Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN KAWASAN WISATA

WISATA GUNUNG PANCAR

DAERAH SENTUL KOTA BOGOR

Disusun Oleh:

Muhamad Hirfan Briantama (2016339045)


Ivan Nugroho (2016339012)
Latar Belakang

Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan
keindahan alam, di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Selain itu,
wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi
sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya,
sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah,
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta
terhadap alam. Sementara itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 Pasal
1 menyatakan bahwa wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati pada
keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
Sumberdaya alam yang dimaksudkan adalah sumberdaya alam yang berpotensi serta
mempunyai daya tarik bagi wisatawan. Taman Wisata Alam (TWA) adalah kawasan
pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Fungsi
TWA adalah sebagai kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan dan sebagai
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan keunikan alam.
TWA dalam penyelenggaraannya harus didasarkan atas kelestarian dan merupakan usaha
konservasi terhadap flora, fauna serta ekosistemnya. Kehadiran pengunjung yang
diharapkan sebagai sumber pendapatan devisa dalam usaha pengembangan obyek
wisata alam, perlu perhatian dan pengelolaan yang baik dan benar. Hal ini demi
terselenggaranya obyek-obyek alamiah secara lestari dan tidak mengalami gangguan
dan kerusakan.
wisatawan adalah pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di
tempat yang dikunjunginya dan yang tujuan perjalanannya untuk mengisi waktu luang
(rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olahraga) termasuk keperluan keluarga,
bisnis dan konferensi.

Pengembangan Pariwisata Alam


Pengembangan pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata alam, termasuk pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) serta
usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pariwisata alam, unsur-unsur pengembangan dan tahapan pengembangan (Direkotrat
Wisata Alam dan Jasa Lingkungan, 2001). Pengembangan ODTWA merupakan sub-sistem
dari pengembangan pariwisata daerah dan pengembangan wilayah pada umumnya yang
secara langsung maupun tidak langsung memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
Direktorat Wisata Alam dan Jasa Lingkungan (2001) menjelaskan bahwa kegiatan
pengembangan suatu kawasan hutan sebagai suatu kawasan wisata alam seyogyanya
mencakup paling tidak lima prinsip pengembangan wisata alam :

1. Konservasi, keberhasilan suatu kawasan yang ditetapkan sebagai tujuan kegiatan


wisata alam akan bergantung pada sejauh mana upaya-upaya konservasi kawasan
tersebut dapat secara praktis dilaksanakan.
2. Ekonomi, aspek ini akan berdampak langsung maupun tidak langsung pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan khususnya, dan pada
pembangunan ekonomi regional secara umum. Kontribusi ekonomi sektor wisata
alam yang cukup signifikan dirasakan langsung terutama oleh masyarakat setempat
akan mampu mendorong dan menumbuhkan timbulnya rasa memiliki masyarakat
tersebut untuk secara bersama-sama menjaga pelestarian kawasan yang selama ini
sebagian dari sumber penghasilannya sehari-hari.
3. Pendidikan dan Penelitian
Aspek ini mengarah pada upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan dalam rangka
mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian kawasan dan
mampu menunjukkan sikap menerima terhadap setiap wisatawan yang datang.
4. Partisipasi, setiap tahapan kegiatan perencanaan pengembangan harus dilakukan
melalui proses dialog yang kreatif antara pengelola dan masyarakat setempat.
Pengembangan pariwisata alam di hutan produksi agar memperhatikan hal-hal seperti
berikut : masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan sampai tahap monitoring dan
evaluasi, meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengembangan pariwisata
alam di hutan.
5. Produksi melalui pelatihan dan pendidikan, memperhatikan budaya setempat, hak-hak
masyarakat terasing, agama dan kepercayaan.
6. Rekreasi, adanya pengembangan dan perubahan trend pariwisata pada dewasa ini
lebih mengarah kepada resource-based recreation, keberadaan tour operator, agen dan
para peduli pelestarian alam diharapkan mampu mempertemukan diri ke dalam satu
wadah atau kepentingan, yaitu rekreasi dan konservasi dimana kedua aspek
tersebut harus berjalan secara sinergik dan memberikan kontribusi yang positif
antara yang satu dengan yang lainnya.

Potensi dan daya tarik alam Indonesia dengan keaneka-ragaman hayati, keindahan alam,
budaya dan sejarah merupakan sumber-daya yang harus terus dikembangkan karena
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dan sekaligus merupakan media pendidikan dan
kelestarian lingkungan.
PT Wana Wisata Indah turut berperan dalam upaya pengelolaan tersebut melalui upaya
kreasi dan rekreasi di wilayah Gunung Pancar, sehingga indahnya alam pegunungan
daerah Sentul yang terletak diantara kota Jakarta dan Bogor dapat dikenal oleh masyarakat
luas sebagai media wisata alam dan edukasi pengenalan lingkungan. Sampai saat area
Gunung Pancar dikelola dengan perhatian utama pada kelestarian alam dengan program
penanaman berbagai jenis pohon untuk penghijauan yang berorientasi komersial pada
wisata alam berwawasan lingkungan.

Kondisi Geografis
Taman Wisata Gunung Pancar memiliki luas areal 447.5 ha yang ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 156/kpts-II/1988, tanggal 21 Maret 1988.
Secara geografis kawasan ini terletak antara 106052' 106054' BT dan 6054' 6036' LS,
sedangkan secara administrasi pemerintah wilayah tersebut terletak di Desa Karang
Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Gunung
pancar terletak pada ketinggian 300 - 800 MDPL dengan topografi landai sampai
bergelombang terjal dengan kemiringan sekitar 15 - 40%. Bagian tertinggi yaitu pada puncak
gunung pancar 800 MDPL, dan pasir astana 700 MDPL. Menurut Schmidt dan Ferguson,
kawasan Taman Wisata Gunung Pancar termasuk kedalam tipe iklim B dengan curah hujan
rata-rata 3,000 4,500 mm/tahun. Jumlah hari hujan pertahun berkisar antara 150-250 hari,
dengan suhu udara rata-rata 240C pada malam hari dan suhu tertinggi 330C pada siang
hari dengan kelembaban udara rata-rata 58-82%.
Jenis tanah di kawasan adalah podsolik merah kuning dengan tekstur tanah sebagian besar
berlempung dengan bahan induk dari batuan endapan dan bekuan. Kondisi umum vegetasi
kawasan adalah tipe hutan dataran rendah (lowland Rainforest) dengan kondisi vegetasi
sebagai berikut : Pinus (Pinus merkusii), Sengon (Paraserianthes falcataria), Rasamala
(Altingia excelsa Noronha), Pasang (Castanopsis javanica), Puspa (Schima wallichii),
Jamuju (Dacrycarpus imbricatus), Saninten (Castanopsis javanica), Teureup (Artocarpus
elastica Reinw), Kiara (Ficus sp.), Bembem (Mangifera sp.), Dadap (Erythrina variegate),
Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd), Putat (Barringtonia spicata), Gadok (Bischofia
javanica), Kihujan (Samanea saman), Secang (Caesalpinia sappan L.), Picung (Pangium
edule Reinw. ex Blume), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Afrika (Maesopsis eminii
Engl.), dan Randu (Ceiba pentandra L. Gaertn). Dalam dua tahun terakhir PT Wana Wisata
Indah telah menerapkan program penanaman berbagai pohon kayu keras dan pohon buah
lokal dalam rangka pengkayaan dan penganeka ragaman vegetasi. Program ini sedang
berlangsung dan sudah menanam sekitar 68.000 pohon dari 35 jenis tanaman buah -
buahan.
Berbicara tentang sejarah, mitos atau legenda hingga misteri gunung pancar yang
diyakini masyarakat sekitar adalah bahwa gunung ini dipercaya sebagai salah satu lokasi
pondasi bumi yang ada di dunia untuk pertama kali.Konon ketika dunia diciptakan pertama
kali adalah berupa hamparan tanah lapang dan rata yang sangat luas dan di dunia sering
terjadi gempa bumi karena dunia tidak stabil. Oleh karena sering terjadi gempa tersebut,
maka diciptakanlah gunung-gunung sebagai pasak atau patok bumi sebagai pondasi agar
bumi stabil ketika bergerak, dan untuk itulah kenapa nama gunung ini dikenal dengan nama
gunung pancar karena dari artinya kita bisa memaknai gunung pancar adalah gunung yang
muncul pertama kali di dunia. Inilah sebab mengapa gunung ini dikenal dengan nama
Pancar, yang artinya muncul yang pertama.

Sejarah Status Kawasan Wisata Alam Gunung Pancar


Gunung Pancar merupakan bagian kelompok Hutan Gunung Hambalang seluas 6.695,32
hektar yang berfungsi sebagai hutan produksi. Seiring waktu, kawasan ini berubah fungsi
menjadi taman wisata alam dan disahkan oleh Menteri Pertanian tanggal 23 Maret
1976 dan pengelolaannya diserahkan kepada Perhutani. Taman Wisata Alam
Gunung Pancar sebagai salah satu kawasan pelestarian alam ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 156/Kpts-II/1988 tanggal 21 Maret 1988 seluas
447,5 hektar. Taman Wisata Alam Gunung Pancar selain mempunyai fungsi sebagai sarana
pendidikan dan penelitian dapat juga dikembangkan sebagai sarana rekreasi, khususnya
rekreasi di alam terbuka. Guna mengoptimalkan fungsi Taman Wisata Alam Gunung
Pancar, maka berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor 54/Kpts-II/1993
tanggal 8 Februari 1993 pengusahaan kawasan tersebut dipercayakan kepada PT Wana
Wisata Indah (WWI). PT Wana Wisata Indah memiliki hak Pengusahaan Pariwisata Alam di
areal kawasan seluas 447,5 hektar. Sebelum dikembangkan menjadi kawasan taman wisata
alam, kawasan ini sudah dikenal dengan pemandian air panasnya. Pemandian air panas
ini dikelola oleh masyarakat. Pemandian air panas ini sudah ada sejak tahun 1950, lalu
pada tahun 1983 masyarakat membuat kolam pemandian dan tahun 1990 dibukalah
pemandian air panas tersebut untuk umum.
Pada tahun tersebut harga tiket yang diberlakukan sebesar Rp 3.000,00/orang. Berlakunya
harga tiket sebesar Rp 3.000,00/orang terjadi sampai tahun 1993. Sejak berkembangnya
pemandian air panas di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar, menyebabkan
banyaknya wisatawan yang berminat untuk mengunjungi kawasan ini sehingga pada
tahun 1994-1997 harga tiket menjadi Rp 8.000,00/orang. Setelah itu pada tahun 1998-
sekarang terjadi kenaikan harga tiket yaitu sebesar Rp 10.000,00/orang. Pemandian air
panas ini terus dikembangkan dan sekarang telah didirikan pemandian air panas yang lebih
eksklusif dengan fasilitas yang lebih modern. Harga tiket Pemandian air panas eksklusif ini
sebesar Rp 100.000,00/orang.
Berkembangnya pemandian air panas ini juga menyebabkan berkembangnya kawasan
Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Saat ini obyek wisata yang berkembang di kawasan
Taman Wisata Alam Gunung Pancar tidak hanya pemandian air panas saja tetapi obyek
wisata alam lain yang telah dikembangkan PT Wana Wisata Indah (WWI) selaku pengusaha
pemanfaatan potensi hutan alam di Gunung Pancar di tahun 2006. Berbagai sarana
dan prasarana mulai dikembangkan di tahun 2006 guna mengoptimalkan fungsi taman
wisata alam ini.
Pada tahun 2006 dibangun gerbang masuk kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.
Selanjutnya pada tahun 2008 dibuka objek wisata alam camping ground, flying fox,
highrope dan lain sebagainya. Pada tahun 2009 dibangun 7 shelter (tempat
peristirahatan) dan 6 buah lampu penerangan. Sarana dan prasarana tersebut bertujuan
untuk mengoptimalkan serta mendukung kegiatan wisata di kawasan ini.

Gunung Pancar

Gunung Pancar adalah sebuah gunung yang memiliki ketinggian kurang lebih 800 meter
diatas permukaan laut yang terletak di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Gunung
Pancar, baik itu dari Bandung, Jakarta, atau dari kota Bogor. Dari Jakarta, perjalanan ke
Gunung Pancar akan menempuh jarak sejauh sekitar 45 km. Jika Anda dari arah Cawang di
Jakarta, maka rute perjalanan adalah masuk jalan tol ke arah Bogor. Setelah itu, masuk ke
tol Sentul City, kemudian ambil arah kanan menuju jalan Sentul Raya. Setelah menempuh
perjalanan kurang lebih 8 km, Anda akan sampai di bundaran yang hanya berbentuk
setengah, kemudian ambil arah kiri. Dari sana, perjalanan akan menempuh jarak sekitar 600
meter, lalu ambil arah kanan dan kemudian cari arah ke Babakan Madang. Selanjutnya, ikuti
petunjuk arah menuju Jln. Sumur Batu. Dari sana, Anda tinggal mencari Jln. Uli dan
melewatinya sampai menemukan Jln. Air Panas. Apabila menggunakan sepeda motor atau
sepeda, bisa melewati Desa Cimahpar yang tembus ke Sentul Selatan juga. Gunung Pancar
termasuk ke dalam Taman Wisata Alam (TWA) dibawah Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam Jawa Barat. Tetapi sejak 1994, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat maka PT. Wana Wisata Indah di beri Hak Pengusahaan Pariwisata Alam di
kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar ini. Jadi, tempat ini memang boleh digunakan
sebagai obyek wisata, berbeda ya dengan Cagar Alam yang membutuhkan Simaksi untuk
masuk ke dalam tempatnya. Di tempat ini, tersedia pemandian air panas, makam keramat,
dan menikmati pergelaran kesenian tradisional daerah yang dikelola oleh masyarakat
sekitar. Wisata alam sambil olahraga (hiking, berkemah, berkuda, bersepeda, tenis,
berenang (air panas), lintas alam) dan wisata konvensi (berwisata sambil melakukan
seminar, rapat, konferensi) juga bisa dilakukan disini.

Hutan alam Gunung Pancar sangat terjaga kelestariannya, konsep hijau dan wisata alam
yang berkelanjutan, tetap menyeimbangkan antara kelestarian alam, kebutuhan warga
sekitar dan pariwisata.

Untuk dapat masuk, Anda tentu saja harus membayar tiket masuk wisata Gunung Pancar di
Bogor ini sebesar Rp 2 ribu per orang. Jika Anda membaawa kendaraan, cukup membayar
biaya parkir kendaraan sebesar Rp 1.500 (roda empat) atau Rp 1.000 (roda dua).
Berikut ini aktifitas wisata yang bisa anda lakukan di sana bersama teman atau juga anggota
keluarga:
1. Camping, kegiatan wisata yang paling populer yang biasa dilakukan wisatawan yang
berkunjung ke gunung pancar. Dengan kontur tanah yang miring di bawah rindangnya
pepohonan seperti pinus serta hawa yang sangat sejuk, menciptakan suasana bermalam di
alam bebas dengan menggunakan tenda alias camping pasti akan memberikan sensasi
tersendiri.
2. Hiking, bagi para pecinta alam, kegiatan menaklukan medan tantangan berupa kawasan
wisata hutan lindung yang lebat dengan pepohonan yang besar dan lebat, kemudian
romantisme hutan yang banyak dihuni satwa liar yang khas dengan suaranya, akan menjadi
petualangan yang sangat berbeda dan dijamin menyenangkan.
3. Jogging, rileksasi tubuh dengan berjalan menyusuri trek jalan yang telah disediakan akan
menjadi kegiatan asyik di taman wisata alam gunung pancar. Kebersihan udara yang
menyehatkan sambil menikmati keindahan serta pesona alam, akan segera menghilangkan
lelah dan stres anda.
4. Berkuda, menikmati sensasi menunggang kuda ala koboy dengan berkeliling lokasi wisata
gunung pancar tidak kalah seru dengan tempat wisata lainnya yang terkenal dengan wisata
berkudanya.
5. Berendam di Pemandian Air panas Gunung Pancar, kegiatan wisata yang paling populer
dan menarik yang mayoritas adalah favorit wisatawan yang berkunjung ke sana. Rasakan
sentuhan air panas alami yang hangat yang mengandung belerang dan mineral dan
menyehatkan yang akan segera mengembalikan kesegaran tubuh dan merileksasi pikiran.
6. Wisata Budaya, di lokasi taman wisata alam gunung pancar juga terdapat sejumlah makam
yang usianya diperkirakan telah ratusan tahun alias sangat tua. Nama-nama kasepuhan
seperti Raden Lawulung, Ki Mas Bungsu, H. Dalem Putih, Raden Surya Kencana, Kalijaga
terdapat di sini, dan pada waktu-waktu tertentu di lokasi ini sering digelar pentas seni dan
budaya.

Sebagai salah satu destinasi wisata alam di Bogor, Gunung Pancar menghadirkan pada
Anda pemandangan alami khas hutan lindung dengan jejeran pepohonan pinus yang
menawan serta aneka pohon lainnya. Selain itu, telinga Anda akan kerap mendengar suara-
suara satwa yang hidup bebas di kawasan tersebut. Inilah sebab objek wisata Gunung
Pancar sering digunakan sebagai destinasi bagi kegiatan camping, bersepeda, joging,
hiking, berkuda, berendam air panas, hingga wisata budaya.

Areal camping di kawasan wisata Gunung Pancar

Tersedia kuda yang dapat Anda naiki jika sekedar ingin berkeliling, tentu saja dengan biaya
yang murah. Jika Anda gemar berolahraga, terdapat lapangan tenis serta juga rute hiking
yang dapat Anda tempuh. Jika ingin lebih lama di sana, Anda bahkan dapat menginap
dengan mendirikan tenda di sana.
Salah satu kegiatan yang populer di sini adalah tempat pemandian air panas Gunung
Pancar. Untuk dapat berendam, Anda harus membayar biaya sebesar Rp 10 ribu per orang.
Tempat pemandiannya terbagi dua, yaitu untuk laki-laki dan perempuan.

Kolam air panas Gunung Pancar

Air panas Gunung Pancar ini berasal dari mata air alami, yang dialirkan melalui pancuran ke
kolam rendaman. Banyak wisatawan datang dan menikmati pemandian air panas Bogor di
Gunung Pancar ini guna menghilangkan pegal-pegal dan badan yang kurang fresh. Air
panas ini mengandung belerang dan mineral yang sungguh baik untuk terapi otot.
Tidak hanya wisata alam dan pemandian air panasnya, kawasan wisata Gunung Pancar
juga memiliki tujuan wisata budaya yang menarik. Di sana terdapat makam keramat yang
konon telah berusia sangat tua.
Beberapa nama tokoh yang dimakamkan di tempat tersebut, di antaranya Raden Lawulung,
Ki Mas Bungsu, H. Dalem Putih, Raden Surya Kencana, Kalijaga, dan beberapa tokoh lokal.
Pada hari-hari tertentu, terdapat juga pertunjukan seni budaya yang dipentaskan bagi para
tamu.
Beberapa hotel dekat Gunung Pancar yang populer di kalangan penikmat perjalanan,
misalnya Hotel Neo Green Savana Sentul City, RUKUN Senior Living Residence, dan
HARRIS Hotel Sentul City Bogor. Hotel ini berlokasi di Sentul City, berjarak dalam radius
sekitar 4-6 km dari kawasan wisata Gunung Pancar. Untuk pemesanan hotel dapat
menghubungi pihak hotel di sana atau mencari hotel di dekat kawasan wisata Gunung
Pancar secara online.
Peran serta Masyarakat terhadap Pengembangan Wisata
Secara normatif konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya menjadi
tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat (UU No. 5 tahun 1990 pasal
4), namun dalam implementasinya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan taman
wisata alam belum cukup jauh dijalankan. Berkaitan dengan keberadaan masyarakat di
kawasan pelestarian alam, beberapa hal penting dalam pengelolaan kawasan tersebut,
yakni sebagai berikut: (1) dalam penetapan kawasan, pemukiman kembali penduduk asli
sedapat mungkin dihindari, karena budaya asli akan tetap utuh hanya di wilayahnya
sendiri, di mana kapasitas produksi lingkungan telah benar- benar dipahami, (2) kawasan
harus cukup luas untuk berfungsi sebagai cagar alam dan cagar bagi penduduk setempat,
(3) perencanaan kawasan harus dapat mengantisipasi pertambahan penduduk dan
perubahan budaya, (4) pegawai penjaga kawasan harus diambil dari penduduk setempat.
Berkaitan dengan itu perlu dilakukan upaya menghubungkan kembali masyarakat dengan
lingkungannya sebagai langkah strategis untuk membangun dukungan terhadap
pelestarian kawasan, di samping itu tingkat peran serta masyarakat yang tinggi dapat
menjamin dukungan sosial dan politik yang sebesar-besarnya. Berdasarkan kondisi ini maka
paradigma pengelolaan saat ini perlu diubah dari mengeluarkan manusia dari alam menjadi
mengintegritaskan kembali manusia ke dalam alam, dan peran masyarakat harus
dikembangkan tidak hanya sekedar pemberi informasi, namun terlibat langsung dalam
proses perencanaan.
Peran serta masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan dan rekreasi dalam kawasan
yang dilindungi juga telah tercantum dalam UU No. 5 tahun 1990 pasal 32 yang
menyatakan bahwa untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat
memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya
dan taman wisata alam dengan mengikutsertakan rakyat.
Kesimpulan
Kategori TWA Gunung Pancar Sentul Bogor sudah memasuki tahap Stagnasi. Pada
tahapan ini, angka kunjungan tertinggi telah tercapai dan beberapa periode menunjukkan
angka yang cenderung stagnan. Walaupun angka kunjungan masih relative tinggi namun
destinasi sebenarnya tidak menarik lagi bagi wisatawan. Wisatawan yang masih datang
adalah mereka yang termasuk repeater guest atau mereka yang tergolong wisatawan yang
loyal dengan berbagai alasan. Program-program promosi dilakukan dengan sangat intensif
namun usaha untuk mendatangkan wisatawan atau pelanggan baru sangat sulit terjadi.
Pengelolaan destinasi melampui daya dukung sehingga terjadi hal-hal negative tentang
destinasi seperti kerusakan lingkungan, maraknya tindakan kriminal, persaingan harga yang
tidak sehat pada industry pariwisata, dan telah terjadi degradasi budaya masyarakat lokal.

Anda mungkin juga menyukai