Anda di halaman 1dari 2

Aliran energi pada ekosistem ialah rangkaian urutan pemindahan

bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu
ke produsen, ke konsumen primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi
(omnivora/karnivora), sampai ke saproba..Aliran energi juga dapat diartikan
perpindahan energi dari satu tingkatan trofik (posisi dalam rantai/jaring makanan) ke
tingkatan berikutnya. Hukum kekekalan energi, hukum entropi, dan pola aliran energi
menjadi dasar teori dalam proses aliran energi.
Proses ini diawali oleh produksi energi yang dilakukan oleh produsen.
Produsen terdiri dari produsen primer, yaitu organisme autotrof dan produsen
sekunder, yakni organisme heterotrof. Produksi energi terbagi menjadi dua, yaitu
Gross Primary Production (GPP) atau Produksi Primer Kotor dan Nett Primary
Production (NPP) atau Produksi Primer Bersih.
Contoh proses nyata aliran energi antara lain, rantai makanan (proses
perpindahan energi melalui proses makan dan dimakan sesuai urutan tingkat trofik)
jejaring makanan (kumpulan rantai makanan) dan piramida ekologi yang berfungsi
untuk menunjukkan atau mengambarkan perbandingan antar trofik di dalam suatu
ekosistem. Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah. (menunjukkan
jumlah
organisme
pada
tiap
tingkat
trofiknya),
piramida
biomassa
(menggambarkan berat atau juga massa kering total organisme hidup dari masingmasing tingkat suatu trofiknya disuatu ekosistem dalam kurun waktu tertentu) dan
piramida energi (menggambarkan terjadinya suatu penurunan energi di tiap tahap
tingkatan trofik).
Ekosistem juga memiliki tantangan yang harus dihadapi, yaitu dominasi manusia
yang dapat berefek positif dan negatif.
Efek positifnya ialah modifikasi oleh manusia menggunakan sumber dari
lingkungan sekitar sehingga sumber daya biologi dan ekologi di muka bumi
akan tetap bertahan bahkan meningkat. Salah satu caranya dengan program
konservasi, baik secara in situ (dalam habitat asli, contohnya cagar alam,
taman nasional dan suaka margasatwa) dan konservasi ex situ (di luar habitat
asli, contohnya kebun binatang).
Efek negatifnya ialah perusakan serius muka bumi oleh manusia, misalnya
melalui penyalahgunaan modifikasi lahan dengan contoh hutan mangrove
yang dijadikan tambak dan eksploitasi biota laut dengan contoh, penggunaan
bom ikan sehingga air laut tercemar dan terumbu karang sebagai habitat ikan
laut menjadi rusak dan pengambilan telur penyu secara ilegal
(kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasan-konservasi/details)
Solusi umum dalam menghadapi tantangan ini ialah melalui manajemen
ekosistem dengan tetap fokus pada ekosistem dan memastikan bahwa fungsinya
tetap berkelanjutan sehingga sumber daya alam tetap terkelola dengan baik dan
kehidupan di muka bumi tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka
1.

https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2015gasal/043.pdf

2.
http://www.uwsp.edu/geo/faculty/ri tter/geog101/textbook/biogeograph
y/biogeography_eco_energy.html
3.
http://www.globalchange.umich.edu/globalchange1/current/lectures/kling/energyflo
w/energyflow.html
4.

http://scienceaid.co.uk

5.
Egerton, F. N. (2007). "Understanding food chains and food webs, 17001970". Bulletin of the Ecological Society of America.
6.
Leith, H.; Whittaker, R.H. (1975). Primary Productivity of the Biosphere. New
York: Springer-Verlag. ISBN 0-387-07083-4.
7.

gis.wwf.or.id/wwf/index.../kawasan-konservasi-laut-daerah-kkld-berau

8.

kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasan-konservasi/details

Anda mungkin juga menyukai