Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN ANTARA STUDIO WILAYAH

“STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN KULONPROGO SEBAGAI


DESTINASI PARIWISATA FUTURISTIK”

KELOMPOK PARIWISATA 2
NAMA NIM
CHARLES SAMADARA 610016082
RIA HIFIYANTI 610016117
YULIANUS GOLAP 610016126
NIA SURYANI 610016013
NOGINTO BOYLIU N. 610016015
M. RIZKI RIZALDI 610016076
WIRANDA RAMADHAN 610016095
MUHAMMAD FAHRIZAL 610016105
FIKRIYANTO NURDIN 610016027
SOPHIA RIBKA C. HUTABARAT 610016137
ANDRI UMARA 610016004
NORMANUS EDITH MANEHAT 610016112

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


DEPARTEMEN PERENCANAAN DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Penataan Ruang (UUPR) No 26 Tahun 2007 dalam pasal
34 mengamanatkan adanya perumusan kebijakan strategis operasionalisasi
rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis, perumusan
program sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang
wilayah dan kawasan strategis, serta pelaksanaan pembangunan sesuai dengan
program pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis.
Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat.
Perkembangan sektor pariwisata menjanjikan dan memberikan manfaat kepada
banyak pihak dari pemerintah, masyarakat maupun swasta. Hal ini dikarenakan
pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan untuk
dikembangkan sebagai salah satu aset yang di gunakan sebagai sumber yang
menjanjikan bagi pemerintah maupun masyarakat sekitar objek wisata. Oleh
karena itu membuat banyak daerah berkeinginan untuk mengadakan
pembangunan di bidang pariwisata. Salah satunya adalah Kabupaten Kulon
Progo.
Kabupaten Kulon Progo terletak pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
bagian barat yang memiliki berbagai tempat wisata yang sangat menarik untuk
dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat strategis dan
keadaan alamnya yang memberikan pesona tersendiri, baik yang berupa gunung,
pantai, waduk, dataran rendahnya, maupun panorama alamnya yang indah serta
didukung oleh potensi wisata daerah lain yang ada, maka memperkuat posisi dan
peranan Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata. Tetapi selama ini
potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo kurang diperhatikan dengan
maksimal dan kurang terekspose.
Kulonprogo sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata di Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki visi dan misi dalam pembangunan
kepariwisataannya. Visi pembangunan kepariwisataan kabupaten Kulonprogo
dalam Rencana Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Kulonprogo
Tahun 2015 –2025 adalah “Terwujudnya Kulonprogo sebagai destinasi wisata
yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, mandiri, mampu mendorong
pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Misi kabupaten
Kulonprogo yaitu : 1. Mengembangkan destinasi pariwisata Kulonprogo yang
unik, nyaman, menarik dan mudah dicapai berdasarkan keunggulan produk wisata
yang berkualitas dan berkelanjutan serta mendorong percepatan pembangunan
wilayah setempat. 2. Mengembangkan pemasaran pariwisata Kulonprogo yang
terpadu, sinergis, efektif, dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
ke Kulonprogo. 3. Mengembangkan industri pariwisata di Kulonprogo yang
berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan
bertanggungjawab atas kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam dan sosial
budaya. 4. Mengembangkan kelembagaan pariwisata (organisasi pemerintah
daerah, swasta dan masyarakat serta sumber daya manusia) yang efektif dan
efisien dalam rangka mendorong terwujudnya kepariwisataan Kulonprogo yang
berkelanjutan.
Melihat dari tren pariwisata yang berkembang dan berdasarkan data dari
WTO, pada tahun 2014 jumlah kunjungan wisman di dunia mencapai 1.138 juta
orang, mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 5%, dibanding tahun 2013,
sedangkan nilai rata-rata pertumbuhan kedatangan wisman ke Indonesia pada
tahun 2010 - 2015 sebesar 8,7% per tahun, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan
dunia sebesar 3,47% per tahun. Pariwisata termasuk kedalam kelompok industry
terbesar dunia (the world's largest industry), dalam beberapa tahun terakhir
industri pariwisata selalu menempati urutan ke-4 atau ke-5 penghasil devisa bagi
negara. Tren positif ini mendorong komitmen lebih besar bagi Pemerintah untuk
terus meningkatkan pembangunan kepariwisataan, dengan meningkatkan
pengelolaan dan pengembangan kawasan-kawasan atau destinasi pariwisata, baik
destinasi pariwisata unggulan nasional seperti Kawasan-kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) yang ada di berbagai daerah dengan skalanya yang
besar maupun destinasi wisata perintis dengan skala kecil.
Berangkat dari latar belakang diatas, maka kami mencoba menyusun
sebuah konsep rencana Strategi Pengembangan Kabupaten Kulonprogo Sebagai
Destinasi Pariwisata Futuristik yang di harapkan mampu menjadi alternatif
dalam menyokong pertumbuhan daya Tarik pariwisata di Kabupaten Kulonprogo
dimata dunia.
1.2 Issue Pokok dan Identifikasi Awal Permasalahan
Pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan daerah mempunyai peran
yang sangat penting dalam penerimaan pendapatan, pengembangan wilayah serta
penyerapan investasi dan tenaga kerja di Kulonprogo. Tantangan dalam konteks
regional dan global menuntut adanya perencanaan dan pengembangan secara
strategis, sitematis, terpadu dan komprehensif bagi seluruh komponen
pembangunan kepariwisataan. Baik dari aspek industri, destinasi, pemasaran
maupun kelembagaan pariwisata. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
(Ripparnas). Sedangkan berdasarkan Perda DIY Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Ripparda), Kabupaten
Kulonprogo merupakan bagian dari kawasan strategis pariwisata DIY.
Potensi pariwisata Kulon Progo dapat dikategorikan menjadi tiga, pertama
yaitu objek pariwisata yang terdiri dari banyak pariwisata alam yang ada di Kulon
Progo seperti perbukitan, gua, air terjun, hutan pinus, kebun teh, gardu pandang
hingga pantai. Selanjutnya yaitu desa pariwisata yang pada tiap desa pariwisata
memiliki keunikan objek pariwisata yang menawarkan pengalaman berbeda satu
sama lain bagi wisatawan yang berkunjung. Dan yang terakhir yaitu pariwisata
kuliner yang terkenal dengan jajanan pasar dan makanan tradisional yang akan
memanjakan lidah pengunjung. Makanan khas Kulon Progo juga sangat unik dan
sulit ditemukan di daerah lain.
Data perkembangan wistawan DIY tahun 2011-2015 Dinas Pariwisata
DIY menunjukkan bahwa pada tiap tahunnya Yogyakarta menerima kunjungan
pariwisata baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara selalu
mengalami kenaikan cukup tinggi. Terdapat lima kabupaten/ kota di Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo berada pada daftar paling
bawah dalam bidang pendapatan dan kunjungan wisatawan domestik maupun
mancanegara. Suatu kejanggalan yang muncul karena fakta sedikitnya kunjungan
pada tiap potensi pariwisata yang dimiliki Kulon Progo berbanding terbalik
dengan tren kunjungan pariwisata keseluruhan daerah di DIY yang meningkat di
tiap tahunnya. Dari berbagai objek pariwisata yang ada di Kulon Progo baik itu
yang sudah dikelola sejak lama maupun yang baru mulai pembangunan, hanya
sebagian saja yang sudah dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan domestik. Hanya
desa pariwisata Kalibiru yang menjadi primadona pariwisata Kulon Progo yang
beberapa tahun terakhir menjadi perbincangan masyarakat di media sosial dengan
menawarkan pengalaman foto diatas rumah pohon berlatar belakang waduk
Sermo dan perbukitan Menoreh. Sedangkan objek wisata lain belum banyak
dikenal oleh masyarakat luas khusunya yang berasal dari luar Yogyakarta, hal ini
dikarenakan oleh kurangnya promosi yang dilakukan oleh dinas terkait dan tidak
adanya pusat informasi tentang potensi yang dimiliki oleh Kulon Progo menjadi
penyebab utama kurangnya kunjungan wisatawan ke objek-objek yang berpotensi
di Kulon Progo. Tantangan lain yang dihadapi oleh Kulon Progo yaitu adanya
mega proyek New Yogyakarta International Airport yang merupakan proyek
relokasi bandara Adi Sucipto ke wilayah Kulon Progo. Dalam data master plan
proyek bandara tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi pada tahun 2019.
Dengan adanya bandara internasional baru di kawasan Kulon Progo tersebut akan
mengubah banyak aspek kehidupan masyarakat Kulon Progo, bandara
memudahkan mobilisasi masyarakat, kunjungan wisatawan yang dulu terpusat di
bandara Adi Sucipto di tengah kota Yogyakarta akan berubah menjadi terpusat di
bandara internasional di kawasan Kulon Progo, hal ini otomatis akan membuat
kunjungan wisatawan ke Kulon Progo meningkat dan ini akan menjadi
kesempatan untuk menjadikan wisata Kulon Progo mendunia.
Kulon Progo merupakan salah satu dari lima kabupaten/ kota di Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan potensi pariwisata yang besar jika dikelola dengan
baik, namun saat ini diperlukan promosi yang tepat agar kunjungan wisatawan ke
Kulon Progo meningkat.
Dari apa yang telah dijabarkan diatas maka beberapa permasalahan yang timbul
antara lain:
1. Statistik kunjungan wisatawan keseluruhan Daerah Istimewa Yogyakarta
terus mengalami peningkatan tiap tahunnya namun Kabupaten Kulon
Progo selalu menjadi daerah yang paling rendah kunjungan wisatawannya
diantara kabupaten/ kota lain di DIY.
2. Pembangunan New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo yang
perlu dimanfaatkan untuk mempromosikan objek wisata Kulon Progo.
3. Kurangnya promosi untuk destinasi pariwisata Kulon Progo yang memiliki
banyak potensi namun belum diketahui oleh wisatawan.

1.3 Tujuan dan Sasaran


1.3.1 Maksud dan tujuan
Maksud dan Tujuan penyusunan Rencana Stategi pengembangan kabupaten
Kulon Progo sebagai destinasi pariwisata futuristik adalah sebagai acuan yang
dapat digunakan untuk memberi arahan, rujukan pengembangan dan pengelolaan
potensi dengan karakteristik dan fungsi pariwisata di Kulonprogo.
1.3.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan dokumen pariwisata
Kabupaten Kulon Progo ini adalah :
1. Tersajinya data dan informasi kawasan perencanaan pariwisata di kabupaten
Kulon Progo.
2. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan berdasarkan data dan informasi.
3. Terususunnya Strategi pengembangan kabupaten Kulon Progo sebagai
kawasan destinasi pariwisata Futuristik.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Subtantif
Lingkup materi pembahasan / substansi mencakup:
1. Identifikasi
Identifikasi ‘fakta’ berupa data - data dan informasi yang diperlukan sebagai
kebutuhan analisis potensi dan permasalahan pariwisata di kabupaten Kulon
Progo
2. Tinjauan Kebijakan
Tinjauan kebijakan - kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan
pariwisata di Kulon Progo pada tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun tingkat
pusat.
3. Analisis
Analisis arah pengembangan potensi dan penyelesaian masalah.
Perencanaan strategi pegembangan kabupaten Kulon Progo sebagai
destinasi pariwisata futuristik akan menghasilkan rencana tindak berupa
strategi Pengembangan pengembangan wisata futuristik Kulon Progo yang
akan disajikan dalam bentuk:
1. Laporan yang berisi latar belakang, tujuan, kebijakan, dan strategi; tata guna
lahan, jaringan infrastruktur, dll terkait penyusunan rencana tindak studio
wilayah pariwisata kabupaten Kulon Progo.
2. Video kegiatan pembuatan rencana tindak studio wilayah pariwisata
kabupaten Kulon Progo.
3. Poster rencana tindak studio wilayah pariwisata kabupaten Kulon Progo.
1.4.2 Ruang Lingkup Kawasan
Ruang lingkup kawasan perencanaan terletak pada Desa Temon
sebagai hirarki 1 perencanaan menjadi pusat pariwisata Kulonprogo. Hirarki
2 perencanaan yang melingkupi kawasan pariwisata landscape di objek
wisata Kalibiru dan waduk sermo. Hirarki 3 perencanaan yang melingkupi
objek wisata puncak suroloyo dan kebun teh nglinggo di kabupaten Kulon
Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.4.3 Ruang Lingkup Temporal
Dalam penyusunan rencana tindak Strategi Pengembangan kabupaten
Kulon Progo sebagai destinasi pariwisata futuristik waktu pelaksanaan
kegiatan penyusunan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 bulan (Maret-Juli
2019)
BAB II
GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN

2.1 Tinjauan Makro Potensi Pariwisata


2.1.1 Pengertian Objek Wisata
Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang
merupakan daya tarik agar orang-orang ingin datang berkunjung ke tempat
tersebut. Objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang No 10 tentang
kepariwisataan yaitu daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan dan daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi
pariwisata. Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Pariwisata adalah segala
sesuatu yang berkenaan dengan wisata, termasuk objek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Inti atau
komponen pariwisata yaitu:
a. Atraksi/ attraction seperti atraksi alam, budaya dan buatan.
b. Amenitas/ amenities berhubungan dengan fasilitas atau akomodasi
c. Aksesibilitas/ accebilities berhubungan dengan segala jenis transportasi, jarak
atau kemudahan
Ridwan (2012:5) mengemukakan pengertian objek wisata adalah segala
sesuatu yang memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Berdasarkan definisi diatas maka objek
wisata adalah tempat yang dikunjungi dengan berbagai keindahan yang
didapatkan, tempat untuk melakukan kegiatan pariwisata, tempat untuk bersenang
– senang dengan waktu yang cukup lama demi mendapatkan kepuasaan,
pelayanan yang baik, serta kenangan yang indah di tempat wisata.
2.1.2. Unsur Penting Objek Wisata
a. Daya Tarik
Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan mengadakan
perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat primer yang menjadi
tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang dikunjungi dalam suatu perjalanaan
primer karena keinginannya untuk menyaksikan, merasakan, dan menikmati daya
tarik tujuan tersebut. Sedangkan daya tarik sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam
daya tarik lokasi yang merupakan daya tarik permanen.
b. sarana Prasarana Wisata
Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani wisatawan selama perjalanan
wisata. Fasilitas ini cenderung berorientasi pada daya tarik wisata di suatu lokasi,
sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan objek wisatanya. Prasarana
wisata cenderung mendukung kecenderungan perkembangan pada saat yang
bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:
a) Prasarana Akomodasi
Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting
dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan
biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap, makan dan minum. Daerah
wisata yang menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan mempunyai
nilai estetika tinggi, menu yang cocok, menarik, dan asli daerah tersebut
merupakan salah satu yang menentukan sukses tidaknya pengelolaan suatu
daerah wisata.
b) Prasarana Pendukung
Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh
wisatawan. Pola gerakan wisatawan harus diamati atau diramalkan untuk
menentukan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung akan
digunakan untuk melayani mereka. Jumlah dan jenis prasarana pendukung
ditentukan berdasarkan kebutuhan wisatawan.
c) Sarana Wisata
Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata
maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu, selera
pasar pun dapat menentukan tuntutan berbagai sarana yang dimaksud.
Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata
antara lain biro perjalanan, alat transportasi, alat komunikasi, serta sarana
pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata memerlukan sarana yang
sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan
dengan kebutuhan wisatawan.
d) Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana
wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas
permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti: sistem pengairan, sumber
listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi,
serta sistem keamanan atau pengawasan. Infrastruktur yang memadai dan
terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu
meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus membantu masyarakat
dalam meningkatkan kualitas hidupnya

2.1 Tinjauan Mikro Potensi Pariwisata


Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota di
provinsi D.I. Yogyakarta yang terletak paling barat dengan batas wilayah sebagai
berikut:
 Barat : Kabupaten Proworejo, Provinsi Jawa Tengah
 Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Provinsi DIY
 Utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah
 Selatan : Samudra Hindia
Kabupaten Kulon Progo memiliki topografi yang berfariasi dengan ketinggian
anatara 0 - 1000 meter diatas permukaan laut, yang terbagi menjadi tiga wilayah
meliputi :
a. Bagian Utara
Merupakan daratan tinggi atau perbukitan menorah dengan ketinggian
antara 500-1000 meter diatas permukaan air laut, meliputi kecamatan
girimulyo, kokap, kalibangan, dan sami galuh. Wilayah ini penggunaan
tanah diperuntukan sebagai kawasan budidaya konservasi dan merupakan
kawaan rawan bencana tanah longsor.

b. Bagian Tengah
Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100-500 meter diatas
permukaan air laut meli[uti kecamatan nanggulan, sentolo, pengasih, dan
sebagian lendah, wilayah dengan lereng antara 2,15 % tergolong berombak
dan bergelombang merupakan peralihan dataran rendah dan perbukitan.

c. Bagian Selatan
Merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-100 meter diatas
permukaan air laut, meliputi kecamatan temon, wates, panjatan, galur, dan
sebagian lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0,2 %
merupakan wilayah pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan
merupakan kawasan rawan banjir.

Potensi wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo meliputi :


a. Kecamatan Girimulyo
 Ekowisata sungai mundal (di pegunungan menoreh)
- Desa jatimulyo, dusun banyuganti
- Fasilitascamping ground dan flying fox
- Rute yang mudah di tempuh dari Yogyakarta kea rah barat
melalui godean kearahkuonprogo kurang lebih 50 km
 Dulkaidahan pringtali Girimulyo
- Upacara bersih desa yang diselengggarakan secara turun
temurun
 Kendut pendut air terjun dua warna putih dan hijau toska dusun
kembang, desa mulyo kecamatan Girimulyo
 Goa kisdendo (desa jatimulyo, kecamatan Girimulyo) lorong goa
dan tebing bebatuan
 Tompak view (desa giripurwo, kecamatan girimulyo) bangungan
gazeba ditepi jalan di perbukitan yang hijau
 Puncak Gunung Lanang (dusun siboong, desa jatimulyo)
- Bulat yang di buka untuk wisata dapat melihat keindahan
panorama alam kota wates
 Waduk mini kleco (dusun ngesong, dusun giripurwo, kecamatan
girimulyo)
 Air terjun setawing (dusun jonggrangan, desa jatimulyo
 Air terjun grojogan (dusun jonggrangan, desa jatimulyo)
 Air terjun kembang soka (dusun kelir desa jatimulyo)
 Puncak moyeng (Sekaro, Giripurwo, Girimulyo, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Ayunan langit watu jaran (Sabrangkidul RT.10/RW.05, Coco
Leal, Purwosari, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta )
 Grojogan sewu (Beteng, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Air terjun kedung bendot ( Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
b. Kecamatan Lendah
 Kedung injas (Senden, Sidorejo, Lendah, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Curung kendung linggas (Senden, Sidorejo, Lendah, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
c. Kecamatan sentolo
 Desa wisata salam rejo ( Kidulan, Salamrejo, Sentolo, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Wana, desa wisata kaliagung (, Banyunganti Kidul, Kaliagung,
Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Sendang kamulyan karang lojogja seleman (Taruban Wetan,
Tuksono, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta )
 Bukit pungkrut ( Kidulan, Salamrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Sungai kulon progo ( Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Wisata jati mancol ( Blimbing, Sukoreno, Sentolo, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
d. Kecamatan Panjatan
 Pantai bugel ( Gumuk Waru, Bugel, Panjatan, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
e. Kecamatan pengasih
 WRC ( Derwolo, Sendangsari, Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
f. Kecamatan galur
 Pantai tristik (Pantai Trisik terletak di arah tenggara Kulon Progo
tepatnya di Banaran, Galur Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta )
g. Kecamatan kalibawang
 Waduk mini / waduk sidoharja (Tonogoro, Banjaroyo,
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta)
 Watu tekek ( Madigondo, Sidoharjo, Samigaluh, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Curung watu jengger (Sidoharjo, Samigaluh, Tanjung, Banjaroyo,
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta )
 Puncak kuda simbrani ( Depok, Banjarasri, Kalibawang,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Wisata religi sedungsono (Desa Banjaroyo, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta )
 Embung banjaroya (, Tonogoro, Banjaroyo, Kalibawang,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
h. Kecamatan samigaluh
 Kebun teh nglinggo (Nglinggo Barat, Pagerharjo, Samigaluh,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Puncak widosari ( Ngargosari, Tegalsari, Ngargosari, Samigaluh,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Curung sidoharjo (Wonotawang, Sidoharjo, Samigaluh, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Puncak surooyo (salah satu puncak tertinggi di Perbukitan
Menoreh, Yogyakarta. Perbukitan yang memiliki ketinggian
kurang lebih 1.019 meter dpl ini membentang sepanjang
Yogyakarta dan Jawa Tengah )
 Air terjun virgin sidoharjo (Wonotawang, Sidoharjo, Samigaluh,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
 Curung siluwok ( Tukmudal, Sidoharjo, Samigaluh, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
 air terjun perawan sidoharjo (Wonotawang, Sidoharjo, Samigaluh,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
i. Kecamatan kokap
 Taman bamboo air sermo ( Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
 Bukit cendana (Kukusan, Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Bukit isir kp ( Pagerharjo, Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Kalibiru (hargowilis , kokap , Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta )
 Pute paying (Hargotirto, Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta)
 Bukit jangkang ( Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
 Tebing gunung gajah (Katerban, Donorejo, Kokap, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
 puncak dipoguno (Clapar 2, Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
j. kecamatan Temon
 pasir mendit jangkaran (, Jangkaran, Temon, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 pantai pasir kalidangu ( Jangkaran, Temon, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 pantai glagah ( Desa Glagah, Kecamatan Temon, , Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 pantai congot (Sangkaran, Jangkaran, Kecamatan Temon, ,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )

k. kecamatan wates
 Dermaga Adikarta (Keboan, Karangwuni, Wates, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta )
 Patung Nyi Ageng Serang (Karangnongko,, Gadingan, Wates,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)

2.3. Tinjauan Kebijakan


Tabel 1. Kebijakan Terkait
SUMBER BUNYI
PERATURAN Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait
PEMERINTAH dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
REPUBLIK multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
INDONESIA NOMOR orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
50 TAHUN 2011 masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
SUMBER BUNYI
TENTANG Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
RENCANA INDUK (BAB 1 Pasal 1 ayat 1)
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut
NASIONAL TAHUN Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada
2010 – 2025 dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di
dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum,
Fasilitas Pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya Kepariwisataan.
(BAB 1 Pasal 1 Ayat 4)

PERATURAN Kawasan pantai Parangtritis - Depok - Kuwaru dan


DAERAH PROVINSI sekitarnya sebagai Wisata alam, kuliner, dan dirgantara ;
DAERAH ISTIMEWA Kawasan Congot - Glagah – Trisik dan sekitarnya sebagai
YOGYAKARTA kawasan Wisata kuliner, tradisional pantai ; Kawasan
NOMOR 1 TAHUN pegunungan Menoreh dan sekitarnya sebagai kawasan
2012 TENTANG Wisata berbasis tirta, religi, alam dan desa Wisata.
RENCANA INDUK (BAB III, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
KEPARIWISATAAN DAERAH,Pasal 15 Ayat 3f, Ayat 3k, Ayat 3l)
DAERAH PROVINSI
DAERAH ISTIMEWA Strategi pengembangan Pantai Parangtritis – Depok -
YOGYAKARTA Kuwaru dan sekitarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
TAHUN 2012-2025 15 ayat (3) huruf f, dengan cara mengembangkan:
a. Revitalisasi Parangtritis sebagai kawasan rekreasi pantai
keluarga;
b. Pantai Depok sebagai kawasan Wisata kuliner hasil laut
dan Wisata dirgantara;
c. Gumuk Pasir Barchans sebagai kawasan konservasi
geospasial dan cagar biosfer;
d. Pantai Kuwaru -Goa Cemara - Samas - Pantai Baru
sebagai kawasan Wisata pantai keluarga dan pendidikan;
e. Pantai Goa Cemara sebagai kawasan Wisata konservasi
penyu; dan
SUMBER BUNYI
f. Parangkusumo sebagai kawasan ritual budaya laut
(BAB III, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
DAERAH,Pasal 17 Ayat 10)

Strategi penggembangan Congot - Glagah – Trisik dan


sekitarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3)
huruf k, dengan cara mengembangkan:
a. kawasan Congot sebagai kawasan Wisata alam keluarga
dan Wisata ziarah gunung lanang;
b. pantai Glagah sebagai kawasan Wisata minat khusus,
pantai dan agrowisata;
c. Pelabuhan Karangwuni sebagai kawasan Desa Wisata;
d. Trisik sebagai kawasan desa Wisata pesisir pantai; dan
e. kawasan Girigondo sebagai kawasan Wisata ziarah.
(BAB III, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
DAERAH,Pasal 17 Ayat 15)

Strategi pengembangan kawasan pegunungan Menoreh dan


sekitarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3)
huruf l, dengan cara mengembangkan :
a. Waduk Sermo sebagai area Wisata air, Wisata luar
ruangan dan olahraga;
b. Kalibiru sebagai kawasan desa Wisata;
c. revitalisasi Goa Kiskendo sebagai kawasan Wisata alam
dan Wisata luar ruangan;
d. Sentolo-Lendah sebagai kawasan desa Wisata;
e. Pendoworejo sebagai kawasan desa Wisata budaya;
f. Goa Sriti sebagai kawasan Wisata alam dan sejarah;
g. kawasan Banjarasri, Banjaroyo - Ancol, Banjar Arum
sebagai kawasan agrowisata dan desa Wisata;
h. Nglinggo sebagai desa Wisata alam;
i. Puncak Suroloyo sebagai kawasan Wisata spiritual dan
SUMBER BUNYI
alam; j. Sendangsono sebagai kawasan Wisata ziarah; dan
k. Nanggulan-Pengasih sebagai kawasan Wisata kerajinan
(BAB III, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
DAERAH,Pasal 17 Ayat 16)

Kawasan Parangtritis-Depok Kuwaru dan sekitarnya akan


dilakukan pembangunan Fasilitas Kepariwisataan yang
mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya
saing Kawasan Parangtritis-DepokKuwaru dan sekitarnya
sebagai Wisata alam, kuliner, dan Wisata dirgantara.
(BAB III, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
DAERAH,Pasal 18 Point i)

Kawasan Congot - Glagah- Trisik dan sekitarnya akan


dilakukan pembangunan Fasilitas Kepariwisataan dalam
mendukung perintisan pengembangan Congot - Glagah-
Trisik dan sekitarnya sebagai kawasan Wisata kuliner dan
tradisional pantai.
(BAB III, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
DAERAH,Pasal 18 Point n)

Kawasan Congot - Glagah- Trisik dan sekitarnya akan


dilakukan pembangunan Fasilitas Kepariwisataan dalam
mendukung perintisan pengembangan kawasan pegunungan
Menoreh dan sekitarnya sebagai kawasan Wisata berbasis
tirta, religi, alam dan desa Wisata.
(BAB III, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
DAERAH,Pasal 18 Point o)
SUMBER BUNYI

PERATURAN Peningkatan kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud


DAERAH dalam Pasal 3 huruf c dengan strategi meliputi :
KABUPATEN a. mengoptimalkan potensi wisata;
KULON PROGO b. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung;
NOMOR 1 TAHUN c. mengembangkan produk wisata;
2012 TENTANG d. meningkatkan efektivitas promosi; dan
RENCANA TATA e. meningkatkan sinergi jasa pelayanan pariwisata.
RUANG WILAYAH ( BAB I, KETENTUAN UMUM Pasal 4 Ayat 3)
KABUPATEN PKL Perkotaan Temon dengan fungsi pelayanan sebagai
KULON PROGO kawasan pertanian, pariwisata, industri, perkebunan, dan
TAHUN 2012 – 2032 agropolitan;
(BAB III, RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Pasal 7 Ayat 2b)

PKL Perkotaan Brosot dengan fungsi pelayanan sebagai


kawasan pariwisata, industri, dan pertambangan.
(BAB III, RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Pasal 7 Ayat 2c)

Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 40 huruf g, terdiri atas :
a. kawasan peruntukan pariwisata alam;
b. kawasan peruntukan pariwisata budaya; dan
c. kawasan peruntukan pariwisata buatan.
(BAB III, RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Pasal 50 Ayat 1)

Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Pantai Glagah berada di Kecamatan Temon;
b. Pantai Trisik berada di Kecamatan Galur;
c. Pantai Congot berada di Kecamatan Temon;
d. Pantai Bugel berada di Kecamatan Panjatan;
SUMBER BUNYI
e. Puncak Suroloyo berada di Kecamatan Samigaluh;
f. Goa Kiskendo berada di Kecamatan Girimulyo;
g. Gunung Kuncir berada di Kecamatan Samigaluh;
h. Gunung Kelir berada di Kecamatan Girimulyo;
i. Goa Sumitro berada di Kecamatan Girimulyo;
j. Goa Sriti berada di Kecamatan Samigaluh;
k. Goa Lanang Wedok berada di Kecamatan Pengasih;
l. Goa Kebon berada di Kecamatan Panjatan;
m. Gunung Lanang berada di Kecamatan Temon;
n. Goa Banyu Sumurup di Kecamatan Samigaluh; dan
o. Arung Jeram di Sungai Progo.
(BAB III, RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Pasal 50 Ayat 2)

Kawasan peruntukan pariwisata budaya sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :
a. Makam Nyi Ageng Serang berada di Kecamatan
Kalibawang;
b. Goa Maria Sendangsono berada di Kecamatan
Kalibawang;
c. Monumen Nyi Ageng Serang berada di Kecamatan
Wates;
d. Makam Keluarga Pakualaman Girigondo berada di
Kecamatan Temon;
e. Petilasan Linggo Manik berada di Kecamatan Samigaluh;
f. Petilasan Ki Jaragil berada di Kecamatan Samigaluh;
g. Makam Pangeran Aris Langu berada di Kecamatan
Kalibawang;
h. Makam Kyai Krapyak berada di Kecamatan Kalibawang;
i. Petilasan Demang Abang berada di Kecamatan
Kalibawang; dan
j. Makam Kyai Paku Jati berada di Kecamatan Pengasih.
(BAB III, RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Pasal 50 Ayat 3)
SUMBER BUNYI

Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi :
a. Waduk Sermo berada di Kecamatan Kokap;
b. Pemandian Clereng berada di Kecamatan Pengasih;
c. Taman Wisata Ancol berada di Kecamatan Kalibawang;
d. Jembatan Bantar berada di Kecamatan Sentolo;
e. Jembatan Duwet berada di Kecamatan Kalibawang;
f. wisata agro, meliputi :
1. Kecamatan Temon;
2. Kecamatan Galur;
3. Kecamatan Panjatan;
4. Kecamatan Kokap;
5. Kecamatan Kalibawang; dan
6. Kecamatan Samigaluh.
g. wisata desa kerajinan, meliputi :
1. Kecamatan Galur;
2. Kecamatan Lendah;
3. Kecamatan Nanggulan;
4. Kecamatan Kalibawang; dan 5. Kecamatan Sentolo.
(BAB III, RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Pasal 50 Ayat 4)

Perwujudan kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf f, meliputi :

a. mengembangkan jejaring promosi pariwisata dengan


daerah lain;
b. menetapkan kawasan unggulan, andalan dan potensial
pengembangan pariwisata;
c. mengembangkan brand daerah;
d. meningkatkan akses menuju obyek wisata;
e. meningkatkan fasilitas pendukung obyek wisata;
f. diversifikasi produk pendukung pariwisata;
SUMBER BUNYI
g. melindungi situs peninggalan kebudayaan masa lampau;
dan
h. meningkatkan peran serta masyarakat pelaku pariwisata.
(BAB VI, ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
WILAYAH Pasal 66 Ayat 7)

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan


pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g,
dengan ketentuan :
a. diperbolehkan mengembangkan kawasan yang menjaga
ekosistem lingkungan;
b. diperbolehkan melakukan kegiatan pendukung dengan
memperhatikan kelestarian fungsi lindung;
c. diperbolehkan mengembangkan kawasan pendukung
pariwisata, obyek, dan daya tarik wisata dengan tetap
memperhatikan fungsi konservasi kawasan;
d. diperbolehkan mengembangkan kawasan agrowisata dan
fasilitas pendukung;
e. diperbolehkan melakukan perlindungan dan pengamanan
cagar budaya;
f. diperbolehkan dengan syarat, mengembangkan kawasan
permukiman di luar zona utama pariwisata dan tidak
mengganggu bentang alam daya tarik pariwisata;
g. diperbolehkan dengan syarat, membatasi pendirian
bangunan hanya untuk menunjang pariwisata; dan
h. diperbolehkan mengendalikan pertumbuhan sarana dan
prasarana pariwisata.
(BAB VII, KETENTUAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG Pasal 75 Ayat 12)
BAB III
METODE PENDEKATAN STUDI

3.1 Tahap pengumpulan data


3.1.1. Jenis data dan sumber data

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara


langsung dari sumber datanya.data primer disebut juga data asli atau data baru
yang memiliki sifat up to date.untuk mendapatkan data primer harus
mengumpulkannya secara langsung.teknik yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi,wawancara dan penyebaran
kuisioner.

Untuk mendapatkan data primer dengan cara mewawancarai berbagai


narasumber yang ada dilapangan,maka harus menyediakan pertanyaan-pertanyaan
yang ingin ditanyakan untuk penelitian ini.

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai
sumber yang telah ada (penelitian sebagai tangan kedua).data sekunder dapat
diperoleh dari berbagai sumber,seperti biro pusat statistic
(BPS),buku,laporan,jurnal,table,peta.

Dari pengumpulan data sekunder ini,data yang dicari adalah data


pariwisata-pariwisata yang ada didaerah kabupaten kulon progo dari berbagai
kecamatan yang ada sudah pernah diteliti oleh peneliti lain.

3.1.2. Metode pengumpulan data

Data kualitatif dan Data kuantitatif

Contoh metode pengumpulan data :

- Survey kuesioner
Melakukan survey dengan cara menyebar kuesioner atau angket sebagai
instrument penelitiannya.cara ini sangat tipikal pada riset kuantitatif dimana
kuesioner menjadi wadah yang efektif dan efisien untuk mengumpulkan data
yang akan diukur secara numeric nantinya.peneliti bisa mengumpulkan dan
menyebarkan kuesioner berupa data yang ingin di teliti,seperti data-data
pariwisata
- Dataset Statistik
Menggunakan dataset statistik juga tipikal penelitian
kuantitatif.bedanya,jika survey kuisioner dilakukan guna memngumpulkan
data langsung oleh peneliti,penggunaan dataset statistik adalah menggunakan
data yang sudah tersedia.
- Wawancara
Metode ini lumrah dilakukan baik dalam riset kuantitatif Maupun
kualitatif.wawancara atau interview adalah proses pengumpulan data dimana
informan menjawab pertanyaan yang diajukan pewawancara
- Observasi
Secara sederhana bisa diartikan sebagai pengamatan.tentu saja tidak
sembarang pengamatan karena dilakukan dengan ketelitian dan kecermatan
dalam rangka memperoleh datapenelitian.

3.2 Tahapan analisis data

3.2.1. Kerangka pikir

PERSIAPAN PENCARIAN DATA


PENGAMBILAN DATA PRIMER

Primer data

Input
KOMPILASI DATA

OUTPUT

PENYUSUNAN LAPORAN

PENYUSUNAN KONSEP

OUTCOME

DARI TAHAP
PERSIAPAN TAHAP ANALISIS

ANALISIS SEKTOR
PARIWISATA
EKSISTING

ANALISIS
SEKTORAL

STRATEGI FFA

3.2.2. Metode dan hasil analisis

Dari metode yang kami lakukan dengan menggunakan data kualitatif dan data
kuantitatif menghasilkan berbagai data untuk pengembangan pariwisata futuristic
di kabupaten kulon progo. ada beberapa data yang bisa dikembangkan dalam
lingkup pariwisata futuristik baik wisata alam,budaya maupun kuliner.

3.3. Tahap analisis data

3.3.1. analisis makro

Analisis mikro terpokus pada tujuan analisis tentang pengaruh kegiatan secara
menyeluruh, misalkan analisis proyeksi penduduk, pertumbuhan penduduk dll.

3.3.2. analisis mikro

Analisis mikro terfokus pada satu bidang yang menganalisis tentang slokasi
sumber daya yang dimiliki agar dapat tercapai kombinasi yang tepat. misalkan
analisis kesesuaian lahan,analisis daya dukung dan daya tamping,analisis
skalogram,analisis pola ruang,dan analisis kebutuhan ruang.
3.4. Tahap penyusunan rencana

3.4.1. perumusan kebijakan

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata


dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha. (BAB 1 Pasal 1 ayat 1)

Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata


adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas
Pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya Kepariwisataan. (BAB 1 Pasal 1 Ayat 4)
3.4.2. perumusan strategis
Strategi penggembangan Congot - Glagah – Trisik dan sekitarnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf k, dengan cara
mengembangkan:
a. kawasan Congot sebagai kawasan Wisata alam keluarga dan Wisata ziarah
gunung lanang;
b. pantai Glagah sebagai kawasan Wisata minat khusus, pantai dan agrowisata;
c. Pelabuhan Karangwuni sebagai kawasan Desa Wisata;
d. Trisik sebagai kawasan desa Wisata pesisir pantai; dan
e. kawasan Girigondo sebagai kawasan Wisata ziarah
Strategi pengembangan kawasan pegunungan Menoreh dan sekitarnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf l, dengan cara
mengembangkan :
a. Waduk Sermo sebagai area Wisata air, Wisata luar ruangan dan olahraga;
b. Kalibiru sebagai kawasan desa Wisata;
c. revitalisasi Goa Kiskendo sebagai kawasan Wisata alam dan Wisata luar
ruangan;
d. Sentolo-Lendah sebagai kawasan desa Wisata;
e. Pendoworejo sebagai kawasan desa Wisata budaya;
f. Goa Sriti sebagai kawasan Wisata alam dan sejarah;
g. kawasan Banjarasri, Banjaroyo - Ancol, Banjar Arum sebagai kawasan
agrowisata dan desa Wisata;
h. Nglinggo sebagai desa Wisata alam;
i. Puncak Suroloyo sebagai kawasan Wisata spiritual dan alam;
j. Sendangsono sebagai kawasan Wisata ziarah; dan
k. Nanggulan-Pengasih sebagai kawasan Wisata kerajinan

3.4.3. perumusan rencana tindak


Kawasan Congot - Glagah- Trisik dan sekitarnya akan dilakukan
pembangunan Fasilitas Kepariwisataan dalam mendukung perintisan
pengembangan Congot - Glagah- Trisik dan sekitarnya sebagai kawasan Wisata
kuliner dan tradisional pantai.
Peningkatan kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf c dengan strategi meliputi :
a. mengoptimalkan potensi wisata;
b. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung;
c. mengembangkan produk wisata;
d. meningkatkan efektivitas promosi; dan
e. meningkatkan sinergi jasa pelayanan pariwisata.
Perwujudan kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf f, meliputi :
a. mengembangkan jejaring promosi pariwisata dengan daerah lain;
b. menetapkan kawasan unggulan, andalan dan potensial pengembangan
pariwisata;
c. mengembangkan brand daerah;
d. meningkatkan akses menuju obyek wisata;
e. meningkatkan fasilitas pendukung obyek wisata;
f. diversifikasi produk pendukung pariwisata;
g. melindungi situs peninggalan kebudayaan masa lampau; dan
h. meningkatkan peran serta masyarakat pelaku pariwisata
BAB IV
MENAJEMEN PELAKSANAAN
4.1. Manajemen pelaksanaan
4.1.1. Waktu Pelaksanaan
Dalam penyusunan Strategi Pengembangan kabupaten kulon progo sebagai
destinasi pariwisata Futuristik, waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan
dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan (Maret-Juli 2019)

4.1.2. Struktur Organisasi Studio


Koordinator 1 : Charles Samadara
Koordinator 2 : Ria Hifiyanti
Anggota : 1. Noginto Boyliu
2. Romanus edyt Manehat
3. Nia suryiani
4. Muhammad fahrizal
5. Wiranda ramadhan
6. Muhammad risky rizaldi
7. Florianus mario taek
8. Yulians Goulap
9. Fikriyanto Nurdin
10. Boy Lovetarica
11. Sophia Ribka Chirtina Hutabarat
12. Andri umara

4.1.3. Pembagian Kerja


Survey : 1. Noginto Boyliu
2. Romanus edyt Manehat
3. Wiranda Ramadhan
4. Fikriyanto Nurdin
5. Muhammad risky rizaldi
Laporan : 1. Nia suryiani
2. Sophia Ribka Chirtina Hutabarat
3. Ria hifiyanti
4. Charles Samadara
5. Boy Lovetarica
Peta : 1. Yulians Goulap
2. Andri Umara
4.1.4. Rencana Kerja

Tahapan pelaksana kegiatan ini adalah :

MINGGU KE

KEGIATAN

1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6

Pertemuan Awal X

KAK dan braistoman X


ide

Tanggapan KAK/draft X
proposal/desain survey
Survey dan
penyusunan draft X X X
fakta-analisa

Finalisasi draft fakta- X


analisa
X
Evaluasi awal

Penyusunan draft X X X X
rencana

X
Evaluasi individu

X
Finalisasi draft Rencan

X
Evaluasi Akhir

Pengumpulan Produk

4.1.5 Manajemen Survei


Tabel 2. Manajemen survei
Survei 1 Survei 2 Survei 3 Survei 4
1.mengetahui 1.menganalisis 1.analisis 1. dokumentasi
karakteristik sentra pengembangan 2. melengkapi
wilayah pariwisata pariwisata data
2. wawancara 2.mencari futuristik
kelebihan dan 2. analisis
kekurangan dampak
objek wisata parwisata
disana futuristik
terhadap
lingkungan
sekitar
4.1.6 Jadwal pelaksanaan
BAB V
KONSEP PERENCANAAN

5.1 Konsep Perencanaan


Konsep yang akan digunakan dalam penyusunan rencana tindak strategi
pengembangan kabupaten Kulon Progo sebagai destinasi pariwisata futuristik
adalah konsep pariwisata landscape air dan landscape educations serta kawasan
sekitarnya di kabupaten Kulon Progo. Simonds (1983) menyatakan lanskap
merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati
oleh seluruh indera manusia, dengan karakter yang menyatu secara alami dan
harmonis untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Dalam hal ini indera
manusia memegang peranan penting dalam merasakan suatu lanskap. Sedangkan
menurut Morrow (1987) lanskap adalah permukaan bumi yang tidak dicakup oleh
laut namun lebih sempit dari yang dapat diambil sekejap oleh mata termasuk kota-
kota serta pedesaan dan padang gurun, halaman serta taman, tempat parkir serta
tamanatap bangunan, dan dapat diklasifikasikan sebagai buatan manusia atau
alam. Dari beberapa pengertian lanskap tersebut dapat disimpulkan bahwa lanskap
merupakan suatu bentang alam atau wilayah sejauh mata dapat memahami dalam
satu tampilan, termasuk semua benda yang ada di dalamnya. Futuristik
mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju ke masa depan. Futuristic
pada pariwisata berarti mengesankan bahwa kegiatan wisata itu berorientasi ke
masa depan atau selalu mengikuti perkembangan jaman serta memiliki teknologi
yang maju.
2.1.1 Latar Belakang Konsep (pohon masalah)
a. Penyebab
Pariwisata Kulon Progo Tertinggal

Pariwisata Kulon Progo Tertingggal

jarak dengan medan akses/jalur


pusat kota menuju objek wisata
pariwisata provinsi jauh extrim
Kulonprogo
tertinggal kunjungan promosi destinasi objek wisata
wisata wisata kurang kurang
rendah kurang menarik terexpos

b. Akibat
pembangunan
pendapatan asli
sarana-prasarana
daerah rendah
pariwisata pariwisata rendah
Kulonprogo
tertinggal pembangunan
minat investor
rendah
sarana-prasarana
pariwisata rendah

Kabupaten Kulon Progo terletak pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


bagian barat yang memiliki berbagai tempat wisata yang sangat menarik untuk
dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat strategis dan
keadaan alamnya yang memberikan pesona tersendiri, baik yang berupa gunung,
pantai, waduk, dataran rendahnya, maupun panorama alamnya yang indah serta
didukung oleh potensi wisata daerah lain yang ada, maka memperkuat posisi dan
peranan Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata. Tetapi selama ini
potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo kurang diperhatikan dengan
maksimal dan kurang terekspos.
Kulonprogo sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata di Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki visi dan misi dalam pembangunan
kepariwisataannya. Visi pembangunan kepariwisataan kabupaten Kulonprogo
dalam Rencana Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Kulonprogo
Tahun 2015 –2025 adalah “Terwujudnya Kulonprogo sebagai destinasi wisata
yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, mandiri, mampu mendorong
pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Misi kabupaten
Kulonprogo yaitu : 1. Mengembangkan destinasi pariwisata Kulonprogo yang
unik, nyaman, menarik dan mudah dicapai berdasarkan keunggulan produk wisata
yang berkualitas dan berkelanjutan serta mendorong percepatan pembangunan
wilayah setempat. 2. Mengembangkan pemasaran pariwisata Kulonprogo yang
terpadu, sinergis, efektif, dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
ke Kulonprogo. 3. Mengembangkan industri pariwisata di Kulonprogo yang
berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan
bertanggungjawab atas kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam dan sosial
budaya. 4. Mengembangkan kelembagaan pariwisata (organisasi pemerintah
daerah, swasta dan masyarakat serta sumber daya manusia) yang efektif dan
efisien dalam rangka mendorong terwujudnya kepariwisataan Kulonprogo yang
berkelanjutan.
Dari pohon masalah diatas kami merumuskan solusi untuk mengatasi
pariwisata Kulonprogo yang tertinggal dengan menciptakan potensi pariwisata
baru agar dapat menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara dengan
merencanakan pariwisata yang modern untuk dikunjungi yaitu pariwisata
futuristik yang dipadukan dengan objek wisata alami yang dimiliki oleh
Kabupaten Kulonprogo dengan menonjolkan landscape wilayah Kabupaten
Kulonprogo yang menarik dan indah.
Berangkat dari latar belakang diatas, maka kami mencoba menyusun
sebuah konsep rencana Strategi Pengembangan Kabupaten Kulonprogo Sebagai
Destinasi Pariwisata Futuristik yang di harapkan mampu menjadi alternatif
dalam menyokong pertumbuhan daya Tarik pariwisata di Kabupaten Kulonprogo
dimata dunia.
Ruang lingkup kawasan perencanaan terletak pada Desa Temon sebagai
hirarki 1 perencanaan menjadi pusat pariwisata Kulonprogo. Hirarki 2
perencanaan yang melingkupi kawasan pariwisata landscape di objek wisata
Kalibiru dan waduk sermo. Hirarki 3 perencanaan yang melingkupi objek wisata
puncak suroloyo dan kebun teh nglinggo di kabupaten Kulon Progo, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.

5.1.2 Penjelasan Konsep perencanaan


Konsep pada perencanaan kawasan pariwisata futuristik pada pariwisata berarti
mengesankan bahwa kegiatan wisata itu berorientasi ke masa depan atau selalu
mengikuti perkembangan jaman serta memiliki teknologi yang maju. konsep ini
akan dibagi menjadi 3 hirarki yaitu hirarki 1 merupakan pusat pariwisata ysng
menjadi pusat dari pariwisata yang kami kembangkan dengan destinasi
berteknologi tinggi seperti VR dll, hirarki 2 yaitu pariwisata dengan konsep
landscape air sesuai dengan potensi pariwisatanya dengan mengembangkan
kegiatan pariwisata yang maju seperti ada jett ski, flying fox dan kereta gantung.
Kemudian pada hirarki 3 menjadi kawasan wisata landscape edukasi yaitu
pariwisata alam yang juga bisa menjadi tempat untuk mempelajari penanaman
serta pembuatan teh yang merupakan potensi pada destinasi wisata pada hirarki 3.
Dalam mewujudkan integrasi antar kawasan pada setiap hirarki kami
merencanakan transportasi berupa BRT (Bus Rapid Transit) yang direncanakan
untuk dapat memudahkan wisatawan dikulonprogo untuk mengakses berbagai
tempat yang ingin dituju dan dikombinasikan dengan teknologi aplikasi android
untuk melakukan pemesana tiket BRT sampai pada informasi trayek BRT,
teknologi pada BRT juga diwujudkan dalam hal teknologi yang digunakan di
setiap halte yaitu dilayani oleh mesin tiket seperti pada stasiun kereta.

a. Hirarki 1 Perencanaan (pusat pariwisata)


Pusat pariwisata Kabupaten Kulonprogo. Dalam hirarki 1 perencanaan ini
akan dihadirkan objek wisata yang dapat menarik wisatawan dengan konsep yang
modern dan futuristik yaitu themepark yang memiliki berbagai wahana
berteknologi tinggi dan extrim seperti wahana VR (Virtual Reality) yaitu wahana
berteknologi tinggi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu
lingkungan yang disimulasikan komputer sehingga pengguna dapat merasakan
pengalaman berada pada lingkungan tersebut secara nyata. Dalam themepark ini
juga akan disediakan wahana extrim seperti rolercoster, tornado, kora-kora, kincir
angin, komedi putar, waterpark dan wana buatan lainnya. Selain themepark pada
hirarki 1 perencanaan juga akan dibangun pusat informasi dan perjalanan
pariwisata, wisata kuliner dan dibangun sarana-prasarana pariwisata seperti hotel,
penginapan dll.
Best practice objek wisata dunia yang sudah ada yaitu universal studio
Orlando, AS. Tokyo disneyland Jepang, Lotte world Korea Selatan, Hershey’s
park Pensylvania AS.
b. Hirarki 2 Perencanaan (Landscape air)
Dalam hirarki 2 perencanaan ini pada Desa Hargowilis yaitu objek wisata
Kalibiru dan waduk sermo akan dilakukan pengembangan kawasan pariwisata
yang alami menjadi lebih modern dan menarik. Kawasan kalibiru dan waduk
sermo akan dibangun kereta gantung yang dapat menghubungkan waduk sermo
dengan kalibiru sehingga wisatawan tidak perlu bersusah payah naik ke objek
wisata kalibiru untuk menikmati keindahan alam dari puncak Kalibiru. Pada
objek wisata waduksermo akan dibuat wahana flying fox yang akan membentang
diatas waduk, wisata air seperti jet ski dengan memanfaatkan waduk yang sangat
luas dan indah juga di objek wisata waduk sermo ini banyak wisatawan yang
datang untuk menikmati sunrise dengan camping sehingga kami juga akan
merencanakan tempat untuk camping ground yang nyaman dan aman.
Best practice objek wisata dunia yang sudah ada yaitu kereta gantung
matterhorn glasier ride yang ada di Swiss yang menghubungkan kota zermatt
kepuncak klein matterhorn, flying fox diatas danau Tortum Turki, jet ski di danau
toba, dan camping ground danau buyan Bali.

c. Hirarki 3 Perencanaan (landscape education)


Dalam hirarki 2 perencanaan pada Kecamatan Samigaluh yaitu pada objek
wisata puncak suroloyo dan kebun teh Nglinggo yang akan dilakukan
pengembangan agar dapat lebih menarik dan nyaman untuk dikunjungi serta
dinikmati untuk melihat landscape Kabupaten Kulonprogo dan sekitarnya serta
melihat keindahan sunset serta sunrise yang memukau dengan dibangunnya
menara pandang serta objek wisata jembatan kaca. Selain itu pada hirarki 2
tepatnya pada objek wisata kebun teh nglinggo akan dibuat menjadi kawasan
wisata landsape edukasi untuk mengetahui bagaimana proses penanaman serta
pembuatan teh hingga bisa menjadi produk jadi yang siap dipasarkan mengingat
belum ada destinasi wisata tersebut di lokasi.
Best practice objek wisata dunia yang sudah ada yaitu jembatan kaca east
taiheng glasswalk China dan menara pandang taman bungan nusantara Cianjur.
BAB VI
DATA ANALISA

6.1 Analisis Konstelasi


Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang letaknya kurang lebih 28.0 km dari kota
Yogyakarta Selaku Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten
Kulon Progo juga merupakan kabupaten yang menjadi tempat pembangunan
Yogyakarta Internasional Airport yang memiliki banyak sekali pengaruh terhadap
perkembangan Kabupaten Kulon Progo.
Menurut RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2029
arahan fungsi Kabupaten Kulon Progo adalah menjadi pusat kegiatan wilayah
(PKWp) dan pusat kegiatan lokal (PKL). Sebagai pusat kegiatan wilayah dan
pusat kegiatan local Kabupaten Kulon Progo sudah sewajarnya jika jangkauan
pelayanannya meliputi kegiatan lokal dan provinsi.Sebagaimana dimuat dalam
RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadikan Kabupaten Kulon
Progo sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata di Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki visi dan misi dalam pembangunan kepariwisataannya.
Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat strategis dan keadaan
alamnya yang memberikan pesona tersendiri, baik yang berupa gunung, pantai,
waduk, dataran rendahnya, maupun panorama alamnya yang indah serta
didukung oleh potensi wisata daerah lain yang ada, maka memperkuat posisi dan
peranan Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata.

6.1.1 Konstelasi Antar wilayah


Untuk mencapai wilayah Kulon Progo dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) dan Jawa Tengah dapat di tempuh melalui jaringan jalan yang telah tersedia
menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Tabel 3. Konstelasi antar wilayah
Cara Model Kemudahan Kendala
menempuh transportasi
wilayah yang
kulon progo digunakan
Jalur darat Mobil, Waktu tempuh lumayan  kawasan perbukitan
melalui motor, bus memakan waktu dan tidak  Ruas jalan yang msih
jaringan memakan biaya yang mahal sempit
jalan  tidak ada trasnportasi
umum yang melintasi
daerah Kulon progo

6.1.2 Konstelasi Antar pulau


Untuk menempuh wilayah Kulon Progo antar pulau dapat di tempuh dengan
menggunakan jalur udara dan jalur laut.

Tabel 4. Konstelasi antar pulau


Cara Model Kelebihan Kendala
menempuh transporta
wilayah si yang
kulon progo digunakan
Meggunakan Kapal Biaya murah Waktu yang di tempuh cukup
jalur laut lama

Menggunaka Pesawat Waktu tempuh cepat Biaya mahal


n jalur udara

6.1.3 Konstelasi Antar Negara


Untuk menempuh wilayah Kulon Progo antar negara dapat di tempuh dengan
menggunakan jalur udara.
Tabel 5. Konstelasi antar negara
Cara Model Kelebihan Kendala
menempuh transpor
wilayah tasi yang
kulon progo digunak
an
Menggunakan pesawat Bisa menjakau pulau dan antar Biaya mahal
jalur pesawat Negara

6.2 Gambaran Umum


6.2.1 Kondisi geografis
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota di
provinsi D.I. Yogyakarta yang terletak paling barat. Dalam perencanaan
pengembangan pariwisata futuristik akan dilaksanaakan pada kecamatan Temon,
kecamatan Kokap dan Kecamatan Samigaluh.

Tabel 6. Kondisi geografis


No. Kecamatan Luas area Batas administrasi
(ha) Selatan Timur barat utara
1. Temon 3629,890 Samudra Wates,panjatan Jawa Kokap
hindia tengah
2. Kokap 7379,950 Temon Pengasih Jawa Girimulyo,
tengah Jawa tengah
3. Samigaluh 6929,308 Girimulyo Kalibawang Jawa Jawa tengah
tengah
Sumber : kulonprogo dalam angka 2018

6.2.2 Kependudukan

Penduduk merupakan motor dan penggerak perkembangan suatu wilayah.


Penduduk mempunyai dinamika yang sangat kuat, baik dari segi problematika
maupun keunggulan yang dimiliki oleh penduduk di masing-masing wilayah.
Perkembangan dan pertumbuhan yang dimiliki penduduk akan berpengaruh
terhadap karakter suatu wilayah.. tentunya, hal ini dipengaruhi oleh kuantitas dan
kualitas dari penduduk.
1) Jumlah penduduk

Tabel 7. Jumlah penduduk


No. Kecamatan Jumlah penduduk (jiwa) Jumlah KK

1. Temon 26.960 7463


2. Kokap 32.396 9232
3. Samigaluh 26.416 7844
Sumber : kulonprogo dalam angka

Jumlah penduduk pada kawasan perencanaan terbanyak pada


kecamatan Kokap yaitu sebanyak 32.396 jiwa dan Terendah pada kecamatan
Samigaluh yaitu sebanyak 26.416 jiwa sedangkan pada kecamatan Temon
yaitu sebanyak 26.960 jiwa.

2) Dependency ratio

Depedency ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk


tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) dengan jumlah
penduduk produktif (usia 15-64 tahun). Rasio Ketergantungan (Depedency
Ratio) dapat digunakan indikator yang secara kasar dapat menunjukan
ekonomi suatu wilayah apakah tergolong negara yang maju ataupun negara
yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase depedency ratio
maka semakin tinggi beban yang akan ditanggung oleh penduduk produktif
untuk membiayai kehidupan penduduk yang belum atau sudah tidak
produktif. Sedangkan persentase depedency ratio yang rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang akan ditanggung oleh penduduk produktif
untuk membiayai kehidupan penduduk yang belum atau sudah tidak
produktif.

a) penduduk kelompok umur 0-14 tahun yaitu dianggap belum


produktif secara ekonomis.
b) penduduk kelompok umur 15-64 tahun yaitu kelompok produktif.
c) penduduk kelompok umur >65 tahun yaitu dianggap sudah tidak
produktif.
Untuk menghitung depedency ratio, maka rumus yang digunakan adalah :
P 0  14  P15  64
Dependency Ratio = x 100
P15  64
Tabel 8. Dependency ratio
Dependency Ratio Koridor Kalasan-Prambanan

Kecamatan Kelompok Umur DR


0-14 15-64 Tahun 65+Tahu
Tahun n

Temon 6 432 17 348 3180 55,407


Kokap 7034 21276 4086 52,265
Samigaluh 5749 16943 3724 55,911
Sumber : Analisis Dependency Ratio
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa di koridor
Kalasan-Prambanan dalam 100 orang jumlah penduduk produktif
menanggung beban ketergantungan 54 orang penduduk non produktif.
Tersedianya penduduk dengan usia produktif dapat berdampak pada
pembangunan Koridor Kalasan-Prambanan Yang mana dengan banyaknya
jumlah p+enduduk yang bekerja maka sumbangan pendapatan daerah
semakin meningkat dan semakin banyak fasilitas perekonomian di Koridor
Kalasan-Prambanan serta proses pembangunannya akan semakin meningkat
karena banyaknya penduduk yang masih mampu secara fisik dan secara
intelektualnya sehingga mampu menyumbangkan berbagai aspirasi yang
membangun.

6.3 Kunjungan dan PAD pariwisata


Kunjungan pariwisata pada Kawasan perencanaan pada masa satu tahun
sebanyak 458.835 jiwa pengunjung dengan PAD sektor Pariwisata
Rp.2.294.175.000 pada kecamatan Temon. Pada Kecamatan Kokap sebanyak
497.875 jiwa pengunjung dengan PAD sektor pariwisata Rp.57.280.000 dan pada
Kecamatan Samigaluh memiliki pengunjung sebanyak 78.877 jiwa pengunjung
dengan PAD sektor pariwisata sebesar Rp.217.202.000.

Tabel 9. Kunjungan dan PAD pariwisata


No. Kecamatan Jumlah pengunjung PAD sektor pariwisata
No. Kecamatan Jumlah pengunjung PAD sektor pariwisata
1. Temon 458.835 2.294.175.000
2. Kokap 497.875 57.280.000
3. Samigaluh 78.877 217.202.000
Sumber : dinas pariwisata kabupaten Kulon Progo

6.4 kebencanaan
Tabel 10. Ancaman bencana
No. Kecamatan Ancaman bencana
1. Temon Tsunami, gempa, tanah longsor, banjir, gelombang
ekstrim dan abrasi, cuaca ekstrim/angin
2. Kokap Gempa, tanah longsor, cuaca ekstrim/angin
3. Samigaluh Gempa, tanah longsor, cuaca ekstrim/angin
Sumber : BPBD Kabupaten Kulon Progo

Kawasan perencanaan termasuk ke dalam daerah rawan bencana longsor,


juga memiliki resiko bencana gempa bumi dan tsunami yang disebabkan karena
indonesia masuk kepada ring of fire dan kawasan perencanaan berada pada pesisir
pulau Jawa yang mendapat ancaman dari Megathrust serta ada ancaman cuaca
ekstrim/angin.

6.5 Tata Guna Lahan

Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan dan
program tata keruangan untuk memperoleh manfaat total sebaik-baiknya secara
berkelanjutan dari daya dukung tiap bagian lahan yang tersediakan. Oleh karena
daya dukung lahan dapat dikembangkan dengan teknologi sampai batas layak
menurut ukuran efisiensi penggunaan masukan dan ambang keseimbangan lahan
selaku sistem, tata guna lahan dapat di rancang dengan berbagai skenario tingkat
teknologi yang diterapkan. Istilah tata guna menunjukkan fungsi kemanfaatan
yang bersifat dinamis-aktif.
Tabel 11. Penggunaan lahan
No. Penggunaan Temon Kokap Samigaluh
Lahan Ha Ha Ha
1. Tanah sawah 1.065,70 73 892,48
2. Tanah kering 1.262,83 608 2.776,33
No. Penggunaan Temon Kokap Samigaluh
Lahan Ha Ha Ha
3. Bangunan 676,33 3.446 2.576,99
4. Hutan rakyat - 1.755 191,85
5. Hutan negara - 818 -
6. lainnya 624,23 678 493,66
Luas total 3.629,09 7.380 6.929,31
Sumber : kecamatan dalam angka 2018

6.6 Jaringan Listrik


Kebutuhan listrik oleh masyarakat Kabupaten Kulon Progo berasal dari
PT. PLN dengan daya yang terpasang sebanyak 86.652.050 VA untuk
melayani 101.135 pelanggan yang tersebar di 12 wilayah kecamatan dan 87
desa, 1 kelurahan serta 918 dusun.

Tabel 12. Sumber Listrik


Kecamatan PLN Non-PLN
Temon 15 -
Kokap 5 1
Samigaluh 7 1
Total 27 2
Sumber : kecamatan dalam angka 2018

Dari tabel diatas diketahui bahwa semua desa di Kecamatan Temon,


Kokap dan Samigaluh sudah dialiri listrik dari PLN dan pada Kecamatan kokap
dan samigaluh terdapat sumber listrik yang berasal dari listrik non-PLN.

6.7 Jaringan jalan


Transportasi mendukung perkembangan kota dan wilayah sebagai sarana
penghubung maupun titik simpul distribusi. Rencana tata guna lahan kota
dan wilayah harus didukung secara langsung oleh rencana pola jaringan
jalan yang merupakan rincian tata guna lahan yang direncanakan. Pola
jaringan jalan yang baik akan mempengaruhi perkembangan kota dan
wilayah yang direncanakan sesuai dengan rencana tata guna lahan. Ini
berarti transportasi mendukung penuh perkembangan fisik suatu kota atau
wilayah.
Tabel 13. jalan
No. kecamatan Keadaan jalan Proyeksi jalan
jenis ukuran kondisi 2023 2028 2033 2038
1. Temon
2. Kokap
3. Samigaluh

6.8 Jaringan Telekomunikasi


Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi, dari
suatu tempat ke tempat lain. Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat
telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam melakukan aktivitas
telekomunikasi. Jaringan telekomunikasi merupakan bagian dari kegiatan
penyelenggaraan telekomunikasi yang telah diatur oleh Kementerian Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia dalam Undang-Undang Telekomunikasi
nomor 36 tahun 1999.

Tabel 14. Banyaknya Keberadaan Base Transceiver Station (BTS)


No. Kecamatan Keberadaan BTS Kekuatan sinyal telpon selular
Ada Tidak Sangat Kuat lemah Tidak ada
ada kuat sinyal
1. Temon 5 10 11 4 - -
2. Kokap 2 3 1 1 3 -
3. Samigaluh 6 1 1 4 2 -
Sumber : Statistika Potensi Desa Kabupaten Kulon Progo 2018

Tabel 15. Kekuatan sinyal


No. kecamatan Sinyal internet GSM atau CDMA
4G/LTE 3G/H/H+ 2G/E/GPRS Tidak ada sinyal
1. Temon 11 3 1 -
2. Kokap - 3 2 -
3. Samigaluh 2 2 3 -
Sumber : Statistika Potensi Desa Kabupaten Kulon Progo 2018
Dari tabel diatas diketahui bahwa semua desa di Kecamatan Temon, Kokap dan
Samigaluh sudah terjangkau internet dan jaringan telpon.

6.9 FFA

6.9.1 ANALISIS PERMASALAHAN

6.9.2 MEDAN GAYA

6.9.3 PEMILIHAN STRATEGI


BAB VII

Anda mungkin juga menyukai