Anda di halaman 1dari 8

Volume 17 Nomor 1 Maret 2018 Jurnal KEPARIWISATAAN ISSN: 1412-5498

E-ISSN: 2581-1053

PENGEMBANGAN PARIWISATA MINAT KHUSUS


“SILVERCRAFT CLASS” BERBASIS MASYARAKAT
DI DESA CELUK KECAMATAN SUKAWATI

NI NYOMAN SRI WISUDAWATI


sriwisuda@gmail.com

A.A.A ISTRI MAHESWARI


aries_julie@yahoo.com

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Pendidikan Nasional Denpasar

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan silvercraft class
sebagai salah satu atraksi wisata minat khusus melalui pelibatan masyarakat
pengrajin perak guna dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pengrajin serta
menghargai hasil kreatifitas desain para pengrajin melalui proses pembuatan
yang cukup rumit dan panjang. Selain itu agar ciri khas motif kerajinan perak
yang menjadi warisan budaya masyarakat Celuk tidak hilang, maka diperlukan
suatu strategi pengembangan yang dikemas dengan berpedoman pada sosial
budaya masyarakat setempat.Sehingga pengembangan yang diterapkan dapat
berlandaskan pariwisata berbasis kemasyarakatan.Strategi pengembangan pada
penelitian dibantu dengan menggunakan analisis situasi internal dan eksternal
dan analisis SWOT sehingga nanti dapat diberikan suatu rekomendasi dan
penetapan kebijakan terkait pengembangan kegiatan wisata silvercraft class ini.
Data yang digunakan adalah data kualitatif yang merupakan hasil observasi
partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi.Penentuan informan
berdasarkan metode purposive sampling yang terdiri dari Kepala Desa Celuk,
pengrajin emas &pPerak, dan pemilik artshop emas & perak.

Kata kunci: Pariwisata minat khusus, Silvercraft Class, berbasis masyarakat,


kerajinan tangan emas &perak

ABSTRACT
This study aims to determine the development strategy of silvercraft class as one
of the special interest tourism attraction through the involvement of silver craftsmen
community in order to improve the living standard of the craftsmen community
and to appreciate the creativity of the craftsmen’s design through the complicated
and long making process. In addition, to characterize silver handicraft motifs
that become cultural heritage Celuk comunity is not lost, it needs a development
strategy that is packed with guided by the social culture of the local community.
So that the applied development can be based on community-based tourism.
Development strategy in research is assisted by using internal and external

15
WISUDAWATI, MAHESWARI: PENGEMBANGAN PARIWISATA MINAT KHUSUS “SILVERCRAFT CLASS” BERBASIS
MASYARAKAT DI DESA CELUK KECAMATAN SUKAWATI

situation analysis and SWOT analysis so that later can be given a recommendation
and policy determination related to development of this silvercraft class tourism
activity. The data used are qualitative data which is the result of observation
participant, in-depth interview, and documentation. Determination of informants
based on purposive sampling method consisting of Celuk Head Village, Silver
Craftsmen, and some owner of gold and silver artshop at Celuk village.

Key words: Special interest tourism, Silvercraft Class, community based tourism,
Gold &silver handmade

PENDAHULUAN wisata lain. Ekonomi kreatif dan sektor


Kabupaten Gianyar merupakan salah satu pariwisata saling berpengaruh dan dapat
daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai bersinergi dengan baik apabila dikelola dengan
macam destinasi wisata serta daya tarik wisata tepat.Desa Celuk sebagai sentra industri
yang erat kaitannya dengan seni budaya dan kerajinan perak pada perkembangannya
pusat kerajinan.Salah satu daerah tujuan wisata wisatawan hanya dapat membeli kerajinan
yang sering dilalui dan dikunjungi wisatawan emas dan perak sebagai souvenir.
apabila ke Kabupaten Gianyar tepatnya di Seiring dengan perkembangan teknologi
Kecamatan Sukawati adalah Desa Celuk.Desa dan perubahan paradigma wisatawan yang
Celuk merupakan setra/pusat industri berkunjung dari yang hanya sekedar melihat
kerajinan perak dan emas.Sentra kerajinan dan membeli hasil kerajinan perak, saat ini
perak di Desa Celuk saat ini sedang mengalami mulai ingin merasakan pengalaman baru
masa krisis, yang disebabkan oleh harga bahan dengan ikut terlibat merasakan pembuatan
baku emas dan perak mengalami kenaikan proses kerajinan perak (wisata minat khusus).
sehingga harga souvenir kerajinan perak yang Beberapa pengrajin diminta untuk memberikan
ditawarkan menjadi naik sehingga konsumen semacam kursus kepada wisatawan yang
kerajinan perak mengalami penurunan. tertarik untuk belajar membuat kerajinan
Dengan menurunnya minat beli wisatawan perak.Dari potensi yang telah dimiliki perlu
terhadap kerajinan perak artshop-artshop dikembangkan produk wisata berupa program
disepanjang jalan mulai berubah dari menjual wisata yang kreatif tidak hanya berupa
kerajinan emas dan perak menjadi oleh-oleh souvenir untuk dibeli (something to buy) tetapi
khas Bali seperti makanan dan pakaian. juga merambah ke sesuatu yang dapat dilihat
Kebudayaan dan kehidupan sosial di Desa (something to see) dan dilakukan (something
Celuk memang telah mengalami perubahan, to do) yang dapat menambah pengalaman dan
akan tetapi belum berdampak secara pengetahuan wisatawan melalui paket wisata
signifikan. Dalam penerapan pariwisata yang menawarkan pengalaman langsung dan
keberlanjutan diperlukan suatu kreatifitas interaksi dengan kebudayaan lokal masyarakat
dalam mengemas potensi wisata sebagai suatu setempat.Selain itu bagaimana potensi tersebut
destinasi pariwisata yang unik dan menarik. dapat dikelola dan dikembangkan langsung
Kualitas produk suatu destinasi pariwisata oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan
yang berkualitas dapat berupa pencitraan atau perekonomian masyarakat setempat.Desa
produk wisata yang inovatif dan kreatif yang Celuk telah memiliki potensi wisata yang unik
memiliki ciri khas atau berbeda dari destinasi dapat dikembangkan, apalagi dengan adanya

16
Volume 17 Nomor 1 Maret 2018 Jurnal KEPARIWISATAAN ISSN: 1412-5498
E-ISSN: 2581-1053

trend wisata minat khusus dimana wisatawan wildlife, Affinity, Romance, Family, Soft
sudah mengetahui fokus kegiatan wisata yang adventure, History/culture, Hobby, Spiritual
diinginkan. Sehingga kegiatan Silvercraft dan Sport.
Class di Desa Celuk dapat dikembangkan
dengan segmentasi pasar wisatawan tertentu, Pariwisata Berbasis Masyarakat
akan tetapi Kendal saat ini adalah bagaimana Dalam kegiatan pariwisata saat ini
strategi pengembangan tersebut dapat mengarah pada masyarakat lokal disekitar
dilaksanakan dengan adanya potensi yang destinasi wisata, masyarakat lokal merupakan
sudah ada. Oleh karena itu mengacu pada latar tuan rumah sekaligus subjek yang berperan
belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan dalam pengembangan daerahnya guna
untuk mengetahui bagaimana strategi sekaligus meningkatkan taraf perekonomian-
pengembangan produk wisata silvercraft nya. Dalam pariwisata berbasis masyarakat
classberbasis masyarakat yang tepat dan dapat atau lebih dikenal dengan Community Based
diterapkan di Desa Celuk Kecamatan Tourism (CBT) masyarakat berperan dan
Sukawati. terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan
wisata.Peran masyarakat dalam Community
KAJIAN PUSTAKA Based Tourism (CBT) mulai dari ide,
Pariwisata Minat Khusus perencanaan, pengelolaan, pengembangan,
evaluasi sampai pada keberlanjutan suatu
Industri pariwisata saat ini telah
destinasi wisata di daerahnya disamping peran
berkembang dan mengarah ke wisata yang
pemerintah sebagai fasilitator, pembina dan
ramah lingkungan dan budaya. Sebagian besar
pembuat kebijakan.Melalui peran masyarakat
wisatawan datang pada suatu destinasi wisata
dalam pariwisata ini diharapkan keberlanjutan
tidak hanya sekedar melihat (side seeing) akan
suatu destinasi terjamin baik dari segi budaya
tetapi ikut terlibat atau berpartisipasi di
dalamnya yang melalui kegiatan wisata. Tujuan dan lingkungannya karena dengan melibatkan
wisatawan lebih mengarah pada kepuasan masyarakat dapat meningkatkan rasa
tertentu dengan melakukan kegiatan wisata kepedulian dan memiliki destinasi wisata
pada suatu daerah yang belum pernah tersebut karena berada pada kawasan
dikunjungi.Salah satu penyebab terjadinya wilayahnya.
segmentasi atau spesialisasi pasar pariwisata Menurut Bambang Sunaryo (2013:219)
adalah dengan adanya kecenderungan berdasarkan pada konsep pemberdayaan
wisatawan dengan minat khusus baik dalam masyarakat dalam pembangunan kepariwi-
jumlah wisatawan maupun area minatnya sataan, maka pada hakekatnya harus diarahkan
(Pitana, 2009:76). pada beberapa hal sebagai berikut:
Untuk kedepannya wisata minat khusus 1. Meningkatnya kapasitas, peran dan
ini akan menjadi sebuah trend karena inisiatif masyarakat sebagai subyek/
wisatawan sudah menginginkan jenis wisata pelaku penting dalam pengembangan
yang focus dan mampu memenuhi kebutuhan kepariwisataan
spesifik wisatawan guna memperoleh 2. Meningkatnya posisi dan kualitas
kepuasan tersendiri setelah melakukan keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam
perjalanan wisata. Menurut Richardson dan pengembangan kepariwisataan
Fulker (dalam Pitana, 2009: 76) Jenis-jenis 3. Meningkatnya nilai manfaat positif
wisata dapat diklasifikasikan seperti :Active pembangunan kepariwisataan bagi
adventure (petualangan aktif), Nature and kesejahteraan ekonomi masyarakat

17
WISUDAWATI, MAHESWARI: PENGEMBANGAN PARIWISATA MINAT KHUSUS “SILVERCRAFT CLASS” BERBASIS
MASYARAKAT DI DESA CELUK KECAMATAN SUKAWATI

4. Meningkatnya kemampuan masyarakat Penentuan sampel dalam penelitian ini melalui


dalam melakukan perjalanan wisata. purposive sampling dengan memilih/
menentukan informan sesuai dengan tujuan
METODE penelitian melalui teknik pengumpulan data
Penelitian ini berlokasi di Desa Celuk berupa observasi partisipatif, dokumentasi dan
selama enam bulan mulai dari bulan April- wawancara mendalam.Kehadiran peneliti
September 2017. Lokasi ini dipilih karena sebatas sebagai pengamat penuh terhadap
Desa Celuk merupakan pusat kerajinan perak kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian
di Gianyar dan sedang mengalami krisis
serta melaksanakan wawancara untuk
kreatifitas dalam produk yang menyebabkan
memperjelas dan memahami kegiatan yang
menurunnya minat wisatawan terhadap
kerajinan emas dan perak sehingga memer- dilaksanakan oleh subjek penelitian melalui
lukan alternatif dalam program pengembangan wawancara mendalam dan dokumentasi
produk pariwisata.Pada penelitian ini masalah kegiatan sebagai data pendukung.Dalam
dikaji menggunakan teori dilanjutkan dengan penelitian ini wawancara mendalam dilakukan
penyusunan kerangka penelitian dan instrumen pada beberapa informan yang telah ditentukan
penelitian.Selanjutnya di lokasi penelitian sesuai dengan tujuan dan informasi yang ingin
melakukan pengumpulan data yang diper- diperoleh antara lain Kepala Desa Celuk,
lukan, kemudian dianalis dalam pembahasan Pengrajin perak & emas, pemilik artshop
dan dikaitkan dengan teori/kajian pustaka yang (pengusaha perak).
digunakan.Terakhir menarik kesimpulan Validitas dan kesahihanpenelitian melalui
berdasarkan hasil pembahasan dan mem- triangulasi data.Triangulasi merupakan teknik
berikan rekomendasi yang berguna dan tepat. pemeriksaan keabsahan data yang
Dalam penelitian ini teknik analisis data memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
menggunakan teknik analisis data deskriptif untuk keperluan pengecekan atau pembanding
kualitatif dan interpretatif yaitu pendeskripsian terhadap data yang sudah diperoleh. Menurut
secara interpretatif dengan acuan teori dan
Denzim (dalam Burhan Bungin, 2003) ada
kerangka berfikir untuk mendapatkan
empat kategori triangulasi yakni ; (1)
pemahaman terhadap data yang sesuai dengan
Triangulasi sumber data, (2) Triangulasi
tujuan penelitian dengan memakai analisis
situasi internal dan eksternal dan analisis penyidik, (3) triangulasi teori dan (4)
SWOT.Melalui matriks SWOT dapat Triangulasi metodologi. Sedangkan dalam
ditetapkan strategi pengembangan yang tepat, penelitian ini untuk validitas/kesahihan
untuk lebih jelas strategi alternatif melalui penelitian menggunakan triangulasi sumber
analisis SWOT sebagai berikut. yaitu dengan cara membandingkan informasi
yang diperoleh dari subyek penelitian dengan
informasi yang diperoleh dari informan dengan
tujuan informasi/data yang diperoleh agar
dapat dipercaya karena informasi tidak hanya
berasal dari satu sumber saja akan tetapi
diperoleh dari beberapa sumber lain sebagai
penguat.

18
Volume 17 Nomor 1 Maret 2018 Jurnal KEPARIWISATAAN ISSN: 1412-5498
E-ISSN: 2581-1053

HASIL DAN PEMBAHASAN muda sebagai pengusaha dan pengrajin perak.


Gambaran Umum Objek Penelitian 4) Masyarakat desa Celuk kurang paham
Desa Celuk merupakan sentra/pusat terhadap fasilitas penunjang pendukung
kerajinan perak dan emas yang sudah dikenal kegiatan silvercraft class seperti konsep
oleh masyarakat luas bahkan sampai pada pengelolaan homestay yang akan dikelola oleh
tingkat wisatawan mancanegara. Kerajinan masyarakat.
perak dan emas yang berasal dari Desa Celuk
memiliki desain yang unik dan dengan motif Faktor Eksternal
khas yang sudah menjadi ciri khas dan telah Peluang (Opportunities) : 1) Produk
diwariskan dari leluhur sehingga tidak dapat kerajinan perak sebagai sumber usaha dan
ditemui di daerah lain. Selain itu proses pendapatan masyarakat setempat. 2) Keahlian
pembuatan kerajinan perak di Desa Celuk para pengrajin dalam membuat kerajinan perak
masih menggunakan tangan dan melalui proses dengan motif khas bali yang dapat menarik
yang panjang serta unik. Dari segi keunikan minat wisatawan. 3) Berkembangnya industri
proses pembuatan ini berpotensi untuk kerajinan perak cetak (perak casting) yang
dikembangkan menjadi sebuah wisata minat dapat memproduksi kerajinan perak dengan
khusus yang memberikan kepuasan tersendiri kuantitas yang banyak dalam kurun waktu
bagi wisatawan dalam menghasilkan aksesoris yang singkat. 4) Terdapat dua proses dalam
kerajinan perak secara tradisional atau melalui pembuatan kerajinan perak melalui proses
handmade. Dari pemaparan potensi tersebut cetak (casting) yang dapat dipilih sebagai
dapat dianalisis faktor internal dan faktor wisata edukasi atau proses pembuatan dengan
eksternal sebagai berikut. cara manual/tradisional (handmade) yang
dapat melibatkan wisatawan langsung dalam
Faktor Internal proses pembuatannya.
Ancaman (Threats) : 1) Degradasi
Kekuatan (Strengths) antara lain: 1) budaya lokal dengan adanya interaksi dengan
Memiliki potensi Sumber daya manusia yang wisatawan asing. 2) Munculnya Negara
menunjang program kegiatan wisata ini yaitu pesaing dengan motif produksi kerajinan perak
para pengrajin dan pengusaha perak. 2) yang hampir sama seperti Hongkong, Cina dan
Warisan budaya setempat berupa motif khas Thailand dengan harga yang relatif lebih
desa Celuk seperti liman paya, jawan, dll yang murah. 3) Kompetensi bisnis yang tidak sehat.
telah berkembang secara turun temurun dalam 4) Desain yang monoton dan hanya mengikuti
produk kerajinan perak desa Celuk. 3) selera konsumen. 5) Harga bahan baku perak
Memiliki kelompok pengrajin perak dan sadar dan emas terus meningkat
wisata. 4) Lokasi desa Celuk yang strategis
yang dilewati oleh wisatawan menuju objek Strategi pengembangan wisata minat
wisata Ubud dan pasar seni sukawati. 5) khusus “silvercraft class” melalui analisis
Hampir 90% penduduk desa Celuk sebagai SWOT
pengusaha dan pengrajin kerajinan perak Berdasarkan pemaparan identifikasi
Kelemahan (Weakness) : 1) Desain produk faktor kekuatan (strengths), kelemahan
yang hampir sama antara setiap pengrajin. 2) (weakness), peluang (opportunity) dan
Pengrajin perak hanya membuat barang ancaman (threats) dapat dirumuskan strategi
kerajinan sesuai dengan permintaan dan desain pengembangan produk wisata silvercraft class
dari konsumen. 3) Kurangnya minat generasi di desa Celuk yaitu:

19
WISUDAWATI, MAHESWARI: PENGEMBANGAN PARIWISATA MINAT KHUSUS “SILVERCRAFT CLASS” BERBASIS
MASYARAKAT DI DESA CELUK KECAMATAN SUKAWATI

Strategi S-O Strategi W-T


Penyesuaian desain dan bahan sesuai Memberikan pembekalan kepada
dengan target pasar serta kalangan dengan masyarakat pengrajin tentang pengelolaan
tetap bercirikan kerajinan khas Celuk. Trend homestay sekaligus sebagai tempat silvercraft
wisata minat khusus terutama wisatawan dari class dilaksanakan.Kesepakatan dan
Negara: Jepang, Canada, Eropa merupakan pengaturan kebijakan dalam kelompok
peluang bagi pengrajin di Desa Celuk dalam pengusaha dan pengrajin kerajinan perak
mengembangkan atraksi wisata silvercraft dalam hal produksi, desain motif kerajinan
class yang dipadu dengan kehidupan sehari- perak, serta bahan baku (emas dan perak) agar
hari sosial budaya masyarakat pengrajin. tersentral.Pendaftaran terhadap HAKI (Hak
Kegiatan wisata minat khusus dapat atas Kekayaan Intelektual) ke Kementrian
melibatkan wisatawan langsung atau hanya Hukum dan HAM guna perlindungan terhadap
penyampaian informasi mengenai proses hasil khas kerajinan masyarakat pengrajin
kerajinan perak yang ada di Desa Celuk perak Celuk. Hak paten tersebut guna
melalui wisata edukasi (pengenalan proses mengantisipasi adanya plagiat produk oleh
pembuatan kerajinan perak secara tradisional orang lain yang tidak bertanggung jawab baik
atau modern melalui teknik kerajinan perak di dalam negeri maupun Negara lain.Alternatif
cetak/casting) bahan baku lain yang lebih murah yang masih
dapat mengembangkan kreatifitas pengrajin
Strategi W-O seperti tembaga dan alpaka.
Inovasi desain dan pengembangan
kreatifitas dengan mengadakan lomba desain Keterlibatan Masyarakat
kerajinan perak bagi generasi Dari analisis SWOT dan strategi S-O
muda.Mengadakan pelatihan dan sosialisasi (Strengths - Opportunities), S-T(Strenghts -
berkaitan dengan teknik dalam pembuatan Threats), W-O (Weakness – Opportunities)
motif khas bali bagi generasi muda dan tata dan W-T(Weakness – Threats) dalam
cara pengoperasian mesin dan peralatan dalam merumuskan strategi pengembangan
proses kerajinan perak cetak (casting). pariwisata minat khusus silvercraft class,
Pembinaan dan memberi kesadaran terhadap adapun penerapan pelibatan masyarakat yang
generasi muda/penerus kerajinan perak desa dapat dilaksanakan antara lain: 1) Dalam
Celuk dalam kewajibannya menjaga dan program silvercraft class yang dilaksanakan
melestarikan warisan seni kerajinan perak dan langsung dirumah pengrajin perak dengan
emas dari para leluhur di Desa Celuk. metode tradisional (handmade) memberikan
kesempatan bagi masyarakat pengrajin
Strategi S-T perak untuk mengontrol dan terlibat dalam
Memegang teguh budaya daerah ciri manajemen kegiatan program yang
khas Bali dalam mengaplikasikannya ke desain dilaksanakan. Pengrajin perak yang akan
kerajinan perak.Pengembangan kreatifitas seni memberikan kursus singkat (short course)
dan ide-ide dalam kelompok pengrajin tentang proses pembuatan kerajinan perak
didukung kelompok sadar wisata dalam dapat pula menawarkan fasilitas penginapan
pengembangan pariwisatanya.Desain motif di rumah dengan pelayanan dan makanan
khas Celuk yang dipatenkan atau didaftarkan sesuai dengan keseharian pengrajin (konsep
HAKI.Menghasilkan kerajinan perak dengan Tri Hita Karana) yang dapat menjadikan daya
desain yang baru, berkualitas dan tidak sama tarik tersendiri bagi wisatawan. Konsep Tri

20
Volume 17 Nomor 1 Maret 2018 Jurnal KEPARIWISATAAN ISSN: 1412-5498
E-ISSN: 2581-1053

Hita Karana yang diterapkan dalam keseharian wisata edukasi dengan pengembangan wisata
masyarakat Bali pada umumnya yaitu dengan tentang sight seeing bagaimana proses
keselarasan hubungan antara manusia dengan pembuatan kerajinan/cinderamata dengan
Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia menggunakan peralatan yang modern atau
dengan lingkungan.Berikut gambar kegiatan tradisional serta motif dan model apa saja yang
silvercraft class yang dilaksanakan di salah dapat dihasilkan dari proses cetak/casting dan
satu rumah pengrajin perak di desa Celuk. 2) proses tradisional.
Bagi pengusaha perak (pemilik artshop) dan
pemilik usaha perak cetak (proses casting) Saran
selain menjual produk hasil kerajinan perak Rekomendasi serta saran yang dapat
dan emas berupa aksesoris/cenderamata, dapat diberikan antara lain: 1) Perlu adanya
dikembangkan wisata edukasi dengan keseragaman, kesepahaman dan informasi
pengembangan wisata tentang sight seeing tentang program silvercraft class sehingga
bagaimana proses pembuatan kerajinan/ para pengrajin paham dan mengetahui konsep
cinderamata dengan menggunakan peralatan silvercraft class sebagai salah satu daya tarik
yang modern atau tradisional serta motif dan wisata di Desa Celuk. 2) Peran antara
model apa saja yang dapat dihasilkan dari pemerintah dan masyarakat di Desa Celuk
proses cetak/casting ini. Sehingga para dalam pengembangan silvercraft class di Desa
wisatawan mengetahui perbedaan dan kualitas Celuk agar jelas dan sesuai dengan porsinya
antara kerajinan perak yang dihasilkan melalui masing-masing. Mulai dari peran pemerintah
proses tradisional (handmade) dengan motif sebagai pengawas dan pengarah dalam
khas perak Celuk dengan hasil kerajinan perak kegiatan wisata silvercraft class sedangkan
dengan proses yang lebih modern yaitu dengan mulai dari perencanaan dan pengelolaan
proses cetak (casting). Berikut gambar sepenuhnya dikelola oleh masyarakat. 3) Perlu
kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan ditetapkannya standar program kegiatan
pada saat membeli souvenir di salah satu silvercraft class dan standar harga agar
artshop di desa Celuk. seragam dan tidak terjadi persaingan yang
tidak sehat. 4) Perlu adanya kerjasama dan
PENUTUP sosialisasi dengan agen perjalanan wisata
Simpulan untuk memperkenalkan paket wisata
Adapun kesimpulan dari pemaparan silvercraft class ini untuk mengenalkan kepada
diatas adalah sebagai berikut: 1) Pengrajin wisatawan dengan jangkauan target pasar yang
perak yang akan memberikan kursus singkat lebih luas selain Jepang dan Eropa.
(short course) tentang proses pembuatan
kerajinan perak dapat pula menawarkan DAFTAR PUSTAKA
fasilitas penginapan di rumah dengan Afiff, Faisal. 2012. Pilar-Pilar Ekonomi
pelayanan dan makanan sesuai dengan Kreatif. Artikel. Universitas Bina
keseharian pengrajin (konsep Tri Hita Karana) Nusantara: Jakarta
yang dapat menjadikan daya tarik tersendiri Burhan, Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian
bagi wisatawan. 2) Bagi pengusaha perak Kualitatif: Pemahaman Filosofis
(pemilik artshop) dan pemilik usaha perak dan Metodologis kearah
cetak (proses casting) selain menjual produk Penguasaan Model Aplikasi.
hasil kerajinan perak dan emas berupa Jakarta: Rajagrafindo Persada.
aksesoris/cenderamata, dapat dikembangkan

21
WISUDAWATI, MAHESWARI: PENGEMBANGAN PARIWISATA MINAT KHUSUS “SILVERCRAFT CLASS” BERBASIS
MASYARAKAT DI DESA CELUK KECAMATAN SUKAWATI

Darma Putra daan Campbell. 2015. Recent Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor:
Developments In Bali Tourism Ghalia Indonesia.
(Culture,Heritage and Landscape Pitana & Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu
in an open Fortress). Denpasar: Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Udayana University Press Rai Utama, I Gusti Bagus. 2012. Metodologi
Darma Putra, dkk. 2015. Pariwisata Berbasis Penelitian Pariwisata & Per-
Masyarakat Model Bali.Denpasar hotelan. Yogyakarta: Andi
: Program Studi Magister Kajian Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan
Pariwisata Universitas Udayana Pembangunan Destinasi Pariwi-
Freddy,Rangkuti. 2014. Analisis SWOT sata Konsep dan Aplikasinya di
Teknik Pembeda Kasus Bisnis. Indonesia.Yogyakarta : Gava
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Media.
Utama Suparwoko. 2014. Pengembangan Ekonomi
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi dan Kreatif sebagai Penggerak Industri
Perubahan Sosial. Jakarta: P a r i w i s a t a h t t p : / / w w w.
Rajagrafindo Persada. mediapustakacom/2014/11 /
Moelong,Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian makalah-pengembangan-
Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. ekonomi-kreatif.html

22

Anda mungkin juga menyukai