HASIL SURVEY
PERENCANAAN PARIWISATA
“WISATA MALAM”
MENGIDENTIFIKASI WISATA KULINER CEKER PEDES
DI JALAN JAKARTA KOTA MALANG
Disusun Oleh :
Kota-kota besar selalu menarik pengunjung dari luar kota. Dewasa ini
pariwisata perkotaan telah menjadi faktor penentu kelahiran kembali kota. Konsep
kota yang dijadikan sebagai tempat wisata dapat memiliki kontribusi besar bagi
pertumbuhan industri wisata potensial kota. Penelitian menurut Vella dan Nedelea
(2008) menyebutkan bahwa sektor pariwisata kota dapat berkontribusi dalam
peningkatan perekonomian, meningkatkan investasi produk dan infrastruktur
budaya, serta dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitarnya. Sebuah
kota yang menjadi wisata kota dapat meningkatkan potensi sumberdaya yang
dimiliki. Karena itu, pengembangan perkotaan, patrimonial, arsitektur, dan
fungsional kota menjadi titik fokus dari banyak upaya pembangunan. Itulah
mengapa dikatakan bahwa pariwisata kota, jika direncanakan dengan benar,
dikembangkan dan dikelola dengan baik, dapat membuat keuntungan dan manfaat
baik untuk masyarakat perkotaan dan masyarakat secara keseluruhan (Iordache dan
Cebuc, 2009). Statistik menunjukkan bahwa pariwisata kota menarik wisatawan
terutama dari luar kota atau kota lain untuk membandingkan tempat baru yang
dikunjungi dengan tempat tinggal mereka (Simon, Tataru et al, 2009). Tingginya
minat wisata kota disebabkan oleh informasi dan publisitas pariwisata yang
memungkinkan pengunjung untuk mengetahui dan mengintegrasikan ke sekitarnya.
Tren terbaru dalam pariwisata yaitu mulai banyak wisatawan yang mengunjungi
perkotaan sebagai salah satu daya tarik wisata. Pariwisata kota juga harus
memperhatikan keberlanjutan wisata agar dapat memanfaatkan potensi yang ada
tanpa merusak lingkungan. Di Indonesia sudah banyak kota yang dijadikan sebagai
wisata kota dan telah berkembang, salah satunya yang sedang dikembangkan adalah
pariwisata Kota Malang.
Kota Malang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur di Indonesia
yang memliki banyak potensi untuk dijadikan sebagai destinasi wisata yang dapat
dikunjungi oleh para wisatawan nusantara maupun mancanegara. Kota Malang
menjadi modern karena tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi
kolonial Hindia Belanda pada tahun 1964. Kota Malang memiliki potensi wisata
yang cukup banyak dan dapat dikembangkan dengan baik, namun dari data statistik
menunjukkan banyak wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Malang dan Kota
Batu dari pada Kota Malang sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan perbandingan
data kunjungan di tahun 2014, jumlah wisatawan ke Kota Malang mencapai 1,5 juta
wisatawan, untuk Kota Batu mencapai 3,8 juta wisatawan, dan Kabupaten Malang
mencapai 3,2 juta wisatawan. Dari data tersebut dapat dilihat adanya perbandingan
yang cukup signifikan yang menunjukkan bahwa Kota Malang kurang diminati
oleh wisatawan. Kedudukan Kota Malang dalam hal ini sangat penting sebagai kota
pariwisata yang merupakan tulang punggung kota dan alat revitalisasi daerah-
daerah sekitar kota. Padahal Kota Malang memiliki banyak potensi wisata dan
infrastruktur yang baik dan terus berkembang mulai dari mode transportasi, pusat
perbelanjaan, hotel, dan restoran terus dikembangkan di Kota Malang.
Selain itu Kota Malang juga terkenal dengan wisata kulinernya yang diburu
oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang. Wisata kuliner merupakan hal
yang penting dalam mendukung suatu destinsi. Amenitas atau fasilitas yang
dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi: transportasi atau angkutan pariwisata
lainnya, akomodasi hotel dan sejenisnya, restoran dan rumah makan lainnya, local
tour di DTW (Daya Tarik Wisata) yang dikunjungi, objek dan atraksi wisata di
DTW (Daya Tarik Wisata) yang dikunjungi (Oka A. Yoeti, 2008:15).
Menurut Mill dan Morisson (1985) ada beberapa variabel sosioekonomi yang
mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu :
a. Umur
Hubungan antara pariwisata dan juga umur mempunyai dua komponen yaitu
: besarnya waktu luang dan aktifitas yang berhubungan dengan tingkatan umur
tersebut. Terdapat juga beberapa perbedaan pola konsumsi antara kelompok yang
lebih tua dengan kelompok yang lebih muda.
b. Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor terpenting dalam membentuk permintaan
untuk mengadakan sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya perjalanan itu sendir
yang memakan biaya wistawan juga harus mengeluarkan uang untuk jasa yang
terdpat pada tujuan wisata dan juga di semua aktifitas selama mengadakan
perjalanan.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi tipe dari waktu yang luang untuk digunakan
dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu juga pendidikan merupakan suatu motivasi
untuk melakuakan perjalanan wisata. dapat juga dismpulkan bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi pandangan seseorang dan memberikan lebih banyak pilihan yang bisa
diambil oleh seseorang.
Sedangkan berdasarkan undang-undang no 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan, bahwa keadaan alam, flora, dan fauna sebagai karunia tuhan yang
maha esa, serta peninggalan sejarah, seni, dan juga budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk
peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagiman terkandung dalam
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Definisi pariwisata memang tidak pernah persis diantara para ahli. Pada
dasarnya pariwisata merupakan perjalanan dengan tujuan untuk menghibur yang
dilakukan diluar kegiatan sehari-hari yang dilakukan guna untuk memberikan
keuntungan yang bersifat permanen ataupun sementara. Tetapi apabila dilihat dari
segi ko0nteks pariwisata bertujuan untuk menghibur dan juga mendidik.
Berdasarkan definisa pariwisata diatasa maka disimpulkan bahwa kegiatan
pariwisata mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1. Terdapat dua lokasi yang saling terkait yaitu daerah asal dan juga daerah tujuan
(destinasi).
2. Sebagai daerah tujuan pasti memiliki objek dan juga daya tarik wisata.
3. Sebagai daerah tujuan pasti memiliki sarana dan prasarana pariwisata.
4. Pelaksana perjalananan ke daerah tujuan dilakukan dalam waktu sementara.
5.Terdapat dampak yang ditimbulkan,khususnya daerah tujuan segi sosiala
budaya,ekonomi dan lingkungan.
2.2.2 Jenis – jenis Pariwisata
Spillane (1987 : 28), membedakan jenis jenis menjadi sebagai berikut :
a. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi
kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat
sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, atau bahkan untuk
mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota.
b. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali
kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan
kelelahannya
c. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk mempelajari
adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain,selain itu untuk
mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu, pusat-pusat
kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut serta dalam festival-festival seni
musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
d. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism) Jenis ini dapat dibagi dalam
dua kategori :
1) Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya
peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World
Cup, dan lain-lain.
2) Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi
mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti
pendakian gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain.
e. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan
karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada
pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.
f. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang
biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
1. Objek daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama
indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binanatng-binatang
langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peningglan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata
agro), wisata tirta (air), wisata petualngan, taman rekreasi, dan tempat
hiburan lainnya.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua,
industry, dan juga kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras,
tempattempat ibadah, tempat ziah dan lain-lain.
4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di bidang-bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi
semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
Adapun pembahasan kali ini yakni wisata kuliner olahan ceker yang sedang
hits dikalangan anak muda Kota Malang terbukti dengan banyaknya ritel olahan
ceker pedas yang tersebar di Kota Malang antara lain Sego ceker Glintung, Ceker
jontor pedas, Ceker maut suhat, The minthis ceker dinamit new, Ceker GR, dan
Ceker jalan Jakarta, yang dimananya semua itu rata-rata mengandalkan olahan
ceker pedas yang menjadi favorit bagi para pembeli.
Untuk pembahasan kali ini kita akan membahas Ceker Jalan Jakarta yang
terletak di Jalan Jakarta, kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen
Tempat ceker ini merupakan salah satu wisata kuliner malam yang berlokasi
pada Jalan Jakarta Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang.
Tempat makan dengan menu andalan ceker ini buka setiap hari, mulai pukul 22.00
malam sampai pukul 02.00 dini hari. Ceker tersebut memiliki daya tarik dari segi
cita rasa yang unik dan pedas. Tidak hanya mahasiswa yang berasal dari Kota
Malang saja, bahkan mahasiswa dari luar Jawa Timur juga sampai ikut antusian
terhadap wisata kuliner ini. Ceker Jalan Jakarta ini bisa dikatakan kuliner pada
malam hari, karena disegi pelayanan warung ini buka mulai dari pukul 22.00 malam
yang notabennya tempat nongkrong yang dipilih oleh anak – anak muda dan
masyarakat yang masih beraktifitas pada malam hari apalagi pada waktu weekend
yang sangat ramai para wisatawan.
4 BAB IV
PEMBAHASAN
5 BAB V
PENUTUP