Anda di halaman 1dari 64

29 April 2011

Dr. Ir. Sudarto, MS


Christanti Agustina, SP

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
i

JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BUKU PEDOMAN
LAPANGAN
FIELDTRIP SEMESTER GENAP 2010/2011

Mata Kuliah :
Analisis Lansekap Terpadu
Sistem Informasi Sumberdaya Lahan
Tanah-tanah Utama Pertanian di Indonesia

Malang-Jombang-Lamongan-Gresik-
Probolinggo-Lumajang

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
ii

Gambar 1. Jalur Trip (Malang - Jombang - Lamongan - Gresik - Probolinggo - Lumajang)

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
iii

KATA PENGANTAR

Mohon pada bagian ini diisi pak.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................ iii
DAFTAR PESERTA...................................................................iv
AGENDA KEGIATAN................................................................vi
I. PENDAHULUAN....................................................................8
1.1. Latar Belakang.............................................................................8
1.2. Lingkup Kegiatan..........................................................................8
II. DESKRIPSI PROPINSI JAWA TIMUR........................................9
2.1. Lokasi...........................................................................................9
2.2. Geologi dan Geomorfologi............................................................9
2.3. Tanah..........................................................................................11
2.4. Iklim............................................................................................12
2.5. Vegetasi dan Penggunaan lahan................................................12
III. URAIAN TUGAS................................................................13
3.1. Hari I: Sabtu, Tanggal 14 Mei 2011.............................................13
3.2. Hari II: Minggu, Tanggal 15 Mei 2011.........................................17
3.3. Hari III: Senin, Tanggal 16 Mei 2011...........................................20
IV. TATA TERTIB....................................................................26
V. LAPORAN DAN EVALUASI...................................................27
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................28
Form Pengamatan Kondisi Lahan...........................................43
Form Deskripsi Tanah Belakang.............................................48
Lampiran : Format Penulisan Deskripsi Tanah........................49
Lampiran : Format Kosong Penulisan Deskripsi Tanah...........................50

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
v

DAFTAR PESERTA

Dosen :
1. Dr. Ir. Sudarto, MS (Analisis Lansekap Terpadu & Sistem Informasi
Sumberdaya Lahan)
2. Dr. Ir. Sri Rahayu Utami (Tanah-tanah Utama Pertanian di Indonesia)
3. Dr. Ir. Abdul Mukri Prabowo, M.Agr.Sc. (Tanah-tanah Utama Pertanian di
Indonesia)
4. Kurniawan Sigit Wicaksono, SP. MSc. (Analisis Lansekap Terpadu &
Sistem Informasi Sumberdaya Lahan)
5. Christanti Agustina, SP (Asisten Dosen : ANLANT, SISDL, TTU)

Asisten :
1. Afif Muzaki Ahsan
2. Estiyanto S Nugroho
3. Muhlishin Sahidin
4. Megawati Rehna Tarigan
5. Zaidnun Ilzam

Mahasiswa :
Kelomp Grup Lokasi Nama Peserta Asisten
ok
1 A Pujon Afif Muzaki
Akma Puspita Said
Ahsan
Andik Rozikin
Andreas Priyo
Handoko
Avian Putranto
Ayu Rahayu
B Ngoro Chyntia Sabwe Estiyanto S
(Sidowarek) Putra W. Nugroho
Muhammad Tohar
Amirudin
Frita Agnesia
Indra
Agungkiswantoro
Rizal Raditya Putra
C Ploso Muhlishin
Wheny Masruroh
Sahidin
Eirene T E Manullang
Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU
29 April 2011
vi

RB. Moh. Nurul


Anwar
Mohammad Arief K.
R. Nurieke Adistya
Anggraeni

Kelomp Grup Lokasi Nama Peserta Asisten


ok
2 D Pucuk Megawati
Dwi Ariyanto
Rehna T
Aji Pakar Wirawan
Bramdita F.
Satya Purba Wasesa
Aditya Nugraha Putra
E Brondong Mohammad Ali El Afif Muzaki
M. Ahsan
Istika Nita
Novalia Kusumarini
Ginanjar Ika
Setiawan
Pramasti Dyah
Nhindyasari
F Manyar Citra Zaidnun Ilzam
Charismawati
Syamsul Arifin
Tino Setya P.
Yeni Setyorini
Yosi Andhika
3 G Sukapura- Maharani S Zaidnun Ilzam
Bromo
Deki Budi R
Nugroho HP
Candra Quida
H Sukapura - Himawan A Estiyanto S
Boto Nugroho
Firdaus A
Firda PU
Galang P
B Julio Tito
I Pasirian - A. Reza F Muhlishin
Watupecak Sahidin
Rayza C
M. Firstsyah

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
vii

M. Mahmudin
Ryan Marta
J Lumajang - Miranti Ayu E Megawati
Gladakperak Rehna T
Dimas Rafly
Citra Dwi O
Maulana Z

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
viii

AGENDA KEGIATAN

Hari,
Tanggal Pukul Acara Tempat Keterangan
Sabtu, 04.00- Persiapan Peserta Parkir tanah
14 Mei 05.00 Fieldtrip
2011 05.30- Perjalanan ke Pujon
06.30
06.30- Materi Pujon
07.00
07.00- Perjalanan ke Sidowarek
08.40
08.40- Materi Sidowarek Pembuatan
10.40 , Jombang minipit
10.40- Perjalanan ke Ploso
11.30
11.30- Materi Ploso Pembuatan
13.30 minipit
13.30- Ishoma
14.00
14.00- Perjalanan ke Kabuh
14.10
14.10- Materi Kabuh
14.40
14.40- Perjalanan ke Ngimbang
15.10
15.10- Materi Ngimbang Pembuatan
16.00 singkapan
16.00- Perjalanan ke Gunung
16.30 Pegat
16.30- Materi Babat
17.00
17.00- Perjalanan ke Pucuk
17.30
17.30- Materi Pucuk Pemboran
18.10
18.10-~ Makan dan istirahat Pucuk
Minggu, 04.00- Persiapan Pucuk
15 Mei 05.00
2011 05.00- Sarapan
05.30
05.30- Perjalanan ke Brondong
06.10
06.10- Materi Brondong Pembuatan
08.10 minipit
08.10- Perjalanan ke Manyar
09.50
09.50- Materi Manyar Pembuatan
10.30 minipit

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
ix

Hari,
Tanggal Pukul Acara Tempat Keterangan
10.30- Perjalanan ke Tongas
13.30
13.30- Ishoma Tongas
14.30
14.30- Perjalanan ke Bromo
16.40 (cemoro lawang)
16.40- Materi Cemoro Bila waktu
18.40 lawang tidak
memungkink
an (terlalu
sore)
pengamatan
diganti di
sekitar jalan
Tongas –
Sukapura
(732273;
9144069).
Pembuatan
minipit
18.40- Perjalanan ke
19.40 penginapan
19.40-~ Makan malam dan Penginapan
istirahat , Bromo
Senin, 03.00- Persiapan + packing Penginapan
16 Mei 04.00 , Bromo
2011 04.00- Turun ke Kali Vulkan
05.30 Bromo
05.30- Materi Bromo
06.30
06.30- Perjalanan ke
08.30 Penginapan
08.30- Sarapan Penginapan
09.30 , Bromo
09.30- Perjalanan ke Boto
10.40
10.40- Materi Boto
11.10
11.10- Perjalanan ke Watu
13.30 Pecak
13.30- Materi Watupeca Pemboran
14.30 k
14.30- Perjalanan ke Gladak
16.00 Perak dan makan di Bus
16.00- Materi Gladak
17.00 perak
17.00- Perjalanan ke Malang
20.00

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
x

Hari,
Tanggal Pukul Acara Tempat Keterangan
20.00- Makan malam di Turen Malang
21.00
21.00- Melanjutkan perjalanan
23.00 ke Malang
23.00-~ Sayonara….

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
11

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Dalam kurikulum Program Studi Agroekoteknologi terdapat
beberapa mata kuliah yang selain kegiatan tatap muka (kuliah) juga
harus melaksanakan praktikum. Praktikum yang dimaksud dapat
dilaksanakan di dalam laboratorium, di lapangan, tutorial atau tugas-
tugas tertentu yang bobot sks-nya adalah 1 sks.
Untuk beberapa mata kuliah, seperti Analisis Lansekap Terpadu,
Sistem Informasi Sumberdaya Lahan, dan Tanah-tanah Utama Pertanian
di Indonesia, selain kegiatan di laboratorium dan tutorial juga
memerlukan kegiatan pengecekan atau pengenalan di lapangan.
Kegiatan di lapangan ini dimaksudkan untuk mengenal dan
menguji hasil pengamatan di Laboratorium, mengenal/menguji hasil
interpretasi foto udara dan mengamati beberapa parameter yang
diperlukan (untuk mata kuliah Analisis Lansekap Terpadu).
Sesuai dengan bobot sks-nya, sebenarnya kegiatan lapangan ini
semestinya harus dilakukan beberapa kali untuk setiap mata kuliah.
Akan tetapi karena terbatasnya biaya yang dianggarkan untuk kegiatan
ini, maka kegiatan praktikum yang utama adalah di laboratorium berupa
pengenalan melalui media lain.
Kegiatan “Field Trip” kali ini dirancang untuk pengenalan lapangan
untuk tiga mata kuliah yang diberikan di semester genap 2010/2011
dan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 14 Mei – 16 Mei
2011.
Dengan keterbatasan waktu dan biaya, maka tidak seluruh obyek
yang seharusnya dikunjungi dapat diliput dalam kegiatan ini. Obyek
lain diharapkan dapat diliput oleh mata kuliah yang lain atau kegiatan
mandiri yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk melaksanakan
program-program Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
12

1.2Lingkup Kegiatan
Mata kuliah yang terkait dalam pelaksanaan Field Trip kali ini adalah:

1) Analisis Lansekap Terpadu,

2) Sistem Informasi Sumberdaya Lahan.

3) Tanah-tanah Utama Pertanian di Indonesia

II. DESKRIPSI PROPINSI JAWA TIMUR

Sebagai acuan untuk memahami jalur yang akan dilewati, diuraikan


kondisi secara umum seluruh Propinsi Jawa Timur. Deskripsi secara lebih
rinci setiap titik pengamatan disampaikan pada Bab III.

1.3Lokasi
Propinsi Jawa Timur terletak di ujung timur Pulau Jawa antara 111º 0’-
114º 4’ Bujur Timur dan antara 7º 12' - 8º 48' Lintang Selatan.
Berdasarkan data yang tercatat pada Kantor Statistik dan Pemerintah
Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur, luas Propinsi Jawa Timur adalah
47.921,98 km2. Wilayah yang dikunjungi dalam rangka Field Trip ini
meliputi 6 Kabupaten dari 29 Kabupaten yang ada di Jawa Timur, yaitu:
Malang, Jombang, Lamongan, Gresik, Probolinggo, dan Lumajang.

1.4Geologi dan Geomorfologi


Berdasarkan atas Peta Geologi Jawa Timur skala 1 : 500.000 (Direktorat
Geologi, 1977) Jawa Timur dan lembar-lembar peta Geologi skala 1 :
100.000, bahan induk tanah di Jawa Timur berasal dari berbagai macam
batuan yaitu : bahan alluvium, bahan sedimen, bahan metamorfik dan
batuan beku.
1. Bahan alluvium,
2. Batuan sedimen: a) batu gamping b) batu pasir c) batu liat d)
napal/campuran e) bertufa
3. Batuan metamorfik
4. Batuan beku: a) batuan beku (asam) b) tepra basa c) breksi dan lava
basa d) ultra basa.
Bahan alluvium menempati sebagian besar dataran antar pegunungan
di jalur tengah Jawa Timur di sekitar kota Madiun - Ngawi, Kediri -
Nganjuk, Malang, Lumajang, Jember dan Bondowoso serta di wilayah
pantai Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan
Bondowoso. Tanah yang berkembang dari bahan alluvium dengan
luasan yang cukup sempit menempati kanan-kiri aliran sungai yang
agak besar dan dataran sempit di wilayah pantai. Lahan demikian ini
umumnya digunakan untuk lahan persawahan (dan pemukiman),
sebagian kecil terutama yang berada di wilayah pantai digunakan untuk
pertambakan.
Bahan sedimen menempati wilayah perbukitan Kendeng Utara mulai
dari Bojonegoro sampai Gresik dan Pegunungan Selatan mulai dari

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
13

Pacitan sampai Lumajang. Penggunaan lahannya terutama sebagai


lahan kering (tegal, perkebunan, dan hutan)
Batuan metamorfik hanya menempati sedikit wilayah, khususnya di
perbukitan Pegunungan Selatan di Tulungagung dan Trenggalek.
Penggunaan lahannya terutama sebagai lahan kering, sebagian telah
ditambang untuk mendapatkan batu marmer atau onyx.
Batuan beku berasal dari kegiatan volkanik dari gunung-gunung yang
ada di sekitarnya. Komplek pegunungan yang ada di Jawa Timur adalah
Gunung Lawu, Gunung Wilis, Gunung Kawi, Gunung Kelud, Gunung
Anjasmoro, Gunung Arjuna, Gunung Semeru, Gunung Tengger (Bromo),
Gunung Lamongan, Gunung Raung dan Gunung Ijen. Penggunaan
lahannya umumnya memiliki gradasi yang hampir seragam, mulai dari
hutan di bagian lereng atas dan tengah, perkebunan di lereng tengah
dan sedikit di lereng bawah, dan lahan kering berupa tegal dan kebun
campuran di lereng bawah. Beberapa perkecualian dijumpai di
beberapa tempat dengan adanya lahan tegal di lereng atas atau tengah
kompleks pegunungan.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
14

Satuan pemetaan yang tersedia untuk meliputi seluruh wilayah Jawa


Timur masih cukup langka, oleh karena itu digunakan sumber satuan
pemetaan berupa landsystem yang dikembangkan oleh RePProT (1989).
Untuk keperluan pemetaan ini dilakukan modifikasi berdasarkan sistem
klasifikasi bentuk lahan menurut Dessaunettes (1977). Berdasarkan
sistem klasifikasi ini, Jawa Timur tersusun atas beberapa bentuk lahan,
yaitu bentuk lahan dari sistem: 1) Alluvial 2) marin 3) dataran 4)
perbukitan 5) pegunungan 6) volkanik 7) karst. Daftar bentuk lahan
beserta luasannya pada setiap Kabupaten di Jawa Timur disajikan dalam
Lampiran 1.

1.5Tanah
Tanah di Jawa Timur bervariasi dari tanah-tanah dengan tingkat
perkembangan yang masih muda sampai yang sudah tua. Berdasarkan
Peta Tanah Tinjau Jawa Timur skala 1 : 250.000 (LPT, 1966), tanah-tanah
yang ada di Jawa Timur terdiri dari beberapa Jenis, yaitu : Alluvial,
Regosol, Litosol, Mediteran, Grumusol, Andosol, dan Glei Humus.
Berdasarkan data yang diperoleh dari RePPProT (1989) tanah-tanah di
Jawa Timur terdiri atas 8 (delapan) Ordo, 18 (delapan belas) Subordo
dan 32 (tiga puluh dua) Greatgroup. Hasil pengujian di lapangan
menunjukkan bahwa beberapa ordo tidak dijumpai, di pihak lain
beberapa ordo berhasil dijumpai di lapangan. Secara garis besar
klasifikasi tanah yang terdapat di Jawa Timur disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tanah yang terdapat di Jawa Timur

ORDO SUBORD GREATGROUP


O
VERTISOL Ustert Haplustert Calciustert
ANDISOL Aquand Vitraquand Epiaquand
Vitrand Udivitrand
Udand Placudand Fulvudand Hydruda Hapludand
nd
MOLISOL Rendoll -----------

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
15

Ustoll Calciustoll Haplustoll Argiustoll


Udoll Hapludoll Argiudoll
ALFISOL Ustalf Haplustalf Paleustalf
Udalf Tropudalf
INCEPTISOL Aquept Tropaquept
Tropept Eutropept Dystropept Ustropep Humitropep
t t
ENTISOL Aquent Tropaquent Fluvaquent
Psammen Tropopsamm Ustipsamm
t ent ent
Fluvent Tropofluvent Ustifluvent
Orthent Troporthent Ustorthent
Keterangan: -------- = tidak dijumpai
Tanah-tanah yang berkembang dari bahan volkanik muda dan alluvium
atau tanah - tanah yang menempati wilayah dataran seperti sebagian
besar Entisol dan Inceptisol, umumnya mempunyai tingkat
perkembangan yang masih muda. Sebaliknya, tanah-tanah yang
berasal dari bahan sedimen dan atau bahan volkanik tua, seperti
Andisol, Alfisol, Molisol, dan Vertisol umumnya sudah mempunyai
tingkat perkembangan yang sedang sampai lanjut.
Lahan sawah di Jawa Timur umumnya dijumpai pada tanah-tanah dari
Ordo Inceptisol, Vertisol dan Alfisol. Lahan sawah yang berupa Ordo
Inceptisol dijumpai di Kabupaten Kediri dan sekitarnya, Malang dan
sekitarnya, Lumajang dan sekitarnya, dan di berbagai lokasi pantai
seperti Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso
dan Jember. Ordo Vertisol dijumpai di Madiun – Ngawi dan sekitarnya,
Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro, serta di sebagian Kabupaten
Pasuruan dan

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
16

Probolinggo. Ordo Alfisol umumnya dijumpai pada lahan sawah yang


berkembang dari batuan sedimen di bagian dataran atau kaki
perbukitan Pegunungan Kendeng Utara seperti di Kabupaten Nganjuk,
Jombang, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.
Lahan kering di daerah perbukitan atau pegunungan memiliki tanah
yang sangat bervariasi. Lahan kering yang berasal dari bahan volkanik
umumnya memiliki jenis tanah dari ordo Andisol, Inceptisol dan Entisol.
Sedangkan lahan kering yang berkembang di daerah perbukitan dari
formasi sedimen (Pegunungan Kendeng Utara dan Pegunungan Selatan)
umumnya memiliki tanah Alfisol, Vertisol, Molisol, Inceptisol dan Entisol.

1.6Iklim
Curah hujan di Jawa Timur umumnya cukup tinggi, hanya sebagian kecil
yang mempunyai curah hujan kurang dari 1500 mm/tahun, yaitu di
hampir sepanjang pantai utara Jawa Timur mulai dari Bojonegoro
sampai Banyuwangi dan hampir semua Pulau Madura. Curah hujan
tinggi lebih dari 3000 mm/th terjadi di beberapa kawasan pegunungan.
Curah hujan yang tinggi di kawasan pegunungan ini cukup bermanfaat
karena sebagai kawasan resapan air yang dapat mensuplai air pada
musim kemarau. Sehingga pada beberapa lokasi dapat digunakan
untuk penanaman padi kedua bahan pada beberapa lokasi yang tidak
begitu luas dapat digunakan untuk pengairan sawah ketiga.
Penyebaran dengan bulan basah (>200 mm) tampaknya mengikuti
penyebaran curah hujan rata-rata tahunan. Bulan basah 3 atau kurang
dijumpai di hampir sepanjang pantai utara Jawa Timur dan Pulau
Madura, serta sebagian di pantai selatan Jawa Timur. Bulan basah 5
atau lebih dijumpai pada kawasan perbukitan atau pegunungan.
Kondisi medan pada beberapa lokasi khususnya yang tanahnya
berkembang dari batuan sedimen seperti di Pegunungan Selatan,
Pegunungan Kendeng Utara dan Pulau Madura potensinya untuk lahan
sawah cukup rendah karena selain curah hujan yang tidak begitu tinggi,
juga karena peresapan air hujan yang kecil karena kapasitas
infiltrasinya yang rendah, sehingga air hujan sebagian besar menjadi
limpasan permukaan yang segera mengalir ke laut. Oleh karena itu,
lahan sawah umumnya hanya dapat ditanami padi satu kali saja dalam
setahun, selebihnya bera atau ditanami palawija.

1.7Vegetasi dan Penggunaan lahan


Berdasarkan peta penggunaan lahan (landuse) yang dibuat oleh
RePProT (1989), secara garis besar Wilayah Jawa Timur terbagi atas
beberapa macam penggunaan lahan, yaitu: hutan, belukar, rerumputan,
lahan kering (tegal dan kebun campuran), sawah, perkebunan, lahan
tandus, pemukiman dan perairan (Lampiran 2).
Jika dilihat penyebarannya, lahan hutan umumnya menempati wilayah
perbukitan dan pegunungan. Hutan campuran dijumpai pada wilayah
pegunungan volkanik, sedang wilayah perbukitan/pegunungan
angkatan umumnya diusahakan sebagai hutan tanaman industri seperti
jati. Hutan ini pada beberapa kawasan berasosiasi dengan belukar dan
rerumputan. Tegal atau ladang umumnya menempati lahan kering, baik
pada dataran maupun pada lereng perbukitan/pegunungan, dengan
pola tanam yang bervariasi, tanaman utama adalah ketela pohon atau
jagung dengan variasi kacang-kacangan atau hortikultura. Lahan

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
17

perkebunan umumnya juga dijumpai pada lahan kering di lereng


perbukitan atau pegunungan. Lahan sawah umumnya dijumpai pada
daerah dataran alluvial dan daerah-daerah lain yang mempunyai irigasi.
Lahan tandus umumnya dijumpai pada daerah-daerah yang berlereng
curam atau terjal atau solum tanah yang sangat dangkal.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
18

III. URAIAN TUGAS

1.8 Hari I: Sabtu, Tanggal 14 Mei 2011

1. Jalur Pujon - Ngantang - Kandangan

a. Kondisi umum
Secara umum Pujon merupakan dataran antar pegunungan yang
tertoreh sedang. Sebelah selatan termasuk daerah pengaruh
Gunung Kawi dan sebelah utara daerah pengaruh Gunung
Anjasmoro. Dataran semacam dijumpai di sekitar Bendungan
Selorejo. Bedanya, Bendungan Selorejo dibawah pengaruh tiga
gunung, yaitu Gunung Kawi di sebelah tenggara, Gunung Kelud di
sebelah barat daya, dan Gunung Anjasmoro di sebelah utara.
Pegunungan yang mengelilingi adalah gunung yang bertipe strato
dengan batuan berasal dari lava basa. Jalur Ngantang-Kandangan
merupakan lungur volkanik (di sebelah selatan jalan) dan Lereng
bawah volkanik Gunung Anjasmoro di sebelah utara jalur jalan.
Penggunaan lahan yang utama adalah sawah, tegal dan hutan
(termasuk semak belukar)

b.Tugas
Stop I: Pujon (perbukitan volkanik)
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahannya, kemudian
jawab beberapa pertanyaan berikut.
- Amati kondisi dataran Pujon : perkiraan lereng, batuan di
permukaan dan torehan, dll seperti yang terdapat dalam tabel
daftar isian landform..
- Dari bentuk morfologi permukaan Gunung Anjasmoro (sebelah
utara) dan Gunung Kawi (sebelah selatan) apakah ada
perbedaan. (cobalah membuat sket pada lembar catatan
Saudara)
- Amati batuan yang ada di tubuh sungai Kali Konto (sebelah
kanan atau kiri jalan, setelah pemandian Dewi Sri), bagaimana
bentuk penampang melintang badan sungainya, perkiraan
gradien lereng, persentase batuan, dan kecepatan aliran air
(secara kualitatif).
- Coba perhatikan, tanah yang terbentuk di jalur Pujon-Ngantang-
Kandangan. Dimanakah letak perbedaannya ?
- Coba catat karakteristik lahan masing-masing jalur, kemudian
tentukan perbedaan di masing-masing jalur ini.
- Ada berapa macam landform yang dapat Saudara temukan di
jalur ini?
- Amati macam vegetasi dan penggunaan lahan, catat dan plot
lokasi pengamatan Saudara pada peta. Gunakan daftar isian
kedua untuk mencatat berbagai informasi tentang tataguna
lahan dan/atau vegetasi yang ada

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
19

2. Jalur Ngoro – Ploso - Kabuh

a. Kondisi umum
Jalur ini secara umum dapat dibedakan menjadi dua segmen,
yaitu: 1) Segmen Ngoro, 2) Ploso, dan 3) Kabuh
- Segmen 1: Ngoro merupakan dataran alluvial (kadang-kadang
beberapa bagian dapat dimasukkan dalam dataran volkanik),
relief datar. Bahan induk tanah berasal dari pengendapan bahan
jatuhan (piroklastika) yang dibawa oleh aliran air sungai Kali
Konto atau Kali Brantas. Penggunaan lahan yang utama adalah
sawah irigasi teknis dan pemukiman atau pekarangan. Pola
tanam bervariasi, mulai dari Padi-Padi-Padi, Padi-Padi-Palawija
(jagung) atau Padi-Palawija (jagung)-Palawija (jagung).
- Segmen 2 : Ploso merupakan dataran alluvial, relief datar,
bahan induk berasal dari pengendapan sungai. Penggunaan
lahan pada umumnya adalah sawah irigasi.
- Segmen 3: Kabuh merupakan daerah yang terbentuk akibat
adanya proses tektonik dan struktural dan bagian dari kompleks
antiklin-sinklin Pegunungan Kendeng Utara.

b.Tugas
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahannya, kemudian
jawab beberapa pertanyaan berikut.
Stop II: Ngoro (dataran alluvial)
Segmen 1.
- Amati kondisi dataran Ngoro: perkiraan lereng, batuan di
permukaan dan torehan, dll seperti yang terdapat dalam tabel
daftar isian.
- Amati batuan yang ada di tubuh sungai di sebelah kanan atau
kiri jalan, bagaimana pola sungainya, bentuk penampang
melintang badan sungainya, perkiraan gradien lereng,
persentase batuan, dan kecepatan aliran air (secara kualitatif).
Bandingkan dengan yang ada pada jalur Pujon - Ngantang
-Kandangan.
- Amati morfologi tanahnya dan tentukan jenis tanah apa di
lokasi ini.
- Amati macam vegetasi dan penggunaan lahan, catat dan plot
lokasi pengamatan pada peta.
- Simpulkan nama landform di wilayah ini
- Cocokkan dengan hasil interpretasi di laboratorium

Stop III: Ploso (dataran)


Segmen 2

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
20

- Amati kondisi dataran Ploso: perkiraan lereng, batuan di


permukaan dan torehan, dll seperti yang terdapat dalam tabel
daftar isian.
- Amati morfologi tanahnya dan tentukan jenis tanah apa di
lokasi ini. Bandingkan dengan jenis tanah di Ngoro, apakah
perbedaannya?
- Amati batuan induk penyusun tanah dengan melihat pola
geomorfologi.
- Amati macam vegetasi dan penggunaan lahan, catat dan plot
lokasi pengamatan pada peta.
- Simpulkan nama landform di wilayah ini
- Cocokkan dengan hasil interpretasi di laboratorium

Stop IV: Kabuh (lipatan antiklin pertama)


Segmen 3.
- Amati pelapisan batuan yang ada pada tebing lokasi Saudara,
kemudian catat: macam batuan, ketebalan masing-masing
lapisan, dan kemiringan lapisan.
- Amati pula parameter-parameter lain yang diperlukan untuk
penamaan landformnya.
- Berdasarkan informasi tersebut, apakah yang dapat Saudara
simpulkan?
- Cocokkan hasil interpretasi Saudara dengan informasi yang
dapat saudara peroleh di lapangan.
- Amati macam vegetasi dan penggunaan lahan, catat dan plot
lokasi pengamatan pada peta

3. Jalur Kabuh - Modo

a. Kondisi umum
Secara umum jalur ini merupakan wilayah jalur antiklin dan sinklin
bagian selatan Pegunungan Kendeng Utara.
Penggunaan lahan yang utama adalah tegal, hutan, semak
belukar, sawah dan pemukiman

b.Tugas
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahannya, kemudian
jawab beberapa pertanyaan berikut.
Stop V: Ngimbang (lipatan antiklin kedua setelah Kabuh)
- Perhatikan tebing bekas potongan jalan (road cut) di sisi kanan
sebelah utara Kecamatan Ngimbang (Setelah melewati kantor
Kecamatan Ngimbang, pemandu supaya meminta kendaraan
berjalan agak pelan). Perhatikan pelapisan batuan, apakah yang
dapat Saudara simpulkan dari informasi tersebut.
- Perhatikan vegetasi dan penggunaan lahan di jalur ini, catat
dan plot pada peta.
- Perhatikan pelapisan di tebing potongan jalan Gunung Pegat,
apa yang dapat Saudara simpulkan?

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
21

- Amati pula arah pelapisan batuan dan perkiraan kemiringannya


agar Saudara dapat membuat skenario pelipatannya.

4. Jalur Modo - Kedungpring - Babad - Pucuk

a. Kondisi umum
Secara umum jalur ini termasuk wilayah dataran banjir Bengawan
Solo dan bagian dari landform tektonik dan struktural, dapat
dikelompokkan menjadi tiga segmen, yaitu: 1) Kedungpring 3)
Babat 2) Pucuk.
- Segmen 1: Kedungpring merupakan dataran banjir yang
dipengaruhi oleh Sungai Bengawan Solo, bahan induk alluvium,
relief datar, tanah umumnya Vertisol. Penggunaan lahan yang
utama sawah dan pemukiman.
- Segmen 2: Babad merupakan daerah angkatan yang terbentuk
karena proses tektonik dan struktural dan digunakan untuk
pertambangan kapur.
- Segmen 3: Pucuk merupakan bagian dari grup landform alluvial
sebagai akibat dari adanya aktivitas Sungai Bengawan Solo
sehingga membentuk landform backswamp dan levee.

b.Tugas
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahannya, kemudian
jawab beberapa pertanyaan berikut.
Stop VI Kedungpring (dataran banjir)  lakukan pengamatan
dari kendaraan
Segmen 1
-Perhatikan dataran alluvial di sekitar Kecamatan Kedungpring.
Bandingkan dengan landform sebelumnya (lipatan).
-Lakukan pemboran untuk mengetahui pelapisan tanahnya, amati
jumlah lapisan dan ketebalannya, serta warna dan teksturnya.
-Perhatikan tata guna lahan dan vegetasi yang ada, buat catatan
dan plot lokasi pengamatan anda pada peta untuk identifikasi
pada foto udara.
-Sebelum sampai di Kecamatan Babat, terdapat singkapan
batukapur yang merupakan bekas areal penambangan bahan
untuk pembuatan semen (PT Semen Gresik). Apakah nama
landform perbukitan tersebut?
Stop VII: Babad (angkatan)
Segmen 2
-Kita berhenti sejenak di lokasi penambangan batu kapur (dolomit)
yang melintang jalan Kedungpring - Babad
-Perhatikan daerah angkatan di wilayah ini. Bandingkan dengan
landform sebelumnya (lipatan) di daerah Kabuh.
-Perhatikan tata guna lahan dan vegetasi yang ada, buat catatan
dan plot lokasi pengamatan anda pada peta untuk identifikasi
pada foto udara.
Stop VIII: Pucuk (back swamp)

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
22

Segmen 3
- Perhatikan kondisi genangan yang ada di sekitar Saudara.
- Bandingkan dengan landform sebelumnya (Babad). Catat
informasi yang diperlukan untuk pengamatan landform,
kemudian simpulkan nama landform tersebut.
- Perhatikan lahan yang agak tinggi di sekitar tubuh sungai
Bengawan Solo yang pada saat ini digunakan untuk lokasi
pemukiman penduduk. Apakah nama landform di lokasi
tersebut ? bagaimana landform tersebut bisa terbentuk ?
- Perhatikan adanya sandbar dan / atau point bar pada badan
Bengawan Solo (jika tidak banjir akan kelihatan)
- Perhatikan tata guna lahan dan vegetasi yang ada, buat
catatan dan plot lokasi pengamatan anda pada peta untuk
identifikasi pada foto udara.

Perjalanan hari pertama berakhir di Pucuk. Silakan dilakukan perekapan


data-data dan sempatkan untuk melakukan diskusi dan melakukan
persiapan untuk perjalanan di hari kedua.

Selamat istirahat, sempatkan untuk tidur,


agar segar untuk melanjutkan perjalanan
hari ke dua!!!

1.9 Hari II: Minggu, Tanggal 15 Mei 2011

5. Jalur Pucuk - Brondong - Goa Maharani

a. Kondisi umum
Secara umum jalur ini dapat dibedakan menjadi dua segmen,
yaitu: 1) dataran angkatan di Pegunungan Kendeng Utara
(Kecamatan Brondong) 2) landform Karst (Goa Maharani).
- Segmen 1: Brondong merupakan dataran angkatan
Pegunungan Kendeng Utara, sebagian berupa dataran alluvial
sempit antar perbukitan. Penggunaan lahan yang utama hutan,
tegal dan sawah (tadah hujan).
- Segmen 2: Goa Maharani mempunyai landform karst,
batuannya berupa batugamping terumbu yang terangkat dan
sebagian terekspose di pemukaan, khususnya di wilayah pantai.
Bagian yang tidak terekspose termasuk wilayah segmen 2.
Pada wilayah ini dijumpai goa, yaitu Goa Maharani.

b.Tugas
Stop IX: Brondong (angkatan)
Segmen 1
- Perhatikan kawasan hutan jati di jalur ini, apakah nama
landform di wilayah ini?

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
23

- Jika sempat berhenti sejenak di kawasan ini, perhatikan bahan


induk tanah, jenis tanah, dan penggunaan lahan di sekitarnya.
- Perhatikan tata guna lahan dan vegetasi yang ada, buat catatan
dan plot lokasi pengamatan anda pada peta untuk identifikasi
pada foto udara.?

6. Jalur Goa Maharani - Manyar - Surabaya

a. Kondisi umum
Secara umum jalur ini dapat dibagi menjadi tiga segmen, yaitu
segmen: 1) Goa Maharani - Panceng, 2) Sidayu - Manyar (Gresik) -
Surabaya.
- Segmen 1: Goa Maharani - Sidayu, termasuk wilayah
dataran & perbukitan angkatan yang berada di daerah pantai.
Relief berombak sampai berbukit. Batuan induk yang terutama
adalah batugamping terumbu, kalsit atau dolomit. Penggunaan
lahan umumnya berupa tegal, hutan atau semak belukar.
- Segmen 2: Sidayu - Manyar, termasuk wilayah dataran
pasang surut (delta Sidayu tidak bisa dijangkau karena harus
masuk jalan kecil yang beresiko jika dilalui kendaran bis
sejumlah tiga buah, sehingga tidak dapat diamati
perbedaannya dengan dataran pasang surut). Terbentuk
karena pembelokan alur Bengawan Solo ke arah utara.
Penggunaan lahan umumnya berupa tambak, baik udang
maupun bandeng. Pada beberapa lokasi, pematang ditanami
pisang
- Segmen 3: Gresik - Surabaya, termasuk dataran pasang
surut pantai. Penggunaannya terutama adalah tambah
bandeng dan atau tambak garam.

b.Tugas
Segmen 1
- Perhatikan macam-macam landform yang ada, catat informasi
yang diperlukan untuk pengamatan landform, kemudian
simpulkan nama landform tersebut. {pada jalur ini dijumpai 1)
angkatan mendatar (bute), 2) angkatan miring dan dataran
angkatan, disamping karst}.
- Perhatikan tata guna lahan dan vegetasi yang ada, buat catatan
dan plot lokasi pengamatan anda pada peta untuk identifikasi
pada foto udara.

Stop X: Manyar (dataran pasang surut)


Segmen 2
- Perhatikan landform marin yang ada, amati pelapisan tanahnya
untuk mengetahui proses pembentukannya. Bandingkan
dengan pelapisan tanah di Jalur Kedungpring-Sukodadi. Catat

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
24

informasi yang diperlukan untuk pengamatan landform,


kemudian simpulkan nama landform tersebut.
- Perhatikan tata guna lahan dan vegetasi yang ada, buat catatan
dan plot lokasi pengamatan anda pada peta untuk identifikasi
pada foto udara.
- Perhatikan dengan seksama, perbedaan pola pengelolaan lahan
untuk tambak udang dan tambak bandeng. Jika mungkin buat
sketnya.
Segmen 3
- Perhatikan dengan seksama, perbedaan pola pengelolaan lahan
untuk tambak udang, tambak bandeng dan tambak garam.
Dimanakah letak pervedaannya ? Jika mungkin buat sketnya.

7. Jalur Tambahan Surabaya - Gempol Perhatikan beberapa


bentukan dan tataguna lahan yang ada. Yang penting untuk diamati
pada jalur ini adalah adanya lahan yang agak tinggi di sekitar
perumahan Darmo Permai dibanding dengan lahan sebelum dan
sesudahnya. Lahan tersebut adalah ujung lajur antiklin Kendeng
bagian selatan sebelum menukik masuk ke laut (selat Madura) untuk
selanjutnya muncul lagi berupa antiklin Pulau Madura.

Daerah sekitar Sidoarjo merupakan bentuk lahan fluvio-marine


(delta), ditandai dengan adanya daerah-daerah yang menjorok ke
laut dan mendapat pengaruh dari sungai.

Tugas
Pada jalur ini perhatikan pola dan bentuk penggunaan lahan yang
ada. Perhatikan pola-pola lahannya, catat dan potret seperti apa
bentuknya. Tentukan penggunaan lahan apa yang ada di lokasi ini.

8. Jalur Gempol – Tongas Perhatikan bentukan lahan dan tata guna


lahan yang ada. Pada kanan-kiri jalan yang tampak adalah dataran.
Dataran di lokasi ini mendapat pengaruh dari penimbunan bahan
aluvial dan marin. Sehingga, pada daerah ini terdapat bentuk lahan
fluvio-marine dan marine (pada tepi-tepi pantai).

Pada jalur ini perhatikan pola dan bentuk penggunaan lahan yang
ada. Perhatikan pola-pola lahannya, catat dan potret seperti apa
bentuknya. Tentukan penggunaan lahan apa yang ada di lokasi ini.

Tugas
1. Apa perbedaan bentuk lahan di jalur Manyar-Surabaya, Surabaya-
Gempol dan Gempol-Tongas?
2. Perhatikan satu bentukan lahan di kiri jalan sekitar jalan raya
Ngopak (jalur Gempol-Tongas). Di lokasi ini terdapat bentukan
lahan yang berbeda dengan yang lain, yaitu berupa perbukitan
dengan bahan penyusun berupa batuan gunungapi. Menurut
saudara bagaimana bentuk lahan tersebut dapat terbentuk?
3. Bagaimana kondisi vegetasi di daerah tambak di 3 jalur tersebut
dan perbedaan tinggi pematangnya?

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
25

4. Bagaimana cara membedakan penggunaan lahan tambak udang,


tambak bandeng dan tambak garam.

9. Jalur Tongas – Sukapura – Cemoro Lawang Jalur merupakan


kipas volkan yang berasal dari Bromo, dengan bahan induk lahar,
tuf, breksi gunungapi, dan runtuhan batuan gunungapi. Penggunaan
lahan di sepanjang jalur ini umumnya adalah sawah dan tegalan.

10.Cemoro Lawang

a. Kondisi umum
Secara umum wilayah ini merupakan lereng atas komplek
Pegunungan Tengger. jalur ini merupakan dataran volkanik.
Bahan induk tanah berasal dari bahan jatuhan (piroklastika) abu
dan pasir volkanik Gunung Bromo. Tanah yang terbentuk bersifat
andik, tetapi tampaknya belum dapat dimasukkan ke dalam ordo
Andisol.
Penggunaan lahan yang utama adalah tegal dan pemukiman,
sebagian berupa semak-belukar. Komoditas pertanian yang
diusahakan umumnya adalah sayuran: kentang, kobis, bawang
putih, bawang prey, dll.

b.Tugas
Stop XI: Cemoro Lawang (volkanik dinding kaldera)
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahannya, kemudian
jawab beberapa pertanyaan berikut.
- Amati kondisi landform, dan catat berbagai parameter yang
diperlukan untuk identifikasi landform, seperti batuan, lereng,
batuan di permukaan dan torehan, dll seperti yang terdapat
dalam tabel daftar isian.
- Cocokkan dengan hasil interpretasi Saudara, baik batas
maupun nama landform yang Saudara dapatkan sebelumnya.
- Amati macam vegetasi dan penggunaan lahan, catatlah
sebagai bahan untuk mempelajari karakteristik foto udara
untuk vegetasi dan tipe penggunaan lahan tersebut
- Amati sistem konservasi tanah yang ada (yang khas), apakah
yang terjadi di masa mendatang jika hal tersebut terus
dipertahankan?
- Buat minipit dan amati perkembangan tanahnya secara
sepintas, catat secara ringkas untuk bahan perbandingan
dengan lokasi yang lain.

1.10Hari III: Senin, Tanggal 16 Mei 2011

11.Kaldera Tengger (Gunung Bromo, Kali Vulkan dan Gunung


Batok)

a. Kondisi umum

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
26

Secara umum Gunung Bromo merupakan kerucut anakan di


Komplek Pegunungan Tengger. Di sekitar kerucut Gunung Bromo
terdapat beberapa kerucut lain, seperti Gunung Batok di sebelah
utara dan Gunung Kursi dan Widodaren di sebelah selatan. Selain
Gunung Batok, setiap kerucut tersebut memiliki kepundan sendiri,
tetapi yang masih aktif hanya kepundan Gunung Bromo. Di sekitar
kerucut tersebut terdapat Kaldera Tengger yang sering disebut
dengan “segoro wedi” atau lautan pasir. Di sebelah tenggara
dijumpai Kaldera Sukapura yang merupakan kaldera yang lebih
tua. Bahan induk tanah berasal dari bahan jatuhan abu dan pasir
volkanik.

b.Tugas
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahannya, kemudian
jawab beberapa pertanyaan berikut.
Stop XII: Kaldera Tengger (volkanik)
- Silakan lakukan pengamatan landform sebentar (batuan, relief,
lereng dan tingkat penorehan) dan vegetasi yang hidup di
lereng Gunung Bromo (daerah sekitar kaki volkan).
- perhatikan dengan seksama stratifikasi batuan, torehan dan
vegetasinya, apakah ada perbedaan dengan yang ada di
dinding kepundan ?
- Perhatikan lapisan keras pada permukaan batuan, apakah yang
dapat Saudara simpulkan?
- Perhatikan pula sekeliling anda yang masih dalam landform
lereng Gunung Bromo, apakah ada perbedaan padanya ?
(batuan, lereng, torehan, vegetasi, dll).
- Karena situasi yang kurang memungkinkan, diskusi mendalam
kita laksanakan di kaki Gunung Batok
- Amati batuan, lereng, torehan dll seperti yang tercantum dalam
form daftar isian untuk identifikasi landform untuk setiap satuan
landform yang ada di wilayah ini. Kemudian simpulkan nama
landformnya.
- Coba perhatikan perbedaan Gunung Bromo dengan Gunung
Batok, dari segi batuan, relief, lereng, tingkat torehan dan
vegetasi yang tumbuh.
- Dari minipit atau melihat singkapan tebing yang ada, coba
perhatikan tingkat perkembangan tanahnya.
- Bandingkan pula vegetasi yang tumbuh di lereng Gunung
Bromo dengan Gunung Batok!
- Perhatikan pula adanya kipas volkanik kecil di kaki Gunung
Batok ini, coba diskusikan bagaimana proses pembentukan
landform ini
- Sambil berjalan menuju bus, berhenti sebentar di laut pasir dan
coba buka sebuah lubang/minipit, amati pelapisannya (jumlah
dan ketebalan lapisannya)
- Sepintas amati perbedaan landform mikro laut pasir yang dekat
dengan lereng Gunung Bromo dan Batok dengan yang agak jaut
(mendekati dinding kaldera), apanya yang berbeda ?
- Amati vegetasi yang tumbuh pada laut pasir ini.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
27

- Kaldera Tengger dikelilingi oleh tebing yang curam, mengapa


hal ini bisa terjadi?
- Batuan di dinding curam ini terlihat berlapis-lapis, berikan
ilustrasi mengenai hal ini.
- Amati vegetasi yang tumbuh pada dinding ini
Pada setiap stop, amati vegetasi / penggunaan lahan yang ada
untuk interpretasi ulang di foto udara.

12.Jalur Cemorolawang - Tempeh


a. Kondisi umum
Jalur ini dapat dibedakan menjadi empat segmen, yaitu: 1)
Kaldera Sukapura (lereng atas volkanik), 2) Kipas volkanik Peg.
Tengger, dan 3) dataran alluvial.
- Segmen 1: Kaldera Sukapura (Cemorolawang -
Sukapura) merupakan kaldera Sukapura berada di lereng atas
Kompleks Pegunungan Tengger. Penggunaan lahannya
umumnya berupa sayuran di bagian atas dan jagung di bagian
bawah (mulai sekitar Kecamatan Sukapura)
- Segmen 2: Lumbang merupakan daerah kipas volkanik
Pegunungan Tengger, mulai beberapa kilometer setelah
Kecamatan Sukapura atau ujung Kaldera Sukapura sampai
menjelang Kecamatan Lumbang. Penggunaan lahannya
umumnya berupa kebun campuran dengan persentase vegetasi
tahunan yang cukup tinggi
- Segmen 3: Ranuyoso merupakan dataran volkanik Gunung
Lamongan Jalur perjalanan mulai dari Probolinggo ke Ranuyoso
naik dengan perlahan. Landformnya berubah dari dataran
alluvial menuju ke dataran volkanik Gunung Lamongan. Di
sebelah kiri Saudara akan melihat Gunung Lamongan yang
tidak begitu tinggi dan di sebelah kanan adalah kompleks
Pegunungan Tengger. Penggunaan lahan juga mengalami
perubahan dari persawahan menjadi kebun campuran dengan
tanaman nangka, durian, kelapa dan pisang mendominasi
vegetasi yang ada di wilayah Kecamatan Ranuyoso ini.
- Segmen 4: Tempeh merupakan dataran volkanik sebagai
akibat adanya aktivitas volkanik dari komplek Pengunungan
Tengger di sebelah barat lautnya.

b.Tugas
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahannya, kemudian
jawab beberapa pertanyaan berikut.

Segmen 1
- Amati variasi relief dan lereng pada lansekap di hadapan
Saudara. Coba diskusikan mengapa lansekap seperti ini bisa
terbentuk.
- Amati dan catat bentuk lembah yang terbentuk, mengapa
bentuknya seperti itu? coba diskusikan

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
28

- Amati secara sepintas tanah yang terbentuk, bandingkan


dengan yang ada di kaldera Tengger
- Catat macam vegetasi yang dibudidayakan pada daerah ini

Stop XIII: Lumbang (Kipas Volkanik Pegunungan Tengger)


Segmen 2
- Amati batuan dan kedalam tanah yang ada
- Coba perhatikan macam batuannya, bagaimanakah hamparan
batuan tersebut bisa terbentuk. Coba diskusikan
- Catat macam vegetasi yang dibudidayakan pada daerah ini

Stop XIV: Ranuyoso (Dataran antar Vulkan)  lakukan


pengamatan dari kendaraan
Segmen 3
- Perhatikan bentuk lahan yang ada: dataran volkanik ini
merupakan dataran antar pegunungan. Sebelah utara Gunung
Lamongan dan sebelah selatan Pegunungan Tengger
- Jika mungkin lakukan pemboran untuk mengetahui pelapisan
tanahnya (dan tingkat perkembangan tanahnya)
- Bandingkan dengan yang ada di Kecamatan Lumbang
(Probolinggo) sebelumnya, mengapa demikian? Diskusikan!
- Perhatikan adanya perbukitan perisolir pada jalur yang telah
dilewati dan yang akan dilewati kemudian
- Amati vegetasi dan penggunaan lahan di lokasi tersebut, catat
dan plot pada peta/foto udara. Perhatikan karakteristik foto
udara untuk tipe penggunaan lahan tersebut.

Stop XV: Tempeh (Dataran Volkanik)  lakukan pengamatan


dari kendaraan
Segmen 4
- Jika mungkin lakukan pemboran untuk mengetahui pelapisan
tanahnya (dan tingkat perkembangan tanahnya)
- Bandingkan dengan yang ada di Kecamatan Ranuyoso
sebelumnya, mengapa demikian? Diskusikan!
- Perhatikan adanya perbukitan perisolir pada jalur yang telah
dilewati dan yang akan dilewati kemudian
- Amati vegetasi dan penggunaan lahan di lokasi tersebut, catat
dan plot pada peta/foto udara. Perhatikan karakteristik foto
udara untuk tipe penggunaan lahan tersebut.

Informasi Umum pada Jalur ini


a. Landform
- Amati perubahan landform mulai dari lereng atas (segmen 1)
sampai dataran volkanik (segmen 4). Catat perbedaan pada
setiap landform tersebut (catat pada tabel daftar isian).

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
29

- Pada beberapa potongan jalan (road cut) dijumpai pelapisan


batuan yang bervariasi. Buat kesimpulan dari ciri-ciri pelapisan
tersebut.
- Cek hasil interpretasi Saudara, apakah ada perbedaan?, kalau
ada perbedaan rubahlah hasil interpretasi Saudara, baik isi
maupun batasnya.

b. Vegetasi/Penggunaan lahan
- Amati, dimana mulai terjadi perubahan penggunaan lahan /
vegetasi pada jalur ini mulai segmen 1 sampai segmen 4.
Berikan kesimpulan Saudara.
- Perhatikan, apakah perubahan pola penggunaan lahan /
vegetasi mengikuti landformnya, tinggi tempat atau kelas
lerengnya?
- Catat pada daftar isian sebagai bahan kajian pada foto udara.

11.Jalur Tempeh - Pantai Watu Pecak

a. Kondisi umum
Secara umum jalur ini terdiri atas tiga segmen, yaitu: 1)
dataran volkanik, 2) dataran alluvial dan 3) Pesisir pasir.
- Segmen 1: Dataran volkanik Gunung Lamongan, sampai
perbatasan Kecamatan Klakah dengan Kedungjajang. Relief
berombak - bergelombang pada beberapa tempat dijumpai
kerucut anakan. Penggunaan lahannya umumnya berupa kebun
campuran, dengan vegetasi tahunan berupa kepala, pisang,
nangka, rambutan, dll dan vegetasi musiman jagung dan ketela
pohon.
- Segmen 2: Dataran Alluvial, mulai batas Kecamatan Klakah
dan Kedungjajang - Lumajang - Tempeh - Pasirian, sampai dekat
wilayah pantai. Medan lahar dijumpai mulai Kecamatan Tempeh.
Penggunaan lahan yang utama adalah padi sawah
- Segmen 3: Pesisir Pasir, hanya sekitar 1 - 2 km menjelang
pantai Watu Pecak. Penggunaan lahannya berupa hutan,
semak belukar dan tanpa vegetasi.

b.Tugas
Perhatikan kondisi landform dan penggunaan lahan selama
perjalanan, kemudian jawab beberapa pertanyaan berikut.
- Perhatikan dataran alluvial mulai Kecamatan Sukodono sampai
Kecamatan Tempeh. Apakah ada perbedaan dengan dataran
alluvial di Probolinggo?, kalau ada dimana letak
perbedaannya ?.
- Selanjutnya, perhatikan kondisi dataran medan lahar mulai
Kecamatan Tempeh. Dimanakah letak perbedaan dengan
dataran alluvial sebelumnya?, mengapa demikian ?.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
30

Stop (sasaran) XVI: Pantai Watu Pecak


- Menurut penuturan tetua wilayah ini, pada sekitar 35 tahun
yang lalu yang menjadi batas pantai adalah batas hutan
dengan pesisir pasir yang ada sekarang. Pantai yang sekarang
sudah sekitar 500 m dari batas waktu itu.
- Buat pengamatan minipit di wilayah hutan, dan ulangi lagi di
wilayah pesisir pasir, bandingkan bahan induk tanahnya.
Amati tekstur dan kedalaman tanahnya
- Pada pesisir pasir, perhatikan adanya cekungan (swale) yang
kadang berisi air, dan punggungan (ridge). Jika perkembangan
pantai terus berlangsung, maka pada suatu saat pantai ini
barangkali akan mirip dengan Parangtritis Yogyakarta. Coba
diskusikan
- Melihat kondisinya secara sepintas, pantai ini sebenarnya
cukup indah (dan luas), tetapi mengapa kurang
dikembangkan/berkembang menjadi kawasan wisata pantai
yang memadai ? Coba diskusikan

13.Jalur Watu Pecak - Pronojiwo

a. Kondisi umum
Secara umum jalur ini dapat dibagi menjadi empat segmen, 1)
Watu Pecak - pasirian, 2) Pasirian - G. Tunggangan, 3) G.
Tunggangan, dan 4) G, Tunggangan - Pronojiwo
- Segmen 1: Berupa dataran alluvial (A13), yang umumnya
digunakan sebagai lahan sawah atau pemukiman
- Segmen 2: berupa medan lahar sub-resen (V3), umumnya
digunakan untuk lahan sawah, hutan jati, semak belukar dan
pemukiman
- Segmen 3: adalah pegunungan angkatan (V32) umumnya
berupa lahan hutan
- Segmen 4: adalah jalur medan lahar resen dan sub-resen (V3)
digunakan untuk hutan pinus, semak belukar, dan sawah

b.Tugas
Segmen 1
- Perhatikan dataran yang Saudara lewati, catat: batuan, relief
dan lerengnya. Pada kondisi umum dijelaskan bahwa segmen
ini merupakan dataran alluvial (bahan volkanik) apakah benar ?
- Menurut Saudara, lebih tepat dataran alluvial ataukah dataran
volkanik? Coba diskusikan
Stop XVII: Dataran Alluvial Selok Awar-awar (Kecamatan
Tempeh)
- Lakukan pemboran untuk mengetahui pelapisan tanah
- Dengan melihat pelapsian tanahnya, betulkan dataran ini
dataran alluvial, apakah bukan dataran volkanik ? diskusikan!

Segmen 2

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
31

- Perhatikan landform dataran yang Saudara lewati, catat


:batuan, relief dan lerengnya. Pada kondisi umum dijelaskan
bahwa segmen ini merupakan aliran lahar subresen, apakah
benar?
- Perhatikan persentase batuan yang tinggi di permukaan tanah,
khususnya pada lahan hutan, sedang pada lahan pertanian
umumnya hanya sedikit. Mengapa demikian ? coba diskusikan
Segmen 3
- Catat informasi yang diperlukan : batuan, relief dan lereng,
coba klsifikasikan landformnya
- Pada saat berhenti sejenak (sekitar 10 menit) di pos pandang,
perhatikan dataran luas di sebelah tenggara. Lahan tersebut
adalah medan lahar Gunung Semeru yang keluar melalui
“outlet” Sungai Curah Kobokan . Perhatikan ciri-ciri yang
membedakan dengan dataran alluvial

Segmen 4
Stop XVIII: Gladakperak
- Perhatikan perbukitan di sebelah selatan, catat informasi yang
diperlukan untuk identifikasi landform, dan coba klasifikasikan
- Perhatikan perbukitan disebelah utara, catat informasi yang
diperlukan untuk identifikasi landform, dan coba klasifikasikan
- Apakah ada perbedaan perbukitan di sebelah utara dan
selatan ?
- Jika masih belum terlalu sore, kita berhenti sebentar di dekat
padang lahar Gunung Semeru, melihat dari jaluh kondisi
padang lahar yang telah berusia 20 tahun.
Pada setiap segmen, cona amati tataguna lahan dan vegetasinya
sebagai bahan kajian interpretasi pada foto udara

14. Jalur Tambahan


Jika masih belum terlalu sore/malam, sempatkan Saudara melihat
pemandangan di kanan dan kiri kendaraan. Perhatikan pula setiap
perbukitan sungai yang kita lewati, catat karakteristiknya secara
kasar untuk bahan diskusi di kampus

Inilah akhir dari kegiatan fieldtrip, semoga berkesan


dan menambah wawasan kita. Sampai jumpa di Ujian
Presentasi Fieldtrip dan Ujian Akhir Praktikum Analisis

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
32

Lansekap Terpadu, Sistem Informasi Sumberdaya


Lahan dan Tanah-tanah Utama Pertanian di Indonesia

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
33

IV. TATA TERTIB

1. Peserta sudah harus hadir 30 menit sebelum acara


pemberangkatan, untuk menerima pengarahan dan memeriksa
kesiapan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Selama mengikuti field trip pakaian bebas rapi, disarankan
memakai jaket almamater.
3. Pemberangkatan hanya ditunda selama lima menit jika masih ada
peserta yang belum datang, selebihnya rombongan akan segera
diberangkatkan.
4. Mengingat perjalanan yang jauh pada hari pertama dan banyaknya
obyek yang harus dikunjungi, untuk menghemat waktu maka
sarapan pagi dilakukan secara bersama di dalam kendaraan.
5. Selama perjalanan, peserta diwajibkan mencatat berbagai obyek
yang telah digariskan dalam uraian tugas, sesuai dengan mata
kuliah yang diambil/diikutinya.
6. Pengamatan yang dilakukan di setiap sasaran (pemberhentian)
dilakukan secara bersama-sama (secara serentak) bagi tiga materi
yang diamati: Geomorfologi, Kondisi Lahan, dan Tanah. Pembagian
kelompok pengamatan seperti yang telah diberikan sebelumnya.
7. Peserta diharap Tidak membuat gaduh di lokasi kunjungan, yang
dapat menimbulkan penilaian yang kurang baik.
8. Setiap peserta diwajibkan memenuhi waktu yang telah ditentukan.
9. Peserta yang tidak berada di tempat pada saat pemberangkatan,
hanya ditunggu selama lima menit, selebihnya akan ditinggal.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
34

V. LAPORAN DAN EVALUASI


1. Setiap hasil diskusi hendaknya dicatat untuk melengkapi laporan.
2. Laporan dibuat per kelompok, materi, yang dibahas adalah semua
obyek yang telah digariskan dalam uraian tugas.
3. Setiap aktivitas di lapangan (termasuk diskusi pada saat pertemuan)
akan direkam oleh pembimbing, yang akan dimasukkan sebagai
unsur penilaian.
4. Keseriusan dalam membuat laporan merupakan salah satu unsur
penilaian.
5. Khusus untuk maka kuliah Analisis Lansekap Terpadu, materi
kunjungan lapangan akan menjadi salah satu soal yang akan
dikeluarkan dalam ujian akhir semester (UAS).
6. Format Laporan akan disampaikan berikutnya.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
35

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
36

Tabel 2. Daftar Landform yang terdapat di Kabupaten Malang, Jawa


Timur

LAND SYSTEM LUAS


NO DESKRIPSI TANAH
KODE NAMA Km 2
I. SISTEM ALLUVIAL
1. A22 ACG Dataran banjir pada sungai terjalin Tropofluvent, 3
Tropaquept,
Eutropept
2. A231 BKN Dataran banjir pada sungai kecil di Tropaquent, 30
antara perbukitan Tropofluvent,
Eutropept
II. SISTEM
PEGUNUNGAN
3. M56 BBG Punggung gunung tak beraturan di Dystropept, 260
atas volkanik basa / sedang Humitropept,
Tropohumult
III. SISTEM VOLKANIK
4. V12 MNU Kaldera pegunungan yang sangat Dystrandept, 91
curam di atas volkanik basa/sedang Dystropept,
Troporthent
5. V32 TGM Gunungberapi strato muda Dystrandept, 675
basa/sedang Humitropept,
Hydrandept
6. V424 TLU Lereng lahar yang tertoreh dan agak Dystrandept, 85
curam Tropudult,
Eutropept
7. V522 BRI Dataran berbukit kecil yang sangat Ustropept, 14
tertoreh pada aliran lava basa/ Haplustult,
sedang di daerah kering Haplustalf
8. V523 BTK Aliran lava basa/sedang yang agak Dystropept 450
tertoreh Eutropept
Tropudalf
9. V524 BMS Punggung bukit sangat curam di atas Dystropept, 60
volkanik basa Tropudult,
Troporthent
10. V527 MLG Bukit yang agak curam di atas Paleustalf, 42
volkanik basa Haplustult
11. V75 ABG Dataran volkanik yang datar sampai Ustropept, 719
berombak pada daerah kering Tropaquept,
Chromustert
12. V831 BOM Dataran volkanik basa yang berombak Ustropept, 163
yang berombak sampai bergelombang Haplustalf
pada daerah kering
13. V832 SMD Dataran volkanik basa yang Tropudalf, 106
berombak sampai bergelombang Tropudult
14. V88 PAN Dataran berbukit kecil pada Tropudult, 95
batuanvolkanik basa/sedang Tropudalf
15. V972 TBA Kerucut atau sumbat volkanik yang Troporthent, 4
amat curam di atas batuan volkanik Tropudult
asam
IV. SISTEM KARST
16. K112 DML Plato bergelombang yang terangkat Paleustalf, 249
terangkat miring di atas tufa pada Ustropept
daerah kering

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
37

LAND SYSTEM LUAS


NO DESKRIPSI TANAH
KODE NAMA Km 2
17. K121 DKN Plato yang terangkat miring dan Ustropept, 60
tertoreh sedang di atas batu gamping Haplustalf

18. K122 MNA Dataran bergelombang dengan Rendoll, 245


bukit-bukit karst kecil berbentuk Tropudalf,
kerucut Eutropept
19. K123 SBJ Plato yang terangkat miring dan Ustropept, 65
tertoreh sedang di atas batu gamping Haplustalf,
pada daerah kering Chromustert
20. K13 SGK Plato batu gamping yang terangkat Rendoll, 116
miring dan sangat tertoreh Tropudalf,
Eutropept
21. K32 NPA Teras karstik berbukit kecil yang Calciustoll, 9
muncul terangkat miring pada daerah Ustorthent,
kering Haplustalf
22. K332 LMU Plato yang terangkat miring dengan Calciustoll, 47
bukit bukit karst berbentuk kerucut Haplustalf,
pada daerah kering Ustropept

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
38

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
39

Tabel 3. Daftar Land System yang terdapat di Kabupaten Jombang,


Jawa Timur

LAND SYSTEM LUAS


NO KODE NAMA DESKRIPSI TANAH Km 2
I. DATARAN ALLUVIAL
1. MKS Makasar Dataran gabungan endapan Tropaquen 3.685
muara dan endapan sungai pada t,
daerah kering (P11) Fluvaquen
t,
Ustropept
2. KLR Klaru Dataran banjir bergambut yang Fluvaquen 21
tergenang permanen (A43) t,
Tropaquen
t,
Tropohemi
st
II KIPAS DAN LAHAR
3. KNJ Kuranji Kipas alluvial volkanik yang Dystropep 330
melereng sedang pada daerah t,
dataran tinggi (A27) Dystrande
pt,
Tropaquep
t
III. LEMBAH ALLUVIAL
4. NGR Nangger Dataran banjir pada sungai kecil Tropaquep 272
di antara perbukitan pada daerah t,
kering (A23) Ustifluvent
,
Ustropept
IV. DATARAN
5. ABG Asembagus Dataran volkanik yang datar Ustropept, 8.660
sampai berombak pada daerah Tropaquep
kering (V57) t,
Chromuste
rt
6. BDG Buludowan Dataran sedimen bertufa yang Haplustult, 730
g berombak pada daerah kering Dystropep
(P02) t,
Cromuster
t
7. LDH Lidah Dataran berbukit kecil di atas Paleustalf, 1.031
napal, batu gamping dan batu Pellustert,
pasir pada daerah kering (P08) Calciustoll
8. BTK Barong Aliran lava basa/sedang yang Dystropep 3.082
Tongkok agak tertoreh (V52) t
Eutropept
Tropudalf
V. PERBUKITAN
9. BRU Beru Punggung bukit karstik yang Calciustoll, 210
sangat curam di atas batu Ustropept
gamping pada daerah kering

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
40

LAND SYSTEM LUAS


NO KODE NAMA DESKRIPSI TANAH
Km 2
(H56)
VI PEGUNUNGAN
10. TGM Tanggamus Gunungberapi strato muda Dystrande 3.724
basa/sedang (V32) pt,
Humitrope
ptHydrand
ept
Sumber: RePPProT, 1987.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
41

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
42

Tabel 4. Daftar Land System yang terdapat di Kabupaten Lamongan,


Jawa Timur

LAND SYSTEM LUAS


NO KODE NAMA DESKRIPSI TANAH Km 2
I. DATARAN ALLUVIAL
1. MKS Makasar Dataran gabungan endapan muara Tropaquent 3.68
dan endapan sungai pada daerah , 5
kering (P11) Fluvaquent
, Ustropept
2. KLR Klaru Dataran banjir bergambut yang Fluvaquent 21
tergenang permanen (A43) ,
Tropaquent
,
Tropohemis
t
II. LEMBAH ALLUVIAL
3. NGR Nangger Dataran banjir pada sungai kecil di Tropaquept 272
antara perbukitan pada daerah ,
kering (A23) Ustifluvent,
Ustropept
III. TERAS
4. APA Ampal Teras-teras sungai yang rendah, Tropaquept 48
lebar dan datar (A25) ,
Dystropept,
Eutropept
5. AAR Awarawar Teras berkarang yang Ustorthent, 2.78
bergelombang, muncul terangkat Calciustoll, 7
agak miring pada daerah kering Ustropept
(K11)
IV. DATARAN
6. SNA Sumengka Dataran sedimen campuran yang Paleustult, 1.34
berombak pada daerah kering Haplustult, 5
(P02) Haplustox
7. OMB Ombo Dataran berombak di atas napal Ustropept, 177
dan batugamping pada daerah Haplustalf
kering (P02)
8. BDG Buludowan Dataran sedimen bertufa yang Haplustult, 730
g berombak pada daerah kering Dystropept,
(P02) Cromustert
9. TLA Tela Plato bergelombang yang Tropudalf, 34
terangkat miring di atas tufa (K11) Eutropept,
Tropudalf
10. LAR Larangan Punggung bukit kecil yang linier di Paleustult, 915
atas batuan sedimen campuran Haplustalf,
pada daerah kering (PO8) Dystropept
11. SKL Sikali Dataran berbukit kecil di atas Ustropept, 88
batuan sedimen campuran pada Paleustult
daerah kering (PO8) Haplustalf
12. LDH Lidah Dataran berbukit kecil di atas Paleustalf, 1.03
napal, batu gamping dan batu pasir Pellustert, 1
pada daerah kering (P08) Calciustoll

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
43

LAND SYSTEM LUAS


NO KODE NAMA DESKRIPSI TANAH
Km 2
V. PERBUKITAN
13. BUT Butuk Bukit curam di atas napal dengan Ustropept, 225
singkapan-singkapan batuan pada Haplustalf,
daerah kering (H22) Paleustalf
14. BRU Beru Punggung bukit karstik yang sangat Calciustoll, 210
curam di atas batu gamping pada Ustropept
daerah kering (H56)
Sumber: RePPProT, 1987.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
44

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
45

Tabel 5. Daftar Land System yang terdapat di Kabupaten Gresik,


Jawa Timur

LAND SYSTEM LUAS


NO KODE NAMA DESKRIPSI TANAH Km 2
I. RAWA PASANG SURUT
1. KJP Kajapah Rawa antar pasang surut (B61) Hydraque 578
nt,
Sulfaquent
II. DATARAN ALLUVIAL
2. MKS Makasar Dataran gabungan endapan Tropaquen 3.685
muara dan endapan sungai pada t,
daerah kering (P11) Fluvaquen
t,
Ustropept
III. TERAS
3. AAR Awarawar Teras berkarang yang Ustorthent 2.787
bergelombang, muncul terangkat ,
agak miring pada daerah kering Calciustoll,
(K11) Ustropept
4. NPA Nusa Penida Teras karstik berbukit kecil yang Calciustoll, 338
muncul terangkat miring pada Ustorthent
daerah kering (K32) ,
Haplustalf
IV. DATARAN
5. SNA Sumengka Dataran sedimen campuran yang Paleustult, 1.345
berombak pada daerah kering Haplustult,
(P02) Haplustox
6. BDG Buludowang Dataran sedimen bertufa yang Haplustult, 730
berombak pada daerah kering Dystropep
(P02) t,
Cromuster
t
7. SKL Sikali Dataran berbukit kecil di atas Ustropept, 88
batuan sedimen campuran pada Paleustult
daerah kering (PO8) Haplustalf
8. LDH Lidah Dataran berbukit kecil di atas Paleustalf, 1.031
napal, batu gamping dan batu Pellustert,
pasir pada daerah kering (P08) Calciustoll
Sumber: RePPProT, 1987.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
46

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
47

Tabel 6. Daftar Land System yang terdapat di Kabupaten Pasuruan,


Jawa Timur

LAND SYSTEM
LUAS
NO KODE NAMA DESKRIPSI TANAH
Km 2
I. RAWA PASANG SURUT
1. KJP Kajapah Rawa antar pasang surut (B61) Hydraquen 578
t,
Sulfaquent
II. DATARAN ALLUVIAL
2. MKS Makasar Dataran gabungan endapan Tropaquent 3.685
muara dan endapan sungai ,
pada daerah kering (P11) Fluvaquent
, Ustropept
III. KIPAS DAN LAHAR
3. GGK Grogak Kipas alluvial volkanik yang Ustropept, 251
melereng sedang pada daerah Haplustalf
kering (A27)
IV. DATARAN
4. ABG Asembagus Dataran volkanik yang datar Ustropept, 8.660
sampai berombak pada daerah Tropaquept
kering (V57) ,
Chromuste
rt
5. WTE Watampone Dataran sedimen bertufa yang Tropudult, 5
berombak (P02) Dystropept,
Haplorthox
6. BOM Bombong Dataran volkanik basa yang Ustropept, 869
berombak sampai Haplustalf
bergelombang pada daerah
kering (V83)
7. BTK Barong Aliran lava basa/sedang yang Dystropept 3.082
Tongkok agak tertoreh (V52) Eutropept
Tropudalf
V. PERBUKITAN
8. GSM Gunung Bukit yang agak curam di atas Eutropept, 14
Samang volkanik basa (V52) Tropudult
VI. PEGUNUNGAN
9. TGM Tanggamus Gunungberapi strato muda Dystrandep 3.724
basa/sedang (V32) t,
Humitrope
pt,
Hydrandep
t
10. MNU Maninjau Kaldera pegunungan yang Dystrandep 933
sangat curam di atas volkanik t,
basa/sedang (V12) Dystropept,
Troporthent
Sumber: RePPProT, 1987.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
48

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
49

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
50

Tabel 7. Daftar Land System yang terdapat di Kabupaten


Probolinggo, Jawa Timur

LAND SYSTEM LUAS


NO DESKRIPSI TANAH
KODE NAMA Km 2
I. RAWA PASANG
SURUT
1. KJP Kajapah Rawa antar pasang surut (B61) Hydraquent 578
, Sulfaquent
II. KIPAS DAN LAHAR
2. GGK Grogak Kipas alluvial volkanik yang Ustropept, 251
melereng sedang pada daerah Haplustalf
kering (A27)
3. BTN Bratan Kipas alluvial volkanik yang Vitrandept, 21
melereng sedang pada daerah Troporthent
dataran tinggi (A27)
III. DATARAN
4. ABG Asembagu Dataran volkanik yang datar Ustropept, 8.66
s sampai berombak pada daerah Tropaquept, 0
kering (V57) Chromuster
t
5. SMD Sungai Dataran volkanik basa yang Tropudalf, 1.11
Medang berombak sampai bergelombang Tropudult 8
(V83)
6. BOM Bombong Dataran volkanik basa yang Ustropept, 869
berombak sampai bergelombang Haplustalf
pada daerah kering (V83)
7. BTK Barong Aliran lava basa/sedang yang agak Dystropept 3.08
Tongkok tertoreh (V52) Eutropept 2
Tropudalf
8. BRI Bontosapiri Dataran berbukit kecil yang sangat Ustropept, 1.09
tertoreh pada aliran lava basa/ Haplustult, 9
sedang di daerah kering (V52) Haplustalf
IV. PERBUKITAN
9. BMS Bukit Punggung bukit sangat curam di Dystropept, 749
Masung atas volkanik basa (V52) Tropudult,
Troporthent
10. LTG Lantang Punggung bukit sangat curam di Dystropept, 51
atas volkanik basa pada daerah Paleustult,
kering (V52) Haplustult
V. PEGUNUNGAN
11. TGM Tanggamus Gunungberapi strato muda Dystrandept 3.72
basa/sedang (V32) , 4
Humitropep
t,
Hydrandept
12. MNU Maninjau Kaldera pegunungan yang sangat Dystrandept 933
curam di atas volkanik ,

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
51

LAND SYSTEM LUAS


NO DESKRIPSI TANAH
KODE NAMA Km 2
basa/sedang (V12) Dystropept,
Troporthent
13. GBR Gunung Kerucut abu gunung berapi di atas Vitrandept, 15
Batur volkanik basa/sedang pada daerah Troporthent
dataran tinggi (V54)
Sumber: RePPProT, 1987.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
52

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
53

Tabel 8. Daftar Landform yang terdapat di Kabupaten Lumajang, Jawa


Timur

LAND SYSTEM LUAS


NO DESKRIPSI TANAH
KODE NAMA Km 2
I. SISTEM MARIN
1. B821 PTG Beting pantai dan cekungan antar Tropopsam 36
beting pantai ment,Tropa
quent
2. B822 UPG Beting pantai dan cekungan antara Ustipsamm 145
beting pantai pada daerah kering en,
Tropaquent
II. SISTEM ALLUVIAL
3. A22 ACG Dataran banjir pada sungai terjalin Tropofluven 20
t,
Tropaquept,
Eutropept
4. A231 BKN Dataran banjir pada sungai kecil Tropaquent, 305
di antara perbukitan Tropofluven
t, Eutropept
III. SISTEM DATARAN
5. P1111 KHY Dataran gabungan endapan muara Tropaquent, 161
dan endapan sungai Flufaquent,
Tropohemist
6. P75 SSN Dataran volkanik yang datar Eutropept, 681
sampai berombak Tropaquept
IV. SISTEM
PEGUNUNGAN
7. M56 BBG Punggung gunung tak beraturan di Dystropept, 2.58
atas volkanik basa / sedang Humitropep 0
t,
Tropohumul
t
V. SISTEM VOLKANIK
8. V12 MNU Kaldera pegunungan yang sangat Dystrandep 933
curam di atas volkanik t,
basa/sedang Dystropept,
Troporthent
9. V32 TGM Gunungberapi strato muda Dystrandep 3.72
basa/sedang t, 4
Humitropep
t,
Hydrandept
10. V424 TLU Lereng lahar yang tertoreh dan Dystrandep 1.51
agak curam t, Tropudult, 6
Eutropept
11. V523 BTK Aliran lava basa/sedang yang agak Dystropept 3.08
tertoreh Eutropept 2
Tropudalf

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
54

LAND SYSTEM LUAS


NO DESKRIPSI TANAH
KODE NAMA Km 2
12. V524 BMS Punggung bukit sangat curam di Dystropept, 749
atas volkanik basa Tropudult,
Troporthent
13. V75 ABG Dataran volkanik yang datar Ustropept, 8.66
sampai berombak pada daerah Tropaquept, 0
kering Chromuster
t
14. V832 SMD Dataran volkanik basa yang Tropudalf, 1.11
berombak sampai bergelombang Tropudult 8

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
55

Form Pengamatan Kondisi Lahan

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
56

Form Pengamatan Kondisi Lahan (lanjutan)

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
57

Form Pengamatan Kondisi Lahan (lanjutan)

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
58

Form Pengamatan Kondisi Lahan (lanjutan)

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
59

Form Deskripsi Tanah Depan

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
60

Form Deskripsi Tanah Belakang

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
61

Lampiran : Format Penulisan Deskripsi Tanah

Pedon : ________________________________________ Rezim suhu Isohipertermik


Rezim
Seri Banyuwuluh, Humic Psammentic Dystrudepts, isohipertermik; berlempung Udik
kelembaban
Kode Profil : T17 Epipeson Umbrik
Lokasi : Klabengan Lor, Desa Banyuwuluh, Kecamatan Wringin Endopedon Kambik
Koordinat : 806864 mE; 9135178mN Ordo Inceptisol
Klasifikasi : Humic Psammentic Dystrudepts Sub Ordo Udepts
Vegetasi : Tembakau Grup Dystrudepts
Bahan Induk : Abu vulkan dan kerikil andesit
Fisiografi : Lereng atas perbukitan vulkan
Relief : Bergunung Humic Psammentic
Sub Grup
Elevasi : 736 mdpl Dystrudepts
Lereng : 42%
Arah lereng : Barat daya; teras; lereng atas
Erosi : lembar; berat
Drainase : terhambat; permeabilitas lambat
Air Tanah : dalam
Batuan : agak berbatu

Dideskripsikan di lapangan oleh ESN_STR, 1 September 2010


Gambar Penampang Horison Deskripsi
10YR 3/3, coklat gelap; baur-ombak;
lempung liat berpasir, modifier gravel
cukup banyak; Gpl. Membulat, halus,
A (0-16) sedang; gembur, agak lekat, agak
plastis; pori halus banyak, sedang
banyak, kasar biasa; akar halus sedikit,
sedang tidak ada, kasar tidak ada.
10YR 3/3, coklat gelap; baur-ombak;
lempung berpasir, modifier gravel
cukup banyak; Gpl. Membulat, halus,
Bw (16-44) sedang; gembur, agak lekat, agak
plastis; pori halus banyak, sedang biasa,
kasarCr biasa; akar halus sedikit, sedang
tidak ada, kasar tidak ada.

10YR 4/4,coklat gelap kekuning-


kuningan; lempung; Gpl. Membulat,
halus, sedang; teguh, agak lekat, agak
BC (44-60) plastis; pori halus sedikit, sedang tidak
ada, kasar tidak ada; akar halus sedikit,
sedang tidak ada, kasar tidak ada.

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
62

Lampiran : Format Kosong Penulisan Deskripsi Tanah

Pedon : ________________________________________

Seri Rezim suhu


_________________________________________________________________________________________ Rezim
Kode Profil : _____________________ kelembaban
Lokasi : Epipeson
Koordinat : Foto lahan Endopedon
Klasifikasi : Ordo
Vegetasi : Sub Ordo
Bahan Induk : Grup
Fisiografi : Sub Grup
Relief :
Elevasi :
Lereng :
Arah lereng :
Erosi :
Drainase :
Air Tanah :
Batuan :

Dideskripsikan di lapangan oleh ............................,


Tgl : .......................................
Gambar Penampang Horison Deskripsi

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU


29 April 2011
63

Buku Pedoman Lapangan : Fieldtrip ALANT – SISDL - TTU

Anda mungkin juga menyukai