Anda di halaman 1dari 2

Joshua Bagus Putranto MPKT B

Teknik Sipil

URAIAN SINGKAT

Vaexjoe, Kota Hijau di Swedia

Pohon-pohon cemara, lumut dan makanan busuk menjadi bahan bakar Vaexjoe. Vaexjoe
merupakan “Kota Eropa Terhijau” yang bersarang di danau-danau kemilau dan hutan pinus tebal
dibagian selatan Swedia.

Tahun 1960, politisi Vaexjoe menyadari jika ingin menjadi kota berkembang, danau-danau harus
dibersihkan akibat tercemar limbah industry kain pada abad 18 dan perluasan kota. Tahun 1990-an, kota
Vaexjoe mengumumkan rencana untuk meninggalkan bahan bakar fosil pada tahun 2030 dan
mengurangi separuh emisi karbon dalam waktu kurang dari dua decade. Kedua rencana ini termasuk
diantara “tujuan hijau” utama untuk mendorong para petani local bergerak ke sistem organik dan
semua orang mengurangi konsumsi kertas serta menggunakan sepeda atau transportasi publik.

Tahun 1970-an, Vaexjoe membangun pemanas distrik dan sistem pembangkit untuk memompa
panas dan air panas dari satu ketel pusat ke seluruh kota. Perusahaan energy milik pemerintah juga
menjadi perintis peralihan penggunaan bahan bakar minyak ke biomassa yang dihasilkan dengan
membakar limbah dari industri kehutanan.

Sekarang hampir 90% dari sekitar 60.000 penduduk kota itu mendapatkan pemanas dan air
hangat dari pembangkit yang juga memasok sekitar 40% dari kebutuhan listrik itu. Juga armada bus
biogas kota beroperasi di hampir sepenuhnya dengan gas produksi lokal dari makanan busuk dan
limbah. Beberapa orang di Vaexjoe juga memakai panel surya dan dilengkapi dengan perangkat hemat
energi.

Namun, karena bahan bakar sangat murah disana dan warga Vaexjoe juga sangat suka mobil
dan sekitar 60% warga masih menggunakan mobil, kondisi yang membuat kota meninggalkan bahan
bakar fosil masih sulit dicapai.

Anda mungkin juga menyukai