Anda di halaman 1dari 31

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah kawasan hutan

yang secara khusus diperuntukkan bagi kepentingan penelitian dan

pengembangan kehutanan, pendidikan dan pelatihan kehutanan serta religi dan

budaya. Hutan Dengan Tujuan Khusus Hutan Pendidikan dan Pelatihan

(Diklat) adalah suatu areal hutan yang merupakan prasarana untuk mendukung

kegiatan pendidikan dan pelatihan kehutanan serta sebagai laboratorium alam

untuk tempat praktek pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari

seluruh rangkaian kegiatan di bidang kehutanan.

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pondok Buluh

ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor: 1030/Menhut-VII/KUH/2015 tentang Kawasan Hutan Produksi Tetap

dan Hutan Lindung sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK)

Hutan Pendidikan dan Pelatihan yang memiliki luas 1.272,70 Ha. KHDTK

Hutan Diklat Pondok Buluh terletak di Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten

Simalungun.

Satu dari berbagai bentuk pengembangan wisata yang menjanjikan saat

ini adalah pengembangan pariwisata berbasis ekowisata. Sebagai cabang dari

industri pariwisata yang telah berkembang, ekowisata berpotensi memberikan

kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan diperkenalkan sebagai

formasi pariwisata berkelanjutan yang diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap konservasi dan pembangunan ( Tsaur & Lin, 2006).

1
KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh memiliki potensi dan sarana

pendukung kegiatan ekowisata antara lain memiliki potensi baik berupa

keindahan alam serta ragam flora dan fauna yang cukup besar yang dapat

dijadikan daya tarik wisata serta sarana dan prasarana untuk pendukung

kegiatan ekowisata seperti taman KHDTK, tersedianya papan interpretasi,

arboretum, workshop bokasi dan kayu bulat dan jalur tracking (Laporan

Pengelolaan KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh, 2021). Kegiatan yang pada

umumnya dilakukan oleh pengunjung yang datang ke KHDTK Hutan Diklat

Pondok Buluh saat ini antara lain untuk kepentingan diklat, penelitian, camping

dan persinggahan ketika para pengunjung pulang atau akan menuju lokasi

wisata berikutnya seperti Danau Toba ataupun tempat wisata lain.

Dilihat dari letaknya, kawasan KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh ini

merupakan gerbang wisata menuju Danau Toba. Dengan berkembangnya

kawasan ini, diharapkan juga ikut mengembangkan dan mendukung program

prioritas nasional serta membantu mendatangkan 20 juta wisatawan ke Danau

Toba.

B. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui potensi daya tarik wisata berbasis ekowisata yang ada di

KDHTK Hutan Diklat Pondok Buluh;

2. Membuat Strategi Pengembangan dalam pengelolaan ekowisata yang ada

di KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh.

2
C. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat lokal, pengembangan ekowisata di KHDTK Hutan Diklat

Pondok Buluh dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan;

2. Bagi Balai Diklat LHK Pematangsiantar sebagai instansi yang mengelola

KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh sebagai masukan untuk

pengembangan ekowisata serta memenuhi kebutuhan para pengunjung

maupun calon pengunjung;

3. Serta sebagai bahan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daya Tarik

Sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa Negara.

Pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan, karena selain memperkenalkan dan

mengeksplorasi suatu daerah, pariwisata juga dapat meningkatkan perekonomian

suatu daerah. Menurut Yoeti (1996), faktor-faktor yang mendukung

perkembangan pariwisata terdiri dari: tersedianya objek dan daya tarik wisata

(attraction), adanya fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana yang

memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata

(accessibility) serta tersedia fasilitas sarana kepariwisataan yang dapat

memberikan pelayanan kepada pengunjung (amenities).

Potensi yang layak untuk dikembangkan pada sektor pariwisata

Indonesia sangat banyak dan beragam, mulai dari pariwisata adat atau budaya dan

pariwisata alam. Hal ini terjadi karena Indonesia merupakan Negara yang kaya

akan keindahan alam dan budaya. Akan tetapi, meskipun potensi dari sektor

pariwisatanya sangat berlimpah, namun masih banyak pariwisata di daerah-daerah

yang terdapat di Indonesia yang belum berkembang karena kurangnya penggalian

potensi terhadap daerah wisata tersebut. Hal tersebut menyebabkan potensi yang

seharusnya menjadi daya tarik bagi wisatawan menjadi tidak berkembang dan

berakibat kurangnya persentase pengunjung yang ditargetkan berkunjung ke

daerah tersebut.

Pariwisata yang berkembang di daerah pada dasarnya karena tempat

tersebut memiliki potensi daya tarik wisata yang mampu mendorong wisatawan

untuk datang berkunjung ke daerah tersebut. Untuk mengembangkan pariwisata di

4
daerah tujuan, daerah tujuan wisata haruslah memiliki daya tarik tertentu yang

membuat wisatawan tertarik untuk datang berkunjung (Ginting dkk, 2018). Daya

tarik tersebut bisa berbagai macam mulai dari daya tarik karena bentuk alam

ataupun hasil karya manusia (Herdiana, 2015). Menurut UU No.10 tentang

Kepariwisataan 2009, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki

keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan

wisatawan Daya tarik wisata ini merupakan suatu komponen yang penting untuk

dikembangkan. Pengembangan daya tarik pada suatu daerah tujuan wisata, baik

secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat

dibutuhkan karena erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah

atau negara tersebut. Maka disimpulkan, dalam pengembangan daerah ataupun

kawasan wisata, peranan daya tarik sangat dibutuhkan (Utari, 2017). Sebagai

suatu daerah tujuan wisata, destinasi wisata menawarkan kepada wisatawan suatu

bentuk pengalaman yang disalurkan oleh daya tarik tertentu. Daya tarik wisata

adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu

daerah tujuan wisata, seperti: daya tarik alam (landscape, pemandangan laut,

pantai, iklim dan fitur geografis lain dari tujuan), daya tarik budaya (sejarah dan

cerita rakyat, agama, seni dan acara khusus, festival), daya tarik sosial (cara hidup,

populasi penduduk, bahasa, peluang untuk pertemuan sosial), dan daya tarik

bangunan (bangunan, arsitektur bersejarah dan modern, monumen, taman, kebun,

marina) (Yoeti,2002). Middleton (2009) menggunakan istilah lain mengenai daya

tarik. Daya tarik adalah ‘produk’ yang dihasilkan oleh destinasi wisata.

Komponen-komponen daya tarik destinasi wisata, yaitu daya tarik alam, daya

5
tarik sosial dan budaya, dan daya tarik buatan. Keempat komponen destinasi yang

diungkapkan Middleton (2009) ini pada dasarnya tidak berbeda dengan yang

diungkapkan Yoeti (2002). Perbedaannya hanya terletak pada penyebutan

komponen ke-4, dimana daya tarik buatan menurut Yoeti (2002), disebut secara

spesifik yaitu daya tarik bangunan oleh Middleton (2012).

Daya tarik merupakan komponen yang signifikan dalam menarik

wisatawan. Beberapa yang paling umum adalah untuk melihat keseharian

penduduk setempat, menikmati keindahan alam, menyaksikan budaya yang unik,

atau mempelajari sejarah daerah tersebut. Menurut Suwena & Widyamadja (2010)

daya tarik terbagi menjadi 3 yaitu daya tarik alam (natural resources), daya tarik

budaya serta daya tarik minat khusus (special interest). Sedangkan menurut

Buhalis (2011), jenis-jenis daya tarik yang dimiliki oleh sebuah destinasi antara

lain daya tarik alam, daya tarik sejarah, daya tarik buatan, dan daya tarik berupa

kegiatan atau event istimewa. Ginting dkk (2017a) melakukan penelitian yang

mencari hubungan antara identitas tempat dengan daya tarik wisata di Kabupaten

Karo. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa elemen identitas tempat

berpengaruh besar terhadap pariwisata di lingkungan alamiah, yang selanjutnya

menghasilkan daya tarik di lingkungan tersebut, dimana elemen-elemen daya

tariknya adalah pemandangan alam, kebudayaan seperti tarian dan tenun, dan

rumah tradisional.

Pada bagian ini, kajian pustaka mengkaji komponen-komponen daya

tarik wisata yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menemukan hubungan

daya tarik wisata yang dapat dikembangkan dengan basis ekowisata.

Perbandingan dapat dilihat pada tabel (Tabel 1).

6
Tabel 1. Komponen Daya Tarik

Referensi Komponen Kesimpulan


Buhalis (2000) Daya tarik Alam Daya tarik Alam Daya
Daya tarik Sejarah dan tarik Buatan Daya tarik
Budaya Minat Khusus
Daya tarik Uni
Daya tarik Buatan
Yoeti (2002) Daya tarik Alam
Daya tarik Budaya
Daya tarik Sosial
Daya Tarik Buatan
Middleton (2009) Daya tarik Alam
Daya tarik Sosial dan
Budaya
Daya tarik Buatan
Suwena & Daya tarik Alam
Widyamadja (2010)
Daya tarik budaya
Daya tarik minat khusus
Ginting dkk (2017) Daya tarik alam
Daya tarik budaya
Daya tarik sosial

A.1 Daya tarik Alam

Menurut Middleton (2001) Daya tarik Alam, meliputi bentang alam,

pantai, iklim dan bentukan geografis lain dari suatu destinasi dan sumber daya

alam lainnya. Daya tarik alam (natural resources) adalah daya tarik wisata

yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada anugrah keindahan dan

keunikan yang telah tersedia di alam, seperti: Pantai dengan keindahan pasir

putihnya, deburan gelombang ombak serta akses pandangannya terhadap

matahari terbit dan tenggelam, laut dengan aneka kekayaan terumbu karang

maupun ikannya, danau dengan keindahan panoramanya, gunung dengan daya

tarik vulcano nya, maupun hutan dan sabana dengan keaslian flora dan

7
faunanya, sungai dengan kejernihan air dan kedasyatan arusnya, air terjun

dengan panorama kecuramannya, dan lain sebagainya (Suwena & Widyamadja

2010). Menurut Teshome (2013) daya tarik alam dari sebuah destinasi wisata

adalah beragam jenis spesies tumbuhan dan habitat alam yang belum tersentuh.

A.2 Daya Tarik Buatan

Daya tarik buatan merupakan bangunan-bangunan yang sengaja dibuat

manusia, seperti bangunan-bangunan business facilities dan konfrensi,

entertainment seta bangunan-bangunan untuk kegiatan-kegiatan olahraga

(Allahar, 2015). Suwantoro (2000) menegaskan bahwa daya tarik buatan

manusia adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik wisata yang sengaja

diciptakan atau dibuat oleh manusia, misalnya monumen, candi, art gallery,

kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional dan lain-lain.

Middleton (2001) menyebutkan secara spesifik mengenai daya tarik

wisata buatan atau binaan manusia yaitu daya tarik meliputi bangunan dan

infrastruktur pariwisata termasuk arsitektur bersejarah dan modern, monument,

trotoar jalan, taman dan kebun, pusat konvesi, marina, ski, tempat

kepurbakalaan, lapangan golf, toko-toko khusus dan daerah yang memiliki

tema. Menurut Ariya dkk (2017) daya tarik buatan merupakan daya tarik yang

memiliki fitur khusus yang sengaja dibangun seperti hotel dan fasilitas

transportasi, paket wisata dan fasilitas untuk olahraga dan rekreasi, yang dapat

disesuaikan dengan kegemaran pengunjung, subyek ataupun budget

pengunjung.

8
A.2 Daya Tarik Minat Khusus

Obyek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru

dikembangkan di Indonesia. Pariwisata Minat Khusus merupakan pariwisata

yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat

seperti wisata olah raga, wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja, dengan

jenis-jenis kegiatannya antara lain, olah raga gantole, bungee jumping, dan

kegiatan lainnya (Rahmat, 2016). Wisata ini diutamakan pada wisatawan yang

mempunyai motivasi khusus untuk berkunjung ke daerah wisata seperti wisata

dengan tujuan olahraga atau wisata untuk mengamati flora dan fauna tertentu.

Daya tarik minat khusus merupakan daya tarik yang lebih mengutamakan pada

wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para

wisatawan harus memiliki keahlian (Direktorat Jendral Pemerintahan). Daya

tarik minat khusus mengacu pada daya tarik spesifik yang melibatkan grup

ataupun pribadi yang ingin mengembangkan ketertarikan tertentu dengan

mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan subjek yang spesifik

(Lee dan Bai, 2016).

Menurut Fandeli (2005), wisata minat khusus memiliki beberapa

prinsip : motivasi wisatawan untuk mencari sesuatu yang baru, otentik, dan

mempunyai pengalaman perjalanan wisata yang berkualitas, motivasi dan

keputusan untuk perjalanan ditentukan oleh minat tertentu/khusus dari

wisatawan dan bukan dari pihak-pihak lain, serta melakukan perjalanan

berwisata pada umumnya mencari pengalaman baru yang dapat diperoleh dari

obyek sejarah, makanan lokal, olahraga, adat istiadat, kegiatan di lapangan dan

pengetahuan alam. Daya tarik minat khusus dapat memicu pengunjungan

9
berulang dan dapat meningkatkan pendapatan wisata yang berada pada area

terbatas. (Rittichainuwat, 2018).

Daya tarik minat khusus (special interest) adalah daya tarik wisata

yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas untuk

memenuhi keinginan wisatawan secara spesifik, seperti pengamatan satwa

tertentu seperti bird watching dan night safari, memancing, berbelanja, arung

jeram, wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), dan

aktivitas-aktivitas wisata minat khusus lainnya yang biasanya terkait dengan

hobi atau kegemaran seseorang wisatawan (Suwenda & Widyamadja ,2010).

2.2 Ekowisata

Pariwisata adalah salah satu cara negara untuk membangkitkan

perekonomian dan kesejahteraan atau kualitas hidup bagi masyarakat setempat,

baik dari segi individu dan masyarakat umum. Pariwisata juga dapat

meningkatkan kualitas hidup wisatawan dalam bidang pengetahuan dan wawasan

untuk hal baru (Ginting & Wahid, 2015).

Salah satu pariwisata berkelanjutan yang diminati oleh Negara-negara

berkembang yang memiliki potensi alam yang kaya seperti Indonesia adalah

ekowisata. Ekowisata merupakan strategi dalam pengembangan ekonomi dan

salah satu strategi pelaksanaan konservasi alam. Ekowisata merupakan salah satu

alternatif pariwisata, dimana wisata ini melibatkan pengunjungan ke area-area

yang masih alami dengan tujuan pembelajaran atau aktivitas-aktivitas yang tidak

merusak lingkungan seperti konservais. Ekowisata juga merupakan wisata yang

berdasarkan pengalaman alam yang memungkinkan peningkatan ekonomi dan

10
sosial dari masyarakat lokal. Ekowisata berkonsentrasi pada pengalaman dan

pembelajaran mengenai alam, lansekap, flora, fauna dan fauna serta habitat-

habitatnya serta kebudayaan dari lokalitas. (Kiper, 2013)

Ekowisata adalah pariwisata ekologis pada area alam yang tidak

terganggu atau area yang dikelola denga peraturan spesifik untuk menikmati dan

menjaga ekosistem yang ada. Ekowisata adalah bentuk pariwisata yang sangat erat

dengan prinsip konservasi lingkungan (Butar-butar dan Soemarno, 2013).

Ekowisata merupakan salah satu cara atau langkah pendekatan untuk

mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dimana ekowisata merupakan

kegiatan pariwisata yang memanfaatkan keaslian lingkungan alam yang

meningkatkan kegiatan pariwisata, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat

lokal dimana masyarakat dapat menikmati berbagai hasil positif dari ekowisata

tersebut (Mukaryanti, 2005). Prinsip utama ekowisata adalah: lingkungan

ekowisata harus bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang relatif belum

tercemar atau terganggu, masyarakat ekowisata harus dapat memberikan manfaat

ekologi, sosial, dan ekonomi langsung kepada masyarakat setempat, pendidikan

dan pengalaman ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan

lingkungan alam yang terkait, keberlanjutan ekowisata harus dapat memberikan

sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi dan lingkungan tempat kegiatan,

tidak merusak, tidak menurunkan mutu, baik jangka pendek dan jangka panjang

serta manajemen ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang bersifat

menjamin daya hidup jangka panjang bagi lingkungan alam dan budaya yang

terkait didaerah tempat kegiatan ekowisatam sambil menerapkan cara mengelola

yang terbaik untuk menjamin kelangsungan hidup ekonominya (Choy, 1998).

11
Menurut Wahyudi dan DYP Sugiharto (2010) konservasi juga

memiliki fungsi yaitu mewujudkan dan kelestarian sumberdaya alam hayati serta

keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan

kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia serta melestarikan kemampuan dan

pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan

seimbang. Selain itu, konservasi meruapakan salah satu upaya untuk

mempertahankan kelestarian satwa.

2.2.1 Konservasi

Prinsip Konservasi Alam yaitu memiliki kepedulian, tanggung jawab

serta komitmen terhadap pelestarian alam seperti memperhatikan kualiatas daya

dukung lingkungan kawasan ekowisata dengan melakukan zonasi lalu dengan

mengelola jumlah wisatawan, sarana dan prasarana dengan meningkatkan

kesadaran masyakarakat lokal dengan memanfaatkan sumber daya secara lestari

(Yesser Priono, 2012).

Menurut Brandt dan Buckley (2018), konservasi pada suatu kawasan

wisata berkelanjutan ditandai dengan adanya perlindungan hutan. Perlindungan

hutan ditandai dengan adanya aspek sebagai berikut : adanya suatu mekanisme

konservasi eksplisit (kawasan lindung, PES, rencana konservasi atau ikrar) sudah

ada, batas spasial yang jelas yang menggambarkan kawasan konservasi atau

ekowisata serta pemantauan dan penegakan peraturan yang kuat mengenai

pelanggaran alam.

2.2.2. Partisipasi Masyarakat

Pengembangan pariwisata berkaitan dengan peran partisipasi

masyarakat. Kegiatan pariwisata harus memberikan keuntungan terhadap

12
masyarakat disekitarnya (Ginting, 2017). Kegiatan ekowisata merupakan kegiatan

yang dimana partisipasi masyarakat memegang peran yang penting dalam

kelangsungannya. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat

memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai

jual sebagai daya tarik wisata, sehingga keterlibatan masyarakat menjadi mutlak

dalam pengembangan ekowisata. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui

hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka

miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. Keterlibatan masyarakat menjadi hal

yang sangat penting dalam pengelolaan ekowisata

Menurut Nurpeni (2015), partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

kawasan ekowisata adalah sebagai berikut : partisipasi pemikiran yaitu berupa

sumbangan ide atau pendapat dalam pengelolaan suatu Ekowisata. Contohnya

seperti adanya otoritas yang mengorganisir pengelolaan kawasan Ekowisata,

partisipasi tenaga yaitu partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk

pelaksanaan usaha–usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu pengelolaan

Ekowisata. Contohnya seperti jasa atau layanan, serta partisipasi keterampilan,

yaitu partisipasi yang diberikan dalam bentuk partisipasi masyarakat dalam

memamerkan kerajinan lokal sebagai salah satu daya tarik wisata.

Ginting dkk (2019) melakukan penelitian terkait peran pastisipasi

masyarakat terhadap kegiatan ekowisata di Tangkahan. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan aspek penting yang

mempengaruhi suksesnya suatu Kawasan ekowisata yang dimana peran

pastisipasi masyarakat yang ditemukan dalam lokasi penelitian adalah layanan

13
jasa dari masyarakat local, otoritas yang mengorganisir serta keterlibatan

masyarakat dalam perencanaan, pemantauan serta evaluasi.

2.2 Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2014:20) SWOT adalah singkatan dari lingkungan

internal Strenght dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Oppurnites dan

Threat yang dihadapi dunis binis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor

eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

Analisis untuk mengetahui strength, weaknesses, opportunity dan

treath sering disebut analisis SWOT yang merupakan singkatan dari keempat hal

tersebut (Gitosudarmo, 2000:36). Diketahui kekuatan, kelemahan, kesempatan

yang terbuka, serta ancaman-ancaman yang dialaminya, maka kita dapat

menyusun suatu rencana atau strategi yang mencakup tujuan yang telah

ditentukan.

Sedangkan menurut Philip Kotler analisis SWOT diartikan sebagai

evaluasi terhadap kesuluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dam

eksternal suatu perusahaan yang dikenal luas. Analisis SWOT didasarkan pada

asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Apabila analisis SWOT diterapkan secara akurat, maka asumsi

sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu strategi yang

berhasil.

14
Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan

adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik SWOT dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Matriks SWOT

Keterangan :
IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary
EFAS : Eksternal Strategic Factors Analysis Summary

1) Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu memanfaatkan

seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2) Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi

ancaman.

15
3) Strategi WO

Srategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

4) Strategi WT

Strategi ini digunakan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

menimilkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. (Ibid., hal.31-32)

16
III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus

(KHDTK) Hutan Diklat Pondok Buluh yang secara geografis KHDTK Hutan

Diklat Pondok Buluh yang terletak diantara 99056’ BT s/d 99000’ BT dan

antara 2043’ LU s/d 2047’ LU. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September - Desember 2022.

Gambar 1. Lokasi Penelitian (KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh).

17
3.2. Bahan dan Alat Penelitian

1. Data Primer

Data Primer Potensi daya tarik wisata berbasis ekowisata pada KHDTK

Hutan Diklat Pondok Buluh dihimpun melalui pengumpulan data

berdasarkan persepsi dari beberapa pihak yang dianggap mengerti dengan

kondisi KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh dan data berdasarkan

observasi langsung. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain: kuesioner,daftar pertanyaan wawancara,alat perekam suara, alat tulis,

tally sheet dan kamera.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang mendukung penelitian ini meliputi keadaan umum

lokasi penelitian, antara lain: letak geografis, iklim, topografi, serta

hidrologi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan yang

diperoleh dari instansi-instansi terkait, hasil publikasi dan lain-lain.

3.3. Metode Penelitian

1. Pengambilan data primer dilakukan dengan penelitian lapangan yaitu

dengan cara :

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mendata dan mengamati secara

langsung fisik KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh yang berhubungan

dengan prinsip–prinsip ekowisata. Pada kegiatan observasi ini penulis

akan membuat catatan-catatan mengenai daya tarik dan potensi wisata

yang ada di KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh dengan menggunakan

Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam

18
(ADO-ODTWA). Sementara itu, data fisik kawasan akan difoto sebagai

bentuk dokumentasi penelitian.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan secara mandalam yaitu dengan

percakapan secara intensif (indepth interview). Metode ini bertujuan untuk

mengetahui informasi-informasi secara langsung dan tidak terbatas yang

menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian.

Wawancara dilakukan kepada informan-informan yang dianggap

menguasai masalah dari penelitian (Chaedar, 2002), memiliki informasi

dan pengetahuan lebih, juga dapat memberikan arahan pada penelitian ini.

Pada penelitian ini, wawancara akan dilakukan dengan informan kunci

yang terdiri dari: 2 (dua) orang informan dari Balai Diklat Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Pematangsiantar yaitu Kepala Seksi Sarana dan

Evaluasi Diklat dan Salah satu staf bagian pengelola hutan diklat, 1 (satu)

orang Perangkat Desa Nagori Pondok Buluh serta sampel yang mewakili

pengujung yang pernah datang ke KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh

sebanyak 20 orang dan yang mewakili pengunjung sedang berkunjung

sebanyak 10 orang. Informasi untuk pengunjung maupun alumni

pengunjung ini akan diperoleh melalui pengisian kuesioner.

2. Literature Research (penelitian kepustakaan) yaitu pengumpulan data

sekunder. Peneliti mengumpulkan semua informasi penting dari buku-

buku atau sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti pada objek penelitian.

19
3.4. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan penelitiaan dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan untuk

pengambilan data. Alat dan bahan tersebut yaitu kuesioner yang akan

dibagikan kepada pengunjung dan alumni pengunjung (Lampiran 3 dan 4),

daftar pertanyaan yang akan diajukan ketika akan dilakukan wawancara

dengan para pihak yang terkait, serta tallysheet yang akan akan diisi ketika

melakukan observasi lapang langsung ke KHDTK Hutan Diklat Pondok

Buluh (lampiran 5).

2. Menyebar kuesioner tersebut kepada pengunjung secara langsung di

KHDTK Pondok Buluh, maupun menyebarkannya melalui Google Form

(untuk alumni pengunjung yang sudah pernah mengunjungi KHDTK Hutan

Diklat Pondok Buluh).

3. Analisis dan Mengolah Data lapangan menggunakan Pedoman Analisis

Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) dan

analisis SWOT.

3.4. Variabel Yang Diamati

Kriteria yang diamati sebagai bagian dari penilaian pada kegiatan

observasi sesuai dengan Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik

Wisata Alam (ADO-ODTWA) terdiri dari : daya tarik (potensi kawasan/areal),

potensi pasar, kadar hubungan, kondisi hubungan, kondisi lingkungan,

pengelolaan dan pelayanan, iklim, akomodasi, prasarana dan saran penunjang,

ketersediaan air bersih, hubungan dengan obyek wisata lain, keamanan, daya

dukung, pengaturan pengunjung, pemasaran dan pangsa pasar. Nilai angka setiap

20
kriteria di dalam penilaian ini ditetapkan dalam angka indeks yang berkisar antara

51 sebagai nilai terendah sampai dengan nilai 200 sebagai nilai yang tertinggi.

Besar nilai masing-masing krtiteria merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap

unsur/sub unsur yang berkaitan.

Sementara itu, dari hasil wawancara informan kunci serta kuesioner

yang dibagikan ke pengunjung serta alumni pengunjung akan diperoleh informasi

mengenai kriteria serta kepuasan dan persepsi pengunjung tentang KHDTK Hutan

Diklat Pondok Buluh.

3.5. Analisis Data

Seluruh data yang sudah berhasil dihimpun (baik data primer dan

sekunder), maka seluruh data tersebut diolah secara deskriptif dengan

menggunakan Analisis SWOT (Strong, Weakness, Opportunity, dan Threat) untuk

mengetahui potensi daya tarik wisata berbasis ekowisata apa saja yang ada di

KDHTK Hutan Diklat Pondok Buluh serta rencana pengembangan ekowisata

bagaimana yang cocok untuk diterapkan di KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arifiana dkk. (2016). Analisis Potensi dan Pengembangan Daya Tarik Wisata
Pantai di Kota Semarang. IOSR Journal of Economics and Finance, 3(1),
56.
Butarbutar, Regina dan Soemarno. (2013)."Environment Effects of ecotourism in
indonesia".Journal of indonesian tourism and development studies.
Brand, S Jodi dan Ralf C Buckley.(2018)."A global systematic review of
empirical evidence of ecotourism impacts on forests in biodiversity
hotspots".Science Direct.
Devy, H. A. (2017). Pengembangan Obyek Dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai
Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosiologi
DILEMA, 32(1), 34–44. Direktorat Jendral Pemerintahan.
Fandeli, C. (2005). Pengembangan Ekowisata berbasis konservasi di taman
nasional. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan UGM.
Fandeli, C., & Mukhlison. (2000). Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata.
UGM. Yogyakarta.
Gamal, Suwantoro. (2002). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ginting, N. dan Veronica, S. (2016). Pariwisata berbasis masyarakat Pasar Buah
Berastagi. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016, pp. 35 – 42.
Hermawan, H. (2017). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Keselamatan dan Sarana
Wisata Terhadap Kepuasan serta Dampaknya terhadap Loyalitas
Wisatawan : Studi Community Based Tourism di Gunung Api Purba
Nglanggeran. Wahana.
Lee, Soojung & Bai,Billy. (2015). Influence of Popular Culture on Special
Interest Tourists’ Destination Image. Tourism Management. 52.
Mahdayani, W. (2009). Ekowisata: Panduan Dasar Pelaksanaan. Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan.
Mahdayani, Wiwik.(2009)."Ekowisata:Panduan Dasar Pelaksanaan". Uhjak
Informasi Pariwisata : Media Wisata, 15(1), 562–577.
Middleton, V.T.C., Fyall, A., Morgan, M., Ranchhold A. (2009). Marketing in
Travel.and Tourism. Slovenia: Butterworth-Heinemann
Nurpeni. (2015). Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pengembangan
Kawasan Ekowisata: Jurnal Kajian Politik dan MasalahPembangunan.
VOL. 11 No.01.
Rangkuti, F. (2016) Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
Gramedia.
Rittichainuwat, Bongkosh. (2018). Special Interest Tourism, 3rd Edition.
Suwena, I Ketut, dan I Gusti Ngr Widyatmaja. (2010). Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata. Denpasar: Udayana University Press.
Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa, Bandung.
Yoeti, Oka A. (2002). Tours and Travel Marketing. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

22
Tabel Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian Pengembangan Daya Tarik Wisata Pada KHDTK Hutan Diklat Pondok
Buluh Berbasis Ekowisata

Bulan

No Jenis Kegiatan September Oktober Nopember Desember

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Seminar Proposal V

2 Persiapan V V V V V
Penyebaran Kuesioner Kepada Para Pengunjung dan
3 V V V
Wawancara kepada Informan Kunci
4 Penyebaran Kuesioner Kepada Alumni Pengunjung V V V

5 Obervasi langsung dengan Pedoman ADO-ODTWA V V V


Pengolahan Data Hasil Wawancara, Kuesioner dan
6 V V V V V
Obervasi Langsung
7 Penulisan Laporan V V V V V V V V V V V V V V V
V
8 Seminar Hasil Penelitian

23
Lampiran 2. Kuesioner Untuk Pengujung dan Panduan Wawancara Untuk
Pengelola KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh

Panduan Wawancara

1. Tujuan pengelolaan KHDTK Hutan DIklat Pondok BUluh


2. Rencana pengelolaan KHDTK Hutan DIklat Pondok Buluh
3. Sarana prasarana yang tersedia di KHDTK Hutan DIklat Pondok Buluh
4. Media interpretasi yang tersedia di KHDTK Hutan DIklat Pondok Buluh

Kuesioner Penelitian Untuk Pengunjung

Tanggal Survey :…………………………2022


No Responden :...........
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : L/P *)
Alamat/Asal :……………………………………………………………………………………………

A. Karakteristik Responden
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan melingkari jawaban yang Bapak/Ibu/Sdra/Sdri pilih !

1. Apa pendidikan formil terakhir yang anda peroleh ?


a. SD d. PT (Dipl/S1/S2)
b. SMP e. Lainnya (sebutkan)………………….
c. SMA
2. Apa pekerjaan anda pada saat ini?
a. Wiraswasta d. Pelajar/Mahasiswa
b. Swasta e. Lainnya (sebutkan)………………….
c. PNS/TNI/POLRI
3. Berapakah pendapatan anda dalam 1 bulan?
a. Rp 0 - Rp. 1.000.000 c. Rp. 3.000.000 - Rp. 5.000.000
b. Rp. 1.000.000 - Rp. 3.000.000 d. Lebih dari Rp. 5.000.000
4. Darimanakah anda mengetahui objek wisata KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh ini ?
a. Dari media cetak ( koran, majalah, brosur, leaflet, poster )
b. Dari media elektronik ( televisi, radio, internet dan Media Sosial/Fb, Tiktok, Youtube, dll)
c. Dari informasi lisan ( keluarga, saudara, teman, sekolah, relasi )
d. Dari biro perjalanan wisata e. Lainnya sebutkan...........................
5. Apa tujuan anda datang berkunjung ke KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh ini?
a. Rekreasi/liburan d. Ritual/Budaya
b. Penelitian/Pendidikan e. Lainnya (sebutkan)………………….
c. Olahraga

24
6. Sifat kunjungan anda ke KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh ini ?
a. Sebagai tujuan utama
b. Tujuan berikutnya setelah berkunjung ke objek wisata lainnya.
c. Hanya untuk persinggahan (transit )
d. lainnya (sebutkan) ...................................
7. Sudah berapa kali berkunjung ke KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh ini?
a. Pertama kali c. 3-5 kali
b. 2 kali d. Lebih dari 5 kali
8. Bila kunjungan pertama, apakah anda berkeinginan untuk kembali mengunjungi tempat ini?
a. Ya, karena...........................
b. Tidak, karena......................
9. Bila bukan kunjungan pertama, kapan terakhir kali berkunjung ke Objek Wisata ini?
a. kurang dari 1 bulan yang lalu c. 3-6 bulan yang lalu
b. 1-3 bulan yang lalu d. Lebih dari 6 bulan yang lalu
10. Pada waktu kapan biasanya anda mengunjungi objek wisata ini ?
a. Akhir Pekan c. Hari Libur
b. Hari Kerja d.Lainnya : .........................
11.Waktu kunjungan yang sering anda lakukan ?
a. Pagi hari c. Sore hari
b. Siang hari d. Lainnya ....................
12.Bersama siapa saja biasanya anda berkunjung ke objek wisata ini?
a. Sendiri e. Keluarga......................orang
b. Teman dekat f. Kelompok wisata..................orang
c. Teman-Teman..............................orang g. Lainnya (sebutkan ) .......................
13. Sarana transportasi yang anda gunakan menuju KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh ini :
a. Jalan Kaki d. Angkutan Umum
b. Kendaraan Pribadi : ........ e. Lainnya (sebutkan)………………….
c. Bus
14. Biaya yang dikeluarkan untuk wisata ini (transport, tiket, konsumsi)?
a. Sangat murah d. Mahal
b. Murah e. Sangat mahal
c. Cukup
15. Berapa lama perjalanan yang harus anda tempuh untuk mencapai lokasi ini ?
a. < 30 menit d. 2-5 jam
b. 30 menit – < 1 jam e. Lainnya (sebutkan)………………….
c. 1- < 2 jam
16. Berapa lama waktu rata-rata anda habiskan di objek wisata ini?
a. < 1 jam d. 3 - <4 jam
b. 1 - <2 jam e. 4 - <5 jam
c. 2 - <3 jam f. Lainnya (sebutkan )...........

25
17. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai fasilitas sarana dan prasarana
yang ada di KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh saat ini?
a. Mencukupi
b. Belum mencukupi (sebutkan jika belum).............
18. Apakah saudara merasakan ada kepuasan dengan berkunjung ke objek wisata
KHDTK Hutan Diklat Pondok Buluh ini?
a. Ya, Karena...
b. Tidak, Karena.....
19. Saran dan Kritik Pengujung terhadap Pengelolaan wisata KHDTK Hutan
Diklat Pondok Buluh..............................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................

26
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Untuk Alumni Pengunjung (Google Form)

27
Lampiran 4
TABEL KRITERIA PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN
(Modifikasi Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata Alam,
Dirtjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 2003)

a. DAYA TARIK/Obyek wisata yang berbentuk darat (nilai indekls = 6)


NO UNSUR/SUB UNSUR NILAI
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
1 Keindahan alam
a. Pandangan lepas dalam obyek
b. Variasi pandangan dalam
obyek
c. Pandangan lepas menuju obyek 30 25 20 15 10
d. Keserasian warna dan
bangunan dalam obyek
e. Pandangan lingkungan obyek
2 Keunikan sumber daya alam Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Sumber air panas/dingin
b. Gua
c. Air terjun 30 25 20 15 10
d. Flora fauna
e. Adat istiadat/budaya
3 Banyaknya jenis sumber daya alam Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
yang menonjol
a. Batuan
b. Flora
c. Fauna 30 25 20 15 10
d. Air
e. Gejala alam
4 Keutuhan sumber daya alam Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Batuan
b. Flora
c. Fauna 30 25 20 15 10
d. Ekosistem
e. Kualitas/kondisi lingkungan
6 Jenis kegiatan wisata alam Lebih 7 Ada 6- Ada 4-5 Ada 2- Ada 1
a. Tracking 7 3
b. Mendaki
c. Rafting
d. Camping
e. Pendidikan
30 25 20 15 10
f. Spiritual
g. Hiking
h. Berkemah
i. Mancing
7 Kebersihan lokasi (tidak ada Tidak ada Ada 1- Ada 3-4 Ada 5- Ada 7
pengaruh) dari 2 7
a. alam 30 25 20 15 10
b. industri
c. jalan ramai motor/mobil
d. pemukiman penduduk

28
e. sampah
f. binatang (pengganggu)
g. coret-coret (vandalisme)
8 Keamanan Kawasan Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Tidak ada binatang pengganggu 30 25 20 15 10
b. Tidak ada situs berbahaya
c. Kebakaran
d. Bebas dari gangguan sosial
e. Penebangan liar

b. AKSESIBILITAS (nilai indeks = 5)


1 Kondisi dan jarak jalan darat dari Baik Cukup Sedang buruk
ibu kota propinsi
< 75 km 80 60 40 20
76 – 150 km 60 40 25 15
151 – 225 km 40 20 15 5
> 225 km 20 10 5 1
2 Waktu tempuh dari ibu kota Kota 30” – 1 1 – 1,5” 1,5” – 2 2 – 2,5” > 2,5”
Kabupaten
30 25 20 15 10
Jumlah

c. KONDISI SEKITAR KAWASAN (nilai indeks = 5)


NO UNSUR/SUB UNSUR NILAI
1 Tata ruang wilayah obyek Ada dan Ada tapi Dalam proses Tidak ada
sesuai tidak sesuai penyusunan
30 20 15 5
2 Mata pencaharian Sebagian Sebagian Petani/nelayan Pemilik
penduduk besar sebagai besar lahan/kapal
buruh pedagang /pegawai
kecil dan
pengrajin
30 25 20 15
3 Ruang gerak pengunjung > 50 41 – 50 31 – 40 < 30
(ha) 30 25 20 10
4 Pendidikan Sebagian Sebagian Sebagian Sebagian
besar lulus besar lulus besar lulus SD besar tidak
SLTA ke atas SLTP lulus SD
30 25 20 15
5 Tingkat kesuburan tanah Tidak Sedang Subur Sangat
subur/kritis subur
30 25 20 15
6 Tanggapan masyarakat Sangat Mendukung Cukup Kurang
terhadap pengembangan mendukung mendukung mendukung
obyek wisata alam
30 25 20 10
Jumlah

d. PENGELOLAAN DAN PELAYANAN (nilai indeks = 4)


NO UNSUR/SUB UNSUR NILAI

29
1 Pengelolaan Ada 4 Ada3 Ada 2 Ada 1
a. Perencanaan obyek
b. Pengorganisasian
30 25 20 10
c. Pelaksanaan/operasional
d. Pengendalian pemanfaatan
3 Pelayanan pengunjung Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Keramahan
b. Kesiapan
30 25 15 5
c. Kesanggupan
d. Kemampuan komunikasi
Jumlah

e. AKOMODASI (nilai indeks = 3)


NO UNSUR/SUB NILAI
UNSUR
Jumlah kamar > 100 75 – 100 50 – 75 30-50 s/d 30
(buah) 30 25 20 15 10
Jumlah
Catatan : akomodasi dalam radius 15 km dari obyek

f. SARANA PENUNJANG (nilai indeks = 3)


NO UNSUR/SUB UNSUR MACAM
>4 macam 3 macam 2 macam 1 macam Tidak ada
NILAI
1 Sarana
a. Rumah makan/minum
b. Sarana wisata tirta
c. MCK
d. Rest area 30 25 20 15 10
e. Kios cinderamata
f. Sarana angkutan umum
g. Tempat ibadah
Jumlah

g. TERSEDIANYA AIR BERSIH (nilai indeks = 6)


NO UNSUR/SUB UNSUR NILAI
1 Volume Banyak Cukup banyak Sedikit Sangat sedikit
30 25 20 5
2 Jarak lokasi air bersih 0-1 km 1,1 – 2 km 2,1 – 4 km > 4 km
terhadap lokasi obyek 30 25 20 15
3 Dapat tidaknya air Sangat mudah Mudah Agak sukar sukar
dialirkan ke obyek 30 25 20 15
4 Kelayakan dikonsumsi Dapat langsung Perlu Perlakuan Tidak layak
dikonsumsi perlakuan dengan bahan
sederhana kimia
30 25 15 5
5 Ketersediaan Sepanjang tahun 6-9 bulan 3-6 bulan < 3 bulan
30 25 20 10
Jumlah

30
31

Anda mungkin juga menyukai