KELOMPOK PARIWISATA 2
NAMA NIM
CHARLES SAMADARA 610016082
RIA HIFIYANTI 610016117
YULIANUS GOLAP 610016126
NIA SURYANI 610016013
NOGINTO BOYLIU N. 610016015
M. RIZKI RIZALDI 610016076
WIRANDA RAMADHAN 610016095
MUHAMMAD FAHRIZAL 610016105
FIKRIYANTO NURDIN 610016027
SOPHIA RIBKA C. HUTABARAT 610016137
ANDRI UMARA 610016004
NORMANUS EDITH MANEHAT 610016112
b. Bagian Tengah
Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100-500 meter diatas
permukaan air laut meli[uti kecamatan nanggulan, sentolo, pengasih, dan
sebagian lendah, wilayah dengan lereng antara 2,15 % tergolong berombak
dan bergelombang merupakan peralihan dataran rendah dan perbukitan.
c. Bagian Selatan
Merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-100 meter diatas
permukaan air laut, meliputi kecamatan temon, wates, panjatan, galur, dan
sebagian lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0,2 %
merupakan wilayah pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan
merupakan kawasan rawan banjir.
k. kecamatan wates
Dermaga Adikarta (Keboan, Karangwuni, Wates, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
Patung Nyi Ageng Serang (Karangnongko,, Gadingan, Wates,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai
sumber yang telah ada (penelitian sebagai tangan kedua).data sekunder dapat
diperoleh dari berbagai sumber,seperti biro pusat statistic
(BPS),buku,laporan,jurnal,table,peta.
- Survey kuesioner
Melakukan survey dengan cara menyebar kuesioner atau angket sebagai
instrument penelitiannya.cara ini sangat tipikal pada riset kuantitatif dimana
kuesioner menjadi wadah yang efektif dan efisien untuk mengumpulkan data
yang akan diukur secara numeric nantinya.peneliti bisa mengumpulkan dan
menyebarkan kuesioner berupa data yang ingin di teliti,seperti data-data
pariwisata
- Dataset Statistik
Menggunakan dataset statistik juga tipikal penelitian
kuantitatif.bedanya,jika survey kuisioner dilakukan guna memngumpulkan
data langsung oleh peneliti,penggunaan dataset statistik adalah menggunakan
data yang sudah tersedia.
- Wawancara
Metode ini lumrah dilakukan baik dalam riset kuantitatif Maupun
kualitatif.wawancara atau interview adalah proses pengumpulan data dimana
informan menjawab pertanyaan yang diajukan pewawancara
- Observasi
Secara sederhana bisa diartikan sebagai pengamatan.tentu saja tidak
sembarang pengamatan karena dilakukan dengan ketelitian dan kecermatan
dalam rangka memperoleh datapenelitian.
Primer data
Input
KOMPILASI DATA
OUTPUT
PENYUSUNAN LAPORAN
PENYUSUNAN KONSEP
OUTCOME
DARI TAHAP
PERSIAPAN TAHAP ANALISIS
ANALISIS SEKTOR
PARIWISATA
EKSISTING
ANALISIS
SEKTORAL
STRATEGI FFA
Dari metode yang kami lakukan dengan menggunakan data kualitatif dan data
kuantitatif menghasilkan berbagai data untuk pengembangan pariwisata futuristic
di kabupaten kulon progo. ada beberapa data yang bisa dikembangkan dalam
lingkup pariwisata futuristik baik wisata alam,budaya maupun kuliner.
Analisis mikro terpokus pada tujuan analisis tentang pengaruh kegiatan secara
menyeluruh, misalkan analisis proyeksi penduduk, pertumbuhan penduduk dll.
Analisis mikro terfokus pada satu bidang yang menganalisis tentang slokasi
sumber daya yang dimiliki agar dapat tercapai kombinasi yang tepat. misalkan
analisis kesesuaian lahan,analisis daya dukung dan daya tamping,analisis
skalogram,analisis pola ruang,dan analisis kebutuhan ruang.
3.4. Tahap penyusunan rencana
MINGGU KE
KEGIATAN
1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6
Pertemuan Awal X
Tanggapan KAK/draft X
proposal/desain survey
Survey dan
penyusunan draft X X X
fakta-analisa
Penyusunan draft X X X X
rencana
X
Evaluasi individu
X
Finalisasi draft Rencan
X
Evaluasi Akhir
Pengumpulan Produk
b. Akibat
pembangunan
pendapatan asli
sarana-prasarana
daerah rendah
pariwisata pariwisata rendah
Kulonprogo
tertinggal pembangunan
minat investor
rendah
sarana-prasarana
pariwisata rendah
6.2.2 Kependudukan
2) Dependency ratio
6.4 kebencanaan
Tabel 10. Ancaman bencana
No. Kecamatan Ancaman bencana
1. Temon Tsunami, gempa, tanah longsor, banjir, gelombang
ekstrim dan abrasi, cuaca ekstrim/angin
2. Kokap Gempa, tanah longsor, cuaca ekstrim/angin
3. Samigaluh Gempa, tanah longsor, cuaca ekstrim/angin
Sumber : BPBD Kabupaten Kulon Progo
Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan dan
program tata keruangan untuk memperoleh manfaat total sebaik-baiknya secara
berkelanjutan dari daya dukung tiap bagian lahan yang tersediakan. Oleh karena
daya dukung lahan dapat dikembangkan dengan teknologi sampai batas layak
menurut ukuran efisiensi penggunaan masukan dan ambang keseimbangan lahan
selaku sistem, tata guna lahan dapat di rancang dengan berbagai skenario tingkat
teknologi yang diterapkan. Istilah tata guna menunjukkan fungsi kemanfaatan
yang bersifat dinamis-aktif.
Tabel 11. Penggunaan lahan
No. Penggunaan Temon Kokap Samigaluh
Lahan Ha Ha Ha
1. Tanah sawah 1.065,70 73 892,48
2. Tanah kering 1.262,83 608 2.776,33
No. Penggunaan Temon Kokap Samigaluh
Lahan Ha Ha Ha
3. Bangunan 676,33 3.446 2.576,99
4. Hutan rakyat - 1.755 191,85
5. Hutan negara - 818 -
6. lainnya 624,23 678 493,66
Luas total 3.629,09 7.380 6.929,31
Sumber : kecamatan dalam angka 2018
6.9 FFA