SIKKA
ABSTRACT
The diversity of Sikka culture is reflected in the art of weaving that is a symbol of the
great tribal and indigenous people of Sikka that need to be lifted to the surface and be
preserved. The method that the authors use in this research is a qualitative methode. The
diversity of woven fabricin the Sikka district has a different meaning and meaning not
only to art, but it has also considered a social, religious, cultural,and economic symbol.
With the growth of many young generation which have begun to ignore the culture woven
into the fabric. The need for cooperation between government, weavers, and community
inside preserve of weaving culture and preserving culture heritage is not lost in the
ingestion of the era.
151
Lenny Kurnia Octaviani, Sri Andini Komalasari 152
Kain Tenun Ikat Sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sikka
bahkan pada zaman kerajaan juga tangan dan cendera mata, penginapan,
menjadi penanda status adat dan sosial. transportasi secara ekonomis juga
Setiap daerah di Flores menamplkan dipandang juga dipandang sebagai
corak yang beragam serta warna yang industri (Pendit, 2002).
beda-beda. Keberagaman motif kain Selanjutnya, menurut Muljadi
tenun di Kabupaten Sikka bukan hanya (2009), pariwisata merupakan aktivitas,
sebatas seni, tetapi pemuatannya juga pelayanan produk dan hasil industri
mempertimbangkan simbol status sosisal, pariwisata yang mampu menciptakan
keagamaan, budaya dan ekonomi (Elvida, pengalaman perjalanan bagi wisatawan.
2016). Unsur pembentuk perjaalanan bagi
Kain tenun ikat tradisional ini wisatawan yang utama adalah adanya
merupakan karya seni dan identitas dari daya tarik dari suatu tempat atau lokasi.
masyarakat di Kabupaten Sikka yang
memiliki daya pikat yang sangat kuat Pengertian Kebudayaan
serta layak untuk di kembangkan serta Kebudayaan adalah suatu entitas
dilestarikan. Oleh karena itu, dengan yang otonom dalam kehidupan manusia,
mengetahui adanya kain tenun tradisional betapapun ia dapat dipengaruhi
ini kita dapat melestarikan serta perkembangan oleh faktor-faktor tertentu
mengembangkan kain tenun tradisional dalam konstelasi sosial maupun
ini. Sehingga dapat menjadi upaya lingkungan alamiah. Ada dua pandangan
pelestarian budaya serta menumbuhkan pokok mengenai apa yang dianggap
kembali seni menenun masyarakat komponen pokok dari kebudayaan. Satu
Kabupaten Sikka. pandangan menyatakan bahwa
kebudayaan par excellence adalah nilai-
TINJAUAN PUSTAKA nilai budaya beserta segala hasil
Pengertian Pariwisata pemikiran manusia dalam suatu
Kata Pariwisata berasal dari bahasa masyarakat. Sedangkan pandangan kedua
Sangsekerta, yakni terdiri dari dua suku adalah tingkah laku yang berbeda-beda.
kata, yaitu: ‘pari’ dan ‘wisata’. Pari (Yoeti, 2016).
berarti banyak, berkali-kali atau berputar- Selain itu, Koentjaraningrat (1990)
putar, sedangakan wisata berarti menyatakan bahwa kebudayaan sebagai
perjalanan yang dilakukan secara berkali- keseluruhan sistem gagasan, tindakan,
kali atau berkeliling (Suryadana, 2013). dan hasil karya manusia dalam rangka
Pariwisaata adalah salah satu jenis kehidupan masyarakat yang dijadikan
industri baru yang mampu mempercepat milik diri manusia dengan belajar.
pertumbuhan ekonomi, menyediakan Definisi tersebut mempunyai makna
lapangan kerja, meningkatan penghasilan bahwa hampir semua tindakan manusia
dan standar hidup serta meningkatkan adalah suatu kebudayaan karena
produktivitas sektor-sektor produktif tindakan-tindakan manusia tersebut
lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang diperoleh melalui proses belajar.
kompleks, pariwisata juga merealisasi
industri-industri klasik seperti kerajinan
153 Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 151 – 159
Gambar 2
Proses Pembuatan Kain Tenun Ikat
Sikka
(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2018)
Tabel 1
Matriks Analisis SWOT Kain Tenun Ikat Sikka
Internal Kekuatan (S): Kelemahan (W):
a. Kain tenun ikat memiliki a. Sanggar perajin kain
daya tarik yang unik dan tenun ikat tidak begitu
berkelas. Dominan pada banyak, apalagi di pusat
pada warna gelap, tetapi Kabupaten Sikka belum
Eksternal pada perkembangannya terdapat sanggar tenun.
157 Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 151 – 159
pendukung, seperti
UMKM daerah setempat
yang dapat menunjang
proses pemasaran dan
distribusi kain tenun.
Ancaman (T): Strategi S-T: Strategi W-T:
d. Minat dan kepedulian a. Mendirikan sanggar tenun a. Membuat organisasi
masyarakat, terutama yang tidak hanya di yang berfokus pada
oleh generasi muda daerah tapi juga di pelestarian budaya
sangat rendah dalam perkotaan untuk Kain Tenun Ikat
pelestarian produksi meningkatkan Sikka.
kain tenun ikat. pengetahuan dan b. Sosialisasi dan
e. Proses produksi yang kemampuan masyarakat pelatihan membuat
memakan waktu dan generasi muda untuk kain tenun untuk
hingga berbulan- belajar membuat tenun generasi muda agar
bulan dengan alat ikat. sering dilakukan
tenun tradisional. b. Perlunya dukungan dengan melibatkan
f. Promosi dan Pemerintah kepada tokoh muda inovatif
pengenalan Kain sanggar tenun baik atau akademisi di
Tenun Ikat Sikka sanggar yang kecil bidang kesenian.
belum begitu maupun sanggar besar c. Melakukan promosi
maksimal. dalam upaya pelestarian yang intensif
kain tenun sebagai wisata melalui media
budaya, berupa pemberian sosial, event daerah
modal, fasilitas produksi, atau kenegaraan,
bantuan bibit-bibit pohon dan melalui
pewarna alami, dsb. pameran di tingkat
c. Diperlukan kerjasama nasional maupun
antara Pemerintah, internasional.
akademisi dan masyarakat
dalam upaya
mempromosikan kain
tenun ikat secara
maksimal, baik itu melalui
event daerah/ kenegaraan,
media sosial, pameran,
dsb.
(Sumber: Hasil Analisis, 2019)