UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
OLEH:
NIM. 2001110870
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
A. PENDAHULUAN
ekonomi suatu negara terlebih lagi menjadi pemasukan bagi pemerintah daerah yang
sudah banyak sekali mengalami perkembangan dan kemajuan dalam hal pengelolannya,
namun beberapa tahun terakhir sektor yang menjadi unggulan masyarakat ini mengalami
kemunduran akibat dari pandemi covid – 19 . Pandemi covid- 19 tidak hanya di rasakan
oleh para pelaku usaha wisata tetapi juga berimbas kepada sektor bidang kehidupan yang
lainnya .
Permasalahan yang terjadi pada tahun 2020 mengenai pariwisata di seluruh dunia
bandingkan dengan tahun 2019, hal ini tidak lain merupakan imbas dari pembatasan
perjalanan yang di tetapkan oleh hampir setiap negara dalam rangka pengendalian
pandemi Covid – 19 . Sejak adanya pembatasan akses international dan juga tutupnya
objek wisata juga memberikan pengaruh bagi pariwisata di Indonesia hal ini dapat kita
menyebutkan bahwa “ Adanya pembatasan sosial berskala besar dan di tutupnya akses
sebesar Rp. 20,7 milyar ! ” . Berdasarkan data dari badan pusat statistik sejak 2019 hingga
2020 mengalami penurunan yang signifikan, pada tahun 2019 jumlah kunjungan
pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari peningkatan berbagai sektor pendukung
pariwisata yang memberikan efek positif kepada masyarakat secara terus menerus. Salah
satu provinsi yang berdampak adalah Provinsi Sumatra Utara, dikutip dari detik.com
selama periode January hingga Juni tahun 2022 jumlah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Sumatra Utara mencapai 9.531 kunjungan, tentunya data ini dinilai
Terfokus kepada kabupaten Serdang Bedagai yang ikut terkena imbas positif dari
pemberlakuan kunjungan wisata yang tidak lagi terikat dengan aturan prokes Covid-19
tentunya juga ikut meningkat aktivitas wisatanya. Mengacu kepada objek wisata yang
paling ramai dikunjungi akhir - akhir ini yaitu Sungai Bah Bolon di kecamatan Sipispis,
kabupaten Serdang Bedagai Sumatra Utara. Juga turut memberikan pemasukan bagi
pertumbuhan pariwisata di Sumut karena terdapat atraksi wisata berupa rafting atau arung
jeram yang sudah terkenal hingga mancanegara. Terlepas dari itu, keberlangsungan siklus
geografi yang terjadi juga harus menjadi perhatian khusus sebagai dampak dari Pariwisata
Jarak tempuh dari pusat kota Medan sekitar 2 jam atau lebih kurang 100 km. Rute
untuk kegiatan arung jeram melintasi alur sungai yang bermuara di hulu Sungai Padang
yang mengalir melintasi kota Tebing Tinggi. Sedangkan, sungai sei Bah Bolon yang
Berdasarkan tingkat kesulitan arusnya Sungai Bah Bolon berada pada grade medium
dalam artian bisa digunakan untuk segala usia dan cocok untuk arung jeram keluarga.
Panjang lintasan pengarungan sepanjang 14 km dalm kurun waktu 4 jam. Sepanjang alur
sungai wisatawan disajikan dengan penampakan alam berupa tebing bebatuan di kiri
kanan sungai ( greencanyon ) yang memiliki beragam bentuk menarik seperti diantaranya
jenjang terbalik, potret tangan manusia dan bebatuan lumut. Green Canyon yang berada
tepat dipinggiran sungai Bah Bolon memberikan kesan estetika alam yang mempesona.
Green Canyon terbentuk dari hasil proses pelarutan batuan kapur dari sungai
bawah tanah yang mengalir diantara celah dan ceruk bebatuan. Proses ini berlangsung
selama ribuan tahun sehingga membentuk ngarai dan menembus batuan tebing sehingga
membentuk ornamen-ornamen cantik seperti stalagtit dan stalagmit. Wisata alam berupa
aliran sungai Bah Bolon merupakan sungai yang diapit oleh dua buah tebing bebatuan
yang dihiasi gemercik tetesan air yang menyerupai hujan abadi dan tumbuhan yang
tumbuh diatas tebing yang memberikan kesan kesempurnaan akan keindahan alam.
Namun Green Canyon ditepian sungai Bah Bolon ini termasuk kedalam jenis batu
kapur yang rentan mengalami pelapukan fisik karena iklim atau suhu yang ekstrim, juga
bisa dikarenakan akar akar tumbuhan yang menancap kepada batu sehingga batu ini pecah
Ketika terjadi hujan air mengenai serasah kemudian mengalami suatu reaksi sehingga
serasah itu mengeluarkan asam asam dan merembes ke batu kapur tersebut, sehingga batu
menjadi lapuk.
Peristiwa ini juga dikenal dengan istilah Degradasi. Degradasi secara singkat
dapat diartikan sebagai suatu proses yang memberikan efek berkurangnya bagian suatu
bentang alam atau permukaan bumi, contoh dari terjadi aktivitas degradasi alam yaitu
ini menjadi alasan penulis untuk dibahas kedalam laporan praktikum matakuliah Geografi
Pariwisata dengan judul “Pengaruh Degradasi Batuan Tebing Di Tepian Sungai Bah
1. Seperti apa pengaruh degradasi batuan tebing di tepian Sungai Bah Bolon ?
2. Bagaimana dampak degradasi batuan tebing di tepian Sungai Bah Bolon yang
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
yang menjadi dasar analisis dari pengaruh degradasi batuan tebing di tepian
Kecamatan Sipispis
2. Manfaat Akademis :
3. Manfaat Praktis :
objek wisata.
geografi oleh pengelola objek wisata rafting sungai Bah Bolon, agar dapat
E. LANDASAN TEORI
A. Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
Secara etimolog periwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” dan “wisata”.
Pari berarti banyak atau berulangkali dan berkeliling sedangkan wisata berarti
perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan oleh sebab
itu, kebutuhan akan perjalanan harus terpenuhi, motivasi dan motif perjalanan
yang berbeda-beda, sesuai dengan tingkat sosial budaya dan ekonomi mereka.
yang ditandai dangan adanya pergerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat
budaya bangsa-bangsa yang dikunjungi. Manfaat dan peran pariwisata bagi suatu
wilayah , negara bahkan dunia telah banyak diakui, sehingga pariwisata menjadi
salah satu sektor yang mempunyai peranan cukup penting disamping sektor
kegiatan wisata dan di dukung oleh fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
Yoeti, (1996) Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari
dalam hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar
itu, maka kata ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang
lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat istiadat budaya, perjalanan
dalam suatu negara itu sendiri atau pun di luar negeri untuk mendapatkan
kepuasan yang bernaneka ragam dan berbeda antara satu orang dengan
orang lainnya.
d. Menurut Muljadi dan Andri Warman (2014:8) Istilah pariwisata berasal dari
bersifat sementara dengan suatu alasan apa pun kecuali melakukan kegiatan
bagi wisatawan
Setiap ilmu pasti tidak ada yang bisa berdiri sendiri. Ilmu saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan ilmu
berikut:
lokasi-lokasi daerah tujuan wisata, dimana lokasi wisatawan bergerak dari suatu
sangat penting dalam menyediakan ruang sebagai daerah tujuan wisata yang
perubahan bentang alam menjadi kawasan budaya. Geografi sebagai ilmu tata
internasional. Distribusi orang, barang, dan uang antara satu tempat ketempat
pariwisata.
terhadap fenomena lainnya, baik di dalam suatu tempat maupun ketempat lain
selalu menjadi kajian geografi. Pariwisata memberikan dampak yang luas baik
secara ekonomi, budaya, sosial, maupun alam. Lingkup dampaknya pun secara
B. Ekowisata
Menurut Poon, wisatawan baru ini bersifat lebih spontan dan luwes dalam
mengatur susunan perjalanan wisata mereka. Mereka juga lebih cenderung
menyenangi obyek-obyek wisata dengan minat khusus, seperti wisata budaya,
wisata berbasis alam atau wisata petualangan. Mereka lebih mementingkan
pengalaman yang asli dan perjalanan singkat ke satu daerah wisata saja. Sedangkan
World Conservation Union (WCU, 1996) menyebutkan bahwa ekowisata adalah
perjalanan bertanggung jawab secara ekologis, mengunjungi daerah yang masih asli
(pristine) untuk menikmati dan menghargai keindahan alam (termasuk kebudayaan
lokal) dan mempromosikan konservasi. Wood (2002) memberikan pengertian
ekowisata sebagai kegiatan wisata bertanggungjawab yang berbasis utama pada
kegiatan wisata alam, dengan mengikutsertakan pula sebagian kegiatan wisata
pedesaan dan wisata budaya.
Selain itu, ekowisata juga merupakan kegiatan wisata yang dilakukan dalam
skala kecil baik pengunjung maupun pengelola wisata. Konsep pembangunan
pariwisata yang memperhatikan adanya keseimbangan antara aspek kelestarian
alam dan ekonomi adalah konsep ekowisata dan wisata minat khusus (Fandeli,
2002). Melalui ekowisata, wisatawan dan seluruh komponen yang terkait dengan
penyelenggaraan wisata diajak untuk lebih peka terhadap masalah lingkungan dan
sosial sehingga diharapkan sumberdaya alam tetap lestari dan wisatawan
mempunyai apresiasi lingkungan yang tinggi. Di samping itu, masyarakat di sekitar
objek pariwisata memperoleh keuntungan dari penyelenggaraan pariwisata, karena
wisatawan ekowisata yang datang umumnya mempunyai tujuan mencari
kesempatan untuk bersatu dengan alam dan budaya lokal dengan menjauhi hiruk-
pikuk suasana perkotaan.
C. Sustainable Tourism
1. Pengertian Sustainable Tourism Menurut Para Ahli
Pariwisata berkelanjutan menurut Federation of Nature and National Parks
dalam Arida (2017) menjelaskan bahwa pariwisata berkelanjutan merupakan segala
bentuk pembangunan, pengelolaan, dan aktivitas pariwisata harus memperhatikan
tentang integritas lingkungan, ekonomi, sosial, dan kesejahteraan dari sumber daya
alam dan budaya yang ada untuk jangka waktu yang lama. Pariwisata berkelanjutan
berfokus pada masyarakat lokal yang harus terlibat dalam berbagai kegiatan
pariwisata dan berbagi dengan adil dalam manfaat yang didapatkan baik dalam segi
sosial ataupun budaya, ekonomi, serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan
secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian pariwisata berkelanjutan menurut UNWTO (United Nation
World Tourism Organization) merupakan pariwisata yang memberi perhitungan
secara penuh mengenai dampak lingkungan, sosial serta ekonomi dimasa sekarang
dan yang akan datang, industri (pariwisata), menjawab kebutuhan pengunjung,
lingkungan dan komunitas tuan rumah. Pariwisata berkelanjutan tidak hanya
mengkonsumsi sumber daya alam dan budaya, melainkan juga mengonservasi yang
tidak hanya bermanfaat bagi sedikit orang, akan tetapi didistribusikan secara lebih
luas diantara para pemangku kepentingan dan komunitas.
Dimana pariwisata berkelanjutan ini sebagai konsep yang menyeluruh dan
dimaksudkan untuk segala macam usaha pariwisata baik di daerah perkotaan
maupun di daerah perdesaan, skala besar dan kecil, pemerintah maupun swasta, itu
menandakan bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan suatu
agenda publik yang penting untuk semua pemangku kepentingan disemua tingkatan
(Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, 2012).
Proses tersebut hanya akan kita temui pada pelapukan yang bersifat kimiawi
saja. lingkungan batuan tersebut berada. Dengan kata lain, pelapukan biologi ini
terjadi karena disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini terjadi karena adanya
peranan organisme- organisme tertentu. Adapun organisme- organisme yang
berperan dalam pelapukan ini antara lain berupa binatang, tumbuhan, jamur,
bakteri, atau bahkan manusia.
Proses pelapukan biologi atau organik ini melibatkan 2 cara, yaitu cara
biokimia dan cara mekanis. Adapun contoh pelapukan secara biologi atau organik
ini antara lain adalah:
a. Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela- sela batuan akan menekan batuan
tersebut, sehingga akan mengalami perpecahan.
b. Adanya lumut di atas batuan. Tumbuhnya lumut di permukaan batuan
memungkinkan batuan mengalami degradasi. Kelembapan di permukaan
batuan akibat adanya proses penyerapan akar disertai dengan tingginya
pH di sekitar permukaan batuan akan membuat permukaan batuan
tersebut mengalami korosi.
Itulah beberapa informasi mengenai pelapukan batuan. Dari uraian di atas kita
mengetahui bahwa pelapukan batuan bisa terjadi dengan beberapa cara yang
berbeda- beda. Secara teori penyebab kerusakan dapat dibedakan kedalam dua
jenis, pertama adalah kerusakan secara fisik (physical damage) dan yang kedua
adalah pelapukan baik fisis maupun kimiawi (physical and chemical deterioration).
Kerusakan fisik adalah kerusakan struktur benda, seperti kehancuran batu akibat
pendinginan, abrasi tulang-tulang muda oleh aliran air, atau perubahan akibat
tekanan dari pengangkatan tanah. Pelapukan fisis dan kimiawi adalah perubahan
komposisi kimiawi benda; air dan udara berkarat besi, hancurnya plester kapur
asam, hancurnya bakteri dari kulit.
KERANGKA BERPIKIR
Sustainable Degradasi
Pariwisata Ekowisata
Tourism Ekosistem
1. Seperti apa pengaruh degradasi batuan tebing di tepian Sungai Bah Bolon ?
F. METODE PENELITIAN
2. Bagaimana dampak degradasi batuan tebing ditepian Sungai Bah Bolon
1. Strategi Penelitian
yang berdampak pada Pariwisata berkelanjutan ?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
analisis deskrptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Hal ini
disebutkan oleh Suharsimi (2003:3). Kejadian-kejadian yang dapat dikategorikan
sebagai penelitian deskriptif dapat berupa wujud, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan kesamaan atau perbedaan antara fenomena yang satu dengan
yang lainnya.
Disampaikan oleh Moleong (2017:6) Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan lainnya secara holistic
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Data – data
yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif terfokus kepada data yang berupa
wawancara, observasi langsung dan dokumen resmi terkait permasalahan yang
dikaji. Hal tersebut tentunya akan berhubungan dengan bagian-bagian yang akan
kita teliti memberikan hasil yang lebih jelas Ketika diamati dalam proses.
G. PEMBAHASAN
Tebing sungai merupakan bagian yang penting pada kestabilan alur sungai,
karena menjadi dinding batas sungai sisi kiri dan kanan dari palung sungai.
Menurut asal mulanya, tebing sungai ini dapat dibagi menjadi dua yaitu tebing
sungai asli dan tebing sungai buatan yang dapat berupa timbunan (tanggul) maup
un galian. Sungai di daerah hulu pada umumnya mengalir diantara pegunungan berupa
lembah maupun palung maka tebing sungai ini masih merupakan tebing alam,
sedangkan di daerah rendah pada sungai-sungai yang sering terjadi banjir dibuat
tanggul-tanggul sungai untuk mencegah meluapnya aliran sungai yang membahayakan
daerah sekitar.
Terjadinya longsoran pada suatu lereng/tebing sungai disebabkan oleh
ketidak mantapan lereng tebing tersebut, baik lereng yang terjadi secara alami maupun
buatan manusia. Ketidak mantapan ini terjadi pada saat kondisi gaya yang akan
mengakibatkan longsornya suatu tebing lebih besar dari pada gaya yang menahannya.
Jenis longsoran dibedakan menurut bentuk bidang longsoran yaitu longsoran ro
tasi dan/atau longsoran translasi. Faktor penyebab terjadinya longsoran suatu lereng/
tebing sungai dipengaruhi oleh kondisi alam dan dari aktivitas manusia.
Fenomena alam ini disebut juga dengan istilah degradasi atau penurunan nilai
pada suatu wujud. Terlebih lagi dalam kajian geografinya bila nanti terjadi dalam skala
besar dampak utama yang paling terlihat ialah perubahan bentuk geografis di kawasan
tersebut. Longsoran yang terjadi pada tebing pinggiran Sungai Bah Bolon berupa
batuan bergerak dengan jatuh bebas, berguling, merusut kebawah ataupun meluncur
bebas dengan ukuran batunya berbeda dalam artian bisa massa kecil hingga muatan
besar.
Indonesia adalah negara dengan tingkat curah hujan yang tinggi diperkirakan
sekitar 2.000 hingga 3.000 milimeter per tahunnya, dilansir dari situs web The
Geoloical Society pelapukan juga disebabkan oleh air hujan yang bereaksi dengan
butiran mineral dalam batuan dan membentuk mineral baru (lempung) pada bebatuan.
Hal ini tentu memberikan dampak terhadap aktivitas disana termasuk salah satunya
berdampak kepada pengelolaan Pariwisata berkelanjutan (Sustainable
Tourism).Fenomena yang berhubungan dengan pergerakan massa tanah yang ada
dipermukaan bumi terfokus lagi kepada hancurnya batuan karena aktivitas organisme
disebut juga pelapukan biologi( disebabkan karena factor alam ). Organisme yang
teramati dalam tebing tepian Sungai Bah Bolon seperti jasad renik dari hewan,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku-pakuan dan aktivitas hewan seperti cacing tanah dan
serangga.
Apabila terjadinya runtuhan tebing pada tepian Sungai Bah Bolon tersebut tentu
memberikan efek pada bentang alamnya berupa permukaan bumi yang tidak rata dan
selalu berubah-ubah setiap waktu. Perubahana bentuk pada permukaan bumi ini
disebut juga dengan relief bumi. Pembentukkan relief bumi tidak serta merta terjadi
begitu saja, terdapat dua energi yang memicu pembentukkan relief bumi tersebut.
Tenaga yang berasal dari dalam bumi atau disebut sebagai tenaga endogen dan tenaga
yang bukan berasal dari dalam bumi atau disebut sebagai tenaga eksogen.
1. Pelapukan
2. Pengikisan
Pengikisan (erosi) adalah proses pengikisan dan pemindahan atau pengangkutan
partikel batuan atau tanah dengan perantara media seperti angin, aliran sungai, atau
gelombang laut. Berdasarkan penyebabnya, erosi yang terjadi dapat dikelompokkan
menjadi 2 yakni :
a. Erosi air (korasi) yaitu proses pengikisan tanah oleh air yang mengangkut batu-
batuan
b. Erosi angin merupakan proses pengikisan tanah yang terjadi karena pergerakan
angin.
3. Pengendapan
Pengendapan (sedimentasi) merupakan proses pengendapan atau penumpukan
partikel-partikel batuan atau material yang terbawa karena erosi oleh angin, air atau
es. Berdasarkan tempat mengendapnya, sedimentasi di tebing Sungai Bah Bolon
terbagi atas dua, yaitu:
a. Sedimentasi fluvial adalah sedimentasi yang terjadi di sungai dan disebabkan
oleh air sungai sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.
b. Sedimentasi elois terjadi karena angin sehingga menghasilkan bentangan alam
berupa gumuk pasir (sand dunes).
4. Amblesan
Amblesan merupakan perpindahan material atau pergeseran tanah secara
vertikal dan perlahan ke arah bawah tanpa adanya permukaan bebas. Penyebab tanah
ambles ini diantaranya adalah hujan deras yang menimpa tanah yang kurang padat
seperti tanah lempung atau tanah liat yang bersifat lembek apabila terkena air.
Sifat objek wisata alam yang merupakan hutan alami dan sungai menuntut
pemandu wisata untuk memenuhi kompetensi manajemen keamanan dan keselamatan
agar dapat mengambil langkah yang tepat untuk menjaga keamanan wisatawan dan
tanggap untuk mengambil langkah darurat ketika terjadi masalah keamanan dan
keselamatan (Rhama, 2019). Tindakan preventif dapat ditujukan kepada wisatawan
dengan cara mengenakan alat keselamatan contohnya selalu memakai jaket pelampung
ketika menggunakan transportasi air. Selain itu, pemerintah sebagai pemangku
kebijakan dan pengayom masyarakat juga perlu menerbitkan sebuah standardisasi
produk wisata yang aman dan wajib ditaati semua pihak tanpa kecuali seperti ukuran
dan bentuk perahu karet yang aman yang aman bagi wisatawan.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Indonesia adalah negara dengan tingkat curah hujan yang tinggi diperkirakan
sekitar 2.000 hingga 3.000 milimeter per tahunnya, dilansir dari situs web The
Geoloical Society pelapukan juga disebabkan oleh air hujan yang bereaksi dengan
butiran mineral dalam batuan dan membentuk mineral baru (lempung) pada
bebatuan. Hal ini tentu memberikan dampak terhadap aktivitas disana termasuk salah
satunya berdampak kepada pengelolaan Pariwisata berkelanjutan (Sustainable
Tourism).Fenomena yang berhubungan dengan pergerakan massa tanah yang ada
dipermukaan bumi terfokus lagi kepada hancurnya batuan karena aktivitas organisme
disebut juga pelapukan biologi( disebabkan karena factor alam ). Organisme yang
teramati dalam tebing tepian Sungai Bah Bolon seperti jasad renik dari hewan,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku-pakuan dan aktivitas hewan seperti cacing tanah
dan serangga.
Apabila terjadinya runtuhan tebing pada tepian Sungai Bah Bolon tersebut tentu
memberikan efek pada bentang alamnya berupa permukaan bumi yang tidak rata
dan selalu berubah-ubah setiap waktu. Pembentukkan relief bumi tidak serta merta
terjadi begitu saja, terdapat dua energi yang memicu pembentukkan relief bumi
tersebut. Tenaga yang berasal dari dalam bumi atau disebut sebagai tenaga endogen
dan tenaga yang bukan berasal dari dalam bumi atau disebut sebagai tenaga eksogen.
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari gejala-gejala terjadi di
permukaan bumi dan mempengaruhi bentuk permukaan bumi itu sendiri. Gejala
tersebut antara lain terdiri atas gejala atmosfer (angin, suhu), air (air hujan, aliran air
permukaan, pasang surut), dan aktivitas makhluk hidup (mikroorganisme, hewan,
tumbuhan, manusia). Terdapat empat jenis tenaga eksogen yang dapat terjadi pada
tebing tepian Sungai Bah Bolon, yaitu: pelapukan, pengikisan, pengendapan dan
amblesan.
2. Saran
Penulis menyarankan kepada pengelola objek wisata di Sungai Bah Bolon,
Kecamatan Sipispis agar terus mengkaji mengenai dampak degradasi bebatuan
tebing disana tentunya dengan ikut mencari solusinya demi pengembangan
Pariwisata berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA