Anda di halaman 1dari 5

Tugas Pemahaman Lintas Budaya PKL

Nama Anggota Kelompok :


1. Annisa Maryam F (151911413027)/PAR 1
2. Hasna Izzah Nabila (151911413034)/PAR 1
3. Jasmine Izzah Nabila (151911413037)/PAR 1
4. Alma Saphyra Sarrah Fina (151911413039)/PAR 1
5. Virginia Nabila Anggraini (151911413040)/PAR 1

Hasil Observasi :
a) Semarang (Kota Tua)
- Berdasarkan hasil observasi kami potensi budaya lokal pada destinasi wisata Kota
Tua Semarang bisa dilihat dari bangunan-bangunan tua yang ada disana. Dimana
bangunan tua yang ada di sepanjang jalan tersebut merupakan bangunan yang hingga
kini keaslian nya terjaga atau dalam kata lain dilestarikan dan telah dijadikan sebagai
“Cagar Budaya”. Sehingga potensi budayanya adalah berupa bangunan bersejarah
yang memiliki history dan nilai yang sangat kuat.
- Sedangkan potensi masyarakat lokal, bisa dilihat dari keadaan sekitar Kota Tua
Semarang. Dimana masyarakat sekitar memanfaat kan kawasan pariwisata tersebut
dengan menyediakan penyewaan seperti sepeda onthel yang mana nantinya bisa
disewa oleh para wisatawan yang sedang berkunjung untuk berkeliling Kota Tua
Semarang. Kemudian juga didaerah sekitar Kota Tua Semarang juga banyak didirikan
café, minimarket, dan juga rumah makan. Dimana hal tersebut adalah fasilitas
penunjang yang dibutuhkan oleh wisatawan selama melakukan kegiatan wisatanya
disana. Halnya dalam beristirahat, makan, atau membeli minum. Hal ini tentu
membantu perekonomian daerah setempat.
- Aspek budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai atraksi wisata berupa
bangunan bersajarah. Dimana bangunan-bangunan tua yang ada dijadikan sebagai
kawasan wisata sekaligus dijadikan sebagai cagar budaya. Seperti yang bisa dilihat
sekarang bahwa kawasan Kota Tua Semarang menjadi salah satu destinasi wisata
favorit jika seseorang sedang berkunjung ke Semarang. Ditambah lagi Kota Tua
Semarang bangunan-bangunan nya sangat unik dan sangat Instgramable. Sehingga
tujuan wisatawan yang berwisata adalah untuk ber-swa foto dan berkeliling kawasan
tersebut.
- Bentuk pengembangan budaya sebagai atraksi wisata di Kota Tua Semarang
dilakukan dengan cara menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata dimana
nantinya diharapkan bisa mendatangkan banyak wisatawan, dan terbukti kini
Kawasan Kota Tua Semarang merupakan destinasi favorit para wisatawan yang
sedang berkunjung ke Semarang.
- Proses akulturasi yang terjadi dalam dalam destinasi wisata “Kota Tua Semarang”
dimana destinasi ini menonjolkan potensi budaya berupa bangunan bersejarah,
dimana bangunan-bangunan kuno tersebut merupakan bangunan yang dimana
arsitektur nya merupakan akulturasi dari bangunan eropa bergaya yang dipadu
padankan dengan gaya bangunan semarangan.
b) Semarang (Lawang Sewu)
- Berdasarkan hasil observasi kami potensi budaya lokal pada destinasi wisata Lawang
Sewu dapat dilihat dari bangunananya. Dimana bangunan dari Lawang Sewu sendiri
merupakan bangunan tua yang hingga kini masih dilestarikan dan berdiri kokoh.
Sehingga potensi budayanya adalah berupa bangunan bersejarah yang memiliki
history dan nilai yang sangat kuat.
- Sedangkan potensi masyarakat lokal bisa dilihat dari para pegawai yang bekerja di
Lawang Sewu, karena kebetulan yang memegang Lawang Sewu ini adalah PT KAI
(Kereta Api Indonesia), sehingga mereka membutuhkan SDM sebagai pekerja yang
dimana bertugas untuk menjaga keamanan, petugas kebersihan gedung lawang sewu,
petugas yang mengurus taman dan tumbuhan sekitar Lawang Sewu, dsb. Dimana
SDM tersebut diambil dari masyarakat lokal Semarang .
- Aspek budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai atraksi wisata berupa
bangunan bersajarah. Dimana bangunan Lawang Sewu kini dijadikan sebagai salah
satu destinasi wisata yang terkenal di Semarang. Belum lagi ditambah dengan cerita-
cerita dibaliknya seperti kisah mistis yang semakin menambah nilai dari Lawang
Sewu. Dengan begitu banyak wisatawan yang berkunjung ke Lawang sewu untuk
berwisata. Kemudian juga di Lawang sewu ini terdapat museum yang menjelaskan
sejarah per-kereta apian Indonesia. Dimana dalam hal ini bisa kita lihat terdapat unsur
wisata edukasi nya juga.
- Bentuk pengembangan budaya sebagai atraksi wisata di Lawang Sewu Semarang
dilakukan dengan cara menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata yang
dibuka untuk umum dimana nantinya diharapkan bisa mendatangkan banyak
wisatawan, dan terbukti kini Lawang Sewu Semarang merupakan destinasi wisata
yang menjadi list wajib bagi para wisatawan yang sedang berkunjung ke Semarang
- Proses akulturasi yang terjadi dalam dalam destinasi wisata “Lawang Sewu
Semarang” dimana destinasi ini menonjolkan potensi budaya berupa bangunan
bersejarah. Dimana arsitektur bangunan dari Lawang Sewu ini merupakan akulturasi
dari Belanda dan Indonesia. Meski disini unsur dan pola bangunan yang paling
menonjol adalah Belanda. Dan untuk bahan bangunan nya sendiri berasal dari
berbagai macam negara seperti halnya bata yang kuat dimana 1 bata saja memiliki
berat 5kg yang didatangkan langsung dari Belanda, kemudian lantai tangga yang
mengarah pada kaca ukir yang didatangkan dari Jerman, dan masih banyak lainnya.
c) Kota Gede-Yogyakarta (Anshor’s Silver)
- Berdasarkan hasil observasi kelompok kami, potensi budaya lokal dari Kota Gede
(Anshor’s Silver) berupa “Kerajinan Tangan”, dimana dalam hal ini mereka
mengolah dan menciptakan berbagai produk dari logam dan tembaga. Dimana bahan
baku utamanya berupa tembaga yang didatangkan dari Papua .
- Sedangkan potensi masyarakat lokal bisa dilihat dari para pegawai atau pegrajin
silver yang bekerja di Anshor’s Silver, dimana para pengrajin merupakan masyarakat
lokal asli Kota Gede, dimana kebanyakan dari mereka memiliki kemampuan sebagai
pengrajin logam dan banyak juga dari mereka yang autodidak. Selain itu juga alasan
lainnya mereka memanfaatkan masyrakat lokal adalah membantu perekonomian
masyarakat sekitar.
- Aspek budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai atraksi wisata berupa
“Kerajinan Tangan Silver” yang dimana sudah dimulai sejak jaman kerajaan mataram
islam, karena Kota Gede sendiri dulunya merupakan tempat dimana Kerajaan
Mataram Islam berada. Kemudian juga tempat ini dijadikan sebagai tempat wisata
edukasi bagi para wisatawan yang berkunjung, sehingga wisatawan bisa melihat
proses pembuatan berbagai olahan silver seperti perhiasan, pajangan, alat makan,dsb.
Untuk motif mereka tidak memiliki yang spesifik, karena merek mengikuti
perkembangan zaman.
- Bentuk pengembangan budaya sebagai atraksi wisata, dapat dilihat bahwa Anshor’s
Silver sendiri khusus nya merupakan tempat pengrajin Silver dimana mereka
menciptakan berbagai bentuk dan jenis silver, kemudian juga dijadikan sebagai
tempat wisata edukasi, dalam hal ini mereka bekerja sama dengan berbagai Travel
Agent. Dimana kebanyakan tamu yang datang berupa wisatawan internasional
- Proses Akulturasi yang terjadi berupa akulturasi budaya dari kerajaan mataram islam
dengan kebudayaan modern sekarang. Karena seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa awalnya keluarga kerajaan mataram islam hanya mau makan
dengan menggunakan alat makan berbahan dasar Perak, karena dipercaya dapat
mendetaksi racun.
d) Magetan (Telaga Sarangan)
- Berdasarkan hasil observasi kelompok kami potensi budaya lokal dari Telaga
Sarangan ini sendiri adalah berupa telaga itu sendiri. Dimana kekayaan alam dan
keindahan dari Telaga sarangan ini sangat luar biasa sekali. Sehingga melalui hal
tersebut tempat ini bisa diangkat menjadi atraksi wisata yang memiliki nilai
tersendiri.
- Sedangkan potensi masyarakat lokal bisa dilihat dari kegiatan perekonomian para
masyarakat daerah setempat, dimana mereka memanfaatkan kawasan wisata tersebut
dengan banyak menjual oleh-oleh khas daerah Magetan, kemudian juga berbagai
souvenir khas seperti baju yang bertuliskan “Telaga Sarangan”, banyak yang
mendirikan penginapan dengan berbagai fasilitas, kemudian juga uniknya karena
Telaga sarangan ini adalah daerah dataran tinggi dan berudara dingin para masyarakat
juga menjual hasil tani mereka seperti buah strawberry, wortel, bawang, dsb.
Ditambah lagi penyewaan perahu cepat yang bisa mengajak para wisatawan
berkeliling telaga. Hal tersebut sangat jelas bahwa potensi mayarakat lokal khususnya
dalam perekonomian sangat berhubungan erat dengan kegiatan pariwisata atau atraksi
wisata yang berada disana
- Aspek budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai atraksi wisata berupa
“Keindahan Alam” berupa telaga. Dimana Telaga sarangan ini sendiri merupakan
telaga yang sangat indah luar biasa, dan atas hal tersebut tempat ini dijadikan sebagai
atraksi wisata yang mana hingga kini Telaga Sarangan menjadi kunjungan favorit
ditambah lagi karena udara yang sejuk dan nyaman. Kemudian disisi lain aspek
kebudayaan masyrakat sekitar (dataran tinggi) juga turut andil dalam berjalannya
atraksi wisata tersebut, contohnya legenda atau cerita daeah setempat yang membuat
para wisatawan tertarik untuk berkunjung kesana
- Bentuk pengembangan budaya sebagai atraksi wisata, dapat dilihat bahwa Telaga
Sarangan ini sendiri memiliki berbagai cerita legenda yang tersebar dimana hal
tersebut menjadi daya tarik tersendiri dari atraksi wisata tersebut. Kemudian sejak
ditetapkan nya menjadi destinais wisata tentu banyak sekali pengunjung yang datang
hanya untuk mengetahui keindahan telaganya dan juga mencari udara segara karena
di Telaga Sarangan sangat sejuk akibat dari letak geografisnya.
- Proses akulturasi yang terjadi adalah melalui cerita legenda Telaga Sarangan dimana
konon katanya telaga ini bisa ada karena ulah sepasang naga. Kemudian juga karena
memang telaga ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa dan ditetapkanlah
sebagai salah satu atraksi wisata andalan di Magetan dengan dilakukannya sedikit
tatanan atraksi wisata yang disesuaikan dengan mangsa pasar dan keadaan wisata
modern seperti sekarang membuat Telaga Sarangan kini cukup dikenal. Di satu sisi
wisatawan penasaran akan kisah dibalik Telaga Sarangan sehingga mereka
berkunjung kesana untuk berwisata.
e) Link Video Up Youtube :
https://youtu.be/-iSVKNOdSU8

Anda mungkin juga menyukai