SKRIPSI
Oleh
Parjun Mohi
451 414019
PERSEMBABAN
Kedua orangtua ku Bapak ( Ismail Mohi ) dan Ibuku ( Rusna Ali ) Tercinta yang tak
pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, serta adik adikku Pianti
Mohi, Sriyana Mohi, Rahmat Mohi serta ponakan ponakanku Nurfadilah Monoarfa
dan Abdurahman Monoarfa yang senantiasa memberi dukungan, perjuangan, motivasi
dan pengorbanan dalam hidup ini. Terima kasih buat kalian semua. Tak lupa jua
ucapan terima kasih kepada Yolanda Gani yang selalu mensuport dan membantuku
dalam menyusun skripsi ini serta Sahabat seperjuanganku yang selalu memberi
semangat dan dukungan serta canda tawa yang sangat mengesankan selama masa
perkuliahan, susah senang dirasakan bersama . Terima kasih buat kalian semua.
ALMAMATERKU TERCINTA
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmad dan Ridhonya sehingga
penyelesaian skripsi ini, tetapi dengan ada niat, doa ketekunan, dan keuletan dari
Alhadulillah semuanya berjalan dengan baik. Lebih dari itu penulis menyadari
bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari dan partisipasi dari
berbagai pihak.
terhingga kepada ayahandaku ISMAIL MOHI dan ibundaku RUSNA ALI atas
segala doa, kesejukan jiwa dan semangat serta ketabahan dalam mendidik, juga
kepada kedua kakak ku dan terimakasih atas doa, semangat, dan bantuanya selama
ini.
M.Si dan Ibu Eng Sri Maryati, S.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun
skripsi ini.
Sunarty Eraku, M.Pd., Dr. Sci. Yayu Indriati Arifin. M.Si dan Muhamad Kasim.
S,T, MT yang sedia menguji dan memberikan krtik dan saran, demi
kesempurnaan skripsi
1. Bapak Prof. Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd, selaku rektor Universitas
Negeri Gorontalo
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahludin Baruadi, M.Pd, selaku Wakil Rektor I
4. Bapak Dr. Fence M. Wantu, SH. MH, selaku Wakil Rektor III
6. Prof. Dr. Hj. Evi Hulukati, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pendidikan
8. Dr. Hj. Sunarty S. Eraku, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan ibu Dr. Eng. Sri
penyelesaian studi.
11. Dr. Hj. Sunarty S. Eraku, M.Pd selaku Pembimbing PPL I dan PPL II.
12. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gorontalo serta staf dewan guru dan staf
tata usaha yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingannya pada
kegiatan PPL II, terutama Bapak Manyur, S.Pd selaku guru pamong
13. Buat keluarga ku yang tercinta yang telah memberikan doa, semangat,
Puji Lestari T.M, Lilan Mbade, Mbak Lifa, Rahmad Hasan, Rovilna
Parjun Mohi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
terkandung di dalam bumi. Salah satu sektor yang menyumbang devisa negara
yang dominan adalah sektor pertambangan. Sektor ini menyumbang 36% dari
merupakan negara yang memiliki potensi pertambangan yang sangat baik dan
melimpah, dengan keberadaan sumber daya alam yang melimpah ini pengeloaan
adalah suatu usaha pertambangan bahan galian dari semua golongan a,b,c seperti
yang dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 yang dilakukan oleh rakyat setempat secara
kecil-kecilan atau gotong royong dengan alat alat sederhana untuk pencarian
sejahtera, keamanan yang terjamin, dan kehidupan sosial yang lebih baik.
dimekarkan pada tahun 2008 yang terdiri dari 7 Desa dengan luas wilayah 375,64
(Km2) salah satunya Desa Hulawa yang memiliki potensi emas yang di kelola
oleh belanda sekitar tahun 1930 berbagai kesengsaraan yang di alami oleh
masyarakat baik dari segi sosial ekonomi dan ketertindasan, sehingga rakyat
berinisiatif untuk merebut tambang tersebut dari pihak belanda sekitar tahun
1950an, dan sampai saat ini tambang tersebut sedang dikelola oleh masyarakat
bagi masyarakat pohuwato terlebih husus bagi masyarak yang berada di Desa
Hulawa hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan kehidupan masyarakat dari
menyediakan tenaga kerja. Hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dan
2006). Desa Hulawa merupakan salah satu Desa yang memiliki potensi
hampir seluruh masyarakat Desa Hulawa bekerja sebagai penambang dan bukan
tersebut tetapi ada juga masyarakat-masyarakat di luar dari Desa hula yang
Jika dilihat dari rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini
1.4.1 Peneliti
khususnya untuk pertambangan emas rakyat yang ada di Desa Hulawa Kecamatan
KAJIAN PUSTAKA
Wilayah Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disebut WPR adalah bagian dari
Wilayah Pertambangan (WPR) yaitu wilayah yang memiliki potensi mineral dan
emas dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan
keterbatasan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta keterlibatan pihak lain
yang bertindak sebagai pemodal. Salah satu usaha yang dilakukan oleh
masyarakat untuk keluar dari kemiskinan dan memperoleh pendapatan yang layak
adalah dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada, diantaranya adalah
bahan galian (bahan tambang) dan mudah dijual dan memiliki nilai jual yang
cukup tinggi, salah satunya adalah penambangan emas dan bahan galian lainnya
seperti batu bara dan timah. Menurut Elfindri (2004), faktor-faktor penyebab
pembangunan, kuatnya arus investasi antar tempat dan ruang serta bervariasinya
laju pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan arus mobilisasi orang dan jasa
menjadi semakin deras selanjutnya lapangan pekerjaan disuatu sisi tersedia seiring
dengan semakin besarnya derived demand terhadap tenaga kerja menurut keahlian
dan spesifikasi bidang tertentu. Disisi lain, pencari kerja yang baru serta yang
tersebut telah pula menghasilkan jenis lapangan kerja yang semakin beragam dan
2) Adanya Pemodal
oleh rakyat yang sudah mengarah kepada kegiatan Pertambangan Tanpa Izin
rakyat adalah berasal dari keluarga miskin dan berpendidikan rendah. Para
penambang ini sering kali menjadi korban atau sapi perahan dari penyandang
dengan cara menjual hasil tambangnya kepada pemodal tersebut dengan harga
(orangorang) yang ada di sekitar, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan
Sementara itu, istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani “oikos” yang artinya
rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur. Jadi secara harfiah ekonomi
berarti cara mengatur rumah tangga. Seiring dengan perkembangan dan perubahan
yang terjadi di masyarakat, pengertian dan konteks dari istilah ekonomi menjadi
lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia memenuhi
suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada
posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan
seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh sipembawa status.
Kondisi sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang
keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Kondisi sosial ekonomi
ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain
dalam hubungannya dengan sumber daya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah posisi individu dan
kelompok yang berkenaan dengan ukuran rata-rata yang berlaku umum tentang
sosial ekonomi itu sendiri dengan kebiasaan hidup sehari-hari individu atau
kelompok.
ekonomi suatu masyarakat dapat ditentukan secara lebih jelas dan pasti. Menurut
Nasution (2004: 25) kondis sosial ekonomi seseorang dapat dilihat atau dinilai
beberapa indikator yang terdiri dari pendapatan dari pekerjaan utama, pendapatan
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dalam menentukan beberapa aspek
kondisi sosial ekonomi, dalam penelitian ini peneliti hanya akan memfokuskan
pada beberapa aspek dari kondisi sosial ekonomi yang nantinya akan digunakan
a. formal
1. Pendidikan Dasar
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP)
2. Pendidikan Menengah
b. Non formal
negaranya.
Jenis dan isi pendidikan non formal pada dasarnya bergantung pada kebutuhan
1. Pendidikan Keaksaraan
2. Pendidikan Vokasional
3. Pendidikan Kader
yang sedang atau bakal memangku jabatan kepemimpinan atau pengelola dari
maupun sosial budaya. Jenis pendidikan ini diharapkan hadir tokoh atau kader
masyarakat.
lebih sadar terhadap sesuatu hal. Lingkup geraknya bisa sangat luas dari soal
2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau
yang dibayar.
bebas.
bukan usaha rumah tangga atasdasar balas jasa dengan menerima upah
atau imbalan baikberupa uang maupun barang, dan baik dengan system
terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik
berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian
maupun borongan.
2.4.3. Pendapatan
adalah seluruh penerimaan baik berupa barang maupun uang baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atau harga
yang berlaku saat itu”. Uang atau barang tidak langsung kita terima sebagai
pendapatan tanpa kita melakukan suatu pekerjaan baik itu berupa jasa ataupun
Pendapatan dapat diartikan sebagai hasil yang diterima seseorang karena orang itu
anggota keluarga dari bekerja baik dari pekerjaan pokok maupun pekerajaan
sampingan berupa uang atau barang yang dapat di nilai dengan uang.
1) Pendapatan pokok
2014).
2) Pendapatan sampingan
tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya: orang yang mempunyai mobil
akan merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya dari pada orang yang
Pengertian tempat tinggal dalam hal ini adalah rumah, menurut undang-
Permukiman, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga. Kemudian pengertian lain dari rumah
jika rumah atau tempat tinggal adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
Menurut Turner (Jenie, 2001: 45), mendefinisikan tiga fungsi utama yang
1. Rumah Sederhana
keterbatasan dalam perencanaan ruangnya. Ciri ciri utama dari jenis rumah
ini adalah luas bangunannya yang kurang dari 36 meter persegi dan luas
2. Rumah Menengah
Rumah menengah merupakan rumah bertipe sedang. Pada tipe ini, cukup
dari jenis rumah ini adalah luas bangunannya yang kurang dari 36-120
meter persegi danluas tanah yang menyatu dengan rumah kurang dari 90-
3. Rumah Mewah
pada rumah tipe ini lebih kompleks karena kebutuhan ruang yang dapat
yang kurang dari 120 meter persegi dan luas tanah yang menyatu dengan
a) Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa,
b) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu.
permanen.
c) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada
Kriteria di atas menjadi salah satu kriteria bahwa kondisi sosial ekonomi
masyarakat dapat dipandang dari jenis tempat tinggal yang dimiliki oleh
seseorang. Semakin baik kondisi rumah yang ditempati maka semakin baik pula
kondisi yang diakui oleh masyarakat, hal ini menjadikan rumah salah satu simbol
2.4.6. Kesejahteraan
dinding, status kepemilikan rumah, dan jenis lantai. Dari 4 item tersebut
a) Permanen
b) Semi Permanen
c) Non Permanen
(bambu/papan/daun), lantainya dari tanah dan atapnya dari daun-daunan atau atap
untuk memasak, sumber air bersih, sumber air minum, cara memperoleh air
bersih/air minum, fasilitas air minum, MCK, dan jarak dari rumah ke MCK. Skor
8. Sumber air minum : sumur, depot air minum, air minum kemasan (Aqua)
sosial yaitu suatu bentuk proses sosial yang dilakukan oleh masyarakat
Dijelaskan lebih lanjut oleh Elly M Setiadi dan Usman Kolip bahwa :
yang dibahas merupakan hal yang sangat penting untuk dijadikan sebagai data
pendukung seperti penelitian yang dilakukan oleh Kustiana Ayu (2016) dengan
Makroman”. Tujuan penelitian ini adalah menemukan kondisi riil sosial ekonomi
negatif karena adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pertambangan
yang berimplikasi negatif terhadap produksi padi. Persamaan dari penelitian ini
dan penelitian sebelumnya yaitu fokus pada penelitian Kondisi sosial ekonomi
Sumber Data
Primer Sekunder
1. Data jumlalah
Kondisi Sosial Kondisi Ekononi
Penduduk.
1.Tingkat 1. Jenis
Pendidikan Pekerjaan
2. Pendapatan
2. Keadaan Pekerjaan
Tempat Tinggal Utama dan
3. Kesejahteraan Sampingan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Hasil
METODOLOGI PENELITIAN
Pohuwato” Maka variabel dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi
Jenis
Pekerjaan Jenis Pekerjaan Kuisioner
Kepemilikan
kekayaan Aset yang dimiliki Kuisioner
Kondisi Tempat Keadaan Tempat
2 Sosial Tinggal Tinggal Kuisioner
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir Kuisioner
Aktivitas
Sosial
Hubungan sosial Kuisioner
508 kk yang terdiri dari 6 dusun,Penentuan sampel dalam penelitian ini meliputi
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer
dalam penelitian ini meliputi pekerjaan, pendapatan, keadaan tempat tinggal dan
tingkat pendidikan dan aktivitas sosial. Data primer dalam penelitian ini di
adalah berupa angket. Angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang terkait
Jumlah
No Variabel Sub Variabel Indikator Poin Poin
Jenis
Pekerjaan Jenis Pekerjaan 7, 8, 9 3
Kepemilikan
kekayaan Aset yang dimiliki 8 1
Kondisi Tempat Keadaan Tempat
2 Sosial Tinggal Tinggal 1,2,3, 3
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir 1 1
Kesejahteraan Kesejahteraan 4, 5, 6, 7 4
Aktivitas
Sosial
Hubungan sosial 9, 10, 11 3
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data deskriptif kualitatif. Teknik analisis data deskriptif kualitatif yang diperoleh
Desain penelitian yang akan dilakukan peneliti tertera pada Gambar 3.1
Analisis
Kondisi Ekonomi meliputi :
Kondisi
1. Pekerjaanpokok dan
Ekonimi
pekerjaan sampingan Masyarakat
Penambang
Boalemo. Luas wilayah adalah 4.244,31 Km2 atau 34,75% dari luas wilayah
Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 98, 254 km2
terdiri dari 6 Dusun (Hele, Kapali, Butato, Poladingo, Popaya, Mekar Jaya),
dengan jarak dari kota Marisa sekitar ± 10 km dan dengan jumlah penduduk 1458
jiwa dan jumlah KK 508. Letak geografis Desa Hulawa Kecamatan Buntulia
Pohuwato Tahun 2018. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 06 Juli Tahun
2018 sampai tanggal 30 Juli Tahun 2018. Penelitian ini merupakan suatu survei
Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling yakni seluruh
ada di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato tahun 2018 dapat
100
0
Milik Sendiri Milik Keluarga Sewa/Kontrak
penambang yang ada di lokasi penelitian milik sendiri sebanyak (88 %) atau 75
b) Tingkat Pendidikan
yang ada di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato tahun 2018
50
Pendidikan Terakhir
penambang dalam penelitian ini adalah tidak sekolah (47%), atau 40 KK lulus SD
50
0
Permanen Semi Non
Permanen Permanen
Kategori Rumah
yang memiliki rumah permanen (94%) atau 80 KK dan semi permanen 6% atau 5
KK.
dapat kita lihat dari kepelikan fasilitas MCK berikut hasil penelitian di lapangan
100
Fasilitas MCK
masyarakat penambang yang ada di likoasi penelitian dapat di lihat pada Gambar
4.5.
Persentase (%)
100
50
0
PDAM Sumur Mata air Sumur Sungai
gali suntik
Sumber air
(53%), atau 45 KK sumur gali (29%), atau 25 KK sumur suntik (18%). Atau 15
KK .
f) Sarana persampahan
Persentase (%)
50
0
Bak Bak Dibunag Dibuang
sampah sampah di kebun di sungai
pribadi komunal
Sarana persampahan
oleh masyarakat penambang dalam penelitian ini yakni menggunkan bak sampah
Gambar 4.7.
100
Persentase (%)
50
0
Telfon HP HP dengan
rumah fasilitas
internet
Sarana Komunikasi
h) Bahan bakar
100
50
0
Gas Listrik Minyak Kayu
Tanah
Bahan Bakar
oleh masyarakat penambang yakni gas (62%) atau 53 KK minyak tanah (7.1%)
100
Penerangan
digunakan oleh masyarakat penambang dalam penelitian ini adalah listrik (82%)
50
0
Mobil Sepeda Bentor Sepeda
Motor
Milik Pribadi
milik pribadi yang digunakan oleh masyarakat penambang yakni mobil (4%) atau
3 KK sepeda motor (88%) atau 75 KK bentor (6%) atau 5 KK sepeda (2.4%) atau
2 KK.
100
50
0
Mobil Ojek Ojek
Mikrolet Motor Bentor
Angkutan Umum
penelitian ini yakni mobil (4%) atau 3 KK sepeda motor (88%) 75 KK ojek motor
yang berpendapatan pada sektor pertambangan dan sektor lain yang menjadi
Gambar berikut.
a) Pekerjaan Pokok
desa Hulaw ada dua variabel yang menjadi tolak ukur peneliti yaitu pokok dan
100
Persentase %
50
0
Pengemudi…
Buruh
Wiraswasta
Pedagang
Pertanian
Peternakan
Perikanan
Penambang
Pekerjaan Pokok
penelitian adalah penambang, karena yang menjadi objek dalam penelitian ini
b) Pekerjaan sampingan
100
Persentase %
50
Pekerjaan Sampingan
penambang dalam penelitian ini adalah petani (76%) atau 65 KK Pedagang (6%)
Persentase %
40
20
0
< Rp. Rp. Rp. > Rp.
1.500.000 1.500.000 2.500.000 3.500.000
- Rp. - Rp.
2.500.000 3.500.000
penambang dalam penelitian ini adalah Rp. < 1.500.000, (6%) atau 5 KK Rp.
1500.000- Rp. 2.500.000, (41%) atau 35 KK > Rp. 2.500.000- Rp. 3.500.000,
4.15.
60
Persentase %
40
20
0
< Rp. Rp. Rp. > Rp.
1.500.000 1.500.000 - 2.500.000 - 3.500.000
Rp. Rp.
2.500.000 3.500.000
Penambang
Gambar 4.14. Memperlihatkan pendapatan pekerjaan sampingan
masyarakat penambang dalam penelitian ini adalah < Rp. 1.500.000, (60%) atau
4.3 Pembahasan
Desa Hulawa memiliki 6 dusun dari masing masing dusun tersebut bisa di
katakan cukup sulit untuk menjangkaunya karna di pengaruhi oleh factor alam
yang memang desa Hulawa merupakan desa yang berada di ketinggian dan jauh
dari pekotaan akan tetapi dari segala kekurangan tersebut desa Hulawa merupakan
Desa yang kaya akan emas yang sampai saat ini masyarakat Desa Hulawa masi
atau 10 KK.
b) Tingkat Pendidikan
ada di Desa Hulawa lebih banyak yang tidak lulus SD yaitu 47% atau
40 KK, sedangkan yang lulus SD 29% atau 25 KK, lulus SMP 16%
atau 14 KK, lulus SMA 7.1% atau 6 KK. Hal ini terjadi karena
yang semi permanen hanya 6% atau 5 KK, dari hasil survei tersebut
d) Fasilitas MCK
f) Sarana Persampahan
bakar.
n) Pendapatan Pokok
memiliki pendapatan pokoak > Rp. 3.500.000 26% atau 22 KK. Hal ini
o) Pendapatan Sampingan
yaitu kurang dari Rp. 1.500.000 60% atau 51 KK, Rp. 1.500.000-
2.500.000 25% atau 21 KK, sedangkan yang memiliki penghasilan Rp
potensi SDA serta kondisi topografi yang dikaitkan dengan kondisi sosial
Kabupaten Boalemo. Luas wilayah adalah 4.244,31 Km2 atau 34,75% dari
1999 Mei 2003. Sejak tahun 2002 atau satu tahun sebelum terbentuk
Morowali, yakni pasal 7 dan 8 yang isinya untuk sementara waktu ibukota
secara damai, arif dan bijaksana. Berbagai upaya dilakukan oleh tokoh pemuda,
tahun 2008 yang terdiri dari 7 Desa dengan luas wilayah 375,64 (Km2) salah
satunya Desa Hulawa yang memiliki potensi emas yang di kelola oleh belanda
sekitar tahun 1930 berbagai kesengsaraan yang di alami oleh masyarakat baik dari
merebut tambang tersebut dari pihak belanda sekitar tahun 1950an, dan sampai
saat ini tambang tersebut sedang dikelola oleh masyarakat Pohuwato secara
pohuwato terlebih husus bagi masyarak yang berada di Desa Hulawa hal tersebut
dapat dilihat dari perkembangan kehidupan masyarakat dari segi sosial ekonomi
Gunung Pani berupa hutan lebat, bagian barat sebagian tertutup hutan,
emas, penambangan tersebut oleh masyarakat dilakukan dengan dua sistim, yaitu
tanam, semprot atau paretan dan penambangan pada aliran sungai dengan cara
mengalirkan aliran air melewati sluice box/paretan untuk menangkap emas yang
sebagai media untuk menangkap emas. Potensi emas yang terdapat di kawasan
masyarakat hal tersebut dapat kita lihat pada hasil penelitian bahwa pendapatan
geografi yang dilihat dari sudut pandang pendekatan konsep wilayah yang terkait
perkembangan wilayah, potensi SDA serta kondisi topografi dapat kita lihat pada
hasil penelitian ini bahwa perkembangan wilayah, kondisi topografi dan potensi
sumberdaya alam memiliki dampak fositif terhadap kondisi sosial ekonomi hal ini
dapat dilihat dari kehidupan sosial masyarakat penambang yang diperoleh sesuai
peneliti ditemukan kehidupan sosial seperti keadaan tempat tinggal yang masuk
kategori milik sendiri yang lebih banyak dibandingkan milik keluarga, dan jenis
rumah di tempati juga suda rata-rata permanen dan suda di fasilitasi dengan MCK
untuk penggunaan air bersih masyarakat yang ada di lokasi penelitian lebih
masyrakat lebih banyak menggunakan listrik PLN dan penggunaan bahan bakar
dengan alasan kompor gas simpel dan untuk gasnya masah terhitung mudah
ada di lokasi penelitian lebih banyak memiliki kenderaan roda dua (motor) adapun
masyarakat yang belum memiliki kenderaan pribadi mereka menggunakan
angkutan umum dengan jenis angkutan yang paling diminati masyarakat yaitu
ojek motor, untuk sarana komunikasi masyarakat sudah memiliki HP akan tetapi
lebih banyak yang menggunakan HP tanpa fasilitas internet hal ini menjadi
penambang yang terkait dengan jenis pekerjaan masyarakat yang ada di Desa
Hulawa notabennya beragam akan tetapi dalam penelitian ini hanya memfokuskan
pada masyarakat yang berstatus penambang sehingga dari 85 sampel untuk jenis
berbeda-beda ada yang bekerja sampingan sebagai ojek motor, ada yang berdagan
dan ada juga yang bekerja sebagai buruh bangunan yang dari setiap pendapatan
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
keadaan tempat tinggal, sanitasi lingkungan fasilitas MCK, sumber air bersih,
masyarakat ke strata yang lebih baik lagi. Kondisi ekonomi masyarakat yang
pokok dan pendapatan dari pekerjaan sampingan dari 85 KK yang menjadi sampel
kondisi ekonomi masyarakat yang berada di kawasan pertambangan emas hal ini
dapat dilihat dari hasil perbandingan antara pendapatan pekerjaan pokok dan
1. Saran yang dapat ditulis dalam penelitian ini adalah perlu adanya
lingkungan sekitar.
Aksara
Statistik.
Hasibuan, Melayu S.P, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Hasan, Said Hamid dkk. 2008. Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa.
Persada.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Sunardi, M. dan H.D. Evers. 2002. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta:
CV. Rajawali.