Anda di halaman 1dari 18

Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

Strategi Pengembangan Daya Tarik


Dago Tea House Sebagai Alternatif
Wisata Budaya di Jawa Barat
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi
STIEPAR YAPARI Bandung
nengtiting_kartika@yahoo.co.id, rosman1608@gmail.com, halloibey@yahoo.co.id

Abstract— Dago Tea House is a cultural tourism based or commonly called cultural tourism that
offers a variety of unique arts and cultures. This Study aims to identified and analyzed the existing tourist
attraction in Dago Tea House from the internal aspects (strengths and weaknesses) of external aspects
(opportunities and threats) and then formulate the direction of optimize of tourist attraction in a proper
planning and strategy for Dago Tea House in how to be an alternative of culture tourism in Bandung city.
The research method used is qualitative descriptive which is assisted by using Analysis SWOT. From the
research and analysis in terms of general conditions and the attraction, amenity, accessibility and ancillary
of Dago Tea House and got a score 2.74 in IFAS Matrix and 2.57 in the EFAS matrix. The result of rating
analysis and weighting of internal and external aspect shows that Dago Tea House is in Quadrant 1
supporting the aggressive strategy which can be concluded include optimizing of tourist attraction and
promotion.

Keywords— The Attraction Strategy, Tourist Attraction, Dago Tea House


Abstrak— Dago Tea House merupakan wisata berbasis budaya atau biasa disebut wisata budaya yang
menawarkan beragam keunikan seni dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi
serta menganalisis atraksi/daya tarik wisata yang ada di Dago Tea House mulai dari aspek internal
(kekuatan dan kelemahan) serta aspek eksternal (peluang dan ancaman) lalu merumuskan arahan
mengoptimalkan atraksi/daya tarik wisata dalam sebuah perencanaan dan strategi yang tepat bagi Dago
Tea House untuk bisa menjadi alternatif wisata budaya di kota Bandung. Metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif yang dibantu dengan menggunakan Analisis SWOT. Dari penelitian dan analisis yang
dilihat dari kondisi umum dan analisis atraksi, amenitas, aksesibilitas dan pelayanan tambahan di Dago
Tea House didapatkan dengan skor sebesar 2.74 pada Matriks IFAS dan 2.57 pada Matriks EFAS. Hasil
analisis rating dan pembobotan aspek internal dan eskternal menunjukan bahwa Dago Tea House berada
pada kuadran 1 mendukung adanya straregi agresif yang dapat disimpulkan meliputi Mengoptimalkan
Daya Tarik atau Kegiatan Wisata dan Mengoptimalkan Promosi.
Kata kunci— Strategi Daya Tarik, Atraksi wisata, Dago Tea House

I. PENDAHULUAN atraksi wisata. Provinsi Jawa Barat memiliki


sebuah destinasi wisata yang sangat banyak
Pariwisata merupakan salah satu sektor mulai dari wisata Budaya, Alam, Kesenian dan
andalan pemerintah untuk memperoleh devisa Sejarah.
dari penghasilan non migas. Sumbangan
pariwisata bagi pembangunan nasional, selain Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
menyumbangkan devisa bagi negara, (Disparbud) Provinsi Jawa Barat mencatat
pariwisata juga mempunyai peran yang sekitar 46.100.000 wisatawan telah berkunjung
strategis dalam pembangunan nasional yaitu ke Provinsi Jawa Barat selama tahun
memperluas lapangan usaha, memperluas 2016.Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Ida Hernida,
masyarakat dan pemerintah, mendorong mengatakan jumlah wisatawan tersebut terdiri
pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, 45.000.000 wisatawan lokal dan
memperluas wawasan nusantara, mendorong 1.100.000wisatawan mancanegara. Sedangkan
perkembangan daerah, mendorong pelestarian data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung
lingkungan hidup, memperluas wawasan priode tahun 2016 mencatat bahwa jumlah
nusantara dan menumbuhkan rasa cinta tanah wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung
air. mencapai 5.000.625, jumlah wisatawan
tersebut terdiri dari 4.827.589 wisatawan lokal
Namun demikian sektor pariwisata ini perlu dan 173.036 wisatawan mancanegara. Adapun
dikelola dengan baik oleh masing-masing data pengunjung yang peneliti dapatkan dari
daerah dalam pengembangan destinasi dan

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 121
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

data pengunjung wisatawan dago tea house wisatawan yang berpengalaman dimana
pada tahun 2016 yaitu sebanyak 196.693 melakukan perjalanan atau kunjungan ke
wisatawan. kawasan lain dengan tujuan tidak hanya
bersifat recreational tetapi lebih bermotivasi
Provinsi Jawa Barat memiliki banyak untuk menimba pengalaman melalui
tempat wisata bertemakan budaya atau yang keterlibatan langsung dengan aktivitas
biasa disebut wisata budaya seperti saung kehidupan dan tradisi serta budaya masyarakat
angklung udjo, kampung adat mahmud, lokal.
padepokan seni mayang sunda, kampung adat
cikondang, kampung adat cirendeu, gedung Menurut Richard Sihite dalam Marpaung
kesenian rumentang siang, dan salah satunya dan Bahar (2000:46-47) Pariwisata merupakan
yaitu wisata taman budaya dago tea house. suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari
Berawal dari sebuah kebiasaan minum teh suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
orang-orang Belanda zaman dulu, tempat ini tempatnya semula, dengan suatu perencanaan
kemudian dinamakan Dago Tea House. dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau
Melalui sebuah proses yang terbilang cukup mencari nafkah ditempat yang di kunjungi,
panjang, dago tea house kemudian dipilih tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
menjadi ikon rumah budaya bagi Provinsi Jawa pertamasyaan dan rekreasi atau untuk
Barat.Terinspirasi dari berbagai pusat memenuhi atau untuk memenuhi keinginan
kebudayaan yang ada di luar negeri, Dirjen yang beraneka ragam.
Kebudayaan Depdikbud di tahun 1970, yaitu
Ida Bagus Mantra, berniat untuk membangun Menurut UU No. 10 Tahun 2009 Tentang
sebuah pusat kebudayaan dan juga kesenian Kepariwisataan disebutkan bahwa Kawasan
yang tampak maju dan hidup. Syaratnya adalah geografis yang berada dalm satu atau lebih
pusat kebudayaan itu mesti didukung oleh wilayah administratif yang didalamnya terdapat
sarana dan prasana yang sangat memadai, daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
misalnya seperti gedung pertunjukan, adanya pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang
galeri seni, teater terbuka dan ruang workshop. saling terkait dan melengkapi terwujudnya
Melalui sebuah proses yang panjang tersebut, kepariwisataan.
dago tea house kemudian dipilih untuk dapat
mewujudkan cita-citatersebut. Menurut pengertian diatas dapat
disimpilkan bahwa pariwisata suatu perjalanan
Wisata taman budaya dago tea house ini dari suatu tempat ke tempat lain yang bersifst
terletak di wilayah Bandung utara, tepatnya di sementara yang di lakukan peorangan maupun
Bukit Dago Selatan No. 53 A. Sebelum sekelompok orang dan di dukung oleh berbagai
diberlakukan kebijakan otonomi daerah, pelayanan fasilitas lainya.
pengelolaan Taman Budaya ini tadinya berada
di bawah Dirjen Kesenian Depbudpar. Namun Sementara itu, David (2006)
setelah otonomi berpindah menjadi di bawah mendefinisikan strategi sebagai alat untuk
Disbudpar Provinsi Jawa Barat. Taman Budaya mencapai tujuan jangka panjang. Strategi
Dago Bandung kemudian berubah namanya adalah tindakan potensial yang membutuhkan
jadi Balai Pengelolaan Taman Budaya. keputusan manajemen tingkat atas dan sumber
daya perusahaan dalam jumlah yang besar
Setelah mengamati kondisi taman budaya strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi
dago tea house, tempat wisata ini bukanlah dan multidimensi serta perlu
menjadi prioritas wisata di kota Bandung, mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan
khusunya wisata budaya. Oleh karena itu, internal yang dihadapi perusahaan.
berdasarkan latar belakang diatas tim peneliti
tertarik untuk mengambil judul “Strategi Daya B. Analisis SWOT
Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Menurut Rangkuti (2009) Analisis SWOT
Wisata Budaya Di Jawa Barat” dengan dua adalah identifikasi berbagai faktor secara
fokus permasalahan yaitu (1) Bagaimana daya terencana sistematis untuk merumuskan strategi
tarik wisata yang terdapat di taman budaya perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
dago tea house dan (2) Bagaimana strategi yang dapat memaksimalkan kekuatan
taman budayadago tea house menjadi alternatif (strengths) dan peluang (opportunities) namun
wisata budaya di kota Bandung. secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman
II. KAJIAN PUSTAKA (threats).
A. Kepariwisataan Berikut ini merupakan penjelasan dari
Menurut Spillane (2003:21) mendefinisikan analisis SWOT Fred R. David (2009) yaitu:
pariwisata sebagai “maturetourism” atau

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 122
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

1. Kekuatan (Strengths) 3. Peluang (Opportunities)


Kekuatan adalah sumber daya, Peluang adalah situasi penting yang
keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain menguntungkan dalam lingkungan destinasi
yang berhubungan dengan para pesaing dan wisata. Kecenderungan-kecenderungan penting
kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh merupakan salah satu sumber peluang seperti
destinasi wisata yang diharapkan dapat dilayani perubahan teknologi dan meningkatnya
dan memberikan keunggulan kompetitif bagi hubungan antara destinasi wisata dengan
destinasi wisata di industri pariwisata. wisatawan atau pemasok.
2. Kelemahan (Weakness) 4. Ancaman (Threats)
Kelemahan adalah keterbatasan atau Ancaman adalah situasi penting yang tidak
kekurangan pada sumber daya, keterampilan, menguntungkan dalam lingkungan destinasi
dan kapasitas yang secara efektif menghambat wisata. Ancaman merupakan penggangu utama
kinerja destinasi wisata. Keterbatasan tersebut bagi posisi sekarang atau yang diinginkan
dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, destinasi wisata, adanya peraturan-peraturan
kemampuan manajemen dan keterampilan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat
pemasaran. merupakan ancaman bagi kesuksesan
perusahaan

Berbagai Peluang
2. Mendukung Strategi
3. Mendukung Strategi
Agresif
turn around

Kelemahan Internal Kekuatan Internal

Berbagai Ancaman 1. Mendukung Strategi


4. Mendukung Strategi Diversifikasi
Defensif

Sumber: Freddy Rangkuti (2016)

GAMBAR 1. ANALISIS SWOT

Kuadran 1: ini merupakan situasi yang tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut kelemahan internal.
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang C. Matriks Faktor Strategi Internal
harus diterapkan dalam kondisi ini adalah Berikut ini adalah cara-cara penetuan
mendukung kebijakan pertumbuhan yang Faktor Strategi Internal.
agresif (growth oriented straregy). 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai kekuatan serta kelemahan perusahaan
ancaman, perusahaan ini memiliki kekuatan dalam kolom 1.
dari segi internal. Strategi yang harus 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut
diterapkan adalah menggunakan kekuatan dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting)
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot
dengan strategi diversifikasi (produk/pasar). tersebut jumlahnya tidak melebihi total skor
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi = 1,00. Faktor-faktor itu diberi bobot
peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain didasarkan pengaruh posisi strategis.
pihak ia menghadapi berbagai 3. Berikan rating (dalam kolom 3) untuk
kendala/kelemahan internal kondisi bisnis pada masing-masing faktor dengan memberikan
kuadrat 3 ini mirip dengan Question Mark pada skala mulai dari 4 (outstanding) sampai
BCG Matrix. Fokus strategi perusahaan ini dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh
adalah meminimalkan masalah-masalah faktor tersebut terhadap kondisi kawasan
internal perusahaan sehingga dapat merebut pariwisata bersangkutan. Variabel yang
peluang pasar yang lebih baik. bersifat positif (semua variabel yang masuk
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang kategori kekuatan ) diberi nilai mulai dari
sangat tidak menguntungkan, perusahaan +1 sampai +4 (sangat baik) dengan

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 123
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

membandingkan dengan rata-rata pesaing sebaliknya. Misalnya jika nilai ancamannya


utama sedangkan variabel yang bersifat sangat besar dibanding pesaingnya
negatif, kebalikannya contohnya jika ratingnya adalah 1 sebaliknya jika nilai
kelemahan besar sekali dibandingkan rating ancamannya sedikit/kecil dibanding
dengan rata-rata pesaing sejenisnya nilainya pesaingnya ratingnya 4.
adalah 1 sedangkan jika kelemahan rendah
di bawah rata-rata pesaingnya nilainya 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating
adalah 4. pada kolom 3 untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating berupa skor pembobotan masing-masing
pada kolom 3 untuk memperoleh faktor faktor yang nilainya bervariasi mulai dari
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi 5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 4) untuk memperoleh total skor
1,0 (poor). pembobotan bagi kawasan pariwisata yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukan
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom bagaimana kawasan pariwisata bereaksi
4) untuk memperoleh total skor terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya.
pembobotan bagi kawasan pariwisata yang Total skor ini dapat digunakan untuk
bersangkutan. Nilai total ini menunjukan membandingkan kawasan pariwisata ini
bagaimana kawasan pariwisata tertentu dengan objek wisata lainya dalam
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis kelompok wisata yang sama.
internalnya. Skor total ini dapat digunakan
untuk membandingkan kawasan pariwisata TABEL 2. EFAS
ini dengan objek wisata lainya dalam Faktor-faktor Strategi Bobot x
kelompok industri yang sama. Bobot Rating
Internal Rating
Peluang
TABEL 1. IFAS
Ancaman
Faktor-faktor Strategi Bobot x
Bobot Rating
Internal Rating Total
Kekuatan
Sumber: Freddy Rangkuti (2016)
Kelemahan
Matriks Analisis SWOT merupakan
Total
identifikasi dari berbagai faktor yang menjadi
Sumber: Freddy Rangkuti (2016)
landasan di dalam menyusun strategi
pengembangan produk-produk wisata di suatu
D. Matriks Faktor Strategi Eksternal daerah. Analisis SWOT sebagai suatu analisis
situasi yang mengkaji kondisi faktor-faktor
Berikut ini adalah cara-cara penentuan ekstenal dan kondisi internal dari setiap objek
Faktor Strategi Ekstenal. dan daya tarik wisata suatu daerah. Analisis
1. Susunlah dalam kolom 1 (5-10 peluang dan SWOT membandingkan antara faktor internal,
ancaman). yaitu kekuatan (strenght), dan kelemahan
(weakness) pengembangan pariwisata, dengan
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam faktor eksternal yaitu peluang (opportunity),
kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat penting) dan ancaman (threats). Dengan mengetahui
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua kekuatan dan kelemahan akan mampu
bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi mengurangi kelemahan yang ada dan pada saat
dari skor total = 1,00.Faktor-faktor itu yang sama memaksimalkan kekuatan, hal yang
diberi bobot berdasarkan pengaruh posisi sama juga berlaku pada tantangan dan
strategis. ancaman, dimana pada saat tantangan dapat
3. Berikan rating (dalam kolom 3) untuk diperkecil, peluang yang ada justru diperbesar.
masing-masing faktor dengan memberikan Dari hasil tersebut dapat dijadikan empat
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai strategi analisis matriks SWOT untuk
dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh merumuskan strategi pengembangan pariwisata
faktor tersebut terhadap kondisi kawasan pada sektor pariwisata.
pariwisata bersangkutan. Pemberian nilai
rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating
+4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating
+1) Pemberian nilai rating ancaman adalah

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 124
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

TABEL 3. MATRIKS SWOT bertujuan kepada apa yang dicari oleh


wisatawan. Modal atraksi yang dapat menarik
Stengths (S)
kedatangan wisatawan itu ada tiga, yaitu: 1)
IFE Weaknesses (W) Natural Resources (Alami), 2) Atraksi Wisata
Tentukan 5-10 Budaya, dan 3) Atraksi buatan manusia itu
Tentukan 5-10
faktor kekuatan
EFE internal.
kelemahan internal. sendiri. Keberadaan atraksi wisata menjadi
alasan serta motivasi wisatawan untuk
mengunjungi suata daya tarik wisata (DTW)
Opportuniti sehingga dapat membuat wisatawan tinggal
es (O) berhari-hari atau bahkan pada kesempatan lain
Strategi SO Strategi WO
Tentukan wisatawan bisa berkunjung ketempat yang
5-10 faktor (Strategi yang (Strategi yang sama.
peluang memanfaatkan meminimalkankelem
eksternal. kekuatan dan ahan dan 2. Accessibility (Aksesibilitas)
memanfaatkan memanfaatkan
peluang ). peluang ). Accessibility merupakan hal yang paling
penting dalam kegiatan pariwisata, alat
transportasi ataupun jasa transportasi menjadi
Threats (T) Strategi WT
Strategi ST akses penting dalam pariwisata. Akses ini
Tentukan (Strategi yang diidentikkan dengan transferabilitas, yaitu
5-10 faktor (Strategi yang
menggunakankeku
meminimalkan kemudahan untuk bergerak dari daerah yang
ancaman kelemahan dan
eksternal. atan dan mengatasi satu ke daerah yang lain. Jika suatu daerah
menghindari
ancaman).
ancaman). tidak tersedia aksesbilitas yang baik seperti
bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka
Sumber: Freddy Rangkuti (2016) menyulitkan para wisatawan yang akan
berkunjung ke daerah tujuan wisata. Jika suatu
1. Strategi SO daerah memiliki potensi pariwisata harus di
lengkapi aksesbilitas yang memadai sehingga
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran daerah tersebut mudah udah dikunjungi.
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan 3. Amenity (Fasilitas atau Akomodasi)
peluang sebesar-besarnya. Amenity atau fasilitas merupakan segala
2. Strategi ST macam sarana dan prasarana yang diperlukan
oleh wisatawan selama berada didaerah tujuan
Strategi ini adalah strategi dalam wisata. Sarana dan prasarana yang harus
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk tersedia seperti: penginapan, rumah makan,
mengatasi ancaman. tempat rekreasi, tempat berkemah, transportasi
3. Strategi WO dan agen perjalanan. Adapun prasarana yang
banyak diperlukan untuk pembangunan sarana-
Strategi ini di terapkan berdasarkan sarana pariwisata ialah jalan raya, persediaan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara air atau toilet, tenaga listrik, tempat
meminimalkan kelemahan yang ada. pembuangan sampah.
4. Strategi WT 4. Ancilliary (pelayanan tambahan)
Strategi ini di dasarkan pada kegiatan usaha Pelayanan harus disediakan oleh pemda
meminimalkan kelemahan yang ada serta suatu daerah tujuan wisata baik untuk
menghindari ancaman. wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata.
E. Daya Tarik Wisata Pelayanan yang disediakan termasuk
pemasaran, pembangunan fisik (jalan raya, rel
Daya Tarik Wisata Menurut Cooper dkk kereta, air minum, listrik, dan lain-lain) jasa
(1995:81) mengemukakan bahwa terdapat 4 pelayanan pada tempat wisata dimulai dengan
(empat) komponen yang harus dimiliki oleh adanya pelayanan jasa kebutuhan sehari-hari
sebuah objek wisata, yaitu: attraction, (penjual makanan, warung minum atau
accessibility, amenity, dan ancilliaary. jajanan), kemudian jasa-jasa perdagangan
1. Attraction (Atraksi) (pramuniaga, tukang-tukang atau jasa
pelayanan lain), selanjutnya jasa untuk
Merupakan komponen yang signifikan kenyamanan dan kesenangan (toko oleh-oleh
dalam menarik wisatawan suatu daerah, dapat atau tempat souvernir), lalu jasa yang
menjadi tujuan wisata jika kondisinya menyangkut keamanan dan keselamatan
mendukung untuk dikembangkan menjadi (klinik, apotek, polisi dan pemadam
sebuah atraksi wisata. Untuk menemukan kebakaran), Ancilliary juga merupakan hal-hal
potensi kepariwisataan disuatu daerah harus yang mendukung kepariwisataan, seperti

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 125
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

lembaga pengelolaan, Tourism Informasi, Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa


Travel agent, dan stakeholder yang berperan atraksi wisata, yaitu benda yang sudah tersedia
dalam kepariwisataan. di alam, hasil ciptaan manusia dan tata cara
hidup dalam masyarakat.
Atraksi wisata dapat diartikan segala
sesuatu yang terdapat didaerah wisata yang Menurut Nyoman S. Pendit (1994)
dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala
suatu daerah, suatu daerah dapat menarik sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
wisatawan meliputi benda-benda yang tersedia dikunjungi dan dilihat.
dialam, hasil ciptaan manusia dan tata cara
hidup masyarakat Menurut Trihatmodjo dalam F. Pengembangan
Yoeti (1996:5), atraksi dapat dibedakan Menurut Marpaung (2002:813)
menjadi: pengembangan kepariwisataan bertujuan
memberikan keuntungan baik bagi wisatawan
1. Site attraction (tempat yang menarik, maupun warga setempat sehingga
tempat dengan iklim yang nyaman, pengembangan pariwisata secara tepat dapat
pemandangan yang indah dan tempat memberikan keuntungan baik bagi wisatawan
bersejarah). maupun warga setempat, sehingga
2. Event attaction (tempat yang berkaitan pengembangan pariwisata secara tepat dapat
dengan pariwisata, misalnya konferensi, memberikan keuntungan baik bagi wisatawan
pameran pariwisata olahraga, festival dan maupun komunitas tuan rumah hal ini
lain-lain). bertujuan untuk memajukan daerah wisata baik
memberi manfaat baik bagi masyarakatnya
Menurut Oka.A. Yoeti (2002) Atraksi maupun bagi wisatawan yang berkunjung ke
wisata, segala sesuatu yang dapat menarik daerah tujuan wisata.
wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah
tujuan wisata, seperti: Menurut Yoeti dalam Ramadhaniaty
(2009:22) pengembangan adalah usaha yang
Benda-benda yang tersedia dan terdapat di dilakukan secara sadar dan berencana untuk
alam semesta, dalam istilahnya disebut Natural memperbaiki sesuatu yang sedang berjalan atau
Amenities, termasuk kelompok ini: menambah jenis yang dihasilkan ataupun yang
1. Iklim contohnya curah hujan, panas, sejuk, akan dipasarkan.
sinar matahari, Pada hakekatnya pengembangan adalah
2. Bentuk tanah dan pemandangan contohnya suatu proses memperbaiki dan meningkatkan
pegunungan, perbukitan, pantai, air terjun, sesuatu yang ada, pengembangan objek wisata
dan gunung berapi. merupakan kegiatan membangun, memelihara,
dan melestarikan pertanaman, sarana dan
3. Hutan belukar contohnya hutan yang luas, prasarana maupun fasilitas lainya.
banyak pohon-pohon.
Fandeli (1995: 24) mengemukakan bahwa
4. Flora dan Fauna contohnya tanaman- pengembangan pariwisata pada dasarnya
tanaman, binatang, cagar alam. adalah pengembangan masyarakat dan wilayah
5. Pusat-Pusat Kesehatan contohnya sumber yang didasarkan pada:
air mineral, sumber air panas, dan mandi 1. Memajukan tingkat hidup masyarakat
lumpur. Tempat tersebut diharapkan dapat sekaligus melestarikan identitas dan tradisi
menyembuhkan berbagai penyakit. lokal.
Hasil ciptaan manusia, bentuk ini dapat 2. Meningkatkan tingkat pendapatan secara
dibagi dalam empat produk wisata yang ekonomis sekaligus mendistribusikan
berkaitan dengan tiga unsur penting yaitu secara merata ke penduduk lokal.
sejarah, budaya, dan agama.
3. Berorientasi kepada pengembangan wisata
1. Momen bersejarah dan sisa peradaban masa berskala kecil dan menengah dengan daya
lampau seperti situs. serap tenaga kerja besar dan berorientasi
2. Museum, gedung kesenian, perpustakaan, pada teknologi kooperatif.
kesenian rakyat dan kerajinan tangan. 4. Memanfaatkan pariwisata seoptimal
3. Acara tradisional, pameran, festival, mungkin sebagai agen penyumbang tradisi
upacara adat, upacara keagamaan. budaya dengan dampak negatif yang
seminimal mungkin.
4. Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, gerja,
candi, kuil. Pengembangan pariwisata mempunyai
tujuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 126
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

banyak orang tanpa membedakan kelas sosial seperti keindahan alam, pantai, pemandanganm
oleh karena itu pengembangan pariwisata dan flora. Unsur-unsur budaya memiliki
memperhatikan kemungkinan kerja sama antar manfaat yang amat penting antara lain:
pihak-pihak terkait dalam ini seperti
masyarakat, pemerintah dan swasta yang 1. Unsur mempromosikan kepariwisataan
diharapkan mampu mendukung kelanjutan secara umum baik dalam maupun luar
pembangunan pariwisata disuatu daerah. negeri.

Menurut Carter dan Fabricus (2007) dalam 2. Produk seni budaya akan menyiapkan
Sunaryo (2013: 172), berbagai elemen dasar lapangan kerja dan peningkatan hasil
yang harus diperhatikan dalam perencanaan masyarakat.
pengembangan pariwisata paling tidak 3. Penampilan seni budaya disamping menarik
mencangkup aspek-aspek sebagai berikut: perhaitan wisatawan juga meningkatkan
1. Pengembangan Atraksi dan Daya Tarik pemberdayaan seni dan budaya.
Wisata. 4. penampilan seni budaya dapat
Atraksi merupakan daya tarik yang akan meningkatkan pemeliharaan dan
melahirkan motivasi dan keinginan bagi manejemen museum, galeri, dan monumen-
wisatawan untuk mengunjungi objek wisata. monumen seni budaya lainnya.

2. Pengembangan Amenitas dan Akomodasi 5. Dana yang dihasilkan dengan penjualan


Wisata. produk seni dan budaya meningkatkan tarag
hidup masyarakat.
Berbagai fasilitas wisata yang harus
dikembangkan dalam aspek amenitas seperti 6. Sentuhan dengan seni budaya lain
akomodasi, rumah makan, pusat informasi meningkatkan harkat, kehormatan, dan
wisata, toko cinderamata, pusat kesehatan, pemahaman tentang arti kemanusiaan.
pusat layanan perbankan, sarana komunikasi, Menurut Timothy dan Nyaupane (2009:1)
pos keamanan, Biro Perjalanan Wisata, menyebutkan bahwa pariwisata budaya yang
ketersediaan air bersih, listrik, dan lain disebut sebagai heritage tourism biasanya
sebagainya. bergantung kepada elemen hidup atau
3. Pengembangan Aksesbilitas. terbangun dari budaya dan mengarah kepada
penggunaan masa lalu yang tangible dan
Aksesbilitas tidak hanya menyangkut intangible sebagai riset pariwisata. Hal tersebut
kemudahan transportasi bagi wisatawan untuk meliputi budaya yang ada sekarang, yang
sampai ke tujuan tempat wisata, akan tetapi diturunkan dari masa lalu, pusaka non-material
juga waktu yang dibutuhkan, tanda penunjuk seperti musik, tari, bahasa, agama, kuliner
arah menuju lokasi wisata dan perangkat terkait tradisi artistik dan festival dan pusaka material
lainya. seperti lingkungan budaya terbangun termasuk
monumen, katredal, museum, bangunan
4. Pengembangan Image (Citra Wisata). bersejarah, kastil, reruntuhan arkeologi dan
Pencitraan (image building) merupakan relik.
bagian dari positioning, yaitu kegiatan untuk Menurut McKercher (2002:24) menjelaskan
membangun citra atau image dibenak pasar bahwa pariwisata budaya terdiri dari 4 elemen
(wisatawan) melalui desain terpadu antara yaitu pariwisata, penggunaan aset pusaka
aspek kualitas produk, komunikasi pemasaran, budaya, konsumsi produk dan pengalaman
kebijakan harga, dan saluran pemasaran yang serta wisatawan budaya. Elemen-elemen
tepat dan konsisten dengan citra atau image tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
yang ini dibangun serta ekspresi yang tampak
dari sebuah produk contohnya tersedianya toko 1. Pariwisata.
oleh-oleh atau souvenir yang dapat dibawa
pulang oleh wisatawan dengan harga dan Pariwisata budaya merupakan salah satu
khualitas yang setara. bentuk dari pariwisata itu sendiri bukan salah
satu cara pengelolaan pusaka budaya. Sebagai
G. Wisata Budaya salah satu bentuk pariwisata, maka kegiatan
Menurut Yoeti (2005:83) Wisata budaya pariwisata budaya akan menarik pengunjung
suatu kebijaksanaan pengembangan dari luar wilayah setempat yang melakukan
kepariwisataan di Indonesia menekankan pada perjalanan untuk mencari kesenangan dalam
penampilan unsur-unsur budaya seperti aset waktu yang sempit, dan yang hanya tahu
utama untuk menarik para wisatawan sendikit tentang aset yang dikunjungi.
berkunjung ke Indonesia. Hal ini tidak berarti
bahwa aspek-aspek lainnya tidak dianggap

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 127
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

2. Penggunaan Aset Pusaka Budaya diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat
ICOMOS (2012) mendefinisikan heritage diabdikan untuk keperluan masyarakat.
sebagai konsep luas yang melingkupi tangible
assets, seperti lingkungan alam dan lingkungan III. METODE PENELITIAN
budaya meliputi pemandangan, tempat
bersejarah, situs dan lingkungan terbangun dan Penelitian ini dilakukan diTaman Budaya
aset intagible, seperti paktek budaya, Dago Tea House Jawa Barat jalan Bukit Dago
pengetahuan dan pengalaman hidup. Aset-aset Utara no.53, Dago, Coblong, kota Bandung,
ini diidentifikasi dan dikonservasi lebih melihat Jawa Barat 40135 . Dalam penelitian ini
nilai intrinsik dan significance untuk komunitas penulis menggunakan tipe penelitian etnografi
dibandingkan nilai ekstrinsik seperti atraksi dengan pendekatan kualitatif. Menurut
wisata. Creswell (2010: 473), penelitian etnografi
dapat dilakukan untuk memperoleh
3. Konsumsi Pengalaman Wisata dan Produk pemahaman yang lebih mendalam tentang atau
pola ‘kaidah-kaidah’ (rules) yang mendasari
Wisatawan budaya ingin mengkonsumsi
sesuatu yang ‘dialami’ atau ‘dimiliki’ (shared)
pengalaman budaya yang bervariasi. Untuk
oleh sekelompok orang secara bersama, seperti
memfasilitasi konsumsi ini, pusaka budaya
tingkah laku, bahasa, nilai-nilai, adat-istiadat
(cultural heritage) harus diubah menjadi
atau kebudayaan dan keyakinan.Sementara itu
produk wisata budaya. Proses pengubahan
teknik pengumpulan dat dilakukan denga studi
tersebut tidak baik di mata beberapa pihak
literatur, observasi, wawancara, dna teknik
namun hal tersebut merupakan salah satu cara
triangulasi dan analisi SWOT.
dalam pengembangan yang baik dan
pengelolaan yang berkelanjutan bagi produk Menurut Rangkuti (2009) Analisis SWOT
pariwisata budaya. adalah identifikasi berbagai faktor secara
terencana sistematis untuk merumuskan strategi
4. Wisatawan
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
Pariwisata budaya mempertimbangkan yang dapat memaksimalkan kekuatan
wisatawannya, Banyak definisi yang (strengths) dan peluang (opportunities) namun
mengatakan bahwa semua wisatawan budaya secara bersamaan dapat meminimalkan
termotivasi atau memutuskan untuk berwisata kelemahan (weaknesses) dan ancaman
untuk pembelajaran yang dalam, penuh (threats).
pengalaman atau alasan eksplorasi diri. Tapi
Adapun teknik analisis yang di gunakan
tidak jarang wisatawan yang hanya melakukan
penulis adalah sebagai berikut:
kunjungan ke suatu pusaka budaya untuk
mengetahui saja atau bahkan hanya bagian dari Tahapan pertama menggunakan IFAS
sebuah perjalanan. (Internal Analysis Summary). Di susun untuk
merumuskan faktor-faktor internal yang ada di
H. Kebudayaan
Taman Budaya Dago Tea House mulai dari
Menurut Ranjabar (2006). Kebudayaan atraksi, fasilitas, aksesbilitas, amenitas dan
berasal dari kata sansekerta buddayah, yang potensi yang ada di Taman Budaya Dago Tea
merupakan bentuk jamak dari buddhi,yang House. Faktor ini dipilih sebagai faktor
berarti budi atau akal. Dengan demikian, kekuatan dan kelemahan dalam Daya Tarik
kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan Taman Budaya Dago Tea House Sebagai
dengan akal. Adapun ahli antrapologi yang Alternatif Wisata Budaya Di Kota Bandung.
merumuskan definisi tentang kebudayaan
secara sistematis dan ilmilah adalah Taylor, Berikut ini adalah cara-cara penetuan
yang menulis dalam bukunya: "primitive Faktor Strategi Internal :
Culture", bahwa kebudayaan adalah 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya kekuatan serta kelemahan perusahaan
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, dalam kolom 1.
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan
kemampuan lainm, serta kebiasaan yang di 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut
dapat oleh manusia sebagai anggota dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting)
masyarakat. sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot
tersebut jumlahnya tidak melebihi total skor
Soemardjan dan Soemardi (dalam = 1,00. Faktor-faktor itu diberi bobot
Soekanto, 2007) merumuskan, kebudayaan didasarkan pengaruh posisi strategis.
sebagai semua hasil karyam rasa dan cipta
masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan 3. Berikan rating (dalam kolom 3) untuk
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau masing-masing faktor dengan memberikan
kebudayaan jasmaniah (material culture) yang skala mulai dari 4 (outstanding) sampai

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 128
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh +1) Pemberian nilai rating ancaman adalah
faktor tersebut terhadap kondisi kawasan sebaliknya. Misalnya jika nilai ancamannya
pariwisata bersangkutan. Variabel yang sangat besar dibanding pesaingnya
bersifat positif (semua variabel yang masuk ratingnya adalah 1 sebaliknya jika nilai
kategori kekuatan ) diberi nilai mulai dari rating ancamannya sedikit/kecil dibanding
+1 sampai +4 (sangat baik) dengan pesaingnya ratingnya 4.
membandingkan dengan rata-rata pesaing
utama sedangkan variabel yang bersifat 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating
negatif, kebalikannya contohnya jika pada kolom 3 untuk memperoleh faktor
kelemahan besar sekali dibandingkan pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya
dengan rata-rata pesaing sejenisnya nilainya berupa skor pembobotan masing-masing
adalah 1 sedangkan jika kelemahan rendah faktor yang nilainya bervariasi mulai dari
di bawah rata-rata pesaingnya nilainya 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
adalah 4. 5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating 4) untuk memperoleh total skor
pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan bagi kawasan pariwisata yang
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya bersangkutan. Nilai total ini menunjukan
berupa skor pembobotan untuk masing- bagaimana kawasan pariwisata bereaksi
masing faktor yang nilainya bervariasi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya.
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan Total skor ini dapat digunakan untuk
1,0 (poor). membandingkan kawasan pariwisata ini
dengan objek wisata lainya dalam
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom kelompok wisata yang sama.
4) untuk memperoleh total skor
Tahapan kedua yang dilakukan adalah
pembobotan bagi kawasan pariwisata yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukan menggunakan matriks SWOT (Strengths,
bagaimana kawasan pariwisata tertentu Weakness, Opportunity, dan Threats). Untuk
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis membandingkan antara Faktor Internal,
internalnya. Skor total ini dapat digunakan kekuatan dan kelemahan dengan Faktor
untuk membandingkan kawasan pariwisata Eksternal, peluang dan ancaman yang dihadapi
ini dengan objek wisata lainya dalam Taman Budaya Dago Tea House.
kelompok industri yang sama. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tahapan selanjutnya menggunakan EFAS Wisata taman budaya dago teahouse ini
(External Analysis Summary). Mengkaji faktor- terletak di wilayah Bandung utara, tepatnya di
faktor yang bersumber dari luar atau pesaing Bukit Dago Selatan No. 53 A.Sebelum
lain yang meliputi peluang dan ancaman yang diberlakukan kebijakan otonomi daer ah,
akan di hadapi oleh Taman Budaya Dago Tea pengelolaan Taman Budaya ini tadinya
House Bandung. beradadibawah Dirjen Kesenian Depbudpar.
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Namun setelah otonomi berpindah menjadi di
Faktor Strategi Ekstenal: bawah Disbudpar Provinsi Jawa Barat. Taman
Budaya Dago Bandung kemudian berubah
1. Susunlah dalam kolom 1 (5-10 peluang dan namanya jadi Balai Pengelolaan Taman
ancaman). Budaya. Balai pengelolaan Taman Budaya
kemudian membuka diri sebagai tempat wisata
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam
berbasis budaya yang di dalamnya terdapat
kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat penting)
aspek perkembangan kesenian dan kebudayaan.
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua
Berbagai macam kegiatan kesenian serta
bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi
kebudayaan baik yang berupa seni tradisional
dari skor total = 1,00. Faktor-faktor itu
ataupun kontemporer selalu digelar sepanjang
diberi bobot berdasarkan pengaruh posisi
tahun dengan jadwal yang telah ditentukan.
strategis.
Balai ini juga memfasilitasi berbagai kalangan
3. Berikan rating (dalam kolom 3) untuk seniman, budayawan, event organizer dan juga
masing-masing faktor dengan memberikan entertainment dalam menyelenggarakan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai berbagai macam pertunjukan ataupun non
dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh pertunjukan. Terlebih lagi pada saat Taman
faktor tersebut terhadap kondisi kawasan Budaya mengadakan pertunjukan Bajidoran
pariwisata bersangkutan. Pemberian nilai yang sudah menjadi tradisi pada setiap malam
rating untuk faktor peluang bersifat positif tahun baru.
(peluang yang semakin besar diberi rating
Selain itu, dalam rangka pembinaan dan
+4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating
juga pengembangan seni, Taman Budaya juga

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 129
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

menyelenggarakan beberapa pendidikan dan Budaya Dago Tea House ini berada di
juga pelatihan seni diantaranya seperti seni ketinggian.
musik, seni tari, teater dan juga karawitan yang
selalu dilaksanakan setiap hari di kerja secara Di Taman Budaya Dago Tea House ini
bergiliran sesuai jadwal. Tiket masuk ke galeri sudah terdapat etalase cendaramata yang mana
Wisata Taman Budaya Dago Tea House di buat khusus pengunjung yang ingin membeli
seharga Rp. 10.000, sedangkan di teater untuk di bawa pulang sebagai oleh-oleh atau
terbuka atau tertutup berkisar antara Rp. 10.000 souvernir.
s/d Rp. 100.000 tergantung jenis acara yang Analisis SWOT adalah instrument
ditampilkan di teater tersebut. perencanaan strategis dalam menggunakan
Wisata taman budaya dago tea house ini kerangka kerja dalam memaksimalkan
berbasis wisata budaya karena di dalam kekuatan (strengths) dan peluang
kegiatan yang ada di dalamnya terdapat unsur- (opportunities) serta meminimalkan kelemahan
unsur kebudayaan. Yang menjadi perhatian (weaknesses) dan ancaman (threats),
atau daya tarik bagi wisatawan yaitu karena instrument ini memberikan cara sederhana
seringnya di adakan kegiatan-kegiatan atau untuk memperkirakan cara terbaik untuk
acara pagelaran kebudayaan, yang mungkin melakukan sebuah strategi. Dengan demikian
pada saat ini jarang bisa disaksikan analisis SWOT membandingkan antara faktor
disembarang tempat. Disamping memiliki internal dan faktor eksternal untuk
beragam kegiatan budaya, kawasan ini pun menghasilkan strategi.
terletak di Bukit Dago yang memiliki udara A. Aspek Internal Wisata Taman Budaya
yang sejuk, pemandangan menuju kota Dago Tea House
Bandungyang indah, karena berada di
Aspek internal adalah aspek yang terdiri
ketinggian.
dari variabel yang ada di dalam lingkungan
Selain menyaksikan atraksi-atraksi budaya objek penelitian, di dalam aspek internal
yang ada, wisatawan pun bisa ikut terdapat kekuatan dan kelemahan yang
berpartisipasi dalam kegiatan budaya tersebut. berpengaruh dalam kegiatan operasional tempat
Dalam rangka pembinaan dan juga objek penelitian yaitu Wisata Taman Budaya
pengembangan seni,Taman Budaya juga Dago Tea House. Berdasarkan hasil observasi
menyelenggarakan beberapa pendidikan dan dan wawancara langsung, penulis dapat
juga pelatihan seni diantaranya seperti seni memaparkan sebagai berikut:
musik, seni tari, teater dan juga karawitan yang
1. Kekuatan Wisata Taman Budaya Dago Tea
selalu dilaksanakan setiap hari di kerja secara
House:
bergiliran sesuai jadwal.
a. Wisata Taman Budaya Dago Tea House
Amenitas atau fasilitas yang bisa wisatawan
memiliki fasilitas taman budaya yang sudah
nikmati selama berada di Taman Budaya Dago
lengkap. Hal tersebut sesuai hasil
Tea House diantaranya:
wawancara yang dilakukan dengan Ibu Eni
1. Gedung teater tertutup selaku salah satu pengelola Taman Budaya
Dago Tea House sebagai berikut
2. Teater taman :"Sebenernya disini tuh kalo berbicara soal
3. Arena panggung terbuka fasilitas ya cukup lengkap, ada teater
taman, tertutup, panggung terbuka, cafe,
4. Cafetaria boga kuring galeri, etalase cindramata, sama sanggar
5. Galeri (ruang pameran) tari."
6. Sanggar tari b. Wisata Taman Budaya Dago Tea House
memiliki atraksi wisata lewat kegitan-
7. Etalase cendramata kegitan seperti acara kesenian dan budaya
Akses jalan menuju Taman Budaya Dago yang beragam. Hal tersebut sesuai hasil
Tea House ini mudah dijangkau karena masih wawancara yang dilakukan dengan Ibu Eni
berada disekitaran kota Bandung, petunjuk selaku salah satu pengelola Taman Budaya
jalan pun sudah tersidia di pinggir jalan Dago Tea House sebagai berikut :"Jika
sehingga memudahkan bagi wisatawan yang berbicara mengenai atraksi sebenarnya
ingin berkunjung. Kendaraan pun bisa cukup beragam karena kegiatan yang
menggunakan kendaraan roda dua maupun dilakukan di Taman Budaya Dago Tea
roda empat karena jalan yang dilalui cukup House selalu berbeda ya, karena yang bikin
besar dan kondisi jalan pun baik, hanya saja acaranya juga beda-beda."
sedikit menanjak karena kawasan Taman c. Terlebih lagi pada saat Taman Budaya
mengadakan pertunjukan Bajidoran yang

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 130
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

sudah menjadi tradisi pada setiap malam pengelola Taman Budaya Dago Tea House
tahun baru. Hal tersebut sesuai hasil sebagai berikut : "Satu kendala besar disini
wawancara yang dilakukan dengan Ibu Eni jika berbicara soal promosi, karena belum
selaku salah satu pengelola Taman Budaya maksimal pelaksanaanya, ya wajar saja
Dago Tea House sebagai berikut : "Iya jika diluar sana banyak yang tidak tahu
disini tuh ada acara tahunan yang sudah Dago Tea House"
seperti tradisi, biasanya dilaksanakan
menjelang pergantian tahun, antusisas b. Pada hari-hari biasa pengunjung sepi. Hal
masyarakat pun cukup baik yaa" tersebut sesuai hasil wawancara yang
dilakukan dengan Ibu Eni selaku salah satu
d. Wisata Taman Budaya Dago Tea House pengelola Taman Budaya Dago Tea House
memiliki tempat yang luas dengan luas sebagai berikut : "Iya biasanya hari-hari
tanah bangunan seluas 4.021,00 m2, tanah biasa itu sepi"
parkir seluas 2.567,00 m2, tanah
kebun/taman seluas 12.208,25 m2, dan c. Lemahnya kordinasi serta pendukung para
tanah jalan seluas 695,50 m2. Yang dapat seniman, budayawan, organisasi seni,
dimanfaatkan sesuai dengan potensi, sanggar dan masyarakat pencipta seni. Hal
karakteristik lahan dan kebutuhan bagi tersebut sesuai hasil wawancara yang
Wisata Taman Budaya Dago Tea House. dilakukan dengan Ibu Eni selaku salah satu
Hal tersebut sesuai hasil wawancara yang pengelola Taman Budaya Dago Tea House
dilakukan dengan Ibu Eni selaku salah satu sebagai berikut : "Selain promosi yang
pengelola Taman Budaya Dago Tea House belum maksimal, disini tuh kurang
sebagai berikut : "Iya disini tuh tempatnya kordinasi juga dengan para seniman,
cukup luas yaa, kalo untuk luas-luasnya budayawan, organisasi seni, sanggar, sama
masyarakat pencipta seni."
berapa Ibu juga kurang tahu, nanti Ibu
kasih datanya saja" d. Dalam promosi objek wisata selalu di
e. Karena bertempat di dataran tinggi satukan dengan website Dinas Pariwisata
membuat Taman Budaya Dago Tea House Jawa Barat. Hal tersebut sesuai hasil
ini memiliki kawasan yang sejuk dan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Eni
memiliki pemandangan yang bagus. Hal selaku salah satu pengelola Taman Budaya
tersebut sesuai hasil wawancara yang Dago Tea House sebagai berikut : "Ya itu,
dilakukan dengan Ibu Eni selaku salah satu kebetulan kita masih belum punya web
pengelola Taman Budaya Dago Tea House sendiri, jadi ya untuk saat ini jika ada
sebagai berikut : "Disini tuh adem, sejuk, ya acara atau kegiatan kita masukan dalam
karena kebutulan ada di daerah Dago ya, web Dinas Pariwisata Jawa Barat."
viewnya juga bagus." e. Rendahnya sosialisasi atau pengenalan seni
2. Kelemahan Wisata Taman Budaya Dago budaya tradisional pada masyarakat
Tea House: khususnya generasi muda. Hal tersebut
sesuai hasil wawancara yang dilakukan
a. Belum efektifnya promosi seni budaya dengan Ibu Eni selaku salah satu pengelola
untuk mendatangkan wisatawan. Hal Taman Budaya Dago Tea House sebagai
tersebut sesuai hasil wawancara yang berikut : "Kita juga masih kurang
dilakukan dengan Ibu Eni selaku salah satu melakukan sosialisasi."

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 131
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

TABEL 4. HASIL PEMBOBOTAN ANALISIS FAKTOR INTERNAL (IFAS)

No Bobot Rating Skor

STRENGTH

1 Memilki fasilitas taman budaya yang 3 0,16 4 0,63


sudah lengkap.
2 Memiliki atraksi wisata lewat 3 0,16 3 0,47
kegiatan-kegiatan seperti acara
kesenian dan budaya yang beragam.
3 Memiliki acara tahunan yaitu 2 0,11 4 0,42
pertunjukan bajidoran yang sudah
menjadi tradisi.
4 Memiliki lahan luas sehingga lahan- 2 0,11 3 0,32
lahan tersebut berpotensi untuk
dikembangkan.
5 Bertempat di dataran tinggi membuat 2 0,11 3 0,32
Taman Budaya Dago Tea House ini
memiliki kawasan yang sejuk dan
memiliki pemandangan yang bagus.
WEAKNESS

1 Belum efektifnya promosi seni 1 0,05 1 0,05


budaya untuk mendatangkan
wisatawan.
2 Pada hari-hari biasa pengunjung sepi. 1 0,05 1 0,05

3 Lemahnya kordinasi serta pendukung 2 0,11 2 0,21


para seniman, budayawan, organisasi
seni, sanggar, dan masyarakat
pencipta seni.
4 Dalam promosi objek wisata selalu 1 0,05 1 0,05
disatukan dengan website Dinas
Pariwisata Jawa Barat.
5 Rendahnya sosialisai atau pengenalan 2 0,11 2 0,21
seni budaya tradisional pada
masyarakat khusunya generasi muda.
TOTAL 19 1 2,74

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2018)

B. Aspek Internal Wisata Taman Budaya budaya, ya disini juga atau dari acara-
Dago Tea House acara itu lah bisa dikatakan sebagai salah
Aspek Ekstenal adalah aspek yang terdiri satu bentuk pelestarian untuk seni budaya
dari variabel yang ada diluar lingkungan objek kita."
penelitian, di dalam aspek eksternal terdapat b. Dengan berkembangnya kemajuan
peluang dan ancaman /tantangan yang akan teknologi pada saat ini, terutama kemajuan
dihadapi dan mempengaruhi kegiatan padateknologi sosial media. Pada saat ini
operasional tempat obejk penelitian di Wisata semua orang terutama anak-anak muda
Taman Budaya Dago Tea House , Berdasarkan selalu menggunakan sosial media di setiap
hasil observasi dan wawancara langsung, harinya seperti Facebook, Instagram, Path,
penulis dapat memaparkan sebagai berikut: dan lain-lain yang mana secara tidak
1. Peluang Wisata Taman Budaya Dago Tea langsung dapat membantu suatu tempat
House: wisata seperti Taman Budaya Dago Tea
House dalam sektoer promosi. Biasanya
a. Wisata Taman Budaya Dago Tea House mereka menggukan sosial media untuk
juga bisa menjadi salah satu wadah untuk mengupload suatu kegiatan yang mereka
melestarikan kebudayaan kepada generasi lakukan, yang mana artinya ketika mereka
muda lewat acara-acara atau kegiatan- melakukan sebuah kegiatan wisata, mereka
kegiatan budaya yang diadakan di Taman akan mengupload kegiatan tersebut pada
Budaya Dago Tea House. Hal tersebut sosial media mereka masing-masing dan
sesuai hasil wawancara yang dilakukan disini lah terjadinya promosi tempat wisata
dengan Ibu Eni selaku salah satu pengelola tersebut secara tidak langsung. Hal tersebut
Taman Budaya Dago Tea House sebagai sesuai hasil wawancara yang dilakukan
berikut : "Disini tuh selain melaksanakan dengan Ibu Eni selaku salah satu pengelola
kegiatan-kegiatan atau acara-acara seni Taman Budaya Dago Tea House sebagai

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 132
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

berikut : "Iya kita juga ada wacana seperti wisata budaya tidak lah banyak, oleh sebab
itu, karena biaya promosi nya rendah jika itu ini menjadi peluang bagi pengelola
melalui sosial media, mungkin hanya modal Taman Budaya Dago Tea House, yang
smartphone dan kuota saja, rata-rata mana Taman Budaya Dago Tea House
semua orang mempunayi sosial media juga merupakan wisata berbasis budaya atau
kan sekarang." wisata budaya. Hal tersebut sesuai hasil
wawancara yang dilakukan dengan Ibu Eni
c. Dengan banyaknya sanggar tari dan selaku salah satu pengelola Taman Budaya
kesenian budaya di kota Bandungmembuat Dago Tea House sebagai berikut : "Kalo
kegiatan-kegiatan atau acara-acara yang ada dilihat-lihat untuk tempat seperti Taman
di Taman Budaya Dago Tea House menjadi Budaya Dago Tea House ini kan cukup
beragam dan akan terus bergantian tiap jarang atau sedikit ya di Kota Bandung."
minggu atau bulannya. Hal tersebut sesuai
hasil wawancara yang dilakukan dengan e. Dapat bersaing dengan wisata Saung
Ibu Eni selaku salah satu pengelola Taman Angklung Udjo jika semua sektor yang ada
Budaya Dago Tea House sebagai berikut : dikembangkan secara maksimal. Hal
"Sebenernya untuk di Jawa Barat ini tersebut sesuai hasil wawancara yang
khususnya Kota Bandung memiliki banyak dilakukan dengan Ibu Eni selaku salah satu
sanggar tari, seni, dan budaya, hanya saja pengelola Taman Budaya Dago Tea House
itu kembali ke persoalan kordinasi dan sebagai berikut : "Ya mungkin jika semua
komunikasi." mau bekerja keras untuk memajukan
Taman Budaya ini dan dilakukan dengan
d. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan sebaik mungkin, maka kedepannya mungkin
wisatawan yang beragam, khusunya di kota bisa bersaing dengan tempat lain, kaya
Bandung, hampir semua jenis wisata telah
Saung Angklung Udjo gitu."
ada dengan banyaknya pilihan namun untuk

TABEL 5. HASIL PEMBOBOTAN ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL (EFAS)

No Bobot Rating Skor

OPPORTUNITIES

1Bisa menjadi salah satu wadah unt uk melestarikan kebudayaan 3 0,13 3 0,39
kepada generasi muda lewat acara-acara atau kegiatan-kegiatan
budaya yang diadakan di Taman Budaya Dago Tea House.
2 Berkembangnya teknologi sosial media seperti Instagram, Path, 3 0,13 3 0,39
Facebook dan lai-lain, dapat membantu promosi bagi Wisata
Taman Budaya Dago Tea House.
3 Banyaknya sanggar tari dan kesenian budaya di kota Bandung. 2 0,09 3 0,26
4 Dengan meningkatnya kebutuhan wisatawan yang beragam, 2 0,09 3 0,26
khusunya di kota Bandung, hampir semua jenis wisata telah ada
dengan banyaknya pilihan namun untuk wisata budaya tidak lah
banyak, oleh sebab itu ini menjadi peluang bagi pengelola Taman
Budaya Dago Tea House, yang mana Taman Budaya Dago Tea
House merupakan wisata berbasis budaya atau wisata budaya.
5 Adanya peluang dan kualitas apabila pengembangannya 3 0,13 3 0,39
dioptimalkan dan semua sektor yang ada dikembangkan secara
maksimal.
THREATS

1 Menurunnya tingkat kunjungan wisatawan pada hari biasa karena 2 0,09 2 0,17
atraksi atau kegiatan biasanya berlangsung di akhir pekan.
2 Adanya persaingan dengan tempat wisata yang sejenis dengan 2 0,09 2 0,17
Wisata Taman Budaya Dago Tea House.
3 Terlupakanya tentang kebudayaan oleh masyarakat. 2 0,09 2 0,17

4 Kurang minatnya anak jaman sekarang tentang kesenian, karena 2 0,09 2 0,17
mereka lebih senang bermain dan menggunakan teknologi modern.

5 Semakin banyaknya tempat hiburan dan cafe di sebelah utara 2 0,09 2 0,17
Taman Budaya Dago Tea House
TOTAL 23 1 2,57

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2018)

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 133
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

TABEL 6. MATRIKS SWOT


Stengths (S) Weaknesses (W)
1.Memilki fasilitas taman budaya yang cukup 1.Belum efektifnya promosi seni budaya
lengkap. untuk mendatangkan wisatawan.
IFE 2. Memiliki atraksi wisata lewat kegiatan-kegiatan 2. Pada hari-hari biasa pengunjung sepi.
seperti acara kesenian dan budaya yang beragam. 3. Lemahnya kordinasi serta pendukung
3. Memiliki acara tahunan yaitu pertunjukan para seniman, budayawan, organisasi
bajidoran yang sudah menjadi tradisi. seni, sanggar, dan masyarakat pencipta
4. Memiliki lahan luas sehingga lahan-lahan seni.
tersebut berpotensi untuk dikembangkan. 4. Dalam promosi objek wisata selalu
EFE 5. Bertempat di dataran tinggi membuat Taman disatukan dengan website Dinas
Budaya Dago Tea House ini memiliki kawasan Pariwisata Jawa Barat.
yang sejuk dan memiliki pemandangan yang bagus. 5. Rendahnya sosialisai atau pengenalan
seni budaya tradisional pada masyarakat
khusunya generasi muda.
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Bisa menjadi salah satu wadah untuk 1. S (1):Memilki fasilitas taman budaya yang sudah 1. W (1): Belum efektifnya promosi seni
melestarikan kebudayaan kepada generasi muda lengkap. budaya untuk mendatangkan wisatawan.
lewat acara-acara atau kegiatan-kegiatan budaya O (5): Adanya peluang dan kualitas apabila O (2): Berkembangnya teknologi sosial
yang diadakan di Taman Budaya Dago Tea pengembangannya dioptimalkan dan semua sektor media seperti Instagram, Path, Facebook
House. yang ada dikembangkan secara maksimal. dan lai-lain, dapat membantu promosi
2. Berkembangnya teknologi sosial media seperti Strategi: Dengan fasilitas yang cukup lengkap bagi Wisata Taman Budaya Dago Tea
Instagram, Path, Facebook dan lai-lain, dapat apabila khualitas produk yang ada di Taman Budaya House.
membantu promosi bagi Wisata Taman Budaya Dago Tea House pengembanganya dioptimalkan Strategi: Pengelola bisa memanfaatkan
Dago Tea House. oleh pengelola, maka wisatawan yang datang akan kemajuan teknologi khususnya melalui
3. Banyaknya sanggar tari dan kesenian budaya merasa puas dan akan kembali lagi berkunjung sosial media untuk melakukan promosi
di kota Bandung membuat kegiatan-kegiatan atau Taman Budaya Dago Tea House. lebih, karena pada saat ini hampir semua
acara-acara yang ada di Taman Budaya Dago Tea 2. S (2): Memiliki atraksi wisata lewat kegiatan- kalangan maupun semua umur khusunya
House menjadi beragam. kegiatan seperti acara kesenian dan budaya yang anak-anak muda bermain sosial media.
4. Dengan meningkatnya kebutuhan wisatawan beragam. Oleh karena itu pengelola bisa
yang beragam, khusunya di kota Bandung, O (4): Dengan meningkatnya kebutuhan wisatawan menggunakan media sosial seperti
hampir semua jenis wisata telah ada dengan yang beragam, khusunya di kota Bandung, hampir Instagram, facebook, web, path, dan lain-
banyaknya pilihan namun untuk wisata budaya semua jenis wisata telah ada dengan banyaknya lain untuk melakukan promosi.
tidak lah banyak, oleh sebab itu ini menjadi pilihan namun untuk wisata budaya tidak lah 2. W (3): Lemahnya kordinasi serta
peluang bagi pengelola Taman Budaya Dago Tea banyak, oleh sebab itu ini menjadi peluang bagi pendukung para seniman, budayawan,
House, yang mana Taman Budaya Dago Tea pengelola Taman Budaya Dago Tea house. organisasi seni, sanggar, dan masyarakat
House menjadi wisata minta khusus yang Strategi: Pengelola harus lebih mengoptimalkan pencipta seni.
merupakan wisata berbasis budaya. segala kegiatan atau atraksi yang di adakan di O (3): Banyaknya sanggar tari dan
5. Adanya peluang dan kualitas apabila Taman Budaya Dago Tea House, karena di kota kesenian budaya di kota Bandung.
pengembangannya dioptimalkan. Bandung ini untuk wisata minta khusus seperti Strategi: Pengelola bisa melakukan
wisata budaya tidak lah banyak, sehingga jika bisa kordinasi dan komunikasi lebih kepada
mengoptimalkan segala kegiatan atau atraksi semua pihak pendukung karena di kota
dengan optimal, maka ini akan lebih banyak bandung ini banyak sanggar seni dan
mendatangkan pengunjung atau wisatawan. budaya.

Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T


1. Menurunnya tingkat kunjungan wisatawan 1. S (4): Memiliki lahan luas sehingga lahan-lahan 1. W (2): Pada hari-hari biasa
pada hari biasa karena atraksi atau kegiatan tersebut berpotensi untuk dikembangkan. pengunjung sepi.
biasanya berlangsung di akhir pekan. T (5): Semakin banyaknya tempat hiburan dan cafe T (1): Menurunnya tingkat kunjungan
2. Adanya persaingan dengan tempat wisata yang di sebelah utara Taman Budaya Dago Tea House wisatawan pada hari biasa karena atraksi
sejenis dengan Wisata Taman Budaya Dago Tea Strategi: Dengan memiliki lahan yang luas atau kegiatan biasanya berlangsung di
House. pengelola bisa melakukan invoasi-inovasi, seperti akhir pekan.
3. Terlupakanya tentang kebudayaan oleh penambahan tempat hiburan atau mengoptimalkan Strategi: Pengelola perlu memperbaiki
masyarakat. cafe yang sudah ada di Taman Budaya Dago Tea jadwal kegiatan atau acara yang tidak
4. Kurang minatnya anak jaman sekarang tentang House yaitu cafetari Boga Kuring agar tidak kalah hanya di adakan pada saat akhir pekan
kesenian, karena mereka lebih senang bermain saing dengan tempat-tempat hiburan atau cafe yang namun pada hari biasa, sehingga
dan menggunakan teknologi modern. ada di sekitar Taman Budaya Dago Tea House. kunjungan wisatawan pun akan
5. Dapat bersaing dengan wisata Saung 2. S (3): Memiliki acara tahunan yaitu pertunjukan meningkat pada hari biasa.
Angklung Udjo jika semua sektor yang ada bajidoran yang sudah menjadi tradisi. 2. W (5): Rendahnya sosialisai atau
dikembangkan secara maksimal. T (2): Adanya persaingan dengan tempat wisata pengenalan seni budaya tradisional pada
yang sejenis dengan Wisata Taman Budaya Dago masyarakat khusunya generasi muda.
Tea House. T (4): Kurang minatnya anak jaman
Strategi: Pengelola harus lebih mengoptimalkan sekarang tentang kesenian, karena
segala kegiatan atau acara-acara yang di adakan di mereka lebih senang bermain dan
Taman Budaya Dago Tea House, khususnya acara menggunakan teknologi modern.
tahunan yaitu pertunjukan bajidoran, karena acara Strategi: Pengelola harus lebih
ini merupakan acara rutin yang diselenggarakan melakukan sosialisi atau pengenalan
oleh Taman Budaya Dago Tea House, dari segi tentang seni dan budaya kepada
konsep maupun promosi jiga dioptimalkan dengan masyarakat umum khususnya generasi
baik, maka acara ini akan menjadi produk utama muda seperti mengadakan seminar
Taman Budaya Dago Tea House yang mana akan terbuka, workshop, atau memaluli sosial
juaga menjadi pembeda dengan tempat wisata lain. media, agar masyarakat umum,
khususnya generasi muda lebih tau
tentang budaya dan lebih tertarik tentang
budaya.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2018)

Berdasarkan hasil matriks SWOT dari tabel 1. S (1): Memilki fasilitas taman budaya yang
diatas dapat diketahui ada beberapa strategi sudah lengkap.
daya tarik wisata di Taman Budaya Dago Tea
House sebagai berikut:

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 134
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

O (5): Adanya peluang dan kualitas apabila merupakan acara rutin yang diselenggarakan
pengembangannya dioptimalkan dan semua oleh Taman Budaya Dago Tea House, dari segi
sektor yang ada dikembangkan secara konsep maupun promosi jiga dioptimalkan
maksimal. dengan baik, maka acara ini akan menjadi
produk utama Taman Budaya Dago Tea House
Strategi: Dengan fasilitas yang cukup yang mana akan juaga menjadi pembeda
lengkap apabila khualitas produk yang ada di dengan tempat wisata lain.
Taman Budaya Dago Tea House
pengembanganya dioptimalkan oleh pengelola, 5. W (1): Belum efektifnya promosi seni
maka wisatawan yang datang akan merasa puas budaya untuk mendatangkan wisatawan.
dan akan kembali lagi berkunjung Taman
Budaya Dago Tea House. O (2): Berkembangnya teknologi sosial
media seperti Instagram, Path, Facebook
2. S (2): Memiliki atraksi wisata lewat dan lai-lain, dapat membantu promosi bagi
kegiatan-kegiatan seperti acara kesenian Wisata Taman Budaya Dago Tea House.
dan budaya yang beragam.
Strategi: Pengelola bisa memanfaatkan
O (4): Dengan meningkatnya kebutuhan kemajuan teknologi khususnya melalui sosial
wisatawan yang beragam, khusunya di kota media untuk melakukan promosi lebih, karena
Bandung, hampir semua jenis wisata telah pada saat ini hampir semua kalangan maupun
ada dengan banyaknya pilihan namun untuk semua umur khusunya anak-anak muda
wisata budaya tidak lah banyak, oleh sebab bermain sosial media. Oleh karena itu
itu ini menjadi peluang bagi pengelola pengelola bisa menggunakan media sosial
Taman Budaya Dago Tea house. seperti Instagram, facebook, web, path, dan
lain-lain untuk melakukan promosi.
Strategi: Pengelola harus lebih
mengoptimalkan segala kegiatan atau atraksi 6. W (3): Lemahnya kordinasi serta
yang di adakan di Taman Budaya Dago Tea pendukung para seniman, budayawan,
House, karena di kota Bandung ini untuk organisasi seni, sanggar, dan masyarakat
wisata minta khusus seperti wisata budaya pencipta seni.
tidak lah banyak, sehingga jika bisa
mengoptimalkan segala kegiatan atau atraksi O (3): Banyaknya sanggar tari dan
dengan optimal, maka ini akan lebih banyak kesenian budaya di kota Bandung.
mendatangkan pengunjung atau wisatawan. Strategi: Pengelola bisa melakukan
3. S (4): Memiliki lahan luas sehingga lahan- kordinasi dan komunikasi lebih kepada semua
lahan tersebut berpotensi untuk pihak pendukung karena di kota bandung ini
dikembangkan. banyak sanggar seni dan budaya.

T (5): Semakin banyaknya tempat hiburan 7. W (2): Pada hari-hari biasa pengunjung
dan cafe di sebelah utara Taman Budaya sepi.
Dago Tea House. T (1): Menurunnya tingkat kunjungan
Strategi: Dengan memiliki lahan yang luas wisatawan pada hari biasa karena atraksi
pengelola bisa melakukan invoasi-inovasi, atau kegiatan biasanya berlangsung di akhir
seperti penambahan tempat hiburan atau pekan.
mengoptimalkan cafe yang sudah ada di Taman Strategi: Pengelola perlu memperbaiki
Budaya Dago Tea House yaitu cafetari Boga jadwal kegiatan atau acara yang tidak hanya di
Kuring agar tidak kalah saing dengan tempat- adakan pada saat akhir pekan namun pada hari
tempat hiburan atau cafe yang ada di sekitar biasa, sehingga kunjungan wisatawan pun akan
Taman Budaya Dago Tea House. meningkat pada hari biasa.
4. S (3): Memiliki acara tahunan yaitu 8. W (5): Rendahnya sosialisai atau
pertunjukan bajidoran yang sudah menjadi pengenalan seni budaya tradisional pada
tradisi. masyarakat khusunya generasi muda.
T (2): Adanya persaingan dengan tempat T (4): Kurang minatnya anak jaman
wisata yang sejenis dengan Wisata Taman sekarang tentang kesenian, karena mereka
Budaya Dago Tea House. lebih senang bermain dan menggunakan
Strategi: Pengelola harus lebih teknologi modern.
mengoptimalkan segala kegiatan atau acara- Strategi: Pengelola harus lebih melakukan
acara yang di adakan di Taman Budaya Dago sosialisi atau pengenalan tentang seni dan
Tea House, khususnya acara tahunan yaitu budaya kepada masyarakat umum khususnya
pertunjukan bajidoran, karena acara ini generasi seperti mengadakan seminar terbuka,

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 135
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

workshop, atau memaluli sosial media, agar oleh karena itu jika Taman Budaya Dago
masyarakat umum, khususnya generasi muda Tea House membuat website sendiri untuk
lebih tau tentang budaya dan lebih tertarik mempromosikan seluruh kegiatan atau
tentang budaya. acara yang ada di Taman Budaya Dago Tea
House. Memanfaatkan kemajuan teknologi
C. Hasil Analisis SWOT sosial media, dengan melalukan promosi
Berdasarkan matriks IFAS dan EFAS yang lewat Instagram, Facebook, Path dan lain-
dituangkan dalam tabel analisis SWOT, maka lain. melakukan sosialiasi lebih kepada
posisi Taman Budaya Dago Tea House terletak masyarakat umum khususnya generasi
pada kotak kuadran 1 dengan total nilai skor muda mengenai seni dan budaya, bisa lewat
faktor internal 2,74 lebih tinggi daripada total seminar terbuka, workshop, dan lain-lain
nilai skor faktor eksternal 2,57. Berikut adalah karena pada saat ini khususnya genarsi
diagram hasil analisis SWOT yang didapatkan muda kurang begitu tertarik dengan seni
dari membandingkan aspek internal dengan dan budaya.
aspek eksternal
V. KESIMPULAN
Berikut skor masing-masing analisis;
Strength (2, 16), Weakness (0, 58), Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
Opportunities (1, 70), dan Threats (0, 87). telah dilakukan pada saat penelitian maka dapat
Berdasarkan diagram matriks SWOT diatas disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
menunjukan bahwa kondisi Taman Budaya Berdasarkan hasil penelitian dan observasi,
Dago Tea House berada pada kondisi yang atraksi wisata/daya tarik wisata di Taman
menguntungkan karena berada pada kuadran 1. Budaya Dago Tea House ini cukup beragam
Taman Budaya Dago Tea House memiliki dan tidak hanya sebagai tempat wisata, dalam
peluang dan kekuatan sehingga dapat rangka pembinaan dan juga pengembangan
memanfaatkan peluang yang ada secara seni, Taman Budaya Dago Tea House juga
maksimal. Strategi yang harus diterapkan menyelenggarakan beberapa pendidikan dan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan juga pelatihan seni diantaranya seperti seni
pertumbuhan agresif. musik, seni tari, teater, dan juga karawitan yang
1. Mengoptimalkan Daya Tarik atau Kegiatan selalu dilaksanakan setiap hari dikerja secara
Wisata. Mengoptimalkan seluruh kegiatan bergiliran sesuai jadwal.
wisata seperti pengaturan dalam Berdasarkan hasil pengumpulan data yang
penjadwalan kegiatan wisata, agar kegiatan didukung oleh data primer maupun sekunder
wisata tidak diadakan hanya pada akhir dapat diketahui pada hasil pembobotan analisis
pekan saja namun diadakan juga di hari faktor internal (IFAS) Taman Budya Dago Tea
biasa. Melakukan kordinasi lebih baik lagi House memiliki total skor 2.74 dan hasil
kepada para seniman, budayawan, pembobotan analisis faktor eksternal (EFAS)
organisasi seni, sanggar, dan masyarakat Taman Budaya
pencipta seni agar bisa lebih
mengoptimalkan kegiatan-kegiatan atau Dago Tea House memiliki total skor 2.57
acara-acara yang diadakan di Taman yang menjadikan Taman Budaya Dago Tea
Budaya Dago Tea House ditambah dengan House ini berada pada kuadran 1 yang mana
jumlah sanggar tari seni dan budaya di Jawa posisi ini sangat menguntungkan dan
Barat ini cukup banyak yang mana jika mendukung strategi kebijakan pertumbuhan
dilakukan hubungan secara baik akan agresif.
membuat kegiatan-kegiatan atau acara yang Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan
akan diadakan di Taman Budaya Dago Tea Taman Budya Dago Tea House maka pihak
House menjadi jauh lebih beragam. pengelola Taman Budaya Dago Tea House
Mengoptimalkan acara tahunan bajidoran perlu lebih berkodinasi dengan para seniman,
sebagai daya tarik utama dari Taman budayawan, organisasi seni, sanggar, dan
Budaya Dago Tea House. masyarakat pencipta seni, dimana jika
2. Mengoptimalkan Promosi, Masih terjadinya kordinasi yang baik serta dukungan
banyak yang tidak mengetahui bahwa yang baik, secara bersama-sama dalam
Taman Budaya Dago Tea House ini memajukan dan mengoptimalkan setiap
merupakan tempat wisata, dari sini lah kegitan-kegiatan atau acara yang diadakan di
sudah cukup jelas bahwa promosi yang Taman Budya Dago Tea House makan setiap
dilakukan oleh Taman Budaya Dago Tea acara atau kegiatan dapat berlangsung jauh
House belum maksimal, seperti dalam lebih baik.
promosi kegiatan wisata selalu disatukan Promosi suatu tempat atau kawasan wisata
dalam website Dinas Pariwisata Jawa Barat, merupakan salah satu hal terpenting,

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 136
Strategi Pengembangan Daya Tarik Dago Tea House Sebagai Alternatif Wisata Budaya di Jawa Barat

bagaimana wisatawan dapat mengetahui tempat Between Tourism and Cultural Heritage
atau kawasan wisata tersebut jika promosi yang Management. New York: The Haworth
dilakukan kurang optimal, begitu juga dengan Hospitality Press.
Taman Budaya Dago Tea House, promosi yang Moleong, J, Lexy. (2007). Metodologi
dilakukan tidaklah optimal. Pada saat ini Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
melakukan promosi bisa dengan memanfaatkan Remaja Rosdakarya.
kemajuan teknologi yaitu melalui sosial media, Moleong, J, Lexy. (2006). Metodologi
seperti Instagram, Facebook, Path dan lain-lain. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Membuat website sendiri, karena dengan
Remaja Rosdakarya.
mempunyai website sendiri, orang tidak akan
Oka A. Yoeti. 1996. Pengantar Ilmu
kesulitan mencari informasi mengenai segala
kegiata atau acara-acara yang diadakan di Pariwisata, Edisi Revisi. Bandung:
Taman Budaya.Bagian ini merupakan penutup Angkasa.
artikel. Simpulan ditulis tanpa nomor, dan Oka A.Yoeti. 1994. Komersialisasi Seni
disajikan dalam bentuk paragraf. Implikasi dan Budaya Dalam Pariwisata. Bandung:
keterbatasan penelitian juga disajikan dalam Angkasa
bentuk paragraf. Oktaniza Nafila. 2013. Peran Komunitas
Kreatif dalam Pengembangan Pariwisata
DAFTAR RUJUKAN Budaya di Situs Megalitikum Gunung
Bahar, H. dan Marpaung, H. (2002). Pengantar Padang Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Pariwisata. Bandung: Alfabeta Kota, Vol. 24 No. 1, April 2013, hlm.65
Cooper, dkk. (1995). Tourism, Principles and – 80.
Practice. Prentice Hall,Harlow. Priyanto, 2016. Pengembangan Potensi Desa
Creswell, John W. 2010. Research Design Wisata Berbasis Budaya Tinjauan
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Terhadap Wisata Di Jawa Tengah.
Mixed.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rangkuti, F. (2009).Analisis SWOT Teknik
Davis Fred (2006). Manajemen Strategi. Buku Membedah kasus Bisnis. Jakarta:
1. Edisi Kesepuluh, Jakarta: Salemba Gramedia Pustaka Utama
Empat Rangkuti, F. (2016).Analisis SWOT Teknik
httpbandungkota.bps.go.id/statictable/2017/08/ Membedah kasus Bisnis. Jakarta:
29/120/jumlah-wisatawan-mancanegara- Gramedia Pustaka Utama
dan-domestik-di-kota-bandung-2016.html Sugiyono, (2009). Metode Penelitian
(Di Akses Selasa, 27 Februari 2018) Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
https://text- Bandung: Alfabeta.
id.123dok.com/document/oy8r4wn0q- Timothy dan Gyan P. Nyaupane.(2009).
tinjauan-tentang-pariwisata-budaya.htm Cultural Heritage and Tourism: In The
(diakses 25 Februari 2018). Developing World. Taylor&Francis e-
McKercher, Bob and Hilary du Cros. 2002. Library.
Cultural Tourism: The Partnership

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 137
Titing Kartika, Rosman Ruskana, Mohammad Iqbal Fauzi

The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol. 8, No. 2, 2018 - 138

Anda mungkin juga menyukai