MODUL 4
PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA
KAWASAN INDUSTRI
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan Kegiatan Industri di 1
Wilayah Pesisir
1.3 Permasalahan Kegiatan Industri 2
Perikanan dan Kelautan
1.4 Tujuan 3
1.5 Ruang Lingkup 3
1.6 Diagram Alur Pikir Proses 3
Penentuan Lokasi Kawasan
Industri
i
BAB III. RENCANA PENATAAN KAWASAN 10
INDUSTRI
3.1 Alasan Pemilihan Lokasi Kawasan 10
Industri
3.2 Tahapan Perencanaan Kawasan 10
Industri
3.3 Kriteria Penentuan Kawasan 11
Industri
3.4 Kriteria Pemilihan Lokasi 13
3.5 Faktor-faktor Pertimbangan Dalam 14
Pemilihan Lokasi Pengembangan
Kawasan Industri
3.6 Faktor-faktor Pertimbangan Dalam 14
Pemilihan Lokasi Pengembangan
Industri Perikanan Tangkap
3.7 Pertimbangan Penentuan Lokasi 15
Kawasan
Industri Didasarkan Atas Buangan
Limbah
3.8 Prinsip-prinsip Pengembangan 17
Kawasan Industri
3.9 Komponen Pengembangan 18
Kawasan
3.9.1 Penyusunan Rencana 18
Tapak Kawasan Industri
3.9.2 Analisis Tapak Kawasan 19
Industri
3.9.3 Analisis Kebutuhan 20
3.9.3.1 Analisis Kebutuhan 20
Ruang Kawasan Industri
3.9.3.2 Analisis Kebutuhan 21
ii
Sarana Prasarana
Kawasan Industri
3.9.3.3 Analisis Tata Letak 25
FasilitasDitentukan
Berdasarkan
Keterkaitan Antar
Kegiatan
3.9.3.4 Analisis Mengenai 25
Dampak Lingkungan
3.10 Konsep Kawasan Industri 28
Lampiran 30
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek
Pasar dan
Pemasaran Kriteria
Jenis Penentuan
Industri Ketersediaan Lokasi Industri
Bahan Baku
Kebijakan dan
berbasis
Sumberdaya Peraturan
Perundang-
Rencana undangan
Perijinan Lokasi (RTRW
Kawasan Industri Kawasan,
Industri RDTR
Lokasi Kawasan, dll)
Kawasan
Industri
Panduan Teknis Perencanaan Kawasan Industri 3
BAB II
KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT
2.1.1 Definisi
Kawasan industri adalah sebuah kawasan industri di atas
tanah yang cukup luas, yang secara administrasi dikontrol
oleh seseorang atau sebuah lembaga yang cocok untuk
kegiatan industri, karena lokasinya, topografinya, zoning yang
tepat, ketersediaan semua infrastrukturnya (utilitas), dan
kemudahan aksesibilitas transportasi (Keppres 53/1989)
No Substansi Kadar
maksimum
1 Aldrin 0.001g/L
2 DDT/DDE 0.001g/L
3 Dieldrin 0.001g/L
4 Chlordane 0.002g/L
5 Endosulfan 0.001g/L
6 Endrin 0.002g/L
7 Hepatachlor 0.001g/L
8 Methoxychlor 0.03g/L
9 Toxaphene 0.005g/L
10 Malathion 0.1g/L
11 Parathion 0.008g/L
Sumber : Coastal Zone Management Handbook
Keterangan :
ppt : satu per seribu (0/00)
ppm : satu per juta (mg/L)
ppb : satu per milyar
Panduan Teknis Perencanaan Kawasan Industri 6
mg/L : satu miligram per liter
g/L : satu mikrogram per liter
m/L : satu mikromolekul per liter
Tipe Ekosistem
Terumbu
mangrov
Marshes
Padang
Laguna
Karang
Estuari
Bakau/
Pulau2
Lamun
Pantai
Hutan
Delta
Kecil
dan
es
Jenis
Kegiatan
Pertanian dan ● ● ● ○ ○
Perkebunan
Kehutanan ○ ● ○
Aquaculture ○ ○ ● ● ● ○
dan
Marineculture
Perikanan ○ ● ○ ● ● ○
Tangkap
Pengerukan ● ● ● ● ● ● ○ ○
dan Reklamasi
Lapangan ○ ○ ○ ○ ● ● ● ●
Terbang
Pelabuhan ● ● ● ● ● ● ○ ●
Jalan Raya ○ ● ● ● ● ● ○ ○
Pelayaran ● ● ○ ○ ○ ○ ○
Pembangkit ○ ● ○ ● ● ○ ○
Tenaga Listrik
Industri Berat ○ ● ● ● ● ● ● ●
(di wil. Pesisir)
Pertambangan ○ ● ● ○ ● ● ○
daerah
hulu/upland
Coastal Mining ○ ● ● ○ ● ● ● ●
Pembangunan ○ ○ ● ● ● ●
Anjungan
Minyak dan
Gas Lepas
Pantai
Fasilitas Militer ○ ● ● ●
Terumbu
mangrov
Marshes
Padang
Laguna
Karang
Estuari
Bakau/
Pulau2
Lamun
Pantai
Hutan
Delta
Kecil
dan
es
Jenis
Kegiatan
Persiapan dan ○ ○ ○ ○ ○ ● ● ●
Pembentukan
Lahan
Pembuangan ○ ● ○ ○ ● ●
Limbah
Rumah
Tangga
Buangan ● ○ ○ ● ○ ●
Limbah Padat
Pembangunan ● ● ● ● ●
Sarana Air
Bersih
Pemanfaatan ● ● ○ ● ● ○ ● ●
Sumberdaya
Pesisir
Keterangan :
● Pengaruh buruk signifikan biasa terjadi
○ Pengaruh buruk kemungkinan terjadi
1. Keberlanjutan (Sustainability)
Penetapan lokasi industri di pesisir dan pulau-pulau
kecil yang dibangun dan dikembangkan pada
prinsipnya mengacu kepada kaidah pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Kaidah ini
digunakan mengingat wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil mempunyai nilai keunikan yang sangat
tinggi dibandingkan wilayah lainnya dan menjadi
tempat yang paling strategis untuk berbagai kegiatan
perekonomian.
2. Aman (Safety)
Prinsip keamanan menjadi penting, mengingat
tingginya resiko bencana pada wilayah ini, baik
Panduan Teknis Perencanaan Kawasan Industri 17
bencana alam maupun bencana yang diakibatkan
oleh aktivitas perekonomian masyarakat. Secara
fisik, harus mempertimbangkan mitigasi bencana
seperti bencana gempa bumi, tsunami, dan banjir.
4. Nyaman (Amenity)
Prinsip kenyamanan menjadi prinsip yang harus
dipenuhi oleh pengembang kawasan untuk
meningkatkan nilai tambah kawasan. Kedekatan
lokasi kawasan industri dengan daerah sempadan
pantai dan penggunaan daerah pesisir lainnya harus
diatur sedemikian rupa dengan tidak mengurangi
akses masyarakat terhadap pantai.
5. Berwawasan Lingkungan
Prinsip pembangunan kawasan tetap mengacu pada
karakteristik lokal dan tidak mengubah bentang alam
secara signifikan dan tidak mempengaruhi
keseimbangan ekosistem yang telah ada. Kondisi
lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil harus tetap
menjadi daya tarik utama tanpa mengurangi nilai
karakteristik alami kawasan dalam penentuan lokasi
kawasan industri.
Keterangan:
1. Kawasan komersial adalah kavling yang disediakan
oleh perusahaan kawsaan industri untuk sarana
penunjang seperti perkantoran, bank, pertokoan,
tempat tinggal sementara, kantin dll
2. Kavling perumahan adalah kavling yang disediakan
oleh perusahaan kawasan industri untuk perumahan
pekerja termasuk fasiltas penunjangnya seperti
tempat olah raga dan sarana ibadah
3. Fasilitas yang termasuk sarana penunjang lainnya
antara lain pusat kesegaran jasmani, pos pelayanan
telekomunikasi, saluran pembuangan air hujan,
instalasi pengolahan air limbah industri, instalasi
penyediaan air bersih, unit pemadam kebakaran dll
Panduan Teknis Perencanaan Kawasan Industri 21
4. Persentase mengenai penggunaan tanah untuk jalan
dan sarana penunjang lainnya disesuaikan menurut
kebutuhan berdasrakan ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
5. Persentase ruang terbuka hijau ditetapkan minimal
10% sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
bersangkutan
Ket :
Dampak Signifikan
▲ Dampak Sedang
Panduan Teknis Perencanaan Kawasan Industri 27
Dampak dapat diabaikan