Anda di halaman 1dari 2

1960-an

Meninggalkan bahan
bakar fosil (2030)

1990-an

Mengurangi
konsumsi kertas

Ada masalah
Petani lokal
bergerak ke sistem
organik

solusinya

Pemulihan
danau
Trummen

Tujuan hijau

Menggunakan
sepeda/transportasi
publik

Yang berisi

2014

1970-an

Emisi karbon dioksida hampir


setengah yang sudah rendah
di Swedia

Pencapaian

langkah
Membakar limbah
industri kehutanan

Peran
- 2/3 rumah mendaftar sukarela
- bus biogas beroperasi di kota

- 90% penduduk dapat pemanas


& air hangat
- Memasok 40% kebutuhan listrik

Perintis peralihan
ke biomassa

Terbelakang dalam hal


daur ulang sisa makanan

Pelajaran dari
kota hijau

Emisi karbon hampir


bisa diabaikan

karena

Mengganggu sebagian
penduduk lokal

Memiliki hambatan

Membangun
pembangkit
pemanas distrik
Yang menjadi

Pendapat Cristina

Salah satu kota paling hijau di Eropa

- menggunakan mobil 2x sepekan


- tinggal di positive house

Banyak yang
menggunakan mobil

- perubahan nasional tergantung pada mobil

solusi

-perusahaan bahan bakar membuat


alternatif

Dewan lokal cepat


mengumpulkan limbah organik

karena

PDF Created with deskPDF PDF Creator X - Trial :: http://www.docudesk.com

Danau tercemar
limbah industri
kain (abad 18)

Mengurangi separuh
emisi karbon

Bahan bakar
murah

sehingga

Tujuan meninggalkan
bahan bakar fosil sulit
dicapai

Pelajaran dari Kota Hijau Vaexjoe di Swedia


PDF Created with deskPDF PDF Creator X - Trial :: http://www.docudesk.com

Perkembangan Vaexjoe dari Tahun ke Tahun


Perkembangan Vaexjoe menjadi Kota Hijau dimulai pada tahun 1960-an, ketika danau-danau harus dibersihkan karena tercemar limbah
industri kain pada abad ke-18. Pemulihan danau Trummen yang menjadi katalis bagi proyek lingkungan lain. Selanjutnya pada tahun 1970-an
Vaexjoe membangun pemanas distrik berupa pembangkit yang menjadi perintis peralihan bahan bakar minyak ke biomassa. Sumbernya
didapatkan dari membakar limbah industri kehutanan. Manfaatya, hampir 90 persen penduduk kota mendapatkan pemanas dan air hangat, serta
memasok sekitar 40 persen kebutuhan listrik. Sisi positifnya, karena serangkaian penyaringan, emisi karbon dari pembangkit hampir bisa
dabaikan. Berlanjut pada tahun 1990-an, Vaexjoe mempunyai rencana yang bernama Tujuan Hijau yang berisi; berencana meninggalkan bahan
bakar fosil pada tahun 2030, mengurangi separuh emisi karbon kurang dari dua dekade, petani lokal bergerak ke sistem organik, mengurangi
konsumsi kertas, dan menggunakan sepeda/transportasi publik. Perkembangan yang dicapai pada tahun 2014 yaitu emisi karbon dioksida hampir
setengah dari rata-rata emisi karbon yang sudah rendah di Swedia.
Kontroversi Masyarakat dan Solusi dari Pemerintah Kota
Slogan Kota Terhijau Eropa mengganggu sebagian penduduk lokal, karena dalam hal mendaur ulang sisa makanan, Vaexjoe masih
bertahun-tahun di belakang kota lain di Eropa. Namun, ketika dewan lokal mulai mengumpulkan limbah organik, upaya itu berlangsung cepat.
Peran dan Hambatan dari Masyarakat serta Solusi
Beberapa peran dari masyarakat diantaranya; dua pertiga rumah tangga mendaftar untuk mengumpulkan limbah organik, dan bus biogas
beroperasi hampir di seluruh kota. Cristina Garzillo berpendapat Vaexjoe merupakan salah satu kota paling hijau di Eropa. Salah satu insinyur
bernama Ryan Provencher juga salah satu masyarakat yang berperan menggunakan mobil hanya dua kali sepekan, dan tinggal di positive house.
Hambatan masih juga ditemui, salah satunya banyak yang menggunakan mobil karena bahan bakar murah. Sehingga tujuan untuk
meninggalkan bahan bakar fosil sulit dicapai. Menurut Johansen, solusinya tergantung pada perubahan nasional tentang mobil, serta perusahaan
bahan bakar membuat bahan bakar alternatif.
Daftar Pustaka: http://www.antaranews.com/berita/415885/pelajaran-dari-kota-hijau-vaexjoe-di-swedia

Anda mungkin juga menyukai