0,20 : Sangat kuat
 3 : Kekuatan/ Peluang kecil  0,15 : Diatas rata-rata
 2 : Kelemahan/Ancaman utama  0,10 : Rata-rata
 1 : Kelemahan/Ancaman kecil  0,05 : Dibawah rata-rata

A. Diagram Analisis SWOT

Hasil penjumlahan antara perkalian bobot dan skor yaitu Sumbu X (kekuatan,
-kelemahan) = (2,25, - 0,35) = 1,9 dan Sumbu Y (peluang, -ancaman) = (2,70, - 0,35)
= 2,35. Posisi strategi dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

Diagram Diagram Kuadran Strategi


Peluang
( + 2,70 )

2,35
Strategi IV Strategi I
Stabilitas Agresif

Kelemahan 1,9 Kekuatan


( - 0,35 ) ( + 2,25 )

Strategi IV Strategi II
Defensif Diversifikasi

Ancaman
( - 0,35 )
Sumber: Analisis Peneliti 2023

Dari hasil perhitungan matrik analisis SWOT dan dituangkan melalui diagram
kuadran analisis SWOT untuk memperoleh strategi, ternyata posisi strategi berada di
Strategi I Agresif. Strategi Agresif merupakan situasi yang sangat menguntungkan
dengan menerapkan kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy)

14
yang artinya kawasan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
memungkinkan untuk terus pertumbuhan dan kemajuan secara maksimal dan optimal.

B. Strategi Agresif
Tabel Analisis SO dan WO Strategi Agresif
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Eksistensi Sungai Unit pemasaran yang
1 1
Musi rendah
INTERNAL
Kawasan belum tertata
Lokasi dipusat Kota
2 2 atau belum sesuai
Palembang
dengan fungsi
Terdapat 4objek
Tingkat keamanan
3 bangunan bersejarah 3
yang rendah
dalam satu kawasan
Pengelolaan Parkir liar akibat
4 4
pariwisata keterbatasan lahan
EKSTENAL Masih luas lahan 5 Sarana perbankan yang
5 untuk daya dukung belum tersedia
dan daya tampung
6 Kearifan lokal
Peluang (O) SO WO
W1,O1,O2,O3
S1,O1,O2,O4,O5 Peningkatan promosi dan
1 Antusias wisatawan Pengembangan pemasaran yang inovatif
Waterfront wisata air dan kreatif melalui sosial
media ditingkat global
W2,W3,W5,O3,O5
S1,S4,S5,O1,O2,O4,O5,
Pengembangan sarana
2 Festival/event tahunan O6
layanan yang aman dan
Penambahan atraksi
canggih
S2,S3,O1,O2,O4,O5,O6 W3,O3
Perkembangan
3 Pengembangan konsep Pengembangan teknologi
teknologi
jalur wisata parkir pintar
Keterpaduan moda S2,S3,S5,O1,O2,O4,O5 W3,W4,O1,O4,O5
4
transportasi Pengembangan konsep Penyediaan transportasi
Pengembangan sektor ruang kawasan terpadu alternatif guna
industri pariwisata pada mengurangi
5 tepian sungai ketergantungan wisatawan
berdasarkan RTRW terhadap kendaraan
Kota Palembang 2012 pribadi
Pengembangan atraksi
tepian sungai
6
berdasarkan RTRW
Kota Palembang 2012
Sumber: Analisis Peneliti 2023

15
Tabel Analisis ST dan WT Strategi Agresif
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1 Eksistensi Sungai 1 Unit pemasaran yang
Musi rendah
INTERNAL
2 Lokasi dipusat Kota 2 Kawasan belum tertata
Palembang atau belum sesuai
dengan fungsi
3 Terdapat 4objek 3 Tingkat keamanan
bangunan bersejarah yang rendah
dalam satu kawasan
4 Pengelolaan 4 Parkir liar akibat
pariwisata keterbatasan lahan
5 Masih luas lahan 5 Sarana perbankan
EKSTENAL
untuk daya dukung yang belum tersedia
dan daya tampung
6 Kearifan lokal
Ancaman (T) ST WT
1 Penurunan wisatawan S4,O1,O3,O4 W1,O1,O3,O4
Kerjasama kemitraan Diversifikasi beragam
dengan perusahaan/agen produk pariwisata yang
pariwisata lokal menarik sehingga
distribusi wisatawan
menjadi lebih merata di
seluruh kawasan
mencakup tempat-tempat
yang kurang terkenal
2 Pemalakan S4,S5,O1,O2,O3,O4 W2,W4,O3
Meningkatkan Optimalisasi lahan parkir
pemberdayaan ekonomi dan pedagang
3 Kunjungan yang
dengan menciptakan
sebentar
peluang kerja dan tingkat
4 Berpaling ke tempat
kejahatan dapat menurun
wisata lainnya

Sumber: Analisis Peneliti 2023

Berdasarkan tabel yang berisikan perpaduan antara kekuatan, kelemahan,


peluamg dan ancaman diatas, berikut penjabaran lebih lanjut mengenai strategi
Agresif pengembangan wisata sejarah terpadu di kota Palembang:

A. Strategi S-O

1. S1,O1,O2,O4,O5 (Pengembangan Waterfront wisata air)


Strategi ini merupakan perpaduan dari adanya kekuatan eksistensi sungai musi
ditambah dengan peluang antusias masyarakat yang berwisata, festival
tahunan yang sering diselenggarakan di sungai Musi, adanya moda

16
transportasi air yang selalu aktif karena merupakan salah satu aktivitas
ekonomi masyarakat lokal dan rencana pengembangan waterfront ini sudah
direncanakan dalam RTRW kota Palembang tahun 2012-2032. Strategi ini
berpeluang untuk mengembangkan potensi wisata sungai melalui aktivitas
seperti pelayaran sungai, arung jeram, atau olahraga air lainnya dapat menarik
pengunjung dan memperkenalkan mereka pada keindahan alam dan budaya
lokal.
2. S1,S4,S5,O1,O2 ,O5,O6 (Penambahan atraksi)
Strategi ini merupakan perpaduan dari adanya berbagai macam warisan
budaya di tepian sungai musi, antusias wisatawan pada saat adanya event rutin
tahunan atau tidak, keberadaan moda transportasi darat dan air ditambah
dengan adanya rencana pengembangan atraksi wisata tepian sungai dalam
RTRW kota Palembang tahun 2012-2032 berupa taman bermain, ruang
terbuka hijau dan jalur pejalan kaki tepian sungai. Jika dilihat dari kekuatan
masih tersedia lahan yang luas untuk daya tampung, atraksi restoran sungai
juga dapat dikembangkan. Strategi ini mendorong potensi atraksi wisata yang
belum dimanfaatkan sepenuhnya dan mengembangkannya dengan
mempertahankan keaslian dan keunikan lokal.
3. S2,S3,O1,O2,O4,O5,O6 (Pengembangan konsep jalur wisata)
Pengembangan konsep jalur wisata bertujuan untuk membantu wisatawan
mengeksplor seluruh bagian dari atraksi dengan mudah dan merata dengan
maksimal dan efisien. Strategi ini merupakan perpaduan dari kemudahan
aksesbilitas dan keterpaduan moda transportasi yang melintasi keempat
bangunan bersejarah yang letaknya dipusat Kota Palembang, memungkinkan
para wisatawan dapat mengeksplor atau meninjau lebih banyak objek dan
atraksi pariwisata dalam waktu yang relatif singkat. Strategi ini juga didukung
dengan adanya rencana pengembangan jalur wisata tepian sungai dalam
RTRW kota Palembang tahun 2012-2032 dengan menawarkan kemudahan
aksesibilitas yang baik ke objek wisata dan meningkatkan kualitas pengalaman
wisatawan dengan memperbarui dan memodernisasi fasilitas yang ada.
4. S2,S3,S5,O1,O2,O4,O5 (Pengembangan konsep ruang kawasan terpadu)
Pengembangan konsep ruang kawasan terpadu yaitu adanya sistem spasial
dimana wisata yang lokasinya berdekatan dapat dihubungkan dengan suatu
jalur sekaligus efisiensi terhadap penyediaan sarana dan prasarana. Strategi ini

17
merupakan perpaduan dari keberadaan keempat objek wisata pada pusat Kota
Palembang, didukung dengan kemudahan aksesbilitas dalam moda
transportasi, antusias wisatawan, adanya festival tahunan, dan rencana
pengembangan sektor industri pariwisata di tepian sungai Musi dalam RTRW
kota Palembang tahun 2012-2032.

B. Strategi W-O

1. W1,O1,O2,O3 (Peningkatan promosi dan pemasaran yang inovatif dan


kreatif melalui sosial media ditingkat global)
Strategi ini perpaduan antara kelemahan unit pamasaran dan adanya antusias
wisatawan dalam festival/event tahunan memungkinkan untuk kawasan wisata
ini dapat dijangkau oleh wisatawan mancanegara dengan peluang
perkembangan IPTEK. Startegi ini bertujuan untuk mengoptimalkan
penggunaan media sosial dan situs web meliputi informasi terperinci tentang
destinasi wisata, termasuk peta, atraksi, akomodasi, dan pengalaman wisata
lainnya untuk mencapai audiens global dalam berbagai event yang menjadi
daya tarik wisatawan nusantara seperti event keagamaan.
2. W2,W3,W5,O3,O5 (Pengembangan sarana layanan yang aman dan
canggih)
Strategi ini perpaduan antara kelemahan dari rendahnya keamanan dan belum
tersedianya sarana perbankan pada kawasan akan tetapi mempunyai peluang
dari perkembangan IPTEK dan pengembangan sarana prasarana pada tepian
sungai memungkin untuk menerapkan inovasi teknologi dalam pengembangan
pelayanan. Strategi ini bertujuan untuk meminimalisir kejahatan dan
kesalahan, seperti melakukan transaksi dengan cara cashless/non tunai.
3. W3,O3 (Pengembangan teknologi parkir pintar)
Strategi ini perpaduan antara kelemahan dari rendahnya keamanan karena
kawasan belum tertata sesuai fungsi akibat oknum-okum parkir liar dan
adanya peluang perkembangan IPTEK. Strategi pengembangan teknologi
parkir pintar merupakan sistem parkir otomatis dengan pemantauan real-time
untuk memandu pengunjung ke tempat parkir yang tersedia dan memastikan
tidak ada kendaraan yang diparkir di area yang tidak diizinkan serta
tersambung pada petugas keamanan guna responsibilitas.

18
4. W4,O1,O4,O6 (Penyediaan transportasi alternatif guna mengurangi
ketergantungan wisatawan terhadap kendaraan pribadi)
Strategi ini perpaduan antara kelemahan dari keterbatasan lahan parkir dan
peluang dari antusias wisatawan, moda transportasi dan konsep jalur wisata
sehingga berpotensi untuk ditawarkan moda transportasi unik seperti kereta
wisata, sepeda bersejarah, atau becak tradisional yang dapat mengantarkan
pengunjung menjelajahi daerah sekaligus memberikan pengalaman yang
berbeda dan menyenangkan. Strategi penyediaan transportasi alternatif ini
juga berguna untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap
kendaraan pribadi dan lahan parkir.

C. Strategi S-T

1. S4,O1,O3,O4 (Kerjasama kemitraan dengan perusahaan/agen pariwisata


lokal)
Strategi ini merupakan perpaduan adanya kekuatan dari pengelolaan
pariwisata namun adanya ancaman penurunan wisatawan, waktu kunjungan
yang sebentar dan wisatawan berpaling ke wisata lainnya. Strategi ini ialah
bentuk kolaborasi antara pemerintah dengan sektor swasta (perusahaan/agen
pariwisata) yang dapat bekerja sama untuk mengembangkan paket wisata
dengan menggabungkan beberapa atraksi wisata di sepanjang jalur konsep
tersebut. Menawarkan paket dengan harga yang kompetitif dan variasi agar
wisatawan dapat memilih paket yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.
2. S4,S5,O1,O2,O3,O4 (Meningkatkan pemberdayaan ekonomi dengan
menciptakan peluang kerja dan tingkat kejahatan dapat menurun)
Strategi ini merupakan perpaduan adanya kekuatan dari pengelolaan
pariwisata dan masih terdapat lahan untuk dilakukan aktivitas ekonomi untuk
mengurangi ancaman kejahatan dari oknum-oknum yang melakukan
pemalakan sehingga terjadinya penurunan wisatawan ataupun kunjungan yang
sebentar. Strategi ini sangat memungkinkan melibatkan masyarakat setempat
dalam industri pariwisata dapat membantu mengurangi tindak kriminal.
Masyarakat dapat dilibatkan dalam program-program pelatihan kerja dan
pengembangan keterampilan, sehingga mereka memiliki akses yang lebih baik
ke lapangan kerja di sektor pariwisata. Dengan demikian, tingkat

19
pengangguran dan kemiskinan dapat berkurang, sehingga mengurangi
motivasi untuk terlibat dalam tindak kriminal.

D. Strategi W-T

1. W1,O1,O3,O4 (Diversifikasi beragam produk pariwisata yang menarik


sehingga distribusi wisatawan menjadi lebih merata di seluruh kawasan
mencakup tempat-tempat yang kurang terkenal)
Strategi ini merupakan perpaduan antara promosi yang lemah sehingga
wisatawan menjadi berkurang karena aktivitas yang monoton. Pengembangan
strategi ini bertujuan untuk mengeksplor objek-objek wisata yang belum
terkenal secara merata dengan manfaatkan kekuatan pemasaran digital untuk
promosi dan menawarkan paket wisata yang menggabungkan kunjungan ke
tempat populer dengan tempat-tempat tersembunyi yang jarang dikunjungi.
Dengan melakukan kemitraan, Anda dapat saling menguntungkan dengan
meningkatkan eksposur dan daya tarik tempat-tempat yang kurang terkenal.
2. W2,W4,O3 (Optimalisasi lahan parkir dan pedagang)
Strategi ini merupakan perpaduan antara kawasan yang belum tertata sesuai
fungsi akibat oknum-okum pedangang/parkir liar yang membuat
ketidaknyamanan wisatawan sehingga waktu kunjungannya hanya sebentar.
Strategi ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas lahan parkir/pedagang
yang ada saat ini dengan jumlah kendaraan/sarana perdagangan yang biasanya
datang ke tempat wisata pada puncak kunjungan. Optimalisasi lahan yang ada
dengan memanfaatkan ruang yang ada dengan lebih baik membuat kawasan
akan tertata.

5. Analisis CSF

Matrik CSF berguna untuk menentukan nilai keterkaitan antara visi, misi dan
nilai-nilai dengan strategi. Bobot diisi 1(sangat tidak terkait) – 4(sangat terkait) dan
dilakukan penjumlahan untuk menentukan urutan keterkaitan terbesar hingga terkecil.

20
Tabel Analisis Matrik CSF
Kedekatan Dengan
Total
Strategi Visi Misi Nilai-Nilai
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Strategi S-O
Pengembangan Waterfront
1 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 33
wisata air
2 Penambahan atraksi 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 42
Pengembangan konsep
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 38
jalur wisata
Pengembangan konsep
4 ruang sebagai kawasan 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 39
terpadu
Strategi W-O
Peningkatan promosi dan
pemasaran yang inovatif
1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 33
dan kreatif melalui sosial
media ditingkat global
Pengembangan sarana
2 layanan yang aman dan 3 2 4 2 3 3 4 1 2 3 4 32
canggih
Pengembangan teknologi
3 3 2 3 3 1 3 2 1 2 3 3 26
parkir pintar
Penyediaan transportasi
alternatif guna mengurangi
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 34
ketergantungan wisatawan
terhadap kendaraan pribadi
Strategi S-T
Kerjasama kemitraan
1 dengan perusahaan 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 38
pariwisata lokal
Meningkatkan
pemberdayaan ekonomi
2 dengan menciptakan 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 31
peluang kerja dan tingkat
kejahatan dapat menurun.
Strategi W-T
Diversifikasi beragam
produk pariwisata yang
menarik sehingga
distribusi wisatawan
1 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 39
menjadi lebih merata di
seluruh kawasan
mencakup tempat-tempat
yang kurang terkenal.

21
Kedekatan Dengan
Total
Strategi Visi Misi Nilai-Nilai
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Optimalisasi lahan parkir


2 3 2 3 3 2 3 3 1 1 3 2 26
dan pedagang

Sumber: Analisis Peneliti 2023

Keterangan : Persepsi:

1. : Sangat tidak terkait  0- 11 : Sangat tidak terkait


2. : Tidak terkait  12- 22 : Tidak terkait
3. : Terkait  23-33 : Terkait
4. : Sangat Terkait  34- 44 : Sangat terkait

6. Prioritas
Tabel Prioritas
No Strategi Bobot

1 Penambahan atraksi 42

Diversifikasi beragam produk pariwisata yang menarik


sehingga distribusi wisatawan menjadi lebih merata di
2 39
seluruh kawasan mencakup tempat-tempat yang kurang
terkenal
3 Pengembangan konsep ruang sebagai kawasan terpadu 39
4 Pengembangan konsep jalur wisata 38

5 Kerjasama kemitraan dengan perusahaan pariwisata lokal 38

Penyediaan transportasi alternatif guna mengurangi


6 34
ketergantungan wisatawan terhadap kendaraan pribadi
Sumber: Analisis Peneliti 2023

Berikut prioritas dari beberapa strategi yang telah dianalisis menggunakan


metode CSF. Pemilihan 6 strategi prioritas ini berdasarkan pada nilai/bobot tertingi
yaitu berkisar 34-42 yang jika dilihat dari interval/persepsi nilai ini merupakan nilai
yang sangat terkait dengan visi, misi dan nilai-nilai dari strategi pengembangan wisata
sejarah terpadu di Kota Palembang.

22
KESIMPULAN

Kesimpulan dari pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu adalah


sebagai berikut :

1. Pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu Kota Palembang memiliki


potensi untuk menarik wisatawan dari berbagai daerah dan bahkan dari luar
negeri karena keindahan alam, keunikan sejarah dan budaya yang ditawarkan.
2. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, pengembangan
kawasan wisata sejarah terpadu Kota Palembang dapat memberikan manfaat
ekonomi yang signifikan. Pendapatan dari sektor pariwisata dapat meningkat,
menciptakan lapangan kerja baru, dan memberikan dampak positif pada
perekonomian lokal.
3. Melalui pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu Kota Palembang,
warisan budaya dan sejarah suatu daerah dapat dipromosikan dan dipelihara
dengan baik. Bangunan bersejarah, situs arkeologi, dan warisan budaya
lainnya dapat dirawat dan dilestarikan agar tetap dapat dinikmati oleh generasi
mendatang.
4. Pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu Kota Palembang sering kali
melibatkan peningkatan infrastruktur seperti pembangunan jalan, transportasi,
pengembangan hotel, restoran, dan fasilitas lainnya. Hal ini dapat memberikan
dampak positif pada pembangunan infrastruktur secara keseluruhan di daerah
tersebut.
5. Pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu Kota Palembang juga dapat
berperan penting dalam meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat
terhadap sejarah. Melalui museum, pameran, dan aktivitas lainnya,
pengunjung dapat belajar tentang sejarah dan warisan budaya suatu daerah,
meningkatkan apresiasi mereka terhadap nilai-nilai budaya.

23
REFERENSI

Agus, D (Dkk). (2018). Pemanfaatan Tepian Sungai Sebagai Bagian Dari


Pengembangan Manajemen Hotel Puri Asri Magelang Yang Berbasis
Ekowisata. Yogyakarta

Darmawan, D. (2019). Pengaruh Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Ansilari Terhadap


Kepuasan Wisatawan Dio Pantai Gemah Kabupaten Tuilungagung. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Februari

Kastolani, W. (2007). Pengembangan Wisata Terpadu Berdasarkan Daya Tarik


Kawasan Konservasi Di Kecamatan Cimenyan. Bandung

Khomenie, Apridev. (2017) Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu


Kenjeran Surabaya. Surabaya

Putri, Qonnita (Dkk). (2018). Analisis Pengembangan Potensi Kawasan Wisata


Sungai Musi Sebagai Tujuan Wisata Di Kota Palembang. Tepian Sungai Musi
Kota Palembang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang No 15 Tahun 2012 tentang


Pengembangan Pariwisata di Tepian Sungai

Riyanto, Janu. (2009). Pengembangan Wisaata Terpadu Berbasis Sejarah Kerajaan


Pura Pakualaman. Kampung Wisatawan Pakualaman

Sedarmayanti, (2014). Membangun & Mengembangkan Kebudayaan & Industri


Pariwisata. (Bunga Rampai Tulisan Pariwisata). Bandung: Pt Refika Aditama.

Soebiyantoro, U. (2009). Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana, Sarana


Transportasi Terhadap Kepuasan Wisatawan. Jurnal Manajemen Pemasaran.
Volume 4(1): 16-22. Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsibo.

Susanty, A., S. Nugroho, dan Adyan. (2015). Optimasi Pengembangan Kawasan


Wisata di Semarang dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
Process, Analisis SWOT, dan Multi-Attribute Utility Theory. Jurnal Teknik
Industri. Volume 10(2): 77-84

Tahir, M. (2005). Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi Pantai Untuk Rekreasi Dalam
Mendukung Kota Tanjungpinang Sebagai Waterfront City. Semarang

24

Anda mungkin juga menyukai