NAMA : AMIRUDDIN
NIM : 023211931
UPBJJ : 83 / KENDARI
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Wisata
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab 1 Pasal
1 dinyatakan bahwa wisata adalah :“Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara”.
Jadi, pengertian wisata megandung empat unsur, yaitu kegiatan perjalanan; dilakukan
secara sukarela; bersifat sementara; perjalanan itu seleruhnya atau sebagian bertujuan untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu:
a. Wisata Alam, yang terdiri dari:
1. Wisata pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh
sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga air
lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum.
2. Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan
kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.
3. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan
kegemaran akan keindahan alam, Kesegaran hawa di pegunungan, keajaiban hidup
binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di
tempat-tempat lain.
4. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negri-negri yang memang memiliki
daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan
oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
5. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan ke proyek-
proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan di mana wisata rombongan
dapat mengadakan kunjungan peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati
segarnya tanaman di sekitarnya.
b. Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari:
1. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk golongan
budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa, bangunan-bangunan
keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya seperti bekas pertempuran (battle
fields) yang merupakan daya tarik wisata utama di banyak negara.
2. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang berhubungan dengan
aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu. Museum dapat
dikembangkan berdasarkan pada temanya, anatara lain museum arkeologi, sejarah,
entologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan dan teknologi, industri,
ataupun dengan tema khusus lainnya.
B. Manfaat Pariwisata
Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata, maka bagi seorang wisatawan
perjalanan tersebut akan mempunyai beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:
1. Perjalanan wisata merupakan wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan mental.
2. Perjalanan wisata merupakan kompensasi terhadap berbagai hal yang melelahkan,
sekaligus juga sebagai wahana integrasi sosial bagi mereka yang di rumahnya merasa
teralienasi.
3. Perjalanan wisata merupakan pelarian dari situasi keseharian yang penuh ketegangan,
rutinitas yang menjemukan, atau kejenuhan-kejenuhan karena beban kerja.
4. Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang untuk dapat mengeluarkan
perasaannya, melalui komunikasi dengan orang lain termasuk dengan masyarakat
lokal.
5. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mengembangkan wawasan.
6. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mendapatkan kebebasan.
7. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk realisasi diri.
8. Perjalanan wisata memang merupakan sesuatu yang menyenagkan, membuat hidup
lebih bahagia.
C. Pengertian dan Fungsi Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan bakau merupakan hutan yang berada di lingkungan
perairan payau. Hutan ini merupakan hutan yang sangat dipengaruhi okeh keberadaan
pasang surut air laut. Ekosistem hutan ini juga khas. Ke khasan ekosistem hutan
mangrove ini salah satunya karena adanya pelumpuran di wilayah hutan tersebut. Karena
jenis tanah yang dimiliki oleh hutan ini cenderung berlumpur, maka bisa dibayangkan
hanya sedikit jenis tumbuhan yang bisa hidup di daerah ini.
Adapun manfaat dari hutan mangrove ini adalah sebagai berikut:
1. Fungsi ekonomi. Dilihat dari segi ekonomisnya, hutan mangrove ini memiliki fungsi
sebagai berikut:
- Menghasilkan beberapa jenis kayu yang kualitasnya diakui baik
- Menghasilkan hasil- hasil non kayu. Hasil non kayu yang dihasilkan hutan ini
dikenal sebagi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Hasil hutan bukan kayu ini
biasanya serupa arang kayu, tanin, bahan pewarna, kosmetik, hewan, serta bahan
pangan dan juga minuman.
2. Fungsi ekologis. Dilihat dari segi ekologisnya, hutan mangrove ini memiliki fungsi
sebagai berikut:
- Hutan mangrove memiliki fungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi ombak-
ombak laut yang bisa mengikis pinggir- pinggir pantai
- Menjadi habitat berbagai jenis hewan. Hewan- hewan yang hidup di sekitar pantai
antara lain biawak air, kepiting bakau, udang lumpur, siput bakau, dan berbagai
jenis ikan belodok
- Menjadi tempat hidup atau habitat bagi banyak tumbuhan atau flora
Dalam pembangunan proyek, perlu didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia
(SDM). Sangat diperlukan tenaga ahli dalam setiap tahapan kegiatan.
Pada Pembangunan Jembatan Wisata Hutan Mangrove di Desa Lapandewa, Makmur
Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan dapat diuraikan ketersediaan SDM nya
sebagai berikut:
a. Pada tahap perencanaan kegiatan, desain dan penyusunan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dilaksanakan oleh Tenaga Teknis Desa yang berkompeten dan telah melalui
seleksi yang ketat.
b. Pada pelaksanaan kegiatan, dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan yang
dianggap mampu dan cakap untuk mengelola kegiatan. Disamping itu tersedia tenaga
kerja local berupa tukang batu dan konstruksi yang sudah berpengalaman.
c. Pada tahap pengawasan, tersedia Tim Pengawas Kegiatan dari tingkat kecamatan dan
kabupaten yang telah mendapat surat keputusan dan surat tugas dari Kepala Daerah.
5. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek ini sangat berhubungan dengan nilai produk dari suatu proyek yang ditawarkan
kepada masyarakat. Pembangunan Jembatan Wisata Hutan Mangrove di Desa Lapandewa,
Makmur Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan jika dilihat dari segi pasar dan
pemasaran dapat dikatakan laku dijual. Hal ini karena sesuai kondisi saat ini banyak
masyarakat yang membutuhkan tempat rekreasi dan hiburan. Dan wisata hutan mangrove ini
merupakan wisata baru yang ada wilayah Kabupaten Buton Selatan. Lokasinya yang mudah
dijangkan melalui darat dan laut serta berada di dekat pemukiman penduduk.
6. Aspek Teknis dan Teknologi
Dasi segi aspek teknis dan teknologi, Pembangunan Jembatan Wisata Hutan
Mangrove di Desa Lapandewa, Makmur Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan,
sejak awal perencanaan sudah tersedia tenaga teknis yang menyusun perencanaan dan
membuat Rencana Anggaran Kegiatan (RAB). Pada kegiatan pelaksanaan tidak
membutuhkan teknologi modern karena pelaksanaan pekerjaan bersifat manual dan
membutuhkan tenaga kerja manusia. Dukungan teknologi pada kegiatan administrasi dan
pelaporan cukup memadai karena tersedia teknoligi informasi dan komunikasi baik secara
online maupun offline.
7. Aspek Ekonomi Sosial dan Budaya
Apabila dilihat dari sisi ekonomi, keberadaan tempat wisata ini justru akan
meningkatkan perekonomian masyarakat, karena dengan kedatangan wisatawan baik
wisatawan lokal maupun mancanegara akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah berupa
pembayaran biaya masuk. Disamping itu masyarakat sekitar dapat memasarkan produk
daerahnya untuk menambah penghasilan keluarga.
Dari segi sosial, wisata ini akan ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai
daerah, sehingga akan terjalin hubungan sosial dengan masyarakat lain dan memungkinkan
adanya kerja sama di bidang bisnis-bisnis komersial.
Ditinjau dari segi budaya, wisata ini tidak bertentangan dengan budaya setempat,
karena sejak lama masyarakat sekitar adalah masyarakat pantai dengan kehidupan sebagai
nelayan. Budaya daerah dapat pula diperkenalkan di tempat wisata ini.
8. Aspek Lingkungan Hidup
Dengan adanya Pembangunan Jembatan Wisata Hutan Mangrove di Desa Lapandewa,
Makmur Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan, akan lebih terjaga kelestarian
lingkungan tertama hutan mangrove. Kawasan pantai yang selama ini banyak dijadikan
sebagai tempat pembuangan sampah akan terjaga kelestariannya karena adanya lembaga
khusus yang mengelola tempat wisata. Kehidupan biota laut yang selama ini menjadi sumber
kehidupan masyarakat akan juga tetap terpelihara karena dibentuk organisasi masyarakat
pedulu terumbu karang dan organisasi inilah yang menjadi pengawas terhadap pemeliharaan
dan pengelolaan hasil laut.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sektor pariwisata saat ini merupakan
sektor andalan yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat. Dalam
pengelolaan proyek termasuk proyek di sektor pariwisata harus selalu dilakukan analisis
kelayakan. Analisis ini dimaksudkan agar proyek yang dikerjakan tidak menimbulkan
kegagalan. Selain itu proyek yang tidak dianalisis dengan dengan tepat akan berdampak
buruk pada kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah melakukan analisis secara detail terhadap proyek Pembangunan Jembatan
Wisata Hutan Mangrove di Desa lapandewa makmur Kecamatan lapandewa Kabupaten
Buton Selatan, maka dikatakan bahwa proyek tersebut layak untuk dibangun atau dilanjutkan
pekerjaannya.
Melihat hasil analisis seperti yang diuraikan tersebut, dan pentingnya pelestarian
lingkungan, maka melalui tulisan ini penulis memberikan sumbangan saran, bahwa analisis
kelayakan proyek adalah merupakan langkah yang paling tepat sebelum memulai
pelaksanaan kegiatan proyek. Hal ini dimaksudkan agar proyek yang dikerjakan tidak
menimbulkan kegagalan dan berdampak negatif. Selain itu hal yang paling penting adalah
terciptanya lingkungan hidup dan lingkungan sosial yang kondusif adalah dambaan setiap
masyarakat. Oleh karena itu sangat diharapkan agar pelaksanaan proyek memperhatikan hal
tersebut. Pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu dalam setiap langkah
pembangunan demi kepentingan dan keselamatan bersama. Suksesnya sebuah proyek harus
didukung oleh suksesnya pemerintahan dan tentramnya kehidupan masyarakat sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Husein Umar. Studi Kelayakan Bisnis. (PT Gramedia Pustaka: Jakarta, 2005) h. 245-256.
Raharjo. 2007. Analisis Proyek Pembangunan. Semarang: Aneka Ilmu.
Sarasanti, Anggun. (2012). Pengertian Pariwisata , [Online].
Sutojo, S. 1996. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
_________ 2020. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/hutan-mangrove