Oleh
Rudi Pramana
Agung Adeiv Fara Fernando
Agus Toni
M. Fiqri Ramadhan
Reki Hamdani
Rio Binoto Daniel P
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
dilindungi terdapat di berbagai negara, sangat bervariasi baik dalam rasa tau
aturan (internasional, nasional, atau daerah) yang dirujuknya dan yang menjadi
tentangKonservasiSumberdayaAlamHayatidanEkosistemnya; serta UU no 41
disediakankawasanhutan.
yakni:
danmemeliharakesuburantanah; dan
mempunyaifungsipokokpengawetankeanekaragamantumbuhandansatwasertaek
osistemnya.
B. Tujuan
Tujuandaripembuatanmakalahiniyaitu :
Kambas.
Kambas.
Kambas.
Kambas
II. ISI
A. Nilai Ekologi
Selain itu, potensi fauna lainnya yaitu anjing hutan (Cuon alpinus), rusa (Cervus
Flora yang terdapat di TNWK antara lain, api-api (Avicenia marina), pidada
Kehutanan, 2002).
Terdapat dua penangkaran di TNWK yaitu Suaka Rhino Sumatera (SRS) dan
latihan gajah (PLG) yang disahkan oleh bapak Widodo Ramono (Kepala Badan
1985.Peranan PKG adalah melakukan upaya konservasi gajah sumatera secara eks
Kondisi PKG dilihat dari segi naungannya memperlihatkan vegetasi hutan yang
tidak lebat dan tidak cukup memadai untuk keberadaan gajah sumatera dalam
alam terbuka yang hanya terdapat patok-patok yang bediri sekitar setengah meter
Gajah sumatera di penangkaran memiliki daerah jelajah tidak sesuai karena gajah
sumatera ini hanya memiliki daerah jelajah di sekitar pusat konservasi gajah
(PKG), TNWK dan setiap harinya gajah di penangkaran hanya menempuh 2 km/
sedangkan sebagian gajah lainnya yang terikat rantai di kandang diberikan pakan
lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya kontribusi pariwisata terhadap
penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui kehadiran
perjalanan wisata alam yang memiliki visi dan misi konservasi dan kecintaan
Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, kegiatan wisata dapat
taman nasional menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009
tujuan ekowisata adalah Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Menurut Olah
dan Simay (2007), TNWK merupakan salah satu tujuan wisata dengan lokasi
pengamatan burung terbaik di Asia. Objek wisata di TNWK ini berupa ekosistem
hutan dataran rendah yang terdiri dari rawa air tawar, padang alang-alang/semak
belukar dan hutan pantai. TNWK juga memiliki potensi flora dan fauna yang
(Helarctos malayanus), dan 45 jenis mamalia lainnya; 406 jenis burung; berbagai
terbentuknya beberapa desa wisata. Desa-desa wisata tersebut yakni Desa Braja
Yekti, Labuhan Ratu 9, Labuhan Ratu 7 dan Braja Harjosari. Aktivitas wisata
kesenian budaya.
Adanya pariwisata TNWK ini masyarakat yang ada di sekitarnya bisa memiliki
dengan cara membuka jenis pekerjaan seperti house keeping, sebagai guide,
asisten juru masak, driver, petugas laundry, juru masak, tukang kebun, security,
tenaga kerja kios cinderamata, tenaga kerja warung makan, penjaga parkir
sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan
Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya
sebenarnya terdapat kaitan yang erat.Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah,
jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang
papan.
a. Sosial
Nasional secara garis besar dapat di bagi menjadi dua kelompok berdasarkan sifat
penduduk pendatang dari Jawa dan Bali menyebar hampir diseluruh Kecamatan
yang ada di sekitar kawasan. Penduduk pendatang lainnya seperti Melayu, Bugis,
Serang, dan Batak banyak bermukim di daerah Pesisir. Sebagian besar penduduk
sampai saat ini masih didominasi oleh para pendatang terutama dari pulau Jawa,
antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta sebagian kecil Bali.
b. Ekonomi
peruntukannya digunakan untuk lahan pertanian baik oleh masyarakat atupun oleh
penduduk yang ada pola penggunaan lahan secara garis besar terbagi menjadi
lahan kering.
Pola pertanian lahan kering ini berupa kebun lada, kelapa, durian, karet, kelapa
Khusus untuk daerah penyangga pemanfaatan lahan kering terbagi menjadi dua
kelompok besar yaitu singkong dan tanaman perkebunan seperti karet dan
sawit.Untuk daerah yang mengalami gangguan gajah dengan frekwensi cukup
tinggi jenis tanaman di pilih untuk jenis yang tidak disukai gajah.
dalam memproduksi barang dan jasa.Struktur yang terbentuk dan nilai tambah
Dengan dominasi terbesar dari sektor pertanian yang diperoleh dari lahan
marginal, hal ini membawa permasalahan tersendiri yaitu hasil produksi yang
Nasional secara garis besar dapat di bagi menjadi dua kelompok, yaitu: penduduk
asli dan penduduk pendatang. Penduduk asli sebagian besar berada di Kecamatan
Sukadana dan Way Jepara.Sedangkan, penduduk pendatang dari Jawa dan Bali
pendatang lainnya seperti Melayu, Bugis, Serang, dan Batak banyak bermukim di
daerah Pesisir. Sebagian besar penduduk tersebut 95% memeluk agama Islam,
sedangkan sisanya beragama Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan
didominasi oleh para pendatang terutama dari Jawa, baik dari Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Jawa Timur, dimana masing-masing etnis membawa ciri masing-
Kearifan masyarakat yang masih utuh Etnis penduduk di sekitar kawasan TNWK
merupakan campuran dari suku asli Lampung, dan pendatang dari berbagai
tempat, yaitu: Jawa, Bali, Sunda dan Sumatera Selatan yang datang melalui
masyarakat desa yang multi etnik.Kearifan lokal yang ada di masyarakat desa
wisata berupa kegiatan bertani, kesenian, kerajinan tangan, makanan khas dari
sekali dan biasanya diadakan setiap bulan desember dan bertempatan di Taman
pemilihan mulei mekhanai lampung, kegiatan off road, rally sepeda ontel,
eksebisi kesenian, atraksi gajah dan lainnya. Kegiatan festival Way Kambas
dankuantitasdankualitasudara.
meningkatkanpendapatanmasyarakatsekitar TNWK,
penyediaanjasatransportasi, sertajasapenginapan.
memberikanpengetahuandanpelatihankewirausaanmasyarakatsekitar,
lokaluntukpegawai TNWK.
solidaritas, keramahtamahandantoleransi.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Taman Nasional Way Kambas. 2011. Profile Taman Nasional Way
Kambas. TamanNasional Way kambas. Lampung.
Meytasari, P., Bakri, S., & Herwanti, S. 2014. Penyusunan Kriteria Domestikasi
dan Evaluasi Praktek Pengasuhan Gajah: Studi di Taman Nasional Way
Kambas Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Sylva Lestari, II (2): 79-88.
Olah, Janos., Atila, Simay. 2007. Way Kambas National Park, Sumatra,
Indonesia: The Best Asian Night-Birding. Vol. 8 BirdingASIA: 39-44.