Anda di halaman 1dari 14

COVER

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI KEARIFAN LOKAL GUNA MEMPERTAHANKAN


BUDAYA DAYAK KALIMANTAN MELALUI DESA WISATA BUDAYA PAMPANG
KECAMATAN SAMARINDA UTARA
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata terjadi karena adanya daya tari melalui potensi alam maupun budaya masyarakat
(Sukaesih dan Miswan, 2021). Pariwisata tidak hanya terbatas menampilkan keindahan alam, akan tetapi
juga pada potensi budaya dan kesenian yang dikelola sebagai wisata seni budaya. Indonesia merupakan
suatu negara yang memiliki berbagai suku bangsa dimana, masing masing suku memiliki kebudayaan
serta adat istiadat yang berbeda-beda. Pariwisata budaya ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk
melestarikan kebudayaan itu sendiri agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman (Wilopo dan
Hakim, 2017:57). Desa wisata dalam pembangunan kepariwisataan menjadi sesuatu yang dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal ditempat tersebut. Dasar dalam pengembangan Desa
Wisata Budaya ialah pemahaman tentang karakter dan kemampuan elemen yang ada dalam desa, seperti
kondisi lingkungan dan alam, sosial budaya, ekonomi masyarakat, struktur tata letak, aspek historis,
budaya masyarakat dan bangunan, termasuk indigeneus knowledge (pengetahuan dan kemampuan lokal)
yang dimiliki masyarakat (Karangasem, dalam Yusuf A.Hilman Dkk 2018). Desa Wisata Budaya
terbentuk dengan adanya atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Antara, dkk, 2015).
Pariwisata budaya destinasi yang didorong oleh ketertarikan pada objek-objek atau peninggalan sejarah,
seni, ilmu pengetahuan dan gaya hidup yang dimiliki oleh kelompok, masyarakat, daerah ataupun
lembaga (Sillberberg, dalam Damanik 2013: 118).
Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur telah sah melalui Undang – Undang Nomor 3 Tahun
2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) yang kemudian dikenal dengan IKN Nusantara. Membangun IKN
tidak hanya menyiapkan infrastruktur dan lingkungan saja, tetapi juga manusianya (Kominfo, 2020).
Kementerian PPN/ Bappenas telah memproyeksikan jumlah penduduk IKN akan bertambah dari 100.000
jiwa di tahun 2020 menjadi 700.000 jiwa di tahun 2025, kemudian berkembang menjadi 1,5 – 1,6 juta
jiwa di tahun 2035, hingga mencapai urbanisasi yang akan terjadi yaitu 1,7 – 1,9 juta jiwa di tahun 2045.
Dalam hal tersebut, pemerintah perlu menyikapi salah satu dampak yang akan terjadi oleh adanya
urbanisasi tersebut yaitu salah satunya dampak terhadap sosial budaya atau kearifan lokal masyarakat
kalimantan (Kominfo, 2020). Dayak merupakan kelompok etnis yang menjadi penanda penduduk asli
yang mendiami pulau kalimantan (Bond, 2017; Darmadi, 2018; Singarimbun, 1991). Populas etnis Dayak
terbesar terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur (Schiller, 2007).
Keberadaan etnis dayak sebagai etnis asli pulau Kalimantan menjadi daya tarik tersendiri bagi
keberagaman dalam perspektif sosial budaya peradaban manusia seperti kepercayaan lokal, tinggal
dirumah lamin atau betang, memiliki tato ditubuh, telinga pangjang perempuan yang memakai anting
logam dan hal – hal tersebut merupakan identitas keunikan suku Dayak yang menjadi salah satu kekayaan
keanekaragaman Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan dan Sasaran
1.4 Ruang Lingkup Wilayah
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan
1.6 Ruang Lingkup Substansi
1.7 Manfaat Penelitian
1.8 Pola Pikir Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kearifan Lokal
2.2 Desa Wisata
2.3 Sintesa Pustaka
2.4 Studi Terdahulu
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.5 Metode Analisis
3.6 Tahapan Penelitian
3.7 Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai