Anda di halaman 1dari 169

LAPORAN PENDAHULUAN

Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

KAATTAA PEENNG
GAAN
NTTA
ARR

Laporan Pendahuluan ini merupakan laporan awal dalam rangka


Penyusunan Masterplan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)
Kabupaten Tasikmalaya.

Laporan Pendahulaun ini merupakan pemahaman kelompok kerja (Pokja)


Masterplan mengenai kerangka kerja dalam penyusunan Masterplan P2KH
yang merupakan penjabaran dari petunjuk dan pedoman teknis dari
Pemerintah Pusat (Direktorat Jenderal Penataan Ruang).

Materi laporan pendahuluan ini merupakan langkah awal pengenalan


lapangan sebelum dilasanakannya Survey Lapangan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari semua pihak
hingga terselesaikannya laporan ini.

Tasikmalaya, Juli 2012

Pokja Masterplan P2KH

KATA PENGANTAR i
LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

DAAFFTTAARR ISSII

KATA PENGANTAR ........................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ............................................. 1-1

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN .......................... 1-2

1.2.1 Maksud ................................................. 1-2

1.2.2 Tujuan.................................................. 1-2

1.2.3 Sasaran ................................................. 1-3

1.3 RUANG LINGKUP .............................................. 1-3

1.3.1 Lingkup Wilayah ...................................... 1-3

1.3.2 Lingkup Kegiatan ..................................... 1-4

1.4 STANDAR TEKNIS .............................................. 1-4

1.5 DASAR HUKUM................................................. 1-5

1.6 KELUARAN ..................................................... 1-6

1.7 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN................ 1-6

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN .................................. 1-7

DAFTAR ISI ii
LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PRINSIP MAKRO PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU


KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN
TASIKMALAYA.................................................. 2-1

2.1.1 Prinsip Tata Ruang Dalam Penataan RTH ......... 2-1

2.1.2 Prinsip Pemanfaatan RTH ........................... 2-10

2.1.3 Prinsip Manajemen Pengelolaan RTH .............. 2-14

2.2 PRINSIP MIKRO PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU


KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN
TASIKMALAYA.................................................. 2-17

2.2.1 Prinsip Bentuk Dan Jenis Ruang Terbuka Hijau .. 2-17

2.2.2 Prinsip Elemen-Elemen Pembentuk dan Pengisi


Ruang terbuka Hijau ................................. 2-19

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

3.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA 3-1

3.1.1 Letak Geografis Dan Batas Administratif.......... 3-1

3.1.2 Topografi............................................... 3-8

3.1.3 Hidrologi dan Klimatologi ........................... 3-14

3.1.4 Penggunaan Lahan dan kawasan budidaya........ 3-20

3.1.5 kondisi tanah .......................................... 3-40

3.1.6 Kependudukan ........................................ 3-45

DAFTAR ISI iii


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.7 Pendidikan ............................................. 3-57

3.1.8 Kesehatan.............................................. 3-62

3.1.9 Peribadatan ........................................... 3-62

3.1.10 Kondisi Prasarana ................................... 3-62

3.1.10 Kondisi Perekonomian .............................. 3-64

3.2 KEDUDUKAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM RTRW


KABUPATEN TASIKMALAYA .................................. 3-67

3.3 KEBIJAKAN PENATAAN RUANG KABUPATEN


TASIKMALAYA.................................................. 3-70

3.3.1 Tinjauan Kebijakan RTRW Kabupaten


Tasikmalaya ........................................... 3-70

3.3.2 Tinjauan RDTR Ibukota Kabupaten Tasikmalaya . 3-74

3.3.3 Tinjauan RTRK Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya ........................................... 3-80

BAB 4 PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN

4.1 LETAK GEOGRAFIS DAN BATAS ADMINISTRASI KAWASAN


PERKOTAAN SINGAPARNA.................................... 4-1

4.2 RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KAWASAN PERKOTAAN


SINGAPARNA................................................... 4-5

DAFTAR ISI iv
LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 5 PENDEKATAN DAN METODELOGI

5.1 PENGERTIAN MASTERPLAN RTH............................. 5-1

5.2 DEFINISI RTH .................................................. 5-1

5.3 METODOLOGI PENYUSUNAN MASTER PLAN RTH .......... 5-6

BAB 6 RENCANA KERJA

6.1 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN.......................... 6-1

6.2 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................ 6-5

LAMPIRAN .....................................................................

DAFTAR ISI v
LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 1
PENDAHULUAN

1 . 1 . L A T A R B E L AK AN G
RTH adalah area memanjang/ jalur dan/ atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dasar pemikiran
ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan dikarenakan beberapa alasan,
antara lain sebagai berikut:

a) Beban kota makin berat

Jumlah penduduk perkotaan semakin tinggi.

Kebutuhan akan lahan untuk permukiman menyebabkan tingginya


alih guna lahan di perkotaan dan munculnya permukiman-
permukiman kumuh.

Perkembangan infrastruktur yang tidak dapat mengimbangi


pertumbuhan lalulintas telah menyebabkan terjadinya kemacetan
lalulintas di perkotaan.

b) Kualitas lingkungan perkotaan makin rendah

Penduduk perkotaan makin sering mengalami bencana banjir, polusi


udara, kebisingan dan kerawanan sosial yang menyebabkan
menurunnya produktivitas masyarakat.

Dikarenakan permasalahan lingkungan perkotaan seperti banyaknya


pedagang kaki lima (PKL), Macet, Kumuh, polusi, Banjir, Sampah,
Longsor.

PENDAHULUAH BAB 1-1


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

c) Ruang terbuka publik makin kurang

Kuantitas dan kualitas ruang publik dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
perkotaan makin menurun dari tahun ke tahun. Saat ini luas RTH
perkotaan rata-rata hanya 10% dan rasio per kapita hanya 0.45-0.55
m2/kapita.

d) Ruang terbuka hijau baik yang merupakan ruang terbuka hijau public
dan atau ruang terbuka hijau privat pada kawasan pusat pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya sampai saat ini belum dilakukan proses
perencanaan secara detail.

1 . 2 . M A K S U D, T U J UAN , DA N S AS A R A N
1.2.1. Maksud

Maksud dari kegiatan penyusunan Master Plan RTH di Kawasan Ibu Kota
Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai panduan dalam proses
pengembangan ruang terbuka hijau yang nyaman dan berkelanjutan yang
selaras dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.

1.2.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan penyusunan Master Plan RTH di Kawasan Ibu Kota
Kabupaten Tasikmalaya adalah :

a. sebagai pedoman dalam pengembangan RTH sehingga akan diperoleh


guidelines dalam pembangunan secara menyeluruh dan
berkesinambungan.

b. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;

c. Menciptakan aspek planologis kawasan pusat pemerintahan melalui


keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan;

PENDAHULUAH BAB 1-2


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

d. Meningkatkan keserasian lingkungan kawasan pusat pemerintahan


sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman,
segar, indah, dan bersih.

e. Meningkatkan mutu lingkungan kawasan pusat pemerintahan yang


nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai sarana pengaman lingkungan
perkotaan;

f. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang


berguna untuk kepentingan masyarakat dan keseimbangan edapis.

1.2.3. Sasaran

Adapun sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan penyusunan Master Plan
RTH di Kawasan Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya adalah:

1. Sasaran yang diharapkan dari Pembuatan Master Plan ini adalah agar
tercapainya panduan yang konkrit, detail dan terukur dalam
Pengembangan RTH dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.

2. Menyusun pedoman bagi pembangunan ruang terbuka hijau di kawasan


pemerintahan kabupaten Tasikmalaya, melalui proses perancangan
arsitektur yang mendetail dan dipadukan dengan keadaan empiris di
lapangan, sehingga pedoman yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
referensi atau acuan bersama bagi pemerintah dalam pembangunan RTH
di kawasan pemrintahan.

1 . 3 . R U A N G L I N GK U P
1.3.1. Lingkup Wilayah

Wilayah perencanaan penyusunan Master Plan RTH di Kawasan Ibu Kota


Kabupaten Tasikmalaya mencakup Kawasan Inti dan kawasan penunjang
Pusat Pemerintahan.

PENDAHULUAH BAB 1-3


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

1.3.2. Lingkup Kegiatan

Pekerjaan Pembuatan Master Plan RTH dengan lingkup kegiatan meliputi


beberapa aspek antara lain :

a. Tahap persiapan, meliputi : pembentukan tim, kajian terhadap


kerangka acuan kerja dan menyiapkan konsep serta rencana kerja.

b. Melakukan kajian pustaka mengenai RTH baik yang di luar maupun di


dalam negeri. Kajian ini antara lain mencakup : tipe/jenis RTH, fungsi
RTH, nilai pebandingan luasan RTH terhadap luas Kawasan, kajian
lansekap (estetika), dan lain-lain.

c. Identifikasi, inventarisasi kondisi Ruang Terbuka Hijau pada area


Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya.

d. Mengevaluasi kondisi sistem infrastruktur Ruang Terbuka Hijau yang


sudah ada dan yang akan dibangun.

e. Mengkaji ketepatan pendekatan, metoda, dan teknologi dalam


membangun infrastruktur Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi Kawasan agar terhindar dari "pembangunan
infrastruktur yang tidak dapat dimanfaatkan".

1.4. STANDAR TEKNIS


Standar teknis penyusunan Master Plan RTH di Kawasan Ibu Kota Kabupaten
Tasikmalaya mengacu terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, seperti
Permendagri Nomor 1 tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan, Permen PU Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan,
RTRW Kabupaten Tasikmalaya, RDTR Ibukota Kabupaten Tasikmalaya dan
RTRK Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya serta harus
memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal Kabupaten Tasikmalaya, sehingga
menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan serta ramah lingkungan.

PENDAHULUAH BAB 1-4


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

1 . 5 . D A S A R HU K U M
a. Undang undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, beserta peraturan turunannya yang terkait,

b. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;

c. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air;

d. Undang undang Nomor : 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

e. Undang undang Nomor : 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

f. Undang undang Nomor : 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan


Permukiman;

g. Peraturan Pemerintah RI No. 63 Tahun 2002, tentang Hutan Kota;

h. Peraturan Pemerintah Nomor : 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

i. Peraturan Pemerintah Nomor : 34 Tahun 2009 tentang Pedoman


Pengelolaan Kawasan Perkotaan;

j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 1 Tahun 2008 tentang


Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

k. Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor : 2 Tahun 2005


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya;

l. Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor : 14 Tahun 2005


tentang Rencana Detail Tata Ruang Ibukota Kabupaten Tasikmalaya.

PENDAHULUAH BAB 1-5


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

1 . 6 . K EL U A R A N
A. Pada akhir pelaksanaan pekerjaan ini diharapkan dapat dihasilkan
Pedoman operasional Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya Perkotaan yang
sekurang-kurangnya berisi :

o Konsepsi Ruang Terbuka Hijau, antara lain mencakup: definisi,


struktur, isi dan Konsep Ruang Terbuka Hijau;

o Kajian lansekap Ruang Terbuka Hijau, antara lain menyangkut: tipe-


tipe Ruang Terbuka Hijau yang relevan/sesuai untuk dikembangkan
sesuai dengan fungsi yang diembannya yaitu sebagai pusat
pemerintahan dan penanganan RTH disepanjang jalur sempadan
sungai Ciwulan yang membelah Kawasan Pusat Pemerintahan untuk
menghindari kerusakan dan gangguan terhadap kelestarian dan
keindahan sungai;

o Pilihan jenis-jenis tanaman yang sesuai untuk mengisi Ruang Terbuka


Hijau di berbagai tipologi perkantoran yang ada di Kawasan Inti
Pusat Pemerintahan dan Kawasan Penunjangnya.

B. Alur Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (antara lain:


kelembagaannya, tata cara menghitung pembiayaannya/komponen
pembiayaan utama dan Rencana Anggaran Biaya secara keseluruhan).

1 . 7 . J A N G K A W AK T U P E N Y E L E S AI A N K EG I A T A N
Jangka waktu pelaksanaan penyusunan Master Plan RTH di Kawasan Ibu
Kota Kabupaten Tasikmalaya, dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan.

PENDAHULUAH BAB 1-6


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

1 . 8 . S I S TE M ATI K A P E M B AH A S AN
Sistematika pembahasan yang dilakukan dalam Laporan Pendahuluan
pekerjaan ” Master Plan RTH di Kawasan Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya”
ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang


pekerjaan;maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan; ruang
lingkup pekerjaan; dan sistematika pembahasan Laporan
Pendahuluan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas prinsip-prinsip penataan dan


pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya sebagai aturan
normatif yang berlaku umum dan mengikat untuk seluruh
kawasan perencanaan. Prinsip-prinsip yang diberikan berupa
prinsip Tata Ruang, Prinsip Zonasi, Prinsip Pemanfaatan, dan
Prinsip Pengelolaan.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Pada bab ini akan memaparkan tinjauan kebijakan-kebijakan


yang terkait dengan penataan ruang terbuka hijau di
kawasan perencanaan dan gambaran umum Kabupaten
Tasikmalaya pada umumnya dan kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya khususnya.

PENDAHULUAH BAB 1-7


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB IV PROFIL RTH WILAYAH PERENCANAAN

Pada bab ini akan memaparkan Profil Ruang Terbuka Hijau


yang berada di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya khususnya.

BAB V PENDEKATAN DAN METODOLOGI STUDI

Pada bab ini akan dibahas pendekatan dan metodologi yang


digunakan dalam pekerjaan Master Plan RTH di Kawasan Ibu
Kota Kabupaten Tasikmalaya.

BAB VI RENCANA KERJA

Pada bab ini disusun mengenai Rencana Kerja dalam


pekerjaan Penyusunan Master Plan RTH di Kawasan Ibu Kota
Kabupaten Tasikmalaya. Penjelasan mengenai jadwal
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja dan
penjelasan secara rinci.

PENDAHULUAH BAB 1-8


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 2
T
TIIN
NJJA
AUUA
ANNP
PUUS
STTA
AKKA
A

2 . 1 . P R I NS I P M AK RO P E NA T A A N RUANG T E RB UK A
HI J AU K AW AS A N PUSAT P E M E RI NT AH A N
K A B U P AT E N T AS I K M A L A YA
2.1.1. Prinsip Tata Ruang Dalam Penataan RTH

Prinsip tata ruang dalam penataan RTH Kawasan Pusat Pemerintahan


Kabupaten Tasikmalaya merupakan prinsip – prinsip yang mengkaitkan
penataan RTH Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dengan
tata ruang di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya secara
keseluruhan. Prinsip tata ruang dalam penataan RTH ini bertujuan
mengkaitkan peruntukan dan fungsi ruang terbuka hijau yang direncanakan
dengan fungsi-fungsi kota, serta kawasan-kawasan lain di Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya.

A. Prinsip Tata Ruang

1) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalayamenjadi bagian penting dalam pembentukan dan
pengisian di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya.

2) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya menempati ruang-ruang yang memang direncanakan
tidak dimanfaatkan oleh fungsi-fungsi lain kota dan bukan
merupakan lahan sisa atau lahan tidak termanfaatkan.

3) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya menjadi salah satu alat untuk membatasi penyebaran

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-1


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

dan pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya, dengan melindungi kawasan-kawasan hijau alami di
pinggir kawasan sebagai kawasan penyangga (green belt area).

4) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalayad alam konteks tata ruang kota juga memanfaatkan dan
membatasi ruang-ruang antar bangunan sebagai lahan terbuka hijau
sesuai dengan pengaturan terhadap batasan maksimum intensitas
penggunaan lahan dan bangunan (KDB, KDH, dan GSB).

B. Prinsip Struktur Ruang

1) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya menjadi bagian penting dalam pembentukan dan
pengisian di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya.
Secara prinsip pembentukan struktur utama ruang di kawasan
perencanaan diarahkan untuk tidak hanya dibentuk oleh struktur
jalan dan bangunan, tapi juga oleh struktur ruang-ruang terbuka
hijau

2) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya menempati ruang–ruang yang memang direncanakan
tidak dimanfaatkan oleh peruntukan dan fungsi-fungsi lain dan
bukan merupakan lahan sisa atau lahan tidak termanfaatkan

3) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya menjadi salah satu alat untuk membatasi penyebaran
dan perkembangan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya dengan melindungi kawasan-kawasan hijau alami, juga
menetapkan kawasan-kawasan hijau yang berfungsi sebagai
kawasan penyangga (buffer area)

4) Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya dalam konteks tata ruang kota juga memanfaatkan dan

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-2


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

membatasi ruang-ruang antar bangunan sebagai lahan terbuka


hijau. Pemasukan lahan-lahan pribadi tersebut dilakukan dengan
pengaturan terhadap batasan maksimum intensitas penggunaan
lahan dan bangunan, yaitu:

- KDB/Koefisien Dasar Bangunan,

- KDH/Koefisien Dasar Hijau,

- KLB/Koefisien Luas Bangunan,

- GSB/Garis Sempadan Bangunan)

C. Prinsip pola pembentukan dan penyebaran Ruang Terbuka Hijau

1) Prinsip Pola Menyebar

Penyebaran lokasi dan posisi RTH pada setiap bagian Kawasan


Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya sesuai dengan
hirarki dan skala pelayanan RTH tersebut.

Penyebaran berbagai jenis ruang terbuka hijau dalam setiap


Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya sesuai
dengan karakter, fungsi, dan kebutuhan masing-masing RTH dan
Kawasan.

Penyebaran Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan


Kabupaten Tasikmalaya tetap dalam satu pola pengembangan
yang utuh dan saling terkait/ terhubung dengan
menghubungkan bentuk-bentuk kawasan hijau yang berupa
kantung/ kelompok/ tunggal (cluster) oleh kawasan-kawasan
hijau yang bersifat linier/ menerus.

2) Prinsip Pola Memusat

Penyebaran lokasi dan posisi RTH dipusatkan pada titik-titik


utama dan aktifitas utama kawasan Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-3


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Pemusatan ruang terbuka hijau dengan jenis-jenis yang spesifik


dimiliki Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya,
meliputi:

• RTH dengan fungsi sebagai Taman Kota

• RTH dengan fungsi sebagai Hutan kota;

• Ruang terbuka hijau di koridor sempadan sungai.

D. Prinsip Zonasi Ruang Terbuka Hijau

1) Prinsip Zonasi Fungsi

Prinsip zonasi fungsi pada penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan


Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dilakukan untuk
menetapkan fungsi masing-masing RTH dalam konteks tata ruang
kawasan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
secara keseluruhan. Dengan prinsip zonasi fungsi, masing-masing
RTH memiliki kejelasan status guna lahan, walaupun tidak menjadi
lahan terbangun dan juga kejelasan status fungsi lahan sebagai
lahan tertutup untuk aktifitas atau fungsi-fungsi tertentu.

Fungsi sebagai kawasan lindung/ hutan kota

RTH yang berfungsi sebagai kawasan lindung adalah kawasan-


kawasan yang sesuai dengan aturan perundangan yang telah ada
(Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung dan PP Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional) ditetapkan sebagai kawasan yang harus
dikonservasi dengan aturan yang khusus. Kawasan lindung juga
ditetapkan hanya digunakan untuk aktifitas-aktifitas terbatas
dengan fasilitas dan infrastuktur yang terbatas yang boleh ada
didalamnya. RTH di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya yang termasuk di dalam kawasan lindung ini
adalah:

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-4


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

• Kawasan hutan (baik sisa-sisa hutan yang berada di tengah


maupun hutan-hutan yang ada di tepi/ batas Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya);

• Kawasan sempadan sungai;

• Kawasan danau/ waduk.

Fungsi sebagai kawasan penyangga

RTH yang berfungsi sebagai kawasan penyangga secara fungsi


sebenarnya merupakan bagian dari kawasan yang harus
dilindungi dari penggunaan untuk lahan terbangun, yaitu
bagian-bagian dari lahan Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya yang dapat diarahkan untuk fungsi
sebagai:

• Pemberi batas bagi pengembangan penggunaan lahan


terbangun Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya.

Fungsi ini penting untuk membatasi penggunaan dan


pembukaan lahan-lahan hijau yang tidak terarah, melindungi
lahan-lahan di tengah kota yang sebaiknya dan seharusnya
tidak dikembangkan sebagai lahan terbangun, dan menjaga
struktur ruang kota dan kualitas ruang di Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang ingin dicapai.
RTH ini dapat berupa dan dapat difungsikan sebagai lahan-
lahan budidaya seperti ladang, kebun, dan sawah.

• Pemberi batas atau daerah peralihan antara kawasan


terbangun/kawasan fungsional dan kawasan
lindung/konservasi.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-5


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Daerah peralihan penting untuk memberikan jarak antara


daerah terbangun dan daerah lindung sehingga aktifitas dan
fungsi masing-masing tidak saling memberikan dampak
buruk. Kedua fungsi ini pada dasarnya memang tidak bisa
saling berdampingan terutama karena kawasan terbangun
akan banyak merambah daerah-daerah yang tak terbangun.

Fungsi sebagai kawasan budidaya pertanian/perkebunan

RTH yang merupakan daerah budidaya pertanian dan


perkebunan menjadi salah satu bagian dari RTH. Lahan-lahan
yang termasuk dalam kawasan ini dapat berupa :

• Kawasan pertanian-perkebunan tersendiri/ terpisah dari


kawasan terbangun/ hunian dan berupa lahan untuk
bercocok tanam yang luas di pinggir kota.

• Halaman rumah dan ruang-ruang antar bangunan yang


memang dimanfaatkan untuk bercocok-tanam.

Dengan status kepemilikan lahan pertanian dan perkebunan


yang dimiliki atau berada pada lahan-lahan pribadi, maka
peruntukan sebagai RTH sifatnya menjadi tidak permanen,
karena sewaktu-waktu dapat berubah menjadi lahan
terbangun sesuai dengan perkembangan kebutuhan lahan
untuk fungsi lain di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya. Sehingga dapat dikatakan kawasan budidaya
pertanian berfungsi pula sebagai lahan cadangan untuk
pembangunan dan pengembangan kota. Dengan ditetapkan
hanya kawasan inilah yang diperuntukan sebagai lahan
cadangan, maka pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya tidak akan mengambil lahan-lahan

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-6


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

lain, terutama lahan yang berada di kawasan lindung/


Konservasi untuk lahan terbangun.

Fungsi sebagai kawasan ruang interaksi publik (untuk interaksi


sosial, relaksasi, dan rekreasi)

RTH yang berfungsi sebagai ruang interaksi publik merupakan


bentuk zonasi fungsi yang terasa kurang di Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya. Dalam konteks
penyediaan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk
aktifitas interaksi publik justru masih terlihat minim.

Prinsip zonasi fungsi ruang untuk interaksi publik membedakan


RTH sebagai berikut :

• RTH tidak untuk aktifitas publik.

RTH ini memang tidak bisa dimanfaatkan dan diakses untuk


aktifitas publik. Karena RTH berada pada lahan-lahan milik
pribadi.

• RTH dengan aktifitas publik yang terbatas

RTH yang termasuk dalam kelompok ini adalah RTH yang


berfungsi sebagai kawasan lindung, sehingga hanya aktifitas
khusus saja yang bisa dilakukan, seperti untuk penelitian dan
pemeliharaan, dan RTH ini yang hanya dapat dimanfaatkan
oleh kelompok tertentu saja karena berada pada lahan milik
kelompok tersebut.

• RTH untuk aktifitas publik

RTH yang termasuk dalam kelompok ini adalah berbagai


bentuk dan jenis ruang terbuka hijau yang tidak merupakan
lahan pribadi dapat dimanfaatkan dan diakses sebagai ruang

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-7


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

untuk berinteraksi publik dan untuk berbagai bentuk


kebutuhan penggunanya.

2) Prinsip Zonasi Tematik

Zonasi tematik RTH adalah zonasi yang mengelompokkan RTH


berdasarkan tema-tema khusus/ tertentu dengan
memperhatikan karakter fungsional, karakter visual, dan
karakter sosial budaya

Zonasi tematik RTH dilakukan dengan mengkaitkan kebutuhan


karakter visual dan fungsi yang akan diciptakan pada masing-
masing RTH tersebut baik sebagai pendukung fungsi lain
maupun sebagai unsur/fungsi utama dalam sebuah kawasan.
Sehingga dapat membantu pembentukan karakter kawasan-
kawasan yang ada di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya secara keseluruhan.

Zonasi tematik RTH terbatas dilakukan pada bagian-bagian


tertentu Kota dan ruang-ruang hijau utama Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, sehingga dapat menjadi
salah satu acuan dalam mengembangkan karakter seluruh
kawasan di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya.

E. Prinsip hirarki dan skala pelayanan RTH

Prinsip hirarki dan skala pelayanan bertujuan untuk mengarahkan


masing-masing RTH yang digunakan untuk aktifitas publik di Kawasan
Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya memiliki kesesuaian
besaran/ luasan, fasilitas, dan posisi dengan hirarki yang dimiliki dan
skala pelayanan RTH. Untuk itu, penyebaran jenis-jenis RTH tersebut
harus disesuaikan dengan pengelompokan skala kebutuhan dan

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-8


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

pelayanan di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya


adalah sebagai berikut:

1) Jenis RTH untuk skala privat/ kelompok (rumah-rumah pribadi,


lingkungan kantor, komersial, sekolah, dll);

2) Jenis RTH untuk skala lokal/ lingkungan;

3) Jenis RTH untuk skala kawasan/kelurahan;

4) Jenis RTH untuk skala kota.

F. Prinsip sistem penghubung RTH

1) Sistem pencapaian dan sirkulasi harus memberikan kemudahan


aksesibilitas dan keterkaitan antar RTH Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya sebagai upaya peningkatan
fungsi dan pemanfaatan masing-masing RTH, terutama yang
berfungsi sebagai ruang interaksi publik.

2) Penciptaan sistem pencapaian dan sirkulasi menuju dan dari


ruang-ruang terbuka hijau dengan fungsi-fungsi lain di sekitarnya,
dilakukan untuk mengkaitkan RTH Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya dengan fungsi-fungsi kota lainnya, dan
menjadi bagian integral dari aktifitas kawasan khususnya, serta
aktifitas kota pada umumnya.

3) Sistem transportasi pendukung

Untuk menciptakan tingkat aksesibilitas yang tinggi, perlunya


penyediaan sistem transportasi publik yang mendukung dan
menambah kemudahan mencapai dan menghubungkan ruang
terbuka hijau sehingga pemanfaatan RTH untuk aktifitas publik
dapat dimaksimalkan.

G. Prinsip intensitas pemanfaatan lahan RTH

1) RTH sebagai kawasan lindung

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-9


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Intensitas pemanfaatan lahan pada RTH sangat terbatas hanya 2%


dari luas kawasan lindung secara keseluruhan. Intensitas
pemanfaatan dibatasi hanya untuk fungsi-fungsi pemeliharaan,
perawatan, dan infrastruktur terutama oleh pihak pengelola
kawasan lindung.

2) RTH untuk budidaya pertanian, perkebunan, peternakan

Intensitas pemanfaatan lahan pada RTH yang digunakan untuk


kawasan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan terbatas
hanya 2% dari luas RTH budidaya secara keseluruhan. Sedangkan,
untuk pemanfaatannya pun dibatasi hanya untuk sebagai berikut:

Fungsi pengelolaan dan perawatan serta infrastruktur


pendukung, terutama oleh pihak pengusaha kawasan tersebut.

Fungsi pelayanan dan fungsi pendukung untuk kawasan hijau


budidaya yang juga menjadi obyek wisata/ rekreasi bagi publik.

3) RTH untuk interaksi publik dan rekreasi/ wisata

Intensitas pemanfaatan lahan RTH yang digunakan untuk interaksi


sosial publik dan untuk fasilitas pendukung wisata terbatas
maksimum 10% dari luas RTH keseluruhan yang dimanfaatkan
hanya untuk fasilitas dan prasarana pendukung. Pemberian
intensitas pemanfaatan lahan ini karena RTH yang digunakan
untuk aktifitas publik harus didukung pula oleh sarana dan
prasarana yang memadai, sehingga dapat menciptakan dan
mendukung terjadinya aktifitas publik tersebut.

2.1.2. Prinsip Pemanfaatan RTH

Dalam konteks RTH sebagai salah satu kawasan dalam Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang tidak terlepas dari

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-10


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

pemanfaatannya baik oleh individu, kelmpok, ataupun oleh publik, maka


dalam pemanfaatannya dapat ditetapkan prinsip-prinsip sebagai berikut.

A. Pemanfaatan RTH untuk Fungsi Pasif

1) Fungsi Estetika/ Visual

Untuk fungsi estetika ini RTH diarahkan untuk memiliki, yaitu:

Penataan RTH yang tidak hanya memenuhi kebutuhan


fungsional saja, tetapi memperhatikan kaidah-kaidah estetika,
seperti: irama, proporsi, keseimbangan, keragaman, dll.

penggunaan unsur-unsur lansekap baik yang bersifat alami/


natural seperti vegetasi dam unsur buatan (perkakas lansekap/
landscape furniture) untuk mendukung kenyamanan dan
keindahan visual.

kenyamanan dan keindahan visual yang menjadi bagian


penting dalam pembentukan karakter RTH, sehingga menjadi
tempat yang akan selalu dikenal dan diingat/ dikenang
(memorable place).

2) Fungsi Ekologis

Dalam konteks fungsi RTH sebagai penjaga dan pengendali sistem


ekologi Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
secara keseluruhan, maka setiap RTH di Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalayaakan diarahkan untuk
memenuhi/ memiliki beberapa prinsip fungsi ekologis sebagai
berikut:

RTH berfungsi sebagai paru-paru kota (lung of the city) yaitu


sebagai penyedia kebutuhan oksigen bagi penduduk Kawasan
Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-11


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Kenyamanan klimatik: kemampuan RTH untuk memberikan


perlindungan terhadap iklim yang tidak mendukung aktifitas di
ruang luar yaitu:

• Mengurangi suhu/ panas udara mikro;

• Perlindungan terhadap perubahan cuaca yang tidak


diinginkan (hujan dan panas/ terik matahari);

• Menyeimbangkan kelembaban udara;

• Mereduksi dan menyebarkan intensitas cahaya matahari


yang diterima;

• Perlindungan terhadap aliran angin mikro yang tidak


diharapkan;

• Persediaan oksigen pada kawasan-kawasan permukiman


yang padat;

• Penahan terjadinya proses erosi tanah baik alamiah


maupun buatan sesuai dengan jenis vegetasi yang
dimiliki.

Bagian dari sistem dan unsur-unsur pengendalian banjir.

Daerah resapan air sebagai bahan baku bagi penyediaan


sumber air.

B. Pemanfaatan untuk fungsi sosial

1) Prinsip Responsif

Dalam prinsip responsif, RTH harus diciptakan untuk memenuhi


kebutuhan pemakai, yaitu:

Kenyamanan penggunaan;
Rileksasi;
Keterlibatan pasif pemakai;

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-12


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Keterlibatan aktif pemakai;


Penemuan, yaitu mencari dan menemukan suasana baru/
lain dari aktifitas rutin sehari-hari.

2) Prinsip Demokratis

Dengan prinsip demokratis memberikan makna bahwa RTH yang


bersifat publik harus memperhatikan dan memiliki kesamaan hak
dan kewajiban dari seluruh penduduk Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya untuk:

Mengakses RTH;

Kebebasan berkegiatan sesuai dengan fungsi dan fasilitas


yang disediakan;

Kepemilikan ruang, bahwa kawasan hijau bersifat publik


berarti memberikan hak yang sama pada setiap warga untuk
memiliki dan menikmati ruang publik yang tersedia;

Menerima dan melakukan perubahan terhadap beragam


aktifitas yang bisa dilakukan di dalam kawasan hijau yang
bersifat publik.

3) Prinsip Ruang Sarat Makna

Dalam prinsip ini RTH yang bersifat publik dan privat memuat dan
memberikan makna-makna khusus bagi penggunanya, yaitu:

Makna bagi Individu;

Makna bagi Kelompok;

Makna bagi Masyarakat;

Makna biologis dan psikologis;

Makna hubungan dengan ruang luar.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-13


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

C. Pemanfaatan konteks waktu penggunaan

1) Penggunaan harian

Pemanfaatan ruang-ruang terbuka hijau yang dilakukan oleh warga


sekitar RTH, untuk kebutuhan sehari-hari berelaksasi/ istirahat,
interaksi sosial, dan olahraga.

2) Penggunaan berkala

Pemanfaatan RTH yang dilakukan tidak saja oleh warga sekitar


kawasan RTH khususnya, Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya pada umumnya, tetapi juga oleh turis/ wisatawan
regional/ nasional/ internasional sebagai daerah wisata dan tempat
penyelenggaraan event-event khusus dalam skala lokal/ nasional/
internasional.

2.1.3. Prinsip Manajemen Pengelolaan (Estate Management) RTH

Menjaga keberadaan dan keberlangsungan RTH menjadi suatu proses


penting dalam penataan RTH Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya. RTH sebagian besar dibentuk oleh vegetasi yang hidup dan
berkembang biak. Keberadaan kawasan hijau juga menyangkut kebutuhan
dan kepentingan banyak pihak dan pelaku dalam kehidupan dan aktifitas
sehari-hari di Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya. Untuk
itu diperlukan suatu bentuk manajemen pengelolaan (estate management)
yang dapat menjaga setiap proses dan tahapan penataan RTH Kawasan
Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya. Prinsip manajemen
pengelolaan RTH yang dapat dikembangkan di Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri dari:

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-14


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

A. Prinsip Kelembagaan

Dalam proses penataan dan pengelolaan RTH banyak melibatkan dan


mempengaruhi berbagai pihak dan lembaga di Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, sehingga dalam prinsip
kelembagaan diarahkan 2 (dua) hal sebagai berikut:

1) Keterlibatan Pelaku Pelaksana (Stakeholder)

Pelaku pelaksana melibatkan semua pihak yang terkait dengan


keberadaan dan pemanfaatan RTH.

Terdiri dari tiga unsur pelaku utama yaitu Pemda, instansi-


instansi swasta yang terlibat dalam berbagai tahapan dan
proses penataan dan pemeliharaan baik sebagai penyandang
dana (investor), pelaku pelaksanaan penataan dan
pemeliharaan, organisasi non pemerintahan (NGO/LSM) yang
turut mengawasi proses penataan, dan masyarakat yang terlibat
aktif dalam penggunaan dan pelaksanaan penataan dan
pemeliharaan terutama yang berada di sekitar RTH.

2) Bentuk Lembaga Pengelola

Melibatkan semua unsur pelaku pelaksana (Stakeholder).

Menjadi badan yang mengkoordinasi dan mengawasi seluruh


proses dan tahapan penataan dan pemeliharaan RTH.

B. Prinsip Pentahapan

Penataan RTH harus dilakukan dengan tahapan-tahapan yang jelas,


sehingga seluruh proses dapat diikuti dan atau diawasi oleh pelaku
pelaksana (Stakeholder). Pentahapan tidak didasarkan atas tahun

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-15


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

anggaran tetapi berdasarkan proses dan target yang akan dicapai yang
terdiri dari 3 (tiga) tahapan utama, yaitu:

1) Tahap perencanaan
Perencanaan dilakukan dalam berbagai skala dari rencana yang
bersifat umum dan terkait dengan tata ruang Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, hingga perencanaan
pada skala satu jenis RTH kedalam gambar detail pelaksanaan.

Perencanaan dapat berasal dari inisiatif Pemerintah Daerah


(proses top down) ataupun berasal dari inisiatif masyarakat dan
swasta (proses bottom up) ataupun gabungan dari keduanya
Top Down-Bottom Up.

Dalam tahapan perencanaan semua proses dan tahapan


perencanaan dan perancangan serta prosedur teknis maupun
administratif harus dilakukan dan dapat diketahui/ diawasi oleh
publik.

Masukan dari publik sebagai pengguna ruang terbuka hijau


diperlukan, sehingga proses expose/ sosialisasi rencana menjadi
sebuah agenda penting dalam tahapan akhir sebuah Rencana
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya.

2) Tahap pelaksanaan
Setiap tahapan pelaksanaan penataan RTH harus dilengkapi
dengan dokumen teknis dan administratif perencanaan, serta
telah mendapat persetujuan dari pihak-pihak pengambil
keputusan.

Pelaksanaan harus dilakukan oleh instansi (baik Pemda dan


masyarakat/ swasta) yang memiliki kapabilitas dan pengalaman
kerja yang memadai.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-16


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Proses pelaksanaan dan penataan RTH juga harus melalui


proses pengawasan dari berbagai instansi yang terkait dengan
penataan RTH juga dari masyarakat umum sebagai calon
pengguna.
3) Tahap pengelolaan dan pemeliharaan

Tahap pengelolaan dan pemeliharaan membutuhkan keaktifan dari


seluruh pelaku pelaksana dan pengguna RTH, karena pengelolaan
dan pemeliharaan dilakukan dalam berbagai skala mulai dari skala
pribadi hingga pengelolaan dalam skala kota.

2 . 2. P R I N S I P M I K R O P E N A T A A N R U A N G T E R B U K A H I J A U
K A W AS A N P U SA T P E M E RI NT AH A N K A BU P A T E N
T A S I K M A L A YA
2.2.1. Prinsip Bentuk Dan Jenis Ruang Terbuka Hijau

A. Prinsip Bentuk

1) Kantong/ kelompok (cluster)

Cluster bisa berbentuk bulat, persegi dan bentuk lain yang dinamis.
Ruang ini terbentuk akibat penataan massa bangunan di sekitar
ruang terbuka, sehingga pola penataan ruang ini dipengaruhi oleh
massa bangunan yang ada di sekitarnya.

Prinsip utama pengadaan cluster ini adalah untuk menimbulkan


kesan nodes yang kuat pada kawasan.

2) Koridor (linier)

Fungsi Koridor adalah sebagai jalur sirkulasi yang menghubungkan


dua fungsi atau lebih. Bentuk ruang ini didefinisikan oleh jalur-jalur
jalan dan elemen bangunan berupa dinding yang ada di kedua
sisinya. Karakter koridor ini terbentuk dari perbandingan (skala)
elemen pembentuknya dan skala manusia.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-17


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3) Ruang antar bangunan


Ruang antar bangunan berfungsi sebagai perantara antar bangunan,
atau direncanakan khusus untuk meningkatkan citra tertentu dari
suatu bangunan. Ruang ini biasanya berupa boulevard atau square.
Variasi pola ruang sangat beragam, dimana bentuk yang paling
sederhana adalah ruang-ruang yang dibentuk oleh kelompok
bangunan.

B. Prinsip pembedaan jenis RTH


1) RTH natural
RTH natural adalah kawasan yang tidak pernah mengalami
perubahan pola/bentuk ruang dan jenis vegetasi. Karena
kawasan ini masih terdiri dari vegetasi dengan komunitas
aslinya.

RTH natural tidak memerlukan perawatan/ pemeliharaan (free


maintenance) karena memang dijaga untuk tetap berada pada
kondisi aslinya.

2) RTH semi natural


Beberapa bagian atau seluruh RTH yang sudah tidak dalam
pola/ bentuk ruang dan jenis vegetasi asli, tetapi RTH tersebut
tidak diperuntukan sebagai tempat aktifitas dan interaksi pubik
sehari-hari

RTH semi natural tidak memerlukan perawatan harian atau


rutin hanya pengawasan secara berkala (medium maintenance)

3) RTH buatan
Vegetasi dan ruang terbuka yang ada bisa menjadi bagian
kawasan terbangun dari Kawasan Pusat Pemerintahan

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-18


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Kabupaten Tasikmalayayang tidak diisi oleh bangunan (memang


diperuntukan bagi lahan terbuka) atau bagian dari sisa RTH
semi natural.

Memerlukan perawatan dan pengelolaan penuh (full


maintenance) secara harian. Karena kawasan ini digunakan
secara aktif dan menjadi bagian dari aktifitas warga sekitar/
warga Kota

2.2.2. Prinsip Elemen-Elemen Pembentuk dan Pengisi Ruang terbuka


Hijau

A. Tanaman/ Vegetasi

1) Berdasarkan Bentuk/ jenis

Vegetasi dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu


pepohonan (trees), semak/ perdu (shrub), dan rumput
(groundcover). Prinsip pemilihan vegetasi antara lain adalah:

Memiliki bentuk morfologi bervariasi;

Tidak membahayakan orang;

Memberikan kesan teduh dan disenangi burung-burung;

Memiliki nilai keindahan penghasil oksigen yang tinggi;

Tahan terhadap cuaca dan hama penyakit;

Memiliki peredam intensif;

Memiliki daya resapan air yang tinggi;

Mudah dalam pemeliharaan;

Membentuk ciri khas daerah.

2) Berdasarkan Fungsi

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-19


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Fungsi vegetasi sangat berkaitan dengan jenis vegetasi yang dipilih.

B. Landscape Furniture

Landscape furniture merupakan bagian dari ruang terbuka hijau,


berupa benda-benda buatan yang ditempatkan di sekitar site, seperti
pos keamanan, bak bunga, tempat sampah, lampu pedestrian & PJU,
tata informasi (signage), bangku taman, boks telepon dan lain-lain.
Keberadaan landscape furniture merupakan pelengkap, baik secara
fungsional maupun hanya sekedar kebutuhan visual. Prinsip utama
penataan landscape furniture adalah mendukung keberadaan ruang
terbuka hijau Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk mewujudkan prinsip ini maka lancscape furniture harus mampu :

Membentuk karakter ruang;

Meningkatkan nilai estetika ruang luar;

Menyatukan desain ruang luar;

Menjadi pengarah.

1) Tempat duduk

Prinsip pengaturan tempat duduk antara lain adalah:

Bersifat fungsional, berada di tempat yang tepat, mengandung


unsur estetika dan mudah dalam perawatannya.

Lokasi penempatan tidak mengganggu atau diganggu oleh arus


pejalan, mendorong terciptanya interaksi sosial dan tidak
terhalang atau menghalangi pandangan terhadap aktivitas di
sekitarnya.

Dapat meningkatkan kualitas visual dan estetika.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-20


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 2.1. Ilustrasi Tempat Duduk

2) Peneduh

Prinsip pengaturan peneduh antara lain adalah:

Mampu memberikan perlindungan dari gangguan cuaca.

Merupakan area penghubung antara bangunan dengan ruang


terbuka.

Mudah dikenali.

Tidak mengganggu area sirkulasi.

3) Rambu-rambu (signage)

Berdasarkan jenisnya rambu-rambu terdiri atas:

Rambu-rambu lalu lintas, termasuk di dalamnya adalah tanda


penunjuk arah, rute kendaraan, tanda berhenti, tempat
penyeberangan, tempat parkir dan rambu-rambu lain yang
sejenis.

Identitas komersial, berupa rambu-rambu yang ditempatkan


pada gedung-gedung untuk mengenali aktivitas yang terdapat di
gedung tersebut.

Rambu-rambu untuk informasi, termasuk di dalamnya petunjuk


arah/ lokasi, peta dan papan informasi tertentu, seperti lokasi-
lokasi parkir dan sistem kendaraan umum.

Prinsip penempatan rambu-rambu di Kawasan Pusat Pemerintahan


Kabupaten Tasikmalaya adalah mengelompokkan perambuan ke
dalam 4 (empat) zona, yaitu:

a) Zona informasi privat

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-21


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Terdiri atas papan iklan dan reklame, biasanya dengan ukuran


yang besar.

b) Zona identifikasi

Terdiri atas papan informasi dan rambu-rambu kecil seperti


papan nama gedung.

c) Zona pedestrian

Terdiri atas papan penunjuk arah, nama jalan dan informasi


publik lainnya.

d) Zona kendaraan

Terdiri atas rambu-rambu lalu lintas dan papan informasi


tentang pergerakan kendaraan.

4) Penerangan

Penerangan terdiri atas lampu jalan untuk kendaraan, lampu jalan


untuk pejalan kaki, lampu taman dan penerangan di tempat parkir.
Prinsip penataan penerangan Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya adalah menyediakan penerangan di tempat
terbuka sesuai dengan kebutuhan dan standar yang harus dipenuhi.

C. Perkerasan

1) Jalur sirkulasi kendaraan

Sistem sirkulasi merupakan bagian dimana keberadaan ruang


terbuka hijau memiliki peranan yang sangat penting. Prinsip
pengaturan sistem sirkulasi kendaraan untuk mendukung
keberadaan ruang terbuka hijau Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya adalah:

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-22


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

a) Jalur sirkulasi mampu menghasilkan efek visual yang positif,


dilakukan dengan:

Penyaringan dan penataan elemen yang tidak sesuai;

Penataan tinggi dan jarak bangunan terhadap jalan;

Penghijauan di sepanjang jalan dan pengadaan taman;

Peningkatan lingkungan alami di sepanjang jalan;

b) Jalur sirkulasi mampu memberikan orientasi bagi pengemudi


dan bisa membentuk lingkungan yang mudah dikenali. Hal ini
bisa dilakukan dengan:

Peningkatan keindahan kawasan di sepanjang jalan.

Penyediaan perlengkapan jalan, termasuk di dalamnya


rambu-rambu dan lampu jalan, sehingga jalan dapat
digunakan baik siang maupun malam hari.

c) Jalur sirkulasi bisa menggabungkan aktivitas-aktivitas di


sekitarnya.

2) Jalur sirkulasi pejalan kaki

Prinsip penataan jalur sirkulasi pejalan kaki antara lain:

a) Menjamin keselamatan pejalan. Jalur pejalan harus terlindung


dari kemungkinan konflik dengan kendaraan bermotor dan
terhindar dari bahaya terperosok, menabrak tiang atau pohon
dan sebagainya.

b) Menyenangkan bagi pejalan. Jalur pejalan harus merupakan


jalur terpendek dan jelas yang dapat membuat perjalanan
menjadi mudah dan bebas dari penundaan pergerakan akibat
kepadatan pejalan.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-23


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

c) Memberi kenyaman. Berjalan kaki mudah dilakukan ke segala


arah tanpa kesulitan, hambatan dan gangguan. Permukaan
fasitas pejalan kaki harus rata, kering, cukup lebar dan dengan
kemiringan sekecil mungkin.

d) Menarik. Jalur pejalan harus terlihat menarik, baik dari segi


kegiatan di sekitar jalur tersebut maupun keindahan lingkungan
sekitar. Misalnya dengan adanya etalase pertokoan yang
menarik sehingga pejalan senang berjalan di jalur tersebut.

e) Menjamin keaman pejalan. Jalur pejalan terlindung dari


kemungkinan terjadinya kejahatan. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan penerengan dan visibility yang baik, yaitu
pandangan yang tidak terhalangi.

f) Menerus. Jalur pejalan tidak terputus baik oleh kegiatan


ataupun kondisi fisik karena akan menghambat pergerakan.

3) Plaza

Plaza adalah ruang luar bersifat publik yang umumnya berwujud


perkerasan, dimana kendaraan tidak ada didalamnya. Berbeda
dengan jalur pejalan kaki, Plaza merupakan tempat yang memiliki
daerah tersendiri lebih dari sekedar ruang untuk melintas.
Meskipun, adapula yang terdapat pohon, bunga, atau tanaman
penutup permukaan tanah di dalamnya, penutup permukaan yang
utama/ dominan adalah perkerasan.

Fungsi utama dari plaza adalah sebagai tempat untuk berjalan-


jalan, duduk, makan, dan memperhatikan peristiwa yang ada pada
lingkungan di sekitarnya.

Tipologi Plaza, antara lain:

a. Plaza pada Koridor Jalan (The street plaza)

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-24


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Termasuk di dalamnya adalah ruang duduk pada sisi jalur


pedestrian, pelebaran pada jalur pedestrian, ruang pada halte
bis, pertemuan jalur pedestrian, daerah kantong dan arcade
sebagai plaza.

b. Ruang Terbuka Depan Bangunan (The corporate foyer)

Termasuk di dalamnya adalah plaza pada daerah pintu masuk,


plaza sebagai latar depan bangunan, plaza untuk ruang
makan, taman pada atap dan plaza pada terminal bis.

c. Koridor Jalan sebagai Plaza (The street as plaza-pedestrian


and transit malls)

Termasuk di dalamnya adalah mal untuk jalur pejalan, ruang


publik utama, plaza kota dan alun-alun kota.

4) Parkir

Prinsip penataan sistem perparkiran yang harus diterapkan, adalah:

a) Penataan parkir berorientasi kepada kepentingan pejalan


kaki, memudahkan aksesibilitas dan tidak terganggu dan
mengganggu sirkulasi kendaraan.

b) Besaran, distribusi dan peletakan fasilitas parkir tidak


mengganggu kegiatan bangunan dan lingkungan di sekitarnya
dan disesuaikan dengan daya tampung lahan.

c) Penataan parkir membentuk satu kesatuan dengan penataan


jalan, pedestrian dan penghijauan.

TINJAUAN PUSTAKA BAB 2-25


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH
PERENCANAAN
3. 1. G A M B A R A N U M U M W I L A Y A H KA B U P A T E N
T A S I K M A L A YA
3.1.1. LETAK GEOGRAFIS DAN BATAS ADMINISTRATIF
Secara geografis Kabupaten Tasikmalaya terletak di sebelah Tenggara
Propinsi Jawa Barat, dan secara astronomis terletak antara 107º 54’ 10” BT
- 108º 26’ 42” BT dan 7º 02’ 29” LS - 7º 49’ 08” LS dengan jarak
membentang Utara Selatan sepanjang 75 Km dan arah Barat Timur 56,25
Km. Luas keseluruhan sebesar 271.251,71 Ha.

Tabel 1.1 : Posisi Geografis Kabupaten Tasikmalaya

Lintang Bujur
Batas Ketinggian
Utara Selatan Barat Timur
1 2 3 4 5 6
Daerah 0 s/d 2.000 Kabupaten Samudera Kabupaten Kabupaten
Ciamis, Kota Indenesia Garut Ciamis
Tasik
malaya dan
Kabupaten
Majalengka

Secara administrasi Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 39 Kecamatan, yang


meliputi 351 desa, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kab. Majalengka/Ciamis/Kota Tasikmalaya

Sebelah Barat : Kab. Garut

Sebelah Timur : Kab. Ciamis

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-1


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tiga kecamatan merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir dan


lautan yaitu Kecamatan Cikalong, Cipatujah dan Karangnunggal. Untuk
lebih jelasnya mengenai letak geografis dan luas wilayah dapat dilihat pada
gambar 1 mengenai Peta administrasi Kabupaten Tasikmalaya.

Gambar 1.1 : Peta Wilayah Kabupaten Tasikmalaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-2


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 1.2 : Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan


Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011

No. Kecamatan Luas (km2)


1 Cipatujah 244.65
2 Karangnunggal 139.44
3 Cikalong 140.62
4 Pancatengah 199.97
5 Cikatomas 135.14
6 Cibalong 58.35
7 Parungponteng 50.40
8 Bantarkalong 60.00
9 Bojongasih 38.85
10 Culamega 62.66
11 Bojonggambir 150.37
12 Sodonghilir 99.11
13 Taraju 58.68
14 Salawu 61.02
15 Puspahiang 45.09
16 Tanjungjaya 38.16
17 Sukaraja 46.91
18 Salopa 111.20
19 Jatiwaras 88.99
20 Cineam 79.01
21 Karangjaya 47.86
22 Manonjaya 44.71
23 Gunungtanjung 43.23
24 Singaparna 19.45
25 Sukarame 24.43
26 Mangunreja 26.65
27 Cigalontang 126.26
28 Leuwisari 44.60
29 Sariwangi 40.85
30 Padakembang 40.14
31 Sukaratu 44.40
32 Cisayong 48.33
33 Sukahening 32.09
34 Rajapolah 23.28
35 Jamanis 18.00
36 Ciawi 45.24
37 Kadipaten 47.38
38 Pagerageung 69.47
39 Sukaresik 17.50
Jumlah 2.712,52
Sumber: Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2011

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-3


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.2 : Komposisi Luas Per Kecamatan (Km2)

275,00

250,00

225,00

200,00

175,00

150,00

125,00

100,00

75,00

50,00

25,00

Manonjaya

Mangunreja

Sukaresik
Cikalong

Bantarkalong

Tanjungjaya

Sukaraja

Karangjaya

Gunungtanjung

Sukarame

Padakembang

Sukaratu

Cisayong
Sukahening
Cikatomas

Jatiwaras

Jamanis
Cipatujah

Karangnunggal

Pancatengah

Cibalong

Parungponteng

Bojongasih

Culamega

Taraju

Salawu
Puspahiang

Salopa

Singaparna

Cigalontang

Leuwisari
Sariwangi

Rajapolah

Ciawi

Kadipaten

Pagerageung
Bojonggambir
Sodonghilir

Cineam

Tabel 1.3 : DAFTAR NAMA KECAMATAN DAN DESA


DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010

Jumlah
No. Nama Kecamatan Nama Desa
Desa
1 Cipatujah Ciheras, Cipanas, Ciandum, Cipatujah,
Sindangkerta, Cikawungading, Kertasari,
15
Padawaras, Darawati, Bantarkalong, Tobongjaya,
Nangelasari, Nagrog, Pameutingan, Sukahurip.
2 Karangnunggal Cidadap, Kujang, Sarimukti, Ciawi, Cikapinis,
Cikupa, Karangnunggal, Karangmekar, Cibatuireng,
14
Cibatu, Sukawangun, Cintawangi, Cikukulu,
Sarimanggu.
3 Cikalong Mandalajaya, Cikalong, Cikancra, Tonjongsari,
Singkir, Panyiaran, Cibeber, Cidadali, Kubangsari, 13
Cikadu, Sindangjaya, Kalapagenep, Cimanuk
4 Pancatengah Margaluyu, Cibuniasih, Pangliaran, Pancawangi,
Jayamukti, Tonjong, Cibongas, Cikawung, Tawang, 11
Mekarsari, Neglasari
5 Cikatomas Gunungsari, Cilumba, Linggalaksana, Pakemitan,
Cogreg, Lengkongbarang, Tanjungbarang, Cayur, 9
Sindangasih
6 Cibalong Eureunpalay, Setiawaras, Cisempur, Parung,
6
Cibalong, Singajaya
7 Parungponteng Karyabakti, Cigunung, Cibungur, Parungponteng,
8
Girikencana, Barumekar, Cibanteng, Burujuljaya
8 Bantarkalong Sirnagalih, Simpang, Hegarwangi, Wangunsari,
8
Pamijahan, Parakanhonje, Sukamaju, Wakap

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-4


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Jumlah
No. Nama Kecamatan Nama Desa
Desa
9 Bojongasih Girijaya, Bojongasih, Sindangsari, Cikadongdong,
6
Mertajaya, Toblongan
10 Culamega Bojongsari, Cintabodas, Cikupa, Cipicung,
5
Mekarlaksana
11 Bojonggambir Campakasari, Bojongkapol, Wandasari,
Pedangkamulyan, Kertanegla, Bojonggambir, 10
Mangkonjaya, Ciroyom, Purwaraharja, Girimukti
12 Sodonghilir Cukangjayaguna, Sukabakti, Parumasan,
Sepatnunggal, Raksajaya, Sodonghilir,
12
Cukangkawung, Cikalong, Cipaingeun, Pakalongan
Leuwidulang, Muncang
13 Taraju Banyuasih, Taraju, Raksasari, Singasari, Cikubang,
9
Deudeul, Kertaraharja, Purwarahayu, Pager Alam
14 Salawu Sukarasa, Jahiang, Sundawenang, Kawungsari,
Tenjowaringin, Kutawaringin, Tanjungsari,
12
Neglasari, Karangmukti, Salawu, Margalaksana,
Serang
15 Puspahiang Mandalasari, Sukasari, Puspasari, Puspahiang,
8
Pusparahayu, Luyubakti, Cimanggu, Puspajaya
16 Tanjungjaya Cikeusal, Sukanagara, Sukasenang, Tanjungjaya,
7
Cintajaya, Cibalanarik, Cilolohan
17 Sukaraja Mekarjaya, Sirnajaya, Janggala, Sukapura,
Tarunajaya, Leuwibudah, Linggaraja, 8
Margalaksana
18 Salopa Mandalahayu, Karyamandala, Mulyasari,
Tanjungsari, Mandalaguna, Kawitan, 9
Mandalawangi, Banjarwaringin, Karyawangi
19 Jatiwaras Mandalamekar, Kersagalih, Ciwarak, Papayan,
Jatiwaras, Neglasari, Kaputihan, Setiawangi, 11
Sukakerta, Kertaraharja, Mandalahurip
20 Cineam Cisarua, Pasirmukti, Cikondang, Cijulang,
Nagaratengah, Ciampanan, Cineam, Madiasari, 10
Rajadatu, Ancol
21 Karangjaya Citalahab, Sirnajaya, Karangjaya, Karanglayung 4
22 Manonjaya Batusumur, Cihaur, Pasirpanjang, Kalimanggis,
Cibeber, Gunajaya, Margahayu, Kamulyan, 12
Manonjaya, Margaluyu, Cilangkap, Pasirbatang
23 Gunungtanjung Cinunjang,Malatisuka, Giriwangi, Jatijaya,
7
Gunungtanjung, Tanjungsari, Bojongsari
24 Singaparna Sukaasih, Cikunten, Sukaherang, Singasari,
Singaparna, Sukamulya, Cipakat, Cintaraja, Cikunir 10
Cikadongdong
25 Sukarame Sukarapih, Wargakerta, Suka Menak, Sukarame,
6
Sukakarsa, Padasuka
26 Mangunreja Pasirsalam, Sukaluyu, Sukasukur, Salebu,
6
Mangunreja, Margajaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-5


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Jumlah
No. Nama Kecamatan Nama Desa
Desa
27 Cigalontang Sirnagalih, Kersamaju, Tanjungkarang, Nangtang,
Pusparaja, Jayapura, Lengkongjaya, Tenjonagara,
16
Nanggerang, Sukamanah, Sirnaputra, Sirnaraja,
Cigalontang, Puspamukti, Cidugaleun, Parentas
28 Leuwisari Arjasari, Ciawang, Jayamukti, Linggawangi,
7
Linggamulya, Cigadog, Mandalagiri
29 Sariwangi Sirnasari, Linggasirna, Selawangi, Sariwangi,
5
Jayaputra, Jayaratu, Sukamulih, Sukaharja
30 Padakembang Cilampunghilir, Rancapaku, Cisaruni,
8
Padakembang, Mekarjaya
31 Sukaratu Tawangbanteng, Gunungsari, Sukamahi, Sukagalih
8
Indrajaya, Sukaratu, Sinagar, Linggajati
32 Cisayong Santanamekar, Cisayong, Sukajadi, Sukasukur,
Jatihurip, Sukaraharja, Mekarwangi, Nusawangi, 13
Cikadu, Purwasari, Cileuleus, Sukasetia, Sukamukti
33 Sukahening Banyurasa, Banyuresmi, Calingcing, Kudadepa,
7
Sundakerta, Kiarajangkung, Sukahening
34 Rajapolah Rajamandala, Dawagung, Rajapolah,
Manggungjaya, Sukanagalih, Sukaraja,
8
Manggungsari, Tanjungpura

35 Jamanis Karangsembung, Condong, Bojonggaok,


Sindangraja, Tanjungmekar, Karangmulya, 8
Karangresik, Geresik
36 Ciawi Kertamukti, Gombong, Bugel, Margasari,
Pakemitankidul, Ciawi, Citamba, Kurniabakti, 11
Pakemitan, Sukamantri, Pasirhuni
37 Kadipaten Kadipaten, Dirgahayu, Cibahayu, Mekarsari,
6
Pamoyanan, Buniasih
38 Pagerageung Cipacing, Sukamaju, Pagersari, Pagerageung,
Sukadana, Puteran, Tanjungkerta, Guranteng, 10
Nanggewer, Sukapada
39 Sukaresik Margamulya, Cipondok, Sukamenak, Sukaresik,
8
Sukaratu, Banjarsari, Sukapancar, Tanjungsari
Sumber: Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2010

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-6


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.3 : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Tasikmalaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-7


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.2. TOPOGRAFI

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0 –


2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum wilayah tersebut
dapat dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu : bagian Utara merupakan
wilayah dataran tinggi dan bagian Selatan merupakan wilayah dataran
rendah dengan ketinggian beskisar antara 0 – 100 meter dpl. Luas wilayah
Kabupaten Tasikmalaya menurut ketinggian dapat dilihat pada Tabel
sebagai berikut :

Tabel 1.4 : LUAS WILAYAH DAN KETINGGIAN

DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010


LUAS WILAYAH KETINGGIAN
No KECAMATAN
( ha ) (mdpl)
1 Cipatujah 24.465,45 0 – 500
2 Karangnunggal 13.944,35 0 - 400
3 Cikalong 14.062,05 0 - 200
4 Pancatengah 19.996,82 100 - 350
5 Cikatomas 13.514,13 50 - 500
6 Cibalong 5.835,75 100 - 600
7 Parungponteng 5.040,19 150 - 700
8 Bantarkalong 5.999,98 250 - 750
9 Bojongasih 3.885,30 250 - 700
10 Culamega 6.265,76 200 - 750
11 Bojonggambir 15.036,60 100 - 950
12 Sodonghilir 9.911,21 200 - 900
13 Taraju 5.868,09 350 – 1.250
14 Salawu 6.101,73 500 – 1.450
15 Puspahiang 4.509,44 350 – 1.500
16 Tanjungjaya 3.815,51 250 - 600
17 Sukaraja 4.691,38 200 - 550
18 Salopa 11.120,35 200 -1.150
19 Jatiwaras 8.899,23 150 - 600
20 Cineam 7.900,99 100 - 950
21 Karangjaya 4.785,56 150 - 900
22 Manonjaya 4.470,83 200 - 500

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-8


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

LUAS WILAYAH KETINGGIAN


No KECAMATAN
( ha ) (mdpl)
23 Gunungtanjung 4.323,43 300 – 1.000
24 Singaparna 1.945,01 400 – 450
25 Mangunreja 2.665,35 400 - 600
26 Sukarame 2.443,29 350 - 450
27 Cigalontang 12.626,19 450 – 2.100
28 Leuwisari 4.460,33 450 – 1.450
29 Padakembang 4.013,85 400- 850
30 Sariwangi 4.085,15 500 - 900
31 Sukaratu 4.440,12 450- 2.200
32 Cisayong 4.833,05 400 – 1.800
33 Sukahening 3.208,91 500 – 1.800
34 Rajapolah 2.327,77 450 - 600
35 Jamanis 1.799,57 450 - 800
36 Ciawi 4.523,93 500 -1.750
37 Kadipaten 4.738,21 600 – 1.550
38 Pagerageung 6.946,97 500 – 1.500
39 Sukaresik 1.749,88 400 - 500
Sumber: Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2010

Dilihat dari ketinggiannya maka Kecamatan Leuwisari, Cigalontang,


Sukaratu, Kadipaten, Pagerageung, dan Taraju merupakan kecamatan yang
mempunyai ketinggian wilayah 1.000 diatas permukaan air laut (dpl), dan
kecamatan Cipatujah, Dikalong, dan Karangnunggal merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 m di atas
permukaan air laut (dpl). Sedangkan kemiringan lereng di wilayah
Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 0% - 8% sampai dengan kemiringan
> 40 %, untuk luas wilayah kemiringan masing-masing kecamatan di
Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 1.5 : LUAS WILAYAH MENURUT KEMIRINGAN PER KECAMATAN TAHUN 2010

Kemiringan (Ha)
No. Kecamatan Jumlah(Ha)
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40%
1 Cipatujah 1.039,78 3.718,75 4.780,55 4.369,53 10.556,84 24.465,45
2 Karangnunggal 667,82 4.597,23 2.447,15 2.077,01 4.155,14 13.944,35

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-9


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Kemiringan (Ha)
No. Kecamatan Jumlah(Ha)
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40%
3 Cikalong 973,14 1.109,31 4.394,54 4.210,19 3.374,87 14.062,05
4 Pancatengah 1.221,61 2.695,72 7.636,24 4.681,89 3.761,36 19.996,82
5 Cikatomas 275,64 1.441,56 1.804,14 2.890,61 7.102,18 13.514,13
6 Cibalong 122,85 230,01 498,27 471,37 4.513,25 5.835,75
7 Parungponteng 116,98 776,36 1.574,87 1.541,98 1.030,00 5.040,19
8 Bantarkalong 796,14 914,50 1.625,44 1.210,51 1.453,39 5.999,98
9 Bojongasih 108,79 859,23 1.021,30 860,98 1.035,00 3.885,30
10 Culamega 106,67 378,24 812,25 612,75 4.355,85 6.265,76
11 Bojonggambir 216,21 680,73 4.154,12 2.033,06 7.952,48 15.036,60
12 Sodonghilir 84,81 913,17 2.184,46 1.945,84 4.782,93 9.911,21
13 Taraju 139,21 248,70 2.637,32 1.597,10 1.245,76 5.868,09
14 Salawu 587,92 292,46 1.614,86 1.647,10 1.959,39 6.101,73
15 Puspahiang 24,50 71,40 1.224,76 1.263,28 1.925,50 4.509,44
16 Tanjungjaya 212,50 701,09 1.591,92 1.272,50 37,50 3.815,51
17 Sukaraja 58,81 93,76 2.908,54 1.538,88 91,39 4.691,38
18 Salopa 29,65 2.049,39 3.773,48 3.244,52 2.023,31 11.120,35
19 Jatiwaras 92,24 1.307,88 3.494,51 2.804,60 1.200,00 8.899,23
20 Cineam 617,85 942,38 1.459,52 1.753,13 3.128,11 7.900,99
21 Karangjaya 236,84 354,75 720,25 591,74 2.881,98 4.785,56
22 Manonjaya 137,98 110,87 2.421,29 877,08 923,61 4.470,83
23 Gunungtanjung 839,71 620,00 210,00 924,09 1.729,63 4.323,43
24 Singaparna 1.034,37 697,04 153,80 46,20 13,40 1.945,01
25 Mangunreja 557,53 525,00 747,76 710,06 125,00 2.665,35
26 Sukarame 523,03 608,32 972,98 323,94 15,02 2.443,29
27 Cigalontang 208,77 584,16 2.179,54 3.283,33 6.370,39 12.626,19
28 Leuwisari 1.203,74 1.428,51 397,47 758,96 671,65 4.460,33
29 Padakembang 950,00 1.305,00 798,03 731,19 229,63 4.013,85
30 Sariwangi 850,00 475,00 650,51 434,64 1.675,00 4.085,15
31 Sukaratu 910,00 450,00 724,53 618,27 1.737,32 4.440,12
32 Cisayong 1.680,00 370,00 82,00 484,33 2.216,72 4.833,05
33 Sukahening 94,00 1.230,00 491,37 192,28 1.201,26 3.208,91
34 Rajapolah 497,53 668,65 148,81 946,50 66,28 2.327,77
35 Jamanis 848,00 697,30 9,00 5,70 239,57 1.799,57
36 Ciawi 325,00 1.375,00 577,24 696,69 1.550,00 4.523,93
37 Kadipaten 300,00 550,00 622,64 1.615,57 1.650,00 4.738,21
38 Pagerageung 300,00 2.235,00 2.664,17 297,80 1.450,00 6.946,97
39 Sukaresik 450,00 642,70 357,40 153,70 146,08 1.749,88
Jumlah 19.439,62 38.949,17 66.567,03 55.718,90 90.576,79 271.251,71
Prosentase 7,17 14,36 24,54 20,54 33,39 100,00

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-10


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel tersebut menunjukan bahwa kondisi kemiringan lahan di Kabupaten


Tasikmalaya berturut-turut yaitu : Sangat Curam (> 40 %) sebesar 33,39 %
dari luas Kabupaten Tasikmalaya, Agak Curam (15 % - 25 %) sebesar
24,54 %, Curam (25 % - 40 %) sebesar 20,54 %, Landai (8 % - 15 %) sebesar
14,36 %, dan Datar ( 0 % - 8 %) sebesar 7,17 % dari luas Kabupaten
Tasikmalaya. Dari data kemiringan lahan terlihat bahwa sebagian besar
bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan
bumi agak curam sampai dengan curam yaitu sebesar 78,47 % kondisi
kemiringan lahan tersebut kurang menguntungkan untuk pengembangan
prasarana dan sarana wilayah. Sedangkan kemiringan lahan yang sangat
menunjang untuk pengembangan permukiman perkotaan hanya sebesar
21,53 % dari total luas kabupaten atau sebesar 58.388,89 ha, luasan
tersebut umumnya terdistribusi di sekitar kota-kota kecamatan.

Gambar 1.4 : Kemiringan Lahan Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

7,17%
14,36%
33,39%

24,54%
20,54%

Kemiringan 0-8% Kemiringan 8-15% Kemiringan 15-25%


Kemiringan 25-40% Kemiringan > 40%

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-11


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.5 : Peta Topografi Kabupaten Tasikmalaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-12


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.6 : Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Tasikmalaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-13


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.3. HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI


Kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari Daerah
Aliran sungai-besar dan sungai kecil yang merupakan bagian dari sistem
drainase yang dipengaruhi oleh kondisi topografi dan struktur fisiografinya
Di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 6 daerah aliran sungai besar atau
sungai utama, yaitu Sungai Cilangla, Cimedang, Cisanggiri, Cipatujah,
Citanduy, dan Sungai Ciwulan.
Pola aliran daerah aliran sungai umumnya berpola radial, karena lebih
dipengaruhi dominansi vulkanik. Pada daerah tektonik pola aliran berubah
menjadi tidak teratur (irregular), tergantung pada bentuk dan arah proses
tektonik yang terjadi. Daerah aliran sungai tersebut adalah merupakan DAS,
yang menunjukan di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 6 DAS. Wilayah Aliran
Sungai dapat dilihat pada Tabel dibawah :

Tabel 1.21 : Wilayah Daerah Aliran Sungai Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

No NAMA DAS WILAYAH ALIRAN SUNGAI LUAS (Ha)


1 CILANGLA Bantarkalong, Bojongasih, Bojonggambir, 40,561.93
Cibalong, Sodonghilir, Cipatujah,
Culamega, Karangnunggal,
Parungponteng, Taraju
2 CIMEDANG Cikalong, Salopa, Cikatomas, Cineam, 43,278.67
Jatiwaras, Pancatengah,
3 CIPATUJAH Bojonggambir, Cipatujah, Culamega, 20,364.56
4 CISANGGIRI Bojonggambir, Cipatujah, Culamega, 10,557.72
5 CITANDUY Ciawi, Cigalontang, Cineam, Cisayong, 51,622.47
Gunung tanjung, Jamanis, Leuwisari,
Jatiwaras, Kadipaten, Karangjaya,
Salopa, Manonjaya, Pagerageung,
Rajapolah, Sukahening, Sukaratu,
Sukaresik
6 CIWULAN Bojongasih, Cibalong, Cigalontang, 103,808.86
Cikalong, Cikatomas, Cineam, Cisayong,
Gunungtanjung, Jatiwaras, Salawu,
Karangnunggal, Leuwisari, Mangunreja,
Padakembang, Pancatengah,
Parungponteng, Puspahiang, Salopa,
Taraju, Sariwangi, Singaparna, Sodohilir,

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-14


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Sukahening, Sukaraja, Sukarame,


Sukaratu, Tanjungjaya,

TOTAL 270,194.21

15,01%
CILANGLA
38,42% CIMEDANG
16,02%
CIPATUJAH
CISANGGIRI
CITANDUY
CIWULAN
7,54%
3,91%
19,11%

Kelimpahan air permukaan di Kabupaten Tasikmalaya dipengaruhi oleh kondisi


daerah aliran sungai yang berhulu terutama dari G. Galunggung. Pada umumnya
sungai-sungai yang mengalir dari hulunya merupakan sungai permanen yang berair
sepanjang tahun. Di wilayah Kabupaten Tasikmalaya paling tidak terdapat 105
buah sungai, beberapa diantaranya merupakan Sungai besar.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-15


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.17 : Pengelompokan Daerah Aliran Sungai di Jawa Barat

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-16


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.7 : Peta Hidrologi Kabupaten Tasikmalaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-17


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya beriklim tropis, dengan temperatur normal


rata-rata 20º - 34º C. Temperatur di dataran rendah pada umumnya 34º C dan
kelembaban 50 %, sedangkan pada daerah dataran tinggi mempunyai temperatur
18º - 22º C dengan kelembaban berkisar antara 61 % - 73 %. Curah hujan rata-rata
per tahun 217,195 mm dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun
sebanyak 84 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, dengan
musim hujan terjadi antara bulan Oktober-Mei dan musim kemarau terjadi antara
bulan Juni-September.

Pengelompokkan daerah hujan berdasarkan ketinggian curah hujan pada masing-


masing wilayah di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

1. Wilayah dengan curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun meliputi


Kecamatan Sukaraja, Cibalong, Salopa, Pagerageung, Ciawi, dan
Jamanis.

2. Wilayah dengan curah hujan antara 3000-3500 mm/thn meliputi:


Kecamatan Cipatujah, Bantarkalong, Karangnunggal, Salopa,
Sodonghilir, Cineam, dan Manonjaya.

3. Wilayah dengan curah hujan antara 3500-4000 mm/thn meliputi


Kecamatan Bojonggambir, Sodonghilir, Singaparna, Cisayong,
Rajapolah, Cikalong, Pancatengah, Cikatomas, sebagian
Pagerageung.

4. Wilayah dengan curah hujan di atas 4000 mm/thn meliputi


Kecamatan Taraju, Salawu, Cigalontang, Leuwisari, dan Cisayong.

Data curah hujan di Kabupaten Tasikmalaya, berdasarkan hasil pengukuran


dari stasiun alat ukur yang terdapat di kecamatan : Karangnunggal,
Pancatengah, Cikatomas, Bantarkalong, Taraju, Salopa, Rajapolah, dan
Pagerageung, dapat dilihat pada Tabel 4.5.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-18


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.7 : Peta Curah Hujan Kabupaten Tasikmalaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-19


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.4. PENGGUNAAN LAHAN DAN KAWASAN BUDIDAYA


Secara garis besar penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya
meliputi : Sawah, Pekarangan (Permukiman), Tegalan/Kebun,
Ladang/Huma, Padang Rumput, Hutan, Perkebunan, Kolam/empang. Dari
klasifikasi tersebut yang memiliki prosentase terbesar yaitu : Kawasan
Hutan yang meliputi hutan rakyat dan hutan negara yaitu sebesar : 24,53 %,
Tegalan/Kebun campuran yaitu sebesar 23,53 %, dan sawah yang meliputi
sawah irigasi teknis, semi teknis, dan tadah hujan yaitu sebesar 18,25 %,
lahan Kolam/empang memiliki prosentase terkecil yaitu sebesar 1,54 %.
Kondisi ini relatif konstan sejak tahun 2005, kecuali penggunaan lahan
permukiman, jasa dan industri mengalami kenaikan. Untuk melihat kondisi
penggunaan lahan di masing-masing kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel dibawah.

Gambar 1.6 : Komposisi Luas menurut Penggunaannya Tahun 2010

Sementara
Rumah, Bangunan Tidak
Penggem 4,58% digunakan Lainnya
balaan Sawah
Kolam/Tebat 0,93% 4,31%
4,36% 18,25%
Empang
1,54%

Tambak Tegalan /
0,01% Kebun
19,67%

Hutan Negara
11,53%

Ladang /
Hutan Huma
Rakyat 9,35%
14,00%
Perkebunan
11,47%

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-20


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 1.6 : Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010


Luas Lahan (Ha)
Sementara
No. Kecamatan Tegalan / Ladang / Perke Hutan Hutan Kolam/ Penggem Rumah,
Sawah Tambak Tidak Lainnya Total
Kebun Huma bunan Rakyat Negara Empang balaan Bangunan
digunakan
1 Cipatujah 1.941,00 3.891,00 1.620,00 4.974,00 1.515,00 1.450,00 12,00 75,00 1.751,00 1.465,00 1.854,00 1.758,00 22.306,00
2 Karangnunggal 1.705,00 3.170,00 302,00 1.080,00 5.478,00 322,00 2,00 226,00 579,00 220,00 50,00 494,00 13.628,00
3 Cikalong 1.690,00 117,00 9.249,00 71,00 735,00 112,00 675,00 568,00 155,00 13.372,00
4 Pancatengah 1.332,00 6.362,00 3.418,00 2.549,00 2.920,00 1.061,00 73,00 328,00 380,00 210,00 1.272,00 19.905,00
5 Cikatomas 1.019,00 2.672,00 2.954,00 1.407,00 2.850,00 1.842,00 180,00 1.065,00 447,00 506,00 14.942,00
6 Cibalong 786,00 1.268,00 2.576,00 101,00 47,00 757,00 27,00 54,00 443,00 387,00 6.446,00
7 Parungponteng 1.431,00 1.375,00 811,00 16,00 138,00 60,00 109,00 54,00 83,00 25,00 4.102,00
8 Bantarkalong 1.034,00 550,00 535,00 2.712,00 1.263,00 63,00 153,00 297,00 94,00 6.701,00
9 Bojongasih 708,00 759,00 95,00 894,00 946,00 202,00 280,00 149,00 303,00 4.336,00
10 Culamega 1.784,00 294,00 175,00 537,00 1.432,00 1.100,00 26,00 589,00 81,00 103,00 77,00 6.198,00
11 Bojonggambir 1.823,00 2.270,00 330,00 3.836,00 9.389,00 2.040,00 140,00 2.481,00 300,00 20,00 155,00 22.784,00
12 Sodonghilir 2.379,00 460,00 2.703,00 2.578,00 287,00 210,00 333,00 511,00 250,00 9.711,00
13 Taraju 1.159,00 1.481,00 176,00 316,00 159,00 1.623,00 59,00 133,00 201,00 28,00 217,00 5.552,00
14 Salawu 1.532,00 2.183,00 1.040,00 440,00 858,00 99,00 128,00 274,00 269,00 6.823,00
15 Puspahiang 1.174,00 1.640,00 810,00 207,00 737,00 33,00 109,00 281,00 164,00 5.155,00
16 Tanjungjaya 1.038,00 516,00 1.023,00 25,00 253,00 105,00 135,00 404,00 138,00 3.637,00
17 Sukaraja 863,00 625,00 795,00 281,00 776,00 295,00 50,00 106,00 321,00 202,00 4.314,00
18 Salopa 1.441,00 3.428,00 1.507,00 1.063,00 1.299,00 679,00 135,00 648,00 508,00 215,00 10.923,00
19 Jatiwaras 1.037,00 2.487,00 1.486,00 120,00 1.195,00 359,00 102,00 442,00 360,00 376,00 7.964,00

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-21


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Luas Lahan (Ha)


No. Kecamatan Sementara
Tegalan / Ladang / Perke Hutan Hutan Kolam/ Penggem Rumah,
Sawah Tambak Tidak Lainnya Total
Kebun Huma bunan Rakyat Negara Empang balaan Bangunan
digunakan
20 Cineam 713,00 4.274,00 24,00 153,00 179,00 1.729,00 87,00 6,00 304,00 80,00 221,00 7.770,00
21 Karangjaya 484,00 2.065,00 27,00 218,00 156,00 1.596,00 34,00 9,00 167,00 78,00 4.834,00
22 Manonjaya 1.011,00 2.318,00 75,00 202,00 87,00 455,00 142,00 4.290,00
23 Gunungtanjung 667,00 1.449,00 112,00 213,00 123,00 71,00 65,00 500,00 620,00 3.820,00
24 Singaparna 1.115,00 203,00 10,00 160,00 680,00 2.168,00
25 Sukarame 998,00 540,00 68,00 75,00 145,00 92,00 422,00 405,00 2.745,00
26 Mangunreja 1.085,00 173,00 18,00 129,00 337,00 67,00 1.809,00
27 Cigalontang 3.049,00 2.949,00 231,00 453,00 173,00 3.990,00 52,00 135,00 456,00 415,00 11.903,00
28 Leuwisari 1.206,00 365,00 156,00 455,00 1.446,00 159,00 290,00 398,00 153,00 4.628,00
29 Sariwangi 1.132,00 263,00 100,00 271,00 340,00 334,00 99,00 476,00 3.015,00
30 Padakembang 1.038,00 407,00 66,00 408,00 1.340,00 205,00 28,00 336,00 89,00 3.917,00
31 Sukaratu 1.850,00 123,00 26,00 96,00 508,00 242,00 10,00 48,00 332,00 3.235,00
32 Cisayong 1.751,00 1.070,00 1.099,00 1.300,00 105,00 423,00 305,00 6.053,00
33 Sukahening 926,00 157,00 698,00 450,00 75,00 177,00 120,00 2.603,00
34 Rajapolah 941,00 199,00 6,00 48,00 228,00 69,00 1.491,00
35 Jamanis 975,00 50,00 180,00 60,00 31,00 182,00 69,00 1.547,00
36 Ciawi 1.549,00 364,00 1.080,00 66,00 153,00 684,00 64,00 250,00 13,00 4.223,00
37 Kadipaten 791,00 203,00 444,00 1.392,00 56,00 1.183,00 41,00 164,00 52,00 4.326,00
38 Pagerageung 1.552,00 560,00 178,00 506,00 1.354,00 1.639,00 104,00 70,00 227,00 20,00 157,00 6.367,00
39 Sukaresik 798,00 81,00 243,00 114,00 219,00 23,00 71,00 160,00 1.709,00
Total 49.507,00 53.361,00 25.372,00 31.109,00 37.971,00 31.272,00 14,00 4.184,00 11.839,00 12.414,00 2.529,00 11.680,00 271.252,00

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-22


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Tasikmalaya meliputi dua


bagian utama, yaitu pola ruang kawasan lindung dan pola ruang kawasan
budidaya.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem antar wilayah, dan nilai sejarah serta budaya
bangsa, guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan di Kabupaten
Tasikmalaya.
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya yang
menjadi kewenangan Kabupaten Tasikmalaya dan merupakan kawasan
strategis kabupaten, dapat berupa kawasan peruntukan hutan produksi
(kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, kawasan
hutan yang dapat dikonversi), kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan
peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perkebunan, kawasan
peruntukan perikanan (air tawar dan tangkap), kawasan peruntukan
pertambangan, kawasan industri, kawasan peruntukan pariwisata, dan
kawasan peruntukan lainnya (termasuk pemukiman).
Berdasarkan pembagian tersebut di atas kawasan-kawasan lindung dan
kawasan-kawasan yang termasuk kawasan budidaya dapat dikemukakan
beserta luasannya. Kawasan lindung dalam lingkup wilayah kabupaten
mencapai total luas 84,296.83 ha atau 31.19 %, dan selebihnya termasuk
dalam kawasan budidaya, yaitu 185,983.59 ha atau 68.81 %. Uraian
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-23


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 1.7 : Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

KAWASAN-KAWASAN DI KABUPATEN
Ha %
TASIKMALAYA
KAWASAN LINDUNG
Kawasan Hutan Lindung 21,419.31 7.92
Kawasan Perlindungan Geologi 27,387.80 10.13
Kawasan Perlindungan Setempat 17,197.62 6.36
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam 259.95 0.10
Kawasan Yang Diusulkan Menjadi Hutan Lindung 232.35 0.09
Kawasan Tangkapan Air (Catchment Area) 17,799.79 6.59
TOTAL KAWASAN LINDUNG 84,296.83 31.19
KAWASAN BUDIDAYA
Hutan Produksi 2,799.39 1.04
Hutan Produksi Terbatas 21,844.84 8.08
Permukiman 14,972.88 5.54
Pertanian Lahan Basah 25,016.61 9.26
Tanaman Palawija 98,865.82 36.58
Tanaman Sayuran dan Holtikultura 2,627.03 0.97
Tanaman Tahunan 19,857.03 7.35
TOTAL KAWASAN BUDIDAYA 185,983.59 68.81
TOTAL KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA 270,280.41 100.00
Sumber : RTRW Kabupaten Tasikmalaya

Gambar 1.7 : Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Tahun 2010

0,97% 7,92% 10,13%


7,35%
6,36%

0,10%
36,58%
0,09%

6,59%

1,04%
8,08%
9,26% 5,54%

Kawasan Hutan Lindung Kawasan Perlindungan Geologi

Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam

Kawasan Yang Diusulkan Menjadi Hutan Lindung Kawasan Tangkapan Air (Catchment Area)

Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas

Permukiman Pertanian Lahan Basah

Tanaman Palawija Tanaman Sayuran dan Holtikultura

Tanaman Tahunan

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-24


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.8 : Perbandingan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Per Kecamatan Tahun 2010

Kawasan Lindung (Ha) Kawasan Budidaya(Ha) Luas Lahan (Ha)


27.500,00

25.000,00

22.500,00

20.000,00

17.500,00

15.000,00

12.500,00

10.000,00

7.500,00

5.000,00

2.500,00

-
GUNUNGTANJUNG

KARANGNUNGGAL

PARUNGPONTENG

SUKAHENING
PANCATENGAH
MANGUNREJA

PUSPAHIANG

SODONGHILIR
BOJONGASIH

CIPATUJAH

SINGAPARNA

SUKARATU

TANJUNGJAYA
BANTARKALONG

CIGALONTANG

PAGERAGEUNG
BOJONGGAMBIR

CULAMEGA

KADIPATEN

RAJAPOLAH

SALAWU

TARAJU
CINEAM

JAMANIS

MANONJAYA

SUKARAJA

SUKARAME

SUKARESIK
CIBALONG

CIKALONG

PADAKEMBANG
CIKATOMAS

JATIWARAS

KARANGJAYA

SALOPA
CISAYONG

LEUWISARI

SARIWANGI
CIAWI

Grafik diatas menunjukan bahwa Kecamatan yang mendominasi dengan kawasan lindung terluas adalah Kecamatan
Cigalontang dengan luas kawasan Lindung sebesar 10.318,06 ha. Sedang untuk Kecamatan dengan luas Kawasan Lindung
paling sedikit adalah Kecamatan Jamanis dengan luas kawasan Lindung sebesar 83,39 ha.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-25


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.9 : Peta Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-26


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

A. KAWASAN LINDUNG
C.1 Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung Kabupaten Tasikmalaya tersebut di atas adalah
merupakan hasil gabungan dari analisis spasial scoring menurut kepres 32
tahun 1990 (kawasan lindung) dan status hutan.
Berdasarkan data eksisting dari Perum Perhutani yang menyatakan bahwa
sampai tahun 2009 luas hutan lindung di Kabupaten Tasikmalaya adalah
21.419,31 hektar (7,92 %) yang tersebar dalam BKPH – RPH.

C.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan


Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya
berupa kawasan resapan air. Kawasan tangkapan air adalah daerah yang
memiliki kemampuan tinggi menangkap, meresapkan dan menampung air
hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuiver) yang
berguna sebagai penyedia sumber air. Kawasan yang dapat dijadikan
kawasan tangkapan air tersebar di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dengan
luas seluruhnya 17.799,79 hektar, kecuali di Kecamatan Jamanis,
Rajapolah, Sukarame, dan Kecamatan Sukaresik, . Luas kawasan tangkapan
air yang tinggi ada di Kecamatan Taraju sebesar 701,16 ha, Salawu 707,46
ha, Pagerageung 1.238,64 ha, Kadipaten 1.527,06 ha, Culamega 1.115,74
ha, Ciawi 1.302,50 ha dan Cigalontang 3.676,12 ha.

C.3 Kawasan Perlindungan Setempat


Kawasan perlindungan stempat meliputi kawasan sempadan pantai dan
kawasan sempadan sungai. Berdasarkan pada Tabel 2 luas kawasan
perlindungan setempat yang tersebar di wilayah Kabupaten Tasikmalaya
adalah 17,197.62 hektar.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-27


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

 Kawasan Sempadan Pantai


Kawasan sempadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
pantai. Luas rencana sempadan pantai yang terdapat di Kecamatan
Cikalong 227,83 ha, Cipatujah 238,93 ha, dan di wilayah pantai
Kecamatan Karangnunggal seluas 33.38 ha.

 Kawasan Sempadan Sungai


Adapun kawasan sempadan sungai di Kabupaten Tasikmalaya adalah:
1. Perlindungan pada
sungai besar di luar
kawasan permukiman
ditetapkan minimum
100 meter kiri-kanan
sungai. Termasuk
sungai besar di
Kabupaten
Tasikmalaya ini
antara lain adalah : Sungai Cilangla, Sungai Cimedang, Sungai
Cipatujah, Cisanggiri, Citanduy, Ciwulan, dan Cikandang;
2. Perlindungan terhadap anak sungai - anak sungai diluar permukiman
ditetapkan minimum 50 meter. Termasuk pada wilayah ini adalah
seluruh anak Sungai dari Sungai Cipatujah, Cimedang, Ciwulan dan
Citanduy yang hampir ada pada setiap kecamatan masing-masing DAS
tersebut.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-28


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Lokasi sempadan sungai tersebut secara rinci diuraikan pada Tabel


Berikut ini :

Tabel 1.9 : Sempadan Sungai di Kabupaten Tasikmalaya

No. Sungai Kecamatan Desa


Neglasari, Tawang, Mekarsari,
1 Cimedang Panca Tengah Pancawangi, Pangliaran, Buniasih,
Margaluyu,
Pasirbatang, Kalimanggis,
2 Citanduy Manonjaya
Cihaurgeulis, Margaluyu
3 Cikembang Cineam Mulyasari, rajadatu, Ancol.
4 Ciseel Cineam Cisarua
Karangjaya Sirnajaya, Karangjaya
Cijulang, cikondang, Nagara
5 Cihapitan Cineam
Tengah
6 Citambal Karangjaya Karanglayung, Karangjaya
7 Ciembang Karangjaya Sirnajaya, Citalahab
Buniasih, Cibahaga, Mekarsari,
8 Cikidang Kadipaten
Pamoyanan
Sukapancar, Sukaresik, Banjarsari,
Sukaresik
Tanjungsari
9 Citanduy Pagerageung Guranteng, Nangewer, Sukapada
Tanjungsari, Sukaresik,
Sukaresik
Sukamenak,
10 Cipalasari Taraju Deudeul
11 Citerus Taraju Deudeul
12 Ciwulan Salawu
13 Cimawate Salawu
Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Tasikmalaya Tahun 2010.

C.4 Perlindungan Geologi


Berdasarkan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten
Tasikmalaya dapat dijelaskan secara deskriptif perihal kawasan lindung
yang termasuk dalam kawasan perlindungan geologi.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-29


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Kawasan Karaha Bodas

 Kawasan Cagar Alam Geologi dan Kawasan Kars


a. Cagar alam geologi
Kawasan cagar alam geologi yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya
adalah Kawasan cagar alam geologi yang ada di Pasirgintung.

b. Kawasan Kars
Kawasan karst tersebar di Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya terdapat
di Kecamatan Bantarkalong, Bojongasih, Cibalong, Cikalong, Cikatomas,
Cineam, Cipatujah, Jatiwaras, Karangnunggal, Mangunreja, Manonjaya,
Pancatengah, Parungponteng, Puspahiang, Salopa, Sodohilir, Sukaraja,
Tanjungjaya dan Kecamatan Taraju

Taman Geologi Jasper

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-30


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

 Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi


a. Kawasan rawan letusan gunung api
Kawasan Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya, dan Karaha Bodas
terletak Kab. Tasikmalaya dan Garut

Gunung Galunggung
b. Kawasan rawan gempa bumi tektonik
Daerah rawan gempa bumi Tasikmalaya terutama di bentangan alur
selatan Pulau Jawa.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-31


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 1.10 : Rencana Pengembangan Kawasan Lindung Hutan (Lokasi dan Luasan) Berdasarkan BKPH – RPH dan Kecamatan

Bagian Hutan BKPH - RPH Kecamatan Luasan Rencana Pengembangan Hutan Lindung (Ha) Jumlah Hutan Lindung
I TASIKMALAYA Ketersediaan Lahan Luas Eksisting Luasan Rencana Eksisting + Rencana
Gn. Galunggung Pagerageung Pagerageung 118,28 - 118,28 118,28
Gn. Galunggung Pagerageung dan Ciawi Kadipaten 803,15 803,15 803,15
Gn. Galunggung Ciawi Ciawi 1.922,19 1.922,19 1.922,19
Gn. Galunggung Ciawi Sukaheuning 1.165,76 49,50 1.116,26 1.165,76
Gn. Galunggung Cisayong Sukaratu 2.422,00 2.422,00 2.422,00
Gn. Galunggung Cisayong Cisayong 1.599,79 351,2 1.248,59 1.599,79
Gn. Tongong Cineam Gn. Tanjung 165,72 - 165,72 165,72
Gn. Tongong Cineam Cineam 739,51 - 739,51 739,51
Gn. Tongong Cineam Karangjaya 707,75 - 707,75 707,75
Total Tasikmalaya 9.644,16 5.548,04 4.096,12 9.644,16
II SINGAPARNA
Gn. Galunggung Leuwisari Leuwisari 1.939,31 1.939,31 1.939,31
Gn. Galunggung Leuwisari Padakembang 310,4 310,4 310,4
Gn. Galunggung Leuwisari Sariwangi 1.784,76 1.053,29 731,47 1.784,76
Ng. Karacak Cigalontang dan Tenjowaringin Cigalontang 5.880,28 4.949,76 930,52 5.880,28
Gn. Awileuga Sukaraja Kawalu 0 - -
Total Singaparna 9.914,75 8.252,76 1.661,99 9.914,75
III TARAJU
Ng. Karacak Lukun Salawu 1.288,92 541,97 746,95 1.288,92
Ng. Karacak Lukun dan Taraju Puspahiang 1.476,46 1.476,46 0,00 1.476,46
Ng. Karacak Taraju Taraju 757,74 606,33 151,41 757,74
Gn. Awilega Sodong Sodonghilir 136,50 136,50 136,50
Gn. Awilega Bojonggambir 875,87 875,87 875,87
Gn. Awilega Culamega 519,49 519,49 519,49
Total Taraju 5.054,98 2.624,76 2.430,22 5.054,98

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-32


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Bagian Hutan BKPH - RPH Kecamatan Luasan Rencana Pengembangan Hutan Lindung (Ha) Jumlah Hutan Lindung
IV KARANGNUNGGAL Ketersediaan Lahan Luas Eksisting Luasan Rencana Eksisting + Rencana
Gn. Terjung dan Gn. AwilegaCibalong Cibalong 155,46 0 155,46 155,46
Gn. Awilega Cibalong Parungponteng 28,76 0 28,76 28,76
Gn. Awilega Cibalong Bojongasih 47,26 0 47,26 47,26
Gn. Awilega Simpang Culamega 519,49 0 519,49 519,49
Gn. Awilega Simpang Bantarkalong 261,02 0 261,02 261,02
Gn. Awilega Cipatujah dan Karangnunggal Cipatujah 478,43 0 478,43 478,43
Gn. Awilega Karangnunggal Karangnunggal 50,86 0 50,86 50,86
Total Karangnunggal 1.541,29 0 1.541,29 1.541,29
V CIKATOMAS
Gn. Tonjong Salopa Gn. Tanjung 165,72 0 165,72 165,72
Gn. Tonjong Salopa 513,46 0 513,46 513,46
Gn. Tonjong Cikatomas 146,75 0 146,75 146,75
Gn. Tonjong Cikatomas Pancatengah 25,54 0 25,54 25,54
Gn. Terjung Cikalong Cikalong 5,63 0 5,63 5,63
Total Cikatomas 857,10 0 857,10 857,10
Total 24.613,88 16.425,56 8.188,32 24.613,88
Sumber : Kompilasi Data Eksisting dan Analisis Spasial, 2010.

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA BAB 1-33


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

C.5 Suaka Alam dan Pelestarian Alam


 Kawasan Suaka Alam
Kawasan suaka alam yang ada di Kabupaten Tasikmalaya adalah kawasan
cagar alam dan kawasan suaka margasatwa.
A. Kawasan Cagar Alam
Pada prinsipnya kawasan cagar alam ini merupakan kawasan lindung
yang ditetapkan fungsinya untuk menjaga kelestarian alam terutama
satwa langka dan dilindungi. Kawasan suaka alam yang paling menonjol
adalah kawasan suaka alam untuk perlindungan penyu Pantai Cipatujah
Di Kabupaten Tasikmalaya terdapat di Sindangkerta, yang merupakan
kawasan perlindungan penyu hijau, dimana perlindungannya meliputi,
tempat bertelur, tempat membesarkan anak dan habitatnya yang
mencapai luas 259,95 ha.
B. Kawasan Suaka Margasatwa
Di Kabupaten Tasikmalaya satwa yang dilindungi adalah di Pantai
Cipatujah menjadi habitat penyu hijau yang dilindungi Undang-undang,
karena populasinya hampir punah.

Penyu Hijau

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-34


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

 Kawasan Pelestarian Alam


Kawasan pelestarian alam merupakan kawasan lindung yang
pemanfaatannya untuk menjaga kelestarian dan atau menyempurnakan
unsur-unsur yang menunjang kemantapan fungsi lindungnya yang
dilandaskan pada mekanisme saling menguntungkan antara lingkungan
eksternal dengan mahkluk hidup didalamnya. Kawasan pelestarian alam
memberikan kesempatan untuk digunakan sejauh tetap menjaga dan
melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan
alam bagi kepentingan plasma nutfah, keperluan pariwisata dan ilmu
pengetahuan.
Jenis dan kriteria kawasan pelestarian alam yang ada di wilayah Kabupaten
Tasikmalaya meliputi obyek wisata alam, dan cagar budaya.
A. Obyek Wisata Alam
Perlindungan Obyek Wisata Alam dilakukan untuk kebutuhan berwisata
yang didukung oleh arsitektur bentang alam yang baik. Keberadaan
Obyek Wisata Alam di wilayah Kabupaten Tasikmalya terdapat di Pantai
Cipatujah, Pantai Karangtawulan yang merupakan salah satu pantai
berkarang yang curam, Kawasan Air Panas di Kecamatan Kadipaten,
Wisata Gunung Galunggung, Taman wisata Alam di Desa Mekarsari dan
Desa Tawang Kecamatan Pancatengah, Kawasan taman wisata alam Goa
Anteg Kecamatan Gunung Tanjung, air panas Cipacing Desa banjarsari
Kecamatan Sukaresik, Kawasan taman wisata Bunar di Desa Sukapada
Kecamatan pagerageung.

Potensi Obyek Wisata Alam Kabupaten Tasikmalaya

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-35


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

B. Cagar Budaya
Kawasan cagar budaya di Kabupaten
Tasikmalaya sekaligus merupakan
kawasan dengan fungsi pendidikan dan
ilmu pengetahuan. Kawasan
pelestarian alam jenis cagar budaya
terdapat di Kecamatan Karangnunggal
yang dikenal dengan nama Pamijahan,
Kampung Naga Kecamatan Salawu,
Situs Nagara Tengah di Desa nagara
Tengah dengan luas 3 ha dan Situs
Dewi Sartika di Kecamatan Cineam,
Situs Kaputihan Desa Purwarahayu 3 ha berstatus tanah Negara, dan
semah guriang 0,5 ha di Kecamatan Taraju, Situs Dalem Pananjung
(Makam Leluhur) di Desa Karanglayung Kecamatan Karangjaya. Upacara
ritual yang unik setiap
tanggal 1 Januari di Pantai
Sindangkerta yang dikenal
dengan nama Hajat
Lembur Mapag Taun,
Sekitar 100 meter ke arah
timur Karangtawulan
terdapat makam keramat
Syech Abdul Rohman dan
makam Eyang Garuda
Ngupuk, berdekatan
Kampung Naga dengan Goa Parat dan Goa
Lalay. Luas yang dapat dikembangkan 25 Ha dengan status tanah desa,
dan juga di pantai Cipatujah setiap tahun, tepatnya pada awal bulan

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-36


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Muharam tahun Hijriyah, selalu diadakan upacara ritual Syukur Laut


yang ditandai dengan pelepasan jampana ke laut lepas.

Upacara Ritual Syukur Laut

C.6 Kawasan Lindung Lainnya

Kawasan lindung lainnya yang ada di Kabupaten Tasikmalaya berupa


perlindungan ekosistem yang terdiri atas perlindungan hutan bakau
(mangrove), perlindungan terumbu karang, dan perlindungan kawasan
estuaria sebagai tempat pertemuan sungai dan laut terdapat di berbagai
kecamatan. pesisir di Kabupaten Tasikmalaya yaitu Kecamatan Cipatujah,
Sindang Kerta dan Panatai Karangnunggal.

Gambar 1.10 : Komposisi Kawasan Lindung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

7,92%
10,13%

6,36%
0,10%
0,09%

6,59%

68,81%

Kawasan Hutan Lindung


Kawasan Perlindungan Geologi
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam
Kawasan Yang Diusulkan Menjadi Hutan Lindung
Kawasan Tangkapan Air (Catchment Area)
KAWASAN BUDIDAYA

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-37


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.11 : Peta Kawasan Lindung Kabupaten Tasikmalaya

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-38


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.12 : Peta Kawasan Budidaya Kabupaten Tasikmalaya

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-39


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.5. KONDISI TANAH


Kabupaten Tasikmalaya memiliki tanah yang baik untuk pertanian dan
merupakan daerah subur. Namun sejalan dengan perkembangan penduduk,
kebutuhan yang meningkat akan ketersediaan bahan makanan, serta
perkembangan teknologi di bidang industri pertanian, dan perkembangan
perumahan-permukiman penduduk serta sektor lainnya, telah mereduksi
kondisi kesuburan tanah. Masyarakat dituntut untuk mengeksploitasi
sumber daya lahan demi memenuhi kebutuhan pangan dan industri tanpa
memperhatikan daya dukung lahan atau mempertahankan kualitas tanah.
Untuk daerah Kabupaten Tasikmalaya yang perlu dikaji adalah sifat-sifat
kimia dan fisika tanah antara lain kesuburan tanah dan daya dukung tanah.

Kondisi geologi di Kabupaten Tasikmalaya, dapat dibedakan menjadi 3


(tiga) kelompok, yaitu :

a. Geologi Landscape Depresi

Daerah ini terisi oleh meterial-material vulkanis akibat


munculnya vulkanis Gunung Galunggung, Gunung Sawal, dan
Gunung Cakrabuana

b. Geologi Landscape Pegunungan Lipatan dan Patahan

Batuan di daerah ini berbeda-beda, baik dari jenis maupun


sifatnya dan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :

• Golongan pertama : batuan kapur

• Golongan kedua : batuan pasir laut

c. Geologi Landscape Dataran Pantai Selatan

Material ini terdiri dari batuan pasir liat, batuan kapur, dan
sedimen pasir pantai yang kadang – kadang dalam bentuk rawa
pantai

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-40


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Berdasarkan kondisi geomorfologinya, wilayah Kabupaten Tasikmalaya


dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) satuan, yaitu:

a. Satuan Vulkanik Berelief Tinggi

Sebagian besar batuannya terbentuk dari hasil erupsi vulkanik dan


berpola aliran radier. Hampir seluruh anak sungai dari satuan ini
ditampung oleh aliran Sungai Ciwulan. Satuan in terbentang
seperti tapak kuda yang melingkar dan terbuka ke arah selatan.

b. Satuan Perbukitan Sedimen

Satuan ini tersebar berrelief tinggi dan sedang dengan bantuan


yang berupa sedimen klastika, berpola aliran denritik, dan hampir
paralel. Daerah satuan ini dialiri oleh sungai yang agak besar
sebanyak lima buah dan hampir paralel ke arah selatan. Satuan
ini menempati bagian tengah dari tapak kuda satuan perbukitan
vulkanik.

c. Satuan Kara Berrelief Sedang

Satuan ini terdiri atas batu gamping, secara keseluruhan berpola


aliran denritik dan beberapa sungai ada yang mengalir dibawah
permukaan tanah. Satuan ini menyebar dibagian bawah
permukaan tanah dalam lingkaran dari satuan perbukitan sedimen
terlipat.

d. Satuan Peneplain

Satuan ini terdiri dari batuan vulkanik dan sedimen klastika yang
berumur paling tua di Tasikmalaya, mempunyai relief rendah,
berpola aliran hampir paralel menuju sungai yang
menampungnya.

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-41


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Berdasarkan formasi batuannya, wilayah Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari


4 (empat) formasi, yaitu :

a. Formasi Jampang

Batuan pada Formasi Halang terdiri atas erupsi vulkanik dan


bersisipan dengan batuan pasir, batu gamping, batu lanau, dan
batu lempung serta beberapa batuan diatasnya yang tereksikan.
Formasi ini berumur miosen bawah, mempunyai anggota bentang
dengan bantuan berkomposisi Tuf Asam bersisipan Batuan
Gamping.

b. Formasi Pamutuan

Formasi ini yang terdapat anggotanya, yaitu kalkanerit yang


berbentuk batu gamping klasik berselingan dengan napal dan
berumur Miosen Tengah.

c. Formasi Halang

Formasi Halang terdiri dari batu pasir, batu lempung dengan


sisipan batu pasir gampingan, batu gamping pasiran, breksi,
konglomerat, bagian bawah dominan batu pasir litik ke arah atas
dominan napalan.

d. Formasi Bentang

Formasi Bentang terdiri atas batu pasir tufan, batu pasir


gampingan dengan sisipan breksi tif, konglomerat, batu pasir,
batu lempung, tufan berlafi baik. Kecamatan Sukaraja termasuk
dalam formasi ini, batuannya berupa batu gamping terumbu
berselingan dengan batu gamping pasiran.

Persebaran jenis tanah di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan jenis tanah


dapat dilihat pada Tabel dibawah.

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-42


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 1.12 : Persebaran Jenis Tanah di Kabupaten Tasikmalaya

No Jenis Tanah Luas (Ha)

1 Aluvial Kelabu Kekuningan 5.529,16


2 Regosol Coklat Kelabu 1.445,35
3 Asosiasi Regosol Kelabu, Regosol Coklat Kelabuan dan Litosol 6.530,94
4 Asosiasi Regosol Coklat dan Litosol 9.534,27
5 Asosiasi Glei Humus 5.201,34
6 Andosol Coklat Kekuningan 11.140,82
7 Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat 6.409,28
8 Rensina Litosol dan Brown Forestsoil 60.628,84
9 Latosol Coklat Kekuningan 10.575,21
10 Latosol Coklat Kemerahan 22.639,12
11 Asosiasi Potsolit Kuning dan Regosol 74,43
12 Podsolit Merah Kekuningan, Podsolit Merah Kekuningan dan Litosol 131.542,96
Jumlah 271.251,71
Sumber : Badan Pertanahan Kabupaten Tasikmalaya 2010

2,41%
2,04% 3,51%
0,53%
1,92%
4,11%
2,36%

48,49%

22,35%

0,03% 8,35% 3,90%

Aluvial Kelabu Kekuningan


Regosol Coklat Kelabu
Asosiasi Regosol Kelabu, Regosol Coklat Kelabuan dan Litosol
Asosiasi Regosol Coklat dan Litosol
Asosiasi Glei Humus
Andosol Coklat Kekuningan
Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat
Rensina Litosol dan Brow n Forestsoil
Latosol Coklat Kekuningan
Latosol Coklat Kemerahan
Asosiasi Potsolit Kuning dan Regosol
Podsolit Merah Kekuningan, Podsolit Merah Kekuningan dan Litosol

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-43


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 1.12 : Peta Jenis Tanah Kabupaten Tasikmalaya

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-44


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.6. KEPENDUDUKAN
Penduduk Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2010 tercatat sebanyak
1.727.320 dengan luas wilayah seluas 2.712,49 Km2 maka rata-rata
kepadatan penduduk per Kilo meter persegi adalah 637 penduduk. Dari
Tabel menunjukkan bahwa kecamatan Singaparna merupakan kecamatan
terpadat dengan rata-rata 3.294 penduduk setiap kilometer persegi.
Sedangkan kecamatan yang tidak padat adalah kecamatan Pancatengah
dengan rata-rata hanya 216 penduduk setiap kilometer persegi.

Tabel 2.1 : Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan


Kepadatan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

Jumlah Pertumbuhan Kepadatan


No. Kecamatan Luas (km2)
Penduduk Penduduk Penduduk

1 Cipatujah 244,65 63.497,00 1,17 259,54


2 Karangnunggal 139,44 84.252,00 1,17 604,22
3 Cikalong 140,62 62.008,00 1,16 440,96
4 Pancatengah 199,97 43.207,00 1,17 216,07
5 Cikatomas 135,14 48.013,00 1,18 355,28
6 Cibalong 58,35 31.719,00 1,17 543,60
7 Parungponteng 50,40 35.519,00 1,16 704,74
8 Bantarkalong 60,00 34.130,00 1,17 568,83
9 Bojongasih 38,85 21.019,00 1,16 541,03
10 Culamega 62,66 23.786,00 1,17 379,60
11 Bojonggambir 150,37 39.841,00 1,17 264,95
12 Sodonghilir 99,11 65.587,00 1,17 661,76
13 Taraju 58,68 40.497,00 1,18 690,13
14 Salawu 61,02 58.138,00 1,17 952,77
15 Puspahiang 45,09 33.244,00 1,16 737,28
16 Tanjungjaya 38,16 44.469,00 1,18 1.165,33
17 Sukaraja 46,91 47.726,00 1,18 1.017,40
18 Salopa 111,20 47.582,00 1,18 427,90

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-45


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Jumlah Pertumbuhan Kepadatan


No. Kecamatan Luas (km2)
Penduduk Penduduk Penduduk

19 Jatiwaras 88,99 52.093,00 1,17 585,38


20 Cineam 79,01 35.950,00 1,18 455,01
21 Karangjaya 47,86 13.269,00 1,17 277,25
22 Manonjaya 44,71 60.952,00 1,16 1.363,27
23 Gunungtanjung 43,23 30.772,00 1,17 711,82
24 Singaparna 19,45 64.076,00 1,18 3.294,40
25 Sukarame 24,43 40.432,00 1,17 1.655,01
26 Mangunreja 26,65 36.599,00 1,17 1.373,32
27 Cigalontang 126,26 69.782,00 1,17 552,68
28 Leuwisari 44,60 37.037,00 1,18 830,43
29 Sariwangi 40,85 36.574,00 1,19 895,32
30 Padakembang 40,14 33.282,00 1,18 829,15
31 Sukaratu 44,40 47.344,00 1,17 1.066,31
32 Cisayong 48,33 52.695,00 1,18 1.090,32
33 Sukahening 32,09 29.600,00 1,17 922,41
34 Rajapolah 23,28 45.076,00 1,17 1.936,25
35 Jamanis 18,00 34.203,00 1,18 1.900,17
36 Ciawi 45,24 60.406,00 1,17 1.335,23
37 Kadipaten 47,38 33.770,00 1,18 712,75
38 Pagerageung 69,47 53.962,00 1,17 776,77
39 Sukaresik 17,50 35.212,00 1,17 2.012,11
Total 2.712,49 1.727.320,00 1,17 636,80
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

Tabel diatas memperlihatkan angka rata-rata pertumbuhan per kecamatan


di kabupaten Tasikmalaya. Pertmbuhan tertinggi terdapat di Kecamatan
Sariwangi yaitu sebesar 1,19 Secara keseluruhan Kabupaten Tasikmalaya
mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 1,17 persen.

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-46


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 2.2 : Peta Kepadatan Penduduk

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-47


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk di Laut, di Pesisir di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

Jumlah Jumlah Rumah


No. Kecamatan Jumlah Desa
Penduduk Tangga
1 Cipatujah 15 63.497 19.872
2 Karangnunggal 14 84.252 25.967
3 Cikalong 13 62.008 20.661
Total 42 209.757 66.500
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

Dari jumlah penduduk sebanyak 1.727.320 orang terdiri dari 857.948 orang penduduk laki-laki dan 869.372 orang
penduduk perempuan sehingga sex rationya sebesar 98,69 persen. Tapi bila dirinci menurut kecamatan tidak sedikit
diantaranya yang jumlah penduduk laki-lakinya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Tabel dibawah
menunjukkan kecamatan-kecamatan yang sex rationya diatas 100 persen yaitu kecamatan Cikalong, Manonjaya,
Parungponteng, Bojongasih, Puspahiang, Cibalong, Sukarame, Pancatengah, Bantarkalong, Sukaresik, Sukaratu,
Gunungtanjung, dan Salawu.

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-48


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 2.3 : Penduduk Laki-Laki Menurut Golongan Umur di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

No. Kecamatan 0-14 15-39 40-54 55-64 65+ Jumlah

1 Cipatujah 9.562 12.274 5.830 1.213 2.660 31.539


2 Karangnunggal 12.687 16.286 7.736 1.609 3.529 41.847
3 Cikalong 9.337 11.986 5.694 1.184 2.598 30.799
4 Pancatengah 6.506 8.352 3.967 825 1.810 21.460
5 Cikatomas 7.230 9.281 4.409 919 2.011 23.850
6 Cibalong 4.776 6.131 2.912 606 1.329 15.754
7 Parungponteng 5.348 6.866 3.261 678 1.488 17.641
8 Bantarkalong 5.139 6.598 3.134 652 1.430 16.953
9 Bojongasih 3.165 4.063 1.930 401 880 10.439
10 Culamega 3.582 4.598 2.184 454 996 11.814
11 Bojonggambir 5.999 7.701 3.658 761 1.669 19.788
12 Sodonghilir 9.876 12.678 6.022 1.252 2.747 32.575
13 Taraju 6.098 7.828 3.718 773 1.696 20.113
14 Salawu 8.754 11.238 5.338 1.110 2.435 28.875
15 Puspahiang 5.010 6.426 3.052 635 1.393 16.516

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-49


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

No. Kecamatan 0-14 15-39 40-54 55-64 65+ Jumlah

16 Tanjungjaya 6.696 8.596 4.083 849 1.863 22.087


17 Sukaraja 7.187 9.226 4.382 911 1.999 23.705
18 Salopa 7.165 9.198 4.369 909 1.993 23.634
19 Jatiwaras 7.844 10.070 4.783 995 2.182 25.874
20 Cineam 5.413 6.949 3.301 687 1.506 17.856
21 Karangjaya 1.998 2.565 1.218 253 556 6.590
22 Manonjaya 9.178 11.782 5.597 1.164 2.553 30.274
23 Gunungtanjung 4.634 5.948 2.825 588 1.289 15.284
24 Singaparna 9.649 12.386 5.883 1.224 2.684 31.826
25 Sukarame 6.088 7.816 3.712 772 1.694 20.082
26 Mangunreja 5.511 7.075 3.361 699 1.533 18.179
27 Cigalontang 10.509 13.489 6.407 1.333 2.923 34.661
28 Leuwisari 5.577 7.159 3.401 707 1.551 18.395
29 Sariwangi 5.507 7.070 3.358 698 1.535 18.168
30 Padakembang 5.012 6.434 3.056 636 1.394 16.532
31 Sukaratu 7.129 9.152 4.347 904 1.983 23.515
32 Cisayong 7.935 10.186 4.838 1.006 2.207 26.172

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-50


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

No. Kecamatan 0-14 15-39 40-54 55-64 65+ Jumlah

33 Sukahening 4.457 5.722 2.718 565 1.240 14.702


34 Rajapolah 6.788 8.713 4.139 863 1.888 22.391
35 Jamanis 5.150 6.612 3.141 653 1.433 16.989
36 Ciawi 9.096 11.677 5.546 1.154 2.530 30.003
37 Kadipaten 5.085 6.528 3.101 645 1.415 16.774
38 Pagerageung 8.126 10.433 4.955 1.030 2.260 26.804
39 Sukaresik 5.302 6.807 3.233 672 1.475 17.489
Total 260.105 333.899 158.599 32.989 72.357 857.949
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

Tabel 2.4 : Penduduk Perempuan Menurut Golongan Umur di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

No. Kecamatan 0-14 15-39 40-54 55-64 65+ Jumlah

1 Cipatujah 10.179 12.585 5.429 1.135 2.630 31.958


2 Karangnunggal 13.506 16.699 7.204 1.506 3.490 42.405
3 Cikalong 9.940 12.290 5.302 1.109 2.568 31.209

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-51


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

No. Kecamatan 0-14 15-39 40-54 55-64 65+ Jumlah

4 Pancatengah 6.926 8.564 3.694 773 1.790 21.747


5 Cikatomas 7.697 9.516 4.105 858 1.989 24.165
6 Cibalong 5.085 6.287 2.712 567 1.314 15.965
7 Parungponteng 5.694 7.040 3.037 635 1.471 17.877
8 Bantarkalong 5.471 6.765 2.918 610 1.414 17.178
9 Bojongasih 3.369 4.166 1.797 376 871 10.579
10 Culamega 3.813 4.714 2.034 425 985 11.971
11 Bojonggambir 6.387 7.897 3.406 712 1.650 20.052
12 Sodonghilir 10.514 13.000 5.608 1.173 2.717 33.012
13 Taraju 6.492 8.027 3.462 724 1.677 20.382
14 Salawu 9.320 11.523 4.971 1.040 2.408 29.262
15 Puspahiang 5.329 6.589 2.842 594 1.377 16.731
16 Tanjungjaya 7.129 8.814 3.802 795 1.842 22.382
17 Sukaraja 7.651 9.459 4.081 853 1.977 24.021
18 Salopa 7.628 9.431 4.068 851 1.971 23.949
19 Jatiwaras 8.351 10.325 4.454 931 2.158 26.219
20 Cineam 5.763 7.125 3.074 643 1.489 18.094

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-52


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

No. Kecamatan 0-14 15-39 40-54 55-64 65+ Jumlah

21 Karangjaya 2.127 2.630 1.135 237 550 6.679


22 Manonjaya 9.771 12.081 5.211 1.090 2.525 30.678
23 Gunungtanjung 4.933 6.099 2.631 550 1.275 15.488
24 Singaparna 10.272 12.700 5.479 1.146 2.654 32.251
25 Sukarame 6.481 8.014 3.457 723 1.675 20.350
26 Mangunreja 5.867 7.254 3.129 654 1.516 18.420
27 Cigalontang 11.186 13.831 5.966 1.248 2.890 35.121
28 Leuwisari 5.937 7.341 3.167 662 1.534 18.641
29 Sariwangi 5.863 7.249 3.127 654 1.515 18.408
30 Padakembang 5.335 6.597 2.846 595 1.378 16.751
31 Sukaratu 7.590 9.384 4.048 847 1.961 23.830
32 Cisayong 8.447 10.444 4.505 942 2.183 26.521
33 Sukahening 4.745 5.867 2.531 529 1.226 14.898
34 Rajapolah 7.226 8.934 3.854 806 1.867 22.687
35 Jamanis 5.483 6.779 2.924 612 1.417 17.215
36 Ciawi 9.683 11.973 5.165 1.080 2.502 30.403
37 Kadipaten 5.414 6.693 2.887 604 1.399 16.997

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-53


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

No. Kecamatan 0-14 15-39 40-54 55-64 65+ Jumlah

38 Pagerageung 8.650 10.695 4.613 965 2.235 27.158


39 Sukaresik 5.645 6.978 3.011 631 1.453 17.718
Total 276.899 342.359 147.686 30.885 71.543 869.372
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-54


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan penduduk selain faktor lainnya yaitu kelahiran dan kematian.
Peninjauan migrasi sangat penting untuk ditelaah karena adanya kepadatan
dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong
dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi, adanya
desentralisasi dalam pembangunan dan di lain pihak saat ini komunikasi dan
transportasi yang semakin lancar memudahkan orang untuk berhubungan
dan melakukan migrasi.

Faktor-faktor yang menyebabkan orang melakukan migrasi, yaitu :

1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal


2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
3. Rintangan-rintangan yang menghambat
4. Faktor-faktor pribadi
Tabel 2.5 : Migrasi Selama Hidup Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

Datang Pindah
No. Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
1 Cipatujah 410 415 237 240
2 Karangnunggal 544 551 314 318
3 Cikalong 400 406 231 234
4 Pancatengah 279 283 161 163
5 Cikatomas 310 314 179 181
6 Cibalong 205 208 118 120
7 Parungponteng 229 232 132 134
8 Bantarkalong 220 223 127 129
9 Bojongasih 136 138 78 90
10 Culamega 154 156 89 105
11 Bojonggambir 257 261 148 150
12 Sodonghilir 423 429 244 248

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-55


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Datang Pindah
No. Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
13 Taraju 261 265 151 153
14 Salawu 375 380 217 219
15 Puspahiang 215 218 124 125
16 Tanjungjaya 287 291 166 168
17 Sukaraja 308 312 178 180
18 Salopa 307 311 177 180
19 Jatiwaras 336 341 194 197
20 Cineam 232 235 134 136
21 Karangjaya 86 102 49 70
22 Manonjaya 394 399 227 230
23 Gunungtanjung 199 201 115 116
24 Singaparna 414 419 239 242
25 Sukarame 261 265 151 153
26 Mangunreja 236 239 136 138
27 Cigalontang 451 457 260 263
28 Leuwisari 239 242 138 140
29 Sariwangi 236 239 136 138
30 Padakembang 215 218 124 126
31 Sukaratu 306 310 176 179
32 Cisayong 340 345 196 199
33 Sukahening 191 194 110 112
34 Rajapolah 291 295 168 170
35 Jamanis 221 224 127 129
36 Ciawi 390 395 225 228
37 Kadipaten 218 221 126 127
38 Pagerageung 348 353 201 204
39 Sukaresik 227 230 131 133
Total 11.151 11.317 6.434 6.567

umber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-56


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.7. PENDIDIKAN
Menghadapi abad milenium ini, faktor pendidikan memegang peranan yang
penting untuk menghasilkan kualitas manusia yang prima. Untuk itu
penduduk perlu dibekali dengan modal pendidikan yang memadai, sehingga
menghasilkan kualitas SDM yang cukup dapat diandalkan dan diharapkan
nantinya dapat mempercepat proses laju pembangunan, khususnya daerah
Kabupaten Tasikmalaya. Salah satu faktor utama dalam peningkatan
pendidikan penduduk adalah tersedianya pengelola dan sarana pendidikan
yang memadai. Dengan tersedianya kedua faktor tersebut, diharapkan
program pemerintah tentang wajib belajar akan dapat direalisir.
Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan Sumber daya Manusia
Kabupaten Tasikmalaya pada masa yang akan datang, pendidikan juga
dapat mengurangi angka kemiskinan penduduk dan buta huruf.

Tabel 2.8 : Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi di Kabupaten


Tasikmalaya Tahun 2010

No Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Pria Wanita


1 Tidak Punya Ijazah SD 59.314,00 133.386,00
2 SD/SDLB 350.714,00 298.826,00
3 M Ibtidaiyah 11.280,00 11.562,00
4 SMP/SMPLB 104.058,00 70.688,00
5 M Tsanawiyah 18.236,00 15.322,00
6 SMU/SMULB 43.616,00 21.620,00
7 M Aliyah 6.204,00 3.384,00
8 SMK 10.434,00 4.418,00
9 D.1/D.2 3.196,00 3.760,00
10 D.3/sarjana muda 2.914,00 1.974,00
11 D.4/S1 9.306,00 5.076,00
12 S2/S3 376,00 94,00
Jumlah Total 619.648,00 570.110,00
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-57


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Jumlah peduduk laki-laki leih sedikit dibandingkan perempuan, namun


untuk bidang pendidikan, laki-laki berbanding terbalik dengan perempuan.
Kebanyakan Penduduk perempuan lebih sedikit yang melaksanakan
pendidikan sampai S3.

Jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Kabupaten Tasikmalaya tahun


2010 ada 6 perguruan tinggi yang terkonsentrasi di dua kecamatan
(Kecamatan Singaparna dan Kecamatan Pagerageung). Perguruan Tinggi
tersebut adalah: Institut Agama Islam Cipasung (IAIC), Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Cipasung, Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung (STTC),
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Respati Cikunir Singaparna, Institut
Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAI LM) Suryalaya dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Latifah Mubarokiyah Suryalaya.

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB 2-58


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Tabel 2.9 : Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

Jumlah Luas TK SD SLTP SLTA SMK


No. Kecamatan
penduduk (km2) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)
1 Cipatujah 63.497 245 5 50 12 1 -
2 Karangnunggal 84.252 139 11 57 8 1 3
3 Cikalong 62.008 141 8 46 8 1 -
4 Pancatengah 43.207 200 9 32 7 - -
5 Cikatomas 48.013 135 8 33 7 1
6 Cibalong 31.719 58 8 27 3 1 3
7 Parungponteng 35.519 50 1 25 2 - -
8 Bantarkalong 34.130 60 3 23 1 1 1
9 Bojongasih 21.019 39 2 15 2 - 2
10 Culamega 23.786 63 8 18 5 - 1
11 Bojonggambir 39.841 150 5 37 6 1 -
12 Sodonghilir 65.587 99 7 51 7 2 1
13 Taraju 40.497 59 2 26 5 1 -
14 Salawu 58.138 61 3 34 8 3 1
15 Puspahiang 33.244 45 4 23 3 1 -
16 Tanjungjaya 44.469 38 2 22 4 1 2
17 Sukaraja 47.726 47 9 29 3 - 1

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-59


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Jumlah Luas TK SD SLTP SLTA SMK


No. Kecamatan
penduduk (km2) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)
18 Salopa 47.582 111 10 29 5 - -
19 Jatiwaras 52.093 89 16 38 3 1 1
20 Cineam 35.950 79 8 21 4 1 1
21 Karangjaya 13.269 48 6 9 3 - -
22 Manonjaya 60.952 45 13 34 6 1 3
23 Gunungtanjung 30.772 43 3 18 3 1 2
24 Singaparna 64.076 19 18 33 6 6 4
25 Sukarame 40.432 24 6 21 3 3 3
26 Mangunreja 36.599 27 6 18 3 - 1
27 Cigalontang 69.782 126 6 48 8 2 1
28 Leuwisari 37.037 45 10 17 3 1 3
29 Sariwangi 36.574 41 12 17 7 1 2
30 Padakembang 33.282 40 10 17 3 1 2
31 Sukaratu 47.344 44 4 21 5 2 1
32 Cisayong 52.695 48 2 36 4 - 2
33 Sukahening 29.600 32 5 17 3 - -
34 Rajapolah 45.076 23 5 27 4 2 1
35 Jamanis 34.203 18 1 18 2 - -

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-60


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Jumlah Luas TK SD SLTP SLTA SMK


No. Kecamatan
penduduk (km2) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)
36 Ciawi 60.406 45 9 31 4 1 3
37 Kadipaten 33.770 47 2 17 3 - -
38 Pagerageung 53.962 69 6 34 4 1 1
39 Sukaresik 35.212 18 1 20 1 - -
Total 1.727.320 2.712 254 1.089 178 39 47
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-61


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.1.8. KESEHATAN
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus melaksanakan pembangunan di
bidang kesehatan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat serta usaha penyediaan tenaga kerja kesehatan. Jumlah rumah
sakit bersalin swasta, dan puskesmas dengan tempat tidur pada tahun 2009
jumlahnya sudah bertambah.

3.1.9. PERIBADATAN
Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan bergama dan
kepercayaan terhadap Tuhan YME, senantiasa dikembangkan untuk
membina kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial
budaya, yang mungkin menghambat kemajuan bangsa.

Dibandingkan dengan tahun 2008, pada tahun 2009, penduduk Kabupaten


Tasikmalaya mayoritas beragama Islam meningkat tepatnya 1.648.105
orang dibandingkan tahun 2008 yang sebanyak 1.505.301 orang atau sekitar
9,49 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya.

3.1.10. KONDISI PRASARANA


A. LISTRIK

Dari tahun ke tahun banyaknya tenaga listrik yang disalurkan oleh PT. PLN
distribusi Jawa Barat ke PLN Cabang Tasikmalaya sampai kepada
penjualannya ke para konsumen cenderung menunjukkan kenaikkan dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Di tahun 2009 ini tenaga listrik yang
diterima mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 yaitu dari
309.050.698 kwh menjadi 324.737.342, demikian pula dengan tenaga listrik
yang terjual yaitu sebesar 265.483.068 kwh tahun 2008 meningkat menjadi
283.340.210 kwh di tahun 2009. Pelanggan listrik dibedakan menjadi 7
kategori yaitu:

1 RUMAHTANGGA DAN SOSIAL

2 USAHA

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-62


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3 INSTANSI PEMERINTAH

4 PERIBADATAN/SEKOLAH

5 INDUSTRI

6 HOTEL

7 PENERANGAN JALAN UMUM

B. AIR MINUM

Jumlah konsumen Air Minum di Kabupaten Tasikmalaya pada periode tahun


2005 - 2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 jumlahnya
29.612 bertambah menjadi 30.621 di tahun 2006 dan terus meningkat
hingga mencapai 32.629 pelanggan pada tahun 2009. Namun pada jumlah
air minum yang terjual terjadi penurunan dari tahun 2008 yang sebanyak
5.732.481 m3 turun menjadi 5.655.024 m3. Hal ini menyebabkan juga
terjadinya penurunan nilai ari minum yang terjual yaitu sebesar Rp.18,12
milyar tahun 2008 turun menjadi Rp. 17,92 milyar untuk tahun 2009.

Pelanggan Air Minum dibedakan menurut golongan tarif pembayarannya


menjadi 3 golongan yaitu :

1 RUMAH DAN INSTANSI PEMERINTAH

2 HOTEL, OBJEK WISATA, PERTOKOAN, INDUSTRI SERTA BANGUNAN USAHA LAIN

3 TEMPAT PERIBADATAN, BADAN-BADAN SOSIAL RUMAH SAKIT DAN KRAN-KRAN UMUM.

Dari ketiga golongan tersebut, golongan rumah tangga dan niaga tahun 2009
ini menunjukkan jumlah paling banyak dibandingkan dengan golongan
lainnya.

C. TELEKOMUNIKASI

Semakin canggih cara manusia berkomunikasi, semakin terus orang mencari


cara tercepat berhubungan satu sama lain dengan menggunakan jasa
telekomunikasi. Kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi melalui

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-63


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

telepon kabel semakin berkurang. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pelanggan
jasa telekomunikasi pada tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup
berarti bila dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini terjadi karena
beralihnya pengguna telepon kabel ke telepon genggam/handphone,
dimana telepon genggam/handphone lebih banyak menawarkan fasilitas
komunikasi yang lebih variatif.

3.1.11. KONDISI PEREKONOMIAN


A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Tasikmalaya hanya


menyajikan PDRB atas dasar harga konstan dan harga berlaku menurut
lapangan usaha tahun 2007 – 2008.

B. Sektor-Sektor Potensial

Pertanian

Produktivitas padi sawah Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2009


rata-rata sebesar 63,79 kuintal per hektar mengalami sedikit
peningkatan diabandingkan tahun sebelumnya 63.51 kuintal per
hektar, yang terdiri dari Luas Tanam 111,141 Ha, luas panen 111.494
Ha dan Produksi sebesar 711.220 ton. Luas tanam dan panen serta
produksi padi gogo berturut-turut sebesar 7.291 Ha; 8.760 Ha dan
29.635 Ton jumlah produksinya. Jadi rata-rata produksi padi gogo juga
mengalami sedikit peningkatan dari 33,78 Kuintal per Hektar pada
tahun 2008 menjadi 33,83 di tahun 2009.

Perkebunan

Produksi yang sudah berbentuk hasil olahan yang paling besar diantara
jenis-jenis tanaman perkebunan rakyat tahun 2009 ini didominasi oleh
hasil olahan buah kelapa sebanyak 45.629,60 ton, kemudian diikuti
oleh hasil olahan daun teh sebanyak 10.316,55 ton dan kemudian Aren
sebagai bahan untuk membuat Gula sebanyak 2.627,09 ton.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-64


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Peternakan

Cakupan dalam sub pokok bahasan ini bukan hanya ternak besar
seperti Sapi potong, Sapi perah, Kerbau dan Kuda, akan tetapi
mencakup juga Ternak kecil dan unggas seperti Kambing, Domba,
Ayam Ras, Ayam Buras dan Itik yang kesemuanya dirinci menurut
kecamatan dan jenis kelamin. Populasi sapi potong dan sapi Perah.

Dari populasi ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Tasikmalaya


maka terdapat jumlah ayam ras petelur pada tahun 2009 ini sebanyak
129.500 ekor dan kecamatan yang kontribusinya terbesar dalam
jumlah ayam ras petelur adalah Kecamatan Sukaresik dengan dengan
jumlah sebanyak 43.000 ekor.

Sedangkan jumlah ayam ras pedaging pada tahun 2009 di Kabupaten


Tasikmalaya sebanyak 4.599.500 ekor dan kontribusi terbesar dari
Kecamatan Tanjungjaya dengan jumlah sebanyak 465.100.

Kehutanan

Produksi terbesar hasil hutan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009


menurut jenis tanaman adalah getah pinus dengan jumlah produksi
sebanyak 190.914,000 dengan nilai produksi yang paling tinggi yaitu
mencapai Rp. 347.740.330,00.

Pada tahun 2009 ini di Kabupaten Tasikmalaya masih ada lahan kritis
seluas 4.433,00 Ha atau menurun dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.

Perikanan

Tahun 2009 ini produksi dari budidaya ikan air tawar di kabupaten
Tasikmalaya sebesar 27.208,21 ton, dengan nilai diperkirakan sebesar
Rp. 368.648.720,00 meningkat dibandingkan tahun 2008 dengan nilai
Rp. 326.258.975,00. Ikan Mas merupakan budidaya ikan tawar

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-65


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

terbanyak bila dibandingkan dengan jenis ikan lainnya yaitu sebesar


9.224,89 ton atau senilai Rp. 156.653.130,00.

Industri

Perusahaan industri yang dicakup dalam survei yang dilakukan oleh


Badan Pusat Statistik adalah semua perusahaan industri besar dan
sedang yaitu perusahaan industri dengan jumlah tenaga kerja minimal
20 orang. Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kabupaten
Tasikmalaya pada tahun 2009 adalah 29 perusahaan dengan rincian 4
perusahaan industri besar dan 25 perusahaan industri sedang.

Dari 25 perusahaan industri besar dan sedang yang ada di Kabupaten


Tasikmalaya menampung tenaga kerja sebanyak 1.689 tenaga kerja
dengan total pengeluaran upah untuk para pekerja Rp. 13.305.648,-.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-66


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3. 2. K E D U D U K A N R U A N G T E R B U K A HI J A U D A L A M
R T R W K AB U P A TE N T AS I K M A L A YA
Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan
tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Berdasarkan wilayah administrasinya, penataan
ruang terdiri atas penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah
provinsi, penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan
dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30%
dari luas wilayah kota.

Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau selain dimuat


dalam RTRW Kab/ Kota, RDTR Kota, atau RTR Kawasan Strategis Kota, juga
dimuat dalam RTR Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci tata
ruang wilayah Kabupaten. Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai
penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau diatur dalam pedoman
ini.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-67


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Kedudukan Master Plan RTH Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya

Pedoman/ Kebijakan Terkait: 1. Standart


2. Literatur terkait lainnya
UU Nomor 26 Tahun 2007, 1. Permendagri No.1 Tahun
Penataan Ruang 2007 Tentang Penataan
RTH Kaws Perkotaan
2. Permen PU Nomor 05
Tahun 2008, Tentang
penyediaan dan
Pemanfaatan RTH Kaws.
Perkotaan
3. SNI, Pedoman terkait

Pedoman Penyediaan dan


Pemanfaatan RTH di Kawasan
Perkotaan

RTRW Nasional

RTRW Provinsi

Master Plan Ruang Terbuka


RTRW Kabupaten/ Kota Hijau (RTH) Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya

RDTR Ibukota

RTR Kawasan Pusat


Pemerintahan

Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW /RDTR /RTR Kawasan


Strategis /RTR Kawasan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang
yang cukup bagi:

a) Kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-68


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

b) Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;

c) Area pengembangan keanekaragaman hayati;

d) Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan


perkotaan;

e) Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;

f) Tempat pemakaman umum;

g) Pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;

h) Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;

i) Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan


kepadatan, serta kriteria pemanfaatannya;

j) Area mitigasi/evakuasi bencana; dan

k) Ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan


perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.

Kedalaman rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH pada masing-masing


rencana tata ruang tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel III.1.

Tabel III.1
Kedalaman Rencana Penyediaan Dan Pemanfaatan RTH
No Jenis Rencana Tata Ruang Kedalaman Muatan

1 Rencana Tata Ruang Wilayah a) Luas minimum yang harus


dipenuhi;
Kabupaten/ Kota b) Penetapan jenis dan lokasi RTH
yang akan disediakan;
(Rencana Umum) c) Tahap-tahap implementasi
penyediaan RTH;
d) Ketentuan pemanfaatan RTH
secara umum;
e) Tipologi masing-masing RTH,
alternative vegetasi pengisi
ruang khususnya arahan vegetasi
dalam kelompok-kelompok
besar, arahan elemen pelengkap

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-69


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

No Jenis Rencana Tata Ruang Kedalaman Muatan

pada RTH, hingga konsep-konsep


rencana RTH sebagai arahan
untuk pengembangan disain
selanjutnya.
2 RDTRK/ RTR Kawasan a) Rencana penyediaan RTH yang
dirinci berdasarkan
Strategis Kota/ RTR Kawasan jenis/tipologi RTH, lokasi, dan
luas dengan skala yang lebih
Perkotaan detail/besar;
b) Alternatif vegetasi pengisi ruang
(Rencana Rinci) khususnya arahan vegetasi
dalam kelompok-kelompok
besar;
c) Arahan elemen pelengkap pada
RTH;
d) Konsep-konsep rencana RTH
sebagai arahan untuk
pengembangan desain
selanjutnya;
e) Indikasi program mewujudkan
penyediaan RTH pada masing-
masing kawasan/bagian wilayah
kota;
f) Ketentuan tentang peraturan
zonasi.
Sumber: Permen PU Nomor 05 Tahun 2008, Tentang penyediaan dan
Pemanfaatan RTH Kawasan Perkotaan.

3. 3. K E B I J A K A N P E N A T A A N R U A N G KA B U P A T E N
T A S I K M A L A YA
3.3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN RTRW KABUPATEN TASIKMALAYA

A. Wilayah Pengembangan Utama

Wilayah perencanaan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kabupaten Tasikmalaya berada di Wilayah Pengembangan Utama Tengah
(WPU-Tengah), dengan pusat wilayah pengembangan di Kota Singaparna.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-70


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

B. Kawasan Prioritas
Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya menurut Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya termasuk kawasan
prioritas cepat tumbuh. Kawasan yang diidentifikasi dapat memberikan
kontribusi baik bagi pertumbuhan kawasan tersebut maupun wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan Pengembangan Ibukota Kabupaten
Tasikmalaya, ada dua lokasi penting yaitu Kawasan Pusat kegiatan ekonomi
yang berada di pusat Kota Singaparna dan Kawasan Pusat Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya yang berada di Desa Sukaasih, Desa Sukamulya
Kecamatan Singaparna dan Desa Margajaya dan Desa Mangunreja
Kecamatan Mangunreja.

Pusat Kegiatan Ekonomi yang berada di Pusat Kota Singaparna akan menjadi
pusat kegiatan dalam skala kabupaten, sebagai pusat koleksi (pengumpul)
barang-barang berasal dari wilayah belakang (hinterland) maupun barang
dari kabupaten/ kota lain yang akan dijual atau didistribusikan ke
hinterland maupun kabupaten/ kota lain. Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya yang berada di Desa Sukaasih, Desa Sukamulya
Kecamatan Singaparna dan Desa Margajaya dan Desa Mangunreja
Kecamatan Mangunreja. Pusat pemerintahan mempunyai fungsi dan peran
antara lain : merupakan pusat pelayanan bagi masyarakat baik kepentingan
ekonomi maupun sosial, pusat pembuatan kebijakan, strategi, program dan
proyek pembangunan, pusat pembuatan regulasi/ peraturan daerah.

Secara geografis wilayah perencanaan berada di Jalur Jalan Garut-


Tasikmalaya, dan berada antara Kota Singaparna dan Kota Mangunreja,
berdasarkan kebijakan wilayah pengembangan. Jalur jalan Garut-
Tasikmalaya menjadi urat nadi utama dalam mendukung pergerakan orang
dan barang, kondisi jalan baik dan tersedia sarana perhubungan yang
memadai baik bus AKAP dan AKDP maupun angkutan kota. Kota Singaparna
sebagai kota utama di Kabupaten Tasikmalaya yang berperan sebagai

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-71


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

gerbang utama pengembangan wilayah kabupaten yaitu sebagai Kota Pusat


Kegiatan Wilayah (KPKW) dan juga sebagai Kota Pusat Kegiatan Sub Wilayah
(KPKSW) WPU Tengah yang mempunyai aksesibilitas tinggi terhadap kota lain
baik kota-kota di dalam wilayah Kabupaten Tasikmlaya maupun kota besar
lainnya. Sementara Kota Mangunreja sebagai Kota Pusat Kegiatan Satuan
Wilayah Pengembangan (KPKSWP) SWP II dengan kota-kota Kecamatan
Leuwisari, Cigalontang, Salawu, Sukarame, Tanjungjaya, Sariwangi,
Padakembang, dan Sukaraja sebagai Kota Pusat Kegiatan Lokal (KPKL).

C. Aksesibilitas
Berdasarkan arahan kebijakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tasikmalaya, kebijakan transportasi yang terkait langsung
dengan Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yaitu :

• Pembentukan jalur “Trans Kabupaten Tasikmalaya” dengan konsep


melayani seluruh kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Pembentukan
“Trans Tasikmalaya” tersebut meliputi Pageurangeung-Ciawi-Singaparna-
Salawu-Taraju-Bojonggambir-Cipatujah-Jaringan jalan sepanjang pantai
Selatan-Cikalong-Cibeber-Cilumba-Cikatomas-Lengkongbarang-
Gunungtanjung-Manonjaya.

• Jaringan jalan ini berfungsi sebagai jaringan jalan utama di Kabupaten


Tasikmalaya, jaringan jalan utama ini kurang lebih membentuk huruf U
sehingga perlu juga jalan-jalan penghubung Barat Timur untuk
menunjang pergerakan di Kabupaten Tasikmalaya.

• Peningkatan jalur Utara-Selatan atau Singaparna-Bantarkalong-


Cipatujah, hal ini untuk meningkatkan aksesibilitas ke Selatan. Adapun
trase ruas jalan yang diusulkan adalah Singaparna-Bantarkalong dapat
dilakukan dengan pembuatan jalan baru sehingga jarak semakin pendek.
Sedangkan dari Bantarkalong ke Cipatujah melalui Bantarkalong-
Darawati-Leuwiruga Sabeulit dan masuk jaringan jalan sepanjang Pantai
Selatan.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-72


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

• Peningkatan aksesibilitas jalur Singaparna-Salawu-Garut sebagai jalur


wisata jalur koleksi dan distribusi barang untuk Tasikmalaya-Garut.

• Pembentukan hirarki jalan Kabupaten Tasikmalaya perlu dilakukan untuk


lebih melancarkan arus pergerakan orang maupun barang. Adapun
pertimbangan pembentukan hirarki jalan berdasarkan fungsinya
didasarkan pada RTRW Propinsi dan hasil kajian yang telah dilakukan,
adapun pembentukan hirarki jalan tersebut adalah sebagai berikut :

 Jalan Kolektor Primer I, yaitu Ruas Jalan Cikuray (Batas Garut) – Batas
Kota Tasikmalaya melalui Warungpeuteuy, Kota Mangunreja, dan Kota
Singaparna;

 Jalan Kolektor Primer II, yaitu Ruas Jalan :

o Ciawi – Singaparna, menghubungkan Kota Ciawi ke Kota Singaparna


melalui Jamanis, Sukahening, Cisayong, Sukaratu, dan
Padakembang;

o Mangunreja-Sukaraja menghubungkan Kota Kecamatan Mangunreja


ke Kota Kecamatan Sukaraja melalui Tanjungjaya dan Cibalanarik;

 Jalan Kolektor Primer III, yaitu Ruas Jalan Singaparna-Parentas (Batas


Garut), menghubungkan Kota Singaparna ke Parentas melalui :

o Ruas Jalan Singaparna – Leuwisari;

o Ruas Jalan Leuwisari – Sariwangi;

o Ruas Jalan Sariwangi – Cidugaleun;

o Ruas Jalan Cidugaleun - Parentas.

Keberadaan jaringan jalan akan meningkatkan aksesibilitas antara Kota


Singaparna (termasuk di dalamnya Pusat Pemerintahan Kabupaten
Tasikmalaya) baik dalam skala eksternal (berhubungan dengan kota-kota
lain di luar wilayah Kabupaten Tasikmalaya) maupun secara internal (kota-
kota di dalam wilayah Kabupaten Tasikmalaya). Disamping itu keberadaan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-73


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

jaringan jalan akan mempercepat pembangunan kawasan prioritas


(kawasan tumbuh cepat, kawasan terbelakang, kawasan kritis, kawasan
khusus) karena mampu meningkatkan interaksi antara kawasan tersebut
dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi baik dalam skala lokal, regional
maupun nasional.

3.3.2. Tinjauan RDTR Ibukota Kabupaten Tasikmalaya


A. Pembagian Blok

Berdasarkan RDTR Ibukota Kabupaten Tasikmalaya maka Kawasan Pusat


Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya ditetapkan di BWK A seluas kurang
lebih 247,28 Ha, yang meliputi Desa Sukaasih, Mangunreja dan Margajaya.
Kebijakan pengembangan BWK A meliputi kawasan inti yaitu pusat
pemerintahan dan kawasan penunjang (untuk perumahan dan fasilitas
penunjang). BWK A dibagi menjadi 5 (lima) blok yaitu :

• Blok A : Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya (kawasan


Inti)
• Blok B : Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah
• Blok C : Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang
• Blok D : Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi
• Blok E : Ruang Terbuka Hijau;

Kawasan Inti berada di Desa Sukaasih, Mangunreja dan Margajaya


sebagai lokasi untuk pengembangan perkantoran SOTK, jaringan jalan, ruang
terbuka hijau, perparkiran, pedestrian, fasilitas penunjang pusat
pemerintahan, kantor non SOTK, kantor BUMN, BUMD, serta lahan cadangan;

B. Aksesibilitas
Dalam upaya meningkatkan aksesibilitas Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya baik secara eksternal maupun internal maka
diperlukan pembangunan dan peningkatan hirarki jalan. Rencana jaringan
jalan meliputi :

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-74


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

 Jalan Kolektor Sekunder I, yaitu :

o Rencana Jalan Lingkar Utara Kota Singaparna menghubungkan Desa


Cikadondong ke Desa Sukaherang melalui bagian utara Desa Cikunir,
Desa Cintaraja, Desa Cilampunghilir, dan Desa Arjasari;

o Rencana Jalan Lingkar Selatan Kota Singaparna menghubungkan


Desa Cintaraja ke Desa Margajaya melalui Desa Sukarane;

 Jalan Kolektor Sekunder II terdiri dari :

o Jalan Sukaasih-Arjasari menghubungkan Desa Sukaasih ke Desa


Arjasari melalui Desa Singasari dan Desa Singaparna;

o Jalan yang menghubungkan Desa Sukaasih dengan Desa Sukarame


sampai ke Jalan Lingkar Selatan;

o Jalan yang menghubungkan Desa Cipakat dengan Desa Sukarame,


dari persimpangan Jalan Kolektor Primer I sampai dengan
persimpangan Jalan Lingkar Selatan;

o Jalan yang menghubungkan Desa Mangunreja dengan Desa


Margajaya yang berada di sebelah selatan Jalan Kolektor II ke arah
Kota Kecamatan Sukaraja;

 Jalan Kolektor Sekunder III terdiri dari :

o Jalan yang menghubungkan Desa Margajaya dengan Desa


Singaparna melalui Kawasan Pusat Pemerintahan (Desa Sukaasih),
dan Desa Sukamulya;

o Jalan yang menghubungkan Desa Sukaasih dengan Desa


Sukamulya;

o Jalan yang menghubungkan Desa Mangunreja dengan Desa


Margajaya;

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-75


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

o Jalan yang berada di Desa Singaparna sebagai jalan alternatif


untuk Jalan Kolektor Primer I;

o Jalan di Desa Cipakat yang menghubungkan Jalan Kolektor Primer


I dengan Jalan Kolektor Primer II;

 Jalan Lokal terdiri jalan lainnya selain jalan kolektor;

Adapun jaringan jalan pada kawasan pusat pemerintahan, antara lain


meliputi :

 Jalan utama merupakan jalan masuk ke kawasan inti;

 Jalan utama yang mengelilingi blok peruntukan lainnya dan


merupakan penghubung antar blok peruntukan;

 Sirkulasi pergerakan di dalam blok dengan berjalan kaki


memanfaatkan jalur pedestrian;

 Sirkulasi pergerakan antar blok maupun ke luar kawasan menggunakan


jalur kendaraan.

Untuk mendukung Pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya telah direncanakan pembangunan jaringan jalan :

• Jalan Lingkar yang menghubungkan Jalan Sukaraja dengan Jalan


Perikanan Darat, jalan ini akan meningkatkan akses Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dari arah selatan dan timur;

• Jalan masuk dari Jalan Sukaraja menuju kawasan inti, jalan ini akan
meningkatkan akses dari arah selatan;

• Pembangunan jalan dari Pertigaan Jalan Bojong Koneng - Jalan


Sukatengah menuju Jalan Tasikmalaya-Garut, akan meningkatkan akses
dari arah Utara dan Barat;

• Jalan masuk dari arah Jalan Sukatani menuju kawasan inti, jalan ini akan
meningkatkan akses dari arah utara;

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-76


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

• Pembangunan pedestrian di sisi jalan masuk dan antar bangunan (dalam


blok) untuk meningkatkan akses antar blok dan memberikan kenyamanan
dan keamanan bagi pejalan kaki;

• Pembangunan jalan internal dalam blok dan antar blok untuk


meningkatkan akses antar blok;

C. Kajian Kebijakan Kawasan Pusat Pemerintahan

Kajian kebijakan pengembangan kawasan Pusat Pemerintahan Ibukota


Kabupaten Tasikmalaya, meliputi :

• Kajian konsep pembentukan tapak, elemen utama di kawasan inti adalah


bangunan DPRD, Kantor Bupati, bangunan dinas/ badan/ kantor, ruang
terbuka, perparkiran, fasilitas olah raga, jaringan jalan dan tempat
rekreasi. Konsep tapak kawasan menganut konsep terpusat yang terikat
oleh ruang pengikat utama berupa lapangan terbuka;

• Kajian tapak bangunan, Kantor Bupati di bagian depan sebagai simbol


kepemimpinan dan pelayanan kepada masyarakat serta berada di pusat
dekat dengan jalan utama untuk mempermudah aksesibilitas, sedangkan
Gedung DPRD diletakkan berhadapan/ berdekatan dengan Kantor Bupati
yang dipisahkan oleh jalan masuk utama;

• Rencana fasilitas guna mendukung aktivitas pemerintahan meliputi :

- Fasilitas peribadatan skala kabupaten berada di depan site di Jalan


Sukatengah (direncanakan akan dibangun Masjid, Islamic Centre, dan
Asrama Haji), hal untuk meningkatkan interaksi dengan masyarakat
melalui Masjid;

- Ruang terbuka untuk mendukung kegiatan pemerintahan seperti


tempat parkir, lapangan upacara, lapangan olah raga, dan areal
peristirahatan berupa taman dan jalur hijau di tempatkan di
kawasan inti.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-77


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

• Ruang terbuka hijau, diletakkan pada posisi sentral di depan Kantor


Bupati dan gedung DPRD, selain untuk resapan air juga untuk
kenyamanan kawasan;

• Jaringan jalan :

- Jalan utama merupakan jalan masuk ke kawasan inti;

- Jalan utama yang mengelilingi blok peruntukan lainnya dan


merupakan penghubung antar blok peruntukan;

- Sirkulasi pergerakan di dalam blok dengan berjalan kaki


memanfaatkan jalur pedestrian;

- Sirkulasi pergerakan antar blok maupun ke luar kawasan menggunakan


jalur kendaraan.

• Sistem jaringan utilitas meliputi :

- Jaringan air bersih dari PDAM;

- Jaringan listrik;

- Jaringan telepon;

- Saluran drainase baik di dalam blok, antar blok, maupun dalam


kawasan;

- Saluran air kotor berupa septic tank (limbah padat) dan saluran
tertutup untuk limbah cair rumah tangga;

- Sarana pembuangan sampah berupa tong sampah dan mobil


pengangkut sampah.

• Pengaturan bangunan :

- Sempadan bangunan di jalan utama menggunakan lebar 12 meter dan


jalan lainnya menggunakan lebar 8 meter;

- KDB 65%, KLB 1,8 dengan ketinggian kawasan inti maksimal 3 lantai;

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-78


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

- Kawasan inti untuk pengembangan perkantoran SOTK, jaringan jalan,


ruang terbuka hijau, perparkiran, pedestrian, fasilitas penunjang
pusat pemerintahan, kantor non SOTK, kantor BUMN, BUMD, serta
lahan cadangan;

- Kantor PU dan Kantor Dinas Perhubungan di luar kawasan inti dengan


pertimbangan adanya test kendaraan di Dinas Perhubungan dan alat
berat di PU, kedua kantor dibangun di sebelah selatan kawasan inti.

• Arsitektur bangunan :

- Memanfaatkan kondisi kontur dan pendistribusian blok peruntukan


berdasarkan kondisi kawasan;

- Memanfaatkan view kawasan sekitar;

- Berwawasan lingkungan;

- Kriteria massa bangunan mencerminkan :

o Fungsi sebagai bangunan negara;

o Seimbang, serasi, selaras dengan lingkungan;

o Indah dan tidak berlebihan;

o Efisien penggunaan sumber daya;

o Memenuhi tuntutan sosial budaya lokal.

- Komponen pelengkap bangunan :

o Tempat parkir;

o Sarana penanganan limbah;

o Sarana tata udara (ventilasi);

o Sarana hydrant halaman;

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-79


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3.3.3. Tinjauan RTRK Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya

Rencana perpetakan lahan (kaveling) di kawasan inti Pusat Pemerintahan


Kabupaten Tasikmalaya, yang termuat dalam dokumen RTRK Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, mengacu pada kebutuhan yang
telah ditetapkan dalam Rancangan Pengganti Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2004 Tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Tasikmalaya, yang meliputi kaveling yang diperuntukan bagi bangunan
gedung:

1. Bupati dan Sekretariat Daerah


2. DPRD dan Sekretariat DPRD
3. Lembaga Teknis Daerah :
a. Inspektorat

b. Badan :
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

2) Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Latihan

3) Badan Kependudukan dan Catatan Sipil (UPT KB)

4) Badan Pengelola Keuangan Daerah

5) Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah

6) Badan Pelayanan Satu Pintu dan Penanaman Modal.

c. Kantor:
1) Kesbang dan Linmas

2) Lingkungan Hidup

3) Permerdayaan Masyarakat

4) Pelayanan Pajak

5) Tenaga Kerja dan Transmigrasi

d. Satuan Polisi Pamong Praja

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-80


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

4. Dinas – Dinas :

1) Pendidikan

2) Kesehatan

3) Sosial

4) Perhubungan

5) Pariwisata dan Kebudayaan

6) Pekerjaan Umum

7) Permukiman dan Tata Ruang

8) Koperasi dan UKM

9) Perindustrian dan Perdagangan

10) Pertanian Tanaman Pangan

11) Peternakan

12) Kehutanan dan Perkebunan

13) Pertambangan dan Energi

14) Perikanan dan Kelautan

Rencana pemanfaatan ruang pada kawasan pusat pemerintahan,


dicerminkan oleh adanya perpetakan lahan di kawasan inti dan kawasan
penunjang menurut blok peruntukan (zoning) dengan tujuan menjaga
fleksibilitas penetapan luas kaveling pada masing-masing zona. Khusus
untuk kawasan penunjang direncanakan pengelolaan kawasan diserahkan
kepada investor, masyarakat baik yang berbadan hukum maupun
perorangan, sehingga memberi keleluasaan untuk melakukan
pembangunan di setiap zoning dengan tetap mengacu kepada arahan
peruntukan yang telah ditetapkan, pada setiap blok peruntukannya.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-81


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Penataan ruang hijau pada kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Tasikmalaya dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan,
sebagai paru-paru kawasan, menambah keindahan serta kenyamanan.
Konsep penataan ruang terbuka hijau dikawasan perencanaan adalah :

1. Mempertahankan ruang terbuka hijau yang ada : taman – taman,


pemakaman

2. Penataan jalur hijau pada pulau jalan, jalur pedestrian dan


sempadan sungai

3. Membangun taman-taman hijau di lokasi – lokasi dengan beban


aktivitas yang berat

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-82


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 3-83


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 4
PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU
WILAYAH PERENCANAAN

4 . 1 . L ET A K G EO G R AF I S D A N BA T A S AD M I NI S T R AS I
K A W AS A N P E R K O T A A N S I NG A P AR N A
Secara Geografis Ibukota Kabupaten Tasikmalaya terletak antara
07˚19’00’’ – 07˚23’50’’ Lintang Selatan dan 108˚04’50’’ –
108˚10’10’’Bujur Timur dengan luas Wilayah Ibukota Kabupaten
Tasikmalaya ± 4.119,98 Ha Secara administrasi Ibukota Kabupaten
Tasikmalaya memiliki batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kecamatan Leuwisari dan Kecamatan Padakembang

 Sebelah Selatan : Kecamatan Sukarame dan Kecamatan Tanjungjaya

 Sebelah Timur : Kota Tasikmalaya

 Sebelah Barat : Kecamatan Sariwangi, Kecamatan Cigalontang


dan Kecamatan Mangunreja

Kawasan Perkotaan Singaparna (Ibukota Kabupaten Tasikmalaya)


meliputi 6 Kecamatan 16 Desa antara Lain :

1. Desa Selawangi Kecamatan Sariwangi

2. Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari

3. Desa Cilampunghilir Kecamatan Padakembang

4. Desa Sukarame Kecamatan Sukarame

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-1


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

5. Desa Margajaya Kecamatan Mangunreja

6. Desa Mangunreja Kecamatan Mangunreja

7. Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna

8. Desa Cikunir Kecamatan Singaparna

9. Desa Cikadongdong Kecamatan Singaparna

10.Desa Cipakat Kecamatan Singaparna

11.Desa Sukaasih Kecamatan Singaparna

12.Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna

13.Desa Cipakat Kecamatan Singaparna

14.Desa Singaparna Kecamatan Singaparna

15.Desa Sukaherang Kecamatan Singaparna

16.Desa Cikunten Kecamatan Singaparna

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-2


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 4.1 Peta Ibukota Kabupaten Tasikmalaya

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-3


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Gambar 4.2 Citra Satelit Ibukota Kabupaten Tasikmalaya

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-4


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

4 . 2 . R U A N G T E RB U K A H I J A U P UB L I K K A W AS A N
P E R K O T A AN S I NG A P A R N A
A. JENIS RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK

Jenis Ruang Terbuka Hijau Publik yang ada di kawasan perkotaan


Singaparna bervariasi berdasarkan beberapa jenis yaitu

- RTH YANG ADA DI LINGKUNGAN / PERMUKIMAN TERDIRI DARI :

1. Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) Taman Rukun Tetangga :

Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk


melayani penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk
melayani kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut.Di kawasan
perkotaan Singaparna belum tersedia Ruang Terbuka Hijau taman
Rukun Tetangga ( RTH Taman RT), hal ini disebabkan Karena di daerah
ibu kota kabupaten Pemanfaatn ruang nya sudah banyak dipakai untuk
kegiatan permukiman dan perdagangan jasa

2. Ruang Terbuka Hijau Taman Rukun Warga ( RTH Taman RW ) :

RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman
yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan
remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat
lainnya di lingkungan RW tersebut . sama halnya dengan RTH Taman RT,
RTH Taman RW Di wilayah ibu kota Kabupaten Tasikmalaya belum
tersedia, karena tidak ada lahan yang kepemilikannya punya pemerintah
setempat yang digunakan oleh Masyarakat RW, kondisi eksisting yang
ada, lahan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat RT/RW masih
menggunakan Lahan Pribadi/ Private.

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-5


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Kelurahan / Desa

RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan


untuk melayani penduduk satu kelurahan. Untuk RTH Taman Kelurahan /
Desa di kawasan perkotaan singaparna tidak tersedia di setiap desa,
RTH taman Kelurahan / Desa terdapat di 6 Desa yaitu Desa
Cikadongdong, Cikunten ,Cikunir, Mangunreja dan Margajaya dengan
Pemanfaatn RTH sebagai Lapang sepak Bola. Untuk lebih jelasnya RTH
Taman Kelurahan/Desa di Kawasan perkotaan Singaparna/ Ibu Kota
dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. RTH Taman Kelurahan/ Desa di Kawasan Perkotaan Singaparna

PEMANFAATAN LUAS
NO JENIS RTH LOKASI
RTH ( M2)
Lapang Sepak Ds. Cikadongdong
1 RTH Taman Desa 5.862,668
Bola Kp. Kenung
Lapang Sepak Ds.Cikunten
2 RTH Taman Desa 1.435,473
Bola Kp. Cikunten
Lapang Sepak Ds. Cikunir
3 RTH Taman Desa 6.018,864
Bola Kp. Pojok Dedes
Lapang Sepak Ds. Mangunreja
4 RTH Taman Desa 6.537,952
Bola Kp. Durung
Lapang Sepak
5 RTH Taman Desa 8.056,872 Ds. Margajaya
Bola
Lapang Sepak
6 RTH Taman Desa 4.727,160 Ds. Sukarame
Bola
Lapang Sepak
7 RTH Taman Desa 1.586,050 Ds. Cikadongdong
Bola
Sumber : Hasil survey

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-6


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Kecamatan

RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan


untuk melayani penduduk satu kecamatan. RTH Taman Kecamatan
hanya terdapat di desa Singaparna kecamatan Singaparna dan Desa
Mangunreja Kecamatan Mangunreja. Pemanafaatn RTH di Kecamatan
Singaparna digunakan sebagai sarana olahraga bagi masyarakat
setempat berupa Lapangan sepak bola, sedangkan pemanfaatn RTH
Kecamatan di Mangunreja digunakan sebagai perdagangan dan
lapangan olahraga. Luasan masing - masing RTH yaitu : 14.905, 56
m2 terletak di desa Singaparna Kecamatan Singaparna dan 6.125,65
m2 terletak di Desa Mangunreja Kecamatan Mangunreja

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-7


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-8


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

- RTH KOTA/ PERKOTAAN

1. RTH Taman Kota

RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk
satu kota atau bagian wilayah kota. Untuk RTH taman Kota yang ada
di Kawasan Perkotaan Singaparna hanya terdapat di Kecamatan
Singaparna dengan pemanfaatan RTH sebagai Alun-alun Kota dengan
luas 5.541,769 m2

2. Hutan Kota

Di kawasan Perkotaan Singaparna saat ini belum terdapat hutan


kota. Adapun untuk rencana hutan kota terdapat di Kawasan pusat
pemerintahan Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya.

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-9


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

3. Sabuk Hijau

Sabuk hijau merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah penyangga


dan untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan (batas
kota, pemisah kawasan, dan lain-lain) atau membatasi aktivitas satu
dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu, serta
pengamanan dari faktor lingkungan sekitarnya. Di kawasan Perkotaan
Singaparna saat ini belum terdapat Sabuk Hijau.

4. RTH Jalur Hijau Jalan

RTH Jalur Hijau jalan yang terdapat di kawasan perkotaan


Singaparna berupa PUlau Jalan dengan pemanfaatan sebagai taman
dan pos polisi, dengan luas sebesar 605,045 m2 .

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-10


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

5. RTH Ruang Pejalan Kaki

RTH Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki
pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman Di kawasan Perkotaan
Singaparna saat ini belum terdapat RTH Ruang Pejalan Kaki.

6. RTH Di bawah jalan layang

Di kawasan Perkotaan Singaparna saat ini belum terdapat RTH di


bawah jalan layang.

7. RTH Fungsi Tertentu

RTH fungsi tertentu adalah jalur hijau antara lain RTH sempadan rel
kereta api, RTH jaringan listrik tegangan tinggi, RTH sempadan
sungai, RTH sempadan pantai, RTH sempadan danau, RTH pengamanan
sumber air baku/mata air dan RTH pemakaman

a. RTH Sempadan rel kereta api

Di kawasan Perkotaan Singaparna saat ini tidak terdapat RTH


sempadan rel kereta api

b. RTH Jaringan listrik tegangan tinggi

Di kawasan Perkotaan Singaparna saat ini tidak terdapat RTH Jaringan


listrik tegangan tinggi

c. RTH Sempadan Sungai

RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiri
dan kanan sungai yang memiliki fungsi utama untuk melindungi
sungai tersebut dari berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi
sungai dan kelestariannya. Untuk RTH Sempadan Sungai yang ada
di kawasan perkotaan singaparna terdapat di sekitar sungai Cilaja
Cikadongdong, cikunir, Cisaruni, Cilaja Ciwulan, Cilembu,
Cimerah, Cikupang, Cibuni, Cikalukur dan anak sungai Ciwulan I

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-11


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

dan Ciwulan II, dengan pemanfaatn RTH sebagai RTH sempadan


sungan dengan luas keseluruhan 6.926.088,134 m2.

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-12


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-13


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

d. RTH Sempadan Pantai

RTH sempadan pantai adalah RTH area pengaman pantai dari


kerusakan atau bencana yang ditimbulkan oleh gelombang laut seperti
intrusi air laut, erosi, abrasi, tiupan angin kencang dan gelombang
tsunami. Kawasan perkotaan Singaparna tidak terdapat Sempadan
pantai karena wilayahnya berada diatas ketinggian 2000 dpl

e. RTH Sempadan Danau

Berdasarkan survey yang kami lakukan Di kawasan perkotaan


Singaparna tidak terdapat danau, sehingga tidak terdapat RTH
sempadan danau

f. RTH Sempadan Sumber mata air

Untuk mata air, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan
sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter di sekitarmata air.
Berdasarkan survey yang kami lakukan Di kawasan perkotaan
Singaparna tidak terdapat RTH sempadan sumber mata air

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-14


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

g. RTH Pemakaman

Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping


memiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga
memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat
pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta
tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.

Untuk RTH pemakaman hampir di semua desa di wilayah


perkotaan Singaparna terdapat RTH Pemakanan, dengan
pemanfaatan sebagai Pemakaman umum. dengan luas keseluruhan
115.119,369 m2 , Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2
di bawah ini:

Tabel 4.2 : Tabel RTH Pemakaman di Kawasan Perkotaan singaparna

PEMANFAATAN LUAS
NO JENIS RTH LOKASI
RTH ( M2)
Pemakaman Kp. Panyingkiran
1 RTH Pemakaman 10.215,685
Umum Ds. Singaparna
Pemakaman Kp. Singasari
2 RTH Pemakaman 5.156,133
Umum Desa Singasari
Pemakaman Kp. Kalawagar
3 RTH Pemakaman 7.739,306
Umum Ds. Singasari
Pemakaman Kp. Mekarsari
4 RTH Pemakaman 1.160,853
Umum Ds. Singasari
Pemakaman Kp. Bantarsuling
5 RTH Pemakaman 1.692,253
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Kp. Nyalindung
6 RTH Pemakaman 3.380,680
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Kp. Nyalindung
7 RTH Pemakaman 2.843,452
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Kp. Tarik Kolot
8 RTH Pemakaman 4.475,534
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Kp. Linggajati
9 RTH Pemakaman 1.996,194
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Ko. Cigarogol
10 RTH Pemakaman 4.325,490
Umum Ds. Sukaasih

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-15


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

PEMANFAATAN LUAS
NO JENIS RTH LOKASI
RTH ( M2)
Pemakaman Kp. Gunungtengah
11 RTH Pemakaman 601,771
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Kp. Cipeucang
12 RTH Pemakaman 4.943,702
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Kp. Koloberes
13 RTH Pemakaman 2.607,050
Umum Ds. Sukaasih
Pemakaman Kp. Al-Hidayah
14 RTH Pemakaman 1.637,019
Umum Ds. Sukamulya
Pemakaman Kp. Sukamulya
15 RTH Pemakaman 2.776,501
Umum Ds. Sukamulya
Pemakaman Kp. Pencut
16 RTH Pemakaman 1.051,955
Umum Ds. Cikadongdong
Pemakaman Kp. Jati
17 RTH Pemakaman 8.394,273
Umum Ds. Cikunten
Pemakaman Kp. Cikoropok
18 RTH Pemakaman 3.594,830
Umum Ds. Cikunten
Pemakaman Kp. Cicarulang
19 RTH Pemakaman 803,301
Umum Ds. Cikunten
Pemakaman Kp. Anggaraja
20 RTH Pemakaman 5.570,341
Umum Ds. Cikunir
Pemakaman Kp. Pangkalan
21 RTH Pemakaman 5.484,581
Umum Ds. Cikunir
Pemakaman Kp. Cihaneuleum
22 RTH Pemakaman 1.102,620
Umum Ds. Cikunir
Pemakaman Kp. Katubang
23 RTH Pemakaman 1.343,392
Umum Ds. Cintaraja
Pemakaman Kp. Cisaninten
24 RTH Pemakaman 12.526,996
Umum Ds. Mangunreja
Pemakaman Kp. Mangunreja
25 RTH Pemakaman 2.542,754
Umum Ds. Mangunreja
Pemakaman Kp. Margajaya
26 RTH Pemakaman 388,430
Umum Ds. Margajaya
Pemakaman Kp. Arjasari
27 RTH Pemakaman 1.053,890
Umum Ds. Arjasari
Pemakaman Kp. Arjasari
28 RTH Pemakaman 4.962,945
Umum Ds. Arjasari
Pemakaman Kp. Selawangi
29 RTH Pemakaman 1.499,340
Umum Ds. Selawangi
Pemakaman Kp. Cimantilan
30 RTH Pemakaman 1.357,740
Umum Ds. Sukarame
Pemakaman Kp. Sukarame
31 RTH Pemakaman 912,936
Umum Ds. Sukarame

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-16


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

PEMANFAATAN LUAS
NO JENIS RTH LOKASI
RTH ( M2)
Pemakaman Kp. Cilampunghilir
32 RTH Pemakaman 994,649
Umum Ds. Cilampunghilir

PROFIL RUANG TERBUKA HIJAU WILAYAH PERENCANAAN BAB 4-17


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 5
PENDEKATAN DAN METODELOGI

5. 1. P E N GE R T I A N M A S T E R P L A N R T H
Masterplan merupakan rencana induk yang dipakai sebagai pedoman
pembangunan atau pengembangan suatu RTH yang berisikan rumusan
tentang rencana tapak pemanfaatan ruang kawasan, rencana lansdcape dan
tanaman; pra rencana teknik bangunan berisikan arahan letak, penampang
dan arsitektur lingkungan bangunan, rencana jaringan utilitas yang
berisikan arahan letak dan kapasitas : air bersih, air hujan, air limbah,
listrik, telepon dan sampah; jaringan jalan berisikan arahan letak dan
penampang jaringan jalan.

5.1.1. Fungsi Masterplan RTH

Masterplan atau Rencana Induk berfungsi untuk pedoman pembangunan


atau pengembangan RTH berkesinambungan guna mewujudkan keselarasan
dan keserasian, lingkungan dengan bangunan, bangunan dengan prasarana,
serta menjaga keselamatan bangunan dan lingkungannya.

5. 2. D E F I NI S I RT H
Definisi mengenai Ruang Terbuka Hijau, antara lain sebagai berikut :

1. Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih
luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area
memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka
yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-1


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

2. Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau


mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam.

3. Ruang terbuka non hijau, adalahruang terbuka di wilayah perkotaan


yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras
maupun yang berupa badan air.

4. Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau
orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas
antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

5. Ruang terbuka hijau publik, adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum.

6. Sabuk hijau (greenbelt), adalah RTH yang memiliki tujuan utama


untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau
membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling
mengganggu.

5.2.1. Bentuk-bentuk RTH

Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi :

• Bentuk RTH alami (habitat liar/alami, kawasan lindung)

• Bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota, pertamanan
kota, lapangan olah raga, pemakaman).

Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi :

• Bentuk RTH kawasan (areal, non linear)

• Bentuk RTH jalur (koridor, linear).

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-2


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasi


menjadi :

• RTH kawasan perdagangan

• RTH kawasan perindustrian

• RTH kawasan permukiman

• RTH kawasan pertanian

• RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga,


alamiah.

Berdasarkan status kepemilikan, RTH diklasifikasikan menjadi:

• RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau
lahan yang dimiliki oleh pemerintah (pusat, daerah)

• RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan
milik privat.

Pembagian jenis-jenis RTH Publik dan RTH Privat adalah sebagaimana Tabel
IV.1 berikut ini.

No. Jenis RTH Publik RTH Privat

1 RTH Pekarangan

a. Pekarangan Rumah Tinggal ▲

b. Halaman perkantoran,Pertokoan dan tempat usaha ▲

c. Taman atap bangunan ▲

2 RTH Taman dan Hutan Kota

a. Taman RT ▲ ▲

b. Taman RW ▲ ▲

c . Taman Kelurahan ▲ ▲

d. Taman Kecamatan ▲ ▲

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-3


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

No. Jenis RTH Publik RTH Privat

e. Taman Kota ▲

f. Hutan Kota ▲

g. Sabuk Hijau (Green Belt ) ▲

3. RTH Jalur Hijau Jalan

a. Pulau Jalan dan Median Jalan ▲ ▲

b. Jalur Pejalan Kaki ▲ ▲

c. Ruang di bawah Jalan Layang ▲

4. RTH Fungsi Tertentu

a. RTH Sempadan Rel Kereta Api ▲

b. Jalur Hijau Jaringan Listrik Tegangan Tinggi ▲

c. RTH Sempadan Sungai ▲

d. RTH Sempadan Pantai ▲

e. RTH Pengamanan Sumber Air Baku/ Mata Air ▲

f. Pemakaman ▲

Sumber: Pedoman Penyediaan & Pemanfaatan RTH Kaw. Perkotaan: Permen PU No. 05/PRT/M2008

Berdasarkan pembagian jenis-jenis RTH pada tabel di atas, menunjukkan


bahwa RTH Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya termasuk
kedalam jenis RTH Publik.

5.2.2. Fungsi

RTH Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, memiliki fungsi


sebagai berikut :

a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis :

◊ Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem


sirkulasi udara;

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-4


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

◊ Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami
dapat berlangsung lancar;

◊ Sebagai peneduh;

◊ Produsen oksigen;

◊ Penyerap air hujan

◊ Penyedia habitat satwa;

◊ Penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta;

◊ Penahan angin.

b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu :

◊ Fungsi sosial dan budaya :

√ Menggambarkan ekspresi budaya lokal;

√ Merupakan media komunikasi warga kota;

√ Tempat rekreasi;

√ Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam


mempelajari alam.

◊ Fungsi ekonomi :

√ Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah,


daun, sayur mayur;

√ Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan


dan lain-lain.

◊ Fungsi estetika :

√ Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik


dari skala mikro : halaman rumah, lingkungan permukimam,
maupun makro : lansekap kota secara keseluruhan;

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-5


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

√ Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota;keindahan


arsitektural;

√ Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun


dan tidak terbangun.

5. 3. M E T O D O LO G I P E N Y U S U N A N M AS T E R P L A N R TH
Dalam melaksanakan Pembuatan Master Plan RTH ini, langkah-langkah
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran
perencanaan yang diinginkan sesuai dengan pendekatan perencanaan
diatas, adalah sebagai berikut :

1) Desk Study

2) Survey dan Pengumpulan data

3) Analisa dan Kajian Data

4) Perumusan Draft Masterplan

5) Penyempurnaan Masterplan

5.3.1. DESK STUDY

Sasaran tahapan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran teoretis


dan praktis yang lebih jelas mengenai segala hal yang berkaitan dengan
perencanaan pembangunan Ruang Terbuka Kota Kawasan Pusat
Pemerintahan.

Selain itu, sasaran dari desk studi ini juga untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas mengenai segala sesuatu yang telah dilakukan berkaitan
dengan hal di atas. Dengan diperolehnya gambaran yang jelas berkaitan
dengan masalah di atas maka diharapkan rumusan rencana pembangunan
Ruang Terbuka Kota Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
yang dihasilkan merupakan kelanjutan yang berkesinambungan dan tidak
bertentangan dengan kebijakan yang sudah ada.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-6


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Seperti telah disinggung pada sub-bab terdahulu rincian aktifitas yang akan
dilakukan dalam tahapan desk study ini akan terdiri dari 7 (tujuh) aktifitas,
di mana kesemuanya pada dasarnya merupakan tinjauan maupun kajian
kritis terhadap segala sesuatu yang telah ada, baik ditinjau dari aspek
teoretis maupun praktis. Secara umum aktifitas-aktifitas yang akan
dilakukan pada tahapan ini adalah seperti terlihat pada Tabel IV.3. yang
menggambarkan uraian singkat dan output yang diharapkan dapat
diperoleh.

RINCIAN AKTIFITAS YANG DILAKUKAN PADA TAHAP 1 : DESK STUDY

Task Nama Uraian Output

Aktifitas

Task 1.a. Review Studi Terdahulu Review dilakukan terhadap semua • Permasalahan
studi yang berkaitan dengan yang ada
masalah Ruang Terbuka Hijau berkaitan dengan
Kawasan Pusat Pemerintahan aspek penataan
ataupun hal lainnya yang relevan ruang terbuka
yang pernah dilakukan hijau
sebelumnya. Studi-studi yang • Rekomendasi studi
ditinjau tidak hanya terbatas pada terdahulu
studi yang ada di Kabupaten berkaitan dengan
Tasikmalaya, tetapi juga studi masalah penataan
relevan lainnya yang pernah ruang terbuka
dilakukan untuk Kabupaten hijau
Tasikmalaya
Task 1.b. Review RTH Telaahan dan review dilakukan • Tipe/jenis RTH
terhadap RTH khususnya yang • Fungsi RTH
berkaitan dengan kawasan pusat • Kaitan RTH
pemerintahan kawasan dengan
skala kota
Task 1.c. Review kebijakan aspek Telaahan kritis terhadap apa dan • Kebijakan sektor
penataan lingkungan bagaimana penataan lingkungan penataan
dan pengembangan dan pengelolaan sarana dan lingkungan dan
sarana prasarana prasarana KPP yang telah dan RTH
Kawasan Pusat akan dilakukan. Telaahan ini • Kebijakan sektor
Pemerintahan dilakukan untuk mengetahui penataan
sejauh mana kebijakan subsektor lingkungan dan
ini telah secara tepat. Kalaupun RTH dalam lima
memang telah tepat, bagaimana tahun ke depan
implementasinya, apakah telah • Kondisi lingkungan
sesuai dengan apa yang telah dan RTH eksisting
direncanakan.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-7


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Aktifitas

Task 1.d. Review Perencanaan Telaahan kritis dan review • Asumsi


Teknis Terdahulu komprehensif dilakukan terhadap perencanaan yang
hasil perencanaan teknis yang digunakan
pernah dilakukan sebelumnya • Elemen estetika
(jika ada). Dalam hal ini kajian lansekap
dilakukan untuk mengetahui • Struktur ruang
asumsi-asumsi apa yang telah terbuka dan tata-
diambil sebelumnya untuk letak
melakukan perencanaan teknis • Dimensi-dimensi
RTH KPP. Apakah asumsi yang dasar
ditarik masih relevan. Selain itu
juga ditelaah hasil perencanaan
teknis yang telah diperoleh.
Apakah masih sesuai dengan
kondisi KPP Kabupaten
Tasikmalaya yang ada saat ini
ada kondisi lima ataupun sepuluh
tahun ke depan.

Task 1.e. Review Metoda Telaahan kritis dan review • Metoda


Perencanaan komprehensif dilakukan terhadap perencanaan
metoda analisis maupun metoda • Metoda analisis
perencanaan yang diperlukan
dalam perencanaan RTH KPP.
Teori-teori yang relevan dengan
masalah ekologi, Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Pusat
Pemerintahan dikaji secara
khusus, terutama untuk dapat
menetapkan model penataan
Ruang Terbuka Kota Kawasan
Pusat Pemerintahan yang
diperkirakan akan sesuai
digunakan untuk studi ini.

Task 1.f.. Review Standard Teknis Telaahan kritis dilakukan • Klasifikasi RTH
penataan RTH terhadap standard teknis Ruang • Standard jenis
Terbuka Hijau Kawasan Pusat RTH
Pemerintahan yang dikeluarkan • Standard dimensi
lembaga-lembaga terkait, baik • Standard
internasional maupun nasional. prasarana dan
Dari telaahan ini diharapkan sarana pendukung
dapat diketahui standard jenis
penataan yang harus disediakan
RTH. Selain itu dapat diketahui
standard dimensi maupun
standard kebutuhan prasarana

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-8


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Aktifitas

dan sarana yang mendukung


Ruang Terbuka Kota Kawasan
Pusat Pemerintahan dengan
kelas tertentu.

Task 1.g. Review kebijakan Pola kebijakan tentang • Rencana tata-


rencana tata ruang pemanfaatan ruang kota ditelaah ruang
berdasarkan RUTRK maupun • Kesesuaian tapak
RDTRK yang telah disusun Ruang Terbuka
sebelumnya. Kajian tidak hanya Kota Kawasan
dilakukan terhadap RUTRK, tetapi Pusat
juga ditinjau dari aspek Pemerintahan
pengendalian dan pengawasan ditinjau dari sudut
yang dilakukan sejauh ini. tata-ruang kota

5.3.2. SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA

Sasaran yang diharapkan dari tahapan kegiatan ini adalah untuk


mendapatkan gambaran aktual dari sistem ataupun daerah yang sedang
dikaji. Untuk itu pengumpulan data akan dilakukan melalui instansi yang
terkait ataupun observasi ataupun pengamatan langsung di lapangan.

Selain itu, sasaran dari tahapan kegiatan ini juga untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi objektif yang ada berkaitan
dengan kondisi fisik dan lingkungan Kabupaten Tasikmalaya, terutama yang
berkaitan dengan kondisi rencana tapak Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Pusat Pemerintahan dan lingkungan sekitarnya. Kondisi objektif dimaksud
meliputi : karakteristik fisik Kabupaten Tasikmalaya, kondisi topografis,
kondisi sarana prasarana KPP dan pola pemanfaatan ruang hijau. Selain itu
dalam survey ini juga akan dilakukan pengamatan terhadap kondisi
lingkungan sosial masyarakat sekitar KPP Kabupaten Tasikmalaya.

Untuk itu ada enam kegiatan survey yang akan dilakukan seperti yang
terlihat pada tabel IV.4 berikut.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-9


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

RINCIAN AKTIFITAS YANG DILAKUKAN PADA TAHAP 2 : SURVEY &


PENGUMPULAN DATA

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

Task 2.a. Survey Lingkungan Survey ini pada dasarnya lebih • Kondisi sosial
sosial berorientasi pada karakteristik masyarakat sekitar
sosial masyarakat sekitar KPP KPP Kabupaten
Kabupaten Tasikmalaya, di mana Tasikmalaya
di dalamnya juga termasuk • Kondisi lingkungan
masalah kondisi lingkungannya. kawasan
Dari survey ini diharapkan
diperoleh gambaran mengenai
kondisi riel masyarakat
Kabupaten Tasikmalaya ditinjau
dari aspek sosial dan lingkungan.

Task 2.b. Survey fungsi ekologis Survey terhadap ragam bentuk • Kondisi sosial
bentang alam dan kondisi masyarakat
lingkungan di sekitar KPP dan Kabupaten
kaitannya dengan dinamika Tasikmalaya
masyarakat di sekitarnya. Untuk • Kondisi ekonomi
mengkaji seberapa besar masy. Kabupaten
pengaruh kondisi masyarakat Tasikmalaya
eksisting terhadap keadaan • Tingkat Kesehatan
lingkungan hidup di sekitarnya. Masy. Kabupaten
Tasikmalaya

Task 2.c. Survey Topografi dan Survey akan dilakukan pada • Data pengukuran
Kondisi Fisik Lahan daerah daerah yang Topografi
diperuntukkan bagi kawasan • Kondisi fisik lahan
RTH, yaitu didasarkan pada
RUTRK ataupun RDTRK yang
ada di Kabupaten Tasikmalaya.
Maksud dari survey ini adalah
untuk mendapatkan gambaran
yang rinci berkenaan dengan
kondisi fisik kawasan, baik
ditinjau dari kondisi topografi,
kondisi lapisan tanah maupun
kondisi flora dan fauna yang
ada. Dalam hal ini akan
dilakukan pengukuran topografi
yang cukup rinci, untuk
mendapatkan peta topografi
skala 1 : 500 dan juga peta
situasi dari kawasan dimaksud.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-10


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

Task 2.d. Survey Karakteristik fisik Survey ini dilakukan dalam • Pola peruntukkan
tapak usaha untuk mendapatkan sekitar tapak
gambaran dari karakteristik • Kondisi prasarana
tapak ditinjau dalam koteks dasar yang ada di
kawasan yang lebih luas. Jadi di sekitar tapak
sini survey dilakukan dalam • Kondisi jaringan
usaha untuk memehami listrik maupun
positioning tapak terhadap jaringan
kawasan yang lebih luas. Untuk telekomunikasi di
itu survey akan ditekankan pada kawasan sekitar.
keterkaitan dari daerah tapak
dengan kawasan sekitarnya,
terutama ditinjau dari kondisi
prasarana dasar, seperti
drainase, jalan, sistem jaringan
listrik maupun telekomunikasi.

Task 2.e. Inventarisasi Prasarana Inventarisasi prasarana dasar • Kondisi Prasarana


dasar Kota kota dilakukan untuk jalan
mengetahui sejauh mana • Kondisi prasarana
dukungan prasarana kota telah drainase
tersedia bagi RTH. Untuk itu • Kondisi prasarana
maka kondisi prasarana kota pembuangan
seperti : jalan, drainase, sistem sampah
pembuangan sampah. Dengan • Kondisi prasarana
diketahuinya kondisi prasarana air bersih
kota ini, maka dalam
perencanaan nantinya
diharapkan adanya kesatuan
antara Ruang Terbuka Kota
Kawasan Pusat Pemerintahan
dengan sistem kota secara
keseluruhan.

Metode Survey
Metode survai pengumpulan data primer dan sekunder yang digunakan
meliputi cara:

1. Metode Pengumpulan Data Primer


a. Wawancara terarah;
Pelaksanaan wawancara pada umumnya dilakukan melalui pedoman
daftar pertanyaan yang dikembangkan berdasarkan pemilihan

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-11


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

terhadap responden secara terarah/ terpusat (random, sampling).


Responden dipilih berdasarkan pola representasi. Cara wawancara
diharapkan akan memperoleh informasi mengenai karakteristik,
persepsi dan preferensi dari responden, sehingga dapat dipetakan
dalam tahap analisis data berikutnya.

b. Observasi Lapangan;

Pengamatan langsung (observasi) yaitu pengamatan secara visual


untuk mengetahui dan mencatat secara rinci mengenai keadaan
yang sebenarnya di lapangan. Semua data dan informasi hasil
survey visual dicatat dalam peta-peta sederhana disertai dengan
sketsa, photo, dan catatan-catatan ringkas lainnya yang diangap
perlu. Peta-peta dapat berupa peta dasar dari kota pada skala
survey. Sketsa-sketsa, photo, dan catatan-catatan dapat
ditempelkan pada peta dan seluruh hasil studi.

c. Dokumentasi;

Setelah dilakukan pengamatan langsung (observasi) yaitu


pengamatan secara visual yang salah satunya melakukan
dokumentasi lapangan.

d. Kuesioner

Dengan cara membagikan kuesioner untuk mengetahui tanggapan


dan menelusuri responden untuk informasi yang lebih lanjut.
Kuesioner ini adalah lembar wawancara. Responden wawancara
adalah stakeholder terkait.

e. Pengkajian Penentu Lokasi RTH

Faktor lokasi merupakan hal yang penting dalam perencanaan,


terutama dalam penentuan lokasi RTH kawasan inti dan RTH
Penunjang. Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor yang

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-12


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

mempengaruhi penilaian suatu wilayah untuk ditetapkan sebagai


lokasi wisata menurut beberapa ahli pariwisata yaitu:

Dalam penentuan lokasi RTH kawasan inti dan RTH penunjang


terdapat kriteria yang di dalamnya harus melalui beberapa faktor
penentuan, yaitu melalui pengamatan faktor-faktor umum
penentuan lokasi RTH dan kajian terkait RTH secara umum yang di
proses berdasarkan berbagai permasalahan yang timbul. Setelah
melalui tahapan tersebut maka akan diketahui faktor-faktor
penentu wilayah atau lokasi RTH kawasan inti dan RTH penunjang
yang akan direncanakan.

Adapun tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan menjadi bagan


sebagai berikut:

Bagan Penentuan RTH Kawasan Inti dan RTH Penunjang

Faktor-faktor umum Kajian terkait RTH


penentu lokasi RTH

Permasalahan yang timbul

Faktor-faktor penentu kawasan untuk RTH


kawasan Inti dan RTH Penunjang

f. Pengukuran/ Pemetaan

Pemetaan geometris, titik lokasi maupun polygon dapat dilakukan


dengan bantuan alat GPS dan atau theodolit. Global Positioning
System (GPS) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi
yang didesain untuk memberikan posisi (Iintang, bujur, dan
ketinggian) serta informasi mengenai waktu secara kontinyu. Alat

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-13


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

GPS yang dihunakan dapat berupa tipe :

• GPS Tipe Pemetaan (ketelitian cm) banyak digunakan untuk


penentuan posisi secara diferensial untuk survey, pemetaan
geologi dan pertambangan, peremajaan peta, serta
pembangunan basis data SIG. Contoh tipe ini diantaranya :
Trimble Pro-XRTM, Magellan ProMARK XTM, dan Ashtech
RelianceTM.

• GPS Tipe Navigasi (ketelitian 1 - 50 meter) banyak digunakan


untuk keperluan sehari-hari seperti navigasi Taksi, rekreasi,
dan keperluan umum lainnya. Contoh tipe ini Garmin 12XL,
Garmin eTrex, Silva, Magellan, dan Ranger.

Data yang direkam oleh GPS dapat diolah melalui berbagai


software. Untuk GPS GARMIN data tersebut dapat dibuka
melalui program MAPSOURCE. Selain program tersebut masih
banyak yang dapat digunakan seperti terlihat dalam bagan di
bawah ini.

2. Metode Pengumpulan Data Sekunder


Survey pengumpulan data sekunder/instansi, berupa pengumpulan
data angka atau peta, uraian mengenai keadaan fisik lingkungan,
sosial budaya masyarakat /kependudukan, ekonomi, sarana dan
prasarana wilayah, kebijaksanaan pembangunan daerah (RTRW &
RDTR Kabupaten), potensi dan kondisi objek perencanaan, informasi
RTH yang sudah ada, dll.

5.3.3. ANALISIS DATA


Segera setelah seluruh pengumpulan data dan survey lapangan dilakukan
maka proses kompilasi data dilakukan, dengan maksud agar analisis dapat
dilakukan segera. Kompilasi dilakukan dengan cara melakukan validasi
maupun cross-check, agar data yang digunakan dalam analisis benar-benar
representatif.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-14


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Selanjutnya analisis dilakukan berdasarkan data yang dikompilasi


sebelumnya. Tujuan dari pelaksanaan tahapan analisis ini adalah untuk
mendapatkan parameter-parameter dasar yang dibutuhkan bagi perumusan
konsep perencanaan, maupun bagi perencanaan teknis rinci selanjutnya. Di
samping itu, dari tahapan kegiatan ini juga diharapkan dapat
diidentifikasikan kondisi objektif dari sistem kajian yang ada. Karena
dengan didasarkan pada kondisi objektif yang ada inilah maka perumusan
perencanaan dapat dilakukan secara optimal. Pada tahapan ini ada
duabelas kegiatan analisis yang akan dilakukan, di mana secara singkat
penjelasannya dapat dilihat pada tabel IV.5.

RINCIAN AKTIFITAS YANG DILAKUKAN PADA TAHAP 3 : ANALISIS DATA

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

Task 3.a Analisis Demografi dan Analisis demografi dilakukan • Proyeksi jumlah
Sosial-Ekonomi untuk memprediksi atau untuk penduduk pada
memproyeksikan kondisi tahun rencana
demografi Kabupaten • Proyeksi kondisi
Tasikmalaya dalam lima atau demografi pada
sepuluh tahun ke depan. tahun rencana
Kondisi demografi yang • Proyeksi kondisi
diproyeksikan meliputi : jumlah sosial-ekonomi
penduduk, sebaran geografis, masyarakat pada
struktur usia dan komposisi tahun rencana
penduduk. Sedangkan analisis
sosial ekonomi penduduk
dilakukan sejalan dengan analisis
demografi. Tujuannya adalah
untuk memproyeksikan kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Kabupaten Tasikmalaya dalam
lima atau sepuluh tahun ke
depan.

Task 3.b Analisis Potensi dan Analisis ini dilakukan untuk • Proyeksi potensi
Karakteristik Kunjungan mendapatkan dua hal berkenaan kunjungan Ruang
RTH dengan potensi kunjungan RTH, Terbuka Kota
yaitu : karakteristik kunjungan Kawasan Pusat
RTH, dan jumlah kunjungan Pemerintahan

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-15


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

RTH. Dengan demikian berarti pada tahun


bahwa analisis ini pada dasarnya rencana
adalah analisis forecasting, yaitu • Karakteristik dan
untuk memprediksi kedua hal sifat kunjungan
tersebut di atas. Hasil dari Ruang Terbuka
analisis ini adalah estimasi Kota Kawasan
karakteristik kunjungan Ruang Pusat
Terbuka Kota Kawasan Pusat Pemerintahan
Pemerintahan yang akan
dilayani dalam lima atau sepuluh
tahun ke depan, dan juga
estimasi jumlah kunjungan yang
akan dilayani Ruang Terbuka
Kota Kawasan Pusat
Pemerintahan dalam lima atau
sepuluh tahun ke depan.

Task 3.c. Analisis Kebutuhan Analisis ini pada dasarnya • Estimasi jenis
Layanan RTH merupakan kelanjutan dari layanan yang perlu
analisis karakteristik kunjungan disediakan RTH
Ruang Terbuka Kota Kawasan • Estimasi intensitas
Pusat Pemerintahan yang layanan yang
dilakukan pada tahap harus disiapkan
sebelumnya. Didasarkan pada untuk masing-
karakteristik kunjungan Ruang masing jenis
Terbuka Kota Kawasan Pusat layanan.
Pemerintahan yang telah
diestimasikan sebelumnya, maka
dengan mengacu pada standard
teknis yang berlaku dilakukan
analisis jenis layanan Ruang
Terbuka Kota Kawasan Pusat
Pemerintahan yang diperlukan
bagi Ruang Terbuka Kota
Kawasan Pusat Pemerintahan
dimaksud. Dari hasil analisis ini
diharapkan dapat diketahui jenis
layanan apa saja yang sebaiknya
disediakan oleh RTH.

Task 3.d. Analisis Kebutuhan Dalam tahapan analisis ini ada • Estimasi jenis-jenis
Ruang dua hal yang ingin ditelaah. ruang yang perlu
Yang pertama adalah jenis ruang disiapkan untuk
apa saja yang perlu disiapkan. melaksanakan
Hal kedua yang akan ditelaah layanan RTH
adalah estimsi luas ruang yang • Estimasi
dibutuhkan untuk masing- kebutuhan ruang

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-16


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

masing jenis layanan. Analisis untuk masing-


dilakukan berdasarkan hasil masing jenis
analisis sebelumnya, yaitu layanan.
didasarkan pada estimasi jumlah
kunjungan maupun berdasarkan
estimasi jenis layanan yang perlu
disediakan.

Task 3.e. Analisis Kebutuhan Dalam tahapan ini akan • Jenis prasarana
Prasarana dan Sarana dianalisis jenis prasarana dan dan sarana Ruang
sarana apa saja yang diperlukan Terbuka Kota
untuk melayani kunjungan Kawasan Pusat
pasien dan kegiatan Ruang Pemerintahan
Terbuka Kota Kawasan Pusat yang dibutuhkan
Pemerintahan sehari-hari. • Estimasi jumlah
Selain itu juga dianalisis dan dan dimensi dari
diestimasi dimensi dan besaran- masing-masing
besaran kuantitatif lainnya dari parasarana dan
masing-masing prasarana sarana Ruang
maupun sarana yang Terbuka Kota
dibutuhkan. Kawasan Pusat
Pemerintahan
yang dibutuhkan.
Task 3.f. Analisis kondisi fisik Kondisi fisik tanah di daerah • Kondisi fisik tanah
tanah studi dianalisis dalam dua aspek. di kawasan Ruang
Aspek pertama adalah kondisi Terbuka Kota
topografis, sedangkan aspek Kawasan Pusat
kedua adalah dalam kaitannya Pemerintahan
kemampuan dari lapisan tanah • Daya dukung dan
menerima beban dari bangunan kemampuan
prasarana dasar kota. Kondisi lapisan tanah
topografis akan dianalisis dalam menerima
berdasarkan peta kontur, beban bangunan
sedangkan kemampuan lapisan
tanah menerima beban
bangunan prasarana kota
didasarkan parameter-parameter
fisik lapisan tanah yang telah
didapatkan dalam pelaksanaan
survey sebelumnya.

Task 3.g. Pembuatan Peta Data hasil pengukuran • Kondisi topografi


Topografi dan analisis dikompilasi dan • Peta topografi
kondisi lahan dianalisis/dihitung untuk
mendapatkan koreksi-koreksi
statistik yang dibutuhkan.
Selanjutnya data koordinat dan

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-17


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

elevasi diplot di kertas gambar


untuk selanjutnya dibuatkan
peta kontur dan peta topografi.

Task 3.h. Analisis Tapak Analisis tapak dilakukan untuk • Kesesuaian tapak
mengkaji sejauh mana bagi RTH
kesesuaian lahan untuk • Renacana dan pola
digunakan sebagai tapak RTH. land-clearing yang
Jika pun dirasakan tidak begitu diusulkan
sesuai, apa yang harus dilakukan
agar dapat digunakan sebagai
tapak RTH. Untuk ini maka
faktur utama yang akan
diperhatikan adalah kondisi
topografis lahan dan juga kondisi
kawasan sekelilingnya.

Task 3.i. Analisis tata-letak Analisis tata letak bangunan • Pola/Model lay out
Bangunan didasarkan sepenuhnya pada bangunan yang
dua hal utama, yaitu kebutuhan mungkin
ruang dan kondisi tapak yang diterapkan
ada. Selain itu analisis juga
akan didasarkan pada pola
keterkaitan antara ruang dan
juga interaksi yang terjadi antar
stake-holder yyang ada pada
sistem RTH. Dengan dasar-
dasar itu, maka diharapkan
dapat diperoleh pola tata letak
ataupun model tata letak yang
dapat diterapkan kemudian.

Task 3.j. Analisis Jenis Analisis ini dilakukan untuk • Jenis/Tipe


Struktur/Konstruksi mengkaji jenis-jenis ataupun tipe konstruksi
Bangunan struktur yang bagaimana yang bangunan bawah
diperkirakan sesuai untuk yang mungkin
diterapkan pada istem bangunan diterapkan
Ruang Terbuka Kota Kawasan • Jenis/Tipe
Pusat Pemerintahan ini. Faktoe konstruksi
pertama yang akan dijadikan bangunan atas
dasar adalah karakteristik fisik yang mungkin
dari tanah di tapak yang diterapkan
bersangkutan. Selain itu hal
lainnya yang patut
dipertimbangkan adalah pola
arsitektur yang ada di daerah
sekitar dan juga keberadaan

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-18


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

sumber dan bahan material


bangunan yang ada di sekitar
lokasi.

Task 3.k. Analisis Kebutuhan Dalam analisis ini ada dua hal • Model/Pola
Sistem Pengelolaan yang akan ditinjau, yaitu : pengelolaan
Buangan pertama, estimasi jenis buangan buangan limbah
limbah yang akan dihasilkan yang mungkin
RTH, kedua estimasi volume diterapkan
buangan limbah yang akan • Estimasi potensi
dihasilkan dan ketiga, sistem buangan yang
pengelolaan buangan limbah mungkin dihasilkan
yang paling mungkin untuk • Estimasi jenis
diterapkan. buangan yang
mungkin dihasilkan
Estimasi jenis buangan limbah
dan juga estimasi volume
buangan limbah akan didasarkan
pada jenis layanan kesehatan
yang akan ditawarkan dan juga
jumlah kunjungan yang
diperkirakan. Sedangkan jenis
sistem pengelolaan buangan
limbah akan didasarkan
analisisnya pada kondisi
prasarana kota yang ada dan
juga kondisi fisik tapak.

Task 3.l. Analisis Kebutuhan Dalam tahapan ini ada dua hal • Estimasi
Sistem yang akan ditinjau, yaitu sistem kebutuhan
Elektrikal/Mekanikal elektrikal dan sistem mekanikal komponen
RTH. Tinjauannya akan mekanikal/elektrik
difokuskan pada kebutuhan al
sistem dan pola/sistem yang • Sistem jaringan
paling sesuai untuk diterapkan. elektrikal yang
mungkin
Sistem elektrikal dan mekanikal diterapkan
Ruang Terbuka Kota Kawasan • Sistem mekanikal
Pusat Pemerintahan akan yang mungkin
dianalisis dengan diterapkan
memperhatikan jenis layanan
yang diberikan, jumlah ruangan
dan juga dimensi ruangan.
Selain itu juga jenis dan dimensi
prasarana/sarana Ruang
Terbuka Kota Kawasan Pusat
Pemerintahan merupakan faktor

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-19


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Task Nama Uraian Output

Kegiatan

dominan yang patut


diperhatikan.

Task 3.m. Analisis Unit Price Analisis harga satuan akan • Harga satuan dari
dilakukan untuk masing-masing masing-masing
komponen bangunan, baik untuk komponen
sistem konstruksi maupun untuk bangunan dan
sistem elektrikal dan mekanikal. komponen
Analisis unit price ini sepenuhnya elektrikal/mekanik
didasarkan pada harga material, al
tenaga kerja dan peralatan yang
telah dikompilasi sebelumnya.

5.3.4. PERUMUSAN KONSEP MASTER PLAN

Pada tahapan ini sebenarnya ada dua kelompok kegiatan yang dilakukan,
yaitu :

a. merumuskan alternatif konsep perencanaan, dan

b. evaluasi dan penetapan konsep perencanaan terpilih.

Di mana masing-masing berlaku untuk komponen-komponen perencanaan


berikut : tata-letak, tampilan arsitektur, konstruksi, sistem buangan limbah
dan sistem elektrikal dan mekanikal.

Tujuan akhir dari seluruh pelaksanaan tahapan kegiatan ini adalah untuk
mendapatkan konsep perencanaan terpilih dari masing-masing komponen
perencanaan di atas. Tentu saja yang dimaksud dengan konsep
perencanaan terpilih di sisni adalah konsep perencanaan yang diperkirakan
paling optimal untuk diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya.

Untuk kelompok kegiatan pertama hasil yang harapkan dapat diperoleh


adalah dua atau tiga alternatif konsep perencanaan untuk masing-masing
komponen perencanaan (tata-letak, tampilan arsitektur, sistem
elektrikal/mekanikal dan sistem buangan limbah), di mana masing-masing

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-20


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

alternatif menggambarkan struktur dan konfigurasinya. Dalam hal ini


perumusan alternatif konsep perencanaan didasarkan pada kajian yang
komprehensif dan holistik. Semua faktor dan kondisi yang mempengaruhi
sistem bangunan Ruang Terbuka Kota Kawasan Pusat Pemerintahan benar-
benar diperhatikan, mulai dari faktor kondisi topografi, faktor kondisi fisik
tanah, jenis layanan Ruang Terbuka Kota Kawasan Pusat Pemerintahan
yang ditawarkan, kondisi prasarana dasar kota yang ada dan faktor lainnya
yang relevan. Selain itu dalam perumusan alternatif konsep perencanaan
ini juga diperhatikan semua kendala yang mungkin muncul. Dengan
demikian alternatif konsep perencanaan yang dihasilkan benar-benar
merupakan alternatif konsep perencanaan yang dapat diimplementasikan.

Selanjutnya dalam setelah diperoleh beberapa alternatif konsep


perencanaan, dilakukan evaluasi yang menyeluruh, dalam usaha
mendapatkan konsep perencanaan terpilih yang paling optimal. Dalam hal
ini implikasi dari masing-masing alternatif konsep perencanaan ditinjau
secara cermat, baik yang berpengaruh terhadap masyarakat luas, fauna,
flora maupun lingkungan buatan. Penelaahaan yang cermat ini perlu
dilakukan untuk memastikan bahwa konsep perencanaan terpilih
merupakan alternatif konsep perencanaan yang paling optimal. Maksudnya
konsep perencanaan terpilih hendaknnya betul-betul memenuhi semua
kriteria yang ditetapkan.

Secara keseluruhan, aktifitas-aktifitas yang akan dilakukan dapat dilihat


pada Tabel IV.6.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-21


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

RINCIAN AKTIFITAS YANG DILAKUKAN PADA TAHAP 4 :

PERUMUSAN KONSEP MASTER PLAN

Nama
Task Uraian Output
Kegiatan

Task 4.a. Perumusan alternatif Alternatif konsep perencanaan • 2 atau 3 buah


Konsep Desain Tapak tapak dirumuskan berdasarkan alternatif
beberapa faktor seperti : kondisi perencanaan tapak
topografi, pola tata ruang,
kondisi fisik lahan, budaya
Dayak, rencana tahapan
pemanfaatan ruang, dan
prasarana jalan eksisting. Selain
itu perumusan alternatif konsep
perencanaan tapak juga disusun
berdasarkan kendala-kendala
yang mungkin muncul, baik
kendala fisik maupun kendala
lainnya.

Task 4.b. Perumusan alternatif Perumusan alternatif konsep • Beberapa ( dua


konsep tampilan tampilan arsitektur didasarkan atau tiga)
arsitektur pada beberapa faktor berikut, alternatif tampilan
yaitu : peran dan fungsi arsitektur RTH
bangunan dalam konteks tata
ruang kawasan, tampilan
arsitektur bangunan sekitar,
budaya Dayak, fungsi dan
interaksi yang terjadi pada
bangunan Ruang Terbuka Kota
Kawasan Pusat Pemerintahan
dan kondisi topografi tapak.

Task 4.c. Perumusan alternatif Alternatif konsep tata letak dan • 2 atau 3 buah
konsep tata-letak/tata- konfigurasi ruang dirumuskan alternatif
ruang berdasarkan beberapa faktor konfigurasi dan
seperti : kondisi topografi, jenis tata letak ruang.
layanan kesehatan yang
ditawarkan, kebutuhan dimensi
bangunan, interaksi antar ruang
dan intensitas kunjungan yang
akan dilayani. Di samping itu
faktor lainnya yang patut
diperhatikan adalah tata nilai
setempat dan pola budaya

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-22


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Nama
Task Uraian Output
Kegiatan

Dayak.

Task 4.d. Perumusan alternatif Sistem buangan limbah pada • Beberapa (dua
konsep sistem buangan dasarnya terdiri dari komponen- atau tiga)
limbah komponen pengolah limbah dan alternatif sistem
komponen penyalur. Dalam hal buangan limbah,
ini selain perlu ditetapkan termasuk
konsep pengelolaan buangan konfigurasinya.
limbah juga perlu ditetapkan
alternatif tipe dan jenis
bangunan untuk masing-masing
komponen bangunan dimaksud.
Perumusan alternatif tipe dan
jenis bangunan untuk masing-
masing komponen bangunan
didasarkan pada beberapa faktor
berikut, yaitu : peran dan fungsi
komponen dalam konteks
jaringan, estimasi volume aliran
buangan limbah yang akan
ditampung, kondisi topografi
lokal dan kondisi lapisan tanah.

Task 4.e. Perumusan alternatif Alternatif sistem dan konfigurasi • 2 atau 3 buah
konsep sistem elektrikal/mekanikal dirumuskan alternatif sistem
elektrikal/mekanikal berdasarkan beberapa faktor dan konfigurasi
seperti : jumlah dan jenis elektrikal
ruangan yang dilayani, jenis dan • 2 atau 3 alternatif
jumlah prasarana dan sarana sistem mekanikal.
dan tata-letak bangunan.

Task 4.f. Evaluasi & Penetapan Evaluasi untuk menetapkan • Konsep


Konsep Desain Tapak konsep rencana tapak terpilih Perencanaan
didasarkan pada implikasi yang Tapak terpilih
mungkin timbul jika masing-
masing alternatif
diimplementasikan. Dalam hal
ini implikasi yang diperhatikan
diungkapkan dalam sekumpulan
komponen dampak yang akan
dirasakan oleh berbagai
stakeholder, seperti pengunjung,
pasien, tenaga medis dan
pegawai Ruang Terbuka Kota
Kawasan Pusat Pemerintahan
lainnya.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-23


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Nama
Task Uraian Output
Kegiatan

Task 4.g. Evaluasi & Penetapan Evaluasi untuk menetapkan • Konsep tampilan
konsep tampilan konsep tampilan arsitektur arsitektur terpilih
arsitektur terpilih didasarkan pada nilai
estetik yang dihasilkan. Selain
itu evaluasi juga didasarkan
pada kesesuaian tampilan yang
ada dengan tampilan arsitektur
dari gedung-gedung yang sudah
ada dan yang akan ada di
sekelilingnya.

Task 4.h. Evaluasi & Penetapan Penetapan konsep tata letak • Konsep tata letak /
konsep tata-letak/tata- terpilih didasarkan pada implikasi tata ruang terpilih
ruang yang mungkin timbul jika
masing-masing alternatif
diimplementasikan. Dalam hal
ini implikasi yang diperhatikan
diungkapkan dalam sekumpulan
komponen dampak yang akan
dirasakan oleh berbagai
stakeholder,

seperti pengunjung dan


pengelola RTH.

Task 4.i. Evaluasi & Penetapan Dalam evaluasi ini akan • Konsep Sistem dan
konsep sistem buangan ditetapkan sebelumnya beberapa Konfigurasi
limbah kriteria yang dianggap layak, buangan limbah
seperti : biaya konstruksi, terpilih
jumlah limbah yang mungkin
timbul, besarnya limpahan,
kemudahan pelaksanaan,
kemudahan perawatan dan
beberapa kriteria lainnya yang
relevan.

Task 4.j. Evaluasi & Penetapan Evaluasi penetapan konsep • Konsep sistem dan
konsep sistem sistem elektrikal mekanikal jaringan elektrikal
elektrikal/mekanikal dilakukan dengan prinsip yang terpilih
sama, yaitu berdasarkan • Konsep sistem
implikasi yang mungkin timbul mekanikal Ruang
jika masing-masing alternatif Terbuka Kota
diimplementasikan. Hanya saja Kawasan Pusat
di sini tinjauan dilakukan untuk Pemerintahan
masing-masing komponen. terpilih.

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-24


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

5.3.5. Penyempurnaan Master Plan

Tahap ini merupakan finalisasi rumusan draft masterplan setelah


mendapat masukan dan pembahasan dari “stake holder”, dengan
mempertimbangkan seluruh aspek dan kriteria perencanaan, yang akan
diwujudkan menjadi peta master plan RTH, design guidelines dan
pengelolaannya. Gambar final master plan Kawasan Perencanaan dibuat
skala 1 : 1000

PENDEKATAN DAN METODELOGI BAB 5-25


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

BAB 6
RENCANA KERJA

6. 1. T A H A P P E L A KS A N A A N P E K E R J A A N
Dengan melihat tahapan pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Detail
Engineering Design Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya yang telah diuraikan, maka telah disepakati jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 5 bulan kalender sejak SPK
ditandatangani. Secara garis besar rencana kerja konsultan dalam
menangani pekerjaan, terdiri dari 4 (empat) tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan;

2. Studi lapangan;

3. Tahap Penyusunan dan penyerahan Laporan;

4. Tahap Pembahasan Laporan.

A. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Pemahaman materi pekerjaan, akan menghasilkan suatu kejelasan


tentang arah dan tujuan pekerjaan yang akan digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Pemantapan jadwal (rencana kerja) & metodologi pelaksanaan


pekerjaan, akan menghasilkan suatu jadwal yang akan digunakan
sebagai acuan seluruh kegiatan di dalam pekerjaan.

c. Pengorganisasian Tim Penyusun, akan menghasilkan suatu Tim kerja


yang solid dan tangguh untuk melaksanakan pekerjaan.

RENCANA KERJA BAB 6-1


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

d. Studi kepustakaan, akan menghasilkan suatu inventarisasi kepustakaan


yang berkaitan dengan pekerjaan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam
inventarisasi ini adalah :

• Studi-studi yang berkaitan dengan pengembangan RTH Kabupaten


Tasikmalaya;

• Kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah Pusat dan Daerah;

• Peraturan-peraturan perundangan mengenai RTH.

e. Pembuatan Disain Survei, akan menghasilkan suatu cara/ pendekatan


untuk pelaksanaan survei dengan penyusunan kuesioner dan check list.

f. Menyiapkan bahan dan alat serta penyiapan mobilisasi tenaga ahli.

B. Tahap Studi Lapangan

Kegiatan studi lapangan dilakukan untuk inventarisasi data dilakukan


dengan pengumpulan data skunder dari instansi terkait. Tahap ini dimulai
yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Penetapan deliniasi lokasi perencanaan; delineasi lokasi perencanaan


mendasarkan kepada arahan/program kegiatan yang telah dirumuskan
dalam kebijakan diatasnya (RTRW Kab. Tasikmalaya) dan RTRK Pusat
Pemerintahan Kab. Tasikmalaya). Penetapan delineasi kawasan
mungkin dilakukan bersama-sama dengan pemerintah daerah (Bappeda,
Dinas PU, dan Instansi terkait).

2. Survey Data dan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan


penyusunan rencana detail haruslah terukur baik kualitas, kuantitas
ataupun dimensi masing-masing objek/komponen pembentuk ruang,
diantaranya sebagai berikut :

1. Fisik dasar Blok perencanaan di kawasan pusat pemerintahan


Kabupaten Tasikmalaya, meliputi informasi dan data: topografi,
hidrologi, geologi, klimatologi, dan tata guna lahan;

RENCANA KERJA BAB 6-2


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

2. Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut


ukuran keluarga, umur, agama, pendidikan, dan mata pencaharian;

3. Perekonomian; meliputi data investasi, perdagangan, jasa, industri,


pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan daerah,
dan lain-lain;

4. Penggunaan lahan di kawasan perencanaan, menurut luas dan


persebaran kegiatan;

5. Tata bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan:

Tata bangunan meliputi : intensitas bangunan (KDB, KLB, KDH),


bentuk bangunan, arsitektur bangunan, pemanfaatan bangunan,
bangunan khusus, wajah lingkungan, daya tarik lingkungan (node,
landmark, dll), garis sempadan (bangunan, sungai, danau, pantai,
SUTT).

6. Prasarana dan utilitas umum di kawasan perencanaan:

- Jaringan transportasi:

• Jaringan; jalan raya, rel kereta api, jalur pelayaran (sungai,


danau, laut), dan jalur penerbangan (KKOP);

• Fasilitas; (terminal, kargo, stasiun, pelabuhan, dan bandara);

• Kelengkapan jalan; halte, parkir, dan jembatan


penyeberangan;

• Pola pergerakan (angkutan penumpang dan barang).

- Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran);


mencakup kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna,
lokasi bangunan dan hidran, kondisi air tanah dan sungai, debit
terpasang, dll;

- Sewarage; air limbah rumah tangga;

RENCANA KERJA BAB 6-3


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

- Sanitasi (sistem jaringan, bak kontral, bangunan pengolah);


sistem komunal dan individual, jaringan terpasang, prasarana
penunjang dan kapasitas;

- Drainase; sistem jaringan makro dan mikro, dan kolam


penampung,

- Jaringan listrik; sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu


(induk, distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domistik,
non domistik);

- Jaringan komunikasi; jaringan, rumah telepon, stasiun otamat,


jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum);

- Gas; sistem jaringan, pabrik, jaringan terpasang (rumah tangga,


non rumah tangga);

- Pengolahan sampah; sistem penanganan (skala individual, skala


lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan (masyarakat,
pemerintah daerah, swasta).

7. Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber


bencana, besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan
bangunan yang ada, fasilitas dan jalur kendali yang telah ada.

C. Tahap Penyusunan Laporan

1) Laporan Pendahuluan, berisi:

• Pemahaman KAK & Latar Belakang Studi

• Studi Literatur & Laporan Rencana yang telah ada mengenai Desain
RTH Kawasan Pusat Pemerintahan Kab. Tasikmalaya

• Temuan awal dan gambaran umum lokasi

• Menyusun metodologi pendekatan studi & metode Pelaksanaan Studi

RENCANA KERJA BAB 6-4


LAPORAN PENDAHULUAN
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

2) Laporan Antara, berisi:

• Analisis data dan informasi

• Konsep desain RTH

• Desain Alternatif RTH

3) Laporan Akhir, terdiri dari:

• Master Pan RTH

• Album Peta

6. 2. J A D W A L PE L A K S A N A A N P EK E R J A A N
Jadual pelaksanaan pekerjaan menunjukkan langkah-langkah dan
manajemen waktu dari konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan
“Penyusunan RTH” ini. Seluruh rangkaian kegiatan akan tergambarkan
menyeluruh dan terperinci dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Proses pekerjaan ditunjukkan dari tahapan-tahapan pekerjaan yang


dilakukan dalam mencapai tujuan pelaksanaan pekerjaan ini. Langkah awal
dimulai dari tahapan persiapan yang merupakan tahap konsolidasi tim
manajemen dari konsultan dengan Pengguna Jasa, tahapan survey lapangan
dan pengumpulan data, tahap kompilasi dan analisis, tahap perumusan
usulan desain, tahap pelaporan akhir dan tahap diskusi.

Rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan dalam suatu tahapan yang


terintegrasi, maka daripada itu manajemen waktu ini akan dilaksanakan
sesuai dengan schedule yang direncanakan, sehingga akan diperoleh hasil
akhir yang maksimal.

RENCANA KERJA BAB 6-5

Anda mungkin juga menyukai