Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Airaha, Vol.11, No.

01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Kajian Pengembangan Wisata Bahari Di Kabupaten Banggai Kepulauan


Study of Marine Tourism Development in Banggai Islands Regency

Roberto Patar Pasaribu*, Aris Kabul Pranoto, Chrisoetanto Pattirane


Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang
*Korespondensi: roberto_pasa@yahoo.com

Recived : February 2022 Accepted : May 2022

ABSTRAK
Pembangunan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan
memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan, berupa
kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna dan rekreasi pantai. Didasarkan pada
data sekunder dan pengamatan langsung, menunjukkan bahwa di Banggai Kepulauan terdapat
potensi wisata bahari yang sangat besar, yaitu adanya daya tarik pantai, pesisir, pulau dan
keanekaragaman hayati dibawah laut. Tujuan kajian ini adalah memberikan gambaran kondisi
potensi wisata bahari yang terdapat di Banggai Kepulauan dan membuat konsep
pengembangan wisata bahari untuk daerah tersebut. Kajian ini juga berupaya
menginventarisasi potensi wisata bahari yang ada dengan menyediakan data potensi, baik
keseragaman hayati-nonhayati maupun sosial dan budaya sebagai penunjang daya tarik bagi
pengembangan wisata bahari. Analisa dilakukan dengan analisis SWOT untuk melihat
kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman dalam pengembangan wisata bahari tersebut. Dari
analisa SWOT yang dilakukan diperoleh bahwa daerah wisata bahari di Banggai Kepulauan
dapat dikembangkangan karena mempunyai kekuatan internal yaitu memiliki banyak potensi
wisata bahari dan terdapat peluang yaitu adanya jalur transportasi laut yang rutin dan jalur
wisata laut yang melewati daerah tresebut.
Kata kunci : objek wisata, wisata bahari, wisata alam, rekreasi pantai

ABSTRACK
The development of marine tourism is essentially an effort to develop and utilize marine tourism
objects and attractions in coastal and ocean areas, in the form of beautiful natural wealth,
diversity of flora and fauna. and beach recreation. Based on secondary data and direct
observations, it shows that in the Banggai Islands there is a very large marine tourism potential,
namely the attractiveness of beaches, coasts, islands and underwater biodiversity. The purpose
of this study is to provide an overview of the potential conditions for marine tourism in the
Banggai Islands and create a concept for developing marine tourism for the area. This study
also seeks to make an inventory of the existing marine tourism potential by providing potential
data, both biological-non-biological and social and cultural uniformity as a supporting
attraction for the development of marine tourism. The analysis is carried out using a SWOT
analysis to see the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the development of
marine tourism. From the SWOT analysis, it was found that the marine tourism area in the
Banggai Islands can be developed because it has internal strengths, namely it has a lot of
potential for marine tourism and there are opportunities, namely the existence of routine sea
transportation routes and marine tourism routes that pass through the area.
Key words: tourism object, marine tourism, nature tourism, beach recreation

PENDAHULUAN tersebut mempunyai banyak potensi yang bisa


Indonesia mempunyai wilayah pesisir dimanfaatkan seperti potensi perikanan,
yang sangat luas yang membentang sepanjang kelautan, pertanian, energi dan juga
Sabang hingga Merauke. Wilayah pesisir pariwisata. Potensi pariwisata yang ada di

85
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

wilayah pesisir dapat mendatangkan lebih baik dari kondisi saat ini dengan tetap
keuntungan baik bagi pemerintah maupun memperhatikan kelestarian alam dengan ikut
bagi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar mensejahterakan masyarakat yang ada
wilayah pesisir jika bisa dikelola dengan baik disekitarnya (Abdillah, 2016).
(Rif’an, 2018). Kabupaten Banggai Kepulauan adalah
Wisata bahari adalah jenis wisata minat salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi
khusus yang memiliki aktivitas yang Sulawesi Tengah dan beribukota di Salakan.
berkaitan dengan kelautan, baik diatas Kabupaten ini sebelumnya merupakan
permukaan laut (marine), maupun kegiatan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai.
yang dilakukan dipermukaan laut Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.160,46
(submarine). Wisata bahari disebut juga km (darat) dan 18.828,10 km (laut) dengan
wisata minat khusus yaitu suatu bentuk panjang pantai 1.714,218 Km.
perjalanan wisata yang mengunjungi suatu Kabupaten Banggai Kepulauan
tempat karena memiliki minat atau tujuan memiliki potensi parawisata yang cukup
khusus terhadap suatu objek atau kegiatan banyak dan belum dimanfaatkan secara
yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi optimal sehingga diperlukan suatu bentuk
atau daerah tujuan wisata (Masjhoer, 2019). pengelolaan yang bijaksana dan terarah.
Konsep wisata bahari didasarkan pada Sektor parawisata yang saat ini kebanyakan
pemandangan, keunikan alam, karakteristik masih menitik beratkan kepada objek wisata
ekosistem, kekhasan seni budaya yang alam pantai yang banyak ditemukan di
dimiliki pesisir dan lautan. Konsep dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Wisata laut
definisi mengenai wisata bahari terbagi yang terdiri dari bermacam-macam jenis
menjadi dua yaitu wisata pesisir dan wisata seperti diving, snorkeling, glass bottom boat
bahari. Wisata pesisir adalah wisata yang dan lain-lain belum banyak diminati
berhubungan dengan kegiatan leisure dan masyarakat. Hal ini disebabkan masih ada
aktivitas rekreasi yang dilakukan di wilayah anggapan bahwa wisata laut merupakan
pesisir dan lepas pantai sedangkan wisata wisata yang mahal karena memerlukan dana
bahari adalah wisata yang berhubungan yang banyak baik untuk peralatan maupun
dengan wisata pantai tapi lebih mengarah untuk transportasi ke lokasi wisata
pada pada perairan laut dalam (Abdillah, (Kepulauan, 2021a).
2016). Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten
Pengembangan wisata bahari pada Banggai Kepulauan juga kaya akan keindahan
dasarnya difokuskan pada pemandangan, alam yang menjadi daya tarik wisata.
karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya Keindahan alam yang terdapat di daerah ini
dan karakteristik masyarakat sebagai tidak hanya dinikmati oleh wisatawan
kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing – domestik, namun juga wisatawan asing.
masing daerah. Reaksi atas pengembangan Namun sektor parawisata masih belum
pariwisata ini dapat berupa implikasi negatif berkembang di Kabupaten Banggai
berupa terdegradasinya lingkungan akibat Kepulauan. Oleh karena itu masih diperlukan
eksploitasi sumber daya untuk aktivitas promosi yang gencar serta pengadaan sarana
pariwisata, sehingga diperlukan pengelolaan prasarana yang menunujang serta kemudahan
dan pengembangan pariwisata bahari yang transportasi (Kepulauan, 2021a).
berkelanjutan yang memperhatikan Wisata Kabupaten Banggai Kepulauan
kebutuhan generasi saat ini dengan tetap didominasi sumberdaya wisata bahari dan
mempertimbangkan kebutuhan (hidup) daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping
generasi penerus di waktu yang akan datang keindahan wilayah pesisir dan keunikan
(Wakhidah et al., 2013). panorama bawah laut, Kabupaten Banggai
Strategi dalam pengembangan wisata Kepulauan juga menyimpan potensi wisata
bahari harus memperhatikan faktor-faktor alam cukup menarik dan budaya warisan
internal dan eksternal untuk menjadikannnya kerajaan pada masa lampau. Wisatawan bisa

86
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

menyaksikan kehidupan sosial budaya Kepulauan (Bangkep) (Dinkes Bangkep,


masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan 2015).
(Kepulauan, 2021a). Secara administratif, Kabupaten
Tujuan kajian ini adalah membuat Banggai Kepulauan terdiri dari 19 kecamatan,
konsep pengembangan wisata bahari di 6 kelurahan dan 187 desa.. Banggai
Banggai Kepulauan dan menginventarisasi Kepulauan terdiri dari gugusan atau rangkaian
potensi wisata bahari yang ada dengan pulau-pulau berukuran sedang dan kecil. Luas
menyediakan data potensi,wisata bahari di hamparan laut di wilayah ini lima kali lipat
Kabupaten Banggai Kepulauan. Untuk dibandingkan dengan luas daratannya
melakukan kajian ini dilakukan dengan (Kepulauan, 2021b).
mengunakan data sekunder hasil penelitian Jenis dan Sumber data
dan pengamatan yang dilakukan sebelumnya Data yang digunakan adalah data primer
serta data potensi wisata dari pemerintah dan data sekunder. Data primer adalah survey
daerah Kabupaten Banggai Kepulauan. langsung ke lapangan untuk pengumpulan
Kajian ini merupakan penelitian data dengan pengambilan gambar kondisi
deskriptif kualitatif dimana data yang diambil lapangan dan wawancara dengan penduduk
dari berbagai sumber dan kemudian dianalisis setempat. Data sekunder adalah data
menggunakan SWOT. Analisis SWOT adalah pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya
indentifikasi berbagai faktor secara sistematis oleh instansi pemerintah atau swasta maupun
untuk merumuskan strategi perusahaan data dari pemerintah daerah setempat juga
dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dari situs Kabupaten Banggai Kepulauan.
dan ancaman dalam pengembangan usaha nya Data Potensi Wisata Bahari
(Insani, 2010) dan (Rahmin 2019). Kegiatan penelitian wisata bahari di
Kabupaten Banggai Kepulauan mengambil
METODE PENELITIAN lokasi di pantai Banggai Lalongo, pantai
Pengamatan dilakukan di Kabupaten Lambangan Pauno, pantai pasir putih dan
Banggai Kepulauan dengan melakukan Keraton Banggai di pusat kota Banggai.
survey ke beberapa lokasi yang berpotensi Selain itu lokasi pengamatan juga dilakukan
sebagai objek wisata bahari dan melakukan di Pulau Peleng yaitu di kecamatan Totikum
wawancara dengan penduduk setempat. dan kecamatan Tinangkung. Di kecamatan
Totikum obyek yang diamati terdiri dari
Pantai Keleko, Pantai Pasir Panjang, Pantai
Kombutokan, Pantai Mendel dan Pantai
Boniton, sedangkan di kecamatan
Tinangkung obyek yang diamati adalah Pantai
Palam, Pantai Loksagu dan Pantai Kautu.
Untuk pengamatan potensi yang terdapat
didalam laut dilakukan di perairan Lo.
Bangkurung, yaitu pengamatan terumbu
karang, ikan dan biota laut lainnya yang
dilakukan dengan penyelaman untuk
Gambar 1. Lokasi Pengamatan, di Kabupaten pengambilan dokumentasi.
Banggai Kepulauan Potensi dan Daya Tarik Wisata Bahari
Berdasarkan Undang-Undang Nomor Kabupaten Banggai Kepulauan
51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di memiliki potensi pariwisata yang cukup
tengah lautan tersebut menjadi daerah otonom banyak dan belum dimanfaatkan secara
Banggai Kepulauan, sementara kabupaten optimal sehingga diperlukan suatu bentuk
induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pengelolaan yang bijaksana dan terarah.
pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Sektor pariwisata saat ini kebanyakan masih
menitik beratkan kepada objek wisata alam

87
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

pantai pasir putih yang banyak ditemukan di


Kabupaten Banggai Kepulauan. Wisata laut
yang terdiri dari bermacam-macam jenis
seperti diving, snorkeling, glass bottom boat,
memancing dan lain-lain belum banyak
diminati masyarakat. Hal ini disebabkan Gambar 3. Gusung yang terdapat sebelah
masih ada anggapan bahwa wisata laut Tenggara Pulau Nal
merupakan wisata yang mahal karena Potensi Wisata Bawah Laut
memerlukan dana yang banyak baik untuk Potensi yang ada di bawah laut seperti
peralatan maupun untuk transportasi ke lokasi ikan, terumbu karang dan biota lainnya cukup
wisata. bagus. Terutama terumbu karang secara
Potensi Wisata Pantai dan Pesisir umum keanekaragamannya masih baik,
Klasifikasi pantai di Kabupaten terutama daerah jauh dari daratan dan
Banggai Kepulauan secara garis besar dapat di perkampungan, namun pada beberapa lokasi
bagi menjadi pantai bertebing, pantai berpasir, dijumpai terjadi kerusakan akibat aktifitas
pantai mangrove. Keseragaman topografi atau pemboman dan sianida.
kenampakan dan batuan penyusun memiliki
ciri khas dan kenampakan sangat kontras.
Pantai bertebing sangat dominan di
Kabupaten Banggai kepulauan, khususnya
pada pulau-pulau yang berukuran sedang,
seperti Pulau Peleng, Pulau Banggai, Pulau
Labobo, Pulau Bangkurung, Pulau Sago.
Pantai berpasir dapat dijumpai di semua pulau
yang terdapat di Banggai Kepulauan, mulai
pulau yang berukuran sedang sampai pulau
yang berukuran kecil dan gusung. Material Gambar 4. Kelimpahan Ikan Chromis di
pantai berasal dari lapukan batuan penyusun Karang Paisutanga
pulau tersebut dan hasil rombakan terumbu Keanekaragaman ikan karang sangat
karang dengan kemiringin lereng yang landai melimpah, terutama ikan hias bisa di jumpai
– datar. di hampir seluruh perairan, selain ikan hias,
ikan konsumsi, seperti sunu/kerapu, kakap,
ikan bawal sering dijumpai dalam bentuk
scoolling (gerombolan), masih dijumpai
beberapa spesies langkah, seperti napoleon,
cardinal fish, kerapu bebek, lopster yang
terdapat di perairan Pulau Bandang

Gambar 2. Pantai berpasir pada sisi Barat


Pulau Maringki
Pantai mangrove cukup luas sebarannya
di Kab. Banggai Kepulauan dan hampir
dijumpai pada semua pulau. Selain berfungsi
sebagai pelindung terhadap erosi dan abrasi,
pantai ini memiliki daya tarik tersendiri dan
menambah keseragaman jenis pantai yang
terdapat di Banggai Kepulauan Gambar 5. Kelimpahan Cardinal Fish di
perairan Pulau Bandang

88
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Daya Tarik Lainnya yang khusus menanangi kegiatan


Daya tarik lain yang dijumpai di keparawisataan tersebut.
perairan Banggai Kepulauan adalah terdapat Sumber Daya Masyarakat
dua lokasi atraksi ikan Lumba-Lumba yang Adanya keterbukaan dan integrasi
dapat disaksikan setiap hari, tepatnya di sosial dalam masyarakat merupakan
perairan karang Paisutanga. Selain aktifitas modal sosial yang positif bagi
lumba-lumba, juga burung camar dalam kelangsungan pembangunan di wilayah
jumlah besar dengan mudah dapat dijumpai di Kabupaten Banggai Kepulauan. Dengan
perairan Banggai Kepulauan. modal sosial tersebut setiap komponen
masyarakat akan saling percaya dan
bersinergi dalam membangun daerahnya.
Sebagai kabupaten baru, Kabupaten
Banggai Kepulauan membutuhkan peran
serta masyarakatnya untuk bersinergi
bersama pemerintah daerah untuk
mempercepat pembangunan daerah dan
mengejar ketertinggalannya dari derah
induk maupun daerah lainnnya. Peran
serta masyarakat dalam pembangunan di
Gambar 6. Atraksi ikan Lumba-Lumba Kabupaten Banggai Kepulauan dapat
di Perairan Karang dilihat dari berdirinya berbagai aktivitas
Paisutanga kelembagaan masyarakat, baik di bidang
Sarana Pendukung ekonomi, social dan politik.
Aksesibilitas Pasar dan Promosi
Aksesibilitas suatu daerah sangat Jika dilihat dari posisi lokasi
menentukan aktivitas dan gerak Kabupaten Banggai Kepuluan yang
perekonomian daerah tersebut. Salah satu terletak di Pulau Sulawesi maka
faktor yang menentukan aksesibilitas suatu diharapkan wisatawan yang datang
daerah adalah adanya jalan yang menikmati wisata tersebut berasal dari
menghubungkan antara satu daerah dengan masyakat yang berada disekitar pulau
daerah lain serta jarak antara lokasi. Jarak Sulawesi. Namun demikian jika
antara ibu kota kecamatan di Kabupaten aksesibilitas dan akomodasi yang
Banggai dengan kota disekitar nya relatif ada memadai dibangun serta promosi yang
yang dekat dan jauh. baik dilaksanakan oleh pemerintah,
Akomodasi pengelola parawisata serta masyarakat
Untuk menunjang arus wisatawan asing maka tidak tertutup kemungkinan
maupun domestik perlu dibangun sarana yang wisatawan dari luar provinsi maupun luar
mendukung seperti akomodasi yaitu hotel, Indonesia datang ke lokasi wisata
wisma, restoran dan lain-lain. Sarana tersebut.
penginapan di Kabupaten Banggai Kepulauan
sampai saat ini masih dianggap kurang, baik METODE PENELITIAN
dalam bentuk hotel, wisma maupun rumah Metodologi penelitian dalam kajian
penginapan biasa. pengembangan wisata bahari ini dilakukan
Kelembagaan dan Kebijakan dengan cara pendekatan deskriptif kualitafit.
Struktur kelembagaan pemerintah di Menurut Ferdinandus & Suryasih, (2014)
Kabupaten Banggai Kepulauan belum cukup metode ini dilakukan dengan cara:
mendukung bagi pembangunan a. Mengidentifikasi, mengevaluasi dan
keparawisataan didaerah ini. Ini terlihat dari menginterpretasikan data awal
belum adanya lembaga atau dinas pemerintah perencanaan, pengembangan dan

89
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

pelaksanaan kepariwisataan di beberapa organisasi untuk berkembang di masa


daerah di Banggai Kepulauan. depan.
b. Melakukan pengumpulan data dan d. Threats-T (Ancaman); Analisa ancaman
gambaran kepariwisataan serta berbagai menggambarkan tantangan atau ancaman
potensi khususnya wisata bahari yang yang harus dihadapi organisasi. Ancaman
dimiliki Banggai Kepulauan. ini berasal dari berbagai macam faktor
c. Melaksanakan pengolahan terhadap data- lingkungan yang tidak menguntungkan
data kondisi kepariwisataan daerah dan dapat menyebabkan kemunduran.
secara sistematis sehingga dapat Ancaman ini menjadi penghalang di masa
diperoleh indikator-indikator awal sekarang dan yang akan datang.
mengenai potensi serta permasalahan Analisis SWOT adalah identifikasi
yang dihadapi oleh daerah. berbagai faktor secara sistematis untuk
d. Memberikan analisa dan gambaran merumuskan strategi yang diharapkan dapat
kondisi potensi wisata bahari yang memecahkan suatu masalah, analisis ini
terdapat di Kabupaten Banggai didasarkan pada logika yang dapat
Kepulauan dan membuat konsep memaksimalkan kekuatan (stength), dan
pengembangan wisata bahari. peluang (opportunities), namun secara
Analisis SWOT bersama dapat meminimalkan kelemahan
Analisis SWOT adalah sebuah metode (weakesses) dan ancaman (threats) (Pusfita,
perencanaan strategis yang digunakan untuk 2017).
mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunity) dan HASIL DAN PEMBAHASAN
ancaman (Threat) yang terjadi dalam suatu Potensi dan Daya Tarik Wisata Bahari
perencanaan. Untuk melakukan analisis, Secara umum kondisi pantai di Pulau
ditentukan tujuan kegiatan atau Bangai mempunyai substrat pasir putih atau
mengidentifikasi objek yang akan dianalisis. pasir granit, dengan topografi cukup landai
Kekuatan dan kelemahan dikelompokkan ke dan ombaknya tidak besar, kecuali pada
dalam faktor internal, sedangkan peluang dan musim tertentu terutama pada bulan Agustus
ancaman diidentifikasi sebagai faktor sampai September. Daya tarik dari pantai di
eksternal (Rangkuty, 2014) Pulau Banggai ini adalah pasir putih yang
Analisa SWOT menggambarkan situasi bersih dan adanya batuan granit yang kuat dan
dan kondisi yang sedang dihadapi dan mampu terjal di belakang pantai, selain itu terdapat
memberikan solusi untuk permasalahan yang gua-gua yang menghadap pantai, seperti di
sedang dihadapi. Komponen analisis SWOT Pantai Lambangan Pauno dan Pantai Pasir
ada 4 yaitu: putih Desa Lambako. Selain itu juga adanya
a. Strenght-S (Kekuatan); Analisa kekuatan rumah keramat di atas bukit di belakang pantai
merupakan kondisi kekuatan yang dimiliki Banggai Lalongo yang mempunyai cerita
perusahaan atau organisasi saat ini. legenda tentang burung Maleo dan menjadi
Kekuatan ini dimanfaatkan untuk tempat pacara adat penyerahan telur burung
menghadapi persaingan. Maleo setiap tahun.
b. Weakness-W (Kelemahan); Analisa Akses jalan menuju lokasi obyek wisata
kelemahan merupakan kelemahan yang pantai di Pulau Banggai pada umumnya tidak
ada di dalam perusahaan atau organisasi terlalu sulit, tetapi ada beberapa lokasi yang
saat ini. Kelemahan ini bisa menjadi aksesibilitasnya sukar. Untuk mencapai lokasi
kendala dalam mencapai sasaran harus melalui jalan tanah dan jalan setapak
organisasi dan menghadapi persaingan. ditengah kebun kelapa seperti menuju lokasi
c. Opprtunity-O (Peluang); Analisa peluang pantai Banggai Lalongo. Demikian juga
ini menggambarkan kondisi dan situasi di dengan Pantai Lambangan Pauno akses
luar organisasi yang memberikan peluang menuju ke pantai sebenarnya sudah ada jalan
sampai ke pantai tetapi agak jauh dari jalan

90
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

utama. Sedangkan untuk obyek wisata lainnya di Pulau Peleng. Jarak pantai dari jalan utama
seperti Pantai Pasir Putih desa Lambako dan berkisar antara 50 meter.
Keraton Banggai tidak ada masalah dengan Kondisi terumbu karang secara umum
aksesibilitasnya, karena letaknya ditepi jalan keanekaragamannya masih sangat tinggi,
utama Pulau Banggai. secara visual dapat dikatakan masih baik pada
Sarana transportasi di Pulau Banggai lokasi-lokasi tertentu, terutama daerah jauh
tidak ada masalah karena banyak angkutan dari daratan dan perkampungan/ pemukiman,
umum/ taksi untuk dalam kota dan bis kota namun pada beberapa lokasi dijumpai terjadi
yang rutenya mengelilingi pulau Bangai kerusakan akibat aktifitas pemboman dan
sedangkan sarana transportasi sepanjang sianida. Keanekaragaman ikan karang sangat
pesisir dapat dilakukan dengan kapal-kapal melimpah, terutama ikan hias bisa di jumpai
kecil. Sarana akomodasi yang ada di Pulau di hampir seluruh perairan, selain ikan hias,
Banggai terdiri dari 5 buah penginapan ikan konsumsi, seperti sunu/kerapu, kakap,
dengan kelas yang berbeda yaitu hotel Waleo, ikan bawal sering dijumpai dalam bentuk
Don Merry dan tiga penginapan lainnya, dari scooling (gerombolan), masih dijumpai
kelima penginapan tersebut hanya beberapa beberapa spesies langkah, seperti napoleon,
penginapan yang dapat dikatakan layak huni cardinal fish, kerapu bebek, lobster. Cardinal
untuk wisatawan, karena terdapat fasilitas fish yang merupakan ikan endemik yang
kamar tidur ber AC dan cukup bersih. terdapat di Perairan Pulau Bandang.
Pulau Peleng merupakan pulau terbesar Analisis SWOT Pengembangan Wisata
di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan. Bahari
Pulau ini terbagi menjadi 6 Kecamatan. Akses Untuk menentukan strategi
menuju pulau Peleng dapat dilakukan dari dua pengembangan pariwisata bahari di
arah, yaitu dari Kecamatan Banggai dan dari Kabupaten Banggai Kepulauan, dilakukan
Luwuk. Akses ke Pulau Peleng dari Pulau analisa SWOT sehingga dapat diketahui
Banggai dapat melalui beberapa pelabuhan kekuatan dan kelemahan potensi wisata bahari
penyeberangan yang ada di Pulau Peleng yang ada. Analisis SWOT digunakan untuk
seperti pelabuhan penyeberangan di mengetahui strategi pengembangan
kecamatan Totikum dan pelabuhan pariwisata melalui penilaian faktor internal
penyeberangan di kecamatan Liang dan yang berupa kekuatan (S) dan kelemahan (W)
Bulagi Selatan dengan menggunakan perahu serta faktor eksternal berupa peluang (O) dan
bermotor atau penduduk setempat menyebut ancaman (T) (Cahyani, n.d.).
”Batang Bodi”. Sedangkan dari dari kota Berdasarkan faktor SWOT tersebut
Luwuk dapat menggunakan kapal untuk melakukan analisa pengembangan
penyeberangan ke pelabuhan penyeberangan wisata bahari di Banggai Kepulauan
Salakan. dilakukan inventaris terhadap faktor internal
Kondisi pantai di Pulau Peleng hampir dan fakor eksternal, yaitu :
seluruhnya bersubstrat pasir putih atau pasir Kekuatan (S) :
granit, dengan lereng yang landai dan perairan - Pantai bersih (pasir putih dan pecahan
laut dangkal dan ombak yang kecil. Lokasi karang)
sampel penelitian di pulau Peleng adalah di - Topografi pantai landai dan luas
pantai Keleko desa Subonon, Pantai Pasir - Terdiri dari pulau- pulau kecil dengan
Panjang Desa Abason, pantai Desa keanekaragaman biota laut tinggi
Kambutokan, Pantai Mendel, Pantai Desa - Terdapat keunikan/ atraksi (bangunan
Palam, Pantai Boniton di kecamatan Totikum, kuno dan ikan lokal)
pantai Desa Kautu dan pantai teluk loksagu Kelemahan (W) :
kecamatan Tinangkung. Dari lokasi - Akses jalan dari kota masih jelek (batu dan
pengamatan tersebut, lokasi pantai pada becek)
umumnya tidak terlalu jauh dari jalan utama - Belum ada penataan lokasi/ pembersihan
- Sarana akomodasi/ hotel kurang memadahi

91
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

- Belum ada rumah makan/ restoran yang Ancaman (T):


layak. - Belum ada program prioritas khusus
Peluang (O): bidang pariwisata yang dilakukan di
- Terdapat jalur pelayaran kapal Pelni dari Kabupaten Banggai Kepulauan.
Jakarta–Sorong yang sebulan 2 kali - Data potensi wisata bahari yang dimiliki
singgah di pelabuhan Banggai ; Pemerintah Banggai Kepulauan masih
- Terletak di jalur pariwisata laut antara sangat minim, sehingga promosi tidak
pulau Takabonerate Sulsel dan Bunaken dapat dilakukan secara maksimal.
Sulut; - Sarana dan prasarana penunjang wisata
- Terdapat tour travel yang ada di kota bahari sangat minim dan belum memadai.
Luwuk; - Masih minim sumberdaya manusia (SDM)
- Ada semangat dari masyarakat untuk .
melakukan wisata bahari;
Tabel 1. Matriks Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
FAKTOR INTERNAL
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
S1 - Pantai bersih (pasir putih dan W1 - Akses jalan dari kota masih jelek (batu dan
pecahan karang) becek)
S2 - Terdiri dari pulau-pulau kecil dengan W2 - Belum ada penataan lokasi/ pembersihan
keanekaragaman biota laut tinggi,
terdapat Cardinal fish yang
merupakan ikan endemik
S3 - Terdapat keunikan/ atraksi W3 - Sarana akomodasi/ hotel kurang
(bangunan kuno dan ikan lokal) memadahi
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUITIES (O) THREATS (T)
O1 - Terdapat jalur pelayaran kapal Pelni T1 - Belum ada program/ prioritas khusus
dari Jakarta – Sorong yang singgah di bidang pariwisata di kabupaten Banggai
pelabuhan Banggai Kepulauan.
- Terletak di jalur pariwisata laut T2 - Data potensi Wisata bahari yang dimiliki
O2 antara pulau Takabonerate Sulsel Pemerintah Banggai Kepulauan masih
dan Bunaken Sulut sangat minim
O3 - Ada semangat dari masyarakat untuk T3 - Sarana dan prasarana penunjang Wisata
melakukan wisata bahari Bahari sangat minim dan belum memadai.

Untuk mendapatkan kunci keberhasilan (strengths) pengembangan wisata bahari


dalam mencapai tujuan dan sasaran maka adalah adanya pantai bersih yang putih yang
menurut Astina & Muliadiasa, (2018) perlu didukung adanya pulau-pulau kecil dengan
dilakukan identifikasi faktor internal dan keanekaragaman biota laut yang tinggi serta
eksternal yang mempengaruhi keberhasilan keunikan bangunanan kuno serat ikan-ikan
atau kegagalan strategi yang akan lokal yang spesifik. Sedangkan kelemahan
dilaksanakan. Faktor–faktor internal dan (weaknesses) yang menonjol adalah akses
eksternal dominan yang diidentifikasi sebagai jalan dari kota ke lokasi wisata masih jelek,
potensi wisata bahari untuk menentukan kemudian belum adanya penataan lokasi dan
strategi pengembangan parawisata bahari di kebersihan lingkungan serta sarana
Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel akomodasi dan hotel yang belum memadai.
1. Selanjutnya dari faktor eksternal yang
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari menjadi peluang (opportunities)
faktor internal yang menjadi kekuatan pengembangan wisata bahari adalah adanya

92
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

jalur pelayaran kapal Pelni dari Jakarta- pengamatan langsung di lokasi daerah tujuan
Sorong yang sebulan 2 kali singgah di wisata yang kemudian dianalisis
pelabuhan Banggai yang merupakan sarana menggunakan analisis SWOT. Data-data
transportasi para wisata yang akan tersebut terkait dengan faktor internal dan
mengunjungi daerah wisata didaerah ini, eksternal yang berpengaruh dalam
disamping itu daerah ini merupakan jalur peningkatan daya tarik wisata bahari untuk
pariwisata laut antara Pulau Takabonerate menujang pengembangan destinasi wisata di
Sulsel dan Bunaken Sulut dan adanya suatu wilayah (Abdillah, 2016).
semangat masyakat sekarang ini untuk Dari hasil wawancara dan pengamatan
melakukan wisata bahari. Sedangkan langsung di Banggai kepulauan serta hasil dari
ancaman (threats) yang paling menonjol analisis SWOT, dibuat beberapa kategori
adalah belum ada program atau prioritas lokasi, yaitu lokasi yang siap dikembangkan,
khusus bidang pariwisata di kabupaten kurang siap dikembangkan dan lokasi yang
Banggai Kepulauan, data potensi Wisata tidak siap dikembangkan. Kategori lokasi
bahari yang dimiliki Pemerintah Banggai tersebut adalah:
Kepulauan masih sangat minim serta sarana - Lokasi yang termasuk Siap
dan prasarana penunjang wisata bahari sangat dikembangkan adalah lokasi obyek
minim dan belum memadai. pariwisata bawah laut seperti yang terdapat
Berdasarkan analisis SWOT, di perairan Pulau Bandang dan Pulau
pengembangan perusahaan terletak pada Bundu yang terdapat terumbu karang dan
matriks Strength (S) dan Opportuities (O) atau ikan hias karang terutama Cardinal fish
faktor SO yang mempunyai karakteristik yang merupakan ikan endemik daerah
strategi ekspansi. Dalam kekuatan ini dapat di Banggai. Selain itu potensi wisata pantai
interaksi dan dipadukan kekuatan dengan dan kehidupan masayarakat setempat yang
peluang sebagai suatu strategi kearah ekspansi unik dan hanya terdapat di daerah tersebut.
atau pengembangan, pertumbuhan, perluasan - Lokasi yang termasuk Kurang siap
dalam bidang tertentu untuk mencapai tujuan dikembangkan adalah lokasi Pantai
atau peluang yang ada (Hapsari & Mutawali, Lambangan Pauno, Pantai Pasir Putih dan
2019). Keraton Bangai di Pulau Banggai,
Jika dilihat dari tabel matriks SWOT sedangkan di Pulau Peleng adalah pantai
tersebut, Banggai Kepulauan mempunyai Mendel dan pantai Desa Palam. Lokasi-
faktor kekuatan yaitu memiliki banyak potensi lokasi tersebut mempunyai daya tarik
wisata bahari, yaitu pantai bersih dan untuk tujuan wisata, hanya saja akses
keanekaragaman biota laut tinggi serta menuju lokasi sulit dan sarana akomodasi
terdapat Cardinal fish yang merupakan ikan jauh dan masyarakatnya belum mengerti
endemik. Disamping itu terdapat peluang- betul tentang wisata bahari. Disamping itu
peluang yang menjadi pendorong belum ada lembaga pengelola wisata baik
pengembangan wisata, yaitu adanya jalur pemerintah maupun swasta dan biaya
transportasi laut yang rutin dan jalur wisata investasi untuk pengembangannya
laut yang melewati daerah tersebut. Dengan memerlukan dana yang besar.
memadukan faktor kekuatan dengan faktor - Lokasi yang termasuk Tidak siap
peluang tersebut dapat digunakan sebagai dikembangkan adalah Pantai Boniton,
suatu strategi kearah ekspansi atau Pantai Keleko, pantai Banggai Lalongo,
pengembangan dan pertumbuhan wisata dan teluk Ombuli sedangkan di Pulau
bahari di Banggai Kepulauan. Peleng adalah pantai teluk Loksagu dan
Strategi Pengembangan Wisata Bahari pantai desa Kombutokan. Kondisi lokasi
Penyusunan strategi pengembangan tersebut mempunyai daya tariknya kurang,
wisata bahari dibangun berdasarkan data yang akses menuju lokasi sulit, sarana
dihimpun baik dari data analisis kuantitatif akomodasi tidak ada karena jauh dari pusat
maupun data dari hasil wawancara dan kota. Sehingga untuk pengembangan

93
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

lokasi tersebut menjadi lokasi wisata dikembangkan. Agar wisata bahari dapat
memerlukan biaya investasi yang sangat berkembang di Banggai Kepulauan
besar, seperti pembangunan jalan dan diperlukan langkah-langkah, yaitu
sarana rekreasi lainnya. pembentukan lembaga pengelola pariwisata,
Jika dilihat dari segi potensi pariwisata di penyusunan program pengembangan wisata
Banggai kepulauan, daerah ini sangat menarik bahari, pembangunan sarana transportasi dan
terutama wisata air bawah laut dan daya tarik akomodasi, promosi di berbagai media serta
pantainya. Tetapi daya tarik tersebut belum dukungan masyarakat setempat.
dapat dinikmati oleh wisatawan karena
beberapa faktor kendala yang cukup penting. SARAN
Kendala tersebut adalah belum ada sarana Untuk pengembangan wisata bahari di
transportasi dan akomodasi yang memadahi Banggai Kepulauan diperlukan kajian lebih
untuk pariwisata bawah air, belum adanya lanjut untuk melihat perkembangan potensi
lembaga pengelola yang bertanggung jawab wisata, peluang dan kelemahannya.
terhadap pengembangan dan pengelolaan Perencanaan wisata disetiap tempat harus
pariwisata khususnya wisata air. Untuk dibuat berdasarkan konsultasi dengan
menjadikan potensi wisata di daerah masyarakat lokal dan masyarakat harus
kepulauan Banggai yang siap dikembangkan mendapat pembagian manfaat dari
dibutuhkan investasi yang cukup besar. pengembangan kawasan wisata di daerahnya.
Investasi tersebut minimal berupa pengadaan
kapal atau sarana transportasi yang layak dan DAFTAR PUSTAKA
nyaman untuk wisatawan dan pembangunan Abdillah, D. (2016). Pengembangan Wisata
sarana akomodasi di pulau-pulau tujuan Bahari di Pesisir Pantai Teluk Lampung.
wisata. Disamping itu yang tidak kalah Jurnal Destinasi Kepariwisataan
pentingnya adalah kurangnya promosi potensi Indonesia, 1(1), 45–65.
wisata bawah air yang ada di Kepulauan Astina, M. A., & Muliadiasa, K. (2018).
Banggai terutama keberadaan "Cardinal Kajian Produk Wisata Bahari Pantai
Banggai Fish” yang unik dan menarik. Tanjung Benoa. Jurnal Ilmiah
Hospitality Management, 8(2), 11–22.
SIMPULAN Cahyani, A. D. (n.d.). ANALISIS SWOT
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan DALAM PROSES PENGEMBANGAN
bahwa potensi wisata bahari yang dimiliki OBJEK WISATA PANTAI LOMBANG
Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan DI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS
wisata pantai, wisata bawah laut dan daya SWOT DALAM PROSES
tarik spesies ikan. Untuk menentukan strategi PENGEMBANGAN OBJEK WISATA
pengembangan wisata bahari di Kabupaten PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN
Banggai Kepulauan, dilakukan identifikasi SUMENEP View project. Retrieved
faktor internal berupa kekuatan dan February 15, 2022, from
kelemahan dan faktor eksternal berupa https://www.researchgate.net/publicatio
peluang dan ancaman yang mempengaruhi n/352061821
keberhasilan atau kegagalan strategi yang Dinkes Bangkep. (2015). Profil Kesehatan
akan dilaksanakan. Untuk mengembangkan Kabupaten Banggai Kepulauan. 1–20.
wisata bahari di Banggai Kepulauan, Ferdinandus, A., & Suryasih, I. (2014). Studi
dilakukan beberapa strategi yaitu melakukan pengembangan wisata bahari untuk
pembagian lokasi pengembangan, yaitu lokasi meningkatkan kunjungan wisatawan di
yang siap dikembangkan seperti perairan Pantai Natsepa Kota Ambon Provinsi
sekitar pulau Bandang dan Pulau Bundu, Maluku. Jurnal Destinasi Pariwisata,
lokasi yang kurang siap dikembangkan seperti 2(2), 1–12.
Pantai Lambangan Pauno dan Pantai Pasir Hapsari, A., & Mutawali, M. (2019). Analisis
Putih serta lokasi yang tidak siap SWOT Sebagai Perencanaan Desa

94
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 085 – 095, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Wisata Edukasi Agrikultur Cabe Dengan


Pendekatan Konsep Pariwisata Berbasis
Masyarakat di Desa Kabasiran, Parung
Panjang, Kabupaten Bogor. Jurnal
Pemasaran Kompetitif, 3(1), 15.
https://doi.org/10.32493/jpkpk.v3i1.360
1
Insani. (2010). Analisis SWOT untuk
Pengembangan Objek Wisata
Pemandian Tasnan Kecamatan
Grujugan Kabupaten Bondowoso.
http://jurnal-online.um.ac.id/.
Kepulauan, B. pemkab. B. (2021a). Profil
Kabupaten Banggai Kepulauan.
https://banggaikep.go.id/portal
Kepulauan, B. pemkab. B. (2021b). Profil
Kabupaten Banggai Kepulauan.
https://banggaikep.go.id/portal
Masjhoer, J. M. (2019). Pengantar Wisata
Bahari.
Pusfita, Anjela, 2017. (n.d.). Pengembangan
Objek Wisata Alam Air Terjun Timbunan
di Kanagarian Painan Timur Painan
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
Selatan.
Rahmin. (2019). Pengembangan Wisata Di
Kabupaten Buru Menggunakan Analisis
Swot. Jurnal Sosial Humaniora
Terapan, 1(2), 4–8.
https://doi.org/10.7454/jsht.v1i2.56
Rangkuty, F. (2014). Analisis SWOT: Teknik
Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Rif’an, A. A. (2018). Daya Tarik Wisata
Pantai Wediombo Sebagai Alternatif
Wisata Bahari Di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Geografi, 10(1), 63.
https://doi.org/10.24114/jg.v10i1.7955
Wakhidah, K., Dewi, S., & Ristianti, N.
(2013). Bentuk Pengembangan
Pariwisata Pesisir Berkelanjutan Di
Kabupaten Pekalongan. Ruang: Jurnal
Perencanaan Wilayah Dan Kota, 1(2),
261–270.

95

Anda mungkin juga menyukai