Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
PALEMBANG
2023
ABSTRAK
1
PENDAHULUAN
Dari beberapa objek wisata tersebut ada satu hal yang menarik perhatian
peneliti dalam melatarbelakangi penelitian ini, yaitu kumpulan objek wisata dan
bangunan bersejarah pada satu kawasan terpadu yang kawasannya sudah diatur dalam
RTRW 2012-2032 pasal 55 sebagai kawasan peruntukan pariwisata yaitu kawasan
Ampera-Benteng Kuto Besak. Adapun objek wisata yang terdapat dalam kawasan
tersebut antara lain, Benteng Kuto Besak, Monumen Perjuangan Rakyat, Museum
Sultan Mahmud Badaruddin II, dan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo
Wikramo. Objek wisata dan bangunan bersejarah ini terletak pada Kelurahan yang
sama, yaitu Kelurahan 19 Ilir sehingga mempermudah peneliti untuk mengakses
antarlokasi dengan waktu yang singkat dikarenakan lokasi yang strategis di pusat
Kota dan jarak antarlokasi yang berdekatan.
2
Benteng Kuto Besak merupakan titik temu wisatawan karena dari tempat itu
wisatawan dapat menjangkau seluruh tempat wisata lainnya. Wisatawan akan
merasakan suasana yang unik atau tidak biasa ketika mengunjungi wisata kuliner
Terapung yang berada di tepian Sungai Musi atau tepian Benteng Kuto Besak.
Terapung merupakan tempat makan yang disajikan didalam perahu dan wisatawan
akan mendapatkan view Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang dikenal sebagai
ikon Kota Palembang. Benteng Kuto Besak juga terdapat dermaga yang bisa
menghantarkan wisatawan mengelilingi Sungai Musi dengan perahu atau berkunjung
ke kampung-kampung yang penuh dengan sejarah dan budaya yang ada di tepian
Sungai Musi seperti Kampung Kapitan, Kampung Al-Munawar, Kampung Baba
Boenjit ataupun ke Pulau Kemaro yang memiliki legenda yang sangat terkenal
tentang kisah cinta putri raja Kerajaan Sriwijaya dengan saudagar kaya dari Tionghoa.
Pada kawasan yang sama juga, terdapat Monumen Perjuangan Rakyat atau
biasa disebut dengan Monpera yang saat ini keadaannya sudah jauh lebih baik dari
sebelumnya. Seiring dengan perubahan tersebut dimana para wisatawan boleh masuk
kedalam bangunan tersebut dengan membayar tiket masuk yang terjangkau dari
berbagai kalangan. Bangunan Monpera terdiri dari bangunan berlantai 8 dengan
ketinggian kurang lebih 17 meter, selain itu wisatawan dapat mengabadikan momen-
momen dan sekaligus dapat menikmati Kota Palembang dari atas bangunan tersebut.
Monpera diapit oleh 2 bangunan bersejarah lainnya yaitu, sebelah utara tempat ibadah
bersejarah yaitu Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo yang
menempati lahan seluas 15.400 m² dan sebelah selatan Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II.
3
berdampak pada pengurangan angka pengangguran masyarakat Kota Palembang.
Dengan adanya unsur pengembangan wisata sejarah terpadu tentu membutuhkan
tenaga dari masyarakat, seperti parkir, jasa transportasi darat maupun air untuk
mempermudah akses menuju objek wisata, rumah makan yang menyediakan makanan
khas Kota Palembang, penginapan dan lain sebagainya. Pengembangan wisata sejarah
terpadu juga akan menjadi terobosan untuk masyarakat lokal agar lebih berdaya dan
menjadikan peluang memperbaiki ekonomi masyarakat maupun ekonomi daerah.
Dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke spot-spot wisata ini, maka wisatawan
akan memakai jasa-jasa masyarakat yang berada di kawasan tersebut. Berikut ini data
jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancangera Kota Palembang tahun
2019-2022 yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
4
METODOE PENELITIAN
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Eksisting
Ketersediaan Pelayanan
No Aspek Fisik Ada Tidak Memadai Tidak
ada Total memadai Total
(1) (0) (1) (0)
Moda
1 - 1 1 - 1
transportasi
1 Aksesbilitas
Rute
1 - 1 1 - 1
perjalanan
Jarak atraksi 1 - 1 1 - 1
Festival
2 Atraksi 1 - 1 1 - 1
khusus
Atraksi sosial 1 - 1 1 - 1
Sarana
1 - 1 1 - 1
akomodasi
Fasilitas Sarana
3 1 - 1 1 - 1
Layanan perdagangan
Sarana
1 - 1 - 0 0
perbankan
Jaringan air
1 - 1 1 - 1
bersih
4 Infrastruktur
Jaringan listrik 1 - 1 1 - 1
Jaringan
1 - 1 1 - 1
telekomunikasi
Sumber: Observasi 2023
Keterangan :
1 : Tersedia/memadai
0 : Belum tersedia/belum memadai
6
Tabel Skoring Ketersediaan dan Pelayanan Aspek Non Fisik
Ketersediaan Pelayanan
No Aspek Non Fisik Ada Tidak Optimal Kurang
ada Total optimal Total
(1) (0) (1) (0)
Antusias
1 - 1 - 0 0
wisatawan
Penggerak
1 Wisatawan 1 - 1 - 0 0
ekonomi
Tingkat
1 - 1 - 0 0
kemananan
Kerjasama
1 - 1 - 0 0
stakeholder
2 Kelembagaan
Unit
1 - 1 - 0 0
pemasaran
Sumber: Observasi 2023
Keterangan :
1 : Tersedia/memadai
0 : Belum tersedia/belum optimal
7
2. Potensi dan Masalah
Tabel Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Peluang
1. Antusias wisatawan
2. Festival/event tahunan
3. Perkembangan teknologi
1. Eksistensi Sungai Musi
4. Keterpaduan moda transportasi
2. Lokasi dipusat Kota Palembang
5. Pengembangan sektor industri
3. Terdapat 4objek bangunan
pariwisata pada tepian sungai
bersejarah dalam satu kawasan
berdasarkan RTRW Kota Palembang
4. Pengelolaan pariwisata
Tahun 2012-2032
5. Masih luas lahan untuk daya
6. Pengembangan atraksi berupa taman
dukung dan daya tamping
rekreasi, ruang terbuka hijau, dan jalur
6. Kearifan lokal
jalan tepian sungai berdasarkan
RTRW Kota Palembang Tahun 2012-
2032
Kelemahan Ancaman
1. Unit pemasaran yang rendah
2. Kawasan belum tertata atau belum 1. Penurunan wisatawan
sesuai dengan fungsi 2. Pemalakan
3. Tingkat keamanan yang rendah 3. Kunjungan yang sebentar
4. Sarana perbankan yang belum 4. Berpaling ke tempat wisata lainnya
tersedia
Sumber : Observasi dan Literatur 2023
A. Potensi
Tabel Potensi
8
sejarah pada tepian sungai dikembangkan sebagai wisata
sejarah terpadu berdasarkan atraksi
sosial
Terdapat jenis-jenis moda
transportasi (darat dan air) yang Ada banyak aktivitas ekonomi yang
memilki rute perjalanan melintasi digerakkan oleh masyarakat lokal
3 kawasan tersebut dapat 3 dalam mendukung kegiatan
dikembangan sebagai wisata pariwisata berupa perdagangan dan
terpadu berdasarkan keterpaduan jasa.
aksesbilitas
B. Masalah
Tabel Masalah
9
3. Daya Tarik Wisatawan
Pengisian kuesioner dilakukan oleh 100 orang informan (sampel) yang sedang
atau pernah berwisata ke kawasan wisata sejarah terpadu di Kota Palembang.
Kuesioner berisikan mengenai atraksi, aksesbilitas, amenitas, ansilari. dan keamanan
Jawaban dari pengisian kuesioner ini untuk menentukan apa saja yang menjadi
pengaruh daya tarik wisatawan. Berikut hasil persepsi 100 sampel wisatawan :
10
Interpretasi
No Pertanyaan Total
(%)
mempengaruhi daya tarik wisata sejarah terpadu di
Kota Palembang
Apakah kebijakan kelembagaan dalam promosi dan
9 pengelolaan atraksi akan mempengaruhi daya tarik 428 85,6
wisata sejarah terpadu di Kota Palembang
Persepsi:
11
4. Analisis SWOT
Tabel Matrik kekuatan dan kelemahan
12
Tabel Matrik peluang dan ancaman
13
Keterangan:
Skor Bobot
4 : Kekuatan/ Peluang utama 0,20 : Sangat kuat
3 : Kekuatan/ Peluang kecil 0,15 : Diatas rata-rata
2 : Kelemahan/Ancaman utama 0,10 : Rata-rata
1 : Kelemahan/Ancaman kecil 0,05 : Dibawah rata-rata
Hasil penjumlahan antara perkalian bobot dan skor yaitu Sumbu X (kekuatan,
-kelemahan) = (2,25, - 0,35) = 1,9 dan Sumbu Y (peluang, -ancaman) = (2,70, - 0,35)
= 2,35. Posisi strategi dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
2,35
Strategi IV Strategi I
Stabilitas Agresif
Strategi IV Strategi II
Defensif Diversifikasi
Ancaman
( - 0,35 )
Sumber: Analisis Peneliti 2023
Dari hasil perhitungan matrik analisis SWOT dan dituangkan melalui diagram
kuadran analisis SWOT untuk memperoleh strategi, ternyata posisi strategi berada di
Strategi I Agresif. Strategi Agresif merupakan situasi yang sangat menguntungkan
dengan menerapkan kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy)
14
yang artinya kawasan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
memungkinkan untuk terus pertumbuhan dan kemajuan secara maksimal dan optimal.
B. Strategi Agresif
Tabel Analisis SO dan WO Strategi Agresif
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Eksistensi Sungai Unit pemasaran yang
1 1
Musi rendah
INTERNAL
Kawasan belum tertata
Lokasi dipusat Kota
2 2 atau belum sesuai
Palembang
dengan fungsi
Terdapat 4objek
Tingkat keamanan
3 bangunan bersejarah 3
yang rendah
dalam satu kawasan
Pengelolaan Parkir liar akibat
4 4
pariwisata keterbatasan lahan
EKSTENAL Masih luas lahan 5 Sarana perbankan yang
5 untuk daya dukung belum tersedia
dan daya tampung
6 Kearifan lokal
Peluang (O) SO WO
W1,O1,O2,O3
S1,O1,O2,O4,O5 Peningkatan promosi dan
1 Antusias wisatawan Pengembangan pemasaran yang inovatif
Waterfront wisata air dan kreatif melalui sosial
media ditingkat global
W2,W3,W5,O3,O5
S1,S4,S5,O1,O2,O4,O5,
Pengembangan sarana
2 Festival/event tahunan O6
layanan yang aman dan
Penambahan atraksi
canggih
S2,S3,O1,O2,O4,O5,O6 W3,O3
Perkembangan
3 Pengembangan konsep Pengembangan teknologi
teknologi
jalur wisata parkir pintar
Keterpaduan moda S2,S3,S5,O1,O2,O4,O5 W3,W4,O1,O4,O5
4
transportasi Pengembangan konsep Penyediaan transportasi
Pengembangan sektor ruang kawasan terpadu alternatif guna
industri pariwisata pada mengurangi
5 tepian sungai ketergantungan wisatawan
berdasarkan RTRW terhadap kendaraan
Kota Palembang 2012 pribadi
Pengembangan atraksi
tepian sungai
6
berdasarkan RTRW
Kota Palembang 2012
Sumber: Analisis Peneliti 2023
15
Tabel Analisis ST dan WT Strategi Agresif
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1 Eksistensi Sungai 1 Unit pemasaran yang
Musi rendah
INTERNAL
2 Lokasi dipusat Kota 2 Kawasan belum tertata
Palembang atau belum sesuai
dengan fungsi
3 Terdapat 4objek 3 Tingkat keamanan
bangunan bersejarah yang rendah
dalam satu kawasan
4 Pengelolaan 4 Parkir liar akibat
pariwisata keterbatasan lahan
5 Masih luas lahan 5 Sarana perbankan
EKSTENAL
untuk daya dukung yang belum tersedia
dan daya tampung
6 Kearifan lokal
Ancaman (T) ST WT
1 Penurunan wisatawan S4,O1,O3,O4 W1,O1,O3,O4
Kerjasama kemitraan Diversifikasi beragam
dengan perusahaan/agen produk pariwisata yang
pariwisata lokal menarik sehingga
distribusi wisatawan
menjadi lebih merata di
seluruh kawasan
mencakup tempat-tempat
yang kurang terkenal
2 Pemalakan S4,S5,O1,O2,O3,O4 W2,W4,O3
Meningkatkan Optimalisasi lahan parkir
pemberdayaan ekonomi dan pedagang
3 Kunjungan yang
dengan menciptakan
sebentar
peluang kerja dan tingkat
4 Berpaling ke tempat
kejahatan dapat menurun
wisata lainnya
A. Strategi S-O
16
transportasi air yang selalu aktif karena merupakan salah satu aktivitas
ekonomi masyarakat lokal dan rencana pengembangan waterfront ini sudah
direncanakan dalam RTRW kota Palembang tahun 2012-2032. Strategi ini
berpeluang untuk mengembangkan potensi wisata sungai melalui aktivitas
seperti pelayaran sungai, arung jeram, atau olahraga air lainnya dapat menarik
pengunjung dan memperkenalkan mereka pada keindahan alam dan budaya
lokal.
2. S1,S4,S5,O1,O2 ,O5,O6 (Penambahan atraksi)
Strategi ini merupakan perpaduan dari adanya berbagai macam warisan
budaya di tepian sungai musi, antusias wisatawan pada saat adanya event rutin
tahunan atau tidak, keberadaan moda transportasi darat dan air ditambah
dengan adanya rencana pengembangan atraksi wisata tepian sungai dalam
RTRW kota Palembang tahun 2012-2032 berupa taman bermain, ruang
terbuka hijau dan jalur pejalan kaki tepian sungai. Jika dilihat dari kekuatan
masih tersedia lahan yang luas untuk daya tampung, atraksi restoran sungai
juga dapat dikembangkan. Strategi ini mendorong potensi atraksi wisata yang
belum dimanfaatkan sepenuhnya dan mengembangkannya dengan
mempertahankan keaslian dan keunikan lokal.
3. S2,S3,O1,O2,O4,O5,O6 (Pengembangan konsep jalur wisata)
Pengembangan konsep jalur wisata bertujuan untuk membantu wisatawan
mengeksplor seluruh bagian dari atraksi dengan mudah dan merata dengan
maksimal dan efisien. Strategi ini merupakan perpaduan dari kemudahan
aksesbilitas dan keterpaduan moda transportasi yang melintasi keempat
bangunan bersejarah yang letaknya dipusat Kota Palembang, memungkinkan
para wisatawan dapat mengeksplor atau meninjau lebih banyak objek dan
atraksi pariwisata dalam waktu yang relatif singkat. Strategi ini juga didukung
dengan adanya rencana pengembangan jalur wisata tepian sungai dalam
RTRW kota Palembang tahun 2012-2032 dengan menawarkan kemudahan
aksesibilitas yang baik ke objek wisata dan meningkatkan kualitas pengalaman
wisatawan dengan memperbarui dan memodernisasi fasilitas yang ada.
4. S2,S3,S5,O1,O2,O4,O5 (Pengembangan konsep ruang kawasan terpadu)
Pengembangan konsep ruang kawasan terpadu yaitu adanya sistem spasial
dimana wisata yang lokasinya berdekatan dapat dihubungkan dengan suatu
jalur sekaligus efisiensi terhadap penyediaan sarana dan prasarana. Strategi ini
17
merupakan perpaduan dari keberadaan keempat objek wisata pada pusat Kota
Palembang, didukung dengan kemudahan aksesbilitas dalam moda
transportasi, antusias wisatawan, adanya festival tahunan, dan rencana
pengembangan sektor industri pariwisata di tepian sungai Musi dalam RTRW
kota Palembang tahun 2012-2032.
B. Strategi W-O
18
4. W4,O1,O4,O6 (Penyediaan transportasi alternatif guna mengurangi
ketergantungan wisatawan terhadap kendaraan pribadi)
Strategi ini perpaduan antara kelemahan dari keterbatasan lahan parkir dan
peluang dari antusias wisatawan, moda transportasi dan konsep jalur wisata
sehingga berpotensi untuk ditawarkan moda transportasi unik seperti kereta
wisata, sepeda bersejarah, atau becak tradisional yang dapat mengantarkan
pengunjung menjelajahi daerah sekaligus memberikan pengalaman yang
berbeda dan menyenangkan. Strategi penyediaan transportasi alternatif ini
juga berguna untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap
kendaraan pribadi dan lahan parkir.
C. Strategi S-T
19
pengangguran dan kemiskinan dapat berkurang, sehingga mengurangi
motivasi untuk terlibat dalam tindak kriminal.
D. Strategi W-T
5. Analisis CSF
Matrik CSF berguna untuk menentukan nilai keterkaitan antara visi, misi dan
nilai-nilai dengan strategi. Bobot diisi 1(sangat tidak terkait) – 4(sangat terkait) dan
dilakukan penjumlahan untuk menentukan urutan keterkaitan terbesar hingga terkecil.
20
Tabel Analisis Matrik CSF
Kedekatan Dengan
Total
Strategi Visi Misi Nilai-Nilai
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Strategi S-O
Pengembangan Waterfront
1 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 33
wisata air
2 Penambahan atraksi 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 42
Pengembangan konsep
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 38
jalur wisata
Pengembangan konsep
4 ruang sebagai kawasan 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 39
terpadu
Strategi W-O
Peningkatan promosi dan
pemasaran yang inovatif
1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 33
dan kreatif melalui sosial
media ditingkat global
Pengembangan sarana
2 layanan yang aman dan 3 2 4 2 3 3 4 1 2 3 4 32
canggih
Pengembangan teknologi
3 3 2 3 3 1 3 2 1 2 3 3 26
parkir pintar
Penyediaan transportasi
alternatif guna mengurangi
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 34
ketergantungan wisatawan
terhadap kendaraan pribadi
Strategi S-T
Kerjasama kemitraan
1 dengan perusahaan 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 38
pariwisata lokal
Meningkatkan
pemberdayaan ekonomi
2 dengan menciptakan 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 31
peluang kerja dan tingkat
kejahatan dapat menurun.
Strategi W-T
Diversifikasi beragam
produk pariwisata yang
menarik sehingga
distribusi wisatawan
1 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 39
menjadi lebih merata di
seluruh kawasan
mencakup tempat-tempat
yang kurang terkenal.
21
Kedekatan Dengan
Total
Strategi Visi Misi Nilai-Nilai
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Keterangan : Persepsi:
6. Prioritas
Tabel Prioritas
No Strategi Bobot
1 Penambahan atraksi 42
22
KESIMPULAN
23
REFERENSI
Tahir, M. (2005). Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi Pantai Untuk Rekreasi Dalam
Mendukung Kota Tanjungpinang Sebagai Waterfront City. Semarang
24