KABUPATEN SUMEDANG
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. I
RINGKASAN………………………………………………………………………………...1
II.PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 522
i
1
I. RINGKASAN
Kondisi sungai Citarum saat ini tidak baik dan cenderung semakin
memburuk. Hal ini yang mendorong Universitas Padjadjaran untuk melaksanakan
program mahasiswa yang berorientasi masyarakat terutama di sekitar desa yang
dekat dengan Citarum. Permasalahan yang kerap dijumpai misalnya masalah
pengelolaan sampah, konservasi air, sanitasi lingkungan, lahan kritis, dan mitigasi
bencana.
II.PENDAHULUAN
Program kuliah kerja nyata (KKN) adalah salah satu program Universitas
Padjadjaran sebagai salah satu implementasi Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu
pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat untuk membantu serta membimbing
masyarakat. Program KKN diharapkan dapat menjadi sarana untuk membantu
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuannya secara nyata dan handal
sehingga dapat memberikan nilai dan juga manfaat bagi masyarakat untuk
mengimplementasika Tri Dharma Perguruan tinggi.
Kuliah Kerja Nyata pada tahun ini mengangkat tema Citarum Harum.
Kuliah Kerja Nyata Tematik Citarum Harum mulai dilaksanakan pada 28 Oktober-
9 November 2019 di beberapa desa yang berada di Sumedang dan Bandung. Salah
satu desa tempat KKN di Desa Cimanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten
Sumedang. KKN mengangkat tema Citarum Harum karena Sungai Citarum adalah
kehidupan bagi penduduk Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sungai ini mengalirkan air
baku untuk kebutuhan domestik untuk sekitar 27 Juta penduduk. Sungai Citarum
juga sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar sawah serta pembangkit listrik
untuk Pulau Jawa dan Bali. Sepanjang bentangnya, terdapat tiga waduk di sungai
ini, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur.Sungai Citarum
terbentang sepanjang 297 km.
Mirisnya, status Sungai Citarum saat ini adalah tercemar berat. Tingginya
aktivitas domestik dan industri di pinggiran sungai menjadi penyebab utama
tercemarnya sungai ini. Pencemaran dan kerusakan Sungai Citarum meliputi
pencemaran industri, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah perikanan, dan
limbah domestik baik limbah cair domestikmaupun sampah domestik.
Permasalahan di DAS Citarum pada dasarnya diakibatkan oleh pertumbuhan
penduduk yang berakibat pada meningkatnya eksploitasi ruang dan sumber daya
air.
A. Sosio-Demografik Masyarakat
Untuk luasan wilayahnya, berdasarkan sumber data yang sama, pada tahun
2013 Desa Cimanggung memiliki luas wilayah sebesar 771,6 hektar. Untuk
penggunaan lahannya, wilayah Desa Cimanggung terbagi ke dalam beberapa
6
penggunaan seperti sebagai lahan pertanian, lahan kehutanan dan lahan pemukiman
serta penggunaan lainnya. Dari luas total wilayah Desa Cimanggung, sebagian
besar lahannya diperuntukan sebagai lahan kehutanan. Luas lahan kehutanan yang
didominasi wilayah bagian utara mencapai 43,64 persen atau 336,73 hektar.
Sementara lahan pertaniannya mencakup wilayah seluas 17,98 persen atau seluas
138,73 hektar. Lahan pertaniannya terbagi ke dalam dua jenis yaitu lahan
pesawahan dan lahan perkebunan atau ladang. Lahan pertanian yang berupa lahan
pesawahan memiliki luas 105,79 hektar sementara lahan pertanian bukan
pesawahan seluas 32,94 hektar. Pemukiman dan pekarangan di Desa Cimanggung
mencakup lahan seluas 17,25 hektar atau sebesar 2,23 persen. Sisanya sebesar 0,26
persen atau seluas 2 hektar dipergunakan untuk keperluan lainnya.
Tugas:
Tugas:
Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti melaksanakan
urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan
ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana
perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi,
perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
9. Kepala Dusun
Tugas:
E. Lahan Kritis
1. Kegiatan
Observasi & Wawancara
bahwa di Desa Cimanggung terdapat kurang lebih 50% lahan yang dimanfaatkan
lahan pertanian mengalami lahan kritis pada musim kemarau. Hal tersebut
disebabkan karena aliran air di Desa Cimanggung lebih banyak dialokasikan untuk
kebutuhan rumah tangga sehingga kebutuhan air untuk lahan pertanian tidak
tercukupi. Selain membahas masalah air, kami membahas juga mengenai erosi.
Menurut penuturan beliau, di Desa Cimanggung tidak pernah terjadi erosi.
Workshop
Skala
Uraian
1 2 3 4 5
Lahan Kritis &
Erosi
Kemiringan Lereng
Landai
Sedang
Curam
Tanaman
Tanaman Keras
Tanaman sayur
Tidak ada Tanaman
Cara Penanaman
Sejajar
Searah Lereng
13
Sebaran Lahan
Kritis
Sedikit
Sedikit tapi tersebar
Terhampar Luas
Cara Penanganan
Lahan Kritis
Teras sering
Guludan
Tanpa ada apa-apa
F. Konservasi Air
09 Jernih dan Tidak Berbau Air Tidak Pernah Kering Sumur Bor
10 Jernih dan Tidak Berbau Air Tidak Pernah Kering Sumur Bor
Kondisi sumber daya air di Desa Cimanggung memiliki kualitas air yang
mayoritas terbilang jernih dan tidak berbau. Hal ini dipengaruhi oleh sumber air
yang digunakan oleh setiap rumah warga Desa Cimanggung. Sementara itu,
kuantitas air pada Desa Cimanggung juga sangat baik karena wilayah ini tidak
pernah memiliki permasalahan kekeringan air yang mengkhawatirkan bagi para
warganya.
Sumber air yang digunakan oleh warga Desa Cimanggung pada umumnya
adalah dengan menggunakan sumur bor di setiap rumah. Kedalaman sumur
mencapai 9 – 10 meter ke bawah permukaan tanah sehingga jarang sekali
mengalami kekeringan air, meskipun saat musim kemarau tiba.
G. Sanitasi
1. Fakta-Fakta:
Survey serta mengikuti workshop tentang sanitasi dengan Kementrian
Kesehatan (Kemenkes) beserta tokoh-tokoh Desa Cimanggung
2. Mapping
16
H. Pengolahaan Sampah
1. Kegiatan
Survey dan Wawancara ke Masyarakat desa Cimanggung di dekat sungai
tanggal 29 Oktober 2019
Bedasarkan hasil diskusi dengan ibu Kokom Komariah (Ketua LPM Desa
Cimanggung) beliau menyampaikan bahwa TPS di Desa Cimanggung sudah lama
ada tetapi tetap saja masyarakat tidak menggunakan fasilitas tersebut dengan baik
sehingga fungsi TPA tersebut tidak berjalan dengan baik. Di desa Cimanggung ini
juga sudah dibentuk lembaga Eco Village. Lembaga ini dibentuk oleh LPM yang
bertujuan untuk membantu permasalahan sampah dengan pengelolaan sampah
untuk di daur ulang. Sampah yang dipisahkan menjadi sampah organik, sampah non
organik dan sampah residu. TPA di Desa Cimanggung berlokasi disebelah
Lapangan Voli Baskara Desa Cimanggung. Bu Kokom juga menyatakan bahwa
masih banyak masyarakat setempat yang pemikirannya masih belum berpikiran
maju. Berpikiran maju diartikan dengan fakta bahwa masyarakat setempat belum
18
I.Mitigasi Bencana
1. Kegiatan
Observasi & Wawancara
Workshop
a. Terdapat grup di aplikasi WhatsApp yang terdiri dari para stakeholder atau
pemangku kepentingan desa Cimanggung
b. Terdapat inisiatif pemerintah desa dan pemangku kepentingan yang lain untuk
melakukan penanaman kembali atau reboisasi di hutan sejak tahun 2009
c. Belum adanya organisasi atau lembaga yang bergerak dalam bidang mitigasi
bencana
d. Kurangnya sosialisasi mengenai mitigasi bencana sehingga pengetahuan warga
akan mitigasi bencana minim
e. Tidak adanya papan informasi tangguh bencana di desa Cimanggung
f. Simulasi bencana tidak pernah dilakukan kembali sejak tahun 1990-an
21
2. Mapping
Adanya penguatan kualitas layanan dan akses pendidikan formal maupun non formal; ✓
Adanya penguatan kualitas layanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua
masyarakat; ✓
Adanya penguatan infrastruktur khususnya bidang ekonomi, energi, kesehatan,
pendidikan, sanitasi, komunikasi dan informas X
Adanya penguatan sarana dan aksesibilitas transportasi X
Terbentuknya forum lintas desa dan kelurahan pada suatu kawasan yang
memiliki bahaya bencana yang sama dalam upaya pengelolaan risiko bencana, yang
meliputi:
Adanya penyelarasan hasil kajian risiko bencana antara desa atau kelurahan dalam suatu
kawasan X
Adanya penyelarasan rencana penanggulangan dan adaptasi bencana antar desa atau
kelurahan dalam suatu kawasan ✓
Adanya regulasi bersama antara desa atau kelurahan dalam suatu kawasan X
Adanya kegiatan simulasi bersama antara desa atau kelurahan dalam suatu kawasan X
Adanya kegiatan aksi pengelolaan risiko bencana bersama antara desa atau kelurahan
dalam suatu kawasan X
Adanya kerjasama dan koordinasi antara desa, kelurahan, dan multi pihak
dalam kawasan yang sama dalam upaya pengelolaan risiko bencana, yang meliputi:
adanya kegiatan advokasi hasil kajian risiko bencana maupun dampak perubahan iklim
desa atau kelurahan kepada multi pihak X
adanya komitmen pemangku kepentingan terkait dalam mendukung rencana
penanggulangan bencana desa atau kelurahan X
adanya keterlibatan multi pihak dalam kegiatan aksi pengelolaan risiko bencana dan
kegiatan simulasi desa atau kelurahan X
23
A. Lahan Kritis
1. Pengertian Lahan Kritis
Kedua definisi lahan kritis tersebut jelas menunjukkan sesuai mandat dari
masing-masing institusinya. Lahan kritis merupakan “bentuk” atau “keragaan”
(performance) sumber daya lahan yang mengalami kemunduran produktivitas
(degradasi) akibat proses kerusakan yang disebabkan oleh berbagai sumber
penyebab.
24
Lahan kritis dapat terjadi karena dua faktor yaitu alam dan non alam
(kegiatan manusia) sebagai berikut.
a. Faktor Alam
- Kekeringan
Lahan-lahan di wilayah kekeringan cenderung kritis karena tanah memiliki
kondisi kering dan kurang kadar air, sehingga tumbuhan sulit hidup dan
beradaptasi.
- Erosi Tanah
- Tergenang Air
Tanah yang tergenang air yang cukup lama dapat menyebabkan lahan kritis.
Hal itu disebabkan karena humus dan mineral tanah yang tergerus sehingga
menjadikan tanah tidak subur.
- Pembekuan Air
- Sampah Anorganik
B. Konservasi Air
1. Konservasi
2. Air
Sebagai salah satu sumber daya alam non-hayati (tidak hidup) adalah
sumber daya alam yang terdapat di atas permukaan bumi dan di bawah permukaan
bumi (Soewarno, 2000). Air mempunyai sifat-sifat tertentu yang khas seperti: air
selalu menempati atau mengisi ruang sesuai bentuk dan ukurannya, mempunyai
berat, permukaan air tenang selalu datar, selalu mengalir ke tempat yang lebih
rendah, dapat berubah bentuk (wujud) padat atau bentuk gas, dapat melarutkan
beberapa zat kimia lainnya, menekan ke segala arah, meresap/merembes melalui
celah kecil, selalu bening/tidak berwarna, tidak mempunyai rasa (netral) dan tidak
berbau. Air dapat menjadi wadah dan sebaliknya air dapat diwadahi oleh benda lain.
27
Oleh karena sifatnya demikian maka air dapat dibuat menjadi sarana pembantu
manusia, namun juga dapat menjadi sumber malapetaka dalam kehidupan manusia
(dapat menjadi kawan dan sebaliknya dapat menjadi lawan). Air merupakan salah
satu sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan mempunyai
daya regenerasi yang selalu berada dalam sirkulasinya dari suatu siklus yang
disebut siklus air/siklus hidrologi.
Erosi oleh air dan perilaku buruk masyarakat dalam membuang sampah
dapat menyebabkan kerusakan pada bantaran sungai. Kerusakan bantaran sungai
tersebut akan mempengaruhi ketersediaan sumber daya air. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan konservasi untuk menjaga kelestarian air sungai.
C. Pengelolaan Sampah
mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya (Aswar,
A. 1986: 56)
1. Dampak
Secara umum, dampak yang ditimbulkan oleh sampah dapat membawa efek
langsung dan tidak langsung. Efek langsung merupakan akibat yang disebabkan
karena kontak langsung dengan sampah tersebut. Misalnya sampah beracun,
sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, teratogenik dan lainnya.
Selain itu, ada pula sampah yang mengandung kuman patogen sehingga dapat
menimbulkan penyakit. Sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga selain
sampah industri (Slamet,S.1996: 154 -155). Dampak tidak langsung dapat
dirasakan oleh masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan
pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik,
dilanjutkan secara fakultatif dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis.
Dekomposisi anaerob akan menghasilkan cairan yang disebut leachate berserta gas.
Leachate atau lindi adalah cairan yangmengandung zat padat tersuspensi yang
sangat halus dan hasil penguraian mikroba.Tergantung dari kualitas sampah, maka
leachate bisa pula didapat mikroba patogen, logam berat dan zat yang berbahaya.
Mengalirnya lindi akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat, karena
tercemarnya air sungai, air tanah, tanah dan udara.
D. Sanitasi Lingkungan
1. Sanitasi Lingkungan
2. Lingkungan Pemukiman
E. Mitigasi Bencana
1. Pengertian Mitigasi Bencana
2. Jenis-Jenis Bencana
a. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu bencan alam yang paling merusak
pemukiman serta prasarana menusia diseluruh dunia setiap tahunya.Fenomena
tanah longsor ini juga diartika sebagai gerakan tanah atau jatuhan batu dan
semacamnya.Tanah longsor biasa diakibatkan karena adanya perubahan –
perubahan secara tiba – tiba ataupun perlahan – lahan / bertahap dalam komposisi,
struktur, daur hidrologi atau kondisi vegetasi disuatu lereng.
Tsunami merupakan sebuah kata yang diambil dari khasanah bahasa jepang
yang artinya kira kira “gelombang pasang”. Asal dari gelombang tsunami ini dari
dasar laut atau sarai daerah pantai yang memilii kegiatan seismic, kelongsoran
32
tanah ataupun letusan gunung api. Apapun penyebabnya yang jelas air laut
terdorong sehinggga meluap, pecah menyapu dataran dengan daya rusak luar biasa.
Letusan gunung api adalah suatu cerobong yang pangkalnya ada didalam
perut bumi dan ujungnya menyembul kepermukaan kerak bumi. Gunung api
merupakan gudang penyimpanan lelehan bebatuan yang dinamakan magma yang
sangat panas. Bencana terjadinya gunungapi mengakibatkan banyak berjatuhan
korban jiwa, sudah banyak lebih dari 300.000 orang tewas secara langsung maupun
tidak langsung.
d. Gempa Bumi
Diantara sekian banyak jenis bencana, gempa bumi termasuk yang paling
dahsyat, gempa bsa terjadi kapan saja sepanjang tahun, siang atau malam, dengan
dampak buruk yang terjadi secara mendadak dan hanya memberikan sedikit isyarat
bahaya.Gempa dapat menghancurkan bangunan hanya dalam waktu beberapa detik
saja, menewaskan atau melukai orang – orang yang berada didalamnya. Gempa
bumi tidak hanya mampu meluluh-lantahkan kota – kota samapi hamper tak tersisa,
namun juga bisa menggoyahkan kestabilan pemerintahan, perekonomian dan
struktur sosial suatu Negara.
33
e. Banjir
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan
diatas normal, bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya
aliran air di tempat lain atau waduk yang jebol.
b. Tahap Rehabilitas
c. Tahap Rekonstruksi
Badan ini akan merancang sendiri model mitigasi bencana seperti apa yang
akan di terapkan didaerah rawan bencananya sesuai dengan lingkup kerja badan
tersebut. Seperti contoh BPBD Kabupaten Karanganyar yang memiliki tanggung
jawab 17 kecamatan yang kesemuanya memiliki potensi bencana sesuai letak
georafis daerahnya. Berikut adalah kegiatan mitigasi bencana yang dilakukan oleh
BPBD Kabupaten Karanganyar:
bersifat interaktif untuk anak-anak kepada beberapa siswa. Tim mitigasi bencana
juga melakukan simulasi sederhana seperti melindungi kepala, berlindung di bawah
meja, menjauhi kaca, dan berkumpul di lapangan ketika gempa sedang terjadi.
Dengan adanya sumber daya manusia dan perangkat desa yang ada,
diharapkan solusi dan program yang telah kami laksanakan dapat meningkatkan
kesadaran warga desa, menimbulkan rasa gotong royong antar sesama, dan
memberikan pemahaman kepada warga desa untuk membuat rencana atau program
jangka pendek ataupun jangka panjang lainnya sebagai penyelesaian masalah
lingkungan yang dihadapi.
41
Pada KKN Tematik Citarum Harum Desa Cimanggung ini tujuan yang
ingin dicapai adalah:
A.Lahan Kritis
Kegitan II Workshop
B. Konservasi Air
mengingikan adanya sumur biopori di setiap rumah dan akhirnya dapat kami
realisasikan dalam kegiatan KKN Citarum Harum ini.
C. Sanitasi
Untuk workshop sendiri masih banyak dari berbagai pasukan ibu-ibu yang
masih diam, walaupun yang sudah hadir cukup banyak dan memuaskan, hanya 1
audience saja yang mendominasi suara, jadi yang lain seperti tidak kebagian untuk
menyuarakan.
Sesuai dengan selesai nya workshop, Tim sanitasi membulatkan tekad untuk
memberin penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat, dengan begitu tim sanitasi
kami memiliki ide untuk memberibedukasi terhadap siswa-siswa SD
Cimanggung1.
47
E. Pengolahaan Sampah
Gedung ksm ini merupakan tempat dimana lokasi Eco Village berada.
Kami melakukan kegiatan dengan mewawancarai ibu – ibu kader penanggung
jawab eco village, disini kami mulai memahami sepenuhnya tentang keadaan desa
Cimanggung khususnya di pengelolaan sampah. Kegiatan ini berjalan dengan
lancar.
F. Mitigasi Bencana
Kegiatan II Workshop
Dalam kegiatan workshop pertama dan kedua, tidak ada kendala yang besar.
Beberapa informasi penting mengenai dampak dari beberapa bencana serta titik-
titik bencana yang diketahui dan dirasakan oleh masyarakat dibahas oleh forum.
Namun, masyarakat yang datang belum mencakupi dari semua daerah di desa,
sehingga kemungkinan bencana yang disampaikan hanyalah bencana besar dan
bencana pada daerah tertentu saja. Terdapat kemungkinan masih ada bencana kecil
yang belum tersampaikan. Mengenai penyuluhan bencana dan penyampaian
informasi-informasi yang kami dapat dari Desa Cimanggung mengenai mitigasi
bencana kepada masyarakat desa berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang
baik.
VIII. ANGGARAN
1. Pemasukan
2. Pengeluaran
No Tanggal Jenis Barang Banyak Harga Jumlah Harga
-nya
1 28 Oktober 2019 Banner + Plakat Rp. 150.000 Rp. 150.000
2 26 Oktober 2019 Baju KKN 21 Rp. 50.000 Rp. 1.050.000
3 28 Oktober 2019 Sewa Rumah 12 Hari Rp. 300.000 Rp. 3.600.000
4 28 Oktober 2019 Makan 20 Rp.2.500 Rp. 50.000
5 29 Oktober 2019 Galon Isi Ulang 2 Rp. 4.000 Rp. 8.000
6 1 November 2019 Snack Workshop 1 30pax Rp. 5.000 Rp. 150.000
7 2 November 2019 Daging Ayam 2kg Rp. 35.000 Rp. 70.000
8 4 November 2019 Bibit Tanaman 2x Rp. 50.000 Rp. 100.000
9 4 November 2019 Beras 5kg Rp. 10.000 Rp. 50.000
10 4 November 2019 Galon Al-Masoem 1 Rp. 11.000 Rp. 11.000
11 5 November 2019 Galon Isi Ulang 2 Rp. 4.000 Rp. 8.000
12 5 November 2019 Galian Biopori 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
13 5 November 2019 Ram Nyamuk 1 Rp. 22.000 Rp. 22.000
14 4 November 2019 Snack Workshop 2 30pax Rp. 5.000 Rp. 150.000
50
DAFTAR PUSTAKA
(t.thn.). Karunianti, Arum. (2019, September 4). Lahan Kritis: Pengertian, Penyebab,
Data, dan Pencegahan. Diperoleh pada 7 November 2019 dari
https://foresteract.com/lahan-kritis/3/ .
(t.thn.). Muljadi, D., dan M. Soepraptohardjo. 1975. Masalah Data Luas dan Penyebaran
TanahTanah Kritis. Simposium Pencegahan dan Pemulihan Tanah Kritis dalam
Rangka Pengembangan Wilayah. Jakarta, 1975.
Pengertian Konservasi. (t.thn.). Diambil kembali dari Pengertian Menurut Para Ahli:
https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-konservasi/
Sallata, M. K. (t.thn.). Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air. Jurnal Balai
Penelitian Kehutanan Makassar, http://balithutmakassar.org/wp-
content/uploads/2014/11/7_Konservasi-Air-berdasarkan-SDA_Info-Teknis-
Eboni-Vol-12-No-1-2015.pdf.
LAMPIRAN
Gambar 14. Wawancara Warga Desa Gambar 15. Borang Five Bold Step
Cimanggung Canvas
Gambar 18.
56
Gambar 20. Borang Six Thinking Hat Gambar 21. Borang Pemetaan
Kemitraan Kolaborasi Pentaholix