Naskah Publikasi
diajukan oleh
Anggit Priadmodjo
12/340124/PMU/07538
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ABSTRAK
Bahaya sekunder
(lahar hujan)
Risiko
Manajemen
bencana lahar
3. Metode Penelitian
Metode pengambilan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Data sekunder dikumpulkan melalui survei instansional. Data sekunder yang
dikumpulkan yaitu peta digital kawasan rawan bencana Gunungapi Merapi
berdasarkan erupsi tahun 2010 dan monografi desa.
b. Data primer dikumpulkan dengan metode indepth interview dan wawancara
tersturktur. Pengumpulan data dilakukan kepada informan yang dianggap
memiliki local knowledge (pengetahuan lokal).
Penelitian dilakukan di kawasan terdampak lahar hujan erupsi Gunungapi Merapi
di sub DAS Gendol. yaitu Desa Argomulyo dengan enam dusun terdampak dan Desa
Sindumartani dengan delapan dusun terdampak. Penentuan sampel dalam penelitian
ini dilakukan dengan metode purposive sampling Purposive sampling yang digunakan
adalah judgement sampling dengan memilih unit sampel karena memiliki faktor
informasi yang kaya (rich information) (Cooper dan Emory, 1992).
Variabel dan cara perolehan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Tabel 1. Hubungan antara variabel, data dan cara perolehan data
No. Variabel Sub variabel Parameter Perolehan data
1 Risiko Ancaman Nilai bahaya Peta KRB
bencana Luas kawasan terdampak BPPTK
(dinilai Kerentanan Kepadatan penduduk Data sekunder
berdasarkan Kelompok rentan dari desa dan
parameter dari Luas lahan produktif instansi terkait
perka BNPB Jumlah industri
No. 2 Tahun Persentase kepadatan permukiman
2012) Jumlah fasilitas pendidikan
Jumlah fasilitas kesehatan
Luas area hutan lindung, hutan alam, mangrove dan semak
belukar
Kapasitas Aturan dan kelembagaan penanggulangan bencana pada Wawancara
level lokal terstrutur
Peringatan dini dan kajian risiko bencana dengan
Pendidikan kebencanaan stakeholder
Pengurangan faktor risiko dasar (pemerintah
Pembangunan kesiapsiagaan pada seluruh lini dusun)
2. Upaya Monitoring dan Delineasi kawasan rawan bencana melalui peta-peta Wawancara
manajemen prediksi terhadap kebencanaan terstruktur
bencana lahar bencana Keberadaan relawan untuk monitoring potensi lahar hujan
hujan eksisting Sistem peringatan dini berbasis komunitas antar wilayah
dengan memanfaatkan tanda-tanda alam
Sistem peringata dini yang menjangkau ke seluruh bagian
wilayah
Pengurangan Pembangunan dan perbaikan sabo dam
risiko bencana Pembangunan tanggul (bronjong) di sisi kanan-kiri sungai
secara teknis Pembenahan jalur dan rambu evakuasi
Pembuatan sabuk hijau (green belt) di kawasan sempadan
sungai
Pengurangan Sosialisasi pengurangan risiko bencana
risiko bencana Pembentukan kampung siaga bencana
secara non teknis, Penyusunan dokumen rencana manajemen bencana pada
tingkat lokal
Pendataan kelompok rentan
No. Variabel Sub variabel Parameter Perolehan data
Kemampuan Rencana dan arahan evakuasi yang jelas pada saat
penyelenggaraan terjadinya bencana
tindakan Struktur organisasi yang jelas dalam penangangan
penyelamatan kedaduratan
pada fase tanggap Pelatihan kedaruratan
darurat Simulasi kebencanaan
Program Pencegahan Relokasi kehidupan dari daerah rawan bencana Wawancara
3. pengurangan terhadap Pemanfaatan kawasan sempadan sungai murni sebagai terstruktur
risiko bencana keterpaparan lahan kosong untuk buffer zone
berbasis Pembatasan izin pemanfaatan ruang kawasan kanan kiri
ekosistem sungai sebagai kawasan budidaya
Normalisasi sungai sehingga daya tampung sungai kembali
seperti pada saat sebelum bencana
Pengurangan Pemanfaatan kearifan lokal dan tanda-tanda alam sebagai
kerentanan bentuk peringatan dini
Pembuatan sabuk hijau di kanan kiri sungai sebagai bentuk
perkuatan terhadap tanggul
Pembatasan area penambangan sirtu agar tidak mencapai
area sekitar tanggul kanan kiri sungai
Penanaman tanaman keras pada tanah-tanah bengkok di
kanan kiri sungai sebagai barriers kedua
Penilian bahaya, kerentanan dan kapasitas dilakukan dengan metode skoring dan
pembobotan. Penilaian dilakukan sesuai Peraturan Kepala BNPB No 2 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengkajian Risiko Bencana. Penilaian risiko berdasarkan ketiga
komponen tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Three-Dimensional Risk
Matrix (Huali, et. al, 2013) sesuai gambar 4.
Kerentanan (V)
Ancaman
(H)
Kapasitas (C)
Gambar 2. Three-Dimensional Risk Matrix
Penentuan tingkat risiko berdasarkan matriks tersebut dilakukan sesuai dengan
pedoman pada tabel berikut
Tabel 2. Penentuan risiko berdasarkan Three-Dimensional Risk Matrix
Tingkat risiko Ancaman (H), kerentanan (V), kapasitas (C)
Risiko tinggi (3, 3, 1) (3, 2, 1) (2, 3, 1) (3, 3, 2) (3, 2, 2) (2, 3, 2) (3, 1, 1) (2,
2, 1) (1, 3, 1)
Risiko sedang (1, 1, 1) (1, 2, 1) (2, 1, 1) (3, 1, 2) (2, 2, 2) (1, 3, 2) (3, 3, 3) (3,
2, 3) (2, 3, 3)
Risiko rendah (3, 3, 1) (3, 2, 1) (2, 3, 1) (3, 3, 2) (3, 2, 2) (2, 3, 2) (3, 1, 1) (2,
2, 1) (1, 3, 1)
0.8
0.6
0.4
0.2
25
20
15
10
5. Kesimpulan
Sebagian besar wilayah terdampak lahar hujan memiliki risiko bencana yang
tergolong dalam klasifikasi sedang. Sebanyak delapan dusun dari total 14 dusun
tergolong dalam risiko sedang. Risiko bencana tinggi hanya dijumpai di Desa
Sindumartani yaitu pada Dusun Bokesan, Kalimanggis, Kayen dan Tambakan.
Tingginya risiko bencana di dusun-dusun ini disebabkan faktor kerawanan bencana
tinggi. Sementara itu, terdapat tiga dusun dengan risiko bencana yang rendah yaitu
Dusun Jetis dan Suruh di Desa Argomulyo dan Dusun Kentingan di Desa
Sindumartani. Faktor utama dari rendahnya risiko bencana di Dusun Jetis dan Suruh
lebih adalah kapasitas wilayah dalam menghadapi bencana termasuk tinggi. Sementara
rendahnya risiko bencana di Dusun Kentingan lebih disebabkan faktor kerentanan
bencana yang rendah.
Manajemen bencana lahar hujan yang sudah 100 % dilaksanakan di kawasan
terdampak yaitu pendayagunaan relawan dalam memonitoring potensi bahaya lahar
hujan, sistem peringatan dini berbasis komunitas dengan memanfaatkan handy talky
(HT) yang terhubung mulai dari wilayah pada penggal sungai bagian atas hingga
bagian bawah, pembangunan dan perbaikan sabo dam dan tanggul kanan kiri sungai,
perbaikan rambu dan jalur evakuasi, sosialisasi pengurangan risiko bencana, pendataan
kelompok rentan dan latihan serta simulasi kedaruratan
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Berbasis Ekosistem dengan penekanan pada
pencegahan keterpaparan memiliki prioritas yang sama dengan PRB berbasis
ekosistem dengan tujuan pengurangan kerentanan. Hasil analisis menunjukkan
program-program PRB berbasis ekosistem yang mungkin dapat dilakukan yaitu
pembatasan izin pemanfaatan ruang kawasan kanan kiri sungai sebagai kawasan
budidaya, normalisasi sungai untuk mengembalikan daya tampung sungai, dan
pembuatan sabuk hijau di kanan kiri sungai sebagai bentuk perkuatan terhadap tanggul
DAFTAR PUSTAKA
Berke, P.R, Kartez, J., dan Wenger D. 1993. Recovery After Disaster Achieving
Sustainable Development Mitigation And Equity, Journal of Disasters, Vol. 17,
No. 2
BPBD Kabupaten Sleman, 2013, Standar Operasional dan Prosedur Penyelenggaraan
Barak dan Pengungsian dalam Menghadapi Erupsi Gunungapi Merapi, Sleman:
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman
Cooper, D. dan Emory, W., 1992, Metode Penelitian Bisnis Jilid Satu, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Estrella, M., dan Saalismaa, N., 2013, Ecosystem Based Disaster Risk Redution (Eco-
DRR): An Overview, dalam The Role of Ecosystems in Disaster Risk Reduction
diedit oleh Fabrice G. Renaud, Karen Sudmeier-Rieux dan Marisol Estrella,
Tokyo: United Nations University Press
Girot, P., 2013, Integrating Community-Based Adaptation And Drr Approaches Into
Ecosystem-Based Approaches To Adaptation : Experiences From the Field,
Jenewa: United Nations International Strategy for Disaster Reduction
Huali, H., Pu, Z., Yao, W., dan Cuijuan, A., 2013, Research on Regional Territorial
Development Risk Evaluation Zoning Model Based on Carrying Capacity
Theory, Journal of Applied Sciences, Vol. 13 No. 8, hal. 1169-1176
IPCC, 2012, Managing the Risks of Extreme Events and Disastes to Advance Climate
Change Adaptation. Cambridge dan New York: Cambridge University Press
Mishra, P., 2013, Carrying Capacity dalam Encyclopedia of Crisis Management, diedit
oleh KB Penuel, M Statler, dan R Hagen, California: SAGE Publications, Inc.
Miththapala, S., 2008, Mangroves. Coastal Ecosystems Series Volume 2, Colombo:
Ecosystems and Livelihoods Group Asia, IUCN.
Morawetz, W. dan Nehren, U., 2005, Rain Forest Management and Ecotourism, dalam
Sustainability in Rural and Urban Environments, diedit oleh H. Gaese, F. Kraas
& Mi Mi Kyi, Yangoon, Kln.hal. 59-74,
Mutaali, L., 2011, Environmental Carrying Capacity Based On Spatial Planning,
Indonesian Journal of Geography Vol. 43 No. 2, hal. 142-155
Mutaali, L., 2012, Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanan Pengembangan
Wilayah, Yogyakarta: BPFG UGM
Nature Conservation Bureau, Minitry of Environment Japan, 2016, Ecosystem Based
Disaster Risk Reduction in Japan : A Handbook for Practitioners, Tokyo: Nature
Conservation Bureau, Minitry of Environment Japan
Renaud, F.G., Rieux, K.S., dan Estrella, M., 2013, The Relevance of Ecosystems for
Disaster Risk Reduction, dalam The Role of Ecosystems in Disaster Risk
Reduction diedit oleh Fabrice G. Renaud, Karen Sudmeier-Rieux dan Marisol
Estrella, Tokyo: United Nations University Press
Rubin, C.B., Saperstein, M.D., dan Barbee, D.G., 1985, Community Recovery from a
Major Natural Disaster, Monograph No. 41, Program on Environment and
Behavior, Institute of Behavioral Science, University of Colorado, Boulder
Smith, G., dan Wenger, D., 2006, Sustainable Disaster Recovery: Operationalizing an
Existing Agenda dalam Handbook of Disaster Research diedit oleh H.
Rodriguez, E.L. Quarantelli, and R. Dynes, New York: Springer Verlag, hal.
234-257
Sudmeier-Rieux, K dan Ash, N., 2009, Environmental Guidance Note for Disaster Risk
Reduction, Gland, Switzerland: IUCN.
UNISDR, 2005, Hyogo Framework for Action 2005-2015: Building the Resilience of
Nations and Communities to Disasters, Jenewa: United Nations International
Strategy for Disaster Reduction
UNISDR, 2009, 2009 UNISDR Terminology on Disaster Risk Reduction (internet),
United Nations <http://www.unisdr.org/files/7817_UNISDRTerminology
English.pdf> (diakses 20 Maret 2014)
UNISDR, 2011, 2011 Global Assessment Report on Disaster Risk Reduction:
Revealing Risk, Redefining Development, Jenewa: United Nations