PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Kurnia Illahi
061440610896
1
2
4. PENDAHULUAN
4.1 Latar Belakang
Saat ini hampir seluruh negara di dunia mengakui pariwisata
merupakan sebuah komoditas industri yang cukup memiliki peranan penting
dalam menunjang perekonomian suatu negara, terlebih bagi negara
berkembang, sektor pariwisata dianggap sebagai sebuah komoditas yang
cukup memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, dimana negara
berkembang yang menjadi tujuan wisata dapat menggerakkan roda
perekonomian. Sektor pariwisata juga dapat membuat sektor lain yang ada
pada daerah tujuan wisata tersebut menjadi aktif dan dapat mendatangkan
lapangan kerja baru, peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pendapatan,
serta kesejahteraan masyarakat yang meningkat seiring tumbuhnya
perekonomian (Monica, 2012).
Tabel 4.2
Daya Tarik Wisata Sejarah dan Budaya Kota Palembang
5 LANDASAN TEORI
5.1 Pengertian Analisis Kelayakan
Menurut Ibrahim dalam jurnal Ramdan (2016:103) Studi kelayakan
(Feasibility Study) merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/ proyek
yang direncakan. Pengertian layak disini adalah kemungkinan dari gagasan
usaha/ proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit) baik
dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu
gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan
layak dalam arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang
dilakukan.
a. Natural Attractions yaitu daya tarik wisata yang bersifat alamiah dan
terdapat secara bebas yang dapat dilihat dan disaksikan setiap waktu. Di
antaranya ada yang sudah dipelihara atau dikembangkan seperti: Kebun
Raya, Taman Nasional pemandangan, pantai, danau, laut, pegunungan,
lembah dan ada pula di antaranya tidak terpelihara seperti hutan lindung
yang terdapat dalam hutan belantara.
b. Build Attractions yaitu bangunan-bangunan dengan arsitektur kuno,
jembatan, rumah-rumah ibadah (gereja, masjid, wihara, kuil atau pura,
gedung-gedung perkantoran bekas penjajahan Belanda),
c. Cultural Attractions yaitu peninggalan lama, petilasan, bekas kerajaan,
candi, museum,
d. Traditional Attractions yaitu tata cara hidup satu etnis, masyarakat
terasing, adat istiadat, festival kesenian, Folklore suatu bangsa,
e. Sport Events yaitu aktivitas yang berkaitan dengan dunia olahraga, baik
ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga tersebut, maupun hanya
datang menyaksikan pertandingan berlangsung,
f. Attractive Spontance yaitu segala sesuatu yang terdapat di DTW yang
merupakan daya tarik wisata, sebagai alasan mengapa wisatawan
tertarik datang berkunjung ke DTW tersebut
2. Amenity (Fasilitas)
Amenity atau amenitas adalah segala macam sarana dan prasarana
yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata.
Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah
makan, transportasi dan agen perjalanan. Dengan menggunakan
prasarana yang cocok dibangunlah sarana-sarana pariwisata seperti
hotel, atraksi wisata, marina, gedung pertunjukan, dan sebagainya.
Adapun prasarana yang banyak diperlukan untuk pembangunan sarana-
sarana pariwisata ialah jalan raya, persediaan air, tenaga listrik, tempat
pembuangan sampah, bandara, pelabuhan, telepon, dan lain-lain.
Mengingat hubungan antar sarana dan prasarana, sudah jelas bahwa
pembangunan prasarana pada umumnya harus mendahului sarana. Ada
saatnya prasarana dibangun bersama-sama dalam rangka pembangunan
sarana wisata. Suatu tempat atau daerah dapat berkembang sebagai
daerah tujuan wisata apabila aksesibilitasnya baik. Ada hubungan
timbal balik antara sarana dan prasarana. Prasarana merupakan syarat
15
3. Accessibility (Aksesibilitas)
Accessibility merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan
pariwisata. Segala macam transportasi ataupun jasa transportasi menjadi
akses penting dalam pariwisata. Di sisi lain akses ini diidentikkan
dengan transferabilitas, yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah
yang satu ke daerah yang lain. Jika suatu daerah tidak tersedia
aksesibilitas yang baik seperti bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka
tidak akan ada wisatawan yang mempengaruhi perkembangan
aksesibilitas di daerah tersebut. Jika suatu daerah memiliki potensi
pariwisata, maka harus disediakan aksesibilitas yang memadai sehingga
daerah tersebut dapat dikunjungi.
6. METODOLOGI PENELITIAN
Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 50 orang.
Tabel 6.2
Variabel dan Indikator Penelitian Pada Kawasan Sekanak
Variabel Konsep Sub Variabel Indikator
Variabel
Kelayakan Aspek 4A 1. Atraksi a. Keunikan Sumber daya
Destinasi Kepariwisataan b. Banyaknya sumber daya
Wisata Cooper dkk yang menonjol
Kawasan (1995) c. Kegiatan wisata yang
Sekanak dapat dilakukan
d. Kebersihan lokasi objek
wisata
e. Keamanan kawasan
f. Kenyamanan
2. Aksesibilitas a. Kondisi jalan
b. Jarak dari kota
c. Kendaraan menuju objek
wisata
3. Amenitas a. Jumlah fasilitas
pemenuhan kebutuhan
fisik/ dasar di objek wisata
b. Jumlah fasilitas pelengkap
4. Pelayanan a. Pelayanan Keamanana
Tambahan b. Pelayanan Kesehatan
c. Pelayanana Informasi
21
Sumber: (Kriteria Penilaian Objek dan Dayatarik Wisata menurut Pedoman Analisis Daerah
Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003
2. Skoring
Adapun teknik analisis yang digunakan dalam pengolahan data
penelitian adalah dengan metode kuantitatif yaitu dengan melakukan
pengharkatan dan pembobotan. Pengharkatan (scorring) adalah teknis
analisis data kuantitatif yang digunakan untuk memberikan nilai pada
masing-masing karakteristik parameter dari sub variabel agar dapat
dihitung nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya. Parameter
tersebut meliputi attraction, accessibility, amenity dan ancilliary. Peringkat
masing-masing parameter dari sub variabel diurutkan kedalam beberapa
kategori yaitu harkat nilai tertinggi untuk parameter yang memenuhi
semua kriteria yang dijadikan indikator, hingga harkat dengan nilai
terendah untuk parameter yang kurang mendukung memenuhi kriteria
sebuah kelayakan destinasi wisata. Kriteria pengharkatan masing-
masing karakteristik diperoleh melalui adaptasi dari berbagai sumber.
Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTW dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
S=NxB
Keterangan :
S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
B = bobot nilai
Kriteria atraksi/ daya tarik diberi bobot 6 karena atraksi
merupakan faktor utama alasan seseorang melakukan perjalanan wisata.
Aksesibilitas diberi bobot 5 karena merupakan faktor penting yang
mendukung wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata. Amenitas dan
Pelayanan Tambahan diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai
penunjang dalam kegiatan wisata.
22
h. Perizinan Penelitian
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
c. Pengajuan Proposal
d. Diskusi Proposal
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Paramita Cyntia. 2017. Studi Kelayakan Pantai Bagus Sebagai Daerah
Tujuan Wisata Di Kabupaten Lampung Selatan. UIN Syarif
Hidayatullah.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Porvinsi Sumatera Selatan, 2017. Analisa dan
Profil Pasar Pariwisata Kota Palembang