Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH WISATA CAPLOK BARONG TERHADAP PERUBAHAN

SOSIAL BUDAYA DESA AMBULU

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) pada Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

Disusun oleh :

REYHAN MAULANA SIDIK


1808104053

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2021 M / 1442 H
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 2
C. Batasan Masalah ............................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI

A. Wisata Bahari Mangrove ................................................................. 5


1. Pengertian Wisata Bahari ............................................................ 5
2. Mangrove ....................................................................................... 5
3. Manfaat dari Hutan Mangrove ................................................... 6
B. Sosial Budaya ..................................................................................... 8
1. Pengertian Sosial Budaya ............................................................ 8
C. Penelitian Relevan ............................................................................. 9
D. Kerangka Berfikir ............................................................................. 12
E. Hipotesis ............................................................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian ............................................................................. 14


B. Metode Penelitian .............................................................................. 14
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 14
1. Populasi .......................................................................................... 14
2. Sampel ............................................................................................ 14
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 15

i
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 15
1. Kuesioner (angket) ........................................................................ 15
2. Wawancara .................................................................................... 16
3. Dokumentasi .................................................................................. 16
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 16
1. Uji Validitas ................................................................................... 16
2. Uji Realibilitas ............................................................................... 18
3. Uji Normalitas ............................................................................... 18
4. Analisis Regresi Linear Sederhana .............................................. 18
5. Uji Hipotesis ................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mana


menyimpan banyak sekali kekayaan sumerdaya alam yang di darat maupun di
laut. Indonesia memiliki berbagai macam ekosistem pesisir dan laut, seperti
pantai berpasir, goa, laguna, estuaria, hutan bakau, padang lamun, rumput laut,
dan terumbu karang yang paling indah. Wilayah pesisir adalah wilayah
peralihan antara daratan dan lautan yang apabila ditinjau dari garis pantai
(coastline) memiliki dua macam batas, yakni batas yang sejajar dengan garis
pantai (longshore) dan batas yang tegak lurus (cross shore) (Dahuri, et al.,
2005).

Kawasan pesisir dan laut Indonesia merupakan tempat ideal bagi


seluruh jenis aktivitas pariwisata bahari. Bisa dibilang pariwisata Indonesia
sangat menjanjikan serta memiliki nilai jual tinggi karena ekosistem dan alam
lautnya amat menarik. Bengen (2001) juga menyebutkan bahwa wilayah
pesisir yang menyediakan sumber daya alam produktif baik sebagai sumber
pangan, tambang mineral dan energi, media komunikasi maupun kawasan
rekreasi atau pariwisata, merupakan tumpuan harapan manusia di masa
mendatang. Desa Ambulu merupakan salah satu tujuan utama wisatawan
lokal. Desa Ambulu merupakan sektor paling maju dan berkembang, dengan
obyek wisatanya yaitu Caplok Barong dimana di satu sisi menjadi wisata hutan
mangrove di satu sisi juga megembangkan tumbuhan mangrove yang mana
nantinya difungsikan sebagai penghambat arus laut yang menghantam bibir
pantai.

Wisata hutan mangrove ini memiliki berbagai macam fungsi seperti,


wisata, konservasi mangrove, dan sebagai tumbuhan yang mampu menahan
arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan
mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis

1
pantai. Hal ini yang membuat hutan mangrove begitu penting bagi kehidupan,
itulah mengapa wisata Caplok Barong dibuat karena memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir terutama di Desa Ambulu.

Pengembangan pariwisata pada umumnya akan menimbulkan dampak


terhadap sosial budaya masyarakat setempat maupun bagi kawasan pariwisata
itu sendiri karena kawasan yang semula biasanya digunakan oleh penduduk
setempat sekarang harus dibagi dengan para wisatawan. Dampak yang
ditimbulkan dari pembangunan kawasan pariwisata bisa bersifat positif
maupun negatif, terhadap kawasan pariwisata serta terhadap ekonomi dan
sosial budaya masyarakat setempat. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis terdorong untuk melakukan penelitian “PENGARUH WISATA
CAPLOK BARONG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
DESA AMBULU”.

B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di identifikasikan
sebagai berikut:
1. Kurangnya lapangan pekerjaan.
2. Perubahan sosial budaya masyarakat Desa Ambulu.
3. Masyarakat yang baru menyadari bahwa di desa memiliki potensi wisata
hutan mangrove.

C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi yang terpapar diatas diperoleh gambaran dimensi
permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari keterbatasan waktu dan
kemampuan, maka penulis memandang perlu memberikan batasan masalah
secra jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi objek penelitian
dibatasi hanya pada perubahan sosial budaya masyarakat Desa Ambulu,
dimana sebelum dan sesudah adanya wisata Caplok Barong apakah ada
perubahan yang terjadi pada sosial budaya masyarakat Desa Ambulu.

2
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah peneliti memiliki beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat sebelum adanya wisata
Caplok Barong?
2. Bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat sesudah adanya wisata
Caplok Barong?
3. Bagaimana pengaruh wisata Caplok Barong terhadap sosial budaya
masyarakat?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat sebelum adanya wisata
Caplok Barong.
2. Mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat sesudah adanya wisata
Caplok Barong.
3. Mengetahui pengaruh wisata Caplok Barong terhadap sosial budaya
masyarakat.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian Selain mempunyai tujuan, hasil penelitian diharapkan
memiliki manfaat yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman atau
pengetahuan mengenai perubahan sosial kultural, dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bahan pertimbangan, dan
penyempurnaan bagi penelitian selanjutnya tentang perubahan sosial
kultural.

3
2. Manfaat praktis
a. Bagi Mahasiswa
Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan
khususnya kepada mahasiswa tentang pengaruh wisata Caplok Barong
terhadap perubahan sosial kultural Desa Ambulu.
b. Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan mampu meningkatkan
prestasi Program Tadris IPS FITK IAIN.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat mengetahui pengaruh wisata Caplok Barong
terhadap perubahan sosial kultural Desa Ambulu.
d. Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui adanya perubahan terhadap sosial kultural
masyarakat Desa Ambulu.

4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Wisata Bahari Mangrove
1. Pengertian Wisata Bahari
Wisata Bahari merupakan seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi
yang aktifitasnya dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi
daerah pantai, pulau-pulau sekitarnya, serta kawasan lautan dalam
pengertian pada permukaannya, dalamnya, ataupun pada dasarnya
termasuk didalamnya taman laut.
Setiap kawasan wisata memiliki komponen yang saling
mendukung untuk pengembangan wisata di suatu daerah. Dengan
maksud agar wisatawan dapat mendapatkan pengalaman yang
memuaskan dan dapat menarik perhatian pengunjung.
Menurut Cooper et al (1998) komponen wisata terdiri dari objek
dan daya tarik, aksesibilitas, amenitas, fasilitas pendukung dan
kelembagaan.
2. Mangrove
Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air
payau dan air laut. Mangrove merupakan tanaman hasil dari kegiatan
budidaya atau diambil dari alam. Tanaman mangrove tidak
dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman
tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku
kosmetik/farmasi atau bahan tambahan tekstil (Dirjen P2HP, 2015).
Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak
ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau
padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk
mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk
hewan. Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga
untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang
sangat besar (Ana, 2015).

5
Menurut Desyanaputri (2016), Tanaman bakau tumbuh dipantai
dan paling banyak dijumpai pada batasan antara muara pantai dengan
sungai. Ciri-ciri tanaman bakau ini adalah hidup dengan berkelompok
dalam jumlah yang banyak, memiliki akar yang besar dan memiliki buah.
Di pantai banyak para petani menanam tanaman bakau, karena
manfaatnya yang banyak bagi kelangsungan pantai ditempatnya. Selain
itu tanaman bakau juga dapat membuat suasana sekitar pantai menjadi
lebih indah. Di pantai Pariaman, tanaman bakau dijadikan sebagai tempat
wisata, dengan menaiki kapal yang sudah disediakan oleh pihak
pengelola. Dimana para wisatawan bisa duduk santai diatas kapal kecil
sambil memutari kawasan hutan bakau. Selain itu tanaman bakau juga
memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan di sekitar lingkungannya.
Selanjutnya Ana (2015), menjelaskan bahwa hutan mangrove
menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangkan lingkungan di
Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang
lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Hal ini
mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting
untuk melindungi lingkungan. Melestarikan kawasan mangrove adalah
usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan
menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove. Kawasan mangrove
dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Kabupaten
Bangka–Belitung.
3. Manfaat dari Hutan Mangrove
Ada berbagai manfaat hutan mangrove yang penting dan perlu
Anda ketahui. Karena manfaat tanaman bakau ini berhubungan langsung
dengan lingkungan dan kehidupan makhluk hidup. Berikut di bawah ini
manfaat hutan mangrove bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar.
a. Pengembangan Pariwisata
Hal pertama dari manfaat hutan bakau adalah untuk
pengembangan pariwisata. Secara tidak langsung, dengan dibukanya
hutan mangrove sebagai destinasi wisata dapat menambah perekonomian

6
negara. Ada beberapa hutan mangrove di Indonesia yang dijadikan
sebagai destinasi wisata. Meskipun dibuka untuk wisata, namun perlu
diperhatikan mengenai perawatannya agar hutan mangrove tidak rusak
dan tetap terjaga.
b. Mencegah Terjadinya Erosi
Salah satu fungsi utama dari hutan mangrove adalah mencegah
terjadinya erosi di daerah pantai. Erosi pantai yang terjadi dapat
mengancam keselamatan makhluk hidup, oleh sebab itu dibutuhkan
hutan mangrove untuk mencegahnya. Jika dibiarkan saja akan
berdampak serius dan bisa terjadi bencana alam yang besar.
c. Penyedia Kayu Bakar
Manfaat hutan bakau selanjutnya adalah sebagai penyedia kayu
bakar. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan mangrove memanfaatkan
batang pohon mangrove yang sudah kering sebagai kayu bakar. Adanya
pemanfaatan batang pohon baku ini membantu mengurangi penggunaan
gas, sehingga akan lebih hemat. Selain itu kayu tersebut juga bisa
digunakan sebagai material untuk pembuatan bangunan.
d. Sebagai Habitat Makhluk Laut
Fungsi hutan bakau berikutnya ialah sebagai habitat untuk
beberapa makhluk laut. Ada berbagai jenis ikan kecil yang hidup di hutan
mangrove ini. Hutan mangrove juga digunakan untuk hewan-hewan ini
mencari makanan. Selain makhluk laut ada beberapa hewan darat yang
memukimi hutan mangrove, diantaranya ada monyet, burung, kura-kura,
dan berbagai hewan lainnya.
e. Membantu Mengurangi Dampak Global Warming
Pemanasan global atau biasa disebut dengan global warming
memiliki dampak negatif yang mengancam keselematan makhluk bumi.
Mengurangi dampak dari global warming ini merupakan salah satu
manfaat dari hutan mangrove. Lingkungan yang sehat dan kawasan hutan
mangrove yang terjaga akan membantu mencegah dampak buruk
pemanasan global yang lebih parah di masa yang akan datang.

7
f. Membantu Menjaga Iklim
Kerusakan alam dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim
yang tidak teratur. Adanya hutan mangrove ini membantu untuk
menstabilkan iklim yang terjadi. Jika tidak ada hutan mangrove maka
tidak ada yang menjaga keseimbangan ekosistem perairan antara laut,
pantai, dan daratan. Sehingga manfaat bakau ini sangatlah penting bagi
lingkungan dan manusia.
B. Sosial Budaya
1. Pengertian Sosial Budaya
Pengertian sosial berasal dari bahasa inggris yaitu society asal kata
socius yang berarti kawan. Selanjutnya yang dimaksud dengan sosial adalah
segala sesuatu mengenai masyarakat dan kemasyarakatan. Sedangkan
menurut Soedjono Soekanto, bahwa yang dimaksud dengan sosial adalah
prestise secara umum dari seseorang dalam masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah hal-
hal yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat kemasyarakatan yang
memperhatikan kepentingan umum.
Edward Burnett Tylor (1871), seorang ahli antropologi lampau,
melalui bukunya Primitive Culture and Anthropology ia menerangkan
bahwa sosial budaya adalah keseluruhan elemen masyarakat yang berupa
adat istiadat, kesenian, kepercayaan, moral, pengetahuan, berpikir,
kemampuan, dan hukum yang diperoleh seseorang sebagai bagian dari
masyarakat yang bersifat kompleks.
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayan. Dengan demikian tanpa adanya masyarakat sebagai wadah
tumbuh kembangnya budaya maka kebudayaan tidak akan ada. Menurut
Koentjaraningrat, unsur-unsur kebudayaan adalah (a) peralatan dan
perlengkapan hidup manusia sehari-hari; (b) sistem mata pencaharian dan
sistem ekonomi; (c) sistem kemasyarakatan; (d) bahasa sebagai media
komunikasi, bahasa lisan dan tulisan; (e) ilmu pengetahuan dankesian dan
(f) sistem religi (Abidin dan Saebani, 2014: 69).

8
Kehidupan manusia akan selalu mengalami perubahan, tidak ada
masyarakat yang benar-benar statis. Sebab kehidupan sosial adalah
dinamis. (Setiadi dan Kolip, 2011:610). Kehidupan adalah gerakan dan
perubahan, maka bila berhenti berarti tidak ada lagi kehidupan melainkan
merupakan suatu keadaan yang sama sekali berbeda yang dsebut ketiadaan
atau kematian. (Sztompka, 2017:9). Perubahan-perubahan itu dapat berupa
mencolok, adapula yang berjalan sangat cepat bahkan adapula yang berjalan
sangat lambat (Soemardjan dan Soemardi, 1974:78).
C. Penelitian Relevan
Dari beberapa penelitian sebelumnya, ditemukan beberapa kemiripan
dinataranya :
1. Penelitian Hanifah Gunawan, Karim Suryadi, dan Elly Malihah (2015)
dengan judul penelitian “Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat
Desa Cihideung sebagai Desa Wisata”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pada awalnya masyarakat Desa Cihideung merupakan
desa yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani palawija
maupun petani sawah, namun pada saat terjadinya pembebasan lahan
masyarakat Desa Cihideung mulai berubah profesi menjadi petani bunga
potong maupun bibit bunga. Mulai pada saat itulah awal Desa Cihideung
dinobatkan sebagai desa agrowisata. Pembangunan berbagai macam objek
pariwisata serta sarana pendukungnya menyebabkan terjadinya perubahan
sosial budaya pada masyarakat Desa Cihideung. Perubahan tersebut dapat
diidentifikasi melalui beberapa
hal diantaranya yaitu :
a. Berkurangnya lahan pertanian karena banyak dibangun objek
pariwisata.
b. Meningkatnya jumlah penduduk karena banyaknya pendatang.
c. Mata pencaharian menjadi heterogen karena mulai banyak lapangan
pekerjaan non pertanian.

9
d. Meningkatnya tingkat pendidikan karena tersedianya kualitas dan
kuantitas Sekolah di Desa Cihideung serta para orang tua sudah
menyekolahkan anaknya untuk bisa mendapatkan pekerjaan.
e. Berkembangnya teknologi modern yang membantu kegiatan
masyarakat Desa Cihideung salah satunya adalah telepon genggam,
laptop, komputer, warnet dan jaringan internet.
f. Berkurangnya interaksi sosial.
g. Memudarnya solidaritas sosial karena adanya pendatang serta
wisatawan.
i. Meningkatkan eksistensi kesenian tradisional karena didukung oleh
pemerintah dan objek pariwisata.
j. Meningkatnya Tingkat Keagamaan karena adanya pendatang yang
menyebarkan syiar-syiar agama Islam.
Persamaan penelitian relevan diatas dengan penelitan yang akan penulis
lakukan yaitu sama-sama membahas perubahan sosial budaya akan tetapi
subyek yang dikaji berbeda. Subyek yang dikaji pada penelitian relevan
diatas yaitu masyarakat petani sedangkan pada penelitian yang akan penulis
lakukan yaitu masyarakat pesisir. Pada Objeknya juga berbeda. Pada
penelitian relevan diatas objeknya yaitu masyarakat Desa Cihideung,
sedangkan objek yang akan penulis teliti yaitu masyarakat Desa Ambulu.
Perbedaan selanjutnya pada variable (x) analisis perubahan sosial budaya
sedangkan penulis menempatkan perubahan sosial budaya menjadi variabel
(y).
2. Ni Made Ernawati (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Pariwisata
Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Pesisir”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kegiatan pariwisata pantai di kawasan TNBB dan P.
Menjangan tidak membawa dampak yang signifikan terhadap kehidupan
sosial budaya masyarakat setempat. Meskipun masyarakat di kawasan
TNBB terutama masyarakat Kecamatan Gerokgak termasuk ke dalam
masyarakat pesisir, kehidupan mereka sebagian besar tidak bergantung dari
kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan maupun kegiatan pariwisata

10
melainkan dari sektor pertanian. Dari segi ekonomi, dampak positif dari
penyelenggaraan kegiatan pariwisata terhadap penerimaan ekonomi di
daerah ini tidak begitu besar karena partisipasi masyarakat terhadap
kegiatan pariwisata rendah. Hal tersebut dikarenakan antara lain karena
masyarakat tidak memiliki ketrampilan dalam bidang pariwisata, peluang
untuk bekerja bersifat tertutup, peluang usaha terbatas, tidak memiliki
modal, serta ketidaktahuan masyarakat akan adanya peluang usaha.
Dari segi kehidupan sosial-budaya masyarakat setempat, kegiatan
pariwisata pantai di kawasan TNBB dan P. Menjangan juga tidak membawa
dampak yang signifikan terhadap degradasi sosial-budaya. Hal ini diduga
dikarenakan rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
kegiatan pariwisata, adanya pelarangan pengusahaan penginapan di
kawasan tersebut oleh pemerintah setempat. Selain itu juga dikarenakan
para wisatawan mancanegara sebagian besar berkunjung ke kawasan TNBB
dan P. Menjangan hanya sehari karena terikat dengan paket wisata, sehingga
masyarakat jarang berinteraksi secara langsung dengan para wisatawan.
Persamaan penelitian relevan diatas dengan penelitan yang akan penulis
lakukan yaitu sama-sama membahas pengaruh wisata dan subyek yang
dikaji juga sama. Subyek yang dikaji pada penelitian relevan diatas yaitu
masyarakat pesisir sedangkan pada penelitian yang akan penulis lakukan
yaitu masyarakat pesisir juga. Pada Objeknya berbeda. Pada penelitian
relevan diatas objeknya yaitu masyarakat Kawasan Taman Nasional Bali
Barat dan Taman Wisata Pulau Menjangan, sedangkan objek yang akan
penulis teliti yaitu masyarakat Desa Ambulu. Perbedaan selanjutnya pada
variable (x) penelitian relevan diatas yaitu pengaruh pariwisata sedangkan
variable (x) yang akan penulis teliti yaitu pengaruh wisata.
3. Winda Rahmah (2017) dengan judul penelitian “Dampak Sosial
Ekonomi dan Budaya Objek Wisata Sungai Hijau Terhadap
Masyarakat di Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar”. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Salo dulunya
terkenal sangat individual. Menurut penuturan kepala desa Salo bahwa

11
sebelum Objek Wisata Sungai Hijau Ramai dikunjungi oleh wisatawan
kehidupan masyarakat sangat individual. Dalam kehidupan bertetangga
masyarakat bahkan tidak saling kenal mengenal. Ramainya pengunjung
wisata yang keluar masuk dari Desa Salo untuk mengunjungi Objek Wisata
Sungai Hijau secara langsung mencuri perhatian masyarakat untuk bersikap
terbuka dengan keramaian yang dihasilkan oleh Objek Wisata Sungai Hijau.
Masyarakat lebih sering bertegur sapa di lokasi Objek Wisata Sungai Hijau
Objek Wisata Sungai Hijau. Dari yang dulunya tidak mengenal sekarang
bahkan sudah sangat dekat karena saling berinteraksi dan berkomunikasi
secara rutin.
Persamaan penelitian relevan diatas dengan penelitan yang akan penulis
lakukan yaitu sama-sama membahas perubahan sosial budaya akan tetapi
subyek yang dikaji berbeda. Subyek yang dikaji pada penelitian relevan
diatas yaitu masyarakat petani sedangkan pada penelitian yang akan penulis
lakukan yaitu masyarakat pesisir. Pada Objeknya juga berbeda. Pada
penelitian relevan diatas objeknya yaitu masyarakat Desa Salo, sedangkan
objek yang akan penulis teliti yaitu masyarakat Desa Ambulu. Perbedaan
selanjutnya pada penelitian relevan diatas yaitu dampak sosial ekonomi dan
budaya (x) sedangkan penulis menempatkan perubahan sosial budaya
menjadi variabel (y).
D. Kerangka Berfikir
Sugiyono (2017:60) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Dalam hal ini peneliti melihat bahwa Desa Ambulu memiliki potensi
sebagai desa wisata yang mana wilayahnya dekat dengan laut dan ditumbuhi
banyak mangrove karena tumbuhan mangrove ini memiliki fungsi yang sangat
penting bagi daerah pesisir sehingga terciptalah wisata Caplok Barong yang
mana wisata ini diharapkan mampu membuat perubahan sosial budaya di Desa
Ambulu. Dalam penelitian ini akan melihat berapa besar pengaruh wisata
Caplok Barong terhadap Perubahan Sosial Budaya.

12
E. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin salah.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis dapat diartikan sebagai
kebenaran sementara yang ditentukan oleh Penulis, tetapi masih harus
dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya (Arikunto, 2010:64). Berdasarkan
deskripsi teori dan kerangka berpikir maka hipotesis yang akan diuji yaitu:
Ha : Ada pengaruh Wisata Caplok Barong terhadap Perubahan Sosial
Budaya Desa Ambulu.
Ho : Tidak ada pengaruh Wisata Caplok Barong terhadap Perubahan Sosial
Budaya Desa Ambulu.

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat penelitian
Adapun tempat atau lokasi penelitian yang menjadi subjek penelitian
dalam karya ilmiah ini adalah di Desa Ambulu yang berada, Kec.Losari,
Kab.Cirebon Jawa Barat.
B. Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena
penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Arikunto 2006: 12) yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
hasilnya.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:80). Populasi dari penenlitian ini adalah Masyarakat Desa Ambulu.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2007:81).
Pengambilan sampel pada penelitian ini mengambil teknik
Purposive Non Random Sampling teknik ini digunakan pada populasi yang
memiliki karakteristik beragam (heterogen) sampel dipilih berdasarkan
kesengajaan dengan dengan pertimbangan peneliti dan disesuaikan dengan
tujuan penelitian.

14
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:
2009: 60). Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian dalam penelitian ini
adalah segala sesuatu sebagai objek penelitian yang ditetapkan dan dipelajari
sehingga memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan.
Sugiyono (2009: 61) menyampaikan bahwa variabel penelitian dalam
penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Variabel bebas (independen variable) Variabel bebas, merupakan variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent (terikat). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah
pengaruh wisata Caplok Barong.
2. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat, merupakan
variabel yang dipengaruhi atu yng menjadi akibat krena adanya variabel
bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah perubahan sosial
budaya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat pengumpulan data yang diperoleh untuk
menjawab masalah penelitian. Berdasarkan masalah penelitian ini, peneliti
menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu angket, wawancara, dan
dokumentasi.
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:199). Angket ini
digunakan karena teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada sampel untuk
mendapat informasi. Penelitian ini mengunakan skala Likert. Menurut Deni
Darmawa, (2013:169) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

15
pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Bentuk skala
Likert yaitu:
a) Sangat Setuju skor 5
b) Setuju skor 4
c) Ragu-ragu skor 3
d) Tidak Setuju skor 2
e) Sangat tidak setuju skor 1
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus ditelitu, dan juga apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam lagi dan jumlah respondennya sedikit. (Sugiyono, 2012:194).
Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data berupa jumlah
siswa yang mengikuti organisasi, keadaan lingkungan sekolah, dan untuk
memperkuat data dari angket.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen basanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang (Sugiyono, 2012:329). Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen, serta
sebagai bukti bahwa melakukan penelitian.
F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diolah adalah angket siswa yang aktif
beberapa organisasi di SMPN 8 Kota Cirebon dan yang tidak aktif dalam
organisasi.
1. Uji Validitas
Uji validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan tingkat
keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk mencari validitas angket.
Peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi

16
yang dikemukakan dalam bukunya ridwan yang dikenal dengan rumus
pearseon product moment sebagai berikut:

Keterangan :
Rxy = koefesien korelasi

∑ 𝑋1 = 𝑗umlah skor item

∑ 𝑦1 = 𝑗umlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :

t hitung = r
keterangan :
t = nilai t hitung
r = koefesien korelasi hasil t
hitung n = jumlah responden
distribusi untuk ɑ = 0,05 derajat kebebasan (dk= n-2) dengan kaidah
keputusan sebagai berikut :
antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat
titnggi antara 0,600 sampai dengan 0,799 :
tinggi
antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi
antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

17
2. Uji Reliabilitas
Digunakan untuk mengethaui sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Alfa sebagai
berikut :
𝑘 𝜀𝑠𝑖
r 11 =( 𝑘−1) - (1 )
𝑠𝑡

keterangan :
r11 = nilai reliabilitas
∑ 𝑠𝑖 = jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varans total
K = jumlah item

3. Uji Normalitas

Keterangan:
X2 = Nilai X2
Oi = Nilai observasi
Ei = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel
normal dikalikan N (total frekuensi) (pi X N)
N= Banyaknya angka pada data (total frekuensi)
4. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis Regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh
perubahan nilai variable dependen (Y), jika nilai variable independen (X)
dimanipulasi atau diubah-ubah, atau dinaik-turunkan. Dalam penelitian
variable yang dipengaruhi disebut dengan variable dependen, sedangkan
variable yang mempengaruhi disebut variable independen. Dalam Regresi
Linear Sederhana ditandai dengan ciri-ciri hanya memiliki satu variable
dependen dan satu variable independen. Analisi Regresi digunakan untuk
memprediksi seberapa besar perubahan pada variable terikat (dependent)

18
akibat pengaruh variable bebas (independent). Regresi sederhana dapat
dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) antara variable bebas (X) dan variable terikat (Y)
(Muchali, 2015:127-128).
Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y’ = a + Bx
Keterangan:
Y’= (baca Y topi) variable yang diproyeksikan
X= Variable bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprediksikan A=
Nilai konstanta harga Y jika X=0
B= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan
nilai (Sugiyono, 2018:262).
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Df = N - nr

Keterangan :
Df : degree of freedom (derajat bebas)
N : number of cases (Banyaknya responden)
Nr : banyaknya variable yang dikorelasikan (karena variable
yang digunakan dalam penelitian ini hanya 2, maka nr akan
selalu = 2) (Anas Sudijono, 2014 :194).

19
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, Ni Made. 2011. PENGARUH PARIWISATA TERHADAP
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA PESISIR di Kawasan Taman Nasional Bali
Barat dan Taman Wisata Pulau Menjangan. Sabda, 6(1), 69-74. 1410-7910.
Gunawan, Hanifah, Karim Suryadi, dan Elly Malihah. 2015. Analisis Perubahan
Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata. Sosietas, 5(2).
Indah Permatasari, Novia, Ema Umilia. 2020. Pengembangan Wisata Bahari
Mangrove di Kota Surabaya Berdasarkan Tingkat Keberlanjutan. TEKNIK ITS,
9(2), 2337-3539.
Rahmah, Winda. 2017. DAMPAK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA OBJEK
WISATA SUNGAI HIJAU TERHADAP MASYARAKAT DI DESA SALO
KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR. FISIP, 4(1).
Thelisa, Made Budiarsa, dan Widiastuti. 2018. PENGARUH PARIWISATA
TERHADAP KONDISI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH. JUMPA, 4(2), 228-239.
Widya Kaesthi, Esih. 2014. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
DI DESA WISATA KARANGBANJAR KABUPATEN PURBALINGGA.
Solidarity, 3(1).
https://www.selasar.com/pengertian-sosial-budaya/
https://kkp.go.id/bdasukamandi/artikel/4239-mangrove-dan-manfaatnya
http://scholar.unand.ac.id/34234/3/3.%20BAB%20V%20Kesimpulan.pdf
https://eticon.co.id/manfaat-hutan-mangrove/
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2012.
http://repository.unpas.ac.id/37397/5/BAB%20II.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai