Anda di halaman 1dari 25

Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No.

02 | Juli 2017

Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud


sebagai Wisata Budaya di Surakarta
Yahya Dewanto1) R. A. Heryani Wahyuningrum2)
dewan@mediakomtrisakti.ac.id heryaniwahyu@gmail.com

Program Studi Teknologi Grafika


1)

Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti


2)
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti

ABSTRACT

Sekaten and Grebeg Mulud ceremonies are held annually to commemorate the Prophet Muhammad


SAW.
These traditional ceremonies that have dynamic cultural complexity were the result of touches from
foreign culture values, they have been held since Demak kingdom era and have long been included
in the local government tourism calendar. Unfortunately, these ceremonies have not yet drawn the
expected attention of domestic and foreign tourists.
Appealing promotions are needed to make Sekaten and Grebeg Mulud known to public and become
tourist destinations. The promotion design is using below the line media to disseminate information,
whereas religious touch of  Sekaten  and  Grebeg MuludSurakarta  ceremonies is the positioning to
promote these ceremonies as cultural tourism.
The design is expected to create positive associations, revered and able to invite people to preserve
these ceremonies as valuable cultural heritages.

Keywords: Design of the promotion, cultural tourism, Sekaten, Grebeg Mulud, Surakarta.

185
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

ABSTRAK

Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud merupakan upacara adat yang diadakan setiap
tahun untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Upacara Adat yang memiliki kompleksitas kebudayaan yang sangat dinamis, telah digelar
sejak zaman kerajaan Demak. Upacara Adat hasil persentuhan berbagai nilai-nilai yang datang
dari mancanegara, sudah sejak lama masuk dalam kalender wisata Pemerintah Daerah,
namun upacara ini belum menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara
yang diharapkan.
Promosi yang menarik sangat diperlukan agar Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud
sebagai tujuan wisata dan dikenal oleh masyarakat luas. Perancangan promosi menggunakan
media below the line untuk penyebarluasan informasi, dengan positioning promosinya adalah
terangkat kembali sentuhan religius Upacara Adat Sekaten dan Grebeg mulud Surakarta
sebagai wisata budaya.
Hasil perancangan diharapkan mampu menimbulkan asosiasi positif, rasa suka dan
mampu mengajak masyarakat untuk melestarikan upacara ini sebagai warisan budaya yang
bernilai tinggi.

Kata Kunci: Perancangan Promosi, Wisata Budaya, Sekaten, Grebeg Mulud, Surakarta.

186
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

I. PENDAHULUAN dan menggalakkan promosi wisata budaya


daerah Surakarta, Pemerintah Kabupaten
Kebudayaan daerah yang beragam Daerah Tingkat II Surakarta, Dinas Pariwisata
menjadikan Indonesia kaya akan budaya dan Telekomunikasi Surakarta bekerjasama
serta adat istiadat, satu diantaranya adalah dengan Indosiar, LionAir, Telkom, dan Tempo
kebudayaan Jawa Tengah yang dimiliki menyelengggarakan : “Promosi Upacara Adat
oleh Karaton Surakarta sebagai manifestasi Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai wisata
dari eksistensi kebudayaan Jawa. Peluang budaya di Surakarta”, yang akan diikuti oleh
hidupnya kebudayaan ini dihadapkan warga Karaton Surakarta, masyarakat pulau
pada tantangan yang semakin keras Jawa dan mancanegara.
seiring dengan kian mencairnya sekat- Upacara Adat Sekaten dan Grebeg
sekat etnis. Pergeseran akibat tuntutan Mulud sebagai wisata budaya di Surakarta
sejarah maupun kehendak zaman dan merupakan kompleksitas kebudayaan yang
alam itu, menghadapkan pada dua peluang sangat dinamis. Upacara ini merupakan hasil
paradoksal. Pertama membiarkan upacara persentuhan dengan berbagai nilai-nilai
adat ini punah. Atau kedua, mencoba yang datang dari mancanegara sejak zaman
bertahan hidup dengan berusaha terus Demak, yang sudah digelar beberapa kali
mengikuti arus pertumbuhan. setiap tahunnya dan masuk dalam kalender
Pilihan atas satu diantara dua wisata namun ternyata upacara ini masih
kemungkinan tersebut, merupakan tindakan belum menarik wisatawan domestik maupun
keberanian untuk melakukan reaktualisasi, mancanegara seperti yang diharapkan. Ada
refungsionalisasi dan modernisasi dari beberapa masalah yang diidentifikasi dalam
pihak Karaton Surakarta, pemerintah penelitian ini, yaitu:
daerah serta masyarakat sekitar untuk dapat 1. Bagaimana menarik wisatawan
melestarikan dan memelihara kebudayaan domestik maupun mancanegara agar
Jawa. tertarik untuk datang dan menyaksikan
Berdasarkan potensi wisata budaya upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud
di Surakarta, aset budaya ini mempunyai di Surakarta?
prospek yang cukup cerah karena adat 2. Apakah upacara Adat Sekaten dan
Karaton Surakarta merupakan suatu adat Grebeg Mulud masih dapat diterima
yang khas dan unik, karenanya banyak sebagai produk wisata tradisional bagi
wisatawan mancanegara maupun domestik wisatawan domestik dan mancanegara?
berkunjung tiap tahunnya guna menyaksikan 3. Bagaimana merencanakan dan
acara ritual ini. Namun promosi pariwisata membuat suatu promosi yang tepat dan
merupakan investasi besar dengan jangka efektif agar khas, unik dan mengajak bagi
waktu panjang sebelum bisa menikmati pihak sasaran (wisatawan dalam dan
hasil. Itu pun jika cara berpromosi tepat. luar negeri) untuk datang / menikmati
Maka dalam hal ini untuk menunjang upacara tersebut?

187
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

Dalam ruang lingkup desain grafis maka penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data
perumusan masalah yang didapatkan adalah primer, yaitu data yang perlu dikumpulkan
sebagai berikut : dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau
1. Cara promosi yang efektif hingga tujuan perorangan langsung dari objeknya. Data
dan maksud promosi dapat menarik yang termasuk yaitu data hasil wawancara
minat serta diterima dan tercapai dan observasi.
dengan baik. Dan data sekunder, yaitu data yang telah
2. Perencanaan dan pengaturan agar ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri
suatu perencanaan grafis yang baik oleh penulis karena telah dikumpulkan dan
dan berkomunikasi sehingga dapat diolah oleh pihak lain. Data yang termasuk
mengangkat citra atau image yang kuat yaitu data dari sejumlah buku, jurnal dan
dan jelas dari event Sekaten dan Grebeg internet.
Mulud yang diadakannya dan juga Sedangkan untuk teknik pengumpulan
karaton Surakarta sehingga menjadi data yang digunakan oleh peneliti adalah
salah satu daerah tujuan wisata yang studi lapangan (field study). Studi lapangan
potensial. dilakukan untuk mendapatkan data primer.
3. Pengaturan dan penyeleksian media
yang efektif yang akan digunakan untuk III. TINJAUAN TEORITIS
berpromosi agar tujuan promosi dapat
tercapai. A. Psikologi Wisata
Perilaku sebagai konsumen, dalam hal ini
II. METODOLOGI PENELITIAN konsumen wisatawan dibedakan menurut
perbedaan perilaku kerja dan perilaku
Metode yang digunakan dalam penelitian santai, dengan memperhatikan aspek
ini adalah metode eksploratif. Menurut simbolis, motif, dan estetis pada prilaku
Sekaran dan Bougie ( 2010 : 103 ) : tersebut. Terdapat dua pendorong untuk
“An exploratory study is undertaken when not mencari pengalaman wisata atau bersantai
much is known about the situation at hand, yaitu melarikan diri dari lingkungan yang
or no information is available on how similar bersifat rutin dan stress, kemudian mencari
problems or research issues have been solved kesempatan mengadakan rekreasi demi
in the past” kepuasan batin yang diperoleh. Hubungan
Metode eksploratif ini bertujuan untuk antara situasi kerja dengan situasi santai,
mendapatkan pemahaman yang lebih khususnya relevansi dengan situasi wisata
atas masalah yang telah diketahui tetapi dapat ditemukan, baik secara negatif
membutuhkan informasi yang lebih untuk maupun positif (Glenn Ross, 1998) :
mengembangkan kerangka teori yang dapat • Spillover effect positif ialah bila ciri-
berjalan. ciri menyenangkan pada pekerjaan
Sumber data yang digunakan dalam ditemukan kembali pada kegiatan

188
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

bersantai yang dipilih olehnya. langkah tersebut adalah :


• Spillover effect negatif ialah bila ciri-ciri 1. Ketidaksadaran (unawareness)
tidak menyenangkan pada pekerjaan 2. Kesadaran (awareness)
terbawa dalam kegiatan bersantai. 3. Pemahaman dan citra (comprehensive
and image)
Menurut Schmidhauser dalam 4. Sikap (attitude)
penelitian pola perilaku wisatawan di Swiss 5. Tindakan (action)
menyimpulkan bahwa terdapat empat Selain model DAGMAR ada juga model-
fungsi psikologis yang terkait pada motivasi model proses komunikasi seperti model
wisata, yakni : AIDCA yaitu (Frank F. Jefkins, 1997, hal
• Kompensasi bebagai kekurangan yang 241):
dirasakan dalam kehidupan / kerja 1. Perhatian (Attention)
sehari-hari 2. Ketertarikan (Interest)
• Pemulihan fisik dari stress 3. Keinginan (Desire)
• Perluasan cakrawala 4. Keyakinan (Cownviction)
• Pemuasan diri 5. T indakan (Action)

B. Komunikasi Periklanan Periklanan merupakan suatu sarana


Istilah komunikasi berasal dari komunikasi yang dipergunakan dalam
bahasa Latin communicare yang berarti dunia perdagangan oleh produsen terhadap
menyebarluaskan atau memberitahukan. konsumen agar meraih lebih banyak calon
Kata kerja communicare berarti berdialog pembeli dengan biaya lebih murah dan
atau berunding. Dalam bahasa Inggris dalam waktu yang lebih singkat sedangkan
istilah yang mempunyai arti identik dengan pengaruhnya akan melekat lebih lama pada
itu adalah communication yang diartikan ingatan pemirsa. (Sudiana, 1986: hal. 4).
sebagai suatu proses pengoperan lambang- Menurut David Ogilvy (1987: hal. 182)
lambang yang mengandung arti. Dari istilah iklan yang baik adalah iklan yang diterima
bahasa Inggris communication itulah yang dan disukai oleh konsumen sehingga
kemudian terjadilah kata komunikasi yang senantiasa diingat dan menarik perhatian
diartikan sebagai suatu kegiatan untuk konsumen kearah hal yang diiklankan,
menyampaikan ide, pikiran, gagasan dari bukan hanya pada keindahan iklan.
seseorang kepada orang lain. Hal-hal yang mempengaruhi
Dalam pendekatan DAGMAR (Russel keberhasilan penyampaian komunikasi
H. Colley, 1961 : 52) dikembangkan suatu dalam periklanan adalah:
metode yang disebut proses komunikasi 1. Efektifitas iklan yang tidak hanya
yang harus dilalui suatu produk untuk menonjolkan unsur kreatifitas tetapi
sampai pada tujuan akhir yaitu tindakan mampu menarik minat konsumen.
yang dilakukan oleh konsumen, langkah- 2. Judul iklan yang langsung

189
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

menyampaikan inti pesan. Menurut Drs. R. Sumarsono (1995),


3. Unsur ilustrasi dalam iklan merupakan desain komunikasi merupakan seperangkat
daya tarik utama. lambang yang disajikan. Agar seperangkat
4. Format iklan yang menjelaskan struktur lambang yang disajikan mempunyai makna
dan menciptakan focus of interest. bagi khalayak sasaran, ia harus terlebih
5. Warna yang menciptakan kesan pada dahulu melewati tiga jenis saringan, yaitu :
konsumen. a. Saringan Fisik
Sementara perumusan mengenai Terdiri dari indra manusia. Rangsangan
promosi iklan wisata yang baik adalah : yang bersifat “visual”, akan ditangkap
1. Iklan tujuan wisata cenderung oleh indra mata.
mempengaruhi citra negeri yang b. Saringan Atensi
bersangkutan, secara politis, sangat Berfungsi memilih rangsangan yang
penting agar iklan tersebut mempunyai sudah berhasil melewati saringan
pangaruh yang menguntungkan. fisik. Khalayak sasaran adalah orang
2. Para wisatawan yang berpergian ribuan sibuk, pesan mana yang dapat menarik
mil bukannya untuk menyaksikan hal- perhatiannya untuk kemudian dibaca.
hal yang dapat mereka lihat disebelah c. Saringan Presepsi
rumah harus ditonjolkan yang benar- Merupakan saringan akhir dalam
benar memperlihatkan keunikan tujuan menangkap seperangkat lambang
wisata tersebut. sebagai rangsangan komunikasi.
3. Iklan harus memberikan citra yang Saringan ini membantu khalayak
mantap dan tidak mudah untuk memahami makna yang terkandung
dilupakan karena tenggang waktu dalam rangsangan yang telah berhasil
antara pertama kali melihat kita dengan melewati dua saringan terdahulu.
merencanakan untuk berlibur kesana
memerlukan waktu yang cukup lama. C. Promosi
4. Bahasa iklan yang dipilih disini harus Kotler dan Keller (2009: 24) menyatakan
disesuaikan dengan sasaran yang bahwa bauran pemasaran atau yang sering
berpendidikan tinggi yaitu dengan disebut sebagai Empat P dapat dilihat dari
menggunakan bahasa yang dewasa dua sudut pandang yaitu, sudut pandang
bukan dengan bahasa klise. penjual dan sudut pandang pembeli. Dari
5. Iklan harus dapat bersifat ajakan, sudut pandang penjual, empat P merupakan
dengan berisikan informasi yang jelas perangkat pemasaran yang tersedia untuk
bagaimana melakukannya dengan mempengaruhi pembeli. Sedangkan, dari
menampilkan keterangan transportasi sudut pandang pembeli empat P merupakan
yang jelas dan foto-foto sebagai penarik perangkat pemasaran yang dirancang untuk
minat. memberikan manfaat bagi pelanggan.
Komponen-komponen dari bauran

190
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

pemasaran yang sering disebut empat P D. Desain Grafis


tersebut antara lain: Produk (product), Pengertian desain adalah proses dari
harga (price), tempat (place) dan promosi kreasi rancangan dari visual yang berguna,
(promotion). tidak seperti lukisan ataupun seni patung
Iklan merupakan bagian dari bauran yang merupakan realisasi pandangan
promosi (promotion mix) sedangkan seniman. Desain mempunyai kepentingan
bauran promosi adalah bagian dari bauran praktikal, sebuah desain grafis akan terlihat
pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler oleh publik dan harus bisa menyampaikan
dan Amstrong (2001: 112), bauran promosi pesan sebuah grafik desain yang bukan
mempunyai beragam alat yang digunakan hanya indah tetapi juga berfungsi. (Rustam
untuk meraih tujuan pemasarannya, antara Arief, 1991: Hal. 22)
lain: Menurut Wucius Wong (1993), melalui
a. Periklanan bukunya, Principles of Form and Design,
Segala biaya yang harus dikeluarkan desain adalah proses dalam visual yang
sponsor untuk melakukan presentasi memiliki tujuan tertentu. Desain grafis
dan promosi nonpribadi dalam bentuk ditempatkan di depan mata publik dan untuk
gagasan, barang atau jasa. menyampaikan pesan yang telah ditentukan.
b. Promosi penjualan Empat elemen desain menurut Wucius
Insentif jangka pendek untuk Wong antara lain:
mendorong pembelian atau penjualan 1. Elemen konseptual
dari suatu produk atau jasa. Elemen ini adalah yang tidak terlihat,
c. Hubungan masyarakat tapi sebenarnya ada. Seperti titik, garis,
Membangun hubungan yang baik bidang, dan volume. Jika elemen ini
dengan berbagai kalangan. Hal ini terlihat mata, berarti bukan lagi elemen
dicapai dengan memperoleh publisitas konseptual.
yang menguntungkan, membangun 2. Elemen visual
“citra korporasi”, dan menangani atau Ketika elemen konseptual menjadi
mengatasi rumor, cerita dan kegiatan- terlihat mata, itulah elemen visual.
kegiatan yang tidak menguntungkan. Elemen visual adalah bagian yang paling
d. Penjualan personal penting dalam desain grafis sebab ini
Salah satu (atau lebih) dari berbagai yang terlihat mata. Mereka memiliki
aktivitas berikut ini: memprospek, bentuk, ukuran, warna, dan tekstur.
berkomunikasi, melayani dan 3. Elemen yang berhubungan
mengumpulkan informasi. Kelompok elemen ini melibatkan
e. Pemasaran langsung (direct marketing) penempatan bentuk dalam desain.
Komunikasi langsung dengan sejumlah Yang termasuk elemen ini adalah: arah,
konsumen sasaran untuk memperoleh posisi, ruang dan gravitasi.
tanggapan langsung dari konsumen.

191
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

4. Elemen praktis untuk dibaca oleh pembacanya.


Kelompok elemen praktis melibatkan isi • Usability: kegunaan typeface dalam
dan maksud dalam sebuah desain. Yang banyak aplikasi. Bila program
termasuk dalam kelompok ini adalah identity yang dikerjakan sukar dan
representasi, makna, dan fungsi. memerlukan berbagai typeface,
maka penggunaan typeface yang
1. Teori Typografi memiliki banyak keluarga perlu di
Typografi merupakan disiplin ilmu pertimbangkan. Contoh: Univers,
yang mempelajari karakter huruf dan ITC Garamond.
fungsi huruf dan pemakaiannya dalam • Aviability: pemilihan typeface yang
desain grafis. Pemakaian huruf tertentu akan digunakan. Dengan berbagai
dapat mempengaruhi suasana hati pertimbangan, typeface yang kita
pembacanya sehingga pesan yang ingin pilih haruskah mudah dibaca.
disampaikan dapat tercapai. Selain itu • Blendability: penyatuan pemakaian
typografi yang baik harus memiliki dari berbagai typeface. Seringkali
sifat-sifat : kita memadankan beberapa
• Visibility: sifat mudah dilihat oleh typeface dalam rancangan kita oleh
pembacanya. sebab itu haruslah dipikirkan dan
• Clearity : kejelasan yang dapat dipertimbangkan pemilihan dan
ditangkap mata pembaca ukuran masing-masing typeface
• Legibility: sifat mudah dan cepat yang akan dipakai agar kelihatan
terbaca oleh pembaca enak dan nyaman dibaca.
• Readability: berkaitan dengan
karakter typeface yang dapat dibaca, 2. Teori Warna
tanpa harus berfikir panjang oleh Menurut Chatharine Fishel, warna
pembaca. yang digunakan dan dikenal pada
masa kanak-kanak, remaja dan dewasa
Menurut Allan Halley ada empat memiliki perbedaan. Namun hal ini
petunjuk dalam memilih typeface yang dipengaruhi oleh pengalaman sehari-
baik untuk infestasi Desain jangka hari, sesuai dengan kebiasaan, sektor
panjang, yaitu : geografis dan gaya hidup mereka
• Livability: kenyamanan dan Anak-anak dan remaja cenderung
kelanggengan. Memilih suatu memilih warna-warna dasar seperti
typeface sebaiknya untuk jangka merah, kuning, biru dan hijau. Namun
panjang, dan tidak bersifat musiman, pada orang dewasa pemilihan warna
sehingga tidak akan menimbulkan dapat menyebabkan rangsangan
kekhawatiran bahwa typeface akan ingatan pada kebiasaan-kebiasaan
ketinggalan jaman dan nyaman sehari-hari dalam masyarakat (seperti

192
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

jeruk berwana kuning, dan mawar itu penuh berkesan menjerit, tetapi
merah), menciptakan mood tertentu warna dengan intensitas rendah
dan bahkan mempengaruhi kesehatan. berkesan sopan, lembut.
Oleh sebab itu pertimbangan Dalam penggunaan warna perlu
pemakaian warna yang baik dalam diperhatikan keselarasannya, karena
sebuah desain, haruslah dengan jika keselarasan diabaikan, warna
memperhatikan lingkungan, tanggapan yang dipakai menjadi “mati”. Untuk
dan kebiasaan masyarakat terhadap itu dibutuhkan pengetahuan tentang
warna yang ada disekitar mereka. dasar-dasar keselarasan warna.
Menurut Wolfgang Van Goethe, warna Misalnya azas bidang, dimana bidang
berkaitan berkaitan langsung dengan yang lebih luas akan menjadi lebih
perasaan dan emosi seseorang. Warna selaras bila menggunakan warna-
berkaitan langsung dengan mata dalam warna terang dan lunak, Sebaliknya
keadaan wajar, karena itu warna dapat untuk bidang sempit sebaiknya
dipandang / ditinjau dari segi visual menggunakan warna-warna kontras.
dan kejiwaan. Menurut Prang, warna Sedangkan menurut Kleppner
terbagi menjadi lima tingkatan, yaitu : dalam bukunya Tata Cara Periklanan
• Warna Primer. warna adalah salah satu unsur paling
• Warna Sekunder. serba guna dalam periklanan. Warna
• Warna Tersier. dapat menarik perhatian dan dapat
• Warna Intermediate (percampuran membantu menciptakan sebuah mood.
primer dan sekunder). Bergantung pada daya tarik produk
• Warna kuarternary/analogus dan periklanan, warna dapat digunakan
(paduan primer dan intermediate, dengan beberapa alasan sebagai berikut :
serta sekunder dan intermediate). 1. Warna merupakan sebuah adalah
Menurut Prang, warna untuk mendapatkan sebuah
memiliki tiga dimensi yaitu: perhatian. Dengan beberapa
a. Dimensi corak warna (hue) : pengecualian orang-orang
Terbagi menjadi dua, yaitu warna memperhatikan suatu iklan
panas dan warna dingin. berwarna lebih cepat daripada iklan
b. Dimensi terang dan gelapnya warna hitam putih.
(value) : 2. Produk–produk tertentu hanya
Terbagi menjadi 9 tingkatan dari dapat disajikan secara realistis
putih ke hitam. dalam warna seperti perabot rumah
c. Dimensi cerah suramnya warna tangga, makanan, kosmetik, dan
(chrome) : lain-lain.
Merupakan kualitas dari corak 3. Warna dapat menyoroti unsur-
warna. Warna dengan intensitas unsur khusus dalam sebuah iklan.

193
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

4. Warna memiliki unsur psikologis • Hitam: Sengsara, bencana, perkabungan,


dan unsur mood iklan tersebut. kegelapan, misteri, otoritatif,,
konservatif, berwibawa, berbobot.
E. Psikologi Warna • Coklat: Dramatis, hangat, bersahabat.
Warna dapat menjadi ciri suatu • Abu-abu: Maskulin, daya tarik, serius
produk maka seringkali pemilihan warna • Warna-warna Pastel : Akrab, manis,
dalam iklan mempertimbangkan makna hangat, lembut, feminim, romantis,
psikologis yang memang dimiliki oleh cinta, impian.
warna. Salah satu yang harus diperhatikan
orang-orang komunikasi pemasaran adalah F. Lay Out
isu-isu warna yang dikaitkan dengan tradisi/ Menurut Frank Jefkins, ada delapan
budaya. pedoman dasar dalam merancang komposisi
Berdasarkan tradisi dan budaya layout, antara lain:
itu, orang secara psikologis warna lantas 1. Kesatuan, bagian-bagian yang menyatu
mengkondisikan warna dengan karakter/ membentuk keseluruhan Lay Out.
sifat-sifat tertentu. Jadi secara psikologis Batasan yang mengganggu dan dapat
warna memiliki sifat yang sangat subyektif mengacau Lay Out adalah banyakya
menurut tradisi dan masyarakat ditempat unsur yang berbeda dan berlawanan
tertentu. Makna Psikologis warna: sehingga membingungkan.
• Biru: Tenang, kalem, sendu, melankonis, 2. Keberagaman, adanya perubahan dan
irama , kesunyian, ilmu pengetahuan, kesan kontras sehingga tidak monoton.
dan tekhnologi. 3. Keseimbangan, titik atau garis tengah
• Merah: Keberanian, kemarahan, perang, keseimbangan tidak selalu berada/
bahaya, dinamis, jantan, semangat, terletak di tengah.
vitalitas, emosional, membahana 4. Ritme, kesan gerak yang membawa mata
sensual. pembaca mengarah pada keseluruhan
• Kuning: Kehangatan, kegembiraan, iklan.
keceriaan, kemeriahan, semangat, 5. Harmoni, menghindarkan kekontrasan
pencerahan. yang terlalu mencolok sehingga
• Ungu: Kemuliaan, kebesaran, kejayaan, mengganggu kesatuan.
kemewahan, kekuatan, kemandirian, 6. Proporsi, bentuk persegi panjang
kekuasaan. dirasakan lebih menimbulkan kesan
• Hijau: Natural, kemudaan, keyakinan, ruang daripada bujur sangkar.
kepercayaan, pengharapan, ketelitian, 7. Skala, perpaduan yang kontras untuk
bersih, segar, sejuk, kedamaian, rileks. menimbulkan penekanan (aksen).
• Jingga: Kemajuan, perkembangan. 8. Penekanan, bila terlalu banyak hal yang
• Kuning Emas: Kemewahan, kejayaan, memungkinkan dibaca.
keagungan, kemuliaan.

194
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

G. Logo 1. Name only Logos


Logo dalam desain mempunyai Menggunakan nama produk/lembaga
arti yang sangat dalam. Pada logo yang tanpa efek tambahan elemen visual.
merupakan tanda gambar yang terkandung 2. Name/symbol logos
satu citra yang ingin disampaikan khalayak, Berupa nama produk yang dibuat dengan
baik dari bentuk, warna, ataupun typeface jenis huruf yang berkharakteristik
dari logo tersebut sehingga membedakannya sesuai dengan produk dan tambahan
dengan yang lain. simbol yang sederhana.
Menurut Paul Ibou dalam bukunya 3. Initial letter logos
Logo 200, logo dapat diartikan sebagai tanda, Digunakan untuk mengidentifikasikan
simbol khusus atau arti dari suatu identitas, dua perusahaan yang bergabung atau
tetapi dengan karakteristik yang berbeda inisial para pendiri perusahaan.
sehingga dapat digolongkan menjadi: 4. Pictorical name logos
1. Bentuk huruf yang didasarkan pada Nama produk dan organisasi merupakan
huruf atau kombinasinya. bagian yang paling menonjol dan
2. Bentuk kongkrit yaitu berdasarkan penting.
bentuk makhluk hidup seperti manusia, 5. Associative logos
hewan, tumbuhan. Logo-logo yang berdiri sendiri, namun
3. Bentuk abstrak, yaitu bentuk geometris masih tetap memiliki asosiasi yang
seperti segitiga, segiempat, lingkaran, berhubungan dekat dengan nama,
spiral, garis dan lain - lain. produk, atau lingkup aktifitas organisasi
4. Bentuk simbolik yaitu elemen visual tersebut.
dapat diwujudkan dengan bentuk tanda 6. Allusive logos
silang, not balok, tanda panah dan lain - Logo yang mirip asosiatif, namun
lain. mengandung bentuk yang bersifat lebih
Logo yang baik adalah logo yang: rahasia bagi orang luar organisasi,
1. Unik, kreatif, beda dengan yang lainnya. dan lebih dimengerti oleh orang yang
2. Mudah diingat dan mudah dikenal. didalamnya.
3. Sesuai dengan karakteristik yang 7. Abstrak logos
hendak ditampilkan. Logo yang mempunyai pengertian
4. Dapat diaplikasikan dengan mudah jauh dari tujuan praktisnya, sering
pada semua media dengan berbagai dipandang sebagai representasi intisari
ukuran. desain kontemporer.
Dalam buku How to Make Trademarks Trademark dan logo adalah alat
and Logos, John Murphy dan Micheal Rowe untuk menyatukan sifat-sifat yang kompleks
mengklasifikasikan logo dalam beberapa dari produk/organisasi ke dalam satu
jenis: bentuk pernyataan yang dapat dikontrol,

195
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

dimodifikasi, dikembangkan dari waktu IV. PEMBAHASAN


kewaktu. Adapun fungsi logo :
a. Mengidentifikasikan sebuah produk/ A. Konsep Perencanaan Komunikasi
organisasi Mencapai komunikasi yang
b. Membedakan sebuah produk/ diharapkan yaitu agar masyarakat dapat
organisasi tertarik untuk menghadiri dan menyaksikan
c. Mengkomunikasikan sebuah produk/ Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud
organisasi di Surakarta, hingga pada akhirnya
d. Memberikan nilai tambah masyarakat akan dapat lebih mengenal
e. Sebagai asset berharga dan menghargai kesenian tradisional ini.
f. Legal properties. Sehingga masyarakat tergugat untuk dapat
melestarikan kebudayaan ini dimana - mana.
H. Positioning Target komunikasi yang dilakukan
Positioning adalah penempatan pada saat pagelaran / berlangsungnya acara,
produk pada posisi tertentu dibenak bertujuan untuk menanamkan citra positif
konsumen. Juga dikatakan positioning dan dapat menciptakan brand awareness.
atau penempatan adalah kerangka dasar Tujuannya agar event ini dapat melekat dan
berpikir yang digunakan untuk mencoba mendapatkan tempat di benak masyarakat.
memecahkan persoalan yang sulit, yaitu
bagaimana agar bisa didengarkan oleh 1. Strategi komunikasi
sasaran secara jelas dan dapat dimengerti. Tujuan dari strategi komunikasi
Bagaimana memposisikan dan dimana posisi adalah agar image yang terbangun di mata
kita dalam benak atau pikiran khalayak khalayak dan sasaran adalah positif adanya,
diantara sekian banyak persaingan sehingga sehingga khayalan sasaran tergerak dan
posisi tersebut akan berbeda dan menonjol. tertarik untuk datang dan menyaksikan
Sedangkan menurut Alries dan Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud di
Jacktrout “Positioning is not what you do to Surakarta.
the product, it is what you do to the mind”. Strategi komunikasi yang dipakai
Strategi positioning adalah: adalah dengan cara menampilkan image
1. Penonjolan karakteristik produk yang positif dari Upacara Adat Sekaten dan
2. Penonjolan harga dan mutu Grebeg Mulud di Surakarta, kemegahan dan
3. Penonjolan penggunaannya kemuliaan melalui visualisasinya dengan
4. Positioning menurut pemakaiannya menggunakan pendekatan-pendekatan
5. Positioning menurut kelas produk sebagai berikut.
6. Positioning dalam menggunakan
simbol-simbol budaya a. Pendekatan Emosional
7. Positioning langsung terhadap pesaing. Ditampilkan lewat visual dan
headline yang dapat menimbulkan rasa
196
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

keindahan dan kemegahan dan besar. terhadap kebudayaan asli dan tertarik
Dengan demikian sasaran / khalayak oleh keberadaannya,. Sehingga dapat
terpancing untuk lebih ingin tahu mencapai tujuan dari promosi yang
mengenai ‘Keseluruhan Isi’ promosi telah ditargetkan.
hingga terdorong untuk datang dan b. Khusus
menyaksikan. 1. Faktor Geografis
b. Pendekatan Rasional Sasaran promosi ini adalah
Ditampilkan fakta-fakta tentang masyarakat di kota-kota besar di
Upacara Adat Sekaten dan Grebeg seluruh Indonesia, karena promosi
Mulud di Surakarta, serta sejarahnya ini tidak hanya bersifat nasional
yang berusaha menyingkap image (domestik) tetapi juga terbuka
positif yang terkandung dari dalamnya, untuk masyarakat luar negari
bagaimana kesenian ini merupakan (mancanegara).
bagian dari Kebudayaan Nasional 2. Faktor Demografis
yang kaya akan seni dan budaya serta Jenis Kelamin: Pria dan Wanita
asset Nasional yang harus dipelihara Usia : Tidak ada batasan
keberadaannya. Tingkat Pendidikan : Tidak ada
c. Pendekatan Artistik batasan
Dilakukan dengan memberikan Golongan: Seluruh lapisan
sentuhan seni melalui visual yang masyarakat
mampu mewakili ‘Kemegahan, 3. Faktor Psikografis
kemuliaan, keunikannya kemisteriusan, Bersikap senang dan tertarik
dan kemistikkannya’ terhadap kebudayaan, ingin tahu,
d. Pendekatan Kreatif terbuka, rasional. Berwawasan
Dengan pengolahan fakta dan data luas, pribadi dinamis, Aktif, kreatif,
yang serius sehingga lebih menggigit daya imaji tinggi pada kesenian dan
dan cenderung mengundang dan kebudayaan tradisional.
menarik khalayak agar ingin lebih lanjut 4. Faktor Sosial ekonomi
mengetahui isi promosi dan mengajak Seluruh lapisan masyarakat pada
mereka untuk datang dan melihat umumnya.
Upacara tersebut.
3. Positioning
2. Sasaran Khalayak Positioning adalah penempatan
a. Umum kerangka dasar/pikir atau gagasan/ide yang
Sasaran program promosi digunakan untuk memecahkan masalah
penyelenggaraan event secara umum atau persoalan yang sulit maupun biasa, juga
adalah seluruh masyarakat Indonesia, memecahkan kerangka pikiran kita dapat
Surakarta (Solo), dan turis yang peduli dipahami dan dimengerti oleh sasaran yang

197
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

ingin dituju. Ilustrasi yang digunakan atau


Positioning Promosi Upacara Adat ditampilkan adalah orang bermain
Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata gamelan berpasangan dengan orang
Budaya di Surakarta ini adalah terangkat yang sedang berdoa, yang kemudian
kembali Sentuhan religius gamelan Sekaten dikombinasikan juga dengan adanya
Surakarta sebagai wisata budaya. dua buah gamelan, yang merupakan
perwakilan acara sekatenan
4. Jadwal dan Penempatan Media tersebut. Penggunaan outerglow yang
a. Sebelum Event menambah sifat yang lebih vertikal dan
Strategi promosi seperti penanaman memanfaatkan rasa ingin tahu orang
citra positif terhadap penumbuhan terhadap nilai mistik yang ditampilkan,
kesadaran, pemahaman serta dukungan serta penggunaan ekspresi para abdi
masyarakat dan tahap mengajak dan dalam yang menantikan upacara ini
menimbulkan minat masyarakat untuk dengan penuh harapan, dan gunungan
menonton. Pembagian program promosi yang merupakan inti dari acara
event yaitu dimulai 4 minggu sebelum gunungan. Kemistikan yang konon
diselenggarakannya acara. Kemudian orang masih sangat dipercayai dan
pada waktu yang ditentukan, umbul- menarik perhatian masarakat umum.
umbul, Billboard, flagchain dipasang 1 Sebagai pendukung visual,
minggu sebelum event diselenggarakan, digunakan copy/verbal agar menarik
yaitu media pengingat dan penyemarak sasaran, mengundang rasa ingin tahu
suasana. untuk mengetahui lebih jauh mengenai
promosi Upacara Adat ini.
b. Pada Saat Event
Pada saat event promosi intensif b. Warna
untuk media above the line tidak Warna yang digunakan dominan
dilakukan lagi. Media-media below the warna merah marun/merah kecoklat-
line akan diefektifitaskan sesuai dengan coklatan memiliki makna tradisional,
fungsi-fungsinya. Kemudian untuk elegan, dan hangat. Kombinasi
souvenir dijual pada saat berlangsungnya dengan kuning keemasan mewakili
event tersebut yang digelar di alun- eksklusif, kemewahan, keagungan,
alun Utara (depan Sitihinggil Karaton serta kemuliaan, dikontraskan
Kasunanan Surakarta). dengan warna putih untuk font yang
mempunyai makna suci, bersih, dan
B. Perencanaan Visual murni. Kombinasi antara warna marun
1. Filosofi Bentuk, Gambar, Typografi, yang gelap dan kuning menampilkan
dan Warna adanya keagungan akan acara tersebut.
a. Ilustrasi Penegasan akan acara ini berhubungan

198
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

dengan hal keagamaan, jadi memiliki 2. Perancangan Logo


hubungan yang vertikal. Dengan penciptaan pesan-pesan
periklanan yang bersifat mengajak dan
c. Huruf menyakinkan tentang promosi yang
Untuk mengimbangi ruang yang dilakukan sehingga target bisa tercapai. Hal
tersedia pada berbagai media desain tersebut dapat dicapai dengan :
grafis, digunakan huruf yang terlihat a. Visual
agak rapat dan adanya jarak spasi Pesan-pesan yang disampaikan secara
antar kata-kata dan menggunakan visual bertujuan untuk menarik perha-
huruf yang menarik serta cocok dengan tian khalayak sasaran dan memberikan
ruang yang sempit tersebut. Huruf yang gambaran mengenai promosi secara
digunakan adalah huruf yang tegas dan lebih jelas. Dengan penggunaan visual
terlihat menarik agar terlihat jelas baik yang menggambarkan suasana event
dalam media berukuran besar ataupun tersebut.
kecil. Dibuat agar tidak terlihat sulit b. Logo
untuk dibaca dan membuat informasi- Sebagai identitas dari Promosi
informasi yang penting dan jelas agar Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud
sampai ke masyarakat. di Surakarta, dan akan ditempatkan di
Huruf yang digunakan adalah: semua media yang akan digunakan, baik
1) Headline: Jenis huruf Calligraphic media periklanan maupun promosi.
yang memiliki sifat keislaman, dengan • Logogram
penambahan lekukan etnik pada setiap Logo mencerminkan citra
fontnya dan penambahan unsur jawa upacara adat yang sedang
pada headline tersebut akan mencirikan berlangsung serta berkaitan dengan
keagamaan dan ritual. karaton Surakarta. Logo promosi
2) Subline: Huruf Camberly yang Upacara Adat ini melambangkan
memiliki jenis yang etnik, menarik dan Tiga orang menggunakan blankon
jelas. dan berada didalam merupakan
perwakilan dari gunungan yang
d. Layout dikeluarkan berjumlah tiga pasang
Tidak kaku, terlihat bebas tanpa gunungan wedo dan lanang
dibatasi oleh berbagai bentuk geometris, beserta anaknya. Ketiga pasang
menonjolkan acara yang ditampilkan tersebut memiliki makna yang
namun tidak menonjolkan satu jenis diharapkan bagi semua orang, yaitu
pertunjukkan saja. Bidang ilustrasi kemakmuran, murah rejeki, dan
lebih besar porsinya, karena mata lebih keadilan.
cenderung melihat sesuatu yang lebih Sedangkan perlambangan
menarik. gunungan di belakang merupakan

199
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

perwujudan dari bentuk gunungan


estri/wedo, dipilihnya bentuk
ini dikarenakan bentuknya yang
menyerupai pintu masjid dan
gunungan wayang. Grebeg Mulud • Logotype
ini merupakan perayaan antara Logotype yang digunakan
gaya Islam dan adat Jawa. Pembeda adalah Calligrapic mewakili sifat
Upacara Adat ini dengan yang di yang anggun, indah, tradisional-
Karaton Yogyakarta, selain dari kata moderen, dan Islamiah. Tarikan
Surakarta yaitu, lambang Karaton dari hanacaraka dan huruf Arab
Karaton Surakarta yang diletakkan memiliki kesamaan, adanya
di atas ketiga orang. tebal tipisnya dalam penarikan.
Penyerdahanaan dalam huruf Jawa
dan paduan dengan huruf Arab.

Calligrapic

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTU-
VWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
0123456789 (,.:;/?’”!@#$%^&*)
Gambar 1
Logo Sekaten dan Grebeg Maulud
3. Perancangan Media
• Warna Pemilihan media didasarkan
Penggunaan warna merah pada pertimbangan bahwa media yang
marun mewakili sifat elegan, unik, digunakan adalah media yang tepat dan
tradisional, dari upacara Adat efektif menjangkau sasaran dan berdampak
Sekaten dan Grebeg Mulud yang memberi keuntungan. Untuk itu media
terselenggara. Kemudian warna terbagi menjadi dua, yaitu media komunikasi
emas yang digunakan pada gambar yang bersifat above the line dan media
orang, tulisan, lambang karaton komunikasi yang bersifat below the line.
Surakarta dan menjadi bingkai
a. Media Above The Line
pada gunungan, melambangkan
Bersifat sebagai media utama
keagungan, kemuliaan yang
penyampaian pesan dari event ini
terciptakan dari suasana upacara
yang efektif, komunikatif, dan juga
Adat ini yang dipercayai orang
berjangkauan lebih luas. Media ini juga
membawa berkah.
bersifat sebagai pengecap brand image.
Warna yang digunakan dalam
Media Above The Line yang digunakan
logo adalah :
untuk promosi, adalah :
200
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

1) Iklan Televisi kumpulan tangan, merupakan gambaran


Pada stasiun TV disajikan berbentuk dari acara tersebut, penutupan acara
storyboard dengan delapan frame (2-3 gunungan akan keluar tiga pasang dan
detik setiap frame), berdurasi 10 / 20 akan diperebutkan oleh semua orang.
detik. Menunjukkan ritual Upacara Adat Penggunaan font Calligraphic
Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta yang memiliki unsur Arab/Islam dan
berjalan. Alasan memilih media TV : dimodifikasikan dengan unsur jawa
• Media TV memiliki daya tarik tinggi ditambah ukiran yang menggaris
dan mampu memberikan dampak bawahi tulisan tersebut. Sehingga font
yang lebih mendekati keadaan yang yang gunakan memiliki satu kesatuan,
disampaikan. Pesan membawa sehingga event ini memiliki identitas
dampak yang lebih kuat, karena sendiri yang tercermin dari font yang
disampaikan langsung melalui digunakan headline tersebut.
kombinasi pendengaran dan Informasi yang disampaikan
penglihatan (audio visual). mencangkup acara penting, tanggal
• Memiliki efektifitas dan efesiensi acara dan tempat acara secara general.
tinggi. Hal ini diharapkan dapat menarik
• Khalayak sasaran yang dicapai perhatian orang untuk datang dan
sangat banyak (jangkauan yang mencari informasi acara tersebut.
cukup luas) Dan dicantumkan logo acara, logo
penyelenggara dan logo sponsor.
2) Iklan Koran
Berbentuk : Vertikal Kelebihan media Koran:
Iklan dimuat sejak 2 minggu - Pembaca terseleksi atau mampu
sebelum acara, media massa yang menjangkau khalayak sasaran
banyak dibaca oleh khalayak sasaran sesuai dengan target pasarnya.
sehingga pemasangan iklan didalamnya - Efektif dalam penyampaian iklan
sangat efektif. promosi.
Pada iklan koran ini menampilkan - Jangkauan cukup luas, menjangkau
visual cuplikan acara yang terjadi daerah perkotaan sesuai dengan
pada awal dan akhir acara. Penonjolan cakupan pasarnya (nasional,
visual gamelan pada iklan ini, berusaha regional, rasional)
mengangkat makna tradisional dan - Media komunikasi yang murah dan
ritual acara tersebut. Acara ritual mudah didapat.
yang suci ditampilkan dengan adanya - Pesan informasi yang didapat
cahaya yang keluar dari visual gamelan benar-benar aktual dan diketahui
tersebut. pembacanya.
Dominasi visual gunungan dan

201
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

Format ukuran iklan Koran : 36,7 panjang dibandingkan media-media


cm x 27,3 cm lainnya.
- Kualitas visual yang amat baik,
3) Iklan Majalah dicetak dikertas yang berkualitas.
Berbentuk : horizontal
Pada majalah mingguan dimuat 2 Tempo: 27.5 cm x 21 cm
minggu sebelum acara, pada majalah Jakarta kini and Java Kini: 32 cm x
bulanan iklan dimuat 1 bulan sebelum 24.3 cm
acara.
Penggunaan visual di iklan ini b. Media Below The Line
lebih menunjukkan sisi spiritual akan Media ini lebih bersifat sebagai
ritual yang terjadi saat acara tersebut media pendukung yang sebagai Brand
berlangsung. Dengan penampakkan Awareness, media pengikat, besar
kumpulan orang yang membawa sajen, keutamaannya daripada sebagai media
serta dominasi dengan wanita berdoa. penyampaian pesan utama. Disamping
Penambahan adanya visual kenong itu sebagai penancap Brand Image.
yang merupakan salah satu alat musik Media Below The Line yang digunakan
yang digunakan untuk event gamelan untuk promosi adalah :
sekaten. Pesan yang ingin disampaikan
agar semua merasakan keritualan dan 1) Poster
keagungan event tersebut berlangsung. Poster terdapat dua jenis, dalam
informasi pada iklan ini sama dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
iklan koran. selain menampilkan visualisasi yang
bercerita akan event yang berlangsung,
Alasan pemilihan media majalah : serta sisi ritual dan keagungan yang
- Kualitas cetak atau reproduksi terjadi, logo pendukung/sponsor,
warna lebih baik dari iklan koran. tempat dan tanggal acara berlangsung
- Pembaca dapat terseleksi sesuai pada bodycopy mengenai kegiatan
dengan khalayak sasaran. Upacara Adat Sekaten dan Grebeg
- Efektif dalam penyampaian iklan Mulud di Surakarta.
promosi. Format ukuran poster : 50 cm x 70
- Kemampuan menjangkau segmen cm.
pasar tertentu yang terspesialisasi. Visualisasi berisi foto yang
- Kemampuan mengangkat produk- menampilkan orang dengan gamelan
produk yang diiklankan sejajar dengan dominasi wanita yang sedang
dengan persepsi khalayak sasaran berdoa dengan alat kenong sebagai latar
terhadap prestise majalah tersebut. belakang. Penampakkan ini berusaha
- Memiliki usia edar yang paling mengangkat makna ritual spiritual,

202
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

Gambar 2
Poster Sekaten dan Grebeg Maulud

serta kemistikan. c. Lokasi penyebaran meliputi:


Warna yang digunakan pada : - Seketariatan Dewan Kesenian
a. Headline menggunakan warna putih - Kantor Pemda dan Dinas
karena memiliki makna suci, bersih. Pariwisata
Pada Bodycopy menggunakan warna - Kantor Pusat informasi
kuning diasosiasikan sebagai warna pariwisata Surakarta
energi dan semangat, keterlihatan - Pusat kebudayaan asing di
atau kejelasannya cukup tinggi. Surakarta dan kota besar
b. Ukuran huruf yang digunakan: lainnya.
Headline Sekaten dan Grebeg - Kampus-kampus di kota besar,
Mulud adalah Calligraphic yang di pulau Jawa.
ditambahkan aksen jawa dan ukiran - Sekolah-sekolah di kota besar,
yang menggaris bawahi nama acara di pulau Jawa.
tersebut, sehingga font tesebut - Tempat hiburan di kota besar, di
memiliki identitas akan acara yang pulau Jawa.
berlangsung. sedangkan font yang - Stasiun bis, kereta api dan
digunakan pada tanggal selama bandara kota-kota besar di
acara berlangsung digunakan pulau Jawa.
adalah Caligula.

203
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

Alasan pemilihan media : 3) Umbul-umbul


a. Media yang penting untuk Alasan penggunaannya :
mempromosikan event sebagai - Memberikan informasi di tempat-
sarana pembawa Brand image. tempat penyelenggara event.
b. Untuk menarik perhatian yang - Menarik khalayak sasaran dan
pertama kali dan dibuat semenarik memeriahkan event.
mungkin agar sasaran terhenti,
memperhatikan, membaca, 4) Brosur
memberitahu, dan akhirnya Alasan penggunaannya :
tergerak untuk menghadiri event - Media informasi lengkap dengan
tersebut. jangkauan yang terbatas.
c. Mudah terlihat karena ukuran besar. - Dapat memuat informasi yang
d. menarik perhatian sehingga mudah lebih banyak.
untuk diingat.
e. Dapat diletakkan dilokasi yang 5) Leaflet
strategis. Alasan penggunaannya :
- Berupa selebaran yang dapat
2) Spanduk disebarluaskan dimana saja.
a. Format ukuran sebenarnya 100 cm - Media informasi dengan
x 640 cm. jangkauan luas.
b. Bahan menggunakan kain teteron.
c. Lokasi penyebaran : 6) Flaigchain
- Spanduk berisi event diletakkan Alasan penggunaannya :
di pinggir jalan besar kota Solo, - Meramaikan dan memeriahkan
Taman Sriwedari, depan pintu suasana
masuk alun - alun Utara, stasiun - Membawakan Brand Image
kereta, bandara. Event.
- Spanduk pameran pusaka
karaton diletakkan dipintu 7) Undangan
masuk museum. Alasan penggunaannya :
d. Alasan penempatan spanduk : Media pemberitahuan kepada
- Memeriahkan suasana event. perusahaan atau perorangan yang
- Menandakan tempat akan diundang untuk menghadiri
berlangsungnya acara. event.
- Sarana promosi.

204
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

8) Tiket pengenal, pembeda antara pers,


Alasan penggunaannya : pengunjung dan penjual.
- Karcis tanda masuk
- Dirancang seunik dan sederhana 12) Shopping Bag
menyesuaikan dengan dana Penggunaannya sebagai pembawa
penjualan. brand image yang digunakan
untuk packaging souvenir atapun
9) Billboard complement para undangan pada
Sebagai pemberitahuan kepada saat pembukaan.
masyrakat akan adanya promosi
Upacara Adat Sekaten dan Grebeg 13) Souvenir
Mulud. Billboard dipasang pada Barang-barang yang akan
jalan-jalan sering mengalami dijual sebagai buah tangan para
kemacetan dan ramai, seperti jalan pengunjung event untuk mengingat
besar depan alun - alun utara. kembali. Souvenir tersebut antara
Format ukuran sebenarnya : 5 m lain :
X 15 m 1. Kipas
2. Postcard
10) Stasionery / Marketing Kit 3. Kaos
Penggunaannya untuk keperluan 4. Korek api
seketariat panitia. 5. Topi
6. Buku kecil
11) ID Card 7. Bros
Penggunaannya sebagai tanda 8. Dan lain-lain.

Gambar 3
Brosur Sekaten dan Grebeg Maulud

205
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

Gambar 4 Gambar 5
Umbul-umbul Sekaten dan Grebeg Maulud Leaflet Sekaten dan Grebeg Maulud

Gambar 6
Spanduk Sekaten dan Grebeg Maulud

Gambar 7
Flagh Chain Sekaten dan Grebeg Maulud

206
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

Gambar 8
Billboard Sekaten dan Grebeg Maulud

Gambar 9
Post Card Chain Sekaten dan Grebeg Maulud

Gambar 8
Stationary Chain Sekaten dan Grebeg Maulud

Gambar 10
T-Shirt Chain Sekaten dan Grebeg Maulud

207
Yahya Dewanto dan R. A. Heryani Wahyuningrum,
Promosi Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai Wisata Budaya di Surakarta

V. SIMPULAN Ross, Glenn & Heraty N, Toeti, Psikologi


Pariwisata, Yayasan Obor Indonesia,
Upacara Adat Sekaten dan grebeg Jakarta, 1998
Mulud merupakan budaya daerah warisan Colley, Russel. H, Defining Advertising
nenek moyang yang penting, karena upacara Goals for Measured Advertising Result,
ini menjadi aset kebudayaan nasional Association of National Advertiser, New
yang merupakan bagian yang tidak dapat York, 1961
dipisahkan dari kebudayaan Indonesia. Murphy, John & Rowe, Micheal, How To
Indonesia merupakan salah satu Design Trademark and Logos, Northlight
negara yang menonjol keragaman budaya books, Cincinati, ohio, 1993
dan adat istiadatnya yang dimiliki. Salah Gazala, Sidi, Mesjid Pusat Ibadat dan
satunya adalah Upacara Adat Sekaten dan Kebudayaan Islam, Pustaka Antara,
Grebeg Mulud yang mengandung nilai Jakarta, 1962
budaya yang tinggi, serta religius yang Soeratman, Darsiti, Kehidupan Dunia
terkandung di dalamnya. Keraton Surakarta 1830-1939,
Upacara Adat Sekaten dan Grebeg Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford
Mulud merupakan sumber acuan dan FoundationYogyakarta, 2000
inspirasi dalam perkembangan kebudayaan Kotler, Philp, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi
Indonesia. Merupakan suatu cara yang ke 1-3, PT. Intermedia, Jakarta, 1984
efektif untuk mengingatkan ke masyarakat Mulder, Niels, Pribadi Masyarakat di Jawa,
bahwa Indonesia kaya akan kebudayaan.[] Sinar Harapan, 1996
Ross, Glenn F, Psikologi Pariwisata, Yayasan
DAFTAR PUSTAKA Obor Indonesia, 1998
Selayang Pandang Kota Solo, Humas
Jefkins, Frank F., Periklanan, Edisi III, Kotamadya Dati II Surakarta, 1994
Erlangga, Jakarta, 1996 Djahri, Alie, Drs., Teori Dasar Komunikasi,
Alries & Trout, Jack, The Battle for Your Mind, Interstudi, 1995
McGraw Hill, New york,1981 Liliweri, Alo, Drs., Ms, Teori Dasar Komunikasi
Mcquail, Dennis, Teori Komunikasi Massa Periklanan, Citra Aditya Bakti, 1992
Suatu Pengantar, Erlangga, 1994 Kasali, Rhenaldi, Dr., Ph.d.Msc., Mendidik
Bovee, Courtland L. & Arens, William F, Pasar Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Contemporary Advertising, 1991 Utama
De Vito, Joseph., A Human Communication, Poespowardojo, Soerjanto, Strategi
Professional Book Kebudayaan, PT. Gramedia Utama,
Salam, Solichin, Sekitar Walisanga, Kudus, Jakarta 1993
Menara Kudus, 1960 Setiadi, Bram, Hadi, Qomarul, Handayani,
Arief, Rustam, Diktat Teori Seni dan Disain, Tri, D.S., Raja Di Alam Republik, PT. Bina
1991 Rena Pariwara, Jakarta 2000

208
Jurnal Magenta, STMK Trisakti - Vol. 1 | No. 02 | Juli 2017

Suwito, Unsur-Unsur Agama Islam Dalam yang efektif, Universitas Kristen Petra,
Adat Grebeg Mulud di Karaton Kasunanan Jurusan Tours and Travel, Surabaya,
Surakarta, IAIN Sunan Kalijaga, Fakultas 1999
Dakwah 1992 www.jawapalace.org
Purnomo, Sonny Agus, Pengembangan www.centraljava.com
Keraton Kasunanan Surakarta www.kompascybermedia.com
Hadiningrat sebagai Objek Wisata www.memoriofmajapahit.com
melalui Pembenahan dan Promosi

209

Anda mungkin juga menyukai