Anda di halaman 1dari 31

BAB 2

TINJAUAN

2.1 Data Eksisting

Kawasan Tanjung Lapin Rupat Utara merupakan kawasan wisata yang


sedang dalam masa pembangunan oleh pemerintah Kab. Bengkalis. Kawasan
Tanjung Lapin memiki luas 90.000 m² dengan termasuk kawasan Hutan
Mangrove dan pantainya.

Rupat Utara merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam wilayah
administrasi Kabupaten Bengkalis. Kecamatan Rupat Utara terdiri dari 8
(delapan) desa dengan ibukota kecamatan berada di Tanjung Medang.
Berdasarkan data dari BPN Kabupaten Bengkalis, luas wilayah Kecamatan
Rupat Utara adalah 628,50 Km² dengan desa terluas adalah Desa Titi Akar
seluas 300,00 Km² atau sebesar 47,73 persen dari luas Kecamatan Rupat Utara
keseluruhnya. Jumlah penduduk Kecamatan Rupat Utara sebanyak 13.342 jiwa
yang terdiri dari 6.589 jiwa adalah laki-laki dan 6.753 jiwa adalah perempuan.
Kepadatan penduduk Kecamatan Rupat Utara secara total adalah sebanyak 21,23
jiwa per Km2 dengan desa terpadat adalah Desa Teluk Rhu yaitu 30,36 jiwa per
Km².

Rupat Utara memiliki potensi wisata bahari yang sangat luar biasa. Potensi
yang ada mulai dari pantai dengan pasir yang putih, pemandangan yang indah,
juga memiliki hutan mangrove yang masih lestari. Ada beberapa nama pantai di
desa ini, antara lain: Pantai Tanjung Lapin yang dikenal dengan nama Pantai
Lapin, kemudian ada Pantai Benut (Pantai Kuda), Pantai Cemara, dan Pantai
Tanjung Punak. Selain itu, wisata budaya juga masih tetap dilestarikan di Desa
ini, seperti Ritual Mandi Shafar yang dilakukan setiap hari rabu terakhir dibulan
shafar, Mandi Belimau Petang Megang yang masih tetap dilaksanakan setiap
tahunnya sehari menjelang masuknya bulan Ramadhan, dan berbagai festival
pantai lain nya. Pemerintah Rupat Utara sekarang ini juga tengah gencar –
gencarnya membangun pariwisata di Daerah tersebut sehingga konservasi alam

9
dan Pelestarian hutan Mangrove juga sangat penting untuk dilakukan untuk
menunjang daerah pariwisata yang ada di Rupat Utara.

Di Rupat Utara saat ini pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut atau
abrasi mengancam pantai Rupat utara yang sudah berlangsung beberapa tahun ini,
kalau dibiarkan dikhawatirkan merusak beberapa tanaman dan rumah disekitar
pantai, laju abrasi di Rupat Utara sudah parah selain itu penebangan liar hutan
Mangrove juga sangat berdampak buruk di Rupat Utara, apalagi  saat ini  kondisi
air laut pasang yang mulai tinggi sehingga bisa berakibat kurangnya keresapan air
oleh akar perpohonan bakau.

Dengan adanya taman wisata hutan mangrove di Rupat Utara ini diharapkan
daerah wisata tersebut dapat terjaga dengan baik dapat terhihindar dari
penebangan liar dan abrasi pada pantai Rupat Utara ini. Selain itu juga akan
menarik minat para wisatawan untuk mengunjungi tempatan ini dan masyarakat
Rupat Utara akan memiliki banyak peluang usaha untuk meningkatkan taraf hidup
mereka disana selain itu dengan adanya taman wisata hutan mangrove ini juga
akan memaksimalkan tempat-tempat wisata yang ada di rupat utara karna
kawasan hutan mangrove disana agar bisa dinikmati keindahan nya oleh para
pengunjung selama ini kawasan tersebut hanya dipakai masyarakat untuk mencari
nafkah dengan hasil alamnya yang berupa siput,lokan dan kerang.

Loka
si

Gambar 1 : Kondisi Exsiting Tapak


Sumber : google.com/maps

10
Tinjauan teoritis merupakan penjelasan tentang pandangan atau pendapat yang
didasari dari hasil mempelajari atau menyelidiki, didukung oleh data-data literatur
dengan tujuan menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pengetahuan, logika, dan
metodologi.

2.2 Tinjauan Terhadap Taman Wisata

2.2.1 Defenisi Taman Wisata

Pengertian taman wisata adalah suatu kawasan pelestarian


alam yang digunakan sebagai sebagai objek pariwisata dan
rekreasi alam yang memanfaatkan berbagai potensi sumber daya
alam dan ekosistemnya, baik itu dalam bentuk alami ataupun
perpaduan hasil buatan manusia. (Arief : 2001)

Menurut Undang – undang No.5 tahun 1990 tentang


konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, taman
wisata alam adalah pelestarian alam yang dimanfaatkan sebagai
pariwisata dan rekreasi alam. Pasal 31 dari Undang – undang No.5
tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam taman wisata alam dapat
dilakukan dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam.

Kesimpulan dari uraian diatas adalah taman wisata alam


merupakan sebidang lahan atau tempat yang masih alami yang
ssengaja ataupun terencana dibuat yang memiliki nilai, fungssi,
manfaat, dan fasilitas pendukung dengan memanfaatkan sumber
daya alam dan potensi alam setempat dengan menjaga kelestarian
nya sehingga pengunjung memperoleh kesegaran jasmani dan
rohani, pengalaman dang pengetahuan, serta inspirasi dan rasa cinta
terhadap alam.

11
2.2.2 Kriteria dan Fungsi Taman Wisata

Suatu tempat untuk menjadi Taman Wisata harus


memenuhi bebrapa kriteria. Adapun kriteria suatu tempat ditunjuk
dan ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam sebagai
berikut :

1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau


ekosistem gejala alam serta formasi geologi yang menarik.

2. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian


fungsi, potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi
pariwisata dan rekreasi alam.

3. kondisi lingkungan disekitarnya mendukung upaya


pengembangan wisata alam.

Taman wisata alam ada karena memliki manfaat dan fungsi


bagi manusia. Fungsi taman wisata antara lain meliputi :

1. Pariwisata alam dan rekreasi yang berkaitan dengan


pemanfaatan potensi alam sebagai sarana rekreasi.
Pemanfaatan ini antara lain: tempat beristirahat untuk melepas
penat setelah bekerja, tempat pemancingan, renang, wissata
kuliner, permainan outbound, dan lain sebagainya.

2. Penelitian dan pengembangan (kegiatann pendidikan dapat


karya wisata, widya swasta, dan pemanfaatan hasil – hasil
penelitian serta peragaan dokumentasi tentang potensi kawasan
wisata alam tersebut).

3. Pendidikan. Upaya pemanfaatan taman wisata sebagai sarana


pendidikan tidak hanya dengan adanya kebun botani, taman
baca, dan praktek langsung, akan tetapi juga melalui
permainan yang bersifat mendidik.

12
4. Kegiatan penunjang budaya. Kegiatan penunjang budaya
setempat sehingga juga sebagai upaya melestarikan budaya
setempat dengan adanya open stage.

Sedangkan kegiatan atau tindakan dalam wisata alam yang


harus dihindari karena dapat merusak ekosistem yang ada didalam
taman wisata alam antara lain :

1. Berburu, menebang pohon, mangangkut kayu dan satwa atau


bagian – bagiannya didalam dan ke luar kawasan, serta
memusnahkann sumber daya ala di dalam kawasan.

2. Melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan pencemaran


kawasan.

3. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana


pengelolaan dan atau rencana pengusahaan yang telah
mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

2.3 Tinjauan Terhadap Hutan Mangrove

Bakau/mangrove merupakan istilah yang sering dipakai untuk


tumbuhan mangrove secara keseluruhan, namun nama ilmiahnya adalah
Rhizophora. hutan bakau adalah hutan yang tumbuh pada kawasan pasang
surut air laut. Pengertian dan definisi hutan bakau diartikan untuk semua
jenis tumbuhan mangrove.

Dalam hutan mangrove tumbuh beberapa jenis selain Rhizophora,


misalnya Sonneratia , Bruguier, Avicennia dan Ceriops. Biasanya di
dalam hutan mangrove terdapat zonasi pertumbuhan, masing-masing jenis
dengan daerah pertumbuhannya sendiri sesuai dengan habitatnya.
Pembagian zonasi pertumbuhan sering dibagi berdasarkan daerah
penggenangan dan jenis tumbuhan yang tumbuh pada daerah tersebut.

13
Misalnya menurut daerah yang tergenang diklasifikasikan dalam 3 zonasi
yaitu : Zona proksimal, Zona midle dan Zona Distal.

1. Zona Proksimal adalah zona yang dekat dengan laut atau zona terdepan.
Pada daerah ini biasanya ditemukan jenis-jenis Rhizophora apiculata,
Rhizophora mucronata, dan Sonneratia alba.

2. Zona Midle adalah zona yang terletak di antara laut dan darat atau zona
pertengahan. Biasanya ditemukan jenis-jenis : Sonneratia caseolaris,
Rhizophora alba, Bruguiera gymnorrhiza, Avecennia marina,
Avecennia officinalis dan Ceriops tagal.

3. Zona distal adalah zona yang terjauh dari laut atau terbelakang. Pada
daerah ini biasa ditemukan jenis-jenis Heriteria littoralis,Pongamia sp,
Xylocarpus sp, Pandanus sp, dan Hibiscus tiliaceus.

2.3.1 Jenis-Jenis Hutan Mangrove

1. Rhizophoraceae

Jenis hutan mangrove pertama yang dapat kita temukan, khususnya


di Indonesia adalah Rhizophoraceae atau yang sering disebut
dengan pohon Bakau. Pohon bakau biasa kita temukan di pesisir
pantai. Pohon bakau terdiri atas beberapa keluarfa. Adapun
beberapa keluarga dari pohon bakau antara lain adalah:

 Bakau / Stilted Mangrove (Rhizhophorz)


 Tancang / Orange Mangrove (Bruguiera)
 Tangere / Yellow Mangrove (Ceriops)

2. Sonneratiaceae (Perepat atau Gogem)

Jenis hutan mangrove kedua yang bisa kita temui adalah jenis
Sonneratiaceae. Jenis Sonneratiaceae ini hanya ada satu macam
yaitu Sonneratia atau yang biasa disebut dengan Mangrove Apple.

14
Pohon ini dapat hidup di atera yang terrendam air hanya 10 hingga
19 kali saja dalam satu bulan. Sehingga dapat kita katakan bahwa
habitat dari pohon ini bukanlah di area yang selalu basar atau
terendam air. Terkadang kita akan menjumpai akar tanaman-
tanaman ini selalu mencuat ke atas (di atas permukaan tanah)
ketika wilayah habitatnya tidak terendam oleh air.

3. Avicenniaceae (Pohon api- api)

Jenis mangrove yang sel;anjutnya adalah Avicenniaceae atau yang


dikenal dengan sebutan pohon api- api. Pohon api- api merupakan
salah satu jenis pohon Mangrove. Pohon api- api ini memiliki
kesamaan akrakteristik dengan pohon di atas yaitu Mangrove
Applae. Pohon api- api memiliki satu jenis saja yaitu Avicennia
yang terdiri atas white atau grey mangrove. Pohon Mangrove Api-
api ini juga memiliki habitat yang sama dengan Pohon Mangrove
Apple, yaitu di area yang terendam air sebanyak 10 hingga 19 kali
per bulan. Jenis pohon api- api ini paling banyak tumbuh dan kita
temukan di daerah yang paling dekat dengan laut, media tumbuh
pohon ini adalah tanh yang agar bepasir.

4. Famili Meliaceae (Nyirih)

Jenis hutan mangrove yang keempat adalah hutan mangrove yang


ditumbuhi oleh Famili Meliaceae atau tanaman Nyirih. Tanaman
ini merupakan salah satu jeis mangrove yang terbagi atas dua jenis
lagi yaitu Xylocarpus dan Hibiscus spp. Jenis Xylocarpus ini
berasal dari Keluarga Nypa spp dan dapat kita jumpai di daerah-
daerah tertntu, yaitu di daerah yang masih dipengarui oleh pasang-
surut air laut. Sementara Hibiscus spp merupakan jenis mangrove
yang paling sering dan paling banyak kita jumpai di area- area yang

15
terendan air sevara musiman, karena tanaman ini mendominasi area
tersebut.

2.3.2 Karakteristik hutan mangrove

Secara umum hutan mangrove memiliki karakteristik sebagai berikut


:
1. Tidak dipengaruhi oleh iklim, tetapi dipengaruhi oleh pasang surut
air laut (tergenang air laut pada saat pasang dan bebas genangan
air laut pada saat surut).
2. Tumbuh membentuk jalur sepanjang garis pantai atau sungai
dengan substrat anaerob berupa lempung (firm clay soil), gambut
(peat), berpasir (sandy soil) dan tanah koral.
3. Struktur tajuk tegakan hanya memiliki satu lapisan tajuk
(berstratum tunggal). Komposisi jenis dapat homogen (hanya satu
jenis) atau heterogen (lebih dari satu jenis). Jenis-jenis kayu yang
terdapat pada areal yang masih berhutan dapat berbeda antara satu
tempat dengan lainnya, tergantung pada kondisi tanahnya,
intensitas genangan pasang surut air laut dan tingkat salinitas.
4. Penyebaran jenis membentuk zonasi. Zona paling luar berhadapan
langsung dengan laut pada umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis
Avicennia sp. dan Sonneratia sp. (tumbuh pada lumpur yang
dalam, kaya bahan organik). Zona pertengahan antara laut dan
daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora
sp. Sedangkan zona terluar dekat dengan daratan pada umumnya
didominasi oleh jenis-jenis Brugiera sp.

16
2.3.3 Manfaat hutan mangrove

Fungsi mangrove secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Fungsi Fisik
- Menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi agar
tetap stabil
- Mempercepat perluasan lahan
- Mengendalikan intrusi air laut
- Melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan
gelombang dan angin kencang
- Menguraikan/mengolah limbah organik
2. Fungsi Biologis/Ekologis
- Tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah
(spawning ground) dan tempat berkembang biak (nursery
ground) berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut
lainnya
- Tempat bersarang berbagai satwa liar, terutama burung
- Sumber plasma nutfah
3. Fungsi Ekonomis
- Hasil hutan berupa kayu
- Hasil hutan bukan kayu, seperti madu, bahan obat-obatan,
minuman, makanan, tanin
- Lahan untuk kegiatan produksi pangan dan tujuan lain
(pemukiman, pertambangan, industri, infrastruktur,
transportasi, rekreasi)

17
Gambar 2 : Rumah Alam Bakau Rawa Mekar Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.3.4 Peraturan Undang – Undang Pengelolaan Kawasan Mangrove

Adapun undang-undang Peraturan Presiden nomor 73 tahun


2012 tentang Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
peraturan dan perundangan - undangan terkait pengelolaan
kawasang mangrove :

1. Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi


Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan


United Nations Convention On Biological Diversity (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman
Hayati);

3. Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-


Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

4. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan


Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil sebagaimana telah
dirubah dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 2014;

18
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang


Perlindungan Hutan

7. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang


Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan;

8. Peraturan presiden nomor 73 tahun 2012 tentang Strategi


Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove.

2.3.5 Peraturan Mentri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia


Nomor 21/Permen-KP/2018 Tentang Tata Cara
Penghitungan Batas Sempadan Pantai

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Batas Sempadan Pantai adalah ruang Sempadan Pantai


yang ditetapkan berdasarkan metode tertentu.
2. Sempadan Pantai adalah daratan sepanjang tepian pantai,
yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai, minimal 100 m (seratus meter) dari
titik pasang tertinggi ke arah darat.
3. Parameter adalah unsur-unsur yang digunakan untuk
menggambarkan suatu konsep.
4. Indeks adalah angka/nilai yang mencerminkan suatu
keadaan fenomena suatu unsur tertentu.
5. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara
Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh
perubahan di darat dan laut.
6. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau
sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi)

19
beserta kesatuan Ekosistemnya.
7. Pantai adalah daerah antara muka air surut terendah
dengan muka air pasang tertinggi.
8. Setiap Orang adalah orang perseorangan dan/atau badan
hukum.
9. Hidro-oseanografi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari proses-proses fisis, dinamis, dan kimiawi
yang terjadi di perairan laut.
10. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuhtumbuhan,
hewan, organisme dan nonorganisme lain
serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas.
11. Topografi adalah bentuk atau keadaan permukaan bumi
pada suatu kawasan atau daerah, yang dicermikan oleh
kondisi morfologi atau relief tertentu.
12. Biofisik adalah kondisi fisik lingkungan yang berkaitan
dengan makhluk hidup.
13. Badai adalah angin yang cukup tinggi yang datang
musiman dan mempunyai daya rusak cukup tinggi.
14. Banjir dari Laut adalah banjir yang disebabkan oleh
genangan air laut.
15. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang
ditimbulkan akibat bencana pada suatu kawasan dan
kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
16. Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas
atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan
ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
17. Ancaman adalah suatu kejadian atau peristiwa yang

20
mempunyai potensi untuk menimbulkan kerusakan atau
kehilangan jiwa manusia atau kerusakan lingkungan.
18. Indeks Ancaman adalah indeks yang menunjukkan
tingkat ancaman bencana yang diklasifikasikan atas
tinggi, sedang, dan rendah.
19. Indeks Kerentanan adalah indeks yang menunjukkan
tingkat kerentanan terhadap bencana yang
diklasifikasikan atas tinggi, sedang, dan rendah.
20. Erosi adalah proses perpindahan sedimen atau material
pantai akibat gelombang (abrasi), angin, badai, dan arus
yang dapat menyebabkan perubahan garis pantai.
21. Pendekatan Praktis adalah pendekatan yang yang
dilakukan berdasarkan pengalaman empiris dan historis.
22. Pendekatan Analitik adalah metode penyelesaian model
matematik dengan rumus-rumus aljabar yang sudah
baku atau lazim.
23. Pendekatan Numerik adalah teknik yang digunakan
untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga
dapat dipecahkan dengan operasi hitungan atau
aritmatika biasa.
24. Masyarakat adalah masyarakat yang terdiri atas
Masyarakat Hukum Adat, Masyarakat Lokal, dan
Masyarakat Tradisional yang bermukim di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil.
25. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
26. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan.

21
2.4 Tinjauan Terhadap Arsitektur Tropis

2.4.1 Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang


bangunan serta membuat konstruksi bangunan, serta metode dan
gaya merancang suatu konstruksi bangunan. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2002)
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup
merancang keseluruhan lingkungan. (wikipediaindonesia.com)

2.4.2 Pengertian Tropis


Pada Zaman yunani kuno, kata ”Tropikos” berarti garis
balik, kini pengertian ini berlaku untuk daerah antara kedua garis
balik ini yang meliputi sekitar 40% dari seluruh permukaan
bumi. Garis balik ini adalah garis lintang 23° 27’ utara dan
selatan Sekarang ”tropis” didefinikan sebgai daerah yang terletak
diantara garis isoterm 20°C di sebelah bumi utara dan selatan.

Pengertian lain dari Tropis adalah daerah di permukaan


Bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang
dibatasi oleh dua "lintang" tropis: Tropik Cancer di Utara dan
Tropik Capricorn di Selatan. Area ini terletak di antara 23.5° LU
dan 23.5° LS, dan termasuk seluruh bagian dari Bumi di mana
matahari mencapai sebuah titik di atas kepala paling tidak sekali
selama sepanjang tahun (di atas Tropik Cancer dan di bawah
Tropik Capricorn matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90
atau tepat di atas kepala). Kata tropik berasal dari bahasa Yunani
troops yang berarti "berputar", karena posisi matahari yang
berubah antara dua tropik dalam periode yang kita sebut tahun.

22
Batasan pengertian iklim tropis lembab :
1. Tropis dari segi geografis dapat didefinisikan sebagai daerah
sepanjang khatulistiwa, yang dibatasi garis 23.5° LU dan 23.5°
LS.
2. Selain tropis dipandang dari faktor suhu didefinisikan sebagai
daerah sepanjang khatulistiwa yang mempunyai suhu minimum
20° C. Garis yang menunjukkan batas daerah tersebut tidak
berupa garis lurus yang berimpit dengan garis 23.5° LU/LS,
Akan tetapi berupa garis yang tidak beraturan disebabkan suhu
mempunyai pertalian denga kondisi laut dan daratan.
3. Iklim tropis Lembab terletak di daerah-daerah sepanjang atau
dekat denagn khatulistiwa (Indonesia, Malaysia, india). Bebrapa
ciri tropis lembab adalah : suhu rata rata 32,2° C, langit
umumnya cerah tetapi menyilaukan. Rumah- rumah di daerah
tropis lembab mempunyai bukaan-bukaan yang cukup banyak
untuk mensirkulasikan udara lembab di dalam ruangan keluar,
teras yang luas serta plafond yang tinggi menjadi ciri khas.

Elemen-elemen iklim Tropis lembab :

1. Matahari, radiasi sinar matahari adalah elemen penting yang


mempengaruhi keadaan iklim dan cuaca
2. Angin, adalah udara yang bergerak. Gerakan tersebut
disebabkan karena bagian yang didorong dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah.
3. Hujan, hujan timbul apabila awan mengandung titik-titik uap
yang turun suhunya sampai menjadi lebih rendah daripada titik
jenuh, dan mencair menjadi air. Hujan banyak terjadi didaerah
tropis lembab akibat udara yang mengandung uap panas yang
merambat keatas.

23
4. Kelembaban, kelembaban udara yang ada di atmosfir
menunjukkan uap air yang terkandung didalamnya yng
diperoleh dari penguapan permukaan air yang terbuka (lautan),
tanah lembab dan pepohonan.

2.4.3 Pengertian Arsitektur Tropis

Arsitektur tropis adalah gaya Arsitektur yang memberikan


solusi dan adaptasi desain bangunan terhadap pengaruh iklim
tropis. Karena itu arsitektur Tropis banyak berkembang di negara
yang letaknya dekat dengan garis khatulistiwa termasuk Indonesia.
Arsitektur tropis merupakan representasi konsep bentuk
yang dikembangkan berdasarkan respon terhadap iklim yang
dialami oleh Negara Indonesia yaitu tropis lembab. Konsep
arsitektur tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap
iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan
khusus dalam desainnya.

1. Ciri-ciri Arsitektur Tropis 

Adapun adaptasi arsitektur tropis menghadapi iklim yang


menjadi ciri-ciri Arsitektur tropis adalah sebagai berikut :
1. Adanya overstek pada bangunan untuk mencegah tampias dan
silau.
2. Teras yang beratap mencegah radiasi langsung
3. Jendela yang tidak terlalu lebar, dilindungi oleh gorden
4.  Ventilasi udara untuk penghawaan alami
5.  Atap Miring >30 derajat (pelana atau limasan) untuk
mencegah panas radiasi matahari
6. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan
barat

24
7. Orientasi bukaan jendela ke arah utara/selatan
8.  Melindungi permukaan bangunan dengan lapisan material
wheather shield
9.  Bangunan umumnya berwarna terang untuk mencegah
penyerapan panas
10. Material untuk eksterior lebih baik menggunakan material
low
11. Lebih baik material lokal daripada material impor
12. Vegetasi pada bangunan digunakan sebagai unsur peneduh di
siang hari

2. Kriteria Perancangan untuk Arsitektur Tropis


Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat
khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan,
mengingat ada beberapa factor- faktor spesifik yang hanya
dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-
teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra
bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk
akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain
yang berbeda kondisi iklimnya.
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh
dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah,
yaitu :
1. Kenyamanan Thermal Usaha untuk mendapatkan
kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi
perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan
membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi
panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari
permukaan dalam yang panas. Perolehan panas dapat
dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang
mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran

25
panas yang menembus bahan tersebut akan
terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas
adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai
tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari
dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian
atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan
panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan
beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan
pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan
panas. Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk
antara lain yaitu : a. Memperkecil luas permukaan yang
menghadap ke timur dan barat. b. Melindungi dinding
dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga
dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari
permukaan, terutama untuk permukaan atap. Warna terang
mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil
sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas
yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan
naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara
luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang
besar antara kedua permukaan bahan, yang akan
menyebabkan aliran panas yang besar.
2. Aliran Udara Melalui Bangunan Kegunaan dari aliran
udara atau ventilasi adalah : a. Untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk
pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan,
mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta
menghilangkan bau. 53 b. Untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu
mendinginkan bagian dalam bangunan. Aliran udara
terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat

26
perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar
ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi.
Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki.
Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk
memenuhi kenyamanan thermal.
3. Radiasi Panas Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar
matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan
dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk
mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun
Shading Device). Pancaran panas dari suatu permukaan
akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi
penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40C. hal ini
sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-
langit atau permukaan bawah dari atap.

27
2.5 Study Banding

2.5.1 Rumah Alam Bakau Rawa Mekar Jaya Kab. Siak

Gambar 2.1 : Rumah Alam Bakau Rawa Mekar Jaya


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Hutan Mangrove Rawa Mekar Jaya ini berada di Kampung


Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak,
dengan luas sekitar 50 Hektar. Untuk menuju kawasan Hutan
Mangrove ini dapat ditempuh melalui jalur darat, yakni kurang
lebih sekitar 3 jam dari Pekanbaru. Kawasan ini mulai didirikan
pada awal tahun 2015 oleh Kelompok Pecinta Alam Kampung
Mekar Jaya.

Gambar 2.2 : Road Map

28
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Adapun fasilitas-fasilitas yang ada di tempat ini ialah :

1. Teater Serbaguna

Gambar 2.3 : Teater Serbaguna


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Teater Serbaguna diperuntukan untuk acara – acara teater,


pertemuan, seminar dan pelatihan-pelatihan lainnya

2. Mushola

Gambar 2.4 : Mushola


Sumber : Dokumentasi Pribadi

29
Mushola pada tempat ini berada di sebelah teater serbaguna
digunakan untuk umat Islam yang hendak menunaikan ibadah
Sholat dan kegiatan agama lainnya.

3. Rumah Pohon Besar

Gambar 2.5 : Rumah Pohon Besar


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tempat ini memiliki 3 (tiga) buah rumah pohon besar yang


bisa digunakan untuk pengunjung/wisatawan yang ingin
beristirahat atau bersantai di atas pohon sambil menikmati
pemandangan hutan mangrove di sini.

4. Panggung Seni

Gambar 2.6 : Panggung Seni


Sumber : Dokumentasi Pribadi

30
Tempat ini juga menyediakan Panggung Seni untuk
mewadahi aktifitas-akttifitas seni yang ingin dilaksanakan ditempat
ini seperti pertunjukan musik, drama, tarian dan seni-seni lainnya,
panggung seni ini juga dilengkapi dengan mini pentas dan bangku
memanjang untuk penonton.

5. Tempat Parkir

Gambar 2.7 : Tempat Parkir


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tempat parkir untuk kendaraan para pengunjung yang ingin


menikmati tempat ini.

31
6. Toilet

Gambar 2.8 : Toilet


Sumber : Dokumentasi Pribadi

7. Rumah pohon Sedang

Gambar 2.9 : Rumah Pohon Sedamg


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tempat ini memiliki 2 buah rumah pohon sedang yang bisa


digunakan untuk pengunjung/wisatawan yang ingin beristirahat
atau bersantai di atas pohon sambil menikmati pemandangan hutan
mangrove di sini.

32
8. Gazebo

Gambar 2.10 : Gazebo


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gazebo digunakan untuk pengunjung yang ingin bersantai


bersama teman-temannya atau keluarganya karna gazebo disini
dibuat dengan ukuran yang cukup luas.

Selain fasilitas-fasilitas diatas Rumah Alam Bakau Rawa


Mekar Jaya ini juga pembibitan pohon bakau, ternak kepiting soka,
budidaya lebah kelulot, dan budidaya lokan.

1. Pembibitan Pohon Bakau

Gambar 2.11 : Pembibitan Pohon Bakau


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pembibitan pohon bakau yang ada disini dilakukan agar


hutan mangrove ditempat ini tetap lebat dan terjaga keberadaan nya

33
karna hutan mangrove disini sempat gundul dikarenakan illegal
logging yang sangat merusak hutan disini.

2. Ternak Kepiting Soka

Gambar 2.12 : Ternak Kepiting Soka


Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Budidaya Lebah

Gambar 2.13 : Budidaya Lebah Gambar 2.14 : Hasil Lebah


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pengurus

34
4. Budidaya Lokan

Gambar 2.12 : Hasil Lokan


Sumber : Dokumentasi Pengurus

2.5.2 Kesimpulan Study Banding

Kesimpulan dari Study Banding yang saya lakukan di


Rumah Alam Bakau Rawa Mekar Jaya ini ialah:

1. Hutan Mangrove Rawa Mekar Jaya ini berada di Kampung


Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak,
dengan luas sekitar 50 Hektar.

2. Kawasan ini mulai didirikan pada awal tahun 2015 oleh


Kelompok Pecinta Alam Kampung Mekar Jaya.

3. kawasan ini selain tempat wisata dan rekreasi juga banyak


digunakan sebagai tempat untuk penelitian.

35
4. Pengurus kawasan ini juga membuat budidaya lebah ,
pembibitan pohon bakau, ternak kepiting soka dan budidaya
lokan.

5. Selain melakukan konservasi hutan mangrove pengurus kawasan


ini juga melakukan patroli disekitar kawasan agar tak terjadi
illegal logging.

2.6 Tinjauan Kontekstual

Menjelaskan secara umum perkembangan dan peruntukan Kawasan


perencanaan dan menjelaskan lebih detail atau secara khusus keadaan
lahan sebagai site perencanaan yang merupakan pengamatan dari berbagai
literatur dan dirangkum menjadi pokok bahasan dalam topik ini

2.6.1 Tinjauan Gambaran Umum Pulau rupat

Pada zaman dahulu dimana menurut cerita orang tua bahwa


didaerah tersebut banyak pulau-pulau kecil dan pulau-pulau tersebut
merapat sehingga menjadi pulau besar dan berpenghuni, ditengah pulau
tersebut ada beberapa buah tasik yang ditumbuhi oleh tumbuhan laut yaitu
pohon perepat, sesuai dengan perkembangan zaman nama pulau tersebut
dinamakan Pulau Rupat.

Rupat Utara merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam


wilayah administrasi Kabupaten Bengkalis. Kecamatan Rupat Utara terdiri
dari 8 (delapan) desa dengan ibukota kecamatan berada di Tanjung
Medang. Berdasarkan data dari BPN Kabupaten Bengkalis, luas wilayah
Kecamatan Rupat Utara adalah 628,50 Km²

36
Gambar 3 : Peta Rupat Utara
Sumber : google.com/maps

2.6.2 Gambaran Kondisi Exsiting Tapak

Lokasi site berada ditepi pantai Tanjung Lapin yang tidak


jauh dari pemukiman warga Desa Tanjung Punak dan dikelilingi
oleh hutan mangrove.

37
Lokasi

Gambar 4 : Kondisi Exsiting Tapak


Sumber : google.com/maps

1. Potensi Tapak
Tapak berada ditepi pantai wisata Tanjung Lapin
sehingga memiliki fasilitas pendukung wisata untuk Taman
Wisata Hutan Mangrove ini selain itu potensi view ke arah pantai
dan view ke arah matahari terbit ini memiliki daya tarik terhadap
Taman Wisata ini.

Berikut gambaran potensi yang ada di Pulau Rupat:

38
Pohon Rhu Pohon Bakau

Siput

Gambar 5 : Potensi Site


Sumber: Google Image Dan Dokumentasi Pribadi

2. Fasilitas Tapak
Adapun fasilitas tapak yang telah dibangun oleh
masyarakat Rupat Utara dan pemerintah adalah :

Turap Pelabuhan

Gambar 5 : Fasilitas
Tapak
Sumber: Dokumentasi Pribadi

39

Anda mungkin juga menyukai