0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
82 tayangan9 halaman
Proposal ini membahas pengaruh nilai pengalaman terhadap minat berkunjung ulang ke Kampung Al-Munawar Palembang sebagai destinasi wisata religi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu produk dan nilai pengalaman wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut. Hasilnya diharapkan memberikan masukan untuk pengembangan produk wisata di Kampung Al-Munawar."
Proposal ini membahas pengaruh nilai pengalaman terhadap minat berkunjung ulang ke Kampung Al-Munawar Palembang sebagai destinasi wisata religi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu produk dan nilai pengalaman wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut. Hasilnya diharapkan memberikan masukan untuk pengembangan produk wisata di Kampung Al-Munawar."
Proposal ini membahas pengaruh nilai pengalaman terhadap minat berkunjung ulang ke Kampung Al-Munawar Palembang sebagai destinasi wisata religi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu produk dan nilai pengalaman wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut. Hasilnya diharapkan memberikan masukan untuk pengembangan produk wisata di Kampung Al-Munawar."
Judul Proposal : Pengaruh Nilai Pengalaman Terhadap Minat
Berkunjung Ulang Destinasi Wisata Religi Kampung Al-Munawar Palembang 2. Jenis Skripsi : Penelitian 3. Bidang Ilmu : Pariwisata 4. Pendahuluan : 4.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki berbagai destinasi wisata menarik dan patut untuk dikunjungi. Karena, memiliki beragam wisata budaya, sejarah, religi, alam, dan buatan yang beraneka ragam. Mulai dari kuliner, pantai, gunung, pakaian, adat istiadat, transportasi tradisional, upacara keagamaan hingga situs peninggalan sejarah masa lampau yang mampu menarik minat wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara untuk menikmati kearifan lokal tersebut. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (BP3N) Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Esty Reko Astuti mengatakan bahwa peninggalan-peninggalan sejarah menjadi bagian dari daya tarik bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Keunggulan pariwisata Indonesia bertumpu pada potensi budaya mendapat porsi paling besar yaitu 60%, potensi alam sebesar 35% dan diikuti dengan potensi buatan manusia (man made) sebesar 5%. Potensi budaya yang dikembangkan berupa wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja, kuliner dan wisata desa atau kota.
Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki keragaman daya tarik
wisatanya masing-masing. Salah satunya provinsi Sumatera Selatan yang memiliki banyak objek wisata yang layak untuk dijadikan daerah tujuan wisata (DTW). Terdapat 958 Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) tersebar di 17 kabupaten/kota yang ada di Sumatera Selatan dan berjumlah 65 destinasi di Ibukota Provinsi Sumatera Selatan yaitu Kota Palembang. (Sumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan). Hal ini dapat menambah banyak pilihan destinasi yang dapat dikunjungi ketika berwisata Ke Sumatera Selatan dan khususnya ke Kota Palembang. Tabel 1.1 Daftar Destinasi Prioritas di Kota Palembang No. Destinasi Jenis Wisata 1. Jembatan Ampera Colonial Tourism 2. Benteng Kuto Besak Wisata Sejarah 3. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Wisata Sejarah 4. Monumen Perjuangan Rakyat Wisata Sejarah (Monpera) 5. Kampung Kapitan Wisata Sejarah dan Budaya 6. Kampung Arab Al-Munawar Wisata Religi 7. Pulau Kemaro Wisata Sejarah dan Religi 8. Kawah Tekurep Wisata Religi 9. Sentra Kain Tuan Kentang Wisata Belanja 10. Rumah Limas Aziz Wisata Budaya 11. Al-Quran Al-Akbar Wisata Religi 12. Museum Balaputra Dewa Wisata Sejarah 13. Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya Wisata Sejarah (Sumber: Dinas Pariwisata Kota Palembang, Data dioleh oleh Peneliti) Destinasi prioritas tersebut dipilih untuk menyukseskan perhelatan ASIAN GAMES yang digelar pada tahun 2018. Guna menambah jumlah kunjungan wisata yang datang ke Palembang Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Palembang, mengenai jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Palembang tersaji dalam tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan ke Kota Palembang Tahun 2014-2018 Jumlah Kunjungan Tahun Jumlah (orang) Nusantara Mancanegara 2014 1.819.346 8.861 1.828.207 2015 1.724.275 8.028 1.732.303 2016 1.899.887 9.261 1.909.148 2017 2.001.576 9.850 2.011.417 2018 2.110.998 12.149 2.123.147 (Sumber: Data Olahan Dinas Pariwisata Kota Palembang) Sebagai ibukota provinsi Sumatera Selatan dan merupakan kota tertua yang ada di Indonesia, Palembang berdiri sejak 16 Juni 683 atau sekitar 1335 tahun lalu berdasarkan temuan prasasti kedukan bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang. Tak hanya keturunan asli Palembang yang berdomisili di kota ini, namun juga terdapat berbagai etnis dan budaya yang ada di masyarakatnya. Hal ini memperkaya khazanah kebudayaan dan keberagaman di Kota Palembang. Ada etnis Melayu, Lampung, Batak, Sunda, Aceh, Tionghoa, India, Arab dan lain-lain. Setiap etnis tersebut memiliki komunitasnya masing- masing, baik itu berupa tempat tinggal, organisasi maupun hanya sekadar perkumpulan. Tempat tinggal atau pemukiman yang ada di suatu masyarakat etnis tertentu, sebagian besarnya adalah masyarakat dari etnis tersebut. Misalnya sekumpulan masyarakat yang berasal dari Arab, bermukim di suatu tempat besar, dinamakan kampung Arab. Mayoritas pemukiman Arab terletak di sepanjang Sungai Musi, baik di bagian Ilir maupun bagian Ulu. Bagian Ilir dan bagian Ulu dihubungkan dengan jembatan. Terdapat beberapa perkampungan Arab yang ada di Kota Palembang, diantaranya di daerah Kuto, perkampungan Arab pabrik es Assegaf, dan kampung Arab 13 Ulu. Namun, untuk menambah destinasi wisata menjelang ASIAN GAMES 2018, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 menetapkan Kampung Arab Al-Munawar sebagai destinasi wisata religi di Palembang. Kampung Arab Al-Munawar dipilih karena memiliki daya tarik dan keunikan yang bisa mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara. Diantara keunikan tersebut ialah terdapat beberapa rumah yang sudah berusia 300 tahun, dihuni oleh warga etnis Arab, berada di tepian Sungai Musi sehingga bisa menyaksikan sunset di sore hari, bisa ditempuh melalui jalur darat dan sungai serta tradisi masyarakat yang masih menjunjung tinggi norma-norma agama Islam dengan baik, seperti sekolah yang libur pada hari Jumat dan wanita yang menutup aurat. Ini merupakan kampung wisasta religi pertama yang ada di Palembang Keunikan-keunikan tersebut dapat menambah nilai pengalaman wisatawan untuk berkunjung, karena suasana yang diberikan seperti sedang berada di Timur Tengah. Penulis yang juga bertugas sebagai Tourist Information Center di Kampung Wisata Religi Al-Munawar kerap bertemu dengan wisatawan yang melakukan kunjungan lebih dari satu kali. Mereka kagum terhadap arsitektur rumah yang bergaya campuran Melayu (Palembang), Timur Tengah dan Eropa yang dapat dijadikan background untuk berswafoto, mempelajari kegiatan sehari-hari masyarakat, dan mengenal sejarah masuknya bangsa Arab ke Palembang untuk menyebarkan agama Islam. Potensi budaya dan sejarah yang dimiliki Kampung Wisata Religi Al-Munawar cukup menarik. Untuk meningkatkan potensi yang ada, dapat dilakukan peningkatan Berdasarkan hal-hal di atas, penulis mengambil penelitian dengan judul ”Pengaruh Nilai Pengalaman Terhadap Minat Berkunjung Ulang Destinasi Wisata Religi Kampung Al-Munawar Palembang”. 4.2. Rumusan Masalah Masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana terdapat pengaruh mutu produk wisata terhadap minat berkunjung ulang destinasi Wisata Religi Kampung Al-Munawar Palembang? b. Apakah terdapat pengaruh nilai wisatawan terhadap minat berkunjung ulang destinasi Wisata Religi Kampung Al-Munawar Palembang? 4.3. Batasan Masalah Agar penelitian skripsi ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Mutu produk pada destinasi Kampung Wisata Religi Al-Munawar 2. Nilai pengalaman wisatawan berkunjung ulang di Kampung Wisata Religi Al-Munawar. 4.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan masalah di atas, penelitian ini mempunyai beberapa tujuan diharapkan dapat memberikan pengembangan ilmu pengetahuan. Adapun tujuannya sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui mutu produk pada destinasi Kampung Wisata Religi Al-Munawar. 2. Untuk mengetahui nilai pengalaman wisatawan berkunjung ulang di Kampung Wisata Religi Al-Munawar.
4.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitin ini adalah dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yaitu: a. Bagi Penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam pengetahuan ilmu kepariwisataan. Terutama mengenai nilai pengalaman wisatawan mengunjungi wisata religi yang ada di Kota Palembang. b. Bagi Akademi, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian di Kampung Wisata Religi Al-Munawar Palembang. c. Bagi Pengelola Kampung Religi Al-Munawar Palembang, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif dalam mengembangkan produk wisata di Kampung Religi Al-Munawar Palembang. 5. TINJAUAN PUSTAKA 5.1. Pariwisata Sesungguhnya, pariwisata telah lama menjadi perhatian, baik dari segi ekonomi, politik, administrasi kenegaraan, maupun sosiologi, sampai saat ini belum ada kesepakatan secara akademis mengenai apa itu pariwisata. Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “berkeliling”, sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkalikali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata “Kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism” (Yoeti, 1996:112) dalam (Suwetna & Widyatmaja, 2017:19). Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Istilah pariwisata pertama kali digunakan pada tahun 1959 dalam Musyawarah Nasional Turisme II di Tretes, Jawa Timur. Istilah ini dipakai sebagai pengganti kata Turisme sebelum kata pariwisata diambil dari bahasa Sansekerta. Bab I Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan sebagai berikut : 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sebagian atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. 3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. 4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. 5. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 6. Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 5.2. Nilai 1. Menurut (Antony Giddens, 1995), Nilai adalah gagasan-gagasan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok tentang apa yang dikehendaki, apa yang layak, dan apa yang baik atau buruk. 2. Menurut (Horton & Hunt, 1987), Nilai adalah gagasan-gagasan tentang apakah suatu tindakan itu penting atau tidak penting. 3. Menurut (Richard T. Schaefer dan Robert P.Lmm, 1998), Nilai merupakan gagasan kolektif (bersama-sama) tentang apa yang dianggap baik, penting, diinginkan, dan dianggap layak. Sekaligus tentang yang dianggap tidak baik, tidak penting, tak layak diinginkan dan tidak layak dalam hal kebudayaan. Nilai menunjuk pada hal yang penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. 4. Pengertian Nilai Menurut Notonagoro: Membagi nilai dalam tiga macam nilai pokok, yaitu nilai materiil, vital, dan kerohanian. a. Nilai Materiil adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. b. Nilai Vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas c. Nilai Kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia. Nilai kerohanian dibagi empat macam yaitu : 1) Nilai kebenaran (kenyataan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio, budi, dan cipta) 2) Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia (estetika) 3) Nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak atau kemauan (karsa dan etika). 4) Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang tertinggi yang sifatnya mutlak dan abadi. Dari berbagai pengertian nilai menurut para ahli dapat disimpulkan pengertian nilai adalah pertimbangan terhadap suatu tindakan untuk mengambil keputusan dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk bagi dirinya dan orang lain. 5.3. Pengalaman Knoers dan Haditoni (1999) dalam Asih (2006:12) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartkan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Variabel pengalaman akan diukur menggunakan indikator lamanya bekerja, frekuensi pekerjaan pemeriksaan yang telah dilakukan dan banyaknya pelatihan yang telah diikuti. Scott (2006:44) menegaskan bahwan pengalaman adalah “the collection of points at wich companies and consumers exchange sensor stimuli, information and emotion”. Menurutnya pengalaman adalah sekumpulan peristiwa ketika perusahaan melakukan transaksi, pertukaran informasi, dan emosi yang terjadi antara konsumen dengan produsen dimana konsumen memperolehnya melalui: a. Pengalaman dengan produk b. Pengalaman dengan lingkungan c. Pengalaman komunikasi d. Pengalaman dalam pelayanan konsumen e. Pengalaman dalam kegiatan (event) Kumpulan pengalaman di atas merupakan dasar pembentukan kepercayaan yang dibangun perusahaan terhadap konsumennya. Perilaku pembelian seseorang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian dan berasal dari seseorang, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi faktor pembelian dan berasal dari luar. Penciptaan pengalaman adalah upaya untuk mempengaruhi pembelian yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.