KELOMPOK JAKARTA i
LAPORAN AKHIR
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH (PWKL 4408)
FAKTA DAN ANALISIS
KAWASAN PESISIR PANTAI UTARA SISI BARAT
KABUPATEN KARAWANG
PEMBIMBING
Dr. Ir. Bambang Deliyanto, M.Si.
Dr. Ake Wihadanto, S.E., M.T.
Ir. Edi Rusdiyanto, M.Si.
Ir. Basuki Hardjojo, M.K.K.K.
DISUSUN OLEH
Nandia Nurhasanah 030102248
Bagus Adi Nugroho 030075584
Zahra Aulia Syuhada 030016638
Satrio Adi Wicaksono 021185848
Raymond Leonard 030221014
Aysfan Nandha Yulianti 030173783
Yuyud Indrayudi 030089299
Dwi Putri Bonita 021174021
Yulian Tri Prasetyo 030234257
Menyetujui,
Dr. Ake Wihadanto, SE. MT. Dr. Ir. Bambang Deliyanto, M. Si.
NIP. 19740312 200501 1 002 NIP. 19560127 198602 1 001
Mengetahui,
Segala puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah–Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Fakta dan Analisis
dalam Matakuliah PWKL 4408 Studio Perencanaan Wilayah yang berjudul “Laporan Akhir
Fakta dan Analisis Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang” pada
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Terbuka.
Dalam Penyusunan tugas ini, kelompok kami mendapatkan banyak saran, dorongan,
dan bimbingan, serta informasi dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang
tidak dapat diukur secara materi. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan
hati, perkenankanlah kami untuk mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Lina Warlina, M.Ed., selaku Pembahas Studio Perencanaan Wilayah, serta Ketua
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Terbuka.
2. Dr. Bambang Deliyanto, M.Si., Dr. Ake Wihadanto, S.E., M.T., Ir. Edi Rusdiyanto. M.Si.,
dan Ir. Basuki Hardjojo, M.K.K.K., selaku Dosen Pembimbing dalam Studio Perencanaan
Wilayah.
3. Keluarga, saudara, dan teman-teman kami yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi dalam pengerjaan tugas Studio Perencanaan Wilayah.
4. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam penyusunan Laporan Akhir Fakta dan Analisis Studio Perencanaan Wilayah,
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik.
Semoga proposal yang kami susun dengan segenap kerja keras ini dapat memberi manfaat.
Gambar 1.1 Peta Delineasi Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten
Karawang
Gambar 2.1 Peta Jenis Tanah Kabupaten Karawang
Gambar 2.2 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Karawang
Gambar 2.3 Peta Rawan Bencana Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang
Gambar 2.4 Peta Ketersediaan dan Jangkauan Sarana Pendidikan Sekolah Dasar
Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Gambar 2.5 Peta Ketersediaan dan Jangkauan Sarana Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang
Gambar 2.6 Peta Ketersediaan dan Jangkauan Sarana Pendidikan Sekolah
Menengah Atas/KejuruanKawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang
Gambar 2.7 Peta Ketersediaan dan Jangkauan Sarana Kesehatan Kawasan
Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang
Gambar 2.8 Peta Ketersediaan dan Jangkauan Sarana Peribadatan Kawasan
Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang
Gambar 2.9 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Karawang
Gambar 2.10 Peta Jaringan Jalan Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang
Gambar 2.11 Jalan Kolektor Primer menuju Pantai Tanjung Pakis
Gambar 2.12 Jalan menuju Pantai Samudera Baru
Gambar 2.13 Jalan alternatif menuju Pantai Sedari
Gambar 2.14 Skema Perairan dengan Pusat Pengairan dari Bendungan Walahar
Karawang
Gambar 2.15 Irigrasi di Kabupaten Karawang
Chart 2.1 Jumlah Penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang, 2014-2018
Chart 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara
Sisi Barat Kabupaten Karawang, 2003-2018
Chart 2.3 Jumlah Penduduk menurut Usia Kawasan Pesisir Pantai Utara
Sisi Barat Kabupaten Karawang, 2018
Chart 2.4 Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di
Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat, 2018
Chart 2.5 Angka Migrasi Masuk dan Keluar menurut Kecamatan di Kawasan
Pesisir Pantai Utara Sisi Barat, 2018
Chart 2.6 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Karawang dan Provinsi
Jawa Barat, 2014-2018
Chart 2.7 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Karawang berlaku seri 2010 (dalam Rupiah)
Chart 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten
Karawang berlaku seri 2010 (dalam Rupiah)
Chart 2.9 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Karawang,
2013-2017
Chart 2.10 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Karawang,
2013-2017
Chart 2.11 Laju Inflasi di Kabupaten Karawang, 2014 – 2018
Chart 2.12 Laju Tren Sektor Peternakan (dalam ekor), 2014-2018
Chart 2.13 Jumlah Keluarga pada Tingkat Kesejahteraan Menurut Kecamatan di
Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang, 2018
1.2.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan di atas, maka sasaran yang akan dicapai yaitu sebagai
berikut :
1. Melakukan kompilasi data dari aspek fisik lingkungan dan penggunaan lahan,
demografi, sarana dan prasarana, dan ekonomi berdasarkan kondisi eksisting dari
wilayah perencanaan.
2. Menganalisis kompilasi data dari wilayah perencanaan untuk mengetahui potensi
dan masalah, serta isu utama.
3. Menarik kesimpulan sebagai profil dari hasil analisis wilayah perencanaan untuk
diberi rekomendasi dan solusi.
Gambar 1.1
Peta
Delineasi
Kawasan
Pesisir
Pantai Utara
Sisi Barat
Kabupaten
Karawang
SA = 10 x C x R x A
SA = Ketersediaan Air (m3/th) R = Rata-Rata Curah Hujan (mm/th)
C = Koefisien Limpasan Air Tertimbang A = Luas Wilayah (ha)
𝑷 𝑯
𝑳𝒘 = ⌊ × 𝑫𝒕 𝟎, 𝟎𝟏⌋ + ⌊ × 𝑫𝒕 𝟎, 𝟎𝟑⌋
𝑷+𝑯 𝑷+𝑯
1.5.2 Kependudukan
1. Sex Ratio
Sex Ratio merupakan perhitungan untuk mengetahui perbandingan komposisi jenis
kelamin di suatu daerah dalam suatu kurun waktu, tujuannya adalah untuk
mengetahui pola atau perubahan rasio jenis kelamin. Berikut adalah cara
perhitungan sex ratio.
2. Dependency Ratio
Dependency Ratio merupakan analisis untuk mengetahui perbandingan diantara
jumlah usia produktif (15-64 th) dengan usia non produktif (0-14 th dan >65 th) di
suatu daerah. Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk melihat angka
ketergantungan masyarakat produktif yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Hasil perhitungan angka ketergantungan >50% maka dapat
diasumsikan bahwa tingkat ketergantungan masyarakat di wilayah perencanaan
tergolong tinggi dan perekonomiannya rendah, sedangkan ketika perhitungan angka
ketergantungannya <50% maka tingkat ketergantungan rendah dan
perekonomiannya tinggi. Berikut adalah rumus perhitungannya :
𝑷(𝟎−𝟏𝟒) + 𝑷𝟔𝟓+
𝑫𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑷(𝟏𝟓−𝟔𝟒)
1. Pola Ruang
Analisis Pola Ruang dilakukan dengan melakukan kajian guna lahan eksisting
dengan relevansinya dengan rencana tata ruang wilayah yang ada. Tujuan utama
dari analisis pola ruang adalah sebagai penilaian terhadap upaya menjaga
keseimbangan dan keberlanjutan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Hal
ini dilakukan dengan menghitung peruntukan fungsi lindung, budidaya, dan tingkat
konversi lahan yang ada. Instrumen yang digunakan dalam analisis ini adalah
menggunakan software analisis keruangan yaitu ArcGIS. Dalam prosesnya,
dilakukan overlay antara peta guna lahan (land use map), dan peta tutupan lahan
(land cover map), dan analisis land capability serta land sustainability. Terdapat 4
(empat) kerangka pikir utama dalam analisis pola ruang, yaitu :
a) Evaluasi Pemanfaatan Ruang Aktual (Land Use and Land Cover)
c) Evaluasi sumber daya fisik terkait dengan land capability dan land sustainability
d) Rekomendasi pola ruang dirumuskan dengan pencapaian 30% peruntukan
budidaya.
2. Struktur Ruang
Analisis struktur ruang dilakukan dengan menggunakan beberapa metode untuk
menggambarkan distribusi simpul-simpul pusat kegiatan dan permukiman. Analisis
struktur ruang dilakukan dengan tujuan utama tentang gambaran hubungan
keterkaitan (linkage) pada pemanfaatan ruang yang ada dengan peran pelayanan,
kualitas konektivitas, dan aksesibilitas keterjangkauannya. Terdapat 3 (tiga)
kerangka pikir utama dalam analisis struktur ruang yaitu :
a) Evaluasi struktur/hierarki pusat-pusat kegiatan (ekonomi sosial)
b) Evaluasi jaringan dan konektivitas antar pusat kegiatan
c) Evaluasi ketersediaan infrastruktur (fasilitas umum dan fasilitas sosial)
Analisis struktur ruang tersebut dilakukan dengan tahapan :
a) Tinjauan relevansi kondisi eksisting dengan rencana struktur ruang pada
dokumen RTRW Kabupaten Karawang 2011-2031. Hal ini dilakukan sebagai
dasar pengetahuan simpul-simpul permukiman dan pusat kegiatan wilayah
perencanaan yaitu Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten
Karawang. Tindakan relevansi ini ditindaklanjuti dengan tahap pembobotan
performa pelayanan pusat kegiatan hasil analisis survei primer dan sekunder.
b) Metode Skalogram dan Weight Centrality Index sebagai piranti/instrumen
penghitung ketersediaan sarana prasarana di pusat-pusat kegiatan sebagai
penentuan hierarki pelayanan secara teoritis.
Jenis tanah yaitu aluvial, latosol dan mediteran. Untuk wilayah perencanaan, jenis
tanah yang terdapat di 6 (enam) kecamatan yaitu Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya,
Cibuaya, Jayakerta dan Pedes, adalah aluvial. Jenis tanah latosol terdapat di sebagian
Kecamatan Ciampel, Pangkalan dan Tegalwaru. Sedangkan jenis tanah mediteran tedapat
di sebagian Kecamatan Cikampek, Jatisari, Kotabaru, Klari, Purwasari, Tirtamulya, Ciampel
Tegalwaru dan Pangkalan.
Menurut Bintarto (1977), lahan dapat diartikan sebagai land settlement yaitu suatu
tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka
dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan
mengembangkan hidupnya. Dengan demikian sangatlah jelas bahwa setiap makluk hidup
pasti membutuhkan lahan untuk tumbuh dan berkembang, berbagai aktivitas manusia di
dalam ruang bumi ini tidak lepas dari fungsi lahan yang berbeda-beda dalam penggunaan
lahan. Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia, baik secara menetap
ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi
kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kebutuhan kedua-duanya (Su
Ritohardoyo, 2002).
Distribusi penggunaan lahan di wilayah perencanaan yang terdiri dari 6 (enam)
kecamatan, yaitu Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Jayakerta, dan Pedes,
diantaranya berupa kawasan pertanian, tambak, permukiman, perkebunan, wisata dan
perkebunan.
Gambar 2.4 Peta Landuse Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisis Barat Kabupaten Karawang
Tabel 2.6 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Rata-Rata Intensitas Curah Hujan
Intensitas Curah Hujan
Kelas Klasifikasi Nilai Skor
(mm/hari)
I 0 – 13,6 Sangat Rendah 10
II 13,6 – 20,7 Rendah 20
III 20,7 – 27,7 Sedang 30
IV 27,7 – 34,8 Tinggi 40
V > 34,8 Sangat Tinggi 50
Sumber: : SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980
Landasan hasil skoring berdasarkan hasil penjumlahan skor ketiga faktor tersebut,
suatu wilayah ditetapkan sebagai :
Nilai DDLb adalah 7,46 sehingga daya dukung lahan untuk bangunan tergolong baik
di wilayah perencanaan di 6 (enam) kecamatan yaitu Kecamatan Pakisjaya,
Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Jayakerta, dan Pedes.
Telah diketahui daya dukung air dan daya dukung lahan untuk membuat analisis
daya dukung lingkungan dengan rumus sebagai berikut :
𝐷𝐷𝐿 = (7 × 𝐷𝐷𝐿𝑏) + (3 × 𝐷𝐷𝐴)
= (7 × 7,46) + (3 × 0,0532)
= 52,22 + 0.1596 = 52.3796
Artinya wilayah perencanaan memiliki daya dukung lingkungan yang baik dan
terlampaui karena skor DDL<33. Kesimpulannya adalah wilayah perencanaan yang
memiliki konSisi alam berupa jenis tanah, intesitas curah hujan dan topografi yang ada di
pesisir pantai, memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan cadangan sumber daya
alamnya. Namun daerah pesisir juga memiliki potensi bencana alam gelombang pasang.
Daya dukung lingkungan secara keseluruhan sudah baik dan terlampaui.
2.2 Kependudukan/Demografi
Kawasan pesisir utara sisi BaratKabupaten Karawang meliputi 6 (enam) kecamatan
yaitu Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Jayakerta dan Pedes. Luas keenam
kecamatan tersebut seluas 43,788 ha dan terbagi atas 60 desa.
Kepadatan
Luas Jumlah
No Kecamatan KK Dusun RW RT Penduduk
(ha) Penduduk
(jiwa/ha)
1 Pakisjaya 6,448 13,281 40,147 8 39 101 6
2 Batujaya 9,189 27,286 82,721 10 45 144 9
3 Tirtajaya 9,225 27,502 67,979 11 55 135 7
4 Jayakerta 4,124 27,949 65,787 8 40 155 16
5 Cibuaya 8,718 17,529 53,422 11 51 144 6
6 Pedes 6,084 25,166 77,031 12 99 222 13
Total 43,788 138,713 387,087 60 329 901 9
Sumber: BPS Kabupaten Karawang dalam Angka 2018
Berdasarkan data BPS Kabupaten Karawang dalam Angka tahun 2018, jumlah
penduduk dari ke 6 (enam) kecamatan yaitu Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya,
Cibuaya, Jayakerta, dan Pedes adalah 387,087 jiwa dengan kepadatan 9 jiwa/ha.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Batujaya sebanyak
82,721 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan
Pakisjaya sebanyak 40.147 jiwa. Namun, kepadatan penduduk tertinggi terjadi di
Kecamatan Jayakerta dengan 16 jiwa dalam 1 ha, Dengan mengacu pada SNI 03-1733-2004
mengenai kepadatan penduduk, 6 kecamatan di kawasan pesisir pantai utara sisi
baratKabupaten Karawang tergolong kepadatan penduduk “rendah”.
390,000 387,087
383,854
385,000
380,419
380,000 376,741
375,000 372,853
370,000
365,000
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: BPS Kabupaten Karawang dalam Angka 2014-2018
0.00% 0.20% 0.40% 0.60% 0.80% 1.00% 1.20% 1.40% 1.60% 1.80% 2.00%
Penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang pada
tahun 2018 sebanyak 387.087 jiwa. Dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu pada tahun 2014-
2018. Dalam kurun waktu 15 tahun, yaitu pada tahun 2003-2018 penduduk di Kawasan
Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang mengalami peningkatan ataupun
pertambahan penduduk, dengan rata –rata laju pertumbuhan penduduk mencapai 0,97%.
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54 Usia produktif
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
20,000 15,000 10,000 5,000 0 5,000 10,000 15,000 20,000
P L
Sumber: BPS Kabupaten Karawang dalam Angka 2018
Chart 2.3 Jumlah Penduduk menurut Usia Kawasan Pesisir Pantai Utara
Sisi Barat Kabupaten Karawang, 2018
Berdasarkan kelompok umur, penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang memiliki bentuk piramida stasioner, dimana jumlah penduduk
dengan usia muda lebih banyak dibandingkan penduduk usia tua. Dalam struktur
penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat, dari kelompok umur 0-4 tahun
sampai dengan kelompok umur 15-19 tahun selalu meningkat, sedangkan dari kelompok
umur 20-24 tahun sampai dengan kelompok +75 tahun mengalami penurunan. Jumlah
penduduk dalam kelompok umur produktif yaitu 15-64 tahun sebanyak 262.878 jiwa atau
68% dari seluruh jumlah penduduk di wilayah perencanaan dan penduduk kelompok umur
non-produktif yatu umur 0-14 tahun dan +65 tahun sebanyak 124.209 jiwa.
Dependency Ratio merupakan angka yang menunjukkan jumlah penduduk belum
produktif yaitu usia 0-14 tahun dan tidak produktif yaitu usia 65 tahun ke atas yang
ditanggung oleh penduduk usia produktif.
Sex Ratio merupakan salah satu cara untuk mengetahui komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin. Komposisi penduduk Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang terdiri dari 51% penduduk laki-laki atau 197.470 jiwa dan 49%,
penduduk perempuan atau 189.617 jiwa. Sex Ratio (rasio jenis kelamin) menunjukkan
perbandingan antara jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki dengan 100 penduduk jenis
kelamin perempuan. Rumus perhitungannya sebagai berikut :
197.470
Sex Ratio = × 100 = 104,14
189.617
Dari perhitungan di atas, dapat Sisimpulkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih
banyak dari jumlah penduduk perempuan. Perbedaannya tidak terlalu signifikan yang
mengakibatkan tidak perlunya penyediaan prasarana,fasilitas dan sarana yang
berdasarkan gender (jenis kelamin) tertentu. Untuk perencanaan selanjutnya diperlukan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua jenis kelamin.
97
93
100
90
89
85
80
64
60
40
21
18
16
16
15
13
13
20
12
10
9
9
7
6
0
Pakisjaya Batujaya Tirtajaya Jayakerta Cibuaya Pedes Kawasan
Kepadatan Bruto Kepadatan Netto Kepadatan Fisiologis Pesisir
969
1000
800
622
578
571
548
536
514
600
373
373
321
400
295
265
200
0
Pakisjaya Batujaya Tirtajaya Jayakerta Cibuaya Pedes
Chart 2.5 Angka Migrasi Masuk dan Keluar menurut Kecamatan di Kawasan Pesisir
Pantai Utara Sisi Barat, 2018
Dari perhitungan angka migrasi masuk di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang yaitu sebesar 9,42, dapat Sisimpulkan bahwa terdapat 9 penduduk
migran yang masuk per 1.000 penduduk dalam satu tahun. Dan dari perhitungan angka
migrasi keluar yaitu sebesar 5,98, dapat Sisimpulkan bahwa terdapat 6 penduduk migran
yang keluar dari Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang per 1.000
penduduk dalam satu tahun.
Migrasi masuk − Migrasi keluar
Migrasi Netto = × 1.000
Jumlah Penduduk
3.649 − 2.316
= × 1.000 = 3,44
387.087
Berdasarkan perhitungan angka migrasi netto yang merupakan selisih dari migrasi
masuk dan migrasi keluar yang menunjukkan angka positif, didapatkan angka migrasi
netto sebesar 3,44. Angka positif berarti angka migrasi masuk lebih banyak daripada angka
migrasi keluar. Dari 1.000 penduduk Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten
Karawang dalam satu tahun terdapat perbedaan jumlah penduduk akibat migrasi dengan
jumlah kumulatif 3 atau 4 migran yang masuk ke wilayah tersebut.
2. Kualitas Penduduk
75
70.69 71.3
69.5 70.05
68.8
70
69.89
69.17
67.66 68.19
65 67.08
60
2014 2015 2016 2017 2018
Kabupaten Karawang Prov. Jawa Barat
Sumber: BPS Kabupaten Karawang, 2014-2018
Chart 2.7 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Karawang berlaku seri 2010 (dalam Rupiah)
Dari grafik di atas, diketahui rata-rata pertumbuhan PDRB Attas Dasar Harga
Berlaku di Kabupaten Karawang adalah 8,58%. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa, dihitung menggunakan harga berlaku pada
setiap tahun. Dengan menggunakan harga berlaku, kita bisa melihat pergeseran-
pergeseran yang terjadi dalam sektor ekonomi. Selain itu, bisa juga untuk melihat struktur
ekonomi yang dimiliki oleh sebuah daerah.
200,000,000
150,000,000
149,530,945 159,186,824
100,000,000 132,453,568 141,125,537
126,748,693
50,000,000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: BPS Kabupaten Karawang, 2014-2018 PDRB (Dalam Rupiah)
Chart 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Karawang
berlaku seri 2010 (dalam Rupiah)
PDRB tahun 2018 menjadi yang tertinggi dengan Rp.159.186.824 dengan rata-rata
pertumbuhannya adalah sebesar 5,87%. PDRB Atas Dasar Harga Konstan menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa, dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai dasar. Biasanya, tahun yang dijadikan harga dasar ini diubah setiap
sepuluh tahun sekali, dengan tujuan pembaharuan. Selain itu juga bisa melihat
100,000,000.00
80,000,000.00
79,495,144 85,067,235
60,000,000.00 73,503,695
63,277,221.63 68,915,496.89
40,000,000.00
20,000,000.00
0.00
2013 2014 2015 2016 2017
Chart 2.9 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Karawang, 2013-
2017
70,000,000.00
65,000,000.00
60,000,000.00 64,271,969
61,322,365
55,000,000.00 58,257,737
55,737,225.53
50,000,000.00 53,691,535.80
45,000,000.00
2013 2014 2015 2016 2017
PDRB perkapita ADHK
Sumber : LPPD Kabupaten Karawang
2018
Chart 2.10 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Karawang, 2013-
2017
10
8
8.9
6
4
2 3.2 3.63 3.49 3.59
0
2014 2015 2016 2017 2018
Laju inflasi Kabupaten Karawang 2014 - 2018
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2014- 2018
Dari data diatas, inflasi 2014 menjadi yang tertinggi dengan 8,9%. Angka inflasi ini
merata hampir di semua kota besar di Indonesia. Menurut BPS, tingginya angka inflasi pada
tahun 2014 dipengaruhi oleh komoditas yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun 2014.
Secara keseluruhan, tingkat inflasi nasional pada tahun 2014 tinggi dikarenakan dampak
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada bulan November 2014. Pada
tahun 2015 tingkat inflasi Kabupaten Karawang sebesar 3,2% yang menjadikannya terkecil
selama periode 2014–2018. Rata-rata inflasi di Kabupaten Karawang selama 5 (lima) tahun
terakhir adalah 4,56%.
Tabel 2.11 Data Sektor Pertanian dan Perikanan di Wilayah Perencanaan (dalam
Ton), 2014-2018
Lapangan
2014 2015 2016 2017 2018
Usaha/Sektor
Pertanian 386.366 405.922 400.166 198.000 309.960,94
Perikanan 31.825,52 28.983,47 33.170,73 32.793,37 33.166,74
Jumlah 418.191,52 434.905,47 433.336,73 230.793,37 343.127,68
Kabupaten
1.528.558,3 1.530.420,00 1.583.130,14 1.151.253,94 1.729.560,09
Karawang
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2014- 2018
Berikut adalah hasil perhitungan Location Quotient untuk Kawasan Pesisir Pantai
Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang yang meliputi 6 (enam) kecamatan yaitu Kecamatan
Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Jayakerta dan Pedes terhadap pendapatan
Kabupaten Karawang
Lapangan
2014 2015 2016 2017 2018
Usaha/Sektor
Pertanian 0,943 0,96 0,951 0,905 0,93
20,000,000 18,848,519
17,555,063
16,298,981
15,000,000 12,371,494
11,246,810
10,000,000
0
2014 2015 2016 2017 2018
peternakan Kabupaten Karawang Peternakan 6 Kecamatan pesisir
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2014- 2018
Dari data chart 2.11, Sektor peternakan di 6 (enam) kecamatan Kawasan Pesisir
Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang masih mengikuti laju tren Kabupaten
Karawang. Pada tahun 2018, 6 (enam) kecamatan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi
Barat Kabupaten Karawang memproduksi hasil peternakan sebesar 1.865.586 ekor,
sedangkan untuk Kabupaten Karawang sebesar 12.371.494 ekor dengan kontribusi
sebesar 6,63% dari pendapatan produksi sektor peternakan di Kabupaten Karawang.
Tabel 2.14 Analisis Shift -Share di Wilayah Perencanaan dengan Data Pendapatan
Sektoral,
2014 – 2018
Pendapatan sektoral 6 Kecamatan
Lapangan Pendapatan sektoral Kabupaten Karawang
pesisir
usaha/sekto
r 2014 2018 2014 2018
∆𝐄𝐍,𝐢,𝐭 ∆𝐄𝐫,𝐢,𝐭
𝐄𝐍,𝐢,𝐭−𝐧 𝐄𝐍,𝐢,𝐭 𝐄𝐫,𝐢,𝐭−𝐧 𝐄𝐫,𝐢,𝐭
309.960,9
Pertanian 1.492.866 1.677.793,03 184.927,03 386.366 -76.405,06
4
Perikanan 35.692,3 51.767,06 16.074,73 31.825,52 33.166,74 1.341,22
343.127,6
Total 1.528.558,3 1.729.560,09 201,001,79 418.191,52 -75.063,84
8
Dimana :
a. 𝐄𝐍,𝐢,𝐭−𝐧 merupakan banyaknya nilai pendapatan sektor suatu sektor pada wilayah yang
lebih tinggi jenjangnya pada tahun dasar (t-n) atau awal tahun (pendapatan sektor
Kabupaten Karawang 2014).
b. 𝐄𝐍,𝐢,𝐭 merupakan banyaknya nilai pendapatan sekotr suatu sektor pada wilayah yang
lebih jenjangnya pada tahun akhir (t). (pendapatan sektor Kabupaten Karawang 2018).
Tabel 2.18 Hasil Perhitungan Shift -Share di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang
Proportional Differential
Sektor usaha National share Total
shift shift
Pertanian 50.613,946 -2.704,562 -124.314,444 -76.405,06
Perikanan 4.169,143 10.152,341 -12.980,264 1.341,22
Total 54.783,089 7447,779 -137.294,708 -75.063,84
Sumber : Hasil Analisis Kelompok Jakarta
Dari hasil perhitungan diatas, daapat dilihat hanya tercipta 2 (dua) kuadran yaitu
kuadran 2 dan kuadran 3. Berikut adalah simpulan perhitungan analisis shift-share
berdasarkan sistem kuadran.
Kuadran 3 Kuadran 2
- Pertanian - Perikanan
Penjelasan :
ξ Kuadran I adalah merepresentasikan sektor unggul karena baik Proportional shift dan
Differential shift bernilai positif.
ξ Kuadran II adalah merepresentasikan sektor agak mundur karena Proportional shift
bernilai positif sedangkan Differential shift negatif.
ξ Kuadran III adalah merepresentasikan sektor mundur karena nilai Proportional shift dan
Differential shift negatif.
ξ Kuadran IV adalah merepresentasikan sektor agak unggul karena nilai Differential shift
positif sedangkan Proportional shift negatif.
10,008
12,000
9,621
8,499
8,189
8,086
7,537
6,899
6,777
9,000
6,453
5,897
5,510
5,358
5,293
4,229
4,040
6,000
3,714
2,764
3,000
593
0
Pakisjaya Batujaya Tirtajaya Cibuaya Jayakerta Pedes
SARANA PENDIDIKAN
KECAMATAN
SD SMP SMA/K
Pakisjaya 32 5 3
Batujaya 59 11 11
Tirtajaya 39 6 3
Cibuaya 32 6 3
Jayakerta 36 6 6
Pedes 45 4 3
TOTAL 243 38 29
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2018
Berdasarkan tabel 2.19, dapat dilihat bahwa SD memiliki jumlah paling banyak
dibandingkan sarana pendidikan lainnya, dengan jangkauan radius menurut SNI 03-1733-
2004 tentang Tata Cata Perencanaan Lingkungan adalah 1.000 m. Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka jumlah sarana pendidikan juga akan semakin sedikit karena skala
pelayanannya yang juga semakin luas. Sebagai contoh Perguruan Tinggi yang melayani
skala kota bahkan sampai luar kota. Dengan demikian, suatu wilayah tidak harus memiliki
banyak Perguruan Tinggi. Namun untuk keberadaan Perguruan Tinggi terdapat di luar
wilayah perencanaan. Untuk Kabupaten Karawang sendiri memiliki 3 (tiga) perguruan
tinggi negeri maupun swasta yaitu Universitas Singaperbangsa Karawang atau UNSIKA
yang berlokasi di Kecamatan Telukjambe Barat, Universitas Buana Perjuangan yang
berlokasi di Kecamatan Telukjambe Timur dan STIKES & STMIK Kharisma yang berlokasi
di Kecamatan Karawang Barat.
Gambar 2.5
Peta
Ketersediaan
dan Jangkauan
Sarana
Pendidikan
Sekolah
Menengah
Pertama
Kawasan
Pesisir Pantai
Utara Sisi
Barat
Kabupaten
Karawang
Pembuatan Peta Radius Sarana Pendidikan Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang mengacu pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan. Ketentuannya dalam SNI dijabarkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.20 Kebutuhan Sarana Pendidikan dan Pembelajaran
Kebutuhan Per Satuan
Jumlah Kriteria
Sarana
Jenis Penduduk Standar
No. Luas Luas Keterangan
Sarana pendukung (m2/jiwa) Radius Lokasi dan
Lantai Lahan
(jiwa) Pencapaian Penyelesaian
Min. (m2) Min. (m2)
Taman Di tengah kelompok 2 rombongan prabelajar @ 60
1. Kanak- 1.250 216 500 0,28 500 m warga. Tidak murid dapat bersatu dengan
Kanak menyeberang jalan sarana lain.
raya. Bergabung
dengan taman Kebutuhan harus berdasarkan
Sekolah
2. 1.600 633 2.000 1,25 1.000 m sehingga terjadi perhitungan dengan rumus 2, 3
Dasar
pengelompokkan dan 4. Dapat digabung dengan
kegiatan. sarana pendidikan lain, seperti
3. SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 m Dapat dijangkau SD, SMP dan SMA dalam satu
dengan kendaraan komplek.
umum. Disatukan
dengan lapangan
4. SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 m
olahraga. Tidak
selalu harus di
pusat lingkungan.
Di tengah kelompok
Taman warga tidak
5. 2.500 72 150 0,09 1.000 m
Bacaan menyeberang jalan
lingkungan.
Tabel 2.21 Ketersediaan Sarana Kesehatan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi
Barat Kabupaten Karawang, 2018
SARANA KESEHATAN
KECAMATAN
Puskesmas Apotek Posyandu Klinik Polindes
Pakisjaya 1 1 70 0 4
Batujaya 1 1 58 3 3
Tirtajaya 1 0 46 5 0
Cibuaya 1 0 51 2 7
Jayakerta 2 0 57 2 0
Pedes 2 1 71 7 3
TOTAL 8 3 353 19 17
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2018
Berdasarkan tabel 2.21, dapat dilihat bahwa sarana kesehatan terbanyak adalah
posyandu dengan jumlah 353 unit yang tersebar merata di 6 (enam) kecamatan dalam
Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat, dengan jangkauan radius menurut SNI 03-1733-
2004 tentang Tata Cata Perencanaan Lingkungan adalah 500 m. Keberadaan puskesmas
sendiri tersebar di semua kecamatan, spesifiknya ada 2 (dua) unit puskesmas di
Kecamatan Jayakerta dan Pedes, sedangkan di Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya
dan Cibuaya hanya ada 1 (satu) unit. Namun untuk keberadaan rumah sakit terdapat di
luar wilayah perencanaan. Untuk Kabupaten Karawang sendiri memiliki 13 (tiga belas)
rumah sakit yang berlokasi di Kecamatan Kotabaru, Klari, Karawang Barat dan Telukjambe
Barat.
Jangkauan sarana kesehatan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten
Karawang tergolong dapat memenuhi kebutuhan penduduk di 6 (enam) kecamatan
Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang sesuai dengan peta sebaran
dan jangkauan radius sarana kesehatan.
Pembuatan Peta Radius Sarana Kesehatan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten
Karawang mengacu pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan.
Ketentuannya dalam SNI dijabarkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.23 Ketersediaan Sarana Peribadatan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi
Barat Kabupaten Karawang, 2018
SARANA PERIBADATAN
KECAMATAN
Masjid Mushola Langgar Gereja
Pakisjaya 38 160 0 2
Batujaya 45 0 0 0
Tirtajaya 48 5 143 0
Cibuaya 40 160 0 2
Jayakerta 30 208 0 0
Pedes 44 233 0 0
TOTAL 245 766 143 4
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2018
Gambar 2.8
Peta
Ketersediaan
dan Jangkauan
Sarana
Peribadatan
Kawasan
Pesisir Pantai
Utara Sisi
Barat
Kabupaten
Karawang
Untuk jaringan transportasi dan jalan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan yaitu Kecamatan Pakisjaya,
Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Jayakerta dan Pedes dengan konSisi jalan mayoritas dalam
konSisi baik dan jalan sudah berupa aspal ataupun beton.
2.12
2.11
Gambar 2.10 Peta Jaringan Jalan Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang
Berdasarkan peta jaringan jalan Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten
Karawang, dapat diketahui bahwa jalan kolektor primer sebagai penghubung antar
kecamatan atau sebagai penghubung pusat kegiatan dengan kawasan berskala kecil, lebar
jalan kolektor primer tidak kurang dari 7 meter.
Gambar 2.11 Jalan Kolektor Primer Gambar 2.12 Jalan menuju Pantai Gambar 2.13 Jalan alternatif menuju
menuju Pantai Tanjung Pakis Samudera Baru Pantai Sedari
Dari tabel di atas, dapat Sisimpulkan bahwa persentase keadaan jaringan jalan yang
terdapat di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang yaitu jaringan
jalan dengan konSisi baik rata-rata sebesar 55,4%. Kemudian rata-rata konSisi rusak
ringan sebesar 21,8% dan pada konSisi rusak berat yaitu sebesar 26,3%. KonSisi jaringan
jalan paling baik berada di Kecamatan Pakisjaya, konSisi jaringan jalan rusak ringan
dengan persentase tertinggi di Kecamatan Cibuaya, serta konSisi jaringan jalan konSisi
rusak parah berada di Kecamatan Cibuaya dengan persentase sebesar 66,6%. Kerusakan
jaringan jalan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang Sisinyalir
karena kontruksi jalan yang kurang memadai, serta kurangnya pemeliharaan. Oleh sebab
itu perlu dilakukan pemeliharaan yang tepat seperti penambalan lubang jalan dan
penambahan lapisan secara berkala serta membersihkan drainase agar tidak terjadi
genangan pada jalan.
Untuk menentukan dimensi minimal total ruas jalan makan rumus yang gunakan
adalah Luas Jalan Ideal = 20% × luas wilayah (eksisting).
Pakisjaya = 20% × 64,48 km2 =12,89 km2 Cibuaya = 20% × 140 km2 = 28 km2
Batujaya = 20% × 91,89 km = 18,37 km2 Jayakerta = 20% × 41,24 km2 =8,24 km2
Tirtajaya = 20% × 92,25 km2 = 18,45 km2 Pedes = 20% × 60,84 km2 = 12,6 km2
Luas Luas
No Kecamatan Eksisting Ideal Keterangan
(km2) (km2)
1 Pakisjaya 64,5 12,89 Terpenuhi
2 Batujaya 133,9 18,37 Terpenuhi
3 Tirtajaya 99,5 18,45 Terpenuhi
4 Cibuaya 140 28 Terpenuhi
5 Jayakerta 134 8,24 Terpenuhi
6 Pedes 67,8,5 12,6 Terpenuhi
Jumlah 638,75 98,55
Sumber : Hasil Analisis Kelompok Jakarta
Gambar 2.14 Skema Perairan dengan Pusat Pengairan dari Bendungan Walahar Karawang
Walahar 87.508
Tabel 2.29 Prasarana Irigasi di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten
Karawang
Luas
Luas Daerah Areal KonSisi
No Kecamatan Keterangan
Irigasi (ha) Tanam (skor)
(ha)
1 Pakisjaya 925 3,274 70-80 Berfungsi
2 Batujaya 100 5,022 70-80 Berfungsi
3 Tirtajaya 750 4,836 70-80 Berfungsi
4 Cibuaya 450 5,138 70-80 Berfungsi
5 Jayakerta 638 3,591 70-80 Berfungsi
6 Pedes 425 5,273 70-80 Berfungsi
TOTAL 3.288 27.134
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2018
Sistem irigasi di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabuapaten Karawang
yaitu irigasi non teknis dengan jumlah luas daerah irigasi sebesar 3.288 ha dengan luas
areal tanam 27.134 ha. irigasi di kawasan ini berfungsi untuk pemenuhan di kawasan
pertanian budidaya ikan, konSisi irigasi di kawasan ini baik karena secara fisik drainase
masih berfungsi tanpa adanya penyubatan, berikut peta saluran drainase di Kabupaten
karawang.
Untuk Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang terdapat 1
(satu) PDAM Cabang Tirtajaya dan 3 (tiga) unit Instalasi Kota Kabupaten atau IKK yang
terdapat di Kecamatan Batujaya, Cibuaya dan Pedes. Pelayanan PDAM Cabang Tirtajaya
memiliki bangunan pengolahan air yang terletak di Desa Kutaampel yang menempati area
sekitar 725 m2 yang merupakan tanah milik Pemda. Daerah pelayanan PDAM Cabang
Tirtajaya mencakup Kecamatan Tirtajaya dengan jumlah cakupan 6 (enam) desa dan
Kecamatan Jayakerta dengan jumlah cakupan 3 (tiga) desa. Penduduk yang terlayani air
bersih/minum di Wilayah Pelayanan PDAM Cabang Tirtajaya sudah mencakup 9,71%
terhadap jumlah penduduk daerah pelayanan di Wilayah Pelayanan PDAM Cabang
Tirtajaya. Pendistribusian air bersih/minum saat ini dilakukan selama 24 jam. Jaringan
pipa distribusi menggunakan sistem gabungan antara sistem loop dan sistem
cabang/branch, pendistribusian dilakukan dengan pemompaan dari reservoar ke daerah
pelayanan, dimana digunakan pompa sebanyak 4 unit pompa (2 operasi dan 2 cadangan).
Panjang pipa distribusi PDAM Kota Tirtajaya/Batujaya sekitar 95,14 km yang terdiri dari
pipa-pipa berukuran dari 50 mm–300 mm. Pipa primer terdiri dari pipa-pipa 300 mm–75
mm.
Gambar 2.18 Sumber Warga Gambar 2.19 Kondsi Anak Sungai Citarum yang
Sering Digunakan Warga
B
Buruknya kondisi sanitasi bahkan tidak
adanya sanitasi di banyak rumah warga
dengan alasan ekonomi. Banyak warga
yang masih memanfaatkan aliran Anak
Sungai Citarum untuk kegiatan MCK
(mandi, cuci dan kakus). Padahal konSisi
air sungai kualitasnya sudah memburuk,
hal ini terlihat dari warna air dan juga
aroma yang tidak sedap.
dikatakan masih kurang berjalan dengan baik. Hal Gambar 2.22 TPS di Kawasan Pesisir Pantai
Utara Sisi Barat Kab. Karawang
ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat
terutama masyarakat di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat yang mencakup 6 (enam)
kecamatan yaitu Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Jayakerta, dan Pedes,
masih menggunakan sistem konvensional yaitu menimbun atau membakar. Sebaliknya,
untuk masyarakat perkotaan sudah menggunakan sistem pengolahan sampah secara
komunal yang telah difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Karawang dilakukan dengan 2 (dua) cara
yaitu pengelolaan sampah terpusat dan pengelolaan sampah setempat. Pengelolaan
sampah terpusat merupakan proses terkoordinasi dari rangkaian panjang pengumpulan
sampah, pengangkutan dan pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sedangkan
pembuangan sampah setempat dilakukan oleh warga ke permukaan tanah atau ke dalam
Gambar 2.23 Peta Potensi Wisata Kawasan Pesisir Pantai Utar Sisi Barat Kabupaten Karawang
menutup kemungkinan kalau candi itu akan bertambah, seiring ditemukannya unur
unur yang lain. Adapun candi yang sudah dipugar dan sudah memiliki bentuk candi
meski belum sempurna ada 4 buah yang dinamakan Candi Jiwa atau Batujaya I, Candi
Blandongan atau Batujaya V, Candi Serut atau Batujaya VII, dan Candi Sumur atau
Batujaya VIII. Walaupun belum didapatkan data mengenai kapan dan oleh siapa candi-
candi di Batujaya dibangun, namun para pakar arkeologi menduga bahwa candi-candi
tersebut merupakan yang tertua di Jawa, yang dibangun pada masa Kerajaan
Tarumanegara (Abad ke-5 sampai ke-6 M). Sampai tahun 1997 sudah 24 situs candi
yang ditemukan di Batujaya dan baru 6 di antaranya, umumnya merupakan hanya sisa
bangunan, yang sudah diteliti. Tidak tertutup kemungkinan bahwa masih ada lagi
candi-candi lain di Batujaya yang belum ditemukan. Yang menarik, semua bangunan
candi menghadap ke arah yang sama, yaitu 50 derajat dari arah utara.
Karena letaknya sangat jauh dari pusat kota, biasanya wisatawan yang akan
berkunjung ke Kawasan Situs Candi Batujaya memilih menaiki kendaraan pribadi,
mengatasi abrasi yang terus merebak. Kita juga sudah tahu bahwa pohon mangrove ini
banyak manfaatnya. Kita bisa menanam pohon ini dipinggiran pantai di Karawang dalam
jumlah yang banyak agar perkembangannya cepat.
Jika kita tidak memperhatikan hal seperti ini, maka besar kemungkinan garis pantai
akan bergeser kearah daratan. Hal seperti ini adalah sesuatu yang sangat menakutkan bagi
kelangsungan hidup manusia untuk kedepannya. Untuk Wisata Alam Hutan Mangrove
Sedari ini sudah ada perubahan kearah yang lebih baik. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya hutan mangrove Sisini sudah mulai diterapkan dan harus selalu di bangkitkan.
Karena tidak hanya sebagai pelindung pantai, juga sebagai pemasukan tambahan dengan
menjadikannya wisata alam hutan mangrove Sedari. Dari semua potensi wisata di wilayah
perencanaan, masih terdapat kekurangan dari sisi sarana dan prasarana. Sarana pariwisata
2. Pertanian
Apabila dilihat dari perhitungan SNI, maka sebenarnya pertanian telah mencukupi
bagi masyarakat internal Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang.
Namun konsep perencanaan yang menjadikan wilayah perencanaan sebagai eco-
agriculture. Oleh karena itu, dibutuhkan proyeksi luas lahan pertanian untuk
keberlangsungan keberadaan lahan pertanian. Untuk selanjutnya, kebutuhan lahan atau
land demand dihitung dengan memproyeksikan PDRB ke-enam kecamatan yang termasuk
dalam Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang dengan luas lahan
pertanian eksisting di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang.
No Tahun
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Pakisjaya 3,360 3,360 3,360 3,166 3,166 4,588 4,588
2 BatuJaya 4,931 4,931 4,931 4,931 4,931 4,378 4,931
3 Tirtajaya 5,658 5,658 5,658 5,658 5,658 5,658 5,658
4 Cibuaya 4,416 4,416 4,416 4,416 4,416 3,760 3,760
5 Pedes 5,156 5,156 5,156 5,156 5,156 5,073 5,073
6 Jayakerta 3,531 3,531 3,531 3,531 3,531 3,018 3,018
Total Luas Lahan 27,052 27,052 27,052 26,858 26,858 26,475 27,028
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2014-2018
3. Komersial
A. Proyeksi Land Demand Komersial 2025
PDRB tahun 2020 Luas Lahan Komersial 2020
=
Proyeksi PDRB tahun 2025 Proyeksi Luas Lahan Komersial 2025
43.482.931 5.165 ha
=
69.600.277 Proyeksi Luas Lahan Pertanian 2025
Luas lahan pertanian 2025 = 8.267,27 ha
Tambahan Luas pertanian 2025 = 3.102,27 ha
4. Sarana
Perhitungan kebutuhan lahan sarana dihitung berdasarkan SNI 03-1733-2004
tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Penghitungan
keburuhan lahan juga dilakukan dengan scoring dan matching yang juga disesuaikan
dengan jumlah penduduk, kondisi pelayanan/cakupan sarana dan kebutuhan lahan
minimum per sarana yang telah ditetapkan dalam standar.
Tambahan
Sarana Kebutuhan Ketersediaan Kebutuhan Proyeksi kebutuhan lahan
Unit pada
Lahan (𝐦𝟐 ) Eksisting Eksisting 2040 (𝐦𝟐 ) 2040
2040
SD 2.000 243 141 232 0 0
SMP 9.000 32 91 111 79 711.000
SMA 12.500 10 30 37 27 337.500
Jumlah Lahan yang Dibutuhkan untuk Proyeksi Sarana Pendidikan Tahun 1.048.500 m2
2040 atau 104,85 ha
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Jakarta
Tabel 3.6 Analisis Kesesuaian Lahan Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang
Harkat
Faktor Kelas Spesifikasi Keterangan Bobot
(Kelas x Bobot)
Curah Hujan II 13,6-20,7 Rendah 20 40
Jenis Tanah I Alluvial Tidak Peka 15 15
Kemiringan Lereng I 0-8% Datar 20 20
TOTAL HARKAT 75
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Jakarta
Dari hasil analisis tersebut, maka diperoleh hasil skoring 75 yang jika dicocokan
dengan standar SK Menteri Pertanian mengenai klasifikasi peruntukan lahan, maka
Hal ini juga mengindikasikan bahwa lahan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang merupakan kawasan budidaya dan tidak masalah jika dibangun
menjadi kawasan permukiman. Warna kuning menunjukkan bahwa kawasan tersebut
masih sesuai jika ingin digunakan sebagai kawasan budidaya permukiman. Sedangkan
warna hijau menunjukkan kawasan lindung yaitu hutan mangrove yang berada di pesisir
pantai untuk menahan degradasi lingkungan akibat dari abrasi.
3.2 Kependudukan
3.2.1 Skenario Pertumbuhan Penduduk
Skenario pertumbuhan penduduk adalah penentuan jumla penduduk mendatang
yang menggunakan asumsi buatan yang disesuaikan dengan pertimbangan/keadaan yang
akan diharapkan di masa mendatang. Skenario pertumbuhan pendudukan didasarkan
dengan berbagai pertimbangan yang ada. Penentuan skenario pertumbuhan penduduk,
Tabel 3.8 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara
Sisi Barat Kabupaten Karawang, 2012-2018
No Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah
1 357,166 360,106 372,853 376,741 380,419 383,854 387,087
Penduduk
Laju
2 Pertumbuhan - 0.80% 3.53% 1.04% 0.97% 0.90% 0.84%
Penduduk
Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2014-2018
KEPADATAN KEPADATAN
JUMLAH JUMLAH
TAHUN PENDUDUK TAHUN PENDUDUK
PROYEKSI PROYEKSI
(jiwa/km2) (jiwa/km2)
Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang untuk proyeksi tahun 2020-2040 adalah 1% (adjust dari 0.97% hasil
estimasi data historis 2003-2018).
600,000
481,813
477,043
472,320
467,643
550,000
463,013
458,429
453,890
449,396
444,947
440,541
436,179
431,861
427,585
423,351
419,160
500,000
415,010
410,901
406,832
402,804
398,816
394,867
450,000
400,000
350,000
300,000
2031
2032
2033
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
Chart 3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang, 2020-2040
Tabel 3.10 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang, 2020-2040
57.736 81.450
L =( × (dt × 0,01)) + ( × (dt × 0,03))
57.736 + 81.450 81.450 + 57.736
L = (0,414811835 × 0,01 dt) + (0,585188165 × 0,03 dt)
L = 0.004148118 dt + 0,017555645 dt
47.388
dt = = 2.183.400 jiwa
0.021703763
Lahan budidaya Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang dapat
menampung 2.183.400 jiwa dengan asumsi semua lahan budidaya diperbolehkan
beralihfungsi menjadi permukiman. Proyeksi penduduk pada tahun 2040 mencapai
481.813 jiwa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang dapat menampung penduduk proyeksi sampai tahun 2040.
Tahun 2030
E t+x in − E t in
Ri =
E t in
1.677.793,03 − 1.492.866
= = 0,124
1.492.866
E t+x ir = E t ir × (1 + Ri)
= 488.125,532 × (1 + 0,124) = 548.653,1
Jadi proyeksi pendapatan sektor pertanian tahun 2030 dengan tahun awal 2026
adalah 𝟓𝟒𝟖. 𝟔𝟓𝟑, 𝟏
Tahun 2034
E t+x in − E t in
Ri =
E t in
1.677.793,03 − 1.492.866
= = 0,124
1.492.866
E t+x ir = E t ir × (1 + Ri)
= 548.653,1 × (1 + 0,124) = 616.686,1
Jadi proyeksi pendapatan sektor pertanian tahun 2034 dengan tahun awal 2030
adalah 616.686,1
Tahun 2026
E t+x in − E t in
Ri =
E t in
51.767,06 − 35.692,3
= = 0,451
35.692,3
E t+x ir = E t ir × (1 + Ri)
= 46.178,83 × (1 + 0,451) = 67.005,5
Jadi proyeksi pendapatan sektor perikanan tahun 2026 dengan tahun awal 2022
adalah 67.005,5
Tahun 2030
E t+x in − E t in
Ri =
E t in
51.767,06 − 35.692,3
= = 0,451
35.692,3
E t+x ir = E t ir × (1 + Ri)
= 67.005,5 × (1 + 0,451) = 97.255
Jadi proyeksi pendapatan sektor perikanan tahun 2030 dengan tahun awal 2026
adalah 97.255
Umur Kecamatan
(jiwa) Pakisjaya Batujaya Tirtajaya Jayakerta Cibuaya Pedes
Kecamatan
Sarana
Pakisjaya Batujaya Tirtajaya Jayakerta Cibuaya Pedes
SD 15 54 44 35 34 50
SMP 12 24 20 18 15 22
SMA 4 8 6 6 5 8
TOTAL 32 86 70 59 54 79
Sarana
Sarana Pendidikan
Pendidikan Keterangan
No Kecamatan Eksisting
Proyeksi
SD SMP SMA SD SMP SMA SD SMP SMA
1 PakisJaya 32 3 3 15 12 4 Cukup <9 <1
2 Batujaya 59 11 1 54 24 8 Cukup < 13 <7
3 Tirtajaya 39 3 1 44 20 6 <5 < 17 <5
4 Jayakerta 36 5 2 35 18 6 Cukup < 13 <4
5 Cibuaya 32 6 1 34 15 5 <2 <9 <4
6 Pedes 45 4 2 50 22 8 <5 < 18 <6
Jumlah 243 32 10 232 111 37 12 79 27
2. Sarana Peribadatan
Penyediaan sarana peribadatan/keagamaan disesuaikan dengan karakteristik
masyarakat setempat dan memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut.
Kecamatan Eksisting
Masjid Mushola dan Langgar Gereja
Pakisjaya 38 69 0
Sarana
Kecamatan jumlah
Masjid Mushola
Pakiskjaya 2 200 202
Batujaya 3 412 415
Tirtajaya 3 338 341
Cibuaya 2 266 268
Jayakerta 3 327 330
Pedes 3 383 286
Pakisjaya 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 12
Batujaya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 13
Tirtajaya 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 11
Cibuaya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13
Jayakerta 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 10
Pedes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13
Total 6 6 6 6 6 3 6 5 4 6 5 1 2 6 4 72
Sentralitas 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Bobot 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 33.3 16.7 20 25 16.7 20 100 50 16.7 25
Tabel 3.21 Perhitungan Index Sentralitas Sarana di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi
Barat Kabupaten Karawang, 2019
Pendidikan Kesehatan Peribadatan Rek
Keca Nia
Puskes Pust Apoti Posya Klini Polin Mas Musho Gere Lang reas jml
matan SD SMP SMA ga
mas u k ndu k des jid la ja gar i
Pakisjaya 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 33.3 16.7 0 25 16.7 20 0 0 16.7 25 236.9
Batujaya 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 33.3 16.7 20 25 16.7 0 0 50 16.7 25 286.9
Tirtajaya 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 0 16.7 20 0 16.7 20 0 50 16.7 0 223.6
Cibuaya 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 0 16.7 20 25 16.7 20 100 0 16.7 25 323.6
Jayakerta 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 0 16.7 20 0 16.7 20 0 0 16.7 0 173.6
Pedes 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 33.3 16.7 20 25 16.7 20 0 0 16.7 25 256.9
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Penentuan Hierarki
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 𝑛
= 1 + 3,3 log 6
= 1 + 3,3 (0,78)
= 1 + 2,574
= 3,574 (dibulatkan menjadi 4)
Gambar 3.2 Peta Pusat Pelayanan Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang
Gambar 3.3 Peta Struktur Ruang Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang
5,500
4,500
3,500
2,500
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Chart 4.1 Perkembangan Lahan Pertanian di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang, 2012-2018
2. Aspek Kependudukan
a) Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karawang masih cukup tinggi, yaitu
1.37% pada tahun 2018. Salah satu penyebab peningkatan laju pertumbuhan
penduduk di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang adalah
disebabkan oleh pendatang dari wilayah lain (migrasi).
b) Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi masih rendah.
c) Banyaknya jumlah pencari kerja pendatang dari luar Kabupaten Karawang.
d) Masih rendahnya kualitas ketrampilan pencari kerja.
e) Rendahnya motivasi dan daya juang angkatan kerja dalam bidang wirausaha dan
sektor informal.
f) Daya saing calon tenaga kerja di Kabupaten Karawang masih rendah, hal tersebut
digambarkan dari data tingkat pendidikan pencari kerja yang terdaftar di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang.
g) Sumberdaya manusia pengelola pemberdayaan masyarakat belum optimal.
h) Program pemberdayaan masyarakat masih ada yang kurang tepat sasaran.
Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat Kabupaten Karawang secara lokasi berada
di utara Kabupaten Karawang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah yaitu
wilayah pesisir pantai, lahan pertanian, ikan laut yang melimpah. Sebagai wilayah dengan
penggunaan lahan tertinggi untuk lahan pertanian, Kawasan Pesisir Pantai Utara Sisi Barat
Kabupaten Karawang memiliki jenis tanah aluvial yang tidak peka erosi dan cocok untuk
tanaman pangan dan holtikultural. Kontur tanah juga termasuk datar karena wilayah
pesisir pantai yang kemiringannya hanya 0-8%. Untuk intensitas curah hujan, rata-rata
curah hujan sebesar 22,9 mm/hari. Dari fisik dasar mulai dari kemiringan lereng, jenis
tanah dan intensitas curah hujan mendukung pengembangan sektor pertanian, perikanan
dan wisata yang menjadi matapencaharian mayoritas masyarakat di wilayah perencanaan.
4.4 Masalah
4.4.1 Masalah Fisik Lingkungan dan Penggunaan Lahan
Sebagai wilayah yang berada di pesisir pantai, potensi bencana alam gelombang
pasang pun tinggi. Dampak dari bencana gelombang pasang juga mengakibatkan kerugian
mulai hancurnya rumah-rumah warga, degradasi lingkungan, dan menurunkan potensi di
sektor pertanian dan perikanan. Yang membuat dampak dari bencana alam gelombang
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat irisan antar ketiga sektor yang
menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lain. Sinergitas
yang terbentuk antar 3 (tiga) sektor dapat memberikan snowball effect dalam arti positif
karena akan menimbulkan banyak nilai tambah dalam upaya pengembangan.
Terdapat beberapa keuntungan dalam pengembangan konektivitas dan sinergitas
antar sektor, yaitu sebagai berikut :
1. Dapat memunculkan potensi di kawasan baru yang dapat memberikan keuntungan
karena dengan adanya daya tarik yang tinggi pada wilayahnya untuk investasi.
2. Memunculkan kawasan terpadu sebagai place branding yang dapat memicu
pertumbuhan kawasan di sekitarnya.
Dengan keuntungan yang diperkirakan akan muncul dari konsep pengembangan ini
tentu saja harus didukung dengan sarana prasarana serta infrastruktur yang memadai.
Buchori, Imam dan Khristiana Dwi Astuti. 2015. Studio Perencanaan Wilayah. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka.
RTRW Nasional